Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip Disney Way yang mencakup komitmen kuat terhadap memberikan hiburan keluarga yang baik, memperlakukan pelanggan sebagai tamu, mendukung inovasi, dan memberikan perhatian pada detail tanpa mengesampingkan profit. Prinsip-prinsip ini telah membantu Disney dalam mempertahankan kesuksesannya selama bertahun-tahun.
2. Disney Company
Disney Company secara konsisten berada pada jalur utama
seperti yang diciptakan oleh pendirinya (Walt Disney) sejak
semula: untuk memberikan hiburan keluarga yang baik. Misi
tersebut, yang ditanamkan dengan kuat dalam perasaan halus
Walt mengenai prinsip dan nilai yang dianutnya, telah memiliki
kaitan erat dengan merk Disney selama bertahun-tahun. Disney
bersikeras agar konsumen diperlakukan seperti tamu,
pelayanan konsumen yang baik telah menjadi karakteristik
standar dari total paket pertunjukan yang ditawarkan Disney
Company.
Konsep Dream merupakan tindakan pertama dan paling penting
dalam Disney Company, akan tetapi baik manajemen maupun
karyawan harus memegang nilai-nilai organisasi keseluruhan
secara ketat dalam pemikiran mereka ketika mereka
merencanakan strategi yang baru, dan bersiap-siap untuk
mengimplementasikan perubahan budaya
3. • Walt Disney menjelaskan keberhasilannya sebagai berikut:
“saya bermimpi, saya menguji mimpi saya dengan keyakinan
saya, saya berani mengambil risiko, dan melaksanakan visi saya
untuk membuat mimpi-mimpi tersebut menjadi kenyataan.”,
dan Walt Disney telah menunjukkan cara melakukan hal
tersebut, yakni: membangun keyakinan, membakukan
keyakinan, mentalitas jangka panjang, Kepemimpinan untuk
jangka panjang, dan meyakini inovasi
• Selama 43 tahun menjalankan perusahaan, Walt berani untuk
menghadapi tantangan, dia berani untuk mengabil resiko, dan
pada akhirnya dia berani untuk unggul.
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan perusahaan.
2. Fondasi yang kokoh mendukung pengambilan resiko.
3. Menghindari mentalitas jangka pendek.
4. Mengetahui aneka bentuk resiko.
5. Memperbaiki kebijkan penerimaan pegawai.
4. • Ada 10 keyakinan yang merupakan inti dari metodologi Disney:
Berikan kesempatan bagi setiap angggota pada setiap organisasi anda
kesempatan untuk bermimpi, dan carilah kreativitas yang
terkandung dalam mimpi-mimpi tersebut.
Berpegang teguhlah pada keyakinan dan prinsip anda.
Perlakukan konsumen anda sebagai tamu.
Dukung, budayakan, berikan karyawan penghargaan.
Jalin hubungan jangka panjang dengan pemasok dan perusahaan
mitra kerja anda.
Berani mengambil resiko yang telah diperhitungkan untuk
menjalankan ide inovatif hingga membuahkan hasil.
Melatih secara ekstensif dan secara konstan menanamkan budaya
perusahaan.
Selaraskan visi jangka panjang dengan pelaksanaan jangka pendek.
Gunakan teknik storyboarding untuk memecahkan masalah
perencanaan dan komunikasi.
Berikan perhatian yang cermat terhadap hal-hal kecil.
5. SEMUA UNTUK SATU DAN SATU UNTUK
SEMUA
Ketika misi suatu tim telah dikembangkan dan semua anggota
telah menyetujui peran mereka, tim tersebut dapat
memecahkan masalah dengan lebih cepat dan melaksanakan
perubahan dengan lebih efektif daripada yang dapat dilakukan
oleh beberapa orang yang bekerja sendiri-sendiri.
Tindakan yang dapat diambil, antara lain:
•Gunakan tim multifungsi.
•Berhati-hati dengan sumber daya yang digunakan bersama-
sama.
•Kembangkan penghargaan terhadap tim.
•Perkerjakanlah spesialis pembentukan tim.
•Pelajari perusahaan lain yang memiliki tim-tim yang berhasil.
•Sediakan fasilitator yang terlatih dengan baik.
6. CIPTAKAN KEAJAIBAN
DENGAN STORYBOARD
Storyboard merupakan suatu aktivitas dimana semua orang
berpartisipasi secara penuh yang menempatkan seluruh urutan dari
suatu proyek, suatu kebijakan perusahaan, atau rencana dari suatu
tindakan secara jelas di dalam pikiran semua orang.
Terdapat 4 macam storyboard, antara lain:
1. Papan ide, yang digunakan untuk mengembangkan suatu konsep.
2. Papan perencanaan, yang merupakan garis besar dari langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
3. Papan organisasi, yang menentukan siapa yang akan bertanggung
jawab.
4. Papan komunikasi, membuat semua orang atau kelompok untuk
mengorganisasikan dan mengomunikasikan aktivitas seharihari
kepada mereka yang perlu tahu.
7. BERBAGI TEMPAT KEHORMATAN
Walt Disney Company merupakan sumber yang sangat kaya mengenai
keahlian dala melakukan kemitraan yang dapat menjadi contoh bagi
perusahaan lain, antara lain:
Kemitraan memperluas kesempatan.
Walt Disney telah mengalami keberhasilan sebagai seorang individu,
namun Walt tahu sejak awal bahwa aliansi yang kuat diperlukan untuk
mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai seorang diri.
Kemitraan dapat muncul dalam berbagai bentuk.
Sebagian besar kemitraan yang banyak dilakukan oleh Disney dibentuk
murni karna alasan bisnis, tapi salah satu kemitraan yag dilakukannya
berasal dari hubungan kreatif yang dikembangkan secara tidak sengaja.
Kemitraan dapat menjamin kemakmuran.
Walau kemitraan Disney telah bebrapa kali membatu perusahaan dalam
menghindari bencana, kemitraan dipandang sebagai investasi jangka
panjang yang akan menjamin kesejahteraan perusahaan.
8. MENEMPATKAN RINCIAN SEBAGAI
URUTAN PERTAMA
Yang sering terlewat dari keberhasilan Disney yang memberikan inspirasi
adalah bagaimana perusahaan sebagai suatu organisasi telah berhasil
memberikan perhatian luar biasa terhadap perincian tanpa membuat dirinya
sendiri bangkrut. Perusahaan telah mencapai suatu keseimbangan antara
memenuhi tuntutan akan profit dan tuntutan akan kesempurnaan.Hal-hal yang
dilakukan Disney, antara lain:
Suatu pencarian kesempurnaan yang tiada henti.
Disney sangat bersikeras untuk melampaui harapan pelanggan, merasa tidak
puas dengan apa yang telah dilakukannya.
Memelihara keseimbangan yang baik.
Perusahaan yang berhasil seperti Disney menyeimbangkan kebutuhan bisnis dan
kebutuhan kreatif dengan bersikeras untuk mengikuti serangkaian nilai dasar,
menekankan pentingnya perincian dalam memenuhi harapan konsumen, dan
mendorong inovasi dan pengambilan resiko dalam suatu rangkaian batasan
tertentu.
Mengukur keberhasilan.
Memberi perhatian pada perincian juga berarti mengukur hasil. Konsep ini
tampak selalu mudah untuk disinggung, namun banyak organisasi hanya
melakukan sedikit atau bahkan tidak melakukan usaha untuk mengukur hasil,
baik dalam hal tujuan operasi atau dalam hal standar kinerja dan kepuasan
kosumen.