SlideShare a Scribd company logo
Teori Permainan dan
Perilaku Oligopolistik
Schaum’s Outlines
Mikroekonomi – Dominick Salvatore, Ph.D.
Mikroekonomi
Dosen: M. Taufiqur Rakhman
Kelas 2-L D-3 Akuntansi
Kelompok 3
Eria Febita Situmorang
Hamzah Oktaprio Wibowo
Ivonne Pradistya
Julio Angkon Nugraha
Majid Abdullah
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
12.1 Teori Permainan: Definisi dan Tujuan
• Teori permainan digunakan untuk mengidentifikasi semua tanggapan yang
mungkin dari para pesaing terhadap tindakan perusahaan oligopolistik,
dan bagaimana perusahaan oligopoli dapat memilih pilihan atau strategi
terbaiknya.
• Setiap model teori permainan meliputi :
 Pemain
Para pembuat keputusan (manajer)
 Strategi
Pilihan-pilihan potensial yang dapat dibuat oleh para pemain
 Hasil (payoff)
Imbalan atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi oleh dua pemain
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Istilah Dalam Teori Permainan
• Matriks hasil (payoff matrix) : mengacu pada semua hasil dari strategi
para pemain
• Zero-sum game: satu situasi dimana perolehan atau kehilangan dari satu
pemain adalah sama dengan perolehan atau kehilangan dari pemain lain
• Nonzero-sum game: dimana perolehan satu pemain tidak diperoleh dari
pengeluaran pemain lain atau tidak sama jumlahnya dengan kehilangan
dari pemain lain
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Manfaat Teori Permainan
• Mengembangkan suatu kerangka untuk analisa pengambilan keputusan
dalam situasi persaingan (kerjasama).
• Menguraikan metode kuantitaif yang sistematik bagi pemain yang terlibat
dalam persaingan untuk memilih strategi yang tradisional dalam
pencapaian tujuan.
• Memberi gambaran dan penjelasan phenomena situasi persaingan atau
konflik seperti tawar menawar dan perumusan kualisi.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
12.2 Strategi Dominan
• Strategi dominan adalah pilihan optimal dari suatu pemain tidak peduli
apa yang dilakukan oleh pesaing.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Perusahaan B
Mengiklankan Tidak Mengilkankan
Perusahaan A Mengiklankan 4,3 5,1
Tidak Megiklankan 2,5 3,2
Matriks hasil dari
tabel disamping
menunjukan bahwa
perusahaan A dan B
mempunyai strategi
dominan untuk
mengiklankan.I. Jika perusahaan B mengiklankan, maka perusahaan A dapat memperoleh
keuntungan 4 jika juga mengiklankan dan keuntungan 3 jika tidak
mengiklankan.
II. Jika perusahaan B tidak mengiklankan, maka perusahaan A akan memperoleh keuntungan 5 jika
mengiklankan dan keuntungan 2 jika tidak mengiklankan.
III. Jadi perusahaan A harus mengiklankan meskipun perusahaan B mengiklankan atau tidak. Iklan
adalah strategi dominan perusahaan B.
IV. Pergerakan antarbaris pada table memperlihatkan bahwa iklan juga merupakan strategi dominan
perusahaan B.
12.3 Ekuilibrum Nash
• Ekuilibrum Nash terjadi saat setiap pemain mempunyai pilihan strategi
optimalnya, dengan strategi yang telah dipilih oleh pemain lain
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Perusahaan B
Mengiklankan Tidak Mengilkankan
Perusahaan A Mengiklankan 4,3 5,1
Tidak Megiklankan 2,5 6,2
Matriks hasil dari
tabel disamping
menunjukan bahwa
perusahaan B
mempunyai strategi
dominan, tetapi
tidak dengan
perusahaan A.
• Jika perusahaan B beriklan, perusahaan A juga harus mengiklankan. Jika
perusahaan B tidak beriklan, maka perusahaan A dapat memperoleh
keuntungan 5 jika dia beriklan dan keuntungan 6 jika tidak beriklan.
Hal ini dapat terjadi, sebagai contoh, jika beriklan menimbulkan biaya lebih besar pada perusahaan A
daripada penerimaannya. Strategi iklan yang tinggi untuk berusahaan A dan B adalah ekuilibrium Nash,
karena perusahaan B telah memilih strategi dominan untuk beriklan, maka strategi optimal untuk
perusahaan A adalah mengiklankan.
Tidak semua permainan mempunyai ekuilibrium Nash, dan beberapa permainan dapat mempunyai
lebih dari satu ekuilibrium Nash.
12.4 Dilema Narapidana (Prisoner’s Dilemma)
• Dilema narapidana mengacu pada situasi dimana tiap pemain menerima
strategi dominannya, tetapi dapat mencapai hasil yang lebih baik bila
saling bekerjasama.
• Hal tersebut muncul dari kasus dimana dua orang dipenjara karena
dicurigai bekerja sama dalam kejahatan.Mereka memakai strategi
dominan yakni mengaku dan menerima masa penjara yang lebih lama jika
mereka bekerja sama (yaitu jika tidak mengaku).
• Perusahaan oligopolistik terkadang menghadapi masalah dilemma
narapidana dalam meutuskan strategi bisnis mereka yang terbaik.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
• Dilema narapidana berbentuk semacam cerita. Ada dua tersangka kejahatan yang
diinterogasi secara terpisah. Jika salah satu di antara mereka mengaku berbuat jahat
sementara yang lainnya tidak mengaku, yang mengaku dibebaskan sedangkan yang
tidak mengaku dihukum berat. Kalau mereka berdua mengaku, maka mereka sama-
sama dihukum. Sedangkan sebaliknya, bila keduanya serempak bungkam, keduanya
dihukum ringan (Davis, 1970: 108-109).
• Di momen itu, mereka berhadapan dengan buah simalakama. Tentu mereka sama-
sama berkepentingan untuk bebas.Akan tetapi hal itu justru merupakan harapan
tersulit, karena harus dipastikan bahwa yang satu mengambil posisi diam ketika yang
lain bicara. Artinya, mereka tetap menghadapi kemungkinan bebas atau dihukum. Bila
mereka serentak ingin lolos, mereka malah akan diberi hukuman sedang, karena akan
sama-sama mengaku. Seumpama mereka sempat bersepakat seiya sekata untuk
menutup rahasia, mereka tetap saja mendapat hukuman ringan, karena sungkan bicara.
Singkat kata, kemungkinan untuk dihukum jauh lebih besar ketimbang kemungkinan
bebas.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
INDIVIDU B
MENGAKU TIDAK MENGAKU
INDIVIDU A MENGAKU 5,5 1,10
TIDAK MENGAKU 10,1 2,2
Individu A dan B menghadapi
dilema narapidana. Yaitu, saat
tiap individu menjalankan
strategi dominannya untuk
mengaku, masing-masing
mendapat 5 tahun penjara.
Akan tetapi, jika tiap dari
mereka tidak mengaku, tiap
dari mereka akan mendapat
hanya 2 tahun penjara.
I. Individu A mempunyai strategi dominan dengan mengaku, karena
jika individu B mengaku, individu A memperoleh 5 tahun penjara
jika ia juga mengaku, dan 10 tahun penjara jika dia tidak mengaku.
Demikian pula, jika individu B tidak mengaku, individu A mendapat
1 tahun penjara jika dia mengaku, dan 2 tahun penjara jika dia
tidak mengaku.
I. Individu B mempunyai strategi dominan dengan mengaku, karena jika individu A mengaku, individu B
memperoleh 5 tahun penjara jika ia juga mengaku, dan 10 tahun penjara jika dia tidak mengaku.
Demikian pula, jika individu A tidak mengaku, individu B mendapat 1 tahun penjara jika dia
mengaku, dan 2 tahun penjara jika dia tidak mengaku.
II. Strategi optimal untuk tiap individu adalah menjalankan strategi dominan, yaitu mengaku.
Pemecahan Masalah Dilema Narapidana
Produsen Rokok
• Sebelum diberlakukannya hukum tentang iklan larangan merokok di
televisi tahun 1971, tiap produsen menyisihkan keuntungan mereka untuk
iklan. Tidak ada produsen yang mengurangi iklannya, sebab produsen
yang lain pasti akan tetap terdorong untuk melanjutkan iklan.
• Setelah diberlakukannya hukum tentang iklan larangan merokok di televisi
tahun 1971, hal ini berakibat pada produsen rokok.
• Pada akhirnya, produsen rokok mengurangi iklan TV, sehingga para
produsen rokok dapat mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan
keuntungan.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Dilema Narapidana untuk Analisis Persaingan
Harga
• Analisis persaingan harga menjelaskan bahwa tiap-tiap perusahaan
mengadopsi strategi dominannya untuk menetapkan harga tinggi atau
rendah, tapi dapat mencapai hasil yang lebih baik dengan bekerjasama
dan melakukan hal kebalikannya (yaitu, menetapkan harga rendah atau
tinggi)
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
12.5 Persaingan Harga dan Nonharga serta
Penipuan Kartel
• Perusahaan-perusahaan oligopolistic terkadang menghadapi masalah
dilema narapidana dalam penentuan strategi harga dan iklan mereka, atau
pada apakah melakukan atauk tidak melakukan penipuan dalam suatu
kartel.
• Dalam kondisi tersebut, perusahaan akan menjalankan strategi
dominannya. Namun, perusahan cenderung bekerjasama (membuat
kartel) untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar jika kedua
perusahaan saling mempercayai.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Perusahaan B
Harga Rendah Harga Tinggi
Perusahaan A Harga Rendah 2,2 5,1
Harga Tinggi 1,5 3,3
I. Jika perusahaan B menetapkan harga rendah, maka perusahaan
Adapat memperoleh keuntungan 2 jika juga menetapkan harga
rendah dan keuntungan 1 jika menetapkan harga tinggi.
II. Jika perusahaan B menetapkan harga tinggi, maka perusahaan A
akan memperoleh keuntungan 5 jika menetapkan harga rendah
dan keuntungan 3 jika mentapkan harga tinggi.
Matriks hasil dari tabel
disamping menunjukan
bahwa perusahaan A dan B
mengalami dilema
narapidana, dimana A
mempunyai strategi dominan
harga rendah, dan begitu
pula dengan B. Namun,
mereka bisa mendapatkan
lebih jika bekerjasama
dengan menetapkan harga
tinggi.
III. Kedua perusahaan akan menetapkan strategi dominannya, yaitu pada harga rendah. Namun,
kedua perusahaan dapat memperoleh hasil yang lebih baik (yaitu keuntungan lebih tinggi, 3) jika
mereka bekerja sama dan keduanya menetapkan harga tinggi.
Jadi perusahaan dalam dilema narapidana akan mengenakan harga rendah dan memperoleh
keuntungan lebih kecil karena jika menetapkan harga tinggi, perusahaan tidak dapat mempercayai
pesaingnya untuk juga menetapkan harga tinggi.
12.6 Teori Permainan Berulang dan Strategi
Tit-For-Tat
• Strategi terbaik untuk mengulang atau multipergerakan (multiple-move)
permainan dilemma narapidana adalah tit-for-tat.
• Strategi ini menyatakan bahwa tiap perusahaan harus mulai dengan
bekerja sama dan terus melakukannya selama pesaingnya dapat bekerja
sama, tetapi berhenti bekerja sama saat pesaingnya menghentikan
kerjasamanya.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Kondisi yang Dibutuhkan untuk Strategi Tit-
For-Tat
1. Harus ada suatu kelompok pemain yang stabil.
2. Jumlah pemain harus sedikit.
3. Tiap-tipa perusahaan harus lekas mendeteksi (serta sanggup untuk lekas
membalas) penipuan dari perusahaan lain.
4. Kondisi permintaan dan biaya harus relatif stabil.
5. Jumlah pergerakan harus tidak terbatas, atau paling tidak sangat besar
dan tidak tentu.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Periode Perusahaan A Perusahaan B
1 2 2
2 -1 3
3 1 1
4 3 -1
5 2 2
Tabel disamping memperlihatkan bahwa periode
pertama, perusahaab A menetapkan harga tinggi (yaitu
bekerja sama) dan begitu pula dengan perusahaan B.
Jadi tiap perusahaan memperoleh keuntungan 2.
Jika dalam periode kedua perusahaan B tidak bekerja
sama dan mengumpulkan harga rendah sementara
perusahaan A tetap bekerja sama dan mengumpulkan
harga tinggi, perusahaan B memperoleh keuntungan 3
dan perusahaaan A mendapat kerugian 1.
Pada periode ketiga, perusahaan A membalas dan juga menetapkan harga rendah. Hasilnya, tiap-tiap
perusahaan memperoleh keuntugan hanya 1.
Pada periode keempat, perusahaan B bekerja sama lagi dengan menetapkan harga tinggi, tetapi
perusahaan A tetap menetapkan harga rendah. Maka perusahaan A memperoleh keuntungan 3
sementara perusahan B mendapat kerugian 1.
Pada periode kelima, perusahaan A juga bekerja sama kembali dan menetapkan harga tinggi. Karena
kedua perusahaan menentukan harga tinggi, masing-masing memperoleh keuntungan 2.
12.7 Perilaku Strategi
• Suatu pergerakan strategis adalah saat seorang pemain menghambat
perilakunya sendiri untuk membuat suatu ancaman yang nyata (credible
threat) agar memperoleh keunggulan bersaing atas pesaingnya.
• Perusahaan yang membuat ancaman harus membuat ancaman tersebut
menjadi sesuatu yang nyata, yaitu dengan melakukan penerimaan
keuntungan yang lebih rendah atau membangun kapasitas berlebih.
• Kebanyakan keputusan bisnis yang nyata dibuat untuk berhadapan
dengan risiko atau ketidakpastian dan hal ini mempengaruhi
pengembangan dan perilaku strategis bisnis perusahaan.
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
Perusahaan B
Masuk Tidak Masuk
Perusahaan A Harga Rendah 3,-1 3,1
Harga Tinggi 4,5 6,3
Dari matriks hasil dari tabel disamping, dapat
terlihat perusahaan A menjalankan strategi
dominan dengan menetapkan harga tinggi dan
perusahaan B masuk ke pasar juga dengan
menetapkan harga tinggi. Jadi perusahaan A
mendapat keuntungan 4 dan perusahaan B
mendapat keuntungan 5
Perusahaan B
Masuk Tidak Masuk
Perusahaan A Harga Rendah 3,-1 3,1
Harga Tinggi 2,5 6,3
Matriks hasil dari tabel disamping
memperlihatkan pembangunan kapasitas
kelebihan. Perusahaan A membuat ancaman
yang nyata untuk menurunkan harga yang akan
menghalangi perusahaan B untuk masuk ke
pasar.
Perusahaan A melakukan ancaman untuk menghalangi
perusahaan B masuk ke pasar, yaitu dengan membangun
kapasitas berlebih dan melalui penurunan harga, sekalipun
cara ini menurunkan keuntungan.
Pembangunan kapasitas berlebih dalam rangka antisipasi untuk kebutuhan masa datang menjadi ancama yang nyata
karena dengan membangun kapasitas berlebih, perusahaan A akan menetapkan harga rendah dan mendapat
keuntungan 3 sebagai ganti keuntungan 2 jika menetapkan harga tinggi. Perusahaan B akan mendapat kerugian 1
jika masuk ke pasar, maka akan keluar.

More Related Content

What's hot

Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Harya Wirawan
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Yasmin Pambudi Putri
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
robbiatul Adawiyah
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Yusron Blacklist
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopolifauzie zie
 
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoliStrategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Bazari Azhar Azizi
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
yuniar putri
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
Mirza Syah
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
Altina Hanum
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
fauzie zie
 
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensialTajus Yamani
 
produksi
produksiproduksi
Metode stepping stone
Metode stepping stoneMetode stepping stone
Metode stepping stone
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Cut Endang Kurniasih
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Fair Nurfachrizi
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Falanni Firyal Fawwaz
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
Ninnasi Muttaqiin
 

What's hot (20)

Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomiKeseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
Keseimbangan pendapatan nasional_ekonomi
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
 
Pasar Monopoli
Pasar MonopoliPasar Monopoli
Pasar Monopoli
 
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoliStrategi penetapan harga dalam oligopoli
Strategi penetapan harga dalam oligopoli
 
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopolipengantar ekonomi mikro pasar monopoli
pengantar ekonomi mikro pasar monopoli
 
Teori Konsumsi
Teori Konsumsi Teori Konsumsi
Teori Konsumsi
 
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
MEMAKSIMASI PROFIT PADA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA, ANALISIS JANGKA PENDEK DAN...
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
Ekonomi Industri BAB 2 (Hubungan Struktur Dan Kinerja Pasar)
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Bab vi konsep dasar teori diferensial
Bab vi    konsep dasar teori diferensialBab vi    konsep dasar teori diferensial
Bab vi konsep dasar teori diferensial
 
produksi
produksiproduksi
produksi
 
Metode stepping stone
Metode stepping stoneMetode stepping stone
Metode stepping stone
 
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan MerkantilismeAliran Fisiokrat dan Merkantilisme
Aliran Fisiokrat dan Merkantilisme
 
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKROKonsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
Konsumen, Produsen, dan Efisiensi Pasar - PENGANTAR EKONOMI MIKRO
 
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
Pasar Persaingan Sempurna (Ekonomi Mikro)
 
Kebijakan Dividen
Kebijakan DividenKebijakan Dividen
Kebijakan Dividen
 

Viewers also liked

ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roFransiska Puteri
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
mieftahulduila
 
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
Nida Shafiyanti
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
ramafajar6969
 
Permainan dua pemain jumlah-nol
Permainan dua pemain jumlah-nolPermainan dua pemain jumlah-nol
Permainan dua pemain jumlah-nol
gleebelle
 
1 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 71 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 7Mutiara Marganita
 
Pert.12 teori permainan
Pert.12 teori permainanPert.12 teori permainan
Pert.12 teori permainan
wawankoerniawan
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Fisa Tiana
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi iiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Quinta Nursabrina
 
Permainan strategi campuran
Permainan strategi campuranPermainan strategi campuran
Permainan strategi campurangleebelle
 
Game theory
Game theoryGame theory
Game theory
Chan Rizky
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
Algebra Iostream Khaeron
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
Diponegoro University
 
Strategi bersaing
Strategi bersaingStrategi bersaing
Strategi bersaing
Arieska D. Saputri Carrotist
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
Diponegoro University
 
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Miftah Iqtishoduna
 
Game theory ppt
Game theory pptGame theory ppt
Game theory ppt
Anushka Kapoor
 

Viewers also liked (18)

ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
 
Riset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori PermainanRiset Operasi - Teori Permainan
Riset Operasi - Teori Permainan
 
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
 
Pasar Oligopoli
Pasar OligopoliPasar Oligopoli
Pasar Oligopoli
 
Permainan dua pemain jumlah-nol
Permainan dua pemain jumlah-nolPermainan dua pemain jumlah-nol
Permainan dua pemain jumlah-nol
 
1 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 71 j tugas makalah pie kelompok 7
1 j tugas makalah pie kelompok 7
 
Mahkamah agung
Mahkamah agungMahkamah agung
Mahkamah agung
 
Pert.12 teori permainan
Pert.12 teori permainanPert.12 teori permainan
Pert.12 teori permainan
 
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan MonopolistikPasar Oligopolistik dan Monopolistik
Pasar Oligopolistik dan Monopolistik
 
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi iiKeseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
Keseimbangan umum dan efisiensi ekonomi ii
 
Permainan strategi campuran
Permainan strategi campuranPermainan strategi campuran
Permainan strategi campuran
 
Game theory
Game theoryGame theory
Game theory
 
Riset operasional
Riset operasionalRiset operasional
Riset operasional
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 9
 
Strategi bersaing
Strategi bersaingStrategi bersaing
Strategi bersaing
 
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
EKMA4413 - Riset Operasi - Modul 2
 
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
Ekonomi Mikro Islam (Miftah'll Everafter)
 
Game theory ppt
Game theory pptGame theory ppt
Game theory ppt
 

Recently uploaded

Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik

  • 1. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Schaum’s Outlines Mikroekonomi – Dominick Salvatore, Ph.D.
  • 2. Mikroekonomi Dosen: M. Taufiqur Rakhman Kelas 2-L D-3 Akuntansi Kelompok 3 Eria Febita Situmorang Hamzah Oktaprio Wibowo Ivonne Pradistya Julio Angkon Nugraha Majid Abdullah Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 3. 12.1 Teori Permainan: Definisi dan Tujuan • Teori permainan digunakan untuk mengidentifikasi semua tanggapan yang mungkin dari para pesaing terhadap tindakan perusahaan oligopolistik, dan bagaimana perusahaan oligopoli dapat memilih pilihan atau strategi terbaiknya. • Setiap model teori permainan meliputi :  Pemain Para pembuat keputusan (manajer)  Strategi Pilihan-pilihan potensial yang dapat dibuat oleh para pemain  Hasil (payoff) Imbalan atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi oleh dua pemain Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 4. Istilah Dalam Teori Permainan • Matriks hasil (payoff matrix) : mengacu pada semua hasil dari strategi para pemain • Zero-sum game: satu situasi dimana perolehan atau kehilangan dari satu pemain adalah sama dengan perolehan atau kehilangan dari pemain lain • Nonzero-sum game: dimana perolehan satu pemain tidak diperoleh dari pengeluaran pemain lain atau tidak sama jumlahnya dengan kehilangan dari pemain lain Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 5. Manfaat Teori Permainan • Mengembangkan suatu kerangka untuk analisa pengambilan keputusan dalam situasi persaingan (kerjasama). • Menguraikan metode kuantitaif yang sistematik bagi pemain yang terlibat dalam persaingan untuk memilih strategi yang tradisional dalam pencapaian tujuan. • Memberi gambaran dan penjelasan phenomena situasi persaingan atau konflik seperti tawar menawar dan perumusan kualisi. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 6. 12.2 Strategi Dominan • Strategi dominan adalah pilihan optimal dari suatu pemain tidak peduli apa yang dilakukan oleh pesaing. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 7. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Perusahaan B Mengiklankan Tidak Mengilkankan Perusahaan A Mengiklankan 4,3 5,1 Tidak Megiklankan 2,5 3,2 Matriks hasil dari tabel disamping menunjukan bahwa perusahaan A dan B mempunyai strategi dominan untuk mengiklankan.I. Jika perusahaan B mengiklankan, maka perusahaan A dapat memperoleh keuntungan 4 jika juga mengiklankan dan keuntungan 3 jika tidak mengiklankan. II. Jika perusahaan B tidak mengiklankan, maka perusahaan A akan memperoleh keuntungan 5 jika mengiklankan dan keuntungan 2 jika tidak mengiklankan. III. Jadi perusahaan A harus mengiklankan meskipun perusahaan B mengiklankan atau tidak. Iklan adalah strategi dominan perusahaan B. IV. Pergerakan antarbaris pada table memperlihatkan bahwa iklan juga merupakan strategi dominan perusahaan B.
  • 8. 12.3 Ekuilibrum Nash • Ekuilibrum Nash terjadi saat setiap pemain mempunyai pilihan strategi optimalnya, dengan strategi yang telah dipilih oleh pemain lain Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 9. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Perusahaan B Mengiklankan Tidak Mengilkankan Perusahaan A Mengiklankan 4,3 5,1 Tidak Megiklankan 2,5 6,2 Matriks hasil dari tabel disamping menunjukan bahwa perusahaan B mempunyai strategi dominan, tetapi tidak dengan perusahaan A. • Jika perusahaan B beriklan, perusahaan A juga harus mengiklankan. Jika perusahaan B tidak beriklan, maka perusahaan A dapat memperoleh keuntungan 5 jika dia beriklan dan keuntungan 6 jika tidak beriklan. Hal ini dapat terjadi, sebagai contoh, jika beriklan menimbulkan biaya lebih besar pada perusahaan A daripada penerimaannya. Strategi iklan yang tinggi untuk berusahaan A dan B adalah ekuilibrium Nash, karena perusahaan B telah memilih strategi dominan untuk beriklan, maka strategi optimal untuk perusahaan A adalah mengiklankan. Tidak semua permainan mempunyai ekuilibrium Nash, dan beberapa permainan dapat mempunyai lebih dari satu ekuilibrium Nash.
  • 10. 12.4 Dilema Narapidana (Prisoner’s Dilemma) • Dilema narapidana mengacu pada situasi dimana tiap pemain menerima strategi dominannya, tetapi dapat mencapai hasil yang lebih baik bila saling bekerjasama. • Hal tersebut muncul dari kasus dimana dua orang dipenjara karena dicurigai bekerja sama dalam kejahatan.Mereka memakai strategi dominan yakni mengaku dan menerima masa penjara yang lebih lama jika mereka bekerja sama (yaitu jika tidak mengaku). • Perusahaan oligopolistik terkadang menghadapi masalah dilemma narapidana dalam meutuskan strategi bisnis mereka yang terbaik. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 11. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik • Dilema narapidana berbentuk semacam cerita. Ada dua tersangka kejahatan yang diinterogasi secara terpisah. Jika salah satu di antara mereka mengaku berbuat jahat sementara yang lainnya tidak mengaku, yang mengaku dibebaskan sedangkan yang tidak mengaku dihukum berat. Kalau mereka berdua mengaku, maka mereka sama- sama dihukum. Sedangkan sebaliknya, bila keduanya serempak bungkam, keduanya dihukum ringan (Davis, 1970: 108-109). • Di momen itu, mereka berhadapan dengan buah simalakama. Tentu mereka sama- sama berkepentingan untuk bebas.Akan tetapi hal itu justru merupakan harapan tersulit, karena harus dipastikan bahwa yang satu mengambil posisi diam ketika yang lain bicara. Artinya, mereka tetap menghadapi kemungkinan bebas atau dihukum. Bila mereka serentak ingin lolos, mereka malah akan diberi hukuman sedang, karena akan sama-sama mengaku. Seumpama mereka sempat bersepakat seiya sekata untuk menutup rahasia, mereka tetap saja mendapat hukuman ringan, karena sungkan bicara. Singkat kata, kemungkinan untuk dihukum jauh lebih besar ketimbang kemungkinan bebas.
  • 12. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik INDIVIDU B MENGAKU TIDAK MENGAKU INDIVIDU A MENGAKU 5,5 1,10 TIDAK MENGAKU 10,1 2,2 Individu A dan B menghadapi dilema narapidana. Yaitu, saat tiap individu menjalankan strategi dominannya untuk mengaku, masing-masing mendapat 5 tahun penjara. Akan tetapi, jika tiap dari mereka tidak mengaku, tiap dari mereka akan mendapat hanya 2 tahun penjara. I. Individu A mempunyai strategi dominan dengan mengaku, karena jika individu B mengaku, individu A memperoleh 5 tahun penjara jika ia juga mengaku, dan 10 tahun penjara jika dia tidak mengaku. Demikian pula, jika individu B tidak mengaku, individu A mendapat 1 tahun penjara jika dia mengaku, dan 2 tahun penjara jika dia tidak mengaku. I. Individu B mempunyai strategi dominan dengan mengaku, karena jika individu A mengaku, individu B memperoleh 5 tahun penjara jika ia juga mengaku, dan 10 tahun penjara jika dia tidak mengaku. Demikian pula, jika individu A tidak mengaku, individu B mendapat 1 tahun penjara jika dia mengaku, dan 2 tahun penjara jika dia tidak mengaku. II. Strategi optimal untuk tiap individu adalah menjalankan strategi dominan, yaitu mengaku.
  • 13. Pemecahan Masalah Dilema Narapidana Produsen Rokok • Sebelum diberlakukannya hukum tentang iklan larangan merokok di televisi tahun 1971, tiap produsen menyisihkan keuntungan mereka untuk iklan. Tidak ada produsen yang mengurangi iklannya, sebab produsen yang lain pasti akan tetap terdorong untuk melanjutkan iklan. • Setelah diberlakukannya hukum tentang iklan larangan merokok di televisi tahun 1971, hal ini berakibat pada produsen rokok. • Pada akhirnya, produsen rokok mengurangi iklan TV, sehingga para produsen rokok dapat mengurangi biaya-biaya dan meningkatkan keuntungan. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 14. Dilema Narapidana untuk Analisis Persaingan Harga • Analisis persaingan harga menjelaskan bahwa tiap-tiap perusahaan mengadopsi strategi dominannya untuk menetapkan harga tinggi atau rendah, tapi dapat mencapai hasil yang lebih baik dengan bekerjasama dan melakukan hal kebalikannya (yaitu, menetapkan harga rendah atau tinggi) Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 15. 12.5 Persaingan Harga dan Nonharga serta Penipuan Kartel • Perusahaan-perusahaan oligopolistic terkadang menghadapi masalah dilema narapidana dalam penentuan strategi harga dan iklan mereka, atau pada apakah melakukan atauk tidak melakukan penipuan dalam suatu kartel. • Dalam kondisi tersebut, perusahaan akan menjalankan strategi dominannya. Namun, perusahan cenderung bekerjasama (membuat kartel) untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar jika kedua perusahaan saling mempercayai. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 16. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Perusahaan B Harga Rendah Harga Tinggi Perusahaan A Harga Rendah 2,2 5,1 Harga Tinggi 1,5 3,3 I. Jika perusahaan B menetapkan harga rendah, maka perusahaan Adapat memperoleh keuntungan 2 jika juga menetapkan harga rendah dan keuntungan 1 jika menetapkan harga tinggi. II. Jika perusahaan B menetapkan harga tinggi, maka perusahaan A akan memperoleh keuntungan 5 jika menetapkan harga rendah dan keuntungan 3 jika mentapkan harga tinggi. Matriks hasil dari tabel disamping menunjukan bahwa perusahaan A dan B mengalami dilema narapidana, dimana A mempunyai strategi dominan harga rendah, dan begitu pula dengan B. Namun, mereka bisa mendapatkan lebih jika bekerjasama dengan menetapkan harga tinggi. III. Kedua perusahaan akan menetapkan strategi dominannya, yaitu pada harga rendah. Namun, kedua perusahaan dapat memperoleh hasil yang lebih baik (yaitu keuntungan lebih tinggi, 3) jika mereka bekerja sama dan keduanya menetapkan harga tinggi. Jadi perusahaan dalam dilema narapidana akan mengenakan harga rendah dan memperoleh keuntungan lebih kecil karena jika menetapkan harga tinggi, perusahaan tidak dapat mempercayai pesaingnya untuk juga menetapkan harga tinggi.
  • 17. 12.6 Teori Permainan Berulang dan Strategi Tit-For-Tat • Strategi terbaik untuk mengulang atau multipergerakan (multiple-move) permainan dilemma narapidana adalah tit-for-tat. • Strategi ini menyatakan bahwa tiap perusahaan harus mulai dengan bekerja sama dan terus melakukannya selama pesaingnya dapat bekerja sama, tetapi berhenti bekerja sama saat pesaingnya menghentikan kerjasamanya. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 18. Kondisi yang Dibutuhkan untuk Strategi Tit- For-Tat 1. Harus ada suatu kelompok pemain yang stabil. 2. Jumlah pemain harus sedikit. 3. Tiap-tipa perusahaan harus lekas mendeteksi (serta sanggup untuk lekas membalas) penipuan dari perusahaan lain. 4. Kondisi permintaan dan biaya harus relatif stabil. 5. Jumlah pergerakan harus tidak terbatas, atau paling tidak sangat besar dan tidak tentu. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 19. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Periode Perusahaan A Perusahaan B 1 2 2 2 -1 3 3 1 1 4 3 -1 5 2 2 Tabel disamping memperlihatkan bahwa periode pertama, perusahaab A menetapkan harga tinggi (yaitu bekerja sama) dan begitu pula dengan perusahaan B. Jadi tiap perusahaan memperoleh keuntungan 2. Jika dalam periode kedua perusahaan B tidak bekerja sama dan mengumpulkan harga rendah sementara perusahaan A tetap bekerja sama dan mengumpulkan harga tinggi, perusahaan B memperoleh keuntungan 3 dan perusahaaan A mendapat kerugian 1. Pada periode ketiga, perusahaan A membalas dan juga menetapkan harga rendah. Hasilnya, tiap-tiap perusahaan memperoleh keuntugan hanya 1. Pada periode keempat, perusahaan B bekerja sama lagi dengan menetapkan harga tinggi, tetapi perusahaan A tetap menetapkan harga rendah. Maka perusahaan A memperoleh keuntungan 3 sementara perusahan B mendapat kerugian 1. Pada periode kelima, perusahaan A juga bekerja sama kembali dan menetapkan harga tinggi. Karena kedua perusahaan menentukan harga tinggi, masing-masing memperoleh keuntungan 2.
  • 20. 12.7 Perilaku Strategi • Suatu pergerakan strategis adalah saat seorang pemain menghambat perilakunya sendiri untuk membuat suatu ancaman yang nyata (credible threat) agar memperoleh keunggulan bersaing atas pesaingnya. • Perusahaan yang membuat ancaman harus membuat ancaman tersebut menjadi sesuatu yang nyata, yaitu dengan melakukan penerimaan keuntungan yang lebih rendah atau membangun kapasitas berlebih. • Kebanyakan keputusan bisnis yang nyata dibuat untuk berhadapan dengan risiko atau ketidakpastian dan hal ini mempengaruhi pengembangan dan perilaku strategis bisnis perusahaan. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik
  • 21. Teori Permainan dan Perilaku Oligopolistik Perusahaan B Masuk Tidak Masuk Perusahaan A Harga Rendah 3,-1 3,1 Harga Tinggi 4,5 6,3 Dari matriks hasil dari tabel disamping, dapat terlihat perusahaan A menjalankan strategi dominan dengan menetapkan harga tinggi dan perusahaan B masuk ke pasar juga dengan menetapkan harga tinggi. Jadi perusahaan A mendapat keuntungan 4 dan perusahaan B mendapat keuntungan 5 Perusahaan B Masuk Tidak Masuk Perusahaan A Harga Rendah 3,-1 3,1 Harga Tinggi 2,5 6,3 Matriks hasil dari tabel disamping memperlihatkan pembangunan kapasitas kelebihan. Perusahaan A membuat ancaman yang nyata untuk menurunkan harga yang akan menghalangi perusahaan B untuk masuk ke pasar. Perusahaan A melakukan ancaman untuk menghalangi perusahaan B masuk ke pasar, yaitu dengan membangun kapasitas berlebih dan melalui penurunan harga, sekalipun cara ini menurunkan keuntungan. Pembangunan kapasitas berlebih dalam rangka antisipasi untuk kebutuhan masa datang menjadi ancama yang nyata karena dengan membangun kapasitas berlebih, perusahaan A akan menetapkan harga rendah dan mendapat keuntungan 3 sebagai ganti keuntungan 2 jika menetapkan harga tinggi. Perusahaan B akan mendapat kerugian 1 jika masuk ke pasar, maka akan keluar.