5. a. Bea Ekspor (Export Duties)
Bea ekspor adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang diangkut menuju negara lain.
a. Bea Transito (Transit Duties)
Bea transito adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang melalui wilayah suatu negara
dengan tujuan negara lain.
a. Bea Impor (Import Duties)
Bea impor adalah pajak atau bea yang dikenakan
terhadap barang yang masuk dalam wilayah pabean
(custom area) suatu negara yang merupakan tujuan
akhir
7. a. Ad-Valorem Duties
Ini adalah bea pabean yang besarnya dinyatakan
dalam persentase dari nilai barang yang dikenai
bea tersebut.
b. Specific Duties
Ini adalah bea pabean yang besarnya dinyatakan
berdasarkan ukuran fisik barang.
c. Specific Ad-Valorem
Ini adalah bea pabean yang merupakan
kombinasi antara ad-valorem dengan specific
duties.
9. a. Single-Column Tariffs
Dalam sistem ini untuk setiap barang hanya mempunyai
satu macam tarif, yang dibagi atas :
(1) Autonomous Tariffs
Dalam sistem ini, besarnya tarif ditentukan sendiri oleh
suatu negara tanpa persetujuan negara lain.
(2) Conventional Tariffs
Dalam sistem ini, besarnya tarif ditentukan berdasarkan
perjanjian dengan negara lain.
b. Double Column Tariffs
Ini merupakan sistem dimana untuk setiap barang
mempunyai dua tarif, tarif minimum dan tarif maksimum.
c.. Triple-Column Tariffs (Preferential Tariffs)
Ini merupakan perluasan dari double-column tariffs
dengan menambah semacam tarif preference untuk
negara bekas jajahan.
11. a. Yang Secara Ekonomis Dapat Dipertanggung
Jawabkan
1) Untuk memperbaiki terms of trade (TOT).
2) Untuk melindungi industri yang baru tumbuh
(infant industry) terhadap persaingan industri
luar negeri yang lebih besar dan lebih maju.
3) Untuk menaikkan kesempatan kerja.
4) Untuk melaksanakan politik anti dumping.
5) Bagi negara yang hanya menghasilkan satu atau
beberapa macam barang, pendapatan yang
diperoleh dari tarif dapat digunakan untuk
memperbanyak jumlah serta jenis barang yang
dihasilkan (diversifikasi).
12. b. Yang Secara Ekonomis Tidak Dapat
Dipertanggung Jawabkan
1) Untuk mencegah larinya uang ke luar negeri (to
keep money at home).
2) Untuk melindungi para pekerja di negara yang
mempunyai tingkat upah yang relatif tinggi dari
persaingan dengan para pekerja dari negara yang
mempunyai tingkat upah yang lebih rendah.
3) Produsen dalam negeri mempunyai hak
terhadap pasar di dalam negeri (home market).
14. • Efek pengenaan tarif
P
D
S
P1
P3
P2
E
A
B
C
F
G H
0 Q2 Q3 Q1 Q4 Q5 Q
15. • Tanpa adanya perdagangan luar negeri, harga
dan jumlah barang di dalam negeri akan
berada pada ekuilibrium (keseimbangan),
dengan harga barang ekuilibrium sebesar 0P1
dan jumlah barang ekuilibrium sebesar 0Q1.
Apabila terjadi perdagangan luar negeri,
karena banyak barang impor masuk ke dalam
negeri, maka harga akan turun ke 0P2. Di
dalam negeri akan terjadi permintaan yang
lebih besar dari penawaran (defisit), yaitu
permintaan sebesar 0Q5 dan penawaran
sebesar 0Q2. Barang sejumlah Q2Q5 akan
diimpor dari luar negeri.
16. Apabila misalnya pemerintah mengenakan tarif, dalam
bentuk bea masuk, sebesar P2P3, maka harga akan naik ke
0P3. dampak pengenaan tarif ini adalah sebagai berikut :
Harga barang di dalam negeri naik dari 0P2 ke 0P3 (price
effect).
Jumlah barang yang diminta berkurang dari 0Q5 menjadi
0Q4 (consumption effect).
Produksi di dalam negeri naik dari 0Q2 menjadi 0Q3
(protective/import substitution effect).
Adanya pendapatan yang diterima dari pemerintah dari
tarif sebesar CFHG (revenue effect).
Adanya ekstra pendapatan yang dibayarkan oleh konsumen
di dalam negeri kepada produsen di dalam negeri sebesar
P3CAP2 (redistribution effect).
Pembebanan tarif menyebabkan kerugian neto masyarakat
(welfare losses) sebesar segitiga ACG ditambah HFG.