SlideShare a Scribd company logo
SMKN 3 MANADO
FISIKA
Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika
Rizka Aprilia (XI RPL 2)
Induksi Elektromagnetik
Terjadinya Induksi Elektromagnetik
Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer
menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali
menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan sejenak di dalam
kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang
dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri).
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan.
Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet
batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya magnetik
yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir). Ketika
batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang
mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya
magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada
kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan
oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan disebut arus induksi.
Faktor-Faktor yang Menentukan Besar GGL
Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu ;
1) banyaknya lilitan kumparan
2) kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar kumparan
3) kuat magnet batang yang digunakan
Alat-Alat yang Bekerja Berdasar Prinsip Induksi Elektromagnetik
1. Generator
Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :
a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator
b. Generator arus searah (DC)
Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak pada bentuk
cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak-
balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada generator arus searah terdapat sebuay
cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau komutator).
Ggl atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat cara :
1) memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak
2) memakai magnet yang lebih kuat
3) melilit kumparan pada inti besi lunak
4) memutar kumparan lebih cepat
Contoh generator arus bolak-balik :
- dinamo sepeda
- generator AC pembangkit listrik
2. Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik
(AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu. Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan
sekunder yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak.
Ada dua jenis trafo, yaitu
1) Trafo step up (penaik tegangan)
2) Trafo step down (penurun tegangan)
CAHAYA
A. CAHAYA DAN SIFATNYA
Cahaya merupakan energy terbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat.
Cahaya didefinisikan sebagai radiasi yang dapat mempengaruhi mata dan memiliki kecepatan
sebesar 299.792.458 meter per sekon. Salah satu sifat cahaya adalah bergerak lurus kesemua
arah.
B. PEMANTULAN
Ketika seberkas cahaya menumbuk permukaan suatu benda maka cahaya tersebut
dipantulkan. Untuk benda-benda yang berkilau seperti cermin, lebih dari 95% cahaya tersebut
dipantulkan.
Ketika seberkas cahaya yang sempit jatuh pada permukaan rata kita perlu
mendefinisikan sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan normal pada permukaan (normal
berarti yang tegak lurus) sebagai sudut datang i . kemudian kita mendefinisikan sudut yang
dibentuk oleh sinar pantul dan normal sebagai sudut r. untuk permukaan rata ditemukan
bahwa sinar datang dan sinar pantul terletak dalam satu bidang yang tegak lurus pada
permukaan dan sudut datang sama dengan sudut pantul.
Bila berkas sinar cahaya jatuh kepermukaan kasar, berkas sinar itu akan dipantulkan
kesegala arah. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan baur. Hukum pemantulan masih
berlaku,tetapi pada potongan – potongan kecil permukaan kasar. Seberkas sinar cahaya
dipantulkan oleh permukaan cermin datar (licin),yang dikenal sebagai pemantulan spekuler
(“speculum” adalah kata latin yaitu cermin).
C. PEMBIASAN
Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang
memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan kaca, energy cahaya
tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang
ditransmisikan tersebut disebut pembiasan.
Indeks Bias dan Hukum Snell
Laju cahaya dalam ruang hampa mempunyai nilai c=2,99792458 x 10pangkat 8
m/s,laju ini berlaku untuk semua gelombang elektro magnetic,termasuk cahaya tampak.
Laju cahaya diudara sedikit lebih kecil dari pada laju cahaya dalam ruang hampa
karena absorbs dan emisi kembali oleh atom – atom dan molekul – molekul zat. Dalam hal
ini sinar datang dan sinar bias terletak dalam satu bidang,termasuk normal yang tegak lurus
pada permukaan batas dua medium.
D. CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK
Jika kita memusatkan sinar matahari dengan kaca pembesar pada selembar kertas
ternyata sinar matahari dapat membakar kertas sehingga timbul lubang pada kertas. Hal ini
menunjukan bahwa cahay membawa energy. Prediksi teoritis tentang gelombang
elektromagnetik ( sering disingkat EM) merupakan karya Clerk Maxwell. Teori ini
menyatukan semua gejala kelistrikan dan kemagnetan menjadi satu teori yang cemerlang.
Cahaya hanya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik. Interval
frekuensinya cukup pendek,yaitu membentang dari kira – kira 4,3 x 10 pankat 14 Hz untuk
cahay merah sampai kira – kira 7,5 x 10 pangkat 14 Hz Untuk cahaya violet.
E. INTERFERENSI CAHAYA
Asas superposisi menentukan interferensi,yang menyatakan bilamana dua gelombang
atau lebih yang mempunyai sifat sama melewati suatu titik pada saat yang sama, amplitudo
sesaat pada titik tersebut merupakan jumlah dari amplitudo sesaat masing – masing
gelombang.
Mengapa interferensi cahaya sukar di amati ? pertama panjang gelombang cahaya
adalah sangat pendek, kira – kira hanya 1 % dari tebak rambut manusia. Kedua , setiap
sumber cahaya alam memancarkan gelombang – gelombang cahaya hanya sebagai kelompok
fase yang pendek, sehingga interferensi yang terjadi biasanya menjadi berimbang selama
periode observasi tersingkat oleh mata atau film fotografis kecuali jika digunakan prosedur
khusus.
Jika dua sumber gelombang yang memancarkan gelombang–gelombang dengan
hubungan fase tetap selama gelombang–gelombang itu diamati,maka dua sumber gelombang
itu dikatakan koheren. Jika sumber–sumber tersebut mempunyai pergeseran fase relative
bolak – balik sementara observasi dilakukan,beda–beda fase itu menjadi berimbang, dan
tidak ada pola interferensi. Sumber–sumber semacam itu dikatakan inkoheren. Oleh karena
itu sumber cahay monokromatik (yaitu sumber cahaya yang memancarkan gelombang –
gelombang yang hanya terdiri dari satu panjang gelombang)
F. POLARISASI
Suatu berkas gelombang transversal terpolarisasi adalah berkas gelombang transversal
yang getaran – getarannya hanya terjadi dalam arah tunggal tegak lurus arah rambatan
gelombang. Gerak seluruh gelombang tersebut terkurung pada suatu bidang yang disebut
bidang polarisasi.polarid yang digunakan untuk mempolarisasikan cahaya disebut polarisator
sedangkan Polaroid yang digunakan untuk menentukan apakah cahaya terpolarisator atau
tidak dan atau menetukan arah bidang polarisator disebut analisator.
G. HAMBURAN CAHAYA : BIRU LANGIT, WARNA MATAHARI TERBIT DAN
TENGGELAM
Pada umumnya intensitas cahaya dengan panjang gelombang λ yang dihamburkan
(oleh suatu partikel yang kecil dibandingkan dengan λ) . makin pendek panjang gelombang,
makin besar bagian cahaya datang yang dihamburkan . inilah yang menjadi alas an mengapa
langit berwarna biru. Ketika kita memandang langit, apa yang kita lihat adalah cahaya mata
hari yang telah dihamburkan oleh molekul–molekul dalam atmosfer bagian atas, cahaya
biru,yang terdiri dari panjang gelombang pendek, dihamburkan kira–kira sepuluh kali lebih
cepat dari pada cahaya merah, sehingga cahaya yang terhanbur terutama berwarna biru.
OPTIK
A. CERMIN SFERIS
Cermin sferis adalah cermin yang permukaannya lengkung dan biasanya merupakan
bagian dari permukaan bola. Cermin dengan permukaan pemantul sferis biasanya di
kelompokan menjadii cermin cekung dan cerrmin cembung.
Perjanjian tanda untuk cermin sferis
Besaran Positif Negatif
Jarak fokus f Cermin cekung Cermin cembung
Jarak benda s Benda nyata Benda maya
Jarak bayangan s’ Bayangan nyata Bayangan maya
Perbesaran Linier m Bayangan sama tegak terhadap
bendanya
Bayangan terbalik terhadap
bendanya
B. LENSA
Lensa adalah sekepng kaca atau bahan transparan yang di bentuk sedemikian
rupasehingga dapat menghasilkan bayangan nyata atau maya,sama tegak atau terbalik
terhadap benda,lebih kecil atau lebih besar atau sama seperti ukuran benda.
Titik fokus suatu lensa dapat di temukan dengan menempatkan lensa di bawah sinar-
sinar matahari,kemudian mengatur letak lensa tersbut agar terbentuknya bayangan tajam.
Perjanjian tanda untuk persamaan
Besaran Positif Negatif
Jari-jari Konveks Konkaf
Jarak fokus Lensa Konvergen Lensa Divergen
Satuan daya lensa adalah dioptri {D}, yang merupakan kebalikan meter: 1 D=m-1
.
Sebagai contoh, lensa dengan jarak fokus 25 cm mempunyai daya P=1/{0,25 m}=4,0
dioptri.
Sebuah lensa mempunyai dua titik fokus,masing-masing sisi mempunyai satu titik
fokus. Titik fokus pada suatu lensa dimana sinar datang disebut titik fokus pertama F,
sedangkan pada titik lainnya disebut titik fokus kedua F’.
Perjanjian tanda untuk lensa.
Besaran Positif Negatif
Jarak fokus f Lensa konvergen Lensa divergen
Jarak benda s Benda nyata Bayangan maya
Jarak bayangan s’ Bayangan nyata Bayangan maya
Perbesaran Linier m Bayangan sama tegak terhadap
bendanya
Bayangan terbalik terhadap
bendanya
C. ALAT OPTIK
1. Mata
Alat optik alamiah adalah mata, baik mata manusia maupun binatang.
a. Bagian bagian mata
Di bagian bawah dinding mata terdapat selaput berisi pembuluh darah, di bagian bawah
selaput ini terdapat selaput laja yang merupakan perluasan dari syaraf mata di bagian depan
selaput ini berubah menjadi iris yang berfungsi mengatur secara otomatif dan mengendalikan
cahaya yang memasuki mata. Di tengah selaput pelangi ini terdapat lubang diafragma yang
di sebut dengan pupil. Ruang di muka lensa mata berisi zat cair yang di sebut aqueous humor
H dan di belakang lensa berwujud benda cair bening yang di sebut vitreus humor.
Adapun retina terdiri dari suatu susunan syaraf yang rumit dan penerima, di kenal
sebagai rods {batang-batang} dan cones {kerucut-kerucut} yang bekerja mengubah energi
cahaya menjadi sinyal-sinyal elektris yang merambat sepanjang syaraf-syaraf itu.
b. Daya akomodasi mata
Daya akomodasi mata adalah kemampuan mengubah ketegangan urat yang
berhubungan dengan lensa mata {pengaturan fokus lensa} dari lensa mata atau sifat
penyusuaian diri.
Titik jauh seseorang adalah jarak terjauh yang memungkinkan benda dapat terlihat
secara jelas untuk beberapa tujuan dengan mengunakan istilah mat normal,yang di
defenisikan sebagai mata yang mempunyai titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga.
c. Cacat mata di mata dan cara menanggulanginya
Titik jauh dari mata atau punctum remotum adalah titik terjauh dari objek yang dapat
dilihat dari mata yang normal jauhnya tidak terhingga tanpa lensa mata melakukan
akomodasi.
Sedangkan titik dekat dari mata {punctum proxium} adalah titik yang terdekat dari
objek untuk dapat dilihat oleh mata normal dengan akomodasi penuh atau bentuk
kecembungan maksimal dari lensa mata. Gejala bertambahnya titik dekat mata disebut
dengan presbiopi, mirip dengan hipermetropi, presbiopi terjadi karena kekurangannya
kemampuan mata untuk berakomodasi karena usia yang bertambah, dan titik dekat yang
menjauh.
Cacat astigmatisme dapat terjadi pada penderita miopi maupun hipermetropi.
Astigmatisme biasanya di sebabkan oleh cornea atau lensa mata yang kurang bundar
sehingga benda-benda titik dipusatkan sebagai garis-garis pendek yang mengaburkan
bayangan.
2. Mikroskop
Mikroskop majemuk yaitu mikroskop yang menggunakan dua lensa. Lensa yang
langsung berinteraksi dengan benda yang dalam hal ini adalah preparat disebut dengan lensa
benda atau lensa objektif, lensa yang dekat dengan mata si pengamat di sebut dengan lensa
mata atau lensa okuler.
Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler kadang-kadang di anggap sebagai panjang
mikroskop. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, jika mata menggunakan lensa okuler
dalam keadaan titik berakomodasi, maka jarak benda bagi lensa okuler sama dengan jarak
fokusnya, sok= fok sehingga d = sok+ fok
D. TEROPONG
Teropong atau teleskop adalah alat optis yang digunakan untuk melihat benda yang
sangat jauh. Teropong juga memiliki bentuk bermacam-macam. Bentuk yang diuraikan disini
adalah teropong bintang yang terdiri dari sebuah lensa objektif dari sebuah lensa okuler.
Prinsip penggunaan lensa positif dari teropong bintang adalah hampir sama dengan
mikroskop. Untuk teropong yang sederhana menggunakan dua lensa yang dekat dengan mata
di sebut dengan lensa okuler dan lensa yang dekat dengan benda di sebut dengan lensa
objektif.
E. PERISKOP
Periskop merupakan alat optik yang digunakan dalam kapal selam, untuk melihat
situasi di permukaan laut. Dalam alat ini digunakan dua prisma {atau dua cermin datar},
masing-masing prisma mempunyai satu sudut 90° dan dua sudut 45°.
F. KACA PEMBESAR
Kita akan membicarakan kaca pembesar sederhana yang hanya terdiri dari sebuah lensa
konvergen. Kemudian lensa konvergen ini menghasikan bayangan maya yang sekurang-
kurangnya harus berada pada jarak 25 cm dari mata jika mata akan memusatkan pada titik-
titik dekat itu.
Adapun kaca pembesar lensa tunggal sederhana terbatas perbesarannya kira-kira sampai 2
atau 3 kali karena aberasi sferis. Perbesaran suatu lensa dapat dinaikkan sedikit dengan
menggerakkan lensa tersebut dan mengatur mata kita sehingga mata memusatkan pada
bayanagan di titik dekat.

More Related Content

What's hot

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ahmad Faisal Harish
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
Miftachul Nur Afifah
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
Fakhrun Nisa
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksi
annisnuruli
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasJulie Onsu
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombang
Rini Fakhrunnisa
 
Pers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang BerjalanPers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang Berjalan
SMA Negeri 9 KERINCI
 
Fluks magnetik
Fluks magnetikFluks magnetik
Fluks magnetik
Merah Mars HiiRo
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Tifa Fauziah
 
Makalah tabel periodik
Makalah tabel periodikMakalah tabel periodik
Makalah tabel periodik
niaprihatiningsih
 
Makalah interferensi
Makalah interferensiMakalah interferensi
Makalah interferensi
Fitriyana Migumi
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
Meiza Fitri
 
Ppt hukum pascal
Ppt hukum pascalPpt hukum pascal
Ppt hukum pascal
Lili Rahmayani
 
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
eli priyatna laidan
 
LKS Gelombang Stasioner Tetap
LKS Gelombang Stasioner TetapLKS Gelombang Stasioner Tetap
LKS Gelombang Stasioner Tetap
A Anto
 
Kelompok 9 kemagnetan
Kelompok 9 kemagnetanKelompok 9 kemagnetan
Kelompok 9 kemagnetan
Nanda Reda
 
Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)
Muhammad Adityo Fathur Rahim
 
11 4 refraction-of_light
11 4 refraction-of_light11 4 refraction-of_light
11 4 refraction-of_light
kohkch123
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
shfdr
 
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarkoKelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
Schwarzen Hut
 

What's hot (20)

Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
R3 franck hertz
R3 franck hertzR3 franck hertz
R3 franck hertz
 
081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz081211332010 eksperimen franck hertz
081211332010 eksperimen franck hertz
 
interferensi dan difraksi
interferensi dan difraksiinterferensi dan difraksi
interferensi dan difraksi
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Ppt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombangPpt interferensi gelombang
Ppt interferensi gelombang
 
Pers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang BerjalanPers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang Berjalan
 
Fluks magnetik
Fluks magnetikFluks magnetik
Fluks magnetik
 
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasioLaporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
Laporan fisika dasar_ii_gelombang_stasio
 
Makalah tabel periodik
Makalah tabel periodikMakalah tabel periodik
Makalah tabel periodik
 
Makalah interferensi
Makalah interferensiMakalah interferensi
Makalah interferensi
 
Fluida dinamis
Fluida dinamisFluida dinamis
Fluida dinamis
 
Ppt hukum pascal
Ppt hukum pascalPpt hukum pascal
Ppt hukum pascal
 
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
Rpp fisika sma kelas xii smt 1 dan 2
 
LKS Gelombang Stasioner Tetap
LKS Gelombang Stasioner TetapLKS Gelombang Stasioner Tetap
LKS Gelombang Stasioner Tetap
 
Kelompok 9 kemagnetan
Kelompok 9 kemagnetanKelompok 9 kemagnetan
Kelompok 9 kemagnetan
 
Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)Polarisasi (Fisika)
Polarisasi (Fisika)
 
11 4 refraction-of_light
11 4 refraction-of_light11 4 refraction-of_light
11 4 refraction-of_light
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
 
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarkoKelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
Kelas10 smk fisika-smk-teknologi_endarko
 

Similar to Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika

Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
noussevarenna
 
Elektrofisika i
Elektrofisika  iElektrofisika  i
Elektrofisika i
Basid Baidowi Fisio
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
serpong02
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssadeenurhayati
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
Ondel Del
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Retno AppleLienna
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
Kristalina Dewi
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
Annis Kenny
 
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYAFISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
PRAMITHA GALUH
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
ssuser286a3e
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
SMA NEGERI 1 WATAMPONE
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
aji indras
 
Aurora
AuroraAurora
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
Ajeng Rizki Rahmawati
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
prihase
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
Eko Supriyadi
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
Eko Supriyadi
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
yasin yusuf
 

Similar to Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika (20)

Gelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika smaGelombang cahaya fisika sma
Gelombang cahaya fisika sma
 
Sifat sifat cahaya
Sifat sifat cahayaSifat sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
 
Elektrofisika i
Elektrofisika  iElektrofisika  i
Elektrofisika i
 
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptxPRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
PRESENTASI IPS MODUL 10,11,12.pptx
 
Pertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ssPertemuan 3 optika fisi ss
Pertemuan 3 optika fisi ss
 
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYAMAKALAH POLARISASI CAHAYA
MAKALAH POLARISASI CAHAYA
 
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retnoLap. ahir-polarisasi-cahaya retno
Lap. ahir-polarisasi-cahaya retno
 
Pw point physic
Pw point physicPw point physic
Pw point physic
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
 
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYAFISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
FISIKA - PEMBIASAN CAHAYA
 
Materi Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptxMateri Gelombang Cahaya.pptx
Materi Gelombang Cahaya.pptx
 
Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII Bab 3 cahaya KELAS XII
Bab 3 cahaya KELAS XII
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
Aurora
AuroraAurora
Aurora
 
Gelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnesGelombang cahaya fisika unnes
Gelombang cahaya fisika unnes
 
Gelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNESGelombang cahaya UNNES
Gelombang cahaya UNNES
 
Gelombang Cahaya
Gelombang CahayaGelombang Cahaya
Gelombang Cahaya
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Optik geometri
Optik geometriOptik geometri
Optik geometri
 
Cahaya
CahayaCahaya
Cahaya
 

More from Rizka Aprilia

Pembelanjaan
PembelanjaanPembelanjaan
Pembelanjaan
Rizka Aprilia
 
Presentasi Pembelanjaan
Presentasi PembelanjaanPresentasi Pembelanjaan
Presentasi Pembelanjaan
Rizka Aprilia
 
Mencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
Mencapai Kesuksesan dengan KeterbatasanMencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
Mencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
Rizka Aprilia
 
Tetap Fashionable dengan Hijab
Tetap Fashionable dengan HijabTetap Fashionable dengan Hijab
Tetap Fashionable dengan Hijab
Rizka Aprilia
 
PHP, MySQL, Apache
PHP, MySQL, ApachePHP, MySQL, Apache
PHP, MySQL, Apache
Rizka Aprilia
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Rizka Aprilia
 
Makalah Tujuan & Sasaran Usaha
Makalah Tujuan & Sasaran UsahaMakalah Tujuan & Sasaran Usaha
Makalah Tujuan & Sasaran Usaha
Rizka Aprilia
 
Merumuskan Masalah
Merumuskan MasalahMerumuskan Masalah
Merumuskan Masalah
Rizka Aprilia
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
Rizka Aprilia
 
Makanan Tradisional Minahasa
Makanan Tradisional MinahasaMakanan Tradisional Minahasa
Makanan Tradisional Minahasa
Rizka Aprilia
 
Minahasan Tradisional Food
Minahasan Tradisional FoodMinahasan Tradisional Food
Minahasan Tradisional Food
Rizka Aprilia
 
Fungsi Tanggal dan Waktu
Fungsi Tanggal dan WaktuFungsi Tanggal dan Waktu
Fungsi Tanggal dan Waktu
Rizka Aprilia
 
Etika Dalam Internet
Etika Dalam InternetEtika Dalam Internet
Etika Dalam Internet
Rizka Aprilia
 
Tata cara mengurus jenazah
Tata cara mengurus jenazahTata cara mengurus jenazah
Tata cara mengurus jenazah
Rizka Aprilia
 
Kalor
KalorKalor
English (TENSES)
English (TENSES)English (TENSES)
English (TENSES)
Rizka Aprilia
 
Macam macam seni teater
Macam macam seni teaterMacam macam seni teater
Macam macam seni teater
Rizka Aprilia
 

More from Rizka Aprilia (18)

Merumuskan
MerumuskanMerumuskan
Merumuskan
 
Pembelanjaan
PembelanjaanPembelanjaan
Pembelanjaan
 
Presentasi Pembelanjaan
Presentasi PembelanjaanPresentasi Pembelanjaan
Presentasi Pembelanjaan
 
Mencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
Mencapai Kesuksesan dengan KeterbatasanMencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
Mencapai Kesuksesan dengan Keterbatasan
 
Tetap Fashionable dengan Hijab
Tetap Fashionable dengan HijabTetap Fashionable dengan Hijab
Tetap Fashionable dengan Hijab
 
PHP, MySQL, Apache
PHP, MySQL, ApachePHP, MySQL, Apache
PHP, MySQL, Apache
 
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak BumiFraksi-fraksi Minyak Bumi
Fraksi-fraksi Minyak Bumi
 
Makalah Tujuan & Sasaran Usaha
Makalah Tujuan & Sasaran UsahaMakalah Tujuan & Sasaran Usaha
Makalah Tujuan & Sasaran Usaha
 
Merumuskan Masalah
Merumuskan MasalahMerumuskan Masalah
Merumuskan Masalah
 
Termodinamika
TermodinamikaTermodinamika
Termodinamika
 
Makanan Tradisional Minahasa
Makanan Tradisional MinahasaMakanan Tradisional Minahasa
Makanan Tradisional Minahasa
 
Minahasan Tradisional Food
Minahasan Tradisional FoodMinahasan Tradisional Food
Minahasan Tradisional Food
 
Fungsi Tanggal dan Waktu
Fungsi Tanggal dan WaktuFungsi Tanggal dan Waktu
Fungsi Tanggal dan Waktu
 
Etika Dalam Internet
Etika Dalam InternetEtika Dalam Internet
Etika Dalam Internet
 
Tata cara mengurus jenazah
Tata cara mengurus jenazahTata cara mengurus jenazah
Tata cara mengurus jenazah
 
Kalor
KalorKalor
Kalor
 
English (TENSES)
English (TENSES)English (TENSES)
English (TENSES)
 
Macam macam seni teater
Macam macam seni teaterMacam macam seni teater
Macam macam seni teater
 

Recently uploaded

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
cikgumeran1
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
DewiInekePuteri
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 

Recently uploaded (20)

RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptxPOWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
POWERPOINT ASAS PERMAINAN CATUR MSSD.pptx
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remajamateri penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
materi penyuluhan kesehatan reproduksi remaja
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 

Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika

  • 1. SMKN 3 MANADO FISIKA Induksi Elektromagnetik & Cahaya dan Optika Rizka Aprilia (XI RPL 2)
  • 2. Induksi Elektromagnetik Terjadinya Induksi Elektromagnetik Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke salah satu arah (misalnya ke kanan). Jarum galvanometer segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut didiamkan sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan (misalnya ke kiri). Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi). Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan). Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan disebut arus induksi.
  • 3. Faktor-Faktor yang Menentukan Besar GGL Besarnya ggl induksi tergantung pada tiga faktor, yaitu ; 1) banyaknya lilitan kumparan 2) kecepatan keluar-masuk magnet dari dan keluar kumparan 3) kuat magnet batang yang digunakan Alat-Alat yang Bekerja Berdasar Prinsip Induksi Elektromagnetik 1. Generator Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi energi listrik. Ada dua jenis generator, yaitu : a. Generator arus bolak-balik (AC) atau alternator b. Generator arus searah (DC) Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada generator arus bolak- balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada generator arus searah terdapat sebuay cincin yang terbelah di tengahnya (cincin belah atau komutator). Ggl atau arus induksi pada alternator dapat diperbesar dengan empat cara : 1) memakai kumparan dengan lilitan lebih banyak 2) memakai magnet yang lebih kuat 3) melilit kumparan pada inti besi lunak 4) memutar kumparan lebih cepat Contoh generator arus bolak-balik : - dinamo sepeda - generator AC pembangkit listrik 2. Transformator Transformator atau trafo adalah alat yang digunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik (AC) dari suatu nilai ke nilai tertentu. Trafo terdiri dari pasangan kumparan primer dan sekunder yang terpisah dan dililitkan pada inti besi lunak. Ada dua jenis trafo, yaitu 1) Trafo step up (penaik tegangan) 2) Trafo step down (penurun tegangan)
  • 4. CAHAYA A. CAHAYA DAN SIFATNYA Cahaya merupakan energy terbentuk gelombang dan membantu kita untuk melihat. Cahaya didefinisikan sebagai radiasi yang dapat mempengaruhi mata dan memiliki kecepatan sebesar 299.792.458 meter per sekon. Salah satu sifat cahaya adalah bergerak lurus kesemua arah. B. PEMANTULAN Ketika seberkas cahaya menumbuk permukaan suatu benda maka cahaya tersebut dipantulkan. Untuk benda-benda yang berkilau seperti cermin, lebih dari 95% cahaya tersebut dipantulkan. Ketika seberkas cahaya yang sempit jatuh pada permukaan rata kita perlu mendefinisikan sudut yang dibentuk oleh sinar datang dan normal pada permukaan (normal berarti yang tegak lurus) sebagai sudut datang i . kemudian kita mendefinisikan sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dan normal sebagai sudut r. untuk permukaan rata ditemukan bahwa sinar datang dan sinar pantul terletak dalam satu bidang yang tegak lurus pada permukaan dan sudut datang sama dengan sudut pantul. Bila berkas sinar cahaya jatuh kepermukaan kasar, berkas sinar itu akan dipantulkan kesegala arah. Pemantulan semacam ini disebut pemantulan baur. Hukum pemantulan masih berlaku,tetapi pada potongan – potongan kecil permukaan kasar. Seberkas sinar cahaya dipantulkan oleh permukaan cermin datar (licin),yang dikenal sebagai pemantulan spekuler (“speculum” adalah kata latin yaitu cermin). C. PEMBIASAN Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium berbeda, seperti misalnya sebuah permukaan kaca, energy cahaya tersebut dipantulkan dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan tersebut disebut pembiasan. Indeks Bias dan Hukum Snell Laju cahaya dalam ruang hampa mempunyai nilai c=2,99792458 x 10pangkat 8 m/s,laju ini berlaku untuk semua gelombang elektro magnetic,termasuk cahaya tampak. Laju cahaya diudara sedikit lebih kecil dari pada laju cahaya dalam ruang hampa karena absorbs dan emisi kembali oleh atom – atom dan molekul – molekul zat. Dalam hal
  • 5. ini sinar datang dan sinar bias terletak dalam satu bidang,termasuk normal yang tegak lurus pada permukaan batas dua medium. D. CAHAYA SEBAGAI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Jika kita memusatkan sinar matahari dengan kaca pembesar pada selembar kertas ternyata sinar matahari dapat membakar kertas sehingga timbul lubang pada kertas. Hal ini menunjukan bahwa cahay membawa energy. Prediksi teoritis tentang gelombang elektromagnetik ( sering disingkat EM) merupakan karya Clerk Maxwell. Teori ini menyatukan semua gejala kelistrikan dan kemagnetan menjadi satu teori yang cemerlang. Cahaya hanya merupakan salah satu contoh gelombang elektromagnetik. Interval frekuensinya cukup pendek,yaitu membentang dari kira – kira 4,3 x 10 pankat 14 Hz untuk cahay merah sampai kira – kira 7,5 x 10 pangkat 14 Hz Untuk cahaya violet. E. INTERFERENSI CAHAYA Asas superposisi menentukan interferensi,yang menyatakan bilamana dua gelombang atau lebih yang mempunyai sifat sama melewati suatu titik pada saat yang sama, amplitudo sesaat pada titik tersebut merupakan jumlah dari amplitudo sesaat masing – masing gelombang. Mengapa interferensi cahaya sukar di amati ? pertama panjang gelombang cahaya adalah sangat pendek, kira – kira hanya 1 % dari tebak rambut manusia. Kedua , setiap sumber cahaya alam memancarkan gelombang – gelombang cahaya hanya sebagai kelompok fase yang pendek, sehingga interferensi yang terjadi biasanya menjadi berimbang selama periode observasi tersingkat oleh mata atau film fotografis kecuali jika digunakan prosedur khusus. Jika dua sumber gelombang yang memancarkan gelombang–gelombang dengan hubungan fase tetap selama gelombang–gelombang itu diamati,maka dua sumber gelombang itu dikatakan koheren. Jika sumber–sumber tersebut mempunyai pergeseran fase relative bolak – balik sementara observasi dilakukan,beda–beda fase itu menjadi berimbang, dan tidak ada pola interferensi. Sumber–sumber semacam itu dikatakan inkoheren. Oleh karena itu sumber cahay monokromatik (yaitu sumber cahaya yang memancarkan gelombang – gelombang yang hanya terdiri dari satu panjang gelombang) F. POLARISASI
  • 6. Suatu berkas gelombang transversal terpolarisasi adalah berkas gelombang transversal yang getaran – getarannya hanya terjadi dalam arah tunggal tegak lurus arah rambatan gelombang. Gerak seluruh gelombang tersebut terkurung pada suatu bidang yang disebut bidang polarisasi.polarid yang digunakan untuk mempolarisasikan cahaya disebut polarisator sedangkan Polaroid yang digunakan untuk menentukan apakah cahaya terpolarisator atau tidak dan atau menetukan arah bidang polarisator disebut analisator. G. HAMBURAN CAHAYA : BIRU LANGIT, WARNA MATAHARI TERBIT DAN TENGGELAM Pada umumnya intensitas cahaya dengan panjang gelombang λ yang dihamburkan (oleh suatu partikel yang kecil dibandingkan dengan λ) . makin pendek panjang gelombang, makin besar bagian cahaya datang yang dihamburkan . inilah yang menjadi alas an mengapa langit berwarna biru. Ketika kita memandang langit, apa yang kita lihat adalah cahaya mata hari yang telah dihamburkan oleh molekul–molekul dalam atmosfer bagian atas, cahaya biru,yang terdiri dari panjang gelombang pendek, dihamburkan kira–kira sepuluh kali lebih cepat dari pada cahaya merah, sehingga cahaya yang terhanbur terutama berwarna biru. OPTIK A. CERMIN SFERIS Cermin sferis adalah cermin yang permukaannya lengkung dan biasanya merupakan bagian dari permukaan bola. Cermin dengan permukaan pemantul sferis biasanya di kelompokan menjadii cermin cekung dan cerrmin cembung. Perjanjian tanda untuk cermin sferis Besaran Positif Negatif Jarak fokus f Cermin cekung Cermin cembung Jarak benda s Benda nyata Benda maya Jarak bayangan s’ Bayangan nyata Bayangan maya Perbesaran Linier m Bayangan sama tegak terhadap bendanya Bayangan terbalik terhadap bendanya
  • 7. B. LENSA Lensa adalah sekepng kaca atau bahan transparan yang di bentuk sedemikian rupasehingga dapat menghasilkan bayangan nyata atau maya,sama tegak atau terbalik terhadap benda,lebih kecil atau lebih besar atau sama seperti ukuran benda. Titik fokus suatu lensa dapat di temukan dengan menempatkan lensa di bawah sinar- sinar matahari,kemudian mengatur letak lensa tersbut agar terbentuknya bayangan tajam. Perjanjian tanda untuk persamaan Besaran Positif Negatif Jari-jari Konveks Konkaf Jarak fokus Lensa Konvergen Lensa Divergen Satuan daya lensa adalah dioptri {D}, yang merupakan kebalikan meter: 1 D=m-1 . Sebagai contoh, lensa dengan jarak fokus 25 cm mempunyai daya P=1/{0,25 m}=4,0 dioptri. Sebuah lensa mempunyai dua titik fokus,masing-masing sisi mempunyai satu titik fokus. Titik fokus pada suatu lensa dimana sinar datang disebut titik fokus pertama F, sedangkan pada titik lainnya disebut titik fokus kedua F’. Perjanjian tanda untuk lensa. Besaran Positif Negatif Jarak fokus f Lensa konvergen Lensa divergen Jarak benda s Benda nyata Bayangan maya Jarak bayangan s’ Bayangan nyata Bayangan maya Perbesaran Linier m Bayangan sama tegak terhadap bendanya Bayangan terbalik terhadap bendanya
  • 8. C. ALAT OPTIK 1. Mata Alat optik alamiah adalah mata, baik mata manusia maupun binatang. a. Bagian bagian mata Di bagian bawah dinding mata terdapat selaput berisi pembuluh darah, di bagian bawah selaput ini terdapat selaput laja yang merupakan perluasan dari syaraf mata di bagian depan selaput ini berubah menjadi iris yang berfungsi mengatur secara otomatif dan mengendalikan cahaya yang memasuki mata. Di tengah selaput pelangi ini terdapat lubang diafragma yang di sebut dengan pupil. Ruang di muka lensa mata berisi zat cair yang di sebut aqueous humor H dan di belakang lensa berwujud benda cair bening yang di sebut vitreus humor. Adapun retina terdiri dari suatu susunan syaraf yang rumit dan penerima, di kenal sebagai rods {batang-batang} dan cones {kerucut-kerucut} yang bekerja mengubah energi cahaya menjadi sinyal-sinyal elektris yang merambat sepanjang syaraf-syaraf itu. b. Daya akomodasi mata Daya akomodasi mata adalah kemampuan mengubah ketegangan urat yang berhubungan dengan lensa mata {pengaturan fokus lensa} dari lensa mata atau sifat penyusuaian diri. Titik jauh seseorang adalah jarak terjauh yang memungkinkan benda dapat terlihat secara jelas untuk beberapa tujuan dengan mengunakan istilah mat normal,yang di defenisikan sebagai mata yang mempunyai titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga. c. Cacat mata di mata dan cara menanggulanginya Titik jauh dari mata atau punctum remotum adalah titik terjauh dari objek yang dapat dilihat dari mata yang normal jauhnya tidak terhingga tanpa lensa mata melakukan akomodasi. Sedangkan titik dekat dari mata {punctum proxium} adalah titik yang terdekat dari objek untuk dapat dilihat oleh mata normal dengan akomodasi penuh atau bentuk kecembungan maksimal dari lensa mata. Gejala bertambahnya titik dekat mata disebut dengan presbiopi, mirip dengan hipermetropi, presbiopi terjadi karena kekurangannya kemampuan mata untuk berakomodasi karena usia yang bertambah, dan titik dekat yang menjauh. Cacat astigmatisme dapat terjadi pada penderita miopi maupun hipermetropi. Astigmatisme biasanya di sebabkan oleh cornea atau lensa mata yang kurang bundar sehingga benda-benda titik dipusatkan sebagai garis-garis pendek yang mengaburkan bayangan.
  • 9. 2. Mikroskop Mikroskop majemuk yaitu mikroskop yang menggunakan dua lensa. Lensa yang langsung berinteraksi dengan benda yang dalam hal ini adalah preparat disebut dengan lensa benda atau lensa objektif, lensa yang dekat dengan mata si pengamat di sebut dengan lensa mata atau lensa okuler. Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler kadang-kadang di anggap sebagai panjang mikroskop. Seperti sudah disebutkan sebelumnya, jika mata menggunakan lensa okuler dalam keadaan titik berakomodasi, maka jarak benda bagi lensa okuler sama dengan jarak fokusnya, sok= fok sehingga d = sok+ fok D. TEROPONG Teropong atau teleskop adalah alat optis yang digunakan untuk melihat benda yang sangat jauh. Teropong juga memiliki bentuk bermacam-macam. Bentuk yang diuraikan disini adalah teropong bintang yang terdiri dari sebuah lensa objektif dari sebuah lensa okuler. Prinsip penggunaan lensa positif dari teropong bintang adalah hampir sama dengan mikroskop. Untuk teropong yang sederhana menggunakan dua lensa yang dekat dengan mata di sebut dengan lensa okuler dan lensa yang dekat dengan benda di sebut dengan lensa objektif. E. PERISKOP Periskop merupakan alat optik yang digunakan dalam kapal selam, untuk melihat situasi di permukaan laut. Dalam alat ini digunakan dua prisma {atau dua cermin datar}, masing-masing prisma mempunyai satu sudut 90° dan dua sudut 45°. F. KACA PEMBESAR Kita akan membicarakan kaca pembesar sederhana yang hanya terdiri dari sebuah lensa konvergen. Kemudian lensa konvergen ini menghasikan bayangan maya yang sekurang- kurangnya harus berada pada jarak 25 cm dari mata jika mata akan memusatkan pada titik- titik dekat itu. Adapun kaca pembesar lensa tunggal sederhana terbatas perbesarannya kira-kira sampai 2 atau 3 kali karena aberasi sferis. Perbesaran suatu lensa dapat dinaikkan sedikit dengan menggerakkan lensa tersebut dan mengatur mata kita sehingga mata memusatkan pada bayanagan di titik dekat.