Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sifat-sifat gelombang cahaya seperti interferensi, polarisasi, dan difraksi. Diuraikan pula bagaimana cahaya dapat mengalami polarisasi melalui pemantulan, pembiasan ganda, serapan selektif, dan hamburan. Interferensi cahaya dapat terjadi ketika dua gelombang cahaya berinteraksi dan saling memperkuat atau memperlemah.
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang peluruhan alfa, termasuk definisi, mekanisme, energi yang dilepaskan, dan daya tembus partikel alfa. Ia juga menjelaskan teori Gamow tentang bagaimana partikel alfa dapat meloloskan diri dari inti dan memberikan contoh soal peluruhan alfa.
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Persamaan Schrodinger digunakan untuk menemukan fungsi gelombang partikel. Persamaan ini harus memenuhi tiga kriteria: konsisten dengan hukum kekekalan energi, konsisten dengan persamaan de Broglie, dan berharga tunggal. Untuk partikel bebas dalam satu dimensi, fungsi gelombang berbentuk sinusoidal yang bergantung pada momentum dan energi partikel. Dalam tiga dimensi, persamaan Schrodinger meliputi ketiga arah dimensi terse
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
1. Persamaan Snellius menyatakan bahwa rasio sinus sudut datang dan sinus sudut bias pada dua medium yang berbeda adalah konstan.
2. Persamaan ini dapat diturunkan dari prinsip Fermat yang menyatakan sinar cahaya akan memilih jalur waktu terpendek saat berpindah medium.
3. Persamaan Snellius berlaku untuk pemantulan dan pembiasan cahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang peluruhan alfa, termasuk definisi, mekanisme, energi yang dilepaskan, dan daya tembus partikel alfa. Ia juga menjelaskan teori Gamow tentang bagaimana partikel alfa dapat meloloskan diri dari inti dan memberikan contoh soal peluruhan alfa.
Makalah ini membahas osilator harmonik dan pembahasan mencakup definisi osilator harmonik, jenis osilator linier dan non linier, osilator harmonik sederhana, energi osilator harmonik sederhana, dan aplikasi osilator harmonik dalam kehidupan sehari-hari.
Persamaan Schrodinger digunakan untuk menemukan fungsi gelombang partikel. Persamaan ini harus memenuhi tiga kriteria: konsisten dengan hukum kekekalan energi, konsisten dengan persamaan de Broglie, dan berharga tunggal. Untuk partikel bebas dalam satu dimensi, fungsi gelombang berbentuk sinusoidal yang bergantung pada momentum dan energi partikel. Dalam tiga dimensi, persamaan Schrodinger meliputi ketiga arah dimensi terse
Eksperimen ini menguji efek fotolistrik dengan mengukur tegangan yang dihasilkan oleh sel foto saat diterangi cahaya berbeda warna dan intensitas. Hasilnya digunakan untuk menghitung energi kinetik fotoelektron, energi foton, fungsi kerja, dan frekuensi ambang untuk setiap warna cahaya. Eksperimen ini bermanfaat untuk mempelajari sifat kuantum cahaya dan konfirmasi teori Einstein tentang efek fotolistrik
Eksperimen hamburan Rutherford pada tahun 1910 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan model atom Thomson dan mendorong pengembangan model inti atom oleh Rutherford, di mana muatan dan massa atom terpusat pada inti kecil di pusat atom. Rumus hamburan Rutherford kemudian dikembangkan dan dibuktikan melalui percobaan selanjutnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang bunyi, termasuk ciri-cirinya, sifat dasar, kecepatan rambat, frekuensi, intensitas, dan aplikasinya dalam teknologi.
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
Efek Fotolistrik adalah suatu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh sebuah cahaya (foton) dengan frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang logam tersebut
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang fisika inti dan radioaktivitas. Secara singkat, dokumen tersebut membahas tentang partikel penyusun inti seperti proton dan neutron, konsep radioaktivitas dan peluruhan inti, reaksi inti seperti fisi dan fusi, serta manfaat radiasi dan radioisotop.
Teks tersebut membahas tentang usaha, energi, dan daya. Secara singkat, usaha adalah hasil perkalian gaya dan perpindahan, energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha, dan daya adalah laju perubahan energi terhadap waktu. Teks tersebut juga membedakan antara gaya konservatif dan non-konservatif berdasarkan ketergantungan usahanya terhadap lintasan.
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Detektor radiasi adalah alat yang peka terhadap radiasi untuk mendeteksi keberadaannya. Terdapat beberapa jenis detektor seperti detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan elektroskop yang bekerja berdasarkan interaksi radiasi dengan materi untuk menghasilkan sinyal seperti ion, cahaya, atau arus listrik. Detektor isian gas paling sering digunakan dan terdiri dari kamar ionisasi, proporsion
Teori Pita Energi menjelaskan tentang pembentukan tingkat-tingkat energi elektron pada atom, molekul, dan padatan. Ketika banyak atom bergabung membentuk padatan, tingkat valensi terluar setiap atom akan terpecah membentuk pita energi, sementara tingkat inti tidak terpecah. Pita energi ini dapat menentukan sifat konduktifitas suatu padatan, di mana konduktor memiliki pita valensi yang sebagian terisi dan beroverlap dengan p
Dokumen tersebut membahas tentang osilator harmonik dari perspektif mekanika klasik dan kuantum, termasuk persamaan gelombang Schrodinger untuk osilator harmonik dan penyelesaiannya menggunakan polinomial Hermite untuk memodelkan fungsi gelombangnya.
Eksperimen hamburan Rutherford pada tahun 1910 menunjukkan hasil yang bertentangan dengan model atom Thomson dan mendorong pengembangan model inti atom oleh Rutherford, di mana muatan dan massa atom terpusat pada inti kecil di pusat atom. Rumus hamburan Rutherford kemudian dikembangkan dan dibuktikan melalui percobaan selanjutnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang bunyi, termasuk ciri-cirinya, sifat dasar, kecepatan rambat, frekuensi, intensitas, dan aplikasinya dalam teknologi.
Dokumen ini menjelaskan Persamaan Schrodinger, yang merupakan persamaan penting untuk menjelaskan perilaku elektron. Persamaan ini dikembangkan dari konsep mekanika klasik dan mekanika kuantum, dan solusinya dapat menunjukkan sifat diskrit energi elektron. Pemisahan variabel digunakan untuk mendapatkan Persamaan Schrodinger bebas waktu.
Efek Fotolistrik adalah suatu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh sebuah cahaya (foton) dengan frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang logam tersebut
1 b 59_utut muhammad_laporan akhir mi (momen inersia)umammuhammad27
Laporan praktikum mendeskripsikan prosedur pengukuran momen inersia dari berbagai benda seperti bola, silinder, piringan, dan kerucut dengan mengukur massa, diameter, dan tinggi benda. Data pengukuran periode diri, periode benda, simpangan, dan periode piringan juga dilaporkan.
Dokumen tersebut membahas tentang fluida statis, sifat-sifatnya seperti tidak dapat melawan geser dan mempunyai kompresibilitas serta viskositas. Juga membahas tentang tekanan, tekanan hidrostatis, dan contoh soalnya. Selanjutnya membahas pula tentang hukum Pascal, bejana berhubungan, hukum Archimedes beserta contoh soalnya.
Dokumen tersebut membahas tentang fisika inti dan radioaktivitas. Secara singkat, dokumen tersebut membahas tentang partikel penyusun inti seperti proton dan neutron, konsep radioaktivitas dan peluruhan inti, reaksi inti seperti fisi dan fusi, serta manfaat radiasi dan radioisotop.
Teks tersebut membahas tentang usaha, energi, dan daya. Secara singkat, usaha adalah hasil perkalian gaya dan perpindahan, energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha, dan daya adalah laju perubahan energi terhadap waktu. Teks tersebut juga membedakan antara gaya konservatif dan non-konservatif berdasarkan ketergantungan usahanya terhadap lintasan.
Laporan praktikum lanjutan fisika inti spektroskopi sinar gammaMukhsinah PuDasya
Laporan praktikum fisika inti mengenai spektroskopi sinar gamma. Percobaan menggunakan detektor sintilasi untuk menganalisis spektrum energi sinar gamma dari cobalt, radium, dan campuran keduanya. Hasilnya menunjukkan energi sinar gamma masing-masing bahan.
Detektor radiasi adalah alat yang peka terhadap radiasi untuk mendeteksi keberadaannya. Terdapat beberapa jenis detektor seperti detektor isian gas, sintilasi, semikonduktor, dan elektroskop yang bekerja berdasarkan interaksi radiasi dengan materi untuk menghasilkan sinyal seperti ion, cahaya, atau arus listrik. Detektor isian gas paling sering digunakan dan terdiri dari kamar ionisasi, proporsion
Teori Pita Energi menjelaskan tentang pembentukan tingkat-tingkat energi elektron pada atom, molekul, dan padatan. Ketika banyak atom bergabung membentuk padatan, tingkat valensi terluar setiap atom akan terpecah membentuk pita energi, sementara tingkat inti tidak terpecah. Pita energi ini dapat menentukan sifat konduktifitas suatu padatan, di mana konduktor memiliki pita valensi yang sebagian terisi dan beroverlap dengan p
Dokumen tersebut membahas tentang osilator harmonik dari perspektif mekanika klasik dan kuantum, termasuk persamaan gelombang Schrodinger untuk osilator harmonik dan penyelesaiannya menggunakan polinomial Hermite untuk memodelkan fungsi gelombangnya.
Dokumen tersebut membahas tentang gelombang cahaya dan konsep-konsep terkaitnya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan hamburan. Secara khusus membahas tentang bagaimana interferensi cahaya dapat menghasilkan warna pada bulu burung merak, dan bagaimana difraksi terjadi ketika cahaya melewati celah tunggal atau kisi. Juga menjelaskan tentang polarisasi cahaya akibat pemantulan, pembiasan ganda,
Dokumen ini membahas tentang gelombang cahaya dan berbagai fenomena yang terkait dengan cahaya seperti interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya. Dijelaskan prinsip-prinsip dasar dan contoh soal untuk setiap topik.
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan beberapa sifatnya seperti dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi. Interferensi terjadi ketika dua gelombang bertemu dan membentuk pola terang dan gelap. Difraksi terjadi ketika cahaya melewati celah sempit atau kisi-kisi. Polarisasi terjadi ketika cahaya hanya dapat bergerak dalam satu arah tertentu.
Dokumen tersebut membahas tentang fenomena gelombang cahaya seperti dispersi cahaya, interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya. Dispersi cahaya dijelaskan menggunakan hukum Snellius, interferensi menggunakan celah ganda Young, lapisan tipis, dan cincin Newton, sedangkan difraksi menggunakan celah tunggal dan kisi. Polariasi cahaya dijelaskan menggunakan hukum Brewster dan hukum Malus.
Dokumen tersebut membahas tentang interferensi gelombang, yaitu kombinasi gelombang yang terpisah di medium yang sama dan menghasilkan gelombang baru. Terdapat interferensi konstruktif yang menguatkan dan interferensi destruktif yang melemahkan. Dokumen juga menjelaskan percobaan interferensi gelombang cahaya oleh Thomas Young, Fresnel, dan interferensi pada lapisan tipis serta cincin Newton.
Dokumen tersebut membahas tentang sejarah teori optika geometri dan sifat-sifat cahaya, meliputi:
1. Teori awal tentang cahaya dari Plato, Euclides, Aristoteles hingga Newton
2. Perkembangan teori gelombang cahaya oleh Young, Fresnel, Maxwell, Hertz.
3. Sifat-sifat cahaya sebagai gelombang elektromagnetik yang merambat dalam garis lurus dan memiliki kecepatan tetap dalam vakum.
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan sudut deviasi minimum prisma dengan variabel manipulasi sudut datang dan jenis prisma. Berdasarkan hasil percobaan dengan lima nilai sudut datang diperoleh nilai indeks medium dan sudut deviasi minimum prisma 45° dan 60°.
Dokumen tersebut membahas tentang sinar X dan sinar tampak. Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang sangat pendek yang ditemukan oleh Wilhelm Rontgen pada 1895. Sinar X memiliki kuasa penembusan yang tinggi dan digunakan dalam bidang kedokteran dan industri. Sedangkan sinar tampak memiliki frekuensi yang dapat dideteksi mata manusia dan bermanfaat untuk penglihatan serta aplikasi laser dalam berbag
Cahaya tampak adalah bagian dari spektrum elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia, yaitu panjang gelombang antara 380-780 nm. Cahaya tampak memiliki berbagai warna yang terbentuk dari campuran panjang gelombang yang berbeda, dan memiliki peran penting dalam kehidupan seperti fotosintesis tanaman.
Dokumen ini membahas tentang dispersi cahaya dan penggunaan prisma untuk menguraikan cahaya putih menjadi spektrum warna-warninya. Cahaya berbeda warna akan mengalami deviasi berbeda saat melewati prisma, dan selisih sudut deviasi antara cahaya merah dan ungu disebut sebagai sudut dispersi, yang besarnya tergantung pada indeks bias masing-masing warna dan sudut pembias prisma. Contoh soal pada dokumen ini mendemon
Dokumen tersebut membahas peranan pers dalam masyarakat demokrasi. Pers dipandang sebagai sarana komunikasi massa yang penting untuk menyebarluaskan informasi kepada masyarakat dan membentuk opini publik. Dokumen ini juga membedah berbagai konsep kebebasan pers seperti pers otoriter, libertarian, dan tanggung jawab sosial serta perbedaan sistem pers di negara Barat dan komunis.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang polarisasi cahaya, yaitu sifat cahaya yang bergerak dengan arah tertentu sebagai gelombang elektromagnetik transversal. Juga dibahas macam-macam polarisasi seperti linier, sirkuler, dan eliptis serta penggunaan lempeng penghambat untuk mengubah arah polarisasi cahaya.
1. Dokumen tersebut membahas tentang interferensi dan difraksi cahaya melalui percobaan Young.
2. Percobaan Young menggunakan dua celah sejajar untuk menghasilkan dua sumber cahaya koheren dan menghasilkan pola interferensi gelap terang pada layar.
3. Analisis matematis menunjukkan bahwa perbedaan lintasan antara dua gelombang cahaya menghasilkan interferensi konstruktif atau destruktif yang menghasilkan
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya, termasuk pengertian, teori, sifat, jenis, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa teori cahaya dijelaskan seperti teori emisi, gelombang, dan dualisme cahaya menurut Einstein. Fenomena interferensi, difraksi, pemantulan, dan pembiasan cahaya juga dibahas beserta rumus-rumus yang terkait.
1. Makalah ini membahas tentang interferensi dan difraksi cahaya dalam optika gelombang.
2. Percobaan Young menunjukkan sifat gelombang cahaya dengan mendemonstrasikan pola interferensi akibat superposisi dua sumber cahaya koheren yang dihasilkan dari celah ganda.
3. Analisis matematis percobaan Young menggunakan beda lintasan optis antara dua gelombang cahaya untuk menjelaskan terbentuknya pola interferensi
Dokumen tersebut membahas tentang cahaya sebagai gelombang dan berbagai fenomena yang terjadi pada cahaya seperti interferensi, difraksi, polarisasi, dan dispersi cahaya."
Cahaya merupakan energi berbentuk gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat mata. Terdapat beberapa teori tentang cahaya, yaitu teori gelombang, teori elektromagnetik, teori partikel, dan teori dualitas partikel-gelombang. Cahaya juga memiliki sifat seperti dispersi, interferensi, difraksi, dan polarisasi.
Dokumen tersebut membahas tentang optika geometri yang mencakup pemantulan cahaya pada cermin datar dan lengkung serta pembiasan cahaya melalui lensa dan prisma. Topik utama yang dibahas antara lain hukum-hukum dasar pemantulan dan pembiasan cahaya, sifat-sifat bayangan yang dihasilkan oleh berbagai jenis cermin, serta konsep-konsep dasar interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan model atom modern dengan model-model atom sebelumnya. Model atom modern adalah model mekanika kuantum yang menggambarkan elektron bergerak dalam orbital-orbital yang menunjukkan kemungkinan lokasi elektron, bukan lintasan tetap seperti model Bohr.
Sifat-sifat gelombang elektromagnetik meliputi pantulan, pembiasan, pembelokan, polarisasi, dan hamburan. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang transversal yang dapat merambat dalam ruang tanpa medium dan mengalami berbagai fenomena seperti pemantulan, pembiasan, dan interferensi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang optik geometri yang mencakup pemantulan cahaya dari cermin datar dan lengkung serta pembiasaan cahaya melalui lensa tipis.
2. Eksperimen yang dilakukan ilmuwan seperti Young, Fresnel, Maxwell, Planck, dan Einstein membuktikan sifat gelombang dan partikel cahaya.
3. Hukum pemantulan Snellius menyatakan sudut datang sama dengan sudut pantul
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen membahas tentang optik geometri yang mencakup pemantulan cahaya dari cermin datar dan lengkung serta pembiasaan cahaya melalui lensa tipis.
2. Eksperimen yang dilakukan ilmuwan seperti Young, Fresnel, Maxwell, Planck, dan Einstein membuktikan sifat gelombang dan partikel cahaya.
3. Hukum pemantulan Snellius menyatakan sudut datang sama dengan sudut pantul
Cahaya dapat mengalami pemantulan dan pembiasan ketika berinteraksi dengan permukaan batas antara dua medium yang berbeda indeks biasnya. Pemantulan dan pembiasan cahaya diatur oleh hukum-hukum optik seperti hukum pemantulan dan hukum Snellius. Peristiwa ini menjelaskan fenomena seperti bayangan, pemantulan total, dan dispersi cahaya.
Dokumen tersebut berisi soal ujian tengah semester mata pelajaran fisika untuk kelas X di SMAN 1 Sragi. Soal ujian terdiri dari pilihan ganda dan tugas hitung-hitungan yang berkaitan dengan besaran vektor, kecepatan, gaya, dan notasi ilmiah.
Dokumen tersebut berisi soal ujian tengah semester mata pelajaran Biologi kelas X IPS yang mencakup materi tentang taksonomi, ekologi, dan keanekaragaman hayati. Soal-soal terdiri dari pilihan ganda dan esai yang menguji pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dasar biologi.
Dokumen tersebut berisi kisi-kisi soal untuk penilaian tengah semester mata pelajaran fisika kelas X yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda dan uraian. Soal-soal tersebut mencakup kompetensi dasar mengenai pengukuran besaran fisika, penjumlahan vektor sebidang, dan notasi ilmiah.
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VIII tentang teks diskusi.
2. Materi ajar meliputi struktur dan fitur teks diskusi dan eksposisi serta langkah menyusun teks diskusi.
3. Pembelajaran dilaksanakan dalam dua pertemuan untuk membedakan dan menulis teks diskusi.
Dokumen tersebut membahas tentang unsur, senyawa, dan campuran dalam pelajaran IPA kelas 7 SMP. Secara singkat, dibahas tentang pengertian unsur sebagai zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi, perkembangan penamaan dan lambang unsur, pengelompokkan unsur menjadi logam, non logam dan metaloid, serta contoh-contoh unsur dalam kehidupan sehari-hari.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang karakteristik zat khususnya perubahan fisika. Materi akan diajarkan melalui observasi dan diskusi serta model pembelajaran kooperatif. Siswa akan belajar untuk mengidentifikasi ciri perubahan fisika dan kimia serta melakukan percobaan terkait perubahan materi berdasarkan sifat fisika.
Bencana alam dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, kematian, dan penderitaan masyarakat. Untuk meminimalkan dampak bencana, perlu dilakukan kesiapsiagaan, mitigasi, dan tanggap darurat selama terjadi bencana serta rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.
Dokumen tersebut membahas tentang suhu, kalor, dan perpindahan kalor. Secara singkat, dokumen menjelaskan konsep suhu dan kalor serta cara mengukur suhu dengan termometer. Selanjutnya dibahas mengenai jenis-jenis perpindahan kalor melalui konduksi, konveksi, dan radiasi beserta rumus-rumus yang terkait.
Dokumen tersebut berisi soal-soal tentang gerak parabola, yaitu gerak benda yang dilempar atau ditembak dengan kecepatan awal tertentu pada sudut tertentu di bawah pengaruh gravitasi. Soal-soal tersebut meliputi gerak parabola peluru, bola, dan partikel yang dilempar atau ditembak dari permukaan datar dengan berbagai sudut dan kecepatan awal. Soal-soal tersebut meminta menghitung besaran-besaran seperti
Dokumen tersebut membahas tentang gerak parabola dan gerak melingkar dengan menggunakan vektor. Gerak parabola merupakan hasil kombinasi dari gerak lurus beraturan pada sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan pada sumbu y. Sedangkan gerak melingkar adalah gerak benda yang berputar terhadap sumbu rotasi. Dokumen ini juga menjelaskan konsep posisi sudut, kecepatan sudut, dan percepatan sudut dalam gerak melingkar.
Gerak parabola adalah lintasan melengkung yang dilalui oleh benda yang dilempar atau ditembakkan dengan kecepatan awal tertentu dan sudut tertentu. Lintasan ini merupakan hasil perpaduan gerak lurus beraturan pada sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan yang diperlambat oleh gravitasi pada sumbu y. Benda akan mencapai ketinggian maksimum dan jarak horizontal maksimum sebelum jatuh kembali ke tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang gerak melingkar (rotasi) yang meliputi definisi, persamaan, dan contoh soalnya. Gerak melingkar adalah gerak dengan lintasan berbentuk lingkaran yang dapat dijelaskan dengan koordinat polar, kecepatan sudut, percepatan sentripetal, dan gaya sentripetal. Ada dua jenis gerak melingkar yaitu gerak melingkar beraturan dan berubah beraturan.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
3. SIFAT-SIFAT CAHAYA
Pada kelas X kita mengetahui bahwa gelombang cahaya merupakan kategori
gelombang elektromagnet karena kita ketahui bahwa cahaya tidak membutuhkan
medium untuk merambat atau dapat merambat pada ruang hampa. Teori tentang
elektromagnet ditemukan oleh Max Well yang menyatakan: “gelombang elektromagnet
merupakan perubahan medan magnet atau sebaliknya yaitu perubahan medan magnet
menjadi medan listrik”. Teori Max Well kemudian disempurnakan oleh Frank Hertz
yang menyimpulkan bahwa cahaya memiliki sifat-sifat umum dari gelombang, antara
lain:
1. Dalam suatu medium homogen (contoh: udara), cahaya merambat lurus.
Perambatan cahaya disebut juga sebagai sinar. Cahaya yang dipancarkan oleh
sebuah sumber cahaya merambat ke segala arah. Bila medium yang dilaluinya
homogen, maka cahaya merambat menurut garis lurus. Bukti cahaya merambat
lurus tampak pada berkas cahaya matahari yang menembus masuk ke dalam
ruangan yang gelap. Demikian pula dengan berkas lampu sorot pada malam hari.
Berkas-berkas itu tampak sebagai batang putih yang lurus.
2. Dapat merambat pada ruang hampa
3. Merupakan gelombang transversal
Gambar 1. Cahaya merambat lurus
4. Pada bidang batas antara dua medium (contoh: bidang batas antara udara dan air),
cahaya dapat mengalami pemantulan atau pembiasan.
4. 5. Jika melewati celah sempit, dapat mengalami lenturan.
6. Dapat mengalami interferensi.
7. Dapat mengalami polarisasi atau hilang salah satu arah getarnya.
Setiap benda yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut sumber cahaya,
contohnya: matahari, bintang, lampu, lilin, dan lain-lain. Sedangkan, benda-benda yang
tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.
A. POLARISASI CAHAYA
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik
adalah suatu gelombang yang terdiri atas getaran-getaran vektor medan listrik (E) dan
vektor medan magnet (B) yang saling tegak lurus satu sama lain. Baik vektor medan
listrik maupun vektor medan magnet, keduanya tegak lurus terhadap arah
perambatannya. Karena kuat medan listrik jauh lebih besar daripada kuat medan
magnet (ingat E=cB), untuk penyederhanaan gelombang cahaya hanya digambarkan
berupa gelombang medan listrik saja.
Berdasarkan peristiwa interferensi dan difraksi, dapat disimpulkan bahwa
cahaya merupakan gejala gelombang. Peristiwa interferensi dan difraksi tersebut belum
dapat menunjukkan bagaimana bentuk gelombang cahaya, apakah gelombang cahaya
berbentuk transversal ataukah longitudinal. Fenomena yang mampu menunjukkan
bahwa gelombang cahaya merupakan gelombang transversal adalah polarisasi cahaya
Polarisasi adalah peristiwa perubahan arah getar gelombang cahaya yang acak
menjadi satu arah getar. Peristiwa ini terjadi karena terserapnya sebagian atau seluruh
arah getar gelombang tersebut. Berbeda dengan interferensi dan difraksi yang berlaku
pada semua jenis gelombang, polarisasi hanya berlaku pada gelombang transversal.
Pernahkan Anda menggunakan kacamata hitam? Bagaiaman dengan kecerahan cahaya
sebelum dan sesudah menggunakan kacamata?
5. Gambar 1.1 Gelombang elektromagnetik, vektor medan listrik E tegak lurus
vektor medan magnet B, dan keduanya tegak lurus arah rambatan
Gambar 1.2 Polarisasi gelombang (a) seluruhnya (b) tak terpolarisasi
Cara membuat cahaya terpolarisasi
Terjadinya cahaya terpolarisasi dapat disebabkan oleh peristiwa penyerapan
selektif, peristiwa pemantulan dan pembiasan, peristiwa bias rangkap, dan peristiwa
hamburan.
a. Polarisasi Karena Pemantulan dan Pembiasan
Polarisasi dapat terjadi karena adanya pemantulan dan pembiasan. Ketika
cahaya jatuh pada bidang batas antara dua medium dengan membentuk sudut ip
terhadap garis normal, sebgaian sinar akan dipantulkan dengan sudut ip dan sebagian
lagi akan dibiaskan sebesaar sudut r. Jika sudut sinaar pantul dan sudut sinar bias
dijumlahkan membentuk sudut 90° (ip+ r =90°) maka sinar pantul terpolarisasi linear
karena sudut bias dan sudut pantul saling tegak lurus.
y
Z
O
X
E
B
6. Gambar 1.3 Polarisasi Linear terjadi jika jumlah sudut pantul dan sudut bias 90°
Pada Gambar 1.3 tampak seberkas cahaya datang dari medium dengan indeks
bias n1 menuju medium dengan indeks bias n2. Berkas cahaya tersebut sebagian
dibiaskan dan sebagian dipantulkan. Sesuai dengan hukum pemantulan, sudut pantul
sama dengan sudut datang, yaitu ip. Karena sinar pantul tegak lurus sinar bias, maka
berlaku
ip + r = 900 atau r = 900 - ip
Dengan menggunakan hukum pembiasan Snellius, maka didapatkan
n1.sin ip = n2.sin r
n1.sin ip = n2.sin (900 - ip )
= n2.cos ip.
1
2
tan
n
n
ip
Terjadinya sinar pantul yang terpolarisasi linier pada sudut Brewster dapat
dijelaskan sebagai berikut : Berkas cahaya datang menyebabkan elektron-elektron pada
atom–atom suatu medium menjadi bergetar. Berkas cahaya pantul disebabkan karena
adanya re-radiasi gelombang elektromagnetik oleh getaran elektron – elektron tersebut.
Jika sinar pantul yang terjadi tegak lurus terhadap sinar bias, hanya getaran elektron
yang sejajar terhadap bidang batas saja yang menyumbang adanya sinar pantul. Maka
dari itu, sinar pantul tidak mempunyai komponen vektor medan listrik yang sejajar
bidang gambar.
ip ip
900
r
hukum Brewster.Sudut polarisasi (ip) disebut juga
sudut Brewster.
7. b. Polarisasi Karena Serapan Selektif
Cahaya terpolarisasi dapat juga diperoleh dari sinar tak terpolarisasi dengan
menggunakan bahan tertentu seperti nikel atau pelat titpis yang dikenal sebagai
polaroid. Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal polaroid. Bahan
polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah getar tertentu dan menyerap cahaya
dengan arah getar yang lain. Bahan polaroid sering digunakan untuk kaca mata
pelindung sinar matahari (sun-glasses) dan pada filter polarisasi lensa kamera. Bahan
polaroid mempunyai sumbu polarisasi. Sumbu polarisasi dari suatu bahan polaroid
disebut sebagai sumbu polarisator. Untuk selanjutnya, kita gunakan istilah sumbu
polarisator untuk menyatakan sumbu polarisasi. Suatu polaroid ideal akan meneruskan
semua komponen vektor medan listrik yang sejajar terhadap sumbu mudah dan
menyerap semua komponen vektor medan listrik yang tegak lurus terhadap sumbu
mudah. Sifat seperti ini disebut sifat dikroik.
Gambar 1.4 Absorbsi (penyerapam) selektif
Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar dengan sumbu
polarisasi polaroid. Polaroid memiliki sederetan celah paralel (sumbu polarisator)
sehingga arahnya arah getar cahaya yang sejajar celah yang akan lolos dari polariod itu.
Jika arah getar membentuk sudut θ terhadap sumbu polarisator, amplitudo berkurang
dengan faktor cos θ. Karena intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat amplitudonya,
intensitas cahaya yang telah melewati polaroid berarti :
2
0 cosII
Cahaya tak Terpolarisasi Cahaya Terpolarisasi
Polaroid
Sumbupolarisator
8. Dengan,
I = intensitas cahaya setelah melewati polaroid
I0 = Intensitas cahaya awal
Θ = sudut antara sumbu polarisator dan arah getar gelombang cahaya awal
(sebelum terpolarisasi)
Dua buah polaroid dapat digunakan untuk mengurangi intensitas cahaya yang
diteruskan. Polaroid pertama digunakan sebagai polarisator dan polaroid kedua
digunakan sebagai analisator.
Gambar 1.5 Susunan Polarisator dan analisator
Karena arah getar cahaya dapat dipandang terdiri dari 2 komponenn yang saling tegak
lurus, ketika ia dilewatkan pada polarisator, arah getar yang sejajar diteruskan dan arah
getar yang tegak lurus diserap. Dengan demikian intensitas cahaya yang diteruskan
adalah ½ I0 . Jika sudut analisator membentuk sudut θ terhadap sudut polarisator, maka
intensitas yang diteruskan analisator adalah
2
0 cos
2
1
II
9. c. Polarisasi Karena Hamburan
Pada hari yang cerah, anda dapat melihat langit biru yang begitu indah. Bila
memandang peristiwa tersebut dengan sebuah polaroid, maka dapat ditunjukkan bahwa
cahaya yang datang dari langit ini terpolarisasi dengan kuat. Dengan memutar polaroid
ini pada sumbu yang terletak horisontal, maka suatu saat didapatkan suatu keadaan
gelap yang menunjukkan bahwa cahaya datang dari langit ini terpolarisasi dengan kuat.
Jika diukur sudut antara garis yang menghubungkan pengamat dengan matahari, dan
garis yang menghubungkan pengamat dengan bagian langit yang tampak gelap, akan
didapatkan bahwa sudut ini kira-kira sebesar 90o.
Gambar 1.6 Polarisasi Karena Hamburan
Berikut penjelasan tentang sebab birunya langit :
Cahaya datang pada molekul-molekul udara, maka elektron-elektron dalam
molekul dapat menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya. Penyerapan dan
pemancaran kembali cahaya oleh molekul-molekul inilah yang disebut hamburan.
Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikel-partikel medium akan
menyerap dan memancarkan kembali sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran
kembali cahaya oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena hamburan.
Pada peristiwa hamburan, cahaya yang panjang gelombangnya lebih pendek cenderung
Diskusi :
Mengapa Langit berwarna biru? Apakah karena pantulan dari laut?
10. mengalami hamburan dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada
warna biru yang ada di langit kita. Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah
melalui partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan oleh
partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru memiliki panjang gelombang
lebih pendek daripada cahaya merah, maka cahaya itulah yang lebih banyak
dihamburkan dan warna itulah yang sampai ke mata kita.
Jika cahaya tak terpolarisasi melewati partikel-partikel gas, cahaya yang
terhambur tegak lurus dengan arah semula tergak lurus seluruhnya atau sebagian
menunjukkan peristiwa polarisasi karena hamburan.
d. Polarisasi Karena Pembiasan Ganda
Jika berkas cahaya dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya yang keluar akan
sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat homogen, indeks biasnya hanya
memiliki satu nilai. Namun, pada bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan
kuarsa, kelajuan cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu memiliki
dua nilai indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan mengalami
pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian berkas akan memenuhi hukum
Snellius (disebut berkas sinar biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi
hukum Snellius (disebut berkas sinar istimewa).
Gambar 2.32. polarisasi karena pembiasan ganda
11. B. INTERFERENSI CAHAYA
Interferensi cahaya adalah perpaduan antara dua gelombang cahaya. Agar
interferensi cahaya dapat teramati dengan jelas, maka kedua gelombang cahaya itu
harus bersifat koheren. Dua gelombang cahaya dikatakan koheren apabila kedua
gelombang cahaya tersebut mempunyai amplitudo, frekuensi yang sama dan memiliki
fase tetap. Ada dua hasil interferensi cahaya yang dapat teramati dengan jelas jika
kedua gelombang tersebut berinterferensi. Apabila kedua gelombang cahaya
berinteferensi saling memperkuat (bersifat konstruktif), maka akan menghasilkan garis
terang yang teramati pada layar. Apabila kedua gelombang cahaya berinterferensi
saling memperlemah (bersifat destruktif), maka akan menghasilkan garis gelap yang
teramati pada layar. Marilah sekarang kita mempelajari peristiwa interferensi cahaya
yang telah dilakukan percobaan/eksperimen oleh para ilmuwan terdahulu, seperti
halnya Thomas Young dan Fresnell.
a. INTERFERENSI PADA CELAH GANDA
Percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young dan Fresnel pada dasarnya
adalah sama, yang membedakan adalah dalam hal mendapatkan dua gelombang cahaya
yang koheren. Thomas Young mendapatkan dua gelombang cahaya yang koheren
dengan menjatuhkan cahaya dari sumber cahaya pada dua buah celah sempit yang
saling berdekatan, sehingga sinar cahaya yang keluar dari celah tersebut merupakan
cahaya yang koheren. Sebaliknya Fresnel mendapatkan dua gelombang cahaya yang
koheren dengan memantulkan cahaya dari suatu sumber ke arah dua buah cermin datar
yang disusun hampir membentuk sudut 180o, sehingga akan diperoleh dua bayangan
sumber cahaya. Sinar yang dipantulkan oleh cermin I dan II dapat dianggap sebagai dua
gelombang cahaya yang koheren. Cara mendapatkan gelombang cahaya yang koheren
dengan pembelahan muka gelombang, dengan memperhatikan prinsip Huygen yang
menyatakan “Titik-titik yang terletak pada muka gelombang (front gelombang)
merupakan sumber titik baru, yang akan merambatkan gelombang ke segala arah
dengan muka gelombang sekunder yang berbentuk lingkaran. Muka gelombang baru
adalah garis singgung muka-muka gelombang sekunder tersebut”.
12. sumber cahaya monokromatik
Skema percobaan Young
Untuk menunjukkan hasil interferensi cahaya, di depan celah tersebut diletakkan
layar pada jarak L maka akan terlihat pada layar berupa garis gelap dan terang. Garis
terang merupakan hasil interferensi yang saling memperkuat dan garis gelap adalah
hasil interferensi yang saling memperlemah. Hasil interferensi bergantung pada selisih
jarak tempuh atau lintasan cahaya dari celah ke layar. Skema seperti gambar di bawah
ini.
Misalkan jarak antara dua celah d, jarak layar ke celah L, di titik O pada layar akan
terjadi garis terang yang disebut garis terang pusat, karena jarak S1O dan S2O adalah
sama sehingga gelombang cahaya sampai di O akan terjadi interferensi maksimum. Di
titik P yang berjarak p dari terang pusat akan terjadi interferensi maksimum atau
minimum tergantung pada selisih lintasan S2P – S1P. Lihat gambar di atas.
Di P terjadi interferensi maksimum atau minimum jika selisih lintasannya
13. S2P – S1P = d sin
Untuk interferensi pola terang (terjadi ketika kelipatan bulat dari λ) :
d sin = nλ atau d sin = 2n(λ/2) dengan n= 0, 1, 2, 3, 4,…… (n=0 terang pusat)
Untuk interferensi pola gelap :
d sin = (2n-1)(λ/2) dengan n=1, 2, 3, 4,…………..
Perhatikan segitiga S1QS2 dan segitiga POR , untuk nilai sangat kecil maka berlaku
sin = tan = p/L.
Sehingga selisih lintasannya dapat ditulis sebagai d=p/L
dengan :
d = jarak antara dua celah (m)
p = jarak garis terang ke terang pusat (m)
L = jarak celah ke layar
λ = panjang gelombang cahaya
n = orde interferensi
b. INTERFERENSI SELAPUT TIPIS
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita melihat adanya warna-warna pelangi
yang terjadi pada gelembung air sabun atau adanya lapisan minyak di permukaan air
jika terkena cahaya matahari. Hal ini menunjukkan adanya interferensi cahaya matahari
pada selaput tipis air sabun atau selaput tipis minyak di atas permukaan air. Interferensi
cahaya terjadi dari cahaya yang dipantulkan oleh lapisan permukaan atas dan bawah
dari selaput tipis tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar di bawah ini.
14. Gambar tersebut melukiskan seberkas sinar monokromatik jatuh pada selaput
tipis setebal d, pada lapisan atas selaput cahaya dipantulkan (menempuh lintasan AE)
dan sebagian dibiaskan yang kemudian dipantulkan lagi oleh lapisan bawah menempuh
lintasan ABC. Antara sinar yang menempuh lintasan AE dan ABC akan saling
berinterferensi di titik P tergantung pada selisih jarak lintasan optic (Δx).
udaraselaput nAEnBCABx rdnselaput cos2
Pada titik A sinar datang dari medium kurang rapat ke medium yang lebih rapat
sehingga terjadi pemantulan ujung terikat. Jadi pada titik A terjadi loncatan fase 180 o
atau ½ λ. Dengan demikian pola terang akan terjadi jika :
2 nseld cos r + ½ λ = 2 k x ½ λ atau
2 nsel d cos r = (2 k – 1) ½ λ
dan pola gelap akan terjadi jika :
2 nsel d cos r = (2 k) ½ λ
Dengan k adalah bilangan bulat = 1, 2, 3,.....................................
C. DIFRAKSI CAHAYA
Telah diketahui bahwa sebuah celah dapat berperilaku sebagai sumber cahaya
baru. Bahkan sumber cahaya yang berbentuk gelombang datar (planewave) ketika
melalui sebuah celah akan keluar dengan bentuk gelombang silindris. Dengan kata lain
cahaya tidak selalu merambat sepanjang garis lurus. Contoh lain adalah gelombang
radio AM yang dapat diterima di daerah di balik gunung. Gelombang radio AM mampu
mengelilingi gunung tanpa mengalami banyak kesulitan. Sebaliknya, sulit untuk dapat
menangkap gelombang TV. Dari kasus ini, secara intuitif dapat disimpulkan bahwa
panjang gelombang pendek (shortwave) cenderung menjalar sepanjang garis lurus,
sedangkan panjang gelombang radio yang lebih panjang mengalami pembelokan yang
disebut dengan difraksi.
Gambar 2.11. Fenomena Difraksi
15. Untuk menganalisis peristiwa difraksi, akan dilakukan eksperimen yang sangat
mirip dengan kegiatan percobaan interferensi pada celah celah banyak. Telah dijelaskan
di depan bahwa difraksi merupakan gejala pembelokan gelombang ketika menjalar
melalui celah sempit atau tepi yang tajam.
Arah rambat gelombang mengalami pembelokan, karena sesuai dengan prinsip
Huygens, yang menyatakan bahwa dalam proses perambatan gelombang bebas, semua
titik pada muka gelombang merupakan sumber titik baru dan akan merambatkan
gelombang sekunder sferis kesegala arah. Gelombang sekunder mempunyai frekuensi
yang sama dengan gelombang primernya. Muka gelombang baru merupakan garis
singgung dari lingkaran gelombang-gelombang sekunder tersebut, serta arah
gelombang tegak lurus dengan muka gelombang.
Gambar 2.12. Celah sempit atau celah titik (narrow slit or pinhole) mendifraksi
cahaya. Cahaya tidak menjalar dalam garis lurus
Prinsip Huygens menjamin kita untuk dapat mengasumsikan bahwa jumlah
sumber cahaya sebanding dengan jumlah celah. Perbedaan dari proses difraksi dan
interferensi celah banyak, adalah pada difraksi kita tidak memiliki batasan jarak antara
dua celah yang berdekatan. Kita lebih menganggap bahwa jumlah sumber cahaya tak
terhingga yang menyebabkan jarak antar dua celah yang berdekatan dianggap
mendekati nol (Δx→0).
Difraksi dapat dituliskan untuk menjelaskan respon cahaya dengan sinar yang
melengkung mengitari halangan kecil pada arah rambatnya, dan radiasi gelombang
yang menyebar keluar dari sebuah rana/celah kecil.
16. a. Difraksi Celah Tunggal
Misal suatu sinal dibelokkan dengan sudut 𝜃 sehingga selisih lintasan sinar
dari atas celah dan dari bawah celah tepat sama dengan panjang gelombangnya. Sinar
yang melewati bagian tengah celah tepat sama dengan panjang gelombangnya.
Demikaian pula antara sinar yang melewati bagian tengah celah dan sinar yang
melewati bagian bawah celah, keduanya berselisih lintasan setengah panjang
gelombangnya. Kedua sinar tersebut berlawanan fasa ketika tiba di layar sehingga akan
menghasilkan interferensi minimum (pola gelap).
Pola gelap jika:
Pola terang jika:
d sin = (2m-1)(λ/2)
Keterangan :
d = lebar celah
y = jarak pita gelap ke – m(1, 2 , 3,…) dari pusat
L
17. L = jarak celah ke layar
θ = sudut simpang cahaya
b. Kisi Difraksi
Kisi adalah celah yang jumlahnya sangat banyak pada kisi atau celah majemuk
terdapat suatu tetapan atau konstanta kisi.
Gambar kisi difraksi
Konstanta kisi tersebut sebesar 𝑑 =
1
𝑁
Untuk pola terang dirumuskan:
Untuk pola gelap dirumuskan:
d sin = (2m-1)(λ/2)
Keterangan :
d = jarak antar kisi = tetapan kisi
n = terang ke - 1, 2, 3, …..
N = banyaknya kisi tiap satuan panjang
θ = sudut simpang cahaya
18. APLIKASI CAHAYA PADA TEKNOLOGI
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar seperti refleksi dan refraksi ini
dikaji dengan pendekatan optik geometris. Sedangkan sifat-sifat cahaya dan interaksinya
terhadap sekitar seperti interfernsi, difraksi, dispersi dan polarisasi ini dikaji dengan
pendekatan optik fisis. Pada puncak era optika klasik, cahaya didefinisikan sebagai
gelombang elektromagnetik karena gelombang cahaya dapat merambat secara transversal
pada dua buah bidang tegak lurus yaitu pada medan magnetik dan medan listrik
Pada abad ke-20 lahirlah era optika modern yang terkenal dengan bidang ilmu dan
rekayasa optiknya. Pada era modern ini cahaya didefinisikan sebagai dualisme gelombang
transversal elektromagnetik dan aliran partikel yang disebut foton. Era optika modern tidak
serta merta mengakhiri era optikal klasik, tetapi memperkenalkan sifat-sifat cahaya yang baru
yaitu difusi dan hamburan.
Pada era modern ini juga, banyak pemanfaatan cahaya dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah proyektor LCD dan LED. Proyektor LCD
merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar,
atau data dari komputer pada sebuah layar atau sesuatu dengan permukaan datar. Untuk
menampilkan gambar, proyektor LCD mengirim cahaya dari lampu halide logam yang
diteruskan ke dalam prisma dan cahaya akan tersebar pada tiga panel polysilikon, yaitu
komponen warna merah, hijau dan biru pada sinyal video. Proyektor LCD berisi panel cermin
yang terpisah satu sama lain. Masing-masing panel terdiri dari dua pelat cermin yang di
antara keduanya terdapat liquid crystal. Ketika terdapat perintah atau instruksi, kristal akan
membuka agar cahaya dapat lewat atau menutup untuk mem-block cahaya tersebut.
Membuka dan menutupnya pixel ini yang bisa membentuk gambar. Lampu yang digunakan
pada proyektor LCD adalah lampu halide logam karena menghasilkan suhu warna yang ideal
dan spektrum warna yang luas. lampu ini juga memiliki kemampuan untuk memproduksi
cahaya dalam juga sangat besar dalam area kecil dengan arus proyektor sekitar 2.000-15.000
ANSI lumens.