1. 0
Operations Strategy
Case Study: Disneyland Resort Paris
Ali Yudhi Hartanto - 1206185053
Azhar Harris – 1206185356
Etgar Rizky Equator - 1206185892
Magister Manajemen
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Jakarta, 2013
2. 1
Sinopsis Kasus
Sejak didirikan pada tahun 1923, Perusahaan Disney Company telah berkomitmen untuk
menyediakan ‘Producing unparalleled entertainment experience based on its rich legacy of
quality creative content and exceptional storytelling’.
Sejalan dengan konsep ini, Disney membuat 4 (empat) divisi bisnis yang terdiri dari Studio
Entertainment, Park and reseorts, Consumer Product dan Media Network. Tiap divisi terdiri
dari entitas bisnis yang terintegrasi dan bekerja sama untuk tumbuh mendunia.
Pada divisi Parks dan Resorts, yang pada tahun 1952 mewujudkan apa yang dikenal sebagai
‘Walt Disney Imagineering’ dan ‘Magic of disney’s beloved characters’ dengan membangun
Disneyland di Anaheim California, kemudian Walt Disney World Resort di Florida, Tokyo
Disney Resort.
Disney berkeinginan untuk melebarkan kembali sayap usahanya ke benua eropa, hal ini
diperkuat dengan kenyataan bahwa 5% dari pengunjung Disney di US berasal dari benua
Eropa. Dan Disney kemudian menjatuhkan pilihan ke kota Paris. Disney kemudian
menandatangani letter of agreement dengan Pemerintah Perancis pada bukan Desember
1985.
Pada pembukaan Euro Disney pada tanggal 11 April 1992 diwarnai dengan protes, kekacauan
dan hanya mampu mendatangkan 50.000 pengunjung (10% dari yang diharapkan).
Bahkan sampai bulan agustus 1992 jumlah pengunjung Disney hanya 9 juta pengunjung yang
berdampak pada cash flow perusahaan dan akhirnya memaksa Disney untuk melakukan
restrukturisasi hutang-hutangnya.
Disney kemudian mencoba untuk bangkit dengan mengubah nama ‘Euro Disney’ menjadi
‘Disneyland Paris’ dan kemudian menjadi ‘Disneyland Resort Paris’. Disamping itu Disney
membangun wahana – wahaan baru antara lain sleeping beauty’s castle, the roller coaster
Indiana jones and the temple of peril, space mountain de la terre coaster.
3. 2
Identifikasi Masalah
1. Pertanyaan pada Case :
a. Segmentasi market seperti apa yang coba untuk disasar oleh Disney Resort theme
park
b. Apakah pilihan strategis Euro Disney di Paris telah tepat.
c. Aspek apasajakah yang tetap tidak berubah dan aspek apasajakah yang telah
disesuaikan dengan kondisi setempat.
2. Bagaimana Disney mengimplementasikan operational resources yang dimiliki dengan
expected market demand,
3. Factor-factor apa sajakah yang menyebabkan The Walt Disney Company gagal
mereprodusir keberhasilan ‘Tokyo Disneyland’ ke dalam pengembangan ‘Euro Disney’
di Paris.
4. Bagaimana seharusnya proses improvement yang dilakukan Disney untuk
mengembalikan Disneyland Resort Paris sejajar dengan Theme Park Disney yang lain.
Teori Pendukung
Implementations, dalam konteks strategi operasi, merupakan kegiatan yang terlibat dalam
membuat strategi kerja dan merefleksikan berbagai macam isu yang mungkin terlibat dalam
proses implementasi.
Struktur yang akan digunakan dalam proses ini dikenal sebagai lima PS. Terdapat beberapa
elemen kunci yang menjadi ciri proses perumusan strategi pada umumnya, tetapi, lima PS
juga menyediakan struktur yang berguna untuk memeriksa proses implementasi.
Lima PS tersebut sebagai berikut
1. Purpose, sebagai yang ingin diusahakan oleh setiap manajemen, semakin jelas jalan
keluar dari tujuan akhir, semakin besar kemungkinan adalah bahwa tujuan akan tercapai.
Dalam istilah kita, pemahaman bersama tentang perubahan relatif dalam posisi pasar dan
kemampuan sumber daya operasi, serta motivasi, batas dan konteks pengembangan
strategi operasi adalah krusial.
4. 3
2. Point of Entry, proses analisis, perumusan dan pelaksanaan berpotensi sensitif secara
politik dan dukungan bahwa proses berasal dari dari dalam hirarki organisasi yang
merupakan penentu keberhasilan pelaksanaan.
3. Process, proses formulasi strategi operasi harus eksplisit. Adalah penting bagi manajer
yang terlibat untuk menempatkan strategi operasi dan berfikir tentang metodologi yang
digunakan
4. Project Management, merancang dan implementating strategi operasi itu sendiri sebagai
proyek dan perlu dikelola. Disiplin dasar manajemen proyek, seperti manajemen
pemangku kepentingan, sumber daya dan waktu perencanaan, kontrol, mekanisme
komunikasi, ulasan, dan sebagainya, harus tepat.
5. Participating, terkait erat dengan poin di atas, pemilihan staf untuk berpartisipasi dalam
proses implementasi juga penting. misalnya, penggunaan manajer lini dan staf dapat
memberikan pengalaman dalam 'dunia nyata' dan keterlibatan manajer lintas fungsional
dapat membantu untuk mengintegrasikan strategi akhir.
Sebuah aspek kunci dari mengatasi resistensi terhadap perubahan, secara tersirat
merupakan cara implementasi dengan melibatkan orang-orang kedalam proses, dan
memungkinkan mereka untuk mempengaruhi perubahan apa yang akan terjadi.
Melibatkan pengguna dalam desain memungkinkan mereka yang mengelola implementasi
untuk mengakses pengetahuan dan pengalaman rinci.
Bagi orang-orang yang terlibat secara efektif dalam pelaksanaan, mereka harus memiliki
keyakinan bahwa keterlibatan akan menjadi pengalaman yang positif, memiliki
pendidikan yang akan memungkinkan mereka untuk berkontribusi secara cerdas dan
diizinkan untuk memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi.
5. 4
Analisa Permasalahan
Masalah 1:
Pertanyaan pada Case :
a. Segmentasi market seperti apa yang coba untuk disasar oleh Disney Resort theme
park?
Sejak didirikan pada tahun 1923, Perusahaan Disney Company telah berkomitmen untuk
menyediakan ‘Producing unparalleled entertainment experience based on its rich legacy
of quality creative content and exceptional storytelling’. Sejalan dengan keiinginan
tersebut, Disney kemudian membentuk Park and Resort Division yang pada tahun 1952
mewujudkan apa yang dikenal sebagai ‘Walt Disney Imagineering’.
Disney membangun theme parknya dengan membuat area-area yang berbeda untuk
masing-masing thema di lokasi tersebut. Disney mambangun thema melalui keajaiban
dongeng yang menjadi legenda dan karakter cerita yang sangat kuat sehingga pengunjung
sejenak daapat lepas dari rutinitas dan kondisi sehari-hari untuk kemudia seakan-akan
dibawa ke alam khayal.
Disney menciptakan theme specific berupa Frontierland, Fantasyland, Tomorrow and
Adventureland. Tipe arsitektural, dekorasi, makanan, souvenirs dan costume didesain
untuk merefleksikan thema dari lokasinya, sebagaimana terlihat dalam film dan
pertunjukan Disney.
Masing-masing theme tersebut kemudian terdiri dari atraksi-atraksi dan wahana yang
didedikasikan agar pengunjung dan diharapkan mampu mengajak pengunjung untuk
merasakan ‘Magic of disney’s beloved characters’.
Disney membangun Disneyland di Anaheim California, kemudian Walt Disney World
Resort di Florida, Tokyo Disney Resort.
Dengan segala usaha tersebut, Disney berharap bahwa segmentasi yang dibentuk merujuk
kepada kelompok segala macam usia, terutama kelompok masyarakat yang telah
berkeluarga dan memiliki anak pada usia sekolah dan kuliah.
6. 5
Untuk kasus Euro Disney, The Disney Company juga berharap bahwa pengunjung Euro
Disney juga berasal dari tourist yang mengunjungi Paris.
b. Apakah pilihan strategis Euro Disney di Paris telah tepat.
Setelah kesuksesan konsep theme park Disney di California, Florida di US, Disney
kemudian melebarkan sayap usahanya ke Tokyo Jepang. Dan pengembangan usaha ini
juga meraih sukses yang luar biasa. Disney kemudian berkeinginan untuk melebarkan
kembali sayap usahanya ke benua eropa, hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa 5%
dari pengunjung Disney di US berasal dari benua Eropa.
Dengan kondisi tersebut, dimulai tahun 1975, Disney mencoba untuk mencari alternative
lokasi pembangunan theme park Disney di benua eropa. Perancis, Jerman, Inggris, Itali
dan Spanyol dipertimbangkan sebagai lokasi theme park tersebut.
Disney kemudian mengambil keputusan cepat dengan hanya mempertimbangkan 2 (dua)
lokasi di Alicante Spanyol (yang memiliki iklim/kondisi cuasa yang sama dengan Florida
US) dan Marne la Valle di Perancis (berada di luar kota Paris).
Disney kemudian menjatuhkan pilihan ke kota Paris didasarkan atas pertimbangan antara
lain :
Terdapat lahan cukup luas dan datar di pinggiran kota Paris yang memungkinkan
untuk dibangunnya theme park Disney.
Lokasi tersebut hanya berjarak 2 (dua) jam mengemudi dari sekitar 17 juta penduduk
dan 4 (empat) jam mengemudi dari 68 juta penduduk, 6 (enam) jam mengemudi dari
110 juta penduduk dan yang terpenting hanya berjarak 2 sd 4 jam penerbangan dari
sekitar 310 juta penduduk.
Lokasi tersebut akan terhubung dengan jaringan transportasi yang cukup baik.
Terowongan euro yang akan menghubungkan inggris dengan perancis akan dibuka
pada tahun 1994, disamping itu, jaringan kereta cepat TGV dapat menghubungkan
lokasi theme park dengan daerah-daerah lain di eropa.
Kota Paris merupakan destinasi wisata dan secara keseluruhan, perancis telah
dikunjungi oleh sekitar 50 juta turis setiap tahun.
Penduduk di eropa memeliki jumlah hari libur yang lebih sering apabila dibandingkan
dengan penduduk amerika serikat.
7. 6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 85% penduduk perancis menyambut baik
dibukanya Disney theme park di negaranya.
Pemerintah pusat dan daerah telah secara signifikan mendukung rencana dibukanya
Disney theme park dengan sejumlah incentive ysang diberikan, disamping itu,
diharapkan theme park tersebut dapat mempekerjakan sekitar 30.000 lowongan
pekerjaan.
Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka keputusan Disney untuk membangun
theme park di Kota Paris Perancis dirasakan tepat.
Alasan utama berupa kemudahan serta konektifitas transportasi, factor demografi
penduduk dan dukungan pemerintah membuat Disney kemudian menandatangani letter of
agreement dengan Pemerintah Perancis pada bukan Desember 1985.
c. Aspek yang tetap tidak berubah dan aspek yang telah disesuaikan dengan kondisi
setempat.
Aspek yang berubah adalah Disney membangun taman dengan thema yang spesifik
seperti discoverland dengan tema menemukan benua baru yang didasarkan atas
penjelajahan yang dilakukan visionari dari eropa; fantasyland dengan istana yang
menggambarkan eropa; dan adventureland dengan konsep yang bergaya eropa.
Bahkan, Disney mengganti pengisi suara dari orang amerika menjadi orang perancis demi
memenuhi tuntutan pemerintah agar menggunakan bahasa perancis sebagai bahasa utama
dan bahasa inggris sebagai bahasa keduanya.
Aspek yang tidak berubah adalah Standard Services Delivery yang coba diterapkan
Disney dengan membangun sekolah sebagai sebuah in house development dan fasilitas
belajar yang mengajarkan para staff untuk mematuhi standard services.
.
8. 7
Masalah 2:
Bagaimana Disney mengimplementasikan operational resources yang dimiliki dengan
expected market demand.
Disney memiliki reputasi yang baik untuk usaha mereka agar focus menyediakan high level
of services dan pengalaman melalui perhatian pada detail dari operasi. Mereka melakukan itu
unttuk meyakinkan dipatuhinya services standard yang telah dikembangkan Disney dengan
sejumlah kebijakan operasi antara lain :
Tujuan utama dari Disney adalah untuk memenuhi ekspektasi pengunjung setiap hari.
Services delivery telah dipetakan dengan baik dan dikembangkan secara berkelanjutan
untuk memperoleh respon dari pengunjung.
Keterlibatan staff berpengaruh kepada standard quality assurance perusahaan dan standar
servis. Disney mengembangkan quality assurancenya berupa safety, courtesy, show dan
efficiency.
Lokasi atraksi dijaga sangat bersih.
Tokoh karakter Disney tidak pernah muncul bersamaan.
Staff diberikan pengertian bahwa customer perception adalah kunci untuk mencapai
customer delight, akan tetapi hal tersebut juga sangat sulit diperoleh dan rapuh. Persepsi
negative dapat terbentuk setelah mendapatkan hanya satu pengalaman negative.
Sekolah Disney adalah sebuah in house development dan fasilitas belajar dengan
department pada setiap lokasi perusahaan. Sekolah Disney mengajarkan staff untuk
mematuhi standard services dan menyediakan kemampuan untuk mengoperasikan
wahana baru yang akan dikembangkan.
Staff recognitions program dibentuk untuk mengidentifikasi performa services delivery
yang outstanding dan dikenal juga sebagai energy, enthusiasm, commitment dan pride.
Seluruh taman dilengkapi dengan koneksi telephone ke central question hot line agar
karyawan dapat segera menjawab segala pertanyaan yang diajukan pengunjung.
Implementasi services tersebut kemudian dapat diuji dengan lima PS dengan hasil sebagai
berikut :
Purpose, the Disney Company mempunyai tujuan yang teramat jelas berupa
mengembangkan theme park di kota Paris Perancis dengan mewujudkan ‘Walt Disney
9. 8
Imagineering’ dan mengajak pengunjung untuk merasakan ‘Magic of disney’s beloved
characters’
Namun, the Disney Company, tidak menyiapkan controlling risk sebagai upaya untuk
menghindari kegagalan atau upaya untuk survive pada segala kondisi yang memungkinkan
Disney untuk mengendalikan resiko dan dampak negative dari resiko yang timbul
Terdapat 3 (tiga) controlling risk yang dapat diterapkan Disney berupa (1) prevention
strategy, (2) mitigation strategy dan (3) recovery strategy.
Dalam konteks Euro Disney, maka diketahui Disney tidak menyiapkan mitigation strategy
dan recovery strategy. Disney tidak menyiapkan mitigasi strategy yang memungkinkan
Disney untuk mengurangi dampak negative dari yang mungkin timbul.
Recovery strategy dapat terlibat pada keseluruhan aktifitas yang terbentuk. Recovery strategy
termasuk dalam langkah – langkah recovery yang penting untuk meminimalkan individual
customer’s dissatisfaction.
Langkah-langkah recovery strategy dapat berupa permintaan maaf, mengembalikan dana,
mengerjakan ulang produk dan service atau menyediakan kompensasi atas permsalahan yang
dihadapi oleh pengunjung.
Point of Entry, yang diutamakan dalam pembahasan ini adalah hubungan dalam organisasi
yang sangat penting dan memiliki dampak besar pada implementasi strategi, bahwa antara
karyawan dalam fungsi operasi yang memiliki tanggung jawab untuk merumuskan strategi
dan orang-orang yang menjalankan keseharian tugas operasi
Terdapat 4 (empat) type fungsi central operations dalam point of entry, berupa trainer,
facilitator, governor dan curator.
Point of entry yang terlihat pada case Disneyland Resort Paris lebih mengacu kepada bentuk
trainer dimana Disney menyusun instruksi operasi dalam pengembangan dan penyebaran
kemampuan mereka melalui standardized improvement method.
10. 9
Bentuk trainer in terutama terlihat saat seluruh calon pegawai diseleksi menurut qualitas
sesuai standar Disney, contoh yang dilihat adalah seberapa baik mereka menjawab
pertanyaan, seberapa baik mereka dapat bekerjasaman dan mendengarkan pasangan kerja
mereka, bagaimana mereka tersenyum dan menggunakan body language dana pakah mereka
memiliki tingkah laku dan tata etika yang sesuai.
Dari sisi pengujian implementasi point of entry, apa yang dilakukan oleh Disney telah tepat
dengan melakukan standardisasi metode pelayanan services.
Process, proses yang ditempuh Disney tidak berbeda dengan proses yang ditempuh Disney di
kota-kota lainnya.
Disney membagi pengembangan dan implementasi theme parknya dengan beberapa tahapan.
Pada tahap pertamam Disney mendesain untuk membangun 29 atraksi dan wahana yang
diikuti dengan pembangunan enam hotel dengan total 5000 kamar.
Dalam pengembangan selanjutnya, Disney mengajukan sejumlah perubahan untuk
mengakomodasi pengunjung yang berasal dari eropa, berdasarkan hasil survey, mereka
berkeinginan untuk menyaksikan image ‘wild west’ amerika. Oleh karena itu keseluruhan
wahana dan hotel didesign untuk memenuhi harapan ini.
Dari penilaian implementasi atas proses, terlihat, bahwa Disney tidak banyak melakukan
methodology research atas market demand yang sesungguhnya dan sangat reaktif atas
tuduhan ‘cultural imperialism’. Sehingga Disney tidak focus atas tujuannya semula yaitu
untuk menawarkan ‘Walt Disney Imagineering’ dan merasakan ‘Magic of disney’s beloved
characters’ yang merupakan kekuatan utama Disney.
Disney menawarkan discoverland, fantasyland dan adventureland yang dibangun dengan
konsep eropa dan bukan merupakan karakter-karakter dari disney
Project Management, dalam malakukan implementasi projek, Disney juga diharapkan untuk
mempertimbangkan resiko kegagalan dan mengenali mengapa kegagalan tersebut terjadi dan
juga kesempatan untuk melakukan pembelajaran.
11. 10
Participating, meskipun Disney telah memiliki serangkaian standard services delivery dan
sekolah Disney yang menyiapkan tenaga trampil Disney untuk menyambut pengunjung dan
mengelola atraksi dan wahana di Euro Disney, namun mereka melupakan aspek partisipasi
dari staff untuk mencapai tujuan tersebut.
Sehingga staff tidak berkontribusi secara aktif untuk mewujudkan ‘Walt Disney
Imagineering’ dan membantu pengunjung merasakan ‘Magic of disney’s beloved characters’.
Tercatat dalam case bahwa 1000 orang karyawan pergi meninggalkan Disney dimana
setengahnya secara sukarela pergi. Hal utama yang meraka rasakan adalah management
Disney tidak dapat memahami ‘How Europeans Work’. ‘We can’t just be told what to do, we
ask questions and don’t all think the same’.
Staff hanya dijejali dengan serangkaian traning dengan segala pentunjuk operasional tanpa
dilibatkan untuk ikut berkontribusi dalam membentuk imagi yang diinginkan Disney. Dan
tanpa diajak bicara tentang cara-cara terbaik untuk menjalankan atraksi dan wahananya.
Masalah 3:
Factor-factor apa sajakah yang menyebabkan The Walt Disney Company gagal
mereprodusir keberhasilan ‘Tokyo Disneyland’ ke dalam pengembangan ‘Euro Disney’
di Paris.
Sebagai perusahaan yang mendunia dan sangat berpengalaman, ternyata Disney gagal untuk
mereproduksi kesuksesan Disneyland di Amerika dan Jepang ke pasar Eropa (dalam hal ini
kota Paris).
29 atraksi dan wahana dengan beberapa taman dengan thema yang spesifik seperti
discoverland, fantasyland dan adventureland tidak dapat membantu keberhasilan yang ingin
diraih.
Pada pembukaan Euro Disney pada tanggal 11 April 1992 diwarnai dengan protes, kekacauan
dan hanya mampu mendatangkan 50.000 pengunjung (10% dari yang diharapkan). Bahkan
sampai bulan agustus 1992 jumlah pengunjung Disney hanya 9 juta pengunjung yang
12. 11
berdampak pada cash flow perusahaan dan akhirnya memaksa Disney untuk melakukan
restrukturisasi hutang-hutangnya.
Beberapa factor kemudian coba digali dan ditelaah oleh Disney antara lain :
Ketidakjelasan konsep yang diusung.
Adanya tuduhan bahwa Disney sedang mencoba untuk melakukan ‘cultural imperialism’,
Disney coba membantah tuduhan ini dengan mengembangkan beberapa atraksi dan
wahana yang hanya terdapat di Euro Disney.
Disney membangun taman dengan thema yang spesifik seperti discoverland dengan tema
menemukan benua baru yang didasarkan atas penjelajahan yang dilakukan visionari dari
eropa; fantasyland dengan istana yang menggambarkan eropa; dan adventureland dengan
konsep yang bergaya eropa.
Bahkan, Disney mengganti pengisi suara dari orang amerika menjadi orang perancis demi
memenuhi tuntutan pemerintah agar menggunakan bahasa perancis sebagai bahasa utama
dan bahasa inggris sebagai bahasa keduanya.
Namun, Disney melupakan positioning yang sangat kuat dari Disneyland berupa ‘Walt
Disney Imagineering’ dan ‘Magic of disney’s beloved characters’.
Pengunjung dan press dibuat bingung dengan konsep yang ingin diterapkan Disney. Is it
an American theme park in europa atau is it a theme park that exploid the European
heritage of Disney characters? Had the park any connections at all with france?
Pengunjung tidak merasakan sensasi akan ‘Walt Disney Imagineering’ dan ‘Magic of
disney’s beloved characters’.
Standard Services Delivery Euro Disney gagal untuk melayani pengunjung.
Disney terkenal sebagai perusahaan yang teropsesi untuk menciptakan standar pelayanan
yang sama di seluruh theme parknya.
13. 12
Services delivery yang dibangun Disney telah dipetakan dengan baik dan dikembangkan
secara berkelanjutan untuk memperoleh respon dari pengunjung.
Disney membangun sekolah sebagai sebuah in house development dan fasilitas belajar
yang mengajarkan para staff untuk mematuhi standard services. Staff diberikan
pengertian bahwa customer perception adalah kunci untuk mencapai customer delight.
Namun, Disney melupakan budaya tempat Euro Disney berada, sebagai contoh:
Disney memaksakan untuk menyediakan makanan fast food di restaurant.
Disney tidak menyadari perbedaan budaya dalam hal eating behavior, dimana orang
amerika mengungah snack dan fash food semetara orang eropa membutuhkan kursi
dan meja makan dengan menu masakan tradisonal. Hal ini menimbulkan masalah
pada saat peak seasons dimana jumlah tempat duduk direstorant tidak memadai dan
mengurangi kenyamanan berkunjung.
Cross cultural differences
Hanya 3 (tiga) dari 11 (sebelas) pengunjung Euro Disney merupakan warga Perancis,
namun Euro Disney menyediakan informasi dan petunjuk-petunjuk dalam bahasa
perancis baru kemudian inggris, ditambahlagi sekitar 45% staff berbahasa perancis dan
hanya 30% yang berasal dari luar perancis.
Kondisi ini menimbulkan kesenjangan informasi dan pada akhirnya akan mengurangi
kenyamaanan dari para pengunjung.
Masalah 4:
Bagaimana seharusnya proses improvement yang dilakukan Disney untuk
mengembalikan Disneyland Resort Paris sejajar dengan Theme Park Disney yang lain.
Setelah menyadari terdapat kesalahan konsep dalam implementasi theme parknya di eropa,
maka Disney kemudian melakukan serangkaian perbaikan.
Hal pertama yang dilakukan adalah mencegah kebangkrutan dari Euro Disney dengan
melakukan restrukturisasi hutang-hutang walt Disney di eropa. Michael Eisner, CEO dari
Disney memaksa sejumlah kreditor untuk menyetujui langkah-langkah Disney tersebut.
14. 13
Hal kedua yang dilakukan the Disney Compnay adalan mengubah nama ‘Euro Disney’
(nama yang merujuk pada currency, hal perekonomian belaka) berubah menjadi ‘Disneyland
Paris’ dan kemudian konsep ‘theme park’-nya berkembang menjadi ‘Disneyland Resort
Paris’.
Penaaan Disneyland Resort Paris mempunyai kemiripan dengan penamaan sejenis di Walt
Disney World Resort di Florida, Tokyo Disney Resort dan dengan naama ini diharapkan
dapat menggambarkan sensasi akan ‘Walt Disney Imagineering’ dan ‘Magic of disney’s
beloved characters’.
Hal ketiga yang dilakukan adalah membangun wahana-wahaan yang identik dengan Disney
antara lain tahun 1993 sleeping beauty’s castle, the roller coaster Indiana jones and the
temple of peril, tahun 1995 membangun space mountain de la terre coaster, tahhun 1997
melakukan parade the hunchback of notre dame, tahun 1999 membangun atraksi honey I
shrunk the audience.
Sejumlah wahana, atraksi dan parade yang dibangun ditujukan untuk memulihkan image dari
Disneyland Resort Paris’.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Keputusan Disney untuk membangun theme park di Kota Paris Perancis tepat. Dengan
alasan utama berupa kemudahan serta konektifitas transportasi, factor demografi
penduduk dan dukungan pemerintah.
Implementasi services tersebut kemudian dapat diuji dengan lima PS dan mendapatkan
kelemahan pada :
Purpose, Disney, tidak menyiapkan controlling risk sebagai upaya untuk menghindari
kegagalan.
Process, Disney tidak banyak melakukan methodology research atas market demand
yang sesungguhnya dan sangat reaktif atas tuduhan ‘cultural imperialism’.
15. 14
Participating, Disney melupakan aspek partisipasi dari staff untuk mencapai tujuan
Disney melupakan positioning yang sangat kuat dari Disneyland berupa ‘Walt Disney
Imagineering’ dan ‘Magic of disney’s beloved characters’.
Standard Services Delivery Euro Disney gagal untuk melayani pengunjung.
Saran
Membangun wahana-wahaan yang identik dan ditujukan untuk memulihkan image dari
Disneyland Resort Paris’ ‘Walt Disney Imagineering’ dan ‘Magic of disney’s beloved
characters’.
Mempertimbangkan factor budaya setempat dalam menyusun service delivery, mengelola
staf dan mengembangkan system informasi.
Lessons Learned
Dalam melakukan implementasi suatu project, organisasi dapat mempertimbangkan tools
5 (lima) PS berupa Purpose, Point of Entry; Process; Project Management; Participating
untuk menguji keberhasilan perencanaan dan implementasi dari project.
Factor budaya lokal ikut berperan dalam menentukan keberhasilan project.
Daftar Pustaka
1. Slack, N. & M. Lewis (2008). Operations Strategy. Edisi-2. Prentice Hall