Perencanaan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman kumuh di Nagari Sarilamak meliputi survei lapangan untuk mengidentifikasi kondisi kawasan, penduduk, bangunan, dan infrastruktur. Hasil survei menunjukkan bahwa kawasan tersebut memiliki 952 jiwa penduduk dalam 319 KK yang tinggal di 293 bangunan beragam fungsi. Sebagian besar jalan kawasan memiliki kondisi buruk dengan perkerasan tanah atau kerikil.
1. DINAS PERUMAHAN RAKYAT, KAWASAN PERMUKIMAN DAN
P E R T A N A H A N P R O P I N S I S U M A T E R A B A R A T
Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan
Kumuh Dan Permukiman Kumuh Kabupaten
Lima Puluh Kota
Lokasi : Nagari Sarilamak
Sarilamak, 18 Oktober 2021
2. 2
3
1. PENDAHULUAN
3. KONSEP PENANGANAN
PENINGKATAN KUALITAS
KAWASAN
• LATAR BELAKANG
• PELAKSANAAN FGD
OUTLINE PEMBAHASAN
1
2. GAMBARAN UMUM KAWASAN
• ISSU KAWASAN KUMUH
• KONDISI KAWASAN KUMUH
4. LATAR BELAKANG
Kegiatan Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh adalah suatu proses perencanaan yang
mengintegrasikan kawasan permukiman kumuh yang akan
ditangani baik dari lingkungan fisik, maupun lingkungan sosial.
Dalam perencanaan ini juga mensinergikan seluruh kegiatan
stakeholder dalam penanganan lingkungan kumuh.
5. Tujuan Kegiatan
1. Meningkatkan kualitas
perumahan dan permukiman
kumuh secara terkoordinasi dan
berkelanjutan dengan Rencana
Tata Ruang Wilayah melalui
Pendekatan Tridaya,
2. Terwujudnya lingkungan
perumahan dan permukiman
yang layak huni,
Sasaran Kegiatan
1. Terlaksananya penataan
perumahan dan permukiman
kumuh yang sesuai dengan fungsi
kawasan dan struktur kota.
2. Tercapainya pengurangan luasan
perumahan dan permukiman
kumuh
3. Terwujudnya masyarakat yang
secara mandiri dapat
merencanakan dan melaksanakan
upaya peningkatan kualitas
perumahan dan permukiman.
| Focus Group Discussion Kegiatan PLP2KBK |
5
8. FGD 1
FGD 2
FGD 3
Konsolidasi data, dan
penyepakatan Penanganan (PSU)
Kawasan Kumuh Nagari
Sarilamak Perumusan Konsep dan Desain
PSU Serta menyepakati prioritas
penanganan yang akan dilakukan
untuk pembuatan DED
Penyepakatan Rencana,
Program Pembangunan dan
Rencana desain DED PSU
Kawasan
Dalam Proses Penyusunan Perencanaan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh Kawasan Sarilamak terdapat suatu Tahapan/kegiatan berupa FGD
PELAKSANAAN FGD
FGD atau focus group discussion adalah suatu tahapan kegiatan diskusi kelompok
terarah yang melibatkan masyarakat dan stakeholder lainnya untuk saling bertukar
pesan/informasi dalam suatu perencanaan pembangunan kawasan
9. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
A. TUJUAN PELAKSANAAN FGD 1
Untuk memperoleh data/masukan serta kesepakatan dari semua pihak terkait
(stakeholders) mengenai Kawasan Perumahan dan Permukiman Kumuh Nagari
Sarilamak melalui proses diskusi yang terarah, dan menyeluruh terkait dengan
pembangunan permukiman dan infrastruktur kawasan.
B. LINGKUP KEGIATAN DALAM FGD 1
a. Mendiskusikan mengenai Potensi dan Masalah Kawasan Kumuh Nagari
Sarilamak.
b. Merumuskan Potensi dan Masalah Kawasan
10. LINGKUP KAWASAN PERENCANAAN
Setelah dilakukan verifikasi dilapangan dan berdasarkan kewenangan
penanganan oleh Provinsi , Luas Perencanaan Kawasan Kumuh Nagari
Sarilamakadalah + 14,9 Ha Tepatnya di Jorong Sarilamak
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor : 309 tahun 2020 Tentang
Penetapan Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Salah satu lokasi Kawasan Kumuhnya terdapat di Nagari Sarilamak dengan Luas Kawasan +
41,06 Ha yang termasuk dalam kategori Kumuh Ringan
13. 1. Jumlah Penduduk
No
Jenis Kepala
Keluarga
Jumlah Rumah
Terhuni (unit)
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Persentase
(%)
1 1 KK 196 665 69,85
2 2 KK 45 252 26,47
3 3 KK 7 63 6,62
4 4 KK 3 35 3,68
Jumlah 251 952 100,0
Jumlah Penduduk Pada Kawasan Perencanaan
Berdasarkan hasil survei lapangan, luas kawasan kumuh yang berada di Jorong
Sarilamak kurang lebih luasnya 14,9 Hektar dengan jumlah penduduk yang
berada dalam delianiasi kawasan berjumlah 952 jiwa dengan 319 KK.
Dalam 1 bangunan unit rumah ada terdapat lebih dari 1 jumlah KK yang ada
dalam rumah terebut.
KONDISI KEPENDUDUKAN
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
14. Kondisi Fungsi Bangunan
KONDISI 7 INDIKATOR KEKUMUHAN KAWASAN
a. Fungsi Bangunan
Dari hasil survey lapangan, dalam Kawasan
perencanaan terdapat sekitar 293 bangun
dengan beberapa fungsi bangunan yang ada,
yakni sekitar 11 macam fungsi bangunan
seperti, Hunian/rumah, jasa, pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perkantoran, ruko, toko
dan warung. Dalam Kawasan tersebut juga
terdapat bangunan kosong.
Fungsi utama bangunan pada kawasan ini
merupakan hunian/rumah sebesar 76,45 % atau
224 bangunan. Dan terdapat bangunan kosong
sebesar 7,85 atau 23 unit.
b. Kondisi Tata Letak Bangunan
Dilihat dari kerapatan bangunan dikawasan ini masih dalam kategori rendah yakni 20 unit/Ha, hal ini dapat
dilihat dari jarak antar bangunan masih ada yang lebih dari 1 meter, walaupun ada di beberapa titik lokasi
dalam Kawasan ini tata letak bangunannya rapat dan tidak teratur.
Dilihat dari jarak GSB yang ada pada bangunan rata-rata bangunan tidak memiliki Garis Sempadan
Bangunan (GSB).
1. KONDISI BANGUNAN
N
o
Fungsi
Bangunan
Jumlah
Banguan
(unit)
Persentase
(%)
1 Hunian 224 76,45
2 Jasa 6 2,05
3 Ruko 19 6,48
4 Toko 5 1,71
5 Warung 8 2,73
6 Kantor 1 0,34
7 Kesehatan 1 0,34
8 Pendidikan 1 0,34
9 Peribadatan 4 1,37
10 Gudang 1 0,34
11 Bangunan
Kosong
23 7,85
Jumlah 293 100,00
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
16. Bangunan Fasilitas Lingkungan Yang Ada Pada Kawasan
Masjid Kantor PDAM
No Sarana Pada Kawasan Jumlah
1 Pendidikan 1
2 Kesehatan 1
3 Peribadatan 4
4 Perkantoran 1
Jumlah 7
Jumlah Sarana pada Kawasan
Surau
Surau
UPTD SUPTD SD NEGERI 04 SARILAMAK
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
18. 4. Kelayakan Bangunan
Jenis Konstruksi Bangunan
Kelayakan Bangunan
Berdasarkan Jenis konstruksi bangunan
yang ada pada kawasan perencanaan
terdapat 3 jenis yaitu Permanen, Semi
Permanen dan Temporer.
Jumlah bangunan permanen sebanyak
87% atau 194 unit, jumlah bangunan Semi
Permanen berjumlah 9% atau 20 unit, dan
jumlah bangunan temporer berjumlah 4%
sebanyak 9 unit.
Untuk kelayakan bangunan hunian pada
kawasn perencanaan terbagi 2 kualitas
bangunan yaitu bangunan layak huni dan
bangunan tidak layak huni.
Untuk klasisikasi kelayakan bangunan
merupakan bangunan yang terhuni seperti
bangunan hunian, bangunan jasa, bangunan
toko, bangunan ruko dan bangunan warung.
Jumlah bangunan layak huni sebesar 96,50%
atau 248 unit dan bangunan dengan kualitas
tidak layak huni yaitu sebanyak 3,50% atau 9
unit.
2. Kondisi Bangunan
No Jenis
Bangunan
Jumlah
Bangunan
(Unit)
Persentase
(%)
1 Permanen 245 83,62
2
Semi
Permanen 23 7,85
3 Temporer 25 8,53
Jumlah 293 100,00
No Kualitas Bangunan
Jumlah
Bangunan (Unit)
Persentase (%)
1 Layak Huni 242 96,50
2 Tidak Layak Huni 9
3,50
Jumlah 251 100,00
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
20. Rumah Tidak Layak Huni
Tampak depan dan belakang
Tampak Sampang dan Kerangka Atap
WC dan Lantai
Tampak depan
Tampak Belakang
Kerangka Atap
Kamar mandi dan WC
22. 1
4 2
2
3
1
PETA PERSEBARAN JENIS KONSTRUKSI BANGUNAN
Salah Satu Bentuk
Rumah Permanen
Salah Satu Bentuk
Rumah Semi Permanen
3 Salah Satu Bentuk
Rumah Temporer
23. No
No ruas
Jalan
Fungsi Jenis Kondisi Panjang (m)
Lebar
(m)
1 1 Jalan Primer Aspal Baik 358 6,5
2 2 Jalan Kolektor Aspal Baik 416 6,5
3 11 Jalan Kolektor Aspal Baik 138 3,5
4 3 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 132 2
5 4 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 290 3
6 5 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 125 3
7 6 Jalan Lokal Kerikil Buruk 69 1
8 7 Jalan Lokal Beton Baik 78 2
9 8 Jalan Lokal Tanah Buruk 95 1
10 9 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 284 3
11 10 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 26 1,5
12 12 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 182 2,5
13 13 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 146 3
14 14 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 109 2,5
Fungsi, jenis, kondisi , Panjang dan Lebar Jalan di Kawasan Perencanaan
Berdasarkan Hasil Survei lapangan Pada
kawasan perencanaan terdapat 27 ruas
jalan dengan panjang jalan pada kawasan
perencanaan yaitu 3.842 meter (3,84 Km)
Fungsi jalan yang ada:
- Jalan Arteri Primer (jalan Propinsi), yang
termasuk dalam kawasan sepanjang
358 meter, kondisi baik dengan
perkerasan aspal
- Jalan kolektor (Kabupaten), yang
termasuk dalam kawasan sepanjang 555
meter. Kondisi jalan baik dengan
perkerasan aspal
- Jalan lokal (Nagari) Panjang jalan lokal
yang termasuk dalam kawasan adalah
sepanjang 2.929 meter.
Kondisi jalan lokal ada yang baik dan ada
yang buruk dengan perkerasan beton
sepanjang 78 meter, perkerasan kerikil
dan tanah 2.581 meter
15 15 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 288 3
16 16 Jalan Lokal Tanah Buruk 61 2
17 17 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 215 2
18 18 Jalan Lokal Tanah Buruk 45 3
19 19 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 78 1
20 20 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 69 3
21 21 Jalan Lokal Tanah Buruk 107 1
22 22 Jalan Lokal Tanah Buruk 46 2
23 23 Jalan Lokal Tanah Buruk 45 3
24 24 Jalan Lokal Tanah Buruk 143 3
25 25 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 232 3
26 26 Jalan Lokal Kerikil/Tanah Buruk 33 3
27 27 Jalan Lokal Tanah Buruk 30 3
2. KONDISI JARINGAN JALAN
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
24. Ruas 1 Ruas 2 Ruas 3
Ruas 4 Ruas 5 Ruas 6
DOKUMENTASI KONDISI JARINGAN JALAN
25. 1
KONDISI JARINGAN JALAN PER RUAS
Merupakan Jalan Arteri
Primer (Jalan Negara)
Kondisi Jalan Baik
Merupakan Jalan Kolektor
(Jalan Kabupaten) Kondisi
Jalan Baik
2
Jalan Lokal/Lingkungan
Kodisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondis jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Konidi jalan kerikil/tanah tidak
memiliki saluran drainase Kondisi jalan kerikil
Kondisi jalan beton baik
3 4
5
6
7
PETA JARINGAN JALAN KAWASAN SARILAMAK
26. 8
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan tanah buruk
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
9
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
memiliki drainase yang
tidak terkoneksi dengan
baik
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
13
14
PETA JARINGAN JALAN KAWASAN SARILAMAK
KONDISI JARINGAN JALAN PER RUAS
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
Jalan Kolektor Kondisi
jalan baik
10 11
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
memiliki drainase yang
tidak terkoneksi dengan
baik
12
27. Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan tanah tidak
memiliki saluran drainase
15 16
17 18
19 20
21
PETA JARINGAN JALAN KAWASAN SARILAMAK
KONDISI JARINGAN JALAN PER RUAS
28. Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan tanah tidak
memiliki saluran drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
22 23
24
26 27
PETA JARINGAN JALAN KAWASAN SARILAMAK
KONDISI JARINGAN JALAN PER RUAS
Jalan Lokal/Lingkungan
Kondisi jalan kerikil/tanah
tidak memiliki saluran
drainase
25
29. No
No ruas
Drainase
Panjang
(m)
Jenis Konstruksi Kondisi Lebar (cm) Tinggi (cm) Keterangan
Ki Ka Ki Ka Ki Ka Ki Ka
1 1 778,15 Beton Beton Sedang Sedang 150 150 50 50
keadaan drainase banyak
penumpukan material
sedimentasi dan sampah
2 2 200,10 Beton Baik 50 40
Kondisi drainase terputus baik
karena dapat mengalirkan
limpasan air hujan dengan baik
3 4 139,29 Beton Sedang 40 30
Genangan terjadi karena
luapan air sungai
4 10 187,55 Beton Baik 50 75
Drainase yang berada pada
pinggiran pasar, lebar drainase
kecil namun masih dapat
mengalirkan air dengan baik
5 12 168,10 Beton Sedang 40 50
Sebagian drainase dapat
mengaliri ke drainase primer,
dan terdapat banyak tumpukan
sedimentasi
6 13 105,12 Beton Buruk 50 30
Banyak penumpukan
sedimentasi dan drainase
3. KONDISI JARINGAN DRAINASE
Panjang drainase yang ada pada kawasan perencanaan 1.578,31 meter. Jenis drainase yaitu tertutup dan terbuka.
Drainase tertutup berada di ruas jalan primer dengan perkerasan beton yang memiliki lebar 150 cm yang berada
pada posisi kanan dan posisi kiri badan jalan Primer.
• Pada Kawasan masih ada area yang belum ada jaringan drainase
• Untuk dimensi drainase masih ada yang tidak sesuai dengan standar yang ada.
• Beberapa jaringan drainase yang ada tidak terkoneksi (terputus)
• Kondisi Jaringan drainase Sebagian besar tidak terpelihara dengan baik. Saluran drainase mengalami
penyumbatan dan pendangkalan akibat tanah dan sampah
31. Kondisi dranase pada ruas 04 buruk karena
tidak dapat mengalirkan air hujan dengan baik
dan terjadi genangan karena luapan air sungai
Kondisi drainase pada ruas 02 baik dengan
konstruksi beton, namun saluran ini tidak
terkoneksi dengan drainase diatasnya karena
terputus langsung pembuangan ke sawah
Kondisi drainase pada ruas 10
yang terletak di belakang
pasar dengan kondisi baik
4
1
2
4
1
2
4
10
PETA KONDSI JARINGAN DRAINASE KAWASAN SARILAMAK
Kondisi drainase pada ruas 1
jalan utama secara
konstruksi sedang karena
ada beberapa bagian yang
mulai rusak. Keadaan
drainase banyak penumpukan
material sedimentasi dan
sampah
32. 12
13
12
13
PETA KONDSISI JARINGAN DRAINASE KAWASAN SARILAMAK
Kondisi drainase pada ruas 13 telah
betonisasi namun kondisi saluran ini banyak
penumpukan sedimentasi dan drainase tidak
terkoneksi (terputus)
Kondisi drainase pada ruas 12 cukup baik
yang telah dibetonisasi, Namun sebagian
drainase yang dapat mengaliri ke drainase
primer, dan terdapat banyak tumpukan
sedimentasi
33. No Jenis Kloset
Jumlah
(unit)
Persentas
e (%)
1 Cemplung 2 0,80
2 Kloset Duduk Leher
Angsa
11 4,38
3 Klose Jongkok Leher
Angsa
226 90,04
4 Tidak Punya Kloset 12 4,78
Jumlah 251 100,00
No
Jenis
Kepemilikan
Kamar Mandi
dan Jamban
Jumlah (unit)
Persentas
e (%)
1 Cemplung 2 0,80
2 Menumpang 13 5,18
3 Sendiri/Pribadi 236 94,02
Jumlah 251 100
4. KONDISI JARINGAN AIR LIMBAH
Pada kawasan perencanaan pada umumnya masyarakat telah memiliki MCK.
Untuk pembuangan air limbahnya banyak dilakukan pembauangan akhir ke
kolam termasuk juga untuk pembuangan saluran limbah rumah tangga.
Kepemilikan Kamar Mandi dan Jamban Jenis Kloset
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021 Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
Untuk kondisi air limbah pada kawasan perencanaan untuk kepemilikan kamar mandi
dinilai dari bangunan yang terhuni saja,.
34. Tempat Pembuangan Limbah Rumah Tangga
Tempat Pembuangan Akhir Limbah Manusia
Disalurkan ke drainase
Pembuangan Septik Tank
Disalurkan ke Kolam
Disalurkan ke Sungai
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
No Jenis Pembuangan
Akhir
Jumlah
(unit)
Persenta
se (%)
1 Cubluk 7 2,79
2 Kolam 36 14,34
3 Sungai 3 1,20
4 Tangki Septic Tank 193 76,89
Tidak Ada 12 4,78
Jumlah 251 100,00
N
o
Jenis Pembuangan
Limbah Rumah
Tangga (Unit)
Jumlah
(unit)
Persenta
se (%)
1 Tangki Septic Tank 35 13,94
2 Drainase 52 20,72
3 Kolam 103 41,04
4 Sungai 5 1,99
5 Dibiarkan saja ketanah 23 9,16
6 Tidak Ada 33 13,15
Jumlah 251 100,00
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
35. Sarana pembuangan air
limbah padat yang sudah
menggunakan septik tank
Pengbuangan air limbah
padat dan rumah tangga
sebagian di buang ke
sungai
Pembuangan air limbah
rumah tangga sebagian di
buang ke rawa
1
2
3
1 2
3
Pembuangan Air limbah
ke drainase
4
4
PETA LOKASI PEMBUANAGAN AIR LIMBAH KAWASAN SARILAMAK
36. Sumber Air Minum
Sumber Air Bersih
Sumber air bersih dari PDAM
Sumber air bersih dari Depot Air
Minum
5. KONDISI JARINGAN AIR MINUM
Pada kawasan perencanaan sumber air bersih yang digunakan masyarakat sebanyak 247 unit rumah
atau sebesar 98,41 %, bersumber dari PDAM. SPAM IKK Sarilamak yang bersumber dari Ulu Sungan.
Solok Bio Bio dengan kapasitas terpasang 20 l/dt, Jenis air nya adalah air permukaan (Sungai).
sedangkan untuk air minum mereka banyak menggunakan Depot Air Minum untuk sumber
kebutuhan air minum.
No Sumber Air Bersih
Jumlah
(Unit)
Persentase (%)
1 Minta Ketetangga 3 1,20
2 PDAM 247 98,41
3 Sumur 1 0,40
Jumlah 251 100
No Sumber Air Minum Jumlah
(Unit)
Persentase (%)
1 Air Bukit 5 1,99
2 Depot Air Minum 165 65,74
3 PDAM 81 32,27
Jumlah 251 100
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
37. Jenis pengolaha persampahan pada kawasan perencanaan
Tempat sampah yang di
kelolah oleh DLH
Tempat sampah
masyarakat dan jemput
oleh DLH
Di Buang ke lahan kosong
Di bakar
Pengelolaan persampahan di kawasan
perencanaan sudah terlayani petugas
kebersihan sampah, namun 48,8% lainnya
masih mengelolah sampah dengan cara
tradisional seperti dibakar, dibuang ke lahan
kosong, dibuang ke kolam dan sungai.
6. KONDISI PERSAMPAHAN
No Jenis Pengololaan Sampah Jumlah
(Rumah)
Persentase
(%)
1 Dibakar 98 39,04
2 Dibawa Ketempat Sampah 11 4,38
3 Dibuang Ke Kolam 5 1,99
4 Dibuang Ke Lahan Kosong 14 5,58
5 Telah Dikelolah Dinas
Terkait
123 49,00
Jumlah 251 100,00
Sumber: Hasil Survei Lapangan, 2021
38. Sistem Pengolahan
Sampah yang di tumpuk
pada suatu tempat dan di
Bakar
Sampah di buang
keselokan
1
2
1
2
PETA BEBERAPA LOKASI PEMBUANAGAN SAMPAH PADA KAWASAN
3
2
3
z Sampah di buang ke
sungai
39. • Untuk proteksi kebakaran pada kawasan
perencanaan sudah tersedia prasarana
berupa air sungai batang harau, air kolam
dan jalan lingkungan terhadap mobil
kebakaran. Namun pada kawasan
perencanaan ini belum tersedia hydrant.
Sungai Batang Harau
Kolam ikan
Jalan Utama pada kawasan Jalan Lingkungan pada kawasan
7. KONDISI PROTEKSI KEBAKARAN
40. A. Potensi Kawasan Secara Umum
1. Letak kawasan sangat strategis
2. Merupakan kawasan Pusat Ibu Kota
Kabupaten IKK)
3. Berada di dekat kawasan pusat
pemerintahan Kabupaten Lima Puluh
Kota
4. Kawasan perencanaan merupakan
kawasan perdagangan dan jasa
5. Dekat dengan kawasan objek wisata
Harau
6. Dilalui oleh jalan lintas provinsi
7. Dilalui oleh sungai Batang Harau yang
berpotensi sebagai sumber daya air dan
juga dapat menjadi objek penunjang
kawasan pariwisata
8. Dekat dengan pusat pendidikan
B. Potensi Kawasan Berdasarkan 7 (Tujuh)
Indikator Kekumuhan
1. Kondisi Bangunan
- Kepadatan bangunan masih kategori rendah
- Terdapat beberapa rumah adat dapat sebagai
sarana penunjang kepariwisataan Kabupaten
Lima Puluh Kota
2. Kondis Jalan
Salah satu jalan yang ada merupakan jalan lintas
provinsi dan jalan ke kawasan pariwisata
unggulan Kabupaten Lima Puluh Kota
3. Ketersediaan Penydiaan Air Bersih/Air Minum
Kawasan dilalui oleh jalur PDAM dan sudah
dilayani oleh jaringan PDAM Tirta Dharma.
4. Proteksi Kebakaran
Terdapat sumber air sebagai pemasok air jika
terjadi kebakaran dan didukung dengan jalan
5. Ruang Terbuka Hijau
Dari kondisi lahan yang ada, potensi penyediaan
ruang terbuka hijau. Dan pemanfaatan ruang
sempadan sungai Batang Harau (10 – 15 meter)
POTENSI DAN MASALAH KAWASAN
41. 1. Kondisi Bangunan
- Masih terdapatnya rumah tidak layak huni sekitar 9 unit
- Terdapatnya ketidak teraturan bangunan sekitar 12% atau 36 bangunan yang tidak teratur
2. Kondisi Jalan
- Untuk jalan lingkungan dalam kawasan masih terdapat banyak jalan berupa kerikil dan tanah
3. Penyediaan Air Bersih
- Untuk konsumsi air minum, rata-rata masyarakat bersumber dari depot air isi ulang karena lebih praktis
dan kadang kondisi air PDAM pada waktu-waktu tertentu kualitasnya kurang bagus.
4. Drainase Lingkungan
- Masih banyak ruas jalan yang belum memiliki saluran drainase lingkungan
- Kondisinya sebagian drainase yang ada terdapat sedimentasi dan tidak terkoneksi (terputus)
- Dari segi besaran, masih terdapat ukuran drainase yang tidak sesuia dengan standar
- Terdapatnya daerah atau area genangan pada satu ruas karena limpasan air sungai Batang Harau.
5. Air Limbah
- Masih adanya masyarakat/rumah (24 %) yang tidak memiliki tempat pembuang akhir ke septiktank.
6. Persampahan
- masih banyak masyarakat yang belum terlayani oleh sistem pengelolaan persampahan
- masih banyak tumpukan sampah pada kawasan
- belum tersedianya sarana pesampahan seperti bak sampah/ TPS) dalam kawasan.
- belum adanya sistem pemilahan persampahan
7. Proteksi Kebakaran
- belum tersedianya sarana proteksi kebakaran seperti hydrant dan apar atau sistem proteksi kebakaran
MASALAH KAWASAN
43. Dekat Dengan pusat perkantoran
Perdagangan dan jasa
Sebagai Penunjang Kegiatan
Periwisata
Dekat Dengan Objek Wisata
Harau
Dekat Dengan pusat Pendidikan
Sebagai Penunjang Kegiatan
Periwisata
44. Berdasarkan RTRW Kabupaten Lima Puluh Kota
Kawasan merupakan :
a. Kawasan Strategis (kawasan Perkotaan Sari
Lamak
b. Pusat pemerintahan
c. Pusat perkantoran
d. Perdagangan dan jasa
e. Pengembangan kawasan Pendidikan
f. Permukiman perkotaan
g. Selain itu dalam kebijakan tata ruang wilayah
Kabupaten Lima Puluh Kota adanya
pengembangan sistem permukiman nagari
berbasis agribisnis dan pariwisata;
• Kawasan juga terletak dekat dengan Kawasan
Strategis Pariwisata Harau ”
Kawasan Strategis
Pariwisata Harau
Kawasan Pusat Pemerintahan
dan Perkantoran
Kawasan Perdagangan
dan Jasa
45. Penataan bantaran sungai batang harau
- Pembenahan jalan
- Pembuatan pedestrian
- Pembuatan RTH
- Pembuatan pagar ditepian sungai
Destinasi wisata sawah
membuat beberapa spot diantaranya yaitu
- Spot tracking, spot selfie
- Membuat tagline Kawasan
Penataan Bangunan
Rumah Gadang
Pemberian Penandaan Pada Gang Masuk
Kawasan (Bentuk Gerbang/Gapura)
Tema Kawasan
“Kasawan Penunjang Wisata
Lembah Harau”
46. • Pintu gerbang merupakan suatu bangunan yang berfungsi sebagai awal memasuki
atau keluarnya suatu kawasan, dimana bangunan pintu gerbang tersebut merupakan
symbol/Icon yang mempunyai makna tanda perwakilan atas kawasan tersebut.
KONSEP IDE GERBANG KAWASAN
GERBANG EXISTING
ASPEK KEBUDAYAAN AKAN TAMPAK
TERLIHAT MEWAKILI PADA PINTU
GERBANG DI KAWASAN.
CONTOH
52. Ruas Jalan Baru (Verifikasi )
Ruas Jalan Hasil Survey Lapangan
Penataan Jalan dan Peningkatan Jalan
53. Ruas 01
Lebar jalan 2 m drainase kiri dan kanan
Ruas 02
Lebar jalan 3 m drainase kiri dan kanan
Ruas 06
Lebar jalan 3 m drainase kiri eksisting dan kanan rencana
Ruas 06
Ruas 02
Ruas 01
54. (M) LEBAR (M) BETON T = 15 CM SIRTU (CM) UNIT
1 191 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 2 20
2 401 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 3 25
3 263 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 2
4 125 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 2
5 118 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 1
6 169 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10
SALURAN DITINGGIKAN 27 CM 2
7 136 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10
SALURAN DITINGGIKAN 27 CM 3
8 103 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 2
9 298 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 3
10
11 502 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 3
12 143 MACADAM RUSAK 2 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 1 40
13 28 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 1
14 43 MACADAM RUSAK 3 fc 14.5 Mpa (K175) 10 KIRI KANAN 1
15 SALURAN DIBELAKANG PASAR
PANJANG SALURAN
SALURAN DITINGGIKAN 40 CM
RENCANA TINDAK PENANGANAN
LOKASI : SARILAMAK
NOMOR
RUAS
KONDISI ESISTING
PASANGAN
BATU KALI
(M)
GORONG-
GORONG
RENCANA PENANGANAN
KONDISI
TIDAK DIIZINKAN OLEH PEMILIK TANAH
58. PENGADAAN SARANA PRASARANA PERSAMPAHAN
Untuk penanganan persampahan dikawasan
diperlukan :
1. Penyediaan bak-bak sampah yang representative
sesuai dengan standar yang berlaku dengan
adanya pemilahan jenis sampah
2. Penyediaan sarana pengangkut sampah yang
lebih kecil agar dapat menjangkau rumah-rumah
yang berada pada jalan yang kecil seperti
pengadaan becak motor
59. Berdasarkan Permen PU no. 25/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
Contoh Desain Trailer Fire Pump Dengan
Penambahan Penggerak Sepeda Motor
1. Rencana Pos Lingkungan Pemadam Kebakaran
2. Rencana Kendaraan Operasional Pemadam Kebakaran
POS LINGKUNGAN PEMADAMAN KEBAKARAN DAPAT
DITEMPATKAN PADA DILINGKUNGAN KANTOR
WALIKORONG
Konsep Rencana
Pos Lingkungan
Konsep Penanganan Sistem Proteksi Kebakaran