SlideShare a Scribd company logo
Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT
Seoul, 23rd of March 2014
Tinjauan Umum Modul 2
Secara umum, Modul 2 akan membahas mengenai penentuan jumlah persediaan yang sebaik-baiknya,
jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit.
Modul 2 terdiri dari dua kegiatan belajar:
• Kegiatan Belajar 1 – Model Persediaan yang Sederhana;
• Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain.
Setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menjelaskan cara-cara menghemat biaya dengan jalan
mengatur persediaan.
Secara khusus, setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menentukan:
• Jumlah persediaan barang yang bisa menghemat biaya;
• Saat pemesanan barang yang tepat;
• Besar biaya yang dianggap perusahaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian barang.
2
Model Paling Sederhana
Model ini berlaku untuk menentukan jumlah pembelian barang, bahan baku atau bahan pemban-tu yang pe
nggunaannya secara teratur. Dalam model ini belum memasukkan kemungkinan keterlambatan
pengiriman barang.
Asumsi:
1. Kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil dan bisa diperkirakan;
2. Biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan barang yang disimpan tergantung pada banyaknya
barang yang disimpan;
3. Besar biaya pemesanan barang untuk setiap kali pesan sama;
4. Barang yang disimpan tidak mudah rusak;
5. Barang selalu tersedia di pasar, dalam jumlah berapa pun kebutuhan barang akan selalu bisa terbeli;
6. Harga barang relatif stabil.
3
Model Paling Sederhana
4
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up) atau biaya sekali pesan,
merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali memesan
barang. Besarnya selalu sama (tidak terpengaruh oleh
jumlah barang yang dipesan). Contoh: biaya pengiriman
surat pesanan, ongkos teleks, interlokal, pengiriman
petugas pembelian, dsb.
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang), adalah
biaya yang dikeluarkan ketika melakukan penyimpanan
barang. Besarnya tergantung pada banyaknya barang
yang disimpan serta lamanya waktu penyimpanan.
Contoh: biaya asuransi, sewa gedung yang didasarkan
pada volume atau berat dan lama penyimpanan,
depresiasi barang (apabila persentase susutnya
tergantung pada lamanya penyimpanan).
Biaya pemesanan setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Biaya pemeliharaan setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga”
= Ci × R/Q × (½.Q.Q/R)
= ½.Q.Ci
Model Paling Sederhana
Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, dan total biaya
5
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
Ci
RCs
Q
2
*
RCi
Cs
R
Q
t
2*
*
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg.
Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500.
Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10
171.0
000.24
78,098.4*
*
78,098.4
10
35002400022
*
R
Q
t
Ci
RCs
Q
Model dengan Keterlamba
tanDalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini me-
merlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga
menanggung biaya keterlambatan.
Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan
barang dan jangka waktu keterlambatan.
6
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang).
Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi
pemesanan × “luas segitiga”
= Ci × R/Q × (½.S.S/R)
= S2.Ci/2Q
Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka waktu
× frekuensi pemesanan × “luas segitiga”
= Ct × R/Q × ½.(Q-S)/R.(Q-S)
= Ct.(Q-S)2/2Q
Model dengan
KeterlambatanHubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya.
7
Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-S)2/2Q
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jumlah Pembelian yang dimasukkan dalam inventory yang
ekonomis (S*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
Ct
CiCt
Ci
RCs
Q
2
*
R
Q
t
*
*
Contoh:
Seorang pedagang selama satu tahun harus
memenuhi permintaan sebanyak 1.000 buah.
Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100.
Biaya penyimpanan barang sebesar 20% dari
harga barang yang senilai Rp 20.
Kalau terjadi keterlambatan konsumen masih
mau membeli, tetapi perusahaan menanggung
biaya ekstra sebesar Rp 3,65 setiap barang
setiap tahun.
Biaya total yang optimal:
324,0
1000
7198.323*
*
5,154
465.3
65.3
4
100100022
*
7,323
65.3
465.3
4
100100022
*
R
Q
t
CiCt
Ct
Ci
RCs
S
Ct
CiCt
Ci
RCs
Q
CiCt
Ct
Ci
RCs
S
2
*
82,617
3242
15532465.3
3242
4155
100
324
1000
*
*2
*
*2
*
*
*
22
22
Cost
Q
SQCt
Q
CiS
Cs
Q
R
Cost
Model dengan Potongan H
argaDalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada
dua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan
kalau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah
P1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2.
8
Total Biaya se tahun tanpa potongan harga = RP1 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Total Biaya se tahun dengan potongan harga = RP2 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
Model dengan Potongan H
arga
9
Contoh 1:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 35.000.
Karena Qmin ≥ b, maka Q* = Qmin.
074,648
400
35000240022
min
Ci
RCs
Q
Contoh 2:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 10.000.
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/346.41)×10.000 + (346.41/2)×400
= Rp 48.138.564.06
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)×10.000 + (500/2)×400
= Rp 44.548.000,00
Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka Q*
adalah pembelian dengan b (500 kuintal)
41,346
400
10000240022
min
Ci
RCs
Q
Contoh 3:
Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah
pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp
20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama
dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya
penyimpanan sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali
pesan sebesar Rp 5.000.
Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan:
Total biaya dengan Qmin:
= RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci
= 2.400(20.000) + (2.400/200)×5.000 + (200/2)×600
= Rp 48.120.000
Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka Q*
adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal)
200
600
5000240022
min
Ci
RCs
Q
Total biaya dengan b:
= RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci
= 2.400(18.500) + (2.400/500)×5.000 + (500/2)×600
= Rp 48.174.000,00
Model dengan Produksi Se
ndiriDalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja
tidak bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya.
10
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Pr : Tingkat produksi setiap tahun.
Q : Jumlah produk (inventory).
t1 : Waktu sampai produk mencapai
kapasitas maksimal (tanpa konsumsi)
t2 : Waktu sampai produk habis (tanpa
produksi)
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan
barang).
Produksi tanpa konsumsi Konsumsi tanpa produksi
Ingat!
Slope = Tangen = Sisi depan/Sisi Samping
Produksi tanpa konsumsi
Pr = Q/t1
Konsumsi tanpa produksi
R = Q/t2Apabila dalam memproduksi barang juga disertai dengan konsumsi,
maka (dengan asumsi tingkat produksi lebih besar dari pada tingkat
konsumsi), maka sisa produk akan masuk ke persediaan dengan jumlah
persediaan selalu bertambah dengan slope (Pr – R).
Maka jumlah persediaan maksimal (Max) dapat dicari dengan:
Slope = Max / Waktu (t1)
(Pr – R) = Max / (Q/Pr)
Max = Q/Pr × (Pr – R)
Model dengan Produksi
Sendiri
11
Pr
Pr
*2
R
R
Qt
Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan
= Cs × R/Q
Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi
pemesanan × “luas segitiga”
= Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr
Terminologi
R : Kebutuhan barang selama satu tahun.
Q : Jumlah setiap kali pemesanan.
R/Q : Frekuensi pemesanan.
Q/R : Jangka waktu pemesanan.
Cs : Cost of set-up (biaya set-up).
Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang).
Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan).
Total Biaya se tahun:
{(R/Q).Cs} + {Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr}
Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*)
Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*)
RCi
RCs
Q
Pr
Pr2
*
R
Q
t
*
*
Pr
*
1
Q
t
Model dengan Produksi
Sendiri
12
Contoh:
Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun. Onderdil tersebut
diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun (asumsi produksi terus). Setiap memulai
berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan
sebesar 20% dari nilai persediaan.
Jumlah pemesanan yang optimal:
Jangka waktu yang optimal setiap produksi pemesanan onderdil:
Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi berikutnya):
Jumlah biaya yang optimal:
78,622.31
000.100000.200
000.200
2
000.5000.1002
Pr
Pr2
*
RCi
RCs
Q
78,623.312
000.200
000.100000.200
2
78,622.31
000.5
78,622.31
000.100
*
Pr
Pr
2
*
*
*
Cost
C
RQ
Cs
Q
R
Cost i
015811,0
000.200
78.31622
Pr
*
*
Q
t
31623,0
000.100
78.31622*
*
R
Q
t
Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT
Terima Kasih
감사합니다
Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya
Seoul, 23rd of March 2014

More Related Content

What's hot

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
Diponegoro University
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
Feronica Romauli
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
University of Brawijaya
 
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi PenawaranFungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Nandang Ary Pangesti
 
J002419394
J002419394J002419394
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
Pertemuan x  pasar persaingan sempurnaPertemuan x  pasar persaingan sempurna
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
ramafajar6969
 
Materi strategi produk & jasa
Materi strategi produk & jasaMateri strategi produk & jasa
Materi strategi produk & jasa
zahir ipb
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandPusri Indariyah
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Haidar Bashofi
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Nila Aulia
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
state university of surabaya
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Novia Putri
 
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
 
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranElastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Ananda Setiawan
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Harya Wirawan
 
Risiko dan Hasil Pada Aseet
Risiko dan Hasil Pada AseetRisiko dan Hasil Pada Aseet
Risiko dan Hasil Pada Aseet
ShintaAndrianie
 
Harga pokok proses 1 departemen
Harga pokok proses 1 departemenHarga pokok proses 1 departemen
Harga pokok proses 1 departemen
Diana Marlyna
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumen
yunisarosa
 
Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)
Selfia Dewi
 

What's hot (20)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrikPp 2 penentuan lokasi pabrik
Pp 2 penentuan lokasi pabrik
 
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi PenawaranFungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
Fungsi Permintaan & Fungsi Penawaran
 
J002419394
J002419394J002419394
J002419394
 
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
Pertemuan x  pasar persaingan sempurnaPertemuan x  pasar persaingan sempurna
Pertemuan x pasar persaingan sempurna
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Materi strategi produk & jasa
Materi strategi produk & jasaMateri strategi produk & jasa
Materi strategi produk & jasa
 
Model persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demandModel persediaan untuk independent demand
Model persediaan untuk independent demand
 
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
Pengantarteoriperilakukonsumen 121021121919-phpapp02 (1)
 
Makalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleksMakalah kelompok 4 metode simpleks
Makalah kelompok 4 metode simpleks
 
penerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksipenerimaan total dan fungsi produksi
penerimaan total dan fungsi produksi
 
Pert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomiPert. 2.optimisasi ekonomi
Pert. 2.optimisasi ekonomi
 
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
Sistem Penunjang Keputusan [Teori Pengambilan Keputusan]
 
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranElastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaran
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Risiko dan Hasil Pada Aseet
Risiko dan Hasil Pada AseetRisiko dan Hasil Pada Aseet
Risiko dan Hasil Pada Aseet
 
Harga pokok proses 1 departemen
Harga pokok proses 1 departemenHarga pokok proses 1 departemen
Harga pokok proses 1 departemen
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumen
 
Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)Teori perilaku konsumen (kardinal)
Teori perilaku konsumen (kardinal)
 

Viewers also liked

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
Diponegoro University
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
Mang Engkus
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
Syibran Malasy
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
Princess Nisa
 
Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Afrina Ramadhani
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Afrina Ramadhani
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Majid Abdullah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roFransiska Puteri
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
mieftahulduila
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane method
Rajesh Piryani
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programming
Chan Rizky
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingFransiska Puteri
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, Gomory
AVINASH JURIANI
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
Reza Mahendra
 

Viewers also liked (20)

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 6
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 1
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 3
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 7
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 4
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 5
 
BMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset OperasiBMP EKMA4413 Riset Operasi
BMP EKMA4413 Riset Operasi
 
Bab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pertBab 9-cpm-pert
Bab 9-cpm-pert
 
Tugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset OperasiTugas Mandiri Riset Operasi
Tugas Mandiri Riset Operasi
 
Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6Teknik riset operasi pertemuan 6
Teknik riset operasi pertemuan 6
 
Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7Teknik riset operasi pertemuan 7
Teknik riset operasi pertemuan 7
 
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku OligopolistikTeori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
 
Gomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane methodGomory's cutting plane method
Gomory's cutting plane method
 
Integer programming
Integer programmingInteger programming
Integer programming
 
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programmingITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
ITP UNS SEMESTER 2 Integer programming
 
Integer Programming, Gomory
Integer Programming, GomoryInteger Programming, Gomory
Integer Programming, Gomory
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2

Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptxOperation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
EdizonJambormias2
 
Model Persediaan Deterministik for planning
Model Persediaan Deterministik for planningModel Persediaan Deterministik for planning
Model Persediaan Deterministik for planning
ashaby
 
inventory
inventoryinventory
inventory
aisyaaaaahh
 
Mengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chainMengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chain
Taufik Arief Widodo
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: Persediaan
Quraeni Wardhany
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
Arif cebe
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
Lilia Pascariani
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011
Dhoi' D
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
Ismha Mhanyun
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
Ismha Mhanyun
 
Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2
Ghazy Haq
 
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independenPertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
Center For Economic Policy Institute (CEPAT)
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Falanni Firyal Fawwaz
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Awaludin Siking
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
Ghazy Haq
 
9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt
MuthiaRozaLinda
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
Mercu Buana University
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaanIffa Tabahati
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.pptMANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
R S
 

Similar to EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2 (20)

Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptxOperation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
Operation Research_Model Pengendalian Persediaan new.pptx
 
Model Persediaan Deterministik for planning
Model Persediaan Deterministik for planningModel Persediaan Deterministik for planning
Model Persediaan Deterministik for planning
 
inventory
inventoryinventory
inventory
 
Mengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chainMengelola persediaan pada supply chain
Mengelola persediaan pada supply chain
 
Manajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: PersediaanManajemen Keuangan: Persediaan
Manajemen Keuangan: Persediaan
 
Inventory
InventoryInventory
Inventory
 
MO II Inventory
MO II InventoryMO II Inventory
MO II Inventory
 
Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011Manajemen persediaan buat 1732011
Manajemen persediaan buat 1732011
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2Manajemen persediaan 2
Manajemen persediaan 2
 
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independenPertemuan 9 mana. pers.perm independen
Pertemuan 9 mana. pers.perm independen
 
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARANPerencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
Perencanaan dan Pengendalian Bahan Mentah - PENGANGGARAN
 
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.pptMetode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
Metode Persediaan - Awaludin Siking.ppt
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt9. Lot Sizing.ppt
9. Lot Sizing.ppt
 
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
08. Konsep Pengendalian Produksi, dan Pengendalian Persediaan
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.pptMANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
MANAJEMEN PERSEDIAAN.ppt
 
Manajemen persediaan
Manajemen persediaanManajemen persediaan
Manajemen persediaan
 

More from Diponegoro University

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
Diponegoro University
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
Diponegoro University
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
Diponegoro University
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
Diponegoro University
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
Diponegoro University
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Diponegoro University
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Diponegoro University
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
Diponegoro University
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Diponegoro University
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
Diponegoro University
 
Apple
AppleApple
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
Diponegoro University
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
Diponegoro University
 

More from Diponegoro University (20)

Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Parametric Equations
Parametric EquationsParametric Equations
Parametric Equations
 
Shewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for VariablesShewhart Charts for Variables
Shewhart Charts for Variables
 
A Brief Concept of Quality
A Brief Concept of QualityA Brief Concept of Quality
A Brief Concept of Quality
 
Methods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPCMethods and Philosophy of SPC
Methods and Philosophy of SPC
 
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector SpacesLinear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
Linear Algebra - Finite Dimensional Vector Spaces
 
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and EigenvaluesLinear Algebra - Determinants and Eigenvalues
Linear Algebra - Determinants and Eigenvalues
 
Linear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear EquationLinear Algebra - System of Linear Equation
Linear Algebra - System of Linear Equation
 
Linear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and MatricesLinear Algebra - Vectors and Matrices
Linear Algebra - Vectors and Matrices
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 8
 
Apple
AppleApple
Apple
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 8
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 8
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 9
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 9
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 7
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 7
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 6
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 6
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 5
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 5
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 4
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 4
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 3
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 3
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 2
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 2
 
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1EKMA4570 -  Penganggaran - Modul 1
EKMA4570 - Penganggaran - Modul 1
 

Recently uploaded

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
AryaMahardhika3
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 

Recently uploaded (20)

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 

EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2

  • 1. Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT Seoul, 23rd of March 2014
  • 2. Tinjauan Umum Modul 2 Secara umum, Modul 2 akan membahas mengenai penentuan jumlah persediaan yang sebaik-baiknya, jangan terlalu banyak dan jangan terlalu sedikit. Modul 2 terdiri dari dua kegiatan belajar: • Kegiatan Belajar 1 – Model Persediaan yang Sederhana; • Kegiatan Belajar 2 – Beberapa Macam Model Persediaan yang Lain. Setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menjelaskan cara-cara menghemat biaya dengan jalan mengatur persediaan. Secara khusus, setelah mempelajari Modul 2, diharapkan mampu menentukan: • Jumlah persediaan barang yang bisa menghemat biaya; • Saat pemesanan barang yang tepat; • Besar biaya yang dianggap perusahaan yang berhubungan dengan keputusan pembelian barang. 2
  • 3. Model Paling Sederhana Model ini berlaku untuk menentukan jumlah pembelian barang, bahan baku atau bahan pemban-tu yang pe nggunaannya secara teratur. Dalam model ini belum memasukkan kemungkinan keterlambatan pengiriman barang. Asumsi: 1. Kebutuhan barang sepanjang tahun relatif stabil dan bisa diperkirakan; 2. Biaya yang berhubungan dengan pemeliharaan barang yang disimpan tergantung pada banyaknya barang yang disimpan; 3. Besar biaya pemesanan barang untuk setiap kali pesan sama; 4. Barang yang disimpan tidak mudah rusak; 5. Barang selalu tersedia di pasar, dalam jumlah berapa pun kebutuhan barang akan selalu bisa terbeli; 6. Harga barang relatif stabil. 3
  • 4. Model Paling Sederhana 4 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up) atau biaya sekali pesan, merupakan biaya yang dikeluarkan setiap kali memesan barang. Besarnya selalu sama (tidak terpengaruh oleh jumlah barang yang dipesan). Contoh: biaya pengiriman surat pesanan, ongkos teleks, interlokal, pengiriman petugas pembelian, dsb. Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang), adalah biaya yang dikeluarkan ketika melakukan penyimpanan barang. Besarnya tergantung pada banyaknya barang yang disimpan serta lamanya waktu penyimpanan. Contoh: biaya asuransi, sewa gedung yang didasarkan pada volume atau berat dan lama penyimpanan, depresiasi barang (apabila persentase susutnya tergantung pada lamanya penyimpanan). Biaya pemesanan setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Biaya pemeliharaan setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ci × R/Q × (½.Q.Q/R) = ½.Q.Ci
  • 5. Model Paling Sederhana Hubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, dan total biaya 5 Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + (Q/2).Ci Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) Ci RCs Q 2 * RCi Cs R Q t 2* * Contoh: Seorang pedagang selama satu tahun harus memenuhi permintaan sebanyak 24.000 kg. Permintaan sepanjang tahun diasumsikan sama. Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 3.500. Biaya penyimpanan setiap kg barang Rp 10 171.0 000.24 78,098.4* * 78,098.4 10 35002400022 * R Q t Ci RCs Q
  • 6. Model dengan Keterlamba tanDalam model ini dimungkinkan keterlambatan penyediaan barang, tetapi keterlambatan ini me- merlukan tambahan biaya. Jadi, perusahaan selain menanggung biaya set-up, pemeliharaan barang, juga menanggung biaya keterlambatan. Asumsi yang dipakai adalah besar biaya ekstra karena keterlambatan bergantung pada jumlah kekurangan barang dan jangka waktu keterlambatan. 6 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan). Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ci × R/Q × (½.S.S/R) = S2.Ci/2Q Ct setahun = Biaya keterlambatan per unit/jangka waktu × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Ct × R/Q × ½.(Q-S)/R.(Q-S) = Ct.(Q-S)2/2Q
  • 7. Model dengan KeterlambatanHubungan antara biaya set-up, biaya pemeliharaan barang, biaya keterlambatan, dan total biaya. 7 Total Biaya se tahun = (R/Q).Cs + S2.Ci/2Q + Ct.(Q-S)2/2Q Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jumlah Pembelian yang dimasukkan dalam inventory yang ekonomis (S*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) Ct CiCt Ci RCs Q 2 * R Q t * * Contoh: Seorang pedagang selama satu tahun harus memenuhi permintaan sebanyak 1.000 buah. Biaya setiap kali pesan sebesar Rp 100. Biaya penyimpanan barang sebesar 20% dari harga barang yang senilai Rp 20. Kalau terjadi keterlambatan konsumen masih mau membeli, tetapi perusahaan menanggung biaya ekstra sebesar Rp 3,65 setiap barang setiap tahun. Biaya total yang optimal: 324,0 1000 7198.323* * 5,154 465.3 65.3 4 100100022 * 7,323 65.3 465.3 4 100100022 * R Q t CiCt Ct Ci RCs S Ct CiCt Ci RCs Q CiCt Ct Ci RCs S 2 * 82,617 3242 15532465.3 3242 4155 100 324 1000 * *2 * *2 * * * 22 22 Cost Q SQCt Q CiS Cs Q R Cost
  • 8. Model dengan Potongan H argaDalam model ini berlaku potongan harga beli apabila membeli dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu ada dua harga beli: P1 kalau tidak ada potongan dan P2 kalau ada potongan. Misal potongan harga didapatkan kalau membeli barang sejumlah b. Apabila kita membeli barang kurang dari b, maka harga belinya adalah P1, dan bila membeli barang lebih dari b, maka harga belinya adalah P2. 8 Total Biaya se tahun tanpa potongan harga = RP1 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci Total Biaya se tahun dengan potongan harga = RP2 + (R/Q).Cs + (Q/2).Ci
  • 9. Model dengan Potongan H arga 9 Contoh 1: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 35.000. Karena Qmin ≥ b, maka Q* = Qmin. 074,648 400 35000240022 min Ci RCs Q Contoh 2: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 400 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 10.000. Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan: Total biaya dengan Qmin: = RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci = 2.400(20.000) + (2.400/346.41)×10.000 + (346.41/2)×400 = Rp 48.138.564.06 Total biaya dengan b: = RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci = 2.400(18.500) + (2.400/500)×10.000 + (500/2)×400 = Rp 44.548.000,00 Karena total biaya dengan b lebih murah dari Qmin, maka Q* adalah pembelian dengan b (500 kuintal) 41,346 400 10000240022 min Ci RCs Q Contoh 3: Perusahaan roti memerlukan 2.400 kuintal gandum. Kalau jumlah pembelian kurang dari 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 20.000 per kuintal. Namun apabila pembelian lebih atau sama dengan 500 kuintal, maka harga beli gandum Rp 18.500. Biaya penyimpanan sebesar Rp 600 per kuintal dan biaya setiap kali pesan sebesar Rp 5.000. Karena Qmin < b, maka harus harus dilakukan perbandingan: Total biaya dengan Qmin: = RP1 + (R/Qmin).Cs + (Qmin/2).Ci = 2.400(20.000) + (2.400/200)×5.000 + (200/2)×600 = Rp 48.120.000 Karena total biaya dengan Qmin lebih murah dari b, maka Q* adalah pembelian dengan Qmin (200 kuintal) 200 600 5000240022 min Ci RCs Q Total biaya dengan b: = RP2 + (R/b).Cs + (b/2).Ci = 2.400(18.500) + (2.400/500)×5.000 + (500/2)×600 = Rp 48.174.000,00
  • 10. Model dengan Produksi Se ndiriDalam model ini, barang tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri. Dalam memproduksi barang, tentu saja tidak bisa sekaligus dalam jumlah yang banyak, bergantung pada produktivitas atau kapasitas produksinya. 10 Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Pr : Tingkat produksi setiap tahun. Q : Jumlah produk (inventory). t1 : Waktu sampai produk mencapai kapasitas maksimal (tanpa konsumsi) t2 : Waktu sampai produk habis (tanpa produksi) Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Produksi tanpa konsumsi Konsumsi tanpa produksi Ingat! Slope = Tangen = Sisi depan/Sisi Samping Produksi tanpa konsumsi Pr = Q/t1 Konsumsi tanpa produksi R = Q/t2Apabila dalam memproduksi barang juga disertai dengan konsumsi, maka (dengan asumsi tingkat produksi lebih besar dari pada tingkat konsumsi), maka sisa produk akan masuk ke persediaan dengan jumlah persediaan selalu bertambah dengan slope (Pr – R). Maka jumlah persediaan maksimal (Max) dapat dicari dengan: Slope = Max / Waktu (t1) (Pr – R) = Max / (Q/Pr) Max = Q/Pr × (Pr – R)
  • 11. Model dengan Produksi Sendiri 11 Pr Pr *2 R R Qt Cs setahun = Biaya sekali pesan × frekuensi pemesanan = Cs × R/Q Ci setahun = Biaya pemeliharaan per unit × frekuensi pemesanan × “luas segitiga” = Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr Terminologi R : Kebutuhan barang selama satu tahun. Q : Jumlah setiap kali pemesanan. R/Q : Frekuensi pemesanan. Q/R : Jangka waktu pemesanan. Cs : Cost of set-up (biaya set-up). Ci : Cost of inventory (biaya pemeliharaan barang). Ct : Cost of lateness (biaya keterlambatan). Total Biaya se tahun: {(R/Q).Cs} + {Q/2 × Ci × (Pr – R)/Pr} Jumlah Pembelian yang ekonomis (Q*) Jangka waktu setiap siklus pembelian (t*) RCi RCs Q Pr Pr2 * R Q t * * Pr * 1 Q t
  • 12. Model dengan Produksi Sendiri 12 Contoh: Suatu perusahaan memerlukan onderdil untuk membuat suatu produk sebanyak 100.000 buah setiap tahun. Onderdil tersebut diproduksi sendiri dengan tingkat produktivitas sebanyak 200.000 buah selama 1 tahun (asumsi produksi terus). Setiap memulai berproduksi memerlukan biaya sebesar Rp 5.000. Biaya pembuatan onderdil setiap buah sebesar Rp 10 dan biaya pemeliharaan sebesar 20% dari nilai persediaan. Jumlah pemesanan yang optimal: Jangka waktu yang optimal setiap produksi pemesanan onderdil: Jangka waktu yang optimal setiapsiklus pesanan (jangka waktu antara suatu produksi dengan produksi berikutnya): Jumlah biaya yang optimal: 78,622.31 000.100000.200 000.200 2 000.5000.1002 Pr Pr2 * RCi RCs Q 78,623.312 000.200 000.100000.200 2 78,622.31 000.5 78,622.31 000.100 * Pr Pr 2 * * * Cost C RQ Cs Q R Cost i 015811,0 000.200 78.31622 Pr * * Q t 31623,0 000.100 78.31622* * R Q t
  • 13. Pulau Komodo, Manggarai Barat, NTT Terima Kasih 감사합니다 Sampai Bertemu Lagi di Pertemuan Selanjutnya Seoul, 23rd of March 2014

Editor's Notes

  1. Misal R (kebutuhansetahun) = 600Jumlahsekalipesan (Q) = 200Frekuensipemesanandalamsatutahun = R/Q = 600/200 = 3 kalit (jangkawaktupemesanan) = Q/R = 200/600 = 1/3 tahunBiaya set-up setahun = Biayapemesanan x frekuensipemesanan = R/Q.CsBiayapemeliharaansetahun = Biayapemeliharaan x luassegitiga x frekuensipemesanan = Ci.1/2.Q.Q/R.R/Q = ½.Q.Ci
  2. Derivasi EOQTotal Cost = (Q/2)*Ci + R.Cs/QDiturunkankearah Q.Ci/2 – R.cs(1/Q^2) = 0Ci/2 = R.cs(1/Q^2)Q^2 = 2R.Cs/CiQ = sqrt (2R.Cs/Ci)