1. PERDIKSI FAKTOR PENGHAMBAT PENERAPAN
TOTAL QUALITY MANAGEMENT
PADA INSTANSI PEMERINTAH
YANG TELAH MENERAPKAN ISO 9001:2008
STUDI KASUS:
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar
Magister Manajemen
Ali Yudhi Hartanto
Magister Manajemen
Konsentrasi Operasi
Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
2. BADAN POM RI
Badan POMRI terlahirtanggal
31 Desember2001 berdasarkan
keputusan Presiden Nomor
103 Tahun 2001 tentang
kedudukan, tugas, fungsi,
kewenangan, susunan organisasi
dan tata lembaga pemerintah
non departemen
Badan POMmempunyai visi
menjadi institusi pengawas
obat dan makanan yang
inovatif. kredibel dan diakui
secara internasional untuk
melindungi masyarakat.
Berupaya memperkuat Sistem
Pengawasan Obat dan Makanan
yang komprehensif dan
menyeluruh.
3. LATAR BELAKANG
Badan POM juga mendukung perkuatan ekonomi
nasional melalui peningkatan pemenuhan standard
dan ketentuan yang berlaku secara internasional bagi
produk obat dan makanan yang dihasilkan oleh
industri obat dan makanan dalam negeri. Bimbingan
teknis bagi pelaku usaha bidang Obat dan Makanan
merupakan kontribusi yang diberikan.
Pengawasan obat dan makanan harus dilakukan secara komprehensif dan
sistematik, mulai dari kualitas bahan yang digunakan, cara-cara produksi,
distribusi, penyimpanan, sampai produk tersebut siap dikonsumsi oleh
masyarakat. Pada seluruh mata rantai tersebut harus ada sistem yang memiliki
mekanisme yang dapat mendeteksi kualitas produk sehingga secara dini dapat
dilakukan pengamanan jika terjadi degradasi mutu, produk substandard,
kontaminasi dan hal-hal lain yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Badan POM juga menyelenggarakan tugas kepemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan yang merupakan kegiatan internal berupa
kegiatan tata hubungan kerja (tahubja), komunikasi, informasi, edukasi,
penataan Sumber Daya Manusia aparatur, pelaksanaan reformasi birokrasi
pemerintahan, dan lain-lain.
4. ISO
9001:2008
Untuk mendukung konsistensi
pelaksanaan kegiatan
pengawasan obat dan makanan,
maka sejak tahun 2012 Badan
POM telah mengajukan dan
mendapatkan sertifikasi ISO
9001:2008 yang diterbitkan oleh
Unite d Re g istrar o f Siste m (URS)
UK. Seluruh unit Badan POM baik
di pusat maupun daerah telah
mendapatkan serifikat ISO
9001:2008.
Business Process Map BPOM
5. PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan dirumuskan sebagai berikut:
Sertifikasi ISO 9001:2008 lebih menitikberatkan pada pembuktian kepatuhan
terhadap standar dan belum mengakomodasi kebutuhan Badan POM akan
pemenuhan ekspektasi pelanggan serta peningkatan kinerja organisasi
secara berkelanjutan.
Oleh karena itu kebutuhan akan penerapan TQM sektor publik di Badan
POM menjadi penting.
6. TUJUAN PENELITIAN
Melakukan prediksi atas pemahaman konsep TQM setelah organisasi
menerapkan ISO 9001:2008.
Memprediksi faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam melakukan
migrasi dari sistem ISO 9001:2008 menuju ke konsep TQM.
Mempertimbangkan Strategy Improvement yang dapat dilakukan.
8. METODE
PENELITIAN
Data primer diperoleh dari hasil penyebaran kuisioner dan
wawancara. Responden yang dipilih dalam pengumpulan
data ditentukan dengan menggunakan teknik Purposive
Sampling, yaitu pemilihan dan penentuan sampel
berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu.
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka dengan
mengumpulkan informasi dari buku, dokumen pemerintah,
jurnal, media cetak, internet dan penelitian terdahulu. Data
sekunder akan memperkaya pembahasan penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner yang dikirimkan kepada responden secara
langsung.
1
9. METODE
PENELITIAN
Sumber: Anderson et al (1995) dan Rungtusanathan et al (1998) dalam Douglas
(2004)
BAGIAN SATU
IDENTITAS RESPONDEN
Jenis
kelamin : 1. Pria
2. Wanita
Umur : …………. Tahun
Pendidikan : 1. S -2/S - 3
2. S - 1/Profesi
3. D1/D2/D3
4. SLTA
Jabatan : 1. Eselon II
2. Eselon III
3. Eselon IV
4. Fungsional PFM/Auditor/dll
5. Fungsional Umum
Keterlibatan dalam QMS Badan POM :
(Lingkari kode angka sesuai persepsi jawaban anda, jawaban boleh lebih dari satu tanda)
1. Managemen Representatif
2. Auditor Internal
3. Tim PMP RB Badan POM
BAGIAN DUA
NO. DAFTAR PERTANYAAN
SKALA JAWABAN
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral Setuju
Sangat
Setuju
1 2 3 4 5
1 Manajemen puncak badan POM memiliki
kepemimpinan yang visioner (visionary leadership). 1 2 3 4 5
2 Badan POM memiliki kerjasama internal dan eksternal
(Internal and external cooperation). 1 2 3 4 5
3 badan POM menerapkan proses pembelajaran yang
berkelanjutan (learning). 1 2 3 4 5
4 Badan POM menerapkan manajemen proses (process
management). 1 2 3 4 5
5 Badan POM menerapkan perbaikan secara terus
menerus (continous improvement). 1 2 3 4 5
6 manajemen Badan POM berusaha memenuhi
kebuthan pegawai (employee fulfilment). 1 2 3 4 5
7 Badan POM berusaha memenuhi kepuasan
pelanggan (customer satisfaction). 1 2 3 4 5
2
10. METODE
PENELITIAN
Ngai dan Cheng (1995) dalam Wijaya (2009)
FaktorBudaya dan Pekerja
1 Manajemen Badan POM tidak mengalami kesulitan untuk
mengubah nilai-nilai, aturan, norma dan tradisi dalam
menjalankan pekerjaan.
1 2 3 4 5
2 Di Badan POM, Pegawai tidak ada yang menolak mengubah
cara berkerja yang biasa mereka lakukan.
1 2 3 4 5
3 Seluruh pegawai melaksanakan prinsip-prinsip TQM secara
konsisten. 1 2 3 4 5
4 Seluruh pegawai meyakini dan menyadari bahwa program
kualitas ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
konsumen.
1 2 3 4 5
FaktorInfrastruktur
5 Badan POM memiliki sistem untuk mendapatkan informasi
dan penilaian konsumen yang berkaitan dengan produk,
pelayanan, keinginan dan kebutuhan konsumen.
1 2 3 4 5
6 Badan POM melakukan monitoring kinerja dan hasil produk
yang berkaitan dengan keinginan dan kebutuhan serta
kepuasan konsumen.
1 2 3 4 5
7 Badan POM melakukan pendidikan dan latihan untuk
memberikan pengetahuan mengapa, bagaimana
melaksanakan dan mengembangkan keahlian atau
ketrampilan dibidang kualitas.
1 2 3 4 5
8 Badan POM memberikan insentif bagi pegawai yang
berpartisipasi dan berprestasi dalam mengembangkan
kualitas.
1 2 3 4 5
9 Manajemen Badan POM selalu mencari, mengembangkan
dan bekerja sama dengan suplier (pihak ketiga) dalam
mengembangkan kualitas secara terus menerus unuk
kepuasan konsumen.
1 2 3 4 5
10 Manajemen Badan POM memiliki pengetahuan,
pemahaman dan pengalaman dalam menerapkan prinsip-
prinsip Total Quality Manajemen.
1 2 3 4 5
FaktorManajerial
11 Manajemen puncak Badan POM kami memiliki konsistensi
dalam melaksanakan prinsip-prinsip Total Quality
Manajemen.
1 2 3 4 5
12 Manajemen Badan POM memahami keinginan untuk
menjadi instansi apa dalam melaksanakan bisnis dan bisnis
apa yang sedang dijalankan.
1 2 3 4 5
13 Tingkat penggantian/pemutasian pejabat eksekutif kunci di
Badan POM dilakukan secara periodik. 1 2 3 4 5
14 Para pimpinan (eselon I, II dan III) di Badan POM memiliki
kecakapan dan pembawaan yang dapat memberikan
inspirasi orang lain untuk mengikutinya.
1 2 3 4 5
FaktorOrganisasional
15 Di Badan POM secara efektif terdapat aliran informasi dan
pengetahuan, baik vertikal maupun horizontal antar fungsi-
fungsi dalam organisasi.
1 2 3 4 5
16 Pegawai di Badan POM bersedia untuk menyumbangkan
1 2 3 4 5
2
11. METODE
PENELITIAN
Tingkat responden rate kuesioner adalah
sejumlah 82,10 %
No. Unit Kerja
Jumlah Responden
Disebar Kembali
1. Direktorat Penilaian Obat dan Produk Biologi 12 3
2. Direktorat Standardisasi Produk Terapetik dan PKRT 12 11
3. Direktorat Pengawasan Produksi PT dan PKRT 12 7
4. Direktorat Pengawasan Distribusi Produk Terapetik dan PKRT 12 9
5. Direktorat Pengawasan NAPZA 12 11
6. Direktorat Penilaian OT, Suplemen Makanan dan Kosmetik 12 10
7. Direktorat Standardisasi OT, Kosmetik dan PK 12 12
8. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi OT, Kosmetik dan PK 12 11
9. Direktorat Obat Asli Indonesia 12 12
10. Direktorat Penilaian Keamanan Pangan 13 13
11. Direktorat Standardisasi Produk Pangan 12 12
12. Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan 20 20
13. Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya 12 5
14. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Keamanan Pangan 12 8
15. Biro Umum 24 17
16. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat 12 8
17. Biro Perencanaan dan Keuangan 24 20
18. Biro Kerja Sama Luar Negeri 12 9
19. Pusat Penyidikan Obat dan Makanan 12 8
20. Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional 24 21
21. Pusat Informasi Obat dan Makanan 12 12
22. Pusat Riset Obat dan Makanan 12 12
23. Inspektorat 15 15
3
12. METODE
PENELITIAN
Uji Korelasi, Uji Multikolinearitas, Uji Linearitas.
Variabel Penerapan TQM
Budaya dan pegawai r 0.385
sig 0.000
Infrastruktur r 0.647
sig 0.000
Manajerial r 0.642
sig 0.000
Organisasional r 0.552
sig 0.000
Tabel 5.7. Korelasi antara Variabel Hambatan dengan Penerapan TQM
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Budaya dan Pegawai 0,693 1,443 Bebas multikolinearitas
Infrastruktur 0,427 2,342 Bebas multikolinearitas
Manajerial 0,410 2,436 Bebas multikolinearitas
Organisasional 0,549 1,822 Bebas multikolinearitas
Tabel 5.8. Uji Multikolinearitas Variabel Hambatan dengan Penerapan TQM
Faktor
Signifikansi
untuk
Linearity
Nilai Signifikansi
Deviation from
Linearity
Keterangan
TQM * Budaya Dan Pegawai 0,000 0,085 Linear
TQM * Infrastruktur 0,000 0,231 Linear
TQM * Manajerial 0,000 0,088 Linear
TQM * Organisasional 0,000 0,140 Linear
Tabel 5.9. Uji Liniaritas Variabel Hambatan dengan Penerapan TQM
4
13. METODE
PENELITIAN
Uji Regresi berganda
Model Sum of Square Df Mean Square F
Sig
1 Regression 26,411 4 6,603 64,999 0,000
Residual 26,513 261 0,102
Total 52,924 265
Tabel 5.10. Hasil Anova Faktor Hambatan dengan Penerapan TQM
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std Error of The
Estimate
1 0,706 0,499 0,491 0,31872
Tabel 5.11. Model Summary Faktor Hambatan dengan Penerapan TQM
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 1,311 0,159 8,250 0,000
Budaya dan Pegawai -0,001 0,038 -0,001 -0,027 0,978
Infrastruktur 0,321 0,066 0,326 4,864 0,000
Manajerial 0,238 0,055 0,298 4,357 0,000
Organisasional 0,143 0,048 0,176 2,979 0,003
Tabel 5.12. Koefisien Faktor Hambatan dengan Penerapan TQM
4
15. PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan konsep penelitian Anderson et al (1995) dan
Rungtusanathan et al (1998) dalam Douglas (2004) dengan 7 (tujuh) variabel
berupa visionary leadership, internal and external cooperation, learning, process
management, continous improvement, employee fulfilment, dan customer
satisfaction sebagai variabel dependennya.
Nilai korelasi seluruh butir pernyataan bernilai positif dan kuat. Serta nilai
reliabilitas (alpha) senilai 0,772 yang berarti bahwa faktor penerapan TQM di
pelayanan publik adalah reliabel.
Dari perhitungan diperoleh pula hasil nilai signifikansi untuk linearity < 0,05 dan
nilai signifikansi deviation from Linearity > 0,05. Berarti variabel independen faktor
hambatan penerapan TQM memiliki hubungan linear dengan variabel dependen
penerapan TQM.
16. Koefisien korelasi hambatan budaya dan pegawai sebesar 0,385; infrastruktur
sebesar 0,647; manajerial sebesar 0,642 dan organisasional sebesar 0,652.
Keseluruhan koefisien korelasi faktor hambatan penerapan TQM bernilai positif
mendekati + 1, yang dapat diartikan bahwa setiap kenaikan nilai pada faktor
hambatan (independen) akan diikuti dengan kenaikan nilai faktor penerapan TQM di
sektor publik.
Analisis data mendapatkan hasil bahwa terdapat faktor yang secara bersama-sama
mempengaruhi penerapan TQM dengan nilai signifikansi < 0,05.
Nilai koefisien regresi untuk ketiga faktor tersebut bernilai positif dengan nilai
infrastruktur sebesar 0,321; manajerial sebesar 0,238 dan organisasional sebesar
0,143.
Koefisien dengan nilai positif tersebut berarti mempunyai hubungan yang positif
dan searah dengan penerapan TQM. Kenaikan nilai dari ketiga faktor hambatan
tersebut akan menaikkan pula nilai penerapan TQM. Sehingga, ketiga faktor
hambatan tersebut bukan merupakan faktor yang dapat menghambat penerapan
TQM di Badan POM.
PEMBAHASAN
17. PENELITIAN FAKTOR HAMBATAN BUDAYA DAN
PEGAWAI, FAKTOR INFRASTRUKTUR ORGANISASI,
FAKTOR MANAJERIAL DAN FAKTOR ORGANISASIONAL
TIDAK DAPAT MEMPREDIKSI ADANYA POTENSI
FAKTOR HAMBATAN DALAM PENERAPAN TQM DI
BADAN POM. FAKTA INI DIDUGA SEBAGAI AKIBAT
DARI:
Badan POMmemiliki sertifikasi sistem
manajemen mutu antara lain :
StandarISO/IEC 17025:2005.
SistemNRA Assessment BPOM
merujukpada standarWHOQuality
SystemRequirement forNational GMP
Inspectorates (TRS 902 Annex 8,
2002).
SistemPIC/S BPOM.
KNAPPP02:2007.
AUDIT SURVAILAN DAN
AUDIT INTERNAL
SELAMA 3 (TIGA) TAHUN
Sertifikasi ISO mempunyai elemen-elemen yang setara dengan
prinsip-prinsip TQM.
Terdapat manajemen arus proses berupa daftar peraturan
tentang bagaimana mengelola proses,
Informasi dan pengumpulan data,
Perbaikan berkelanjutan,
Fokus pelanggan, dan
Pengembangan sumberdaya manusia.
Belum tercapai sepenuhnya kepuasan pelanggan
diduga karena adanya kesenjangan (gap) akan
persepsi kualitas dalam pelayanan publik yang
disediakan oleh Badan POM dengan kualitas
yang dipersepsikan oleh pelanggan.
18. Hal lain yang perlu diperhatikan dari
hasil pengolahan data, model
regresi linier faktor hambatan
penerapan TQM pelayanan publik
di Badan POM hanya memiliki nilai
R square senilai 0,499 (dibulatkan
50%).
Sehingga pengaruh keempat faktor
hambatan dapat menjelaskan
variasi penerapan TQM hanya
sebesar 50%, sedangkan sisanya
sebesar 50% lainnya dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak termasuk
dalam lingkup model konstruksi
penelitian ini.
19. Pengujian faktor hambatan Ngai dan Cheng (1995) di Badan POM
tidak dapat menjelaskan adanya faktor hambatan dalam penerapan
TQM. Faktor hambatan infrastruktur, manajerial, dan organisasional
memiliki koefisien korelasi positif dan koefisien regresi positif.
Kenaikan nilai dari ketiga faktor hambatan tersebut akan menaikkan
pula nilai penerapan TQM.
Pengaruh keempat faktor hambatan dalam menjelaskan variasi
penerapan TQM hanya sebesar 50%, sedangkan sisanya sebesar
50% lainnya dijelaskan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam
lingkup model konstruksi penelitian ini. Masih terdapat faktor
hambatan lain yang tidak termasuk dalam lingkup konstruksi model
penelitian ini.
Responden di Badan POM memahami variabel dalam faktor
penerapan TQM di sektor publik seperti yang dirumuskan oleh
Anderson et al (1995) dan Rungtusanathan et al (1998) dalam
Douglas (2004), berupa Visionary leadership, Internal and external
cooperation, Learning, process management, continous
improvement, employee fulfilment, dan customer satisfaction
20. Memperhatikan faktor dan variabel yang berpengaruh positif pada
penerapan TQM di instansi pelayanan publik berupa faktor
infrastruktur, manajerial dan organisasional. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk pemenuhan ekspektasi pelanggan dan peningkatan
kinerja organisasi secara berkelanjutan dapat memperhatikan ketiga
variabel tersebut.
Pengambilan keputusan akan kualitas harus mendefinisikan
kebutuhan yang berbeda dari berbagai pemangku kepentingan dan
mendiskusikannya dengan pelanggan, pemerintah (pusat dan
daerah), dan organisasi lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Karena stakeholder adalah penentu akhir dari kualitas.
Melanjutkan penelitian sejenis dengan menambahkan faktor
lain berupa: perencanaan kualitas, sumber daya, informasi,
struktur organisasi, identifikasi masalah dan teknik pemecahan
masalah, dan tidak melibatkan suplier.
Peneliti memberikan saran
untuk strategy Improvement
berupa: