Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.Tap on a clip to paste it in the text box.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
THE TRADISIONAL MODEL OF PUBLIC ADMINISTRATION model tradisional administras...Universitas Sriwijaya
Model tradisional administrasi publik tetap menjadi teori manajemen
sektor publik yang paling lama dan unsur – unsurnya tidak hilang dalam
sekejap, namun teori ini kini dianggap kuno dan kebutuhan masyarakat yang
berubah dengan cepat.
Sistem Administrasi sebelumnya mempunyai satu karakteristik yang
bersifat pribadi yaitu didasarkan atas kesetiaan kepada individu tertentu
seperti raja, menteri, bukan impersonal tetapi bedasarkan legalitas dan hukum.
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
2. Materi
Mengapa Persediaan Muncul
Alat Ukur Persediaan
Klasifikasi Persediaan
Model Persediaan untuk Produk
dengan Permintaan Relatif Stabil
Model Persediaan untuk Produk
dengan Permintaan Musiman
Mengurangi Kesalahan Persediaan
dengan Mendeteksi Respons Awal
Pendekatan Kapasitas Reaktif
Vendor Managed Inventory (VMI)
Beberapa Hambatan Dalam
Manajemen Persediaan
3. Mengapa Persediaan Muncul
Direncanakan
Adanya persediaan untuk periode tertentu
Ketidakpastian permintaan
Adanya kesalahan peramalan / distribusi
Ketidakpastian pengiriman
Adanya leadtime
Ketidakpastian proses internal
Gangguan mesin
Motif Ekonomi
Penghematan pengiriman
4. Alat Ukur Persediaan
Inventory Turn Over Rate
Contoh: Harga etanol Rp. 8000, dan dalam setahun persediaan yang terjual
adalah Rp. 160.000,-, maka inventory rate adalah 160.000/ 8000 = 20 kali
dalam setahun
Inventory days of supply
Contoh: nilai persediaan yang terjual selama setahun (300 hari) adalah Rp.
160.000. Berarti nilai persediaan yang terjual adalah Rp. 160.000/300 hari =
Rp5.333. Jadi inventory days of supplya 160.000/5.333 = 30 hari.
Fill Rate
Persentase jumlah permintaan yang dapat dipenuhi dari persediaan
Contoh : permintaan 200KL persediaan 100KL. Fill rate 200KL/100KL * 100% =
200%
5. Klasifikasi Persediaan
Berdasarkan bentuk
Bahan baku
Barang setengah jadi
Barang jadi
Berdasarkan fungsi
Pipeline/ transit inventory
Cycle stock
Safety stock
Anticipation stock
Berdasarkan sifat ketergantungan
Independent demand item
Dependent demand item
6. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (1)
Model Economic Order Quantity (EOQ)
Ukuran Pesanan, untuk item yang permintaan atau kebutuhannya relatif stabil
dalam jangka panjang, ukuran pesanan akan berimplikasi pada frekuensi
pemesanan berarti semakin cepat persediaan habis, sehingga semakin sering
pesanan harus dilakukan.
Ongkos persediaan
Ongkos pesan
Ongkos simpan : 20%-35% (ditentukan oleh akunting)
Contoh : Enero memproduksi bioethanol dengan dengan kap. 80KL selama
300 hari. Pemakaian tetes per hari 320 Ton. Harga tetes per ton Rp. 1,5 juta.
Biaya pemesanan/administrasi Rp. 16 juta. Perkiraan biaya simpan 25% dari
harga tetes adalah 0,375 juta. Berapa EOQ?
7. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (2)
1. Model Economic Order Quantity (EOQ)
Optimal Quantity
𝑄 = (2𝐶𝐷/ℎ)
𝑄 = 2 × 16 𝑗𝑢𝑡𝑎 × 96000 ÷ 0,375 𝑗𝑢𝑡𝑎
Q = 2.862 Ton tiap 8 hari.
Total ongkos
TC =
𝐷
𝑄
𝐶 +
𝑄
2
ℎ
TC = Total cost, D = kebutuhan tetes per tahun, Q = ukuran pesanan, C = ongkos
pesan, h = ongkos simpan per tahun
8. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (3)
2. Koordinasi dengan Supplier
Mempertimbangkan ongkos yang ditanggung oleh supplier
Optimal Quantity
𝑄(𝑠, 𝑝) = (2(𝐶𝑠 + 𝐶 𝑝)𝐷/(ℎ 𝑠 + ℎ 𝑝))
Total ongkos
TC =
𝐷
𝑄
𝐶 +
𝑄
2
ℎ
TC = Total cost, D = kebutuhan tetes per tahun, Q = ukuran pesanan, Cs =
ongkos pesan supplier, Cp = Ongkos pesan pembeli, hs = ongkos simpan
supplier per tahun, hp, ongkos simpan pembeli per tahun.
9. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (4)
2. Koordinasi dengan Supplier
Penghematan 37 juta
Tanpa Koordinasi Dengan Koordinasi
Ukuran pesanan ekonomis 2.862 ton 3.467 ton
Total ongkos pembeli 1.073 juta 1.093 juta
Total ongkos suplier 957 juta 900 juta
Total ongkos sistem 2.030 juta 1.993 juta
10. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (5)
3. Mengakomodasikan Ketidakpastian
Mempertimbangkan leadtime & permintaan dengan reorder point
Contoh : kasus tetes, jika rata2 lead time tetes 3 hari dan rata2 permintaan
perhari 320 ton.
ROP = d x l + safety stock
ROP = (3 x 320 ton) + safety stock
4. Menentukan Safety Stock
5. Distribusi Kesalahan Ramalan
11. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (6)
4. Menentukan Safety Stock
Contoh : kasus tetes, jika rata2 lead time tetes 3 hari dan standar deviasi 0,3
hari serta rata2 permintaan perhari 320 ton dengan standar deviasi 32 ton.
Manajemen menetapkan service level 99,9% (berarti ada potensi 0,1%
kekurangan)
𝑆 𝑑𝑙 = (𝑑2 × 𝑠𝑙
2
+ 𝑙 × 𝑠 𝑑
2
) = (3202 × 0,32 + 3 × 322) = 110,85 ton
Safety stock = Z x Sdl = 3,090 x 110,85 = 342,53 ton
ROP = 320 + 342,53 = 662,53 ton
5. Distribusi Kesalahan Ramalan
12. Model Persediaan u/ Produk dgn
Permintaan Relatif Stabil (7)
5. Distribusi Kesalahan Ramalan
Waktu pesan
Waktu pemrosesan pesanan
Waktu pengiriman
13. Referensi
Pujawan, I Nyoman dan Mahendrawati Er. 2017. Supply Chain
Management Edisi 3. Yogyakarta: ANDI