Peramalan, Pendekatan, Teknik Naif, Rata rata bergerak, Pembobotan Rata rata bergerak, Penghalusan Eksponensial, dan Metode Evaluasi Teknik Peramalan MAD, MSE, MAPE, MPE
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini mahasiswa dapat:
1. Memahami definisi manajemen operasional
2. Memahami alasan mempelajari manajemen operasional.
3. Memahami asal-usul manajemen operasional.
4. Memahami kegiatan operasi dalam sektor jasa
5. Memahami produktivitas
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
Peramalan, Pendekatan, Teknik Naif, Rata rata bergerak, Pembobotan Rata rata bergerak, Penghalusan Eksponensial, dan Metode Evaluasi Teknik Peramalan MAD, MSE, MAPE, MPE
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini mahasiswa dapat:
1. Memahami definisi manajemen operasional
2. Memahami alasan mempelajari manajemen operasional.
3. Memahami asal-usul manajemen operasional.
4. Memahami kegiatan operasi dalam sektor jasa
5. Memahami produktivitas
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garamsiti nurlaeli
Â
Indonesia sebagai negara kepulauan yang dikelilingi lautan memiliki potensi alam yang melimpah salah satunya dalam produksi garam. Garam lokal sudah biasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri aneka pangan ikan, asin, perminyakan kulit, pakan ternak, es, tekstil, dan pengeboran minyak. Petani garam mengklain sebagian besar produiksi garam nasional sudah bisa memenuhi persyaratan kualitas yang dibutuhkan industri. Karenanya, petani menolak upaya pemerintah mengimpor garam sesuai dengan rekomendasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). Denganan demikian, wacana impor garam dianggap sebagai akal-akalan pengusaha semata.
Industri makanan dan minuman membutuhkan garam dengan kadar alkali yang cukup tinggi sebesar 2,2 juta ton hingga 2,3 juta ton atau lebih. Selain itu, garam yang diperlukan industri makanan dan minuman memiliki kadar NaCL sebesar 97% dengan kadar air maksimum 0,5% sementara, kebanyakan produksi lokal dipandang belum mampu memenuhi syarat garam industri tersebut. Disisi lain dari pihak pelaku industri menyatakan bahwa persoalannya bukan hanya sekedar bisa produksi, faktor penting lain juga ada pada kualitas. Hal ini lah yang memicu PT.Garuda Food menghentikan kegiatan produksinya untuk sementara jika pasokan garam industri tidak segera tersedia dalam waktu dekat.
Kebijakan impor garam pertama kali ditempuh berdasarkan pertimbangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang belum bisa dipenuhi oleh produsen garam industri maupun garam konsumsi. Dalam peraturan itu dinyatakan bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri sebagai bahan baku industri serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani garam perlu mengatur ketentuan garam impor.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskannya dalam 2 pertanyaan, antara lain :
1. Apa yang menjadi penyebab impor garam industri Indonesia semakin meningkat?
2. Bagaimana upaya PT. Garam selaku BUMN yang mengurusi pergaraman menangani tataniaga garam industri?
Kami mengupasnya dalam powerpoint ini.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Terdapat tiga model persediaan
yang dapat menentukan berapa
banyak yang harus dipesan dan
kapan harus memesan, yaitu:
1. Economic Order Quantity (EOQ)
2. Production Order Quantity (POQ)
3. Quantity Discount
3. Economic Order Quantity (EOQ)
Economic Order Quantity (EOQ) adalah salah satu
teknik pengedalian yang paling tua dan paling
dikenal secara luas.
Model EOQ didasarkan pada asumsi-asumsi berikut:
1. Permintaan diketahui, tetap dan bebas
2. Lead time/waktu tunggu diketahui dan konstan
3. Penerimaan persediaan bersifat seketika dan
lengkap
4. Diskon karena kuantitas tidak memungkinkan
5. Biaya variabel yang ada hanya biaya pemesanan
dan biaya penyimpanan
6. Kosongnya persediaan dapat dihindari
sepenuhnya jika pemesanan dilakukan pada waktu
yang tepat
5. Meminimalkan biaya
Jika jumlah biaya pemesanan dan biaya penyimpanan diminimalkan maka biaya total menjadi minimal.
Dengan model EOQ, kuantitas pesanan yang
optimum akan terjadi pada saat biaya pemesanan
sama dengan biaya penyimpanan.
Ket :
D : permintaan tahunan
S : biaya pesanan utk setiap pesanan
H : biaya penyimpanan utk setiap pesanan
Q : jml brg pd setiap pesanan
Q* : jml brg optimum
6. Contoh soal
Diketahui : D = 1.000 unit
S = $10
H = $0,50
Ditanya : kuantitas optimum (Q*)
Jawab :
Jadi untuk mencapai biaya yang
optimum maka jumlah barang
yang harus dipesan untuk
setiap pemesanan sebanyak
200 unit
7. Reorder Point (ROP)
Keputusan kapan waktu utk memesan dikenal
dengan istilah Reorder Point (ROP). ROP adl tingkat
persediaan dimana pemesanan harus dilakukan.
8. Contoh soal
Diketahui : D = 10.000 unit
Hari kerja = 250 hari
L = 5 hari
Ditanya : ROP
Jawab :
Jadi pemesanan baru harus dilakukan
pada saat persediaan tersisa 200 unit.
9. Production Order Quantity (POQ)
Production Order Quantity (POQ) dapat
diterapkan dalam dua situasi yaitu:
1. Ketika persediaan secara terus menerus
mengalir atau menumpuk setelah jangka
waktu tertentu setelah sebuah pemesanan
dilakukan
2. Saat unit diproduksi dan dijual secara
bersamaan.
Dalam model ini kuantitas optimum didapat jika
biaya pemesanan sama denga biaya
penyimpanan
10. POQ
Ket :
D : permintaan tahunan
S : biaya pesanan utk setiap pesanan
H : biaya penyimpanan utk setiap pesanan
Q : jml brg pd setiap pesanan
Q* : jml brg optimum
d : tingkat permintaan harian
p : tingkat produksi harian
11. Contoh soal
Diketahui : D = 1.000 unit
S = $10
H = $0,5 per unit per tahun
p = 8 unit per hari
d = 4 unit per hari
Ditanya : kuantitas optimum (Q*)
Jawab :
Jadi untuk mencapai biaya yang
optimum maka jumlah barang yang
harus dipesan untuk setiap
pemesanan sebanyak 283 unit
12. Quantity Discount
Quantity discount secara sederhana merupakan
harga yang dikurangi karena sebuah barang
dibeli dalam jumlah yang besar.
• Penentuan kuantitas suatu pesanan bahkan
dengan diskon yang terbesar sekalipun
mungkin tidak meminimalkan biaya
persediaan total
• Memang dengan bertambahnya diskon
karena kuantitas biaya produk menjadi
turun tetapi biaya penyimpanan akan
mmenignkat karena jumlah pesanan yang
lebih besar