SlideShare a Scribd company logo
1 of 51
RISALAH DAN RUANG LINGKUP
PP 43 TAHUN 2014 TTG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA BERISI 91 HALAMAN TERMASUK
PENJELASAN
PERATURAN INI MENGATUR TTG :
1. PENATAAN DESA 7. BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA)
2. KEWENANGAN 8. KERJASAMA DESA
3. PEMERINTAHAN DESA 9. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA & LEMBAGA ADAT DESA
4. TATA CARA PENYUSUNAN PERDES 10. BIMWAS DESA OLEH CAMAT ATAU SEBUTAN LAINNYA
5. KEUANGAN DAN KEKAYAAN DESA
6. PEMBANGUNAN DESA & PEMBANGUNAN
KAWASAN PERDESAAN
KEWENANGAN
KEWENANGAN DESA KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA
1. BERDASARKAN HAK ASAL USUL;
2. LOKAL BERSKALA DESA;
3. YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV,
ATAU PEMDA KAB/KOTA;
4. YANG LAIN YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH,
PEMDA PROV, ATAU PEMDA KAB/KOTA SESUAI DENGAN
KETENTUAN PER-UU.
KEWENANGAN DESA TSB DIDALAM PP DESA SEDIKITNYA
TERDIRI ATAS :
1. SISTEM ORGANISASI MASYARAKAT DESA
2. PEMBINAAN KELEMBAGAAN MASY
3. PEMBINAAN LEMBAGA HUKUM ADAT
4. PENGELOLAAN TANAH KAS DESA
5. PENGEMBANGAN PERAN MASY DESA
1. PENGELOLAAN TAMBATAN PERAHU
2. PENGELOLAAN PASAR DESA
3. PENGELOLAAN TEMPAT PEMANDIAN UMUM
4. PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI
5. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN MASY DESA
6. PEMBINAAN KESEHATAN MAST DAN PENGELOLAAN POS
PELAYANAN TERPADU
7. PENGELOLAAN EMBUNG DESA
8. PENGELOLAAN AIR MNUM BERSKALA DESA
9. PEMBUATAN JALAN DESA ANTARPEMUKIMAN KE
WILAYAH PERTANIAN
SELAIN KEWENANGAN DIATAS, MENTERI DAPAT
MENETAPKAN JENIS KEWENANGAN DESA SESUAI DENGAN
SITUASI, KONDISI DAN KEBUTUHAN LOKAL (PS 34 AYAT 3
PP DESA)
PENJABAT DESA
PENJABAT DESA
• PENJABAT KADES BERASAL DARI PNS DI LINGK. PEMDA KAB/KOTA
• PEMILIHAN KADES DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK DI SELURUH WIL KAB/KOTA, DAN DAPAT DILAKSANAKAN
BERGELOMBANG MAKS. 3 (TIGA) KALI DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) TAHUN
• JK TERJADI KEKOSONGAN JABATAN KADES DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KADES YANG SERENTAK, MAKA
BUPATI/WALIKOTA MENUNJUK PENJABAT KADES
MASA JABATAN KEPALA DESA
• KADES MEMEGANG JABATAN SELAMA 6 (ENAM) TAHUN TERHITUNG SEJAK TANGGAL PELANTIKAN, DAN DAPAT MENJABAT
PALING LAMA 3 (TIGA) KALI SECARA BERTURUT-TURUT ATAU TIDAK SECARA BERTURUT-TURUT
• DALAM HAL KADES MENGUNDURKAN DIRI SEBELUM HABIS MASA JABATANNYA ATAU DIBERHENTIKAN, KEPALA DESA
DIANGGAP TELAH MENJABAT 1 (SATU) PERIODE MASA JABATAN
PERANGKAT DESA
PERANGKAT DESA TERDIRI ATAS :
1. SEKRETARIAT DESA YANG DIPIMPIN OLEH SEKRETARIS DESA;
2. PELAKSANA KEWILAYAHAN YANG JUMLAHNYA DITENTUKAN SECARA PROPORSIONAL; DAN
3. PELAKSANA TEKNIS, PALING BANYAK 3 (TIGA) SEKSI
SYARAT PERANGKAT DESA :
1. PENDIDIKAN PALING RENDAH SMA ATAU SEDERAJAT
2. BARUSIA 20-42 TAHUN
3. TERDAFTAR SEBAGAI PENDUDUK DESA DAN PALING TIDAK TELAH BERTEMPAT TINGGAL SELAMA 1 (SATU) TAHUN
SEBELUM PENDAFTARAN; DAN
4. SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM PERDA KAB/KOTA.
PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN
PEMERINTAH DESA
•PENGHASILAN TETAP KADES DAN PERANGKAT DESA DIANGGARKAN DLM APB DESA
YANG BERSUMBER DARI ALOKASI DANA DESA (ADD), YANG MERUPAKAN PENDAPATAN
YANG BERSUMBER DARI APBN DAN DITRANSFER MELALUI APBD KAB/KOTA
•SELAIN MENERIMA PENGHASILAN TETAP, KADESDAN PERANGKAT DESA MENERIMA
TUNJANGAN DAN PENERIMAAN LAIN YANG SAH , YANG DAPAT BERSUMBER DARI APB
DESA
•SELURUH PENDAPATAN DESA DITERIMA DAN DISALURKAN MELALUI REKENING KAS
DESA DAN PENGGUNANAANNYA DITETAPKAN DALAM APB DESA
KETENTUAN ALOKASI ADD & BESARAN PENGHASILAN TETAP
KETENTUAN ALOKASI ADD
•ADD YANG BERJUMLAH KURANG DARI RP 500.000.000 DIGUNAKAN MAKS 60%
•ADD RP 500 JUTA – RP 700 JUTA DIGUNAKAN MAKS 50%
•ADD RP 700 JUTA – RP 900 JUTA DIGUNAKAN MAKS 40%
•ADD DIATAS RP 900 JUTA DIGUNAKAN MAKS 30%
BESARAN PENGHASILAN TETAP OLEH BUPATI/WALIKOTA
•KEPALA DESA
•SEKDES MINIMAL 70% DARI PENGHASILAN KADES SETIAP BULAN
•PERANGKAT DESA MINIMAL 50% DARI PENGHASILAN KADES SETIAP BULAN
DANA & KEKAYAAN DESA
DANA DESA ADALAH DANA YANG BERSUMBER DARI APBN YANG DIPERUNTUKKAN BAGI DESA YANG DI TRANSFER MELALUI
ABPD KAB/KOTA DAN DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN,
PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ADD, APBD DESA, ASSET DESA DAN BMD
1. ALOKASI DANA DESA (ADD) ADALAH DANA PARIMBANGAN YANG DITERIMA KAB/KOTA DALAM APBD KAB/KOTA
SETELAH DIKURANGI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK)
2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APB DESA) ADALAH RENCANA KEUANGAN TAHUNAN PEMERINTAHAN
DESA
3. ASET DESA ADALAH BARANG MILIK DESA YANG BERASAL DARI KEKAYAAN ASLI DESA, DIBELI ATAU DIPEROLEH ATAS
BEBAN APB DESA ATAU PEROLEHAN HAK LAINNYA YANG SAH
4. BARANG MILIK DESA (BMD) ADALAH KEKAYAAN MILIK DESA BERUPA BARANG BERGERAK DAN BARANG TIDAK
BERGERAK
PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN DESA
•PEMERINTAH DESA ADALAH PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
DAN KEPENTINGAN MASY SETEMPAT DALAM SYSTEM PEMERINTAHAN NKRI
•PEMERINTAH DESA ADALAH KEPALA DESA ATAU YANG DISEBUT DENGAN
NAMA LAIN DIBANTU PERANGKAT DESA SEBAGAI UNSUR PENYELENGGARA
PEMERINTAHAN DESA
PRAKARSA PEMBENTUKAN DESA
PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA
1. Pemerintah dapat memprakarsai pembentukan
Desa di kawasan yang bersifat khusus dan
strategis bagi kepentingan nasional;
2. Prakarsa pembentukan Desa dapat diusulkan
oleh kementerian/lembaga pemerintah non
kementerian terkait;
3. Ususl prakarsa pembentukan Desa diajukan
kepada Menteri
Bentuk Pembentukan Desa :
1. Pemekaran dari 1 desa menjadi 2 desa atau lebih;
2. Penggabungan bagian desa dari desa yang
bersanding menjadi 1 (satu) Desa atau
penggabungan beberapa desa menjadi 1 (satu)
desa baru
1. Pemerintah daerah Kab/Kota dalam memprakarsai
pembentukan Desa berdasarkan atas hasil evalasi
tingkat perkembangan Pemerintahan Desa di
wilayahnya.
2. Pemerintah daerah Kab/Kota dalam memprakarsai
pembentukan Desa harus mempertimbangkan
prakarsa masy Desa, asal usul, adat istiadat, kondisi
social budaya masy desa serta kemampuan dan
potensi Desa
Bentuk Pembentukan Desa atas Prakarsa Pemda :
1. Pemekaran dari 1 Desa menjadi 2 Desa atau lebih
2. Penggabungan bagian Desa dari Desa yang bersanding
menjadi 1 (satu) Desa atau penggabungan beberapa
Desa menjadi 1 (satu) Desa baru
3. Pemda dalam melakukan pembentukan Desa malalui
pemekaran Desa wajib mensosialisasikan rencana
pemekaran Desa kepada Pemdes induk dan Masy Desa
yang bersangkutan
MEKANISME PEMBENTUKAN DESA ATAS PRAKARSA
PEMERINTAH
Usul prakarsa pembentukan Desa dibahas
oleh Menteri bersama dengan
menteri/pimpinan LPNK pemrakarsa serta
Pemda Prov dan Pemda Kab/Kota yang
bersangkutan
Dalam melakukan
pembahasan,
Menteri dapat
meminta
pertimbangan dari
menteri/pimpinan
LPNK terkait
Dalam hal hasil pembahasan
usul prakarsa disepakati
untuk pembentukan Desa,
Menteri menerbitkan
keputusan persetujuan
pembentukan Desa
Keputusan Menteri wajib
ditindaklanjuti oleh Pemda
Kab/Kota dengan
menetapkannya dalam Perda
Kab/Kota tentang
Pembentukan Desa
Perda Kab/Kota harus sudah
ditetapkan oleh
Bupati/Walikota dalam
jangka waktu paling lama 2
(dua) tahun sejak
ditetapkannya Keputusan
Menteri
MEKANISME PEMBENTUKAN DESA ATAS PRAKARSA
PEMERINTAH DAERAH
Rencana pemekaran Desa dibahas
oleh BPD Desa Induk dalam
Musyawarah Desa untuk
mendapatkan kesepakatan
Hasil kesepakatan Musyawarah
Desa menjadi bahan
pertimbangan dan masukan bagi
Bupati/Walikota dalam melakukan
pemekaran Desa
Hasil kesepakatan musyawarah
Desa disampaikan secara tertulis
kepada Bupati/Walikota
Bupati/Walikota setelah
menerima hasil kesepakatan
musyawarah Desa, membentuk tim
pembentukan Desa persiapan
Tim Pembentukan Desa
Persiapan paling sedikit
terdiri atas :
- Unsur Pemda Kab/Kota
yang membidangi
Pemdes,
Pemberdayaan Masy,
Ren Bang dan
Peraturan Per-UU
- Camat atau sebutan
lain
- Unsur akademisi di bid
Pem-an, Ren Bang Wil,
Pembangunan dan
Sosmas
1
3
2
4
TIM PEMBENTUKAN DESA
•TIM PEMBETUKAN DESA PERSIAPAN MEMPUNYAI TUGAS MELAKUKAN VERIFIKASI PERSYARATAN
PEMBETUKAN DESA PERSIAPAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
•HASIL TIM PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN DITUANGKAN KEDALAM BENTUK REKOMENDASI YANG
MENYATAKAN LAYAK-TIDAKNYA DIBENTUK DESA PERSIAPAN
•DALAM HAL REKOMENDASI DESA PERSIAPAN DINYATAKAN LAYAK, BIPATI/WALIKOTA MENETAPKAN
PERBUP/WALIKOTA TENTANG PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN
DESA PERSIAPAN DAPAT DITINGKATKAN STATUSNYA MENJADI DESA DALAM JANGKA
WAKTU PALING LAMA 3 (TIGA) TAHUN SEJAK DITETAPKAN SEBAGAI DESA PERSIAPAN
MEKANISME PEMBENTUKAN DESA
PERSIAPAN
Bupati/Walikota
menyampaikan
Perbup/Walikota
kepada Gubernur
Berdasarkan
Perbup/Walikota,
Gubernur menerbitkan
surat yang memuat
Kode Register Desa
Persiapan
Kode Reg Desa
Persiapan merupakan
bagian dari Kode Desa
Induknya
Surat Gubernur dijadikan
sebagai dasar bagi
Bupati/Walikota untuk
mengangkat penjabat
kepala Desa Persiapan
PenjabatKades
persiapanberasal
dariunsurPNS
PemdaKab/Kota
untukmasa
jabatanpaling
lama1(satu)
tahundandapat
diperpanjang
palingbanyak2
(dua)kalidalam
masajabatan
yangsama
PenjabatKades
Persiapan
bertanggungjaw
abkepadaBup
ati/Walikota
melaluiKepada
DesaInduknya
TUGAS & LAPORAN PENJABAT KADES PERSIAPAN
1. Penetapan batas wilayah Desa sesuai
dengan Kaidah Kartografis
2. Pengelolaan anggaran Operasional Desa
persiapan yang bersumber dari APB Desa
Induk
3. Pembentukan SOTK
4. Pengangkatan Perangkat Desa
5. Penyiapan Fasilitas Dasar bagi Penduduk
Desa
6. Pembangunan sarana dan prasarana
Pemerintahan Desa
7. Pendataan bidang kependudukan, potensi
ekonomi, inventarisasi pertanahan serta
pengembangan saranan ekonomi,
pendidikan dan kesehatan
8. Pembukaan akses perhubungan
antarDesa
9. Dalam melaksanakan tugasnya PJ Kades
mengikutsertakan partisipasi Masy. Desa
1. Kepada Desa Induk; dan
2. Bupati/Walikota melalui Camat atau
sebutan lain;
Laporan disampaikan secara berkala setiap 6
(enam) bulan sekali
Laporan menjadi bahan pertimbangan dan
masukan bagi Bupati/Walikota
Laporan disampaikan oleh Bupati/Walikota
kepada Tim untuk dikaji dan diverifikasi
HASIL KAJIAN & EVALUASI GUBERNUR
• Apabila hasil kajian dan verifikasi
dinyatkaan Desa persiapan tersebut layak
menjadi Desa, Bupati/Walikota menyusun
rancangan Perda Kab/Kota ttg Pembentukan
Desa persiapan menjadi Desa
• Rancangan Perda dibahas bersama dengan
DPRD Kab/Kota
• Apabila rancangan Perda kab/Kota disetujui
bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD
Kab/Kota, Bupati/Walikota menyampaikan
rancangan Perda Kab/Kota kepada Gubernur
untuk dievaluasi
Gubernur melakukan evaluasi rancangan Perda
ttg Pembntukan Desa berdasarkan urgensi,
kepentingan nasional, kepentingan daerah,
kepentingan masy Desa, dan/atau Peraturan
Per-UU an
Gubernur menyatakan persetujuan atau
penolakan terhadap Ranperda paling lama 20
(dua puluh) hari setelah menerima rancangan
Perda
Dalam hal Gubernur memberikan persetujuan
atas Ranperda, Pemda Kab/Kota melakukan
penyempurnaan dan penetapan menjadi Perda
dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh)
hari
Evaluasi
Gubernur
PENOLAKAN RANPERDA
TERDAPAT 3 (TIGA) ASUMSI :
•DALAM HAL GUBERNUR MENOLAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN RANPERDA, RANPERDA TERSEBUT
TIDAK DAPAT DISAHKAN DAN TIDAK DAPAT DIAJUKAN KEMBALI DALAM JANGKA WAKTU 5 (LIMA)
TAHUN SETELAH PENOLAKAN OLEH GUBERNUR
•DALAM HAL GUBERNUR TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN ATAU IDAK MEMBERIKAN PENOLAKAN
TERHADAP RANPERDAM BUPATI/WALIKOTA DAPAT MENGESAHKAN RANPERDA TERSEBUT SERTA
SEKRETARIS DAERAH MENGUNDANGKANNYA DALAM LEMBARAN DAERAH
•DALAM HAL BUPATI/WALIKOTA TIDAK MENETAPKAN RANPERDA YANG TELAH DISETUJUI OLEH
GUBERNUR, RANPERDA TERSEBUT DALAM JANGKA WAKTU 20 (DUA PULUH) HARI SETELAH TANGGAL
PERSETUJUAN GUBERNUR DINYATAKAN BERLAKU DENGAN SENDIRINYA
MEKANISME PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA PERSIAPAN
PerDa Kab/Kota ttg Pembentukan Desa
diundangkan setelah mendapat Nomor
Registrasi dari Gubernur dan kode Desa
dari Menteri
Perda Kab/Kota disertai lampiran peta
batas Wilayah Desa
Apabila hasil kajian dan verifikasi
menyatakan Desa persiapan tidak layak
menjadi Desa, Desa persiapan dihapus
dan wilayahnya kembali ke Desa
Induknya
Penghapusan dan Pengembalian Desa
Persiapan ke Desa Induk ditetapkan
dengan Perbup/Walikota
Ketentaun mengenai pembentukan Desa
melalui pemekaran berlaku secara
mutatis mutandis terhadap
pembentukan Desa melalui
penggabungan bagian Desa dari 2 (dua)
Desa atau lebih yang bersanding
menjadi 1 (satu) Desa baru
Pembentukan Desa melalui
penggabungan beberapa Desa menjadi 1
(satu) Desa baru dilakukan berdasarkan
kesepakatan Desa yang bersangkutan
MEKANISME KESEPAKATAN PENGGABUNGAN
DESA
BPD yang
bersangkutan
menyelenggarakan
Musyawarah Desa
Hasil Muasyawarah
Desa dari setiap Desa
menjadi bahan
kesepakatan
Penggabungan Desa
Hasil kesepakatan
Musyawarah Desa
ditetapkan dalam
Keputusan bersama
BPD
Keputusan bersama
BPD ditandatangani
oleh pada Kades yang
bersangkutan
Para Kades secara
bersama-sama
mengusulkan
penggabungan Desa
kepada
Bupati/Walikota dalam
1 (satu) usulan tertulis
dengan melampirkan
kesepakatan bersama
Penggabungan Desa
ditetapkan Perda
Kab/Kota
PERUBAHAN STATUS DESA (DESA-KELURAHAN)
• Luas Wilayah tidak Berubah
• Jumlah penduduk minimal 8.000 jiwa atau 1.600
KK untuk Wilayah Jawa dan Bali serta Minimal
5.000 jiwa atau 1.000 KK untuk diluar Jawa dan
Bali
• SaPra Pemerintahan bagi terselenggaranya
Pemerintahan Kelurahan
• Potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa
dan produksi serta keanekaragaman mata
pencaharian
• Kondisi Sosbud Masy berupa keanekaragaman
status penduduk dan perubahan dari masy agraris
ke masy Industri dan jasa
• Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan
Syarat
Desa-
Kelurahan
MEKANISME DESA-KELURAHAN
Bupati/Walikota membetuk
tim untuk melakukan kajian
dan verifikasi usulan Kades
Hasil kajian dan Verifikasi
menjadi masukan bagi
Bupati/Walikota untuk
menyetujui atau tidak usulan
perubahan status Desa-
Kelurahan
Dalam hal Bupati/Walikota
menyetujui usulan perubahan
Status, Bupati/Walikota
menyampaikan Ranperda
mengenai Perubahan Status
Desa-Kelurahan kepada DPRD
Kab/Kota untuk dibahas dan
disetujui bersama
Pembahasan dan penetapan
Ranperda Kab/Kota mengenai
Perubahan Status Desa-
Kelurahan dilakukan sesuai
dengan ketentuan Per-UU an
KONSEKUENSI DESA-KELURAHAN
•KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DARI DESA YANG DIUBAH
STATUSNYA MENJADI KELURAHAN DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT DARI
JABATANNYA
•KEPALA DESA, PERANGKAT DESAN DAN ANGGOTA BPD DIBERI PENGHARGAAN
DAN/ATAU PESANGON SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH KAB/KOTA
•PENGISIAN JABATAN LURAH DAN PERANGKAT KELURAHAN BERASAL DARI PNS DARI
PEMDA KAB/KOTA BERSANGKUTAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PER-UU AN
PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA
•PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA HANYA DAPAT DILAKUKAN BAGI
KELURAHAN YANG KEHIDUPAN MASYARAKATNYA MASIH BERSIFAT
PERDESAAN
•PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA DAPAT SELURUHNYA MENJADI
DESA ATAU SEBAGIAN MENJADI DESA DAN SEBAGIAN MENJADI KELURAHAN
PERUBAHAN STATUS (DESA ADAT-DESA)
• Luas Wilayah tidak Berubah
• Jumlah Penduduk : Wil. Jawa paling sedikit 6000 jiwa atau 1200
KK, Wil. Bali paling sedikit 5000 jiwa atau 1000 KK, Wil. Sulut dan
Sulsel paling sedikit 3000 jiwa atau 600 KK, Wil. NTB paling
sedikit 2500 Jiwa atau 500 KK, Wil. Sulteng, Sulbar, Sultra,
Gorontalo dan Kalsel paling sedikit 2000 jiwa atau 400 KK, Wil.
Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kaltara paling sedikit 1500 Jiwa atau 300
KK, Wil. NTT, Maluku, Malut paling sedikit 1000 jiwa atau 200 KK
dan Wil. Papua dan Paua Barat paling sedikit 500 Jiwa atau 100 KK
• SaPra Pemerintahan bagi terselenggaranya pemerintahan Desa
• Potensi Ekonomi yang berkembang
• Kondisi Sosbud masy yang berkembang
• Meningkatknya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan
Syarat
Desa
Adat-
Desa
MEKANISME DESA ADAT-DESA
Perubahan Status Desa Adat-Desa
dilakukan berdasarkan prakarsa
Pemdes bersama BPD dengan
memperhatikan saran dan
pendapat masy Desa setempat
Prakarsa dibahas dan disepakati
dalam musyawarah desa adat
Kesepakatan hasil musyawarah
desa adat dituangkan kedalam
bentuk keputusan
Keputusan hasil musyawarah
disampaikan oleh Kades adat
kepada Bupati/Walikota sebagai
usulan perubahan status desa
adat-desa
Bupati/Walikota membentuk tim
untuk melakukan kajian dan
verifikasi usulan Kades adat
Hasil Kajian dan Verifikasi menjadi
masukan bagi Bupati/Walikota
untuk menyetujui atau tidak
usulan perubahan status
Dalam hal Bupati/Wawlikota
meyetujui perubahan status,
Bupati/Walikota menyampaikan
Ranperda Kab/Kota mengenai
Perubahan Status Desa Adat-Desa
kepad DPRD Kab/Kota untuk
dibahas dan Disetujui bersama
Apabila Ranperda Kab/Kota
disetujui bersama oleh
Bupati/Walikota dan DPRD
Kab/Kota, Bupati/Walikota
meyampaikan Ranperda Kab/Kota
kepada Gubernur untuk dievaluasi
PERUBAHAN STATUS DESA – DESA ADAT
•PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN PEMDA KAB/KOTA DAPAT
MENGUBAH STATUS DESA MENJADI DESA ADAT
•KETENTUAN MENGENAI TATA CARA PENGUBAHAN STATUS DESA
MENJADI DESA ADAT DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT
•PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA MELAKUKAN INVENTARISASI DESA YANG
ADA DI WILYAHNYA YANG TELAH MENDAPTKAN KODE DESA
•HASIL INVENTARISASI DESA DIJADIKAN DASAR OLEH PEMERINTAH DAERAH
KAB/KOTA UNTUK MENETAPKAN DESA DAN DESA ADAT YANG ADA
DIWILAYAHNYA
•DESA DAN DESA ADAT DITETAPKAN DENGAN PERDA KAB/KOTA
MEKANISME PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT
Pengidentifikasian
Desa yang ada
Pengkajian terhadap
Desa yang ada yang
dapat ditetapkan
menjadi desa adat
Pengidentifikasian
dan pengkajian
dilakukan Pemda
Provinsi dan Pemda
Kab/Kota bersama
Majelis adat atau
Lembaga lainnya yang
sejenis
Bupati/Walikota
menetapkan Desa adat
yang telah memenuhi
syarat berdasarkan
hasil identifikasi dan
kajian
Penetapan Desa adat
dituangkan dalam
Ranperda
Ranperda yang telah
disetujui bersama
dalam rapat paripurna
DPRD Kab/Kota
disampaikan kepada
Gubernur untuk
mendapatkna No.
register dan kepada
Menteri untuk
mendapatkan kode
desa
Ranperda yang telah
mendapatkan nomor
register dan kode desa
ditetapkan menjadi
Perda
KEWENANGAN DESA
• Sistem Organisasi Masy Adat
• Pembinaan Kelembagaan Masy
• Pembinaan Lembaga dan Hk. Adat
• Pengelolaan Tanah Kas Desa
• Pengembangan Peran Masy Desa
Berdasarkan
Hak Asal Usul
• Pengelolaan Tambatan Perahu
• Pasar Desa
• Tempat Pemandian Umum
• Jaringan irigasi
• Ling. Pemukiman Masy. Desa
• Pembinaan Kesehatan Masy dan pegelolaan Posyandu
• Pengembangan dan Pembinan Sanggar Seni dan belajar
• Pengelolaan perpustakaan desa dan taman baca
• Pengelolaan Embung Desa
• Pengelolaan air minum berskala desa
• Pembuatan jalan desa antarpermukiman ke wilayah pertanian
Kewenangan
Lokal berskala
Desa
• Selain Kewenangan diatas, Menteri dapat menetapkan jenis kewenangan Desa sesuai
dengan situasi, kondisi dan kebutuhan Lokal
• Kewenangan juga dapat diberikan oleh Pemda Prov, Pemda Kab/Kota sesuai dengan
Peraturan Per-UU an
• Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan desa diatur lebih lanjut dalam peraturan
menteri
Kewenangan
Lain
• Penataan Sistem Organisasi Kelembagaan masy adat
• Pranata Hk. Adat
• Pemilikan hak tradisional
• Pengelolaan tanah kas desa
• Pengelolaan tanah ulayat
• Kesepakatan dalam kehidupan masy Desa adat
• Pengisian Jabatan Kades adat dan perangkat desa adat
• Masa Jabatan kades adat
Kewenangan
Asal Usul
KEWENANGAN DESA (LANJUTAN……)
KEWENANGAN DESA
• KETENTUAN MENGENAI FUNGSI DAN KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN DESA, PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASY DESA BERLAKU SECARA
MUTATIS MUTANDIS TERHADAP FUNGSI DAN KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA ADAT,
PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA ADAT, PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA ADAT DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA ADAT
• DALAM MENYELENGGARAKAN HAK ASAL USUL SERTA FUNGSI DAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN, DESA ADAT
MEMBENTUK KELEMBAGAAN YANG MEWADAHI KEDUA FUNGSI TSB.
• DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI DAN KEWENANGAN PEMERINTAHANM KEPALA DESA ADAT ATAU SEBUTAN LAIN DAPAT
MENDELGASIKAN KEWENANGAN PELAKSANAANNYA KEPADA PERANGKAT DESA ADAT ATAU SEBUTAN LAIN
KEWENANGAN DESA
• PEMERINTAH DAERAH BAK/KOTA MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI KEWENANGAN BERDASARKAN HAK
ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SEBAGAMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 36 DENGAN
MELIBATKAN DESA
• BERDASARKAN HASIL INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI, BUPATI/WALIKOTA MENETAPKAN PERBUP/WALIKOTA TTG
DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SESUAI DENGAN
KETENTUAN PERATURAN PER-UU AN
• PERBU[P/WALIKOTA DITINDAKLANJUTI OLEH PEMERINTAH DESA DENGAN MENETAPKAN PERATURAN DESA TENATNG
KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SESUAI DENGAN
SITUASI,KONDISI DAN KEBUTUHAN LOKAL
TATA CARA PILKADES
•PILKADES DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK DI SELURUH WILAYAH KAB/KOTA
•PILKADES SECARA SERENTAK DAPAT DILAKSANAKAN BERGELOMBANG PALING
BANYAK 3 (TIGA) KALI DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) TAHUN
•DALAM HAL TERJADI KEKOSONGAN JABATAN KADES DALAM PENYELENGGARAAN
PILKADES SERENTAK, BUPATI/WALIKOTA MENUNJUK PENJABAT KADES
•PENJABAT KADES BERASAL DARI PNS DI LINGKUNGAN PEMDA KAB/KOTA
Persiapan
• Pemberitahuan BPD
kepada Kades ttg akhir
masa jabatan yang
disampaikan 6 (enam)
bulan sebelum
berakhir masa jabatan
(AMJ)
• Pembentukan panitia
Pilkades oleh BPD
ditetapkan dalam
jangka waktu 10 hari
setelah pemberitahuan
AMJ
• Laporan AMJ Kades
kepada
Bupati/Walikota
disampaikan dalam
jangka waktu 30 hari
setelah pemberitahuan
AMJ
• Perencanaan biaya
Pilkades diajukan oleh
Panitia kepada
Bupati/Walikota
melalui Camat dalam
jangka waktu 30 hari
setelah terbentuknya
panitia pemilihan
• Persetujuan
Pencalonan
• Pengumuman dan
pendaftaran balon
dalam jangka waktu 9
hari
• Penelitian kelengkapan
persyaratan
administrasi,
klarifikasi serta
penetapan dan
pengumuman nama
calon dalam jang waktu
20 hari
• Penetapan calon Kades
sebagaimana
dimaksud pada huruf b
paling sedikit 2 orang
dan paling banyak 5
orang calon
• Penetapan daftar
pemilih tetap untuk
pelaksanaan Pilkades
• Pelaksanaan
Kampanye calon Kades
dalam jangka waktu 3
hari
• Masa tenang dalam
jangka waktu 3 hari
Pemungutan Suara
• Pelaksanaan
pemungutan dan
penghitungan suara
• Penetapan calon yang
memperoleh suara
terbanyak dan/atau
• Dalam hal calon yang
memperoleh suara
terbanyak lebih dari 1
(satu) orang, calon
terpilih ditetapkan
berdasarkan wilayah
perolehan suara yang
lebih luas
Penetapan
• Laporan penitia
Pilkades mengenai
calon terpilih kepada
BPD paling lambat 7
hari setelah
pemungutan suara
• Laporan BPD mengenai
calon terpilih kepada
Bupati/Walikota paling
lambat 7 hari setelah
menerima laporan
panitia
• Bupati/Walikota
menerbitkan
keputusan mengenai
pengesahan dan
pengangkatan Kades
paling lambat 30 hari
hari sejak diterima
laporan dari BPD
• Bupati/Walikota atau
pejabat yang ditunjuk
melantik calon terpilih
paling lambat 30 hari
sejak diterbitkan
keputusan pengesahan
pengangkatan Kades
sesuai dengan
Peraturan Per-UU an
KADES DAN PNS MENCALONKAN
• KADES YANG AKAN MENCALONKAN DIRI KEMBAL DIBERI CUTI SEJAK DITETAPKAN SEBAGAI CALON SAMPAI DENGAN
SELESAINYA PELAKSANAAN PENETAPAN CALON TERPILIH
• DALAM HAL KADES CUTI, SEKDES MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN KADES
• PNS YANG MENCALONKAN DIRI DALAM PILKADES HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS DARI PEJABAT PEMBINA
KEPEGAWAIAN
• DALAM HAL PNS TERPILIH DAN DIANGKAT MENJADI KADES, YANG BERSANGKUTAN DIBEBASKAN SEMENTARA DARI
JABATANNYA SELAMA MENJADI KADES TANPA KEHILANGAN HAK SEBAGAI PNS
• PERANGKAT DESA YANG MENCALONKAN DIRI DALAM PILKADES DIBERI CUTI TERHITUNG SEJAK YANG BERSANGKUTAN
TERDAFTAR SEBAGAI BALON KADES SAMPAI DENGAN SELESAINYA PELAKSANAAN PENETAPAN CALON TERPILIH
• TUGAS PERANGKAT DESA DIRANGKAP OLEH PERANGKAT DESA LAINNYA YANG DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN
KADES
PILKADES ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA
MUSYAWARAH DESA YANG DISELENGGARAKAN KHUSUS UNTUK PELAKSANAAN PILKADES ANTAR WAKTU DILAKSANAKAN
PALING LAMA DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) BULAN TERHITUNG SEJAK KADES DIBERHENTIKAN, DENGAN MEKANISME :
Pembentukan panitia
Pilkades antarwaktu oleh
BPD paling lama dalam
jangka waktu 15 hari
terhitung sejak Kades
diberhentikan
Pengajuan biaya
pemilihan dengan beban
APB Desa oleh panitia
Pilkades paling lambat
dalam jangka waktu 30
hari sejak terhitung
sejak panitia terbentuk
Pemberian persetujuan
biaya oleh Penjabat
Kades paling lama dalam
jangka waktu 30 hari
terhitung sejak diajukan
oleh panitia pemilihan
Pengumuman dan
pendaftaran balon Kades
oleh panitia pemilihan
dalam jangka waktu 15
hari
Penelitian kelengkapan
persyaratan
administrasi balon oleh
panitia pemilihan dalam
jangka waktu 7 hari
Penetapan calon Kades
antarwaktu oleh panitia
pemilihan paling sedikit
2 orang calon dan paling
banyak 3 orang calon
yang dimintakan
pengesahan
musyawarah desa untuk
ditetapkan sebagai calon
yang berhak dipilih
dalam musyawarah desa
MUSYAWARAH BPD MELIPUTI :
• PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DESA DIPIMPIN OLEH KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA YANG TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHANNYA DILAKUKAN OLEH
PANITIA PEMILIHAN;
• PENGESAHAN CALON KEPALA DESA YANG BERHAK DIPILIHOLEH MUSYAWARAH DESA MELALUI MUSYAWARAH MUFAKAT ATAU MELALUI PEMUNGUTAN SUARA;
• PELAKSANAAN PEMILIHAN CALON KEPALA DESA OLEH PANITIA PEMILIHAN MELALUI MEKANISME MUSYAWARAH MUFAKAT ATAU MELALUI PEMUNGUTAN SUARA YANG
TELAH DISEPAKATI OLEH MUSYAWARAH DESA;
• PELAPORAN HASIL PEMILIHANCALON KEPALA DESA OLEH PANITIA PEMILIHAN KEPADA MUSYAWARAH DESA;
• PENGESAHAN CALON TERPILIH OLEH MUSYAWARAH DESA;
• PELAPORAN HASIL PEMILIHANKEPALA DESA MELALUI MUSYAWARAH DESA KEPADA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM JANGKA WAKTU 7 (TUJUH) HARI SETELAH
MUSYAWARAH DESA MENGESAHKAN CALON KEPALA DESA TERPILIH;
• PELAPORAN CALON KEPALA DESA TERPILIH HASIL MUSYAWARAH DESA OLEH KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEPADA BUPATI/WALIKOTA PALING LAMBAT 7
(TUJUH) HARI SETELAH MENERIMA LAPORAN DARI PANITIA PEMILIHAN;
• PENERBITAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENGESAHAN PENGANGKATAN CALON KEPALA DESA TERPILIHPALING LAMBAT 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK
DITERIMANYA LAPORAN DARI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA; DAN
• PELANTIKAN KEPALA DESA OLEH BUPATI/WALIKOTA PALING LAMA 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK DITERBITKAN KEPUTUSAN PENGESAHAN PENGANGKATAN CALON KEPALA
DESA TERPILIH DENGAN URUTAN ACARA PELANTIKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
MASA JABATAN KADES
•KEPALA DESA MEMEGANG JABATAN SELAMA 6 (ENAM) TAHUN TERHITUNG SEJAK TANGGAL
PELANTIKAN.
•KEPALA DESA DAPAT MENJABAT PALING LAMA 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN SECARA BERTURUT-
TURUT ATAU TIDAK SECARA BERTURUT-TURUT.
•KETENTUAN PERIODISASI MASA JABATAN BERLAKU DI SELURUH WILAYAH INDONESIA.
•KETENTUAN PERIODISASI MASA JABATAN TERMASUK MASA JABATAN KEPALA DESA YANG DIPILIH
MELALUI MUSYAWARAH DESA.
•DALAM HAL KEPALA DESA MENGUNDURKAN DIRI SEBELUM HABIS MASA JABATANNYA ATAU
DIBERHENTIKAN, KEPALA DESA DIANGGAP TELAH MENJABAT 1 (SATU) PERIODE MASA JABATAN.
LAPORAN KADES
•MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA SETIAP AKHIR TAHUN
ANGGARAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA;
•MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PADA AKHIR MASA JABATAN
KEPADA BUPATI/WALIKOTA;
•MENYAMPAIKAN LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN SECARA TERTULIS
KEPADA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SETIAP AKHIR TAHUN ANGGARAN.
•LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DISAMPAIKAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA
MELALUI CAMAT ATAU SEBUTAN LAIN PALING LAMBAT 3 (TIGA) BULAN SETELAH BERAKHIRNYA
TAHUN ANGGARAN.
LANJUTAN……
Laporan memuat :
a. Pertanggungjawaban
penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
b. Pertanggungjawaban
pelaksanaan pembangunan
c. Pelaksanaan pembinaan
kemasyarakatan
d. Pelaksanaan pemberdayaan
masyarakat
• Laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa digunakan sebagai
bahan evaluasi oleh bupati/walikota
untuk dasar pembinaan dan
pengawasan
• Kades wajib menyampaikan laporan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa
pada akhir masa jabatan kepada
Bupati/Walikota melalui Camat atau
sebutan lain
• Laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa disampaikan
dalam jangka waktu 5 (lima) bulan
sebelum berakhirnya masa jabatan
LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (LPP DESA)
Laporan LPP Des memuat :
a. Ringkasan laporan tahun-tahun
sebelumnya
b. Rencana penyelenggaraan
Pemerintahan Desa dalam
jangka waktu untuk 5 (lima)
bulan sisa masa jabatan
c. Hasil yang dicapai dan yang
belum dicapai
d. Hal yang dianggap perlu
perbaikan
• Pelaksanaan atas rencana penyelenggaraan Pemerintahan
Desa dilaporkan oleh kepala Desa kepada bupati/walikota
dalam memori serah terima jabatan.
• Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun
anggaran kepada Badan Permusyawaratan Desa secara
tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya
tahun anggaran.
• Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
paling sedikit memuat pelaksanaan peraturan Desa.
• Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
digunakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam
melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala Desa.
• Kepala Desa menginformasikan secara tertulis dan dengan
media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat
mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
masyarakat Desa.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa diatur dalam Peraturan Menteri.
PEMBERHENTIAN KADES
KADES DIBERHENTIKAN KARENA :
• BERAKHIR MASA JABATANNYA;
• TIDAK DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BERKELANJUTAN ATAU BERHALANGAN TETAP SECARA BERTURUT-TURUT SELAMA 6 (ENAM)
BULAN;
• TIDAK LAGI MEMENUHI SYARAT SEBAGAI KEPALA DESA;
• MELANGGAR LARANGAN SEBAGAI KEPALA DESA;
• ADANYA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN, PENGGABUNGAN 2 (DUA) DESA ATAU LEBIH MENJADI 1 (SATU) DESA BARU, ATAU
PENGHAPUSAN DESA;
• TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN SEBAGAI KEPALA DESA; ATAU
• DINYATAKAN SEBAGAI TERPIDANA BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP.
• APABILA KEPALA DESA BERHENTI, BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MELAPORKAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA MELALUI CAMAT ATAU
SEBUTAN LAIN.
• PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA.
SISA MASA JABATAN
•DALAM HAL SISA MASA JABATAN KEPALA DESA YANG BERHENTI TIDAK LEBIH DARI 1 (SATU)
TAHUN KARENA DIBERHENTIKAN, BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA SAMPAI TERPILIHNYA
KEPALA DESA YANG BARU.
•DALAM HAL SISA MASA JABATAN KEPALA DESA YANG BERHENTI LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN
KARENA DIBERHENTIKAN, BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA SAMPAI TERPILIHNYA
KEPALA DESA YANG BARU MELALUI HASIL MUSYAWARAH DESA.
PENUNDAAN PELAKSANAAN PILKADES
• DALAM HAL TERJADI KEBIJAKAN PENUNDAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA, KEPALA DESA YANG HABIS MASA
JABATANNYA TETAP DIBERHENTIKAN DAN SELANJUTNYA BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PENJABAT KEPALA DESA.
• KEBIJAKAN PENUNDAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DITETAPKAN OLEH MENTERI.
• BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PENJABAT KEPALA DESA DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN/KOTA.
• PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIANGKAT SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA PALING SEDIKIT HARUS MEMAHAMI BIDANG
KEPEMIMPINAN DAN TEKNIS PEMERINTAHAN.
• PENJABAT KEPALA DESA MELAKSANAKAN TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN SERTA MEMPEROLEH HAK YANG SAMA
DENGAN KEPALA DESA.
• KEPALA DESA YANG BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL APABILA BERHENTI SEBAGAI KEPALA DESA DIKEMBALIKAN KEPADA
INSTANSI INDUKNYA.
• KEPALA DESA YANG BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL APABILA TELAH MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN SEBAGAI PEGAWAI
NEGERI SIPIL DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN MEMPEROLEH HAK SESUAI
DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
PERANGKAT DESA
Sekretariat Desa
• Sekretariat Desa dipimpin
oleh SekretarisDesa
dibantu oleh unsur staf
secretariat yang bertugas
membantu Kades dalam
bidang Administrasi
Pemerintahan
• Sekdes paling banyak
terdiri atas 3 (tiga) bidang
urusan
• Ketentuan mengenai bidang
urusan diatur dengan
Permen
Pelaksana Kewilayahan
• Merupakan unsur pembantu
Kades sebagai satuan tugas
kewilayahan
• Jumlah pelaksana
kewilyahan ditentukan
secara proporsional antara
pelaksana kewilayahan
yang dibutuhkan dan
kemampuan keuangan desa
Pelaksana Teknis
• Merupakan unsur pembantu
kepala desa sebagai
pelaksana tugas
operasional
• Pelaksana teknis paling
banyak terdiri atas 3 (tiga)
seksi
• Ketentuan mengenai
pelaksana teknis diatur
dengan Permen
Perangkat Desa
• Perangkat Desa
berkedudukan sebagai
unsur pembantu Kepala
Desa
PERSYARATAN PERANGKAT DESA
•BERPENDIDIKAN PALING RENDAH SEKOLAH MENENGAH UMUM ATAU YANG SEDERAJAT;
•BERUSIA 20 (DUA PULUH) TAHUN SAMPAI DENGAN 42 (EMPAT PULUH DUA) TAHUN;
•TERDAFTAR SEBAGAI PENDUDUK DESA DAN BERTEMPAT TINGGAL DI DESA PALING KURANG 1
(SATU) TAHUN SEBELUM PENDAFTARAN; DAN
•SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA.
•SYARAT LAIN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA YANG DITETAPKAN DALAM PERATURAN DAERAH
KABUPATEN/KOTA HARUS MEMPERHATIKAN HAK ASAL USUL DAN NILAI SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT
MEKANISME PENGANGKATAN PERANGKAT
DESA
Perangkat Desa
Rekomendasi tertulis
camat atau sebutan
lain dijadikan dasar
oleh kepala Desa
dalam pengangkatan
perangkat Desa
dengan keputusan
kepala Desa.
Camat atau sebutan
lain memberikan
rekomendasi tertulis
yang memuat
mengenai calon
perangkat Desa yang
telah dikonsultasikan
dengan kepala Desa
Kepala Desa
melakukan konsultasi
dengan camat atau
sebutan lain mengenai
pengangkatan
perangkat Desa
Kepala Desa
melakukan
penjaringan dan
penyaringan atau
seleksi calon
perangkat Desa
LANJUTAN…..
PERANGKAT DESA PNS :
1. Pegawai negeri sipil
kabupaten/kota setempat yang akan
diangkat menjadi perangkat Desa
harus mendapatkan izin tertulis dari
pejabat pembina kepegawaian.
2. Dalam hal pegawai negeri sipil
kabupaten/kota setempat terpilih
dan diangkat menjadi perangkat
Desa, yang bersangkutan
dibebaskan sementara dari
jabatannya selama menjadi
perangkat Desa tanpa kehilangan
hak sebagai pegawai negeri sipil.
PERANGKAT DESA BERHENTI :
1. Meninggal Dunia
2. Permintaan Sendiri
3. Diberhentikan, karena :
a. Usia genap 60 tahun
b. Berhalangan tetap
c. Tidak lagi memenuhi syarat
sebagai perangkat desa
d. Melanggar larangan
sebagai perangkat Desa
MEKANISME PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Rekomendasi tertulis camat
atau sebutan lain dijadikan
dasar oleh kepala Desa
dalam pemberhentian
perangkat Desa dengan
keputusan kepala Desa
Camat atau sebutan lain
memberikan rekomendasi
tertulis yang memuat
mengenai pemberhentian
perangkat Desa yang telah
dikonsultasikan dengan
kepala Desa
Kepala Desa melakukan
konsultasi dengan camat
atau sebutan lain mengenai
pemberhentian perangkat
Desa
PAKAIAN DINAS & ATRIBUT
•KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MENGENAKAN
PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT.
•KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PAKAIAN
DINAS DAN ATRIBUT DIATUR DENGAN PERATURAN
MENTERI
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektoratPemdes Seboro Sadang
 
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDTupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDUnggul Sagena
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaFormasi Org
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Eka Saputra
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaPemdes Seboro Sadang
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanAulia Arif
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaFormasi Org
 
Badan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaBadan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaEka Saputra
 
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptx
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptxPaparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptx
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptxssuserf5a351
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaAdelfios Andyka Fatra
 
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil 23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil ShintaDevi11
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahMassaputro Delly TP
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanLim Othe
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Salim SAg
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanhoyin rizmu
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)syukriyabdullah
 

What's hot (20)

Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektoratPengawasan kinerja kades oleh bpd   inspektorat
Pengawasan kinerja kades oleh bpd inspektorat
 
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPDTupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
Tupoksi Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD
 
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
 
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan DesaPengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
 
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
Materi Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes)
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP DesaPerencanaan Pembangunan RKP Desa
Perencanaan Pembangunan RKP Desa
 
Badan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desaBadan permusyawaratan desa
Badan permusyawaratan desa
 
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptx
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptxPaparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptx
Paparan MUSRENBANG KECAMATAN.pptx
 
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desaPerlayanan terpadu pada pemerintahan desa
Perlayanan terpadu pada pemerintahan desa
 
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil 23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
 
Lppd
LppdLppd
Lppd
 
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan DaerahPerspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
Perspektif UU 23 Tahun 2014 ttg Pemerintahan Daerah
 
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan PublikReformasi Pelayanan Publik
Reformasi Pelayanan Publik
 
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatanPenyelenggaraan pemerintahan kecamatan
Penyelenggaraan pemerintahan kecamatan
 
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)Pembinaan   penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
Pembinaan penataan lembaga pemberdayaan masyarakat desa(1)
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
Tahapan penyusunan rpjmd (19 7-17)
 
Kewenangan desa
Kewenangan desaKewenangan desa
Kewenangan desa
 

Similar to Slide PP 43/2014

Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).pptArah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).pptMuhammadAmin209707
 
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)Bpd Desa Kasokandel
 
undang-undang desa
undang-undang desaundang-undang desa
undang-undang desatutart
 
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...Siti Sahati
 
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptx
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptxDOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptx
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptxMuhammadAmin209707
 
Penguatan Pemerintahan Desa
Penguatan Pemerintahan DesaPenguatan Pemerintahan Desa
Penguatan Pemerintahan DesaOswar Mungkasa
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANSiti Sahati
 
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...Abdul Kasim
 
Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan DesaBadan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan DesaArdi Susanto
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdArdi Susanto
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11agus raharjo
 

Similar to Slide PP 43/2014 (20)

Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).pptArah Kebijakan UU DESA  (KABAN ).ppt
Arah Kebijakan UU DESA (KABAN ).ppt
 
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)
4. paparan dir arah kebijakan uu desa 05032014 (ditjen pmd kemendagri)
 
undang-undang desa
undang-undang desaundang-undang desa
undang-undang desa
 
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
 
Teknis Penyusunan RPJM Desa
Teknis Penyusunan RPJM DesaTeknis Penyusunan RPJM Desa
Teknis Penyusunan RPJM Desa
 
Penyusunan rpjm desa
Penyusunan rpjm desaPenyusunan rpjm desa
Penyusunan rpjm desa
 
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptx
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptxDOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptx
DOKUMEN UNDANG-UNDANG DESA NO 6 2014.pptx
 
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
Kemendagri indonesia anti korupsi forum 2014
 
Penguatan Pemerintahan Desa
Penguatan Pemerintahan DesaPenguatan Pemerintahan Desa
Penguatan Pemerintahan Desa
 
Bapermades prov jateng
Bapermades prov jatengBapermades prov jateng
Bapermades prov jateng
 
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTANTATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
TATA KELOLA PEMERINTAHAN DESA DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
 
Pokok2 uu-6-dan-pp-43-2014-desa
Pokok2 uu-6-dan-pp-43-2014-desaPokok2 uu-6-dan-pp-43-2014-desa
Pokok2 uu-6-dan-pp-43-2014-desa
 
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desaSpb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
Spb 2.1 kebijakan pemerintah ttg desa
 
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...
Persiapan Pemerintah Desa dalam Pelaksanaan Undang-Undang Desa dan Mengenal H...
 
Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan DesaBadan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa
 
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpdMateri musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
Materi musyawarah desa, teknik persidangan, dan tata tertib bpd
 
Spb 2 1 kebijakan pemdes
Spb 2 1 kebijakan pemdesSpb 2 1 kebijakan pemdes
Spb 2 1 kebijakan pemdes
 
Peran Legislatif Daerah
Peran Legislatif DaerahPeran Legislatif Daerah
Peran Legislatif Daerah
 
PRODUK HUKUM DESA
PRODUK HUKUM DESAPRODUK HUKUM DESA
PRODUK HUKUM DESA
 
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
Pengelolaan keuangan-dan-aset-desa-11
 

More from Alma'Arif Pangulu

UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
UU No. 6 Tahun 2014 tentang DesaUU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
UU No. 6 Tahun 2014 tentang DesaAlma'Arif Pangulu
 
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)Alma'Arif Pangulu
 
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdAlma'Arif Pangulu
 
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaan
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaanTeori pembagian dan pemindahan kekuasaan
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaanAlma'Arif Pangulu
 
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahPengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahAlma'Arif Pangulu
 
Planning Process in Asset Management for Local Government
Planning Process in Asset Management for Local GovernmentPlanning Process in Asset Management for Local Government
Planning Process in Asset Management for Local GovernmentAlma'Arif Pangulu
 

More from Alma'Arif Pangulu (11)

Slide PP 60 Tahun 2014
Slide PP 60 Tahun 2014Slide PP 60 Tahun 2014
Slide PP 60 Tahun 2014
 
Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014Slide UU 23/2014
Slide UU 23/2014
 
Sejarah pemilihan ketua MPR
Sejarah pemilihan ketua MPRSejarah pemilihan ketua MPR
Sejarah pemilihan ketua MPR
 
Perjalanan UU Pilkada
Perjalanan UU PilkadaPerjalanan UU Pilkada
Perjalanan UU Pilkada
 
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
UU No. 6 Tahun 2014 tentang DesaUU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa
 
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)UU  No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
 
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprdPengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
Pengawasan dan Pemeriksaan oleh dprd
 
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaan
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaanTeori pembagian dan pemindahan kekuasaan
Teori pembagian dan pemindahan kekuasaan
 
Management of disaster
Management of disasterManagement of disaster
Management of disaster
 
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerahPengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
Pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian keuangan daerah
 
Planning Process in Asset Management for Local Government
Planning Process in Asset Management for Local GovernmentPlanning Process in Asset Management for Local Government
Planning Process in Asset Management for Local Government
 

Recently uploaded

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (16)

Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 

Slide PP 43/2014

  • 1.
  • 2. RISALAH DAN RUANG LINGKUP PP 43 TAHUN 2014 TTG PERATURAN PELAKSANAAN UU NO.6 TAHUN 2014 TENTANG DESA BERISI 91 HALAMAN TERMASUK PENJELASAN PERATURAN INI MENGATUR TTG : 1. PENATAAN DESA 7. BADAN USAHA MILIK DESA (BUM DESA) 2. KEWENANGAN 8. KERJASAMA DESA 3. PEMERINTAHAN DESA 9. LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA & LEMBAGA ADAT DESA 4. TATA CARA PENYUSUNAN PERDES 10. BIMWAS DESA OLEH CAMAT ATAU SEBUTAN LAINNYA 5. KEUANGAN DAN KEKAYAAN DESA 6. PEMBANGUNAN DESA & PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN
  • 3. KEWENANGAN KEWENANGAN DESA KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA 1. BERDASARKAN HAK ASAL USUL; 2. LOKAL BERSKALA DESA; 3. YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, ATAU PEMDA KAB/KOTA; 4. YANG LAIN YANG DITUGASKAN OLEH PEMERINTAH, PEMDA PROV, ATAU PEMDA KAB/KOTA SESUAI DENGAN KETENTUAN PER-UU. KEWENANGAN DESA TSB DIDALAM PP DESA SEDIKITNYA TERDIRI ATAS : 1. SISTEM ORGANISASI MASYARAKAT DESA 2. PEMBINAAN KELEMBAGAAN MASY 3. PEMBINAAN LEMBAGA HUKUM ADAT 4. PENGELOLAAN TANAH KAS DESA 5. PENGEMBANGAN PERAN MASY DESA 1. PENGELOLAAN TAMBATAN PERAHU 2. PENGELOLAAN PASAR DESA 3. PENGELOLAAN TEMPAT PEMANDIAN UMUM 4. PENGELOLAAN JARINGAN IRIGASI 5. PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN MASY DESA 6. PEMBINAAN KESEHATAN MAST DAN PENGELOLAAN POS PELAYANAN TERPADU 7. PENGELOLAAN EMBUNG DESA 8. PENGELOLAAN AIR MNUM BERSKALA DESA 9. PEMBUATAN JALAN DESA ANTARPEMUKIMAN KE WILAYAH PERTANIAN SELAIN KEWENANGAN DIATAS, MENTERI DAPAT MENETAPKAN JENIS KEWENANGAN DESA SESUAI DENGAN SITUASI, KONDISI DAN KEBUTUHAN LOKAL (PS 34 AYAT 3 PP DESA)
  • 4. PENJABAT DESA PENJABAT DESA • PENJABAT KADES BERASAL DARI PNS DI LINGK. PEMDA KAB/KOTA • PEMILIHAN KADES DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK DI SELURUH WIL KAB/KOTA, DAN DAPAT DILAKSANAKAN BERGELOMBANG MAKS. 3 (TIGA) KALI DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) TAHUN • JK TERJADI KEKOSONGAN JABATAN KADES DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN KADES YANG SERENTAK, MAKA BUPATI/WALIKOTA MENUNJUK PENJABAT KADES MASA JABATAN KEPALA DESA • KADES MEMEGANG JABATAN SELAMA 6 (ENAM) TAHUN TERHITUNG SEJAK TANGGAL PELANTIKAN, DAN DAPAT MENJABAT PALING LAMA 3 (TIGA) KALI SECARA BERTURUT-TURUT ATAU TIDAK SECARA BERTURUT-TURUT • DALAM HAL KADES MENGUNDURKAN DIRI SEBELUM HABIS MASA JABATANNYA ATAU DIBERHENTIKAN, KEPALA DESA DIANGGAP TELAH MENJABAT 1 (SATU) PERIODE MASA JABATAN
  • 5. PERANGKAT DESA PERANGKAT DESA TERDIRI ATAS : 1. SEKRETARIAT DESA YANG DIPIMPIN OLEH SEKRETARIS DESA; 2. PELAKSANA KEWILAYAHAN YANG JUMLAHNYA DITENTUKAN SECARA PROPORSIONAL; DAN 3. PELAKSANA TEKNIS, PALING BANYAK 3 (TIGA) SEKSI SYARAT PERANGKAT DESA : 1. PENDIDIKAN PALING RENDAH SMA ATAU SEDERAJAT 2. BARUSIA 20-42 TAHUN 3. TERDAFTAR SEBAGAI PENDUDUK DESA DAN PALING TIDAK TELAH BERTEMPAT TINGGAL SELAMA 1 (SATU) TAHUN SEBELUM PENDAFTARAN; DAN 4. SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM PERDA KAB/KOTA.
  • 6. PENGHASILAN TETAP DAN TUNJANGAN PEMERINTAH DESA •PENGHASILAN TETAP KADES DAN PERANGKAT DESA DIANGGARKAN DLM APB DESA YANG BERSUMBER DARI ALOKASI DANA DESA (ADD), YANG MERUPAKAN PENDAPATAN YANG BERSUMBER DARI APBN DAN DITRANSFER MELALUI APBD KAB/KOTA •SELAIN MENERIMA PENGHASILAN TETAP, KADESDAN PERANGKAT DESA MENERIMA TUNJANGAN DAN PENERIMAAN LAIN YANG SAH , YANG DAPAT BERSUMBER DARI APB DESA •SELURUH PENDAPATAN DESA DITERIMA DAN DISALURKAN MELALUI REKENING KAS DESA DAN PENGGUNANAANNYA DITETAPKAN DALAM APB DESA
  • 7. KETENTUAN ALOKASI ADD & BESARAN PENGHASILAN TETAP KETENTUAN ALOKASI ADD •ADD YANG BERJUMLAH KURANG DARI RP 500.000.000 DIGUNAKAN MAKS 60% •ADD RP 500 JUTA – RP 700 JUTA DIGUNAKAN MAKS 50% •ADD RP 700 JUTA – RP 900 JUTA DIGUNAKAN MAKS 40% •ADD DIATAS RP 900 JUTA DIGUNAKAN MAKS 30% BESARAN PENGHASILAN TETAP OLEH BUPATI/WALIKOTA •KEPALA DESA •SEKDES MINIMAL 70% DARI PENGHASILAN KADES SETIAP BULAN •PERANGKAT DESA MINIMAL 50% DARI PENGHASILAN KADES SETIAP BULAN
  • 8. DANA & KEKAYAAN DESA DANA DESA ADALAH DANA YANG BERSUMBER DARI APBN YANG DIPERUNTUKKAN BAGI DESA YANG DI TRANSFER MELALUI ABPD KAB/KOTA DAN DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ADD, APBD DESA, ASSET DESA DAN BMD 1. ALOKASI DANA DESA (ADD) ADALAH DANA PARIMBANGAN YANG DITERIMA KAB/KOTA DALAM APBD KAB/KOTA SETELAH DIKURANGI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) 2. ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA (APB DESA) ADALAH RENCANA KEUANGAN TAHUNAN PEMERINTAHAN DESA 3. ASET DESA ADALAH BARANG MILIK DESA YANG BERASAL DARI KEKAYAAN ASLI DESA, DIBELI ATAU DIPEROLEH ATAS BEBAN APB DESA ATAU PEROLEHAN HAK LAINNYA YANG SAH 4. BARANG MILIK DESA (BMD) ADALAH KEKAYAAN MILIK DESA BERUPA BARANG BERGERAK DAN BARANG TIDAK BERGERAK
  • 9. PEMERINTAH DAN PEMERINTAHAN DESA •PEMERINTAH DESA ADALAH PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN KEPENTINGAN MASY SETEMPAT DALAM SYSTEM PEMERINTAHAN NKRI •PEMERINTAH DESA ADALAH KEPALA DESA ATAU YANG DISEBUT DENGAN NAMA LAIN DIBANTU PERANGKAT DESA SEBAGAI UNSUR PENYELENGGARA PEMERINTAHAN DESA
  • 10. PRAKARSA PEMBENTUKAN DESA PEMERINTAH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA 1. Pemerintah dapat memprakarsai pembentukan Desa di kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi kepentingan nasional; 2. Prakarsa pembentukan Desa dapat diusulkan oleh kementerian/lembaga pemerintah non kementerian terkait; 3. Ususl prakarsa pembentukan Desa diajukan kepada Menteri Bentuk Pembentukan Desa : 1. Pemekaran dari 1 desa menjadi 2 desa atau lebih; 2. Penggabungan bagian desa dari desa yang bersanding menjadi 1 (satu) Desa atau penggabungan beberapa desa menjadi 1 (satu) desa baru 1. Pemerintah daerah Kab/Kota dalam memprakarsai pembentukan Desa berdasarkan atas hasil evalasi tingkat perkembangan Pemerintahan Desa di wilayahnya. 2. Pemerintah daerah Kab/Kota dalam memprakarsai pembentukan Desa harus mempertimbangkan prakarsa masy Desa, asal usul, adat istiadat, kondisi social budaya masy desa serta kemampuan dan potensi Desa Bentuk Pembentukan Desa atas Prakarsa Pemda : 1. Pemekaran dari 1 Desa menjadi 2 Desa atau lebih 2. Penggabungan bagian Desa dari Desa yang bersanding menjadi 1 (satu) Desa atau penggabungan beberapa Desa menjadi 1 (satu) Desa baru 3. Pemda dalam melakukan pembentukan Desa malalui pemekaran Desa wajib mensosialisasikan rencana pemekaran Desa kepada Pemdes induk dan Masy Desa yang bersangkutan
  • 11. MEKANISME PEMBENTUKAN DESA ATAS PRAKARSA PEMERINTAH Usul prakarsa pembentukan Desa dibahas oleh Menteri bersama dengan menteri/pimpinan LPNK pemrakarsa serta Pemda Prov dan Pemda Kab/Kota yang bersangkutan Dalam melakukan pembahasan, Menteri dapat meminta pertimbangan dari menteri/pimpinan LPNK terkait Dalam hal hasil pembahasan usul prakarsa disepakati untuk pembentukan Desa, Menteri menerbitkan keputusan persetujuan pembentukan Desa Keputusan Menteri wajib ditindaklanjuti oleh Pemda Kab/Kota dengan menetapkannya dalam Perda Kab/Kota tentang Pembentukan Desa Perda Kab/Kota harus sudah ditetapkan oleh Bupati/Walikota dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya Keputusan Menteri
  • 12. MEKANISME PEMBENTUKAN DESA ATAS PRAKARSA PEMERINTAH DAERAH Rencana pemekaran Desa dibahas oleh BPD Desa Induk dalam Musyawarah Desa untuk mendapatkan kesepakatan Hasil kesepakatan Musyawarah Desa menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi Bupati/Walikota dalam melakukan pemekaran Desa Hasil kesepakatan musyawarah Desa disampaikan secara tertulis kepada Bupati/Walikota Bupati/Walikota setelah menerima hasil kesepakatan musyawarah Desa, membentuk tim pembentukan Desa persiapan Tim Pembentukan Desa Persiapan paling sedikit terdiri atas : - Unsur Pemda Kab/Kota yang membidangi Pemdes, Pemberdayaan Masy, Ren Bang dan Peraturan Per-UU - Camat atau sebutan lain - Unsur akademisi di bid Pem-an, Ren Bang Wil, Pembangunan dan Sosmas 1 3 2 4
  • 13. TIM PEMBENTUKAN DESA •TIM PEMBETUKAN DESA PERSIAPAN MEMPUNYAI TUGAS MELAKUKAN VERIFIKASI PERSYARATAN PEMBETUKAN DESA PERSIAPAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN •HASIL TIM PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN DITUANGKAN KEDALAM BENTUK REKOMENDASI YANG MENYATAKAN LAYAK-TIDAKNYA DIBENTUK DESA PERSIAPAN •DALAM HAL REKOMENDASI DESA PERSIAPAN DINYATAKAN LAYAK, BIPATI/WALIKOTA MENETAPKAN PERBUP/WALIKOTA TENTANG PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN DESA PERSIAPAN DAPAT DITINGKATKAN STATUSNYA MENJADI DESA DALAM JANGKA WAKTU PALING LAMA 3 (TIGA) TAHUN SEJAK DITETAPKAN SEBAGAI DESA PERSIAPAN
  • 14. MEKANISME PEMBENTUKAN DESA PERSIAPAN Bupati/Walikota menyampaikan Perbup/Walikota kepada Gubernur Berdasarkan Perbup/Walikota, Gubernur menerbitkan surat yang memuat Kode Register Desa Persiapan Kode Reg Desa Persiapan merupakan bagian dari Kode Desa Induknya Surat Gubernur dijadikan sebagai dasar bagi Bupati/Walikota untuk mengangkat penjabat kepala Desa Persiapan PenjabatKades persiapanberasal dariunsurPNS PemdaKab/Kota untukmasa jabatanpaling lama1(satu) tahundandapat diperpanjang palingbanyak2 (dua)kalidalam masajabatan yangsama PenjabatKades Persiapan bertanggungjaw abkepadaBup ati/Walikota melaluiKepada DesaInduknya
  • 15. TUGAS & LAPORAN PENJABAT KADES PERSIAPAN 1. Penetapan batas wilayah Desa sesuai dengan Kaidah Kartografis 2. Pengelolaan anggaran Operasional Desa persiapan yang bersumber dari APB Desa Induk 3. Pembentukan SOTK 4. Pengangkatan Perangkat Desa 5. Penyiapan Fasilitas Dasar bagi Penduduk Desa 6. Pembangunan sarana dan prasarana Pemerintahan Desa 7. Pendataan bidang kependudukan, potensi ekonomi, inventarisasi pertanahan serta pengembangan saranan ekonomi, pendidikan dan kesehatan 8. Pembukaan akses perhubungan antarDesa 9. Dalam melaksanakan tugasnya PJ Kades mengikutsertakan partisipasi Masy. Desa 1. Kepada Desa Induk; dan 2. Bupati/Walikota melalui Camat atau sebutan lain; Laporan disampaikan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali Laporan menjadi bahan pertimbangan dan masukan bagi Bupati/Walikota Laporan disampaikan oleh Bupati/Walikota kepada Tim untuk dikaji dan diverifikasi
  • 16. HASIL KAJIAN & EVALUASI GUBERNUR • Apabila hasil kajian dan verifikasi dinyatkaan Desa persiapan tersebut layak menjadi Desa, Bupati/Walikota menyusun rancangan Perda Kab/Kota ttg Pembentukan Desa persiapan menjadi Desa • Rancangan Perda dibahas bersama dengan DPRD Kab/Kota • Apabila rancangan Perda kab/Kota disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD Kab/Kota, Bupati/Walikota menyampaikan rancangan Perda Kab/Kota kepada Gubernur untuk dievaluasi Gubernur melakukan evaluasi rancangan Perda ttg Pembntukan Desa berdasarkan urgensi, kepentingan nasional, kepentingan daerah, kepentingan masy Desa, dan/atau Peraturan Per-UU an Gubernur menyatakan persetujuan atau penolakan terhadap Ranperda paling lama 20 (dua puluh) hari setelah menerima rancangan Perda Dalam hal Gubernur memberikan persetujuan atas Ranperda, Pemda Kab/Kota melakukan penyempurnaan dan penetapan menjadi Perda dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari Evaluasi Gubernur
  • 17. PENOLAKAN RANPERDA TERDAPAT 3 (TIGA) ASUMSI : •DALAM HAL GUBERNUR MENOLAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN RANPERDA, RANPERDA TERSEBUT TIDAK DAPAT DISAHKAN DAN TIDAK DAPAT DIAJUKAN KEMBALI DALAM JANGKA WAKTU 5 (LIMA) TAHUN SETELAH PENOLAKAN OLEH GUBERNUR •DALAM HAL GUBERNUR TIDAK MEMBERIKAN PERSETUJUAN ATAU IDAK MEMBERIKAN PENOLAKAN TERHADAP RANPERDAM BUPATI/WALIKOTA DAPAT MENGESAHKAN RANPERDA TERSEBUT SERTA SEKRETARIS DAERAH MENGUNDANGKANNYA DALAM LEMBARAN DAERAH •DALAM HAL BUPATI/WALIKOTA TIDAK MENETAPKAN RANPERDA YANG TELAH DISETUJUI OLEH GUBERNUR, RANPERDA TERSEBUT DALAM JANGKA WAKTU 20 (DUA PULUH) HARI SETELAH TANGGAL PERSETUJUAN GUBERNUR DINYATAKAN BERLAKU DENGAN SENDIRINYA
  • 18. MEKANISME PEMBENTUKAN DAN PENGHAPUSAN DESA PERSIAPAN PerDa Kab/Kota ttg Pembentukan Desa diundangkan setelah mendapat Nomor Registrasi dari Gubernur dan kode Desa dari Menteri Perda Kab/Kota disertai lampiran peta batas Wilayah Desa Apabila hasil kajian dan verifikasi menyatakan Desa persiapan tidak layak menjadi Desa, Desa persiapan dihapus dan wilayahnya kembali ke Desa Induknya Penghapusan dan Pengembalian Desa Persiapan ke Desa Induk ditetapkan dengan Perbup/Walikota Ketentaun mengenai pembentukan Desa melalui pemekaran berlaku secara mutatis mutandis terhadap pembentukan Desa melalui penggabungan bagian Desa dari 2 (dua) Desa atau lebih yang bersanding menjadi 1 (satu) Desa baru Pembentukan Desa melalui penggabungan beberapa Desa menjadi 1 (satu) Desa baru dilakukan berdasarkan kesepakatan Desa yang bersangkutan
  • 19. MEKANISME KESEPAKATAN PENGGABUNGAN DESA BPD yang bersangkutan menyelenggarakan Musyawarah Desa Hasil Muasyawarah Desa dari setiap Desa menjadi bahan kesepakatan Penggabungan Desa Hasil kesepakatan Musyawarah Desa ditetapkan dalam Keputusan bersama BPD Keputusan bersama BPD ditandatangani oleh pada Kades yang bersangkutan Para Kades secara bersama-sama mengusulkan penggabungan Desa kepada Bupati/Walikota dalam 1 (satu) usulan tertulis dengan melampirkan kesepakatan bersama Penggabungan Desa ditetapkan Perda Kab/Kota
  • 20. PERUBAHAN STATUS DESA (DESA-KELURAHAN) • Luas Wilayah tidak Berubah • Jumlah penduduk minimal 8.000 jiwa atau 1.600 KK untuk Wilayah Jawa dan Bali serta Minimal 5.000 jiwa atau 1.000 KK untuk diluar Jawa dan Bali • SaPra Pemerintahan bagi terselenggaranya Pemerintahan Kelurahan • Potensi ekonomi berupa jenis, jumlah usaha jasa dan produksi serta keanekaragaman mata pencaharian • Kondisi Sosbud Masy berupa keanekaragaman status penduduk dan perubahan dari masy agraris ke masy Industri dan jasa • Meningkatnya kuantitas dan kualitas pelayanan Syarat Desa- Kelurahan
  • 21. MEKANISME DESA-KELURAHAN Bupati/Walikota membetuk tim untuk melakukan kajian dan verifikasi usulan Kades Hasil kajian dan Verifikasi menjadi masukan bagi Bupati/Walikota untuk menyetujui atau tidak usulan perubahan status Desa- Kelurahan Dalam hal Bupati/Walikota menyetujui usulan perubahan Status, Bupati/Walikota menyampaikan Ranperda mengenai Perubahan Status Desa-Kelurahan kepada DPRD Kab/Kota untuk dibahas dan disetujui bersama Pembahasan dan penetapan Ranperda Kab/Kota mengenai Perubahan Status Desa- Kelurahan dilakukan sesuai dengan ketentuan Per-UU an
  • 22. KONSEKUENSI DESA-KELURAHAN •KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD DARI DESA YANG DIUBAH STATUSNYA MENJADI KELURAHAN DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT DARI JABATANNYA •KEPALA DESA, PERANGKAT DESAN DAN ANGGOTA BPD DIBERI PENGHARGAAN DAN/ATAU PESANGON SESUAI DENGAN KEMAMPUAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA •PENGISIAN JABATAN LURAH DAN PERANGKAT KELURAHAN BERASAL DARI PNS DARI PEMDA KAB/KOTA BERSANGKUTAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PER-UU AN
  • 23. PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA •PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA HANYA DAPAT DILAKUKAN BAGI KELURAHAN YANG KEHIDUPAN MASYARAKATNYA MASIH BERSIFAT PERDESAAN •PERUBAHAN STATUS KELURAHAN-DESA DAPAT SELURUHNYA MENJADI DESA ATAU SEBAGIAN MENJADI DESA DAN SEBAGIAN MENJADI KELURAHAN
  • 24. PERUBAHAN STATUS (DESA ADAT-DESA) • Luas Wilayah tidak Berubah • Jumlah Penduduk : Wil. Jawa paling sedikit 6000 jiwa atau 1200 KK, Wil. Bali paling sedikit 5000 jiwa atau 1000 KK, Wil. Sulut dan Sulsel paling sedikit 3000 jiwa atau 600 KK, Wil. NTB paling sedikit 2500 Jiwa atau 500 KK, Wil. Sulteng, Sulbar, Sultra, Gorontalo dan Kalsel paling sedikit 2000 jiwa atau 400 KK, Wil. Kaltim, Kalbar, Kalteng, Kaltara paling sedikit 1500 Jiwa atau 300 KK, Wil. NTT, Maluku, Malut paling sedikit 1000 jiwa atau 200 KK dan Wil. Papua dan Paua Barat paling sedikit 500 Jiwa atau 100 KK • SaPra Pemerintahan bagi terselenggaranya pemerintahan Desa • Potensi Ekonomi yang berkembang • Kondisi Sosbud masy yang berkembang • Meningkatknya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Syarat Desa Adat- Desa
  • 25. MEKANISME DESA ADAT-DESA Perubahan Status Desa Adat-Desa dilakukan berdasarkan prakarsa Pemdes bersama BPD dengan memperhatikan saran dan pendapat masy Desa setempat Prakarsa dibahas dan disepakati dalam musyawarah desa adat Kesepakatan hasil musyawarah desa adat dituangkan kedalam bentuk keputusan Keputusan hasil musyawarah disampaikan oleh Kades adat kepada Bupati/Walikota sebagai usulan perubahan status desa adat-desa Bupati/Walikota membentuk tim untuk melakukan kajian dan verifikasi usulan Kades adat Hasil Kajian dan Verifikasi menjadi masukan bagi Bupati/Walikota untuk menyetujui atau tidak usulan perubahan status Dalam hal Bupati/Wawlikota meyetujui perubahan status, Bupati/Walikota menyampaikan Ranperda Kab/Kota mengenai Perubahan Status Desa Adat-Desa kepad DPRD Kab/Kota untuk dibahas dan Disetujui bersama Apabila Ranperda Kab/Kota disetujui bersama oleh Bupati/Walikota dan DPRD Kab/Kota, Bupati/Walikota meyampaikan Ranperda Kab/Kota kepada Gubernur untuk dievaluasi
  • 26. PERUBAHAN STATUS DESA – DESA ADAT •PEMERINTAH, PEMDA PROVINSI DAN PEMDA KAB/KOTA DAPAT MENGUBAH STATUS DESA MENJADI DESA ADAT •KETENTUAN MENGENAI TATA CARA PENGUBAHAN STATUS DESA MENJADI DESA ADAT DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI
  • 27. PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT •PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA MELAKUKAN INVENTARISASI DESA YANG ADA DI WILYAHNYA YANG TELAH MENDAPTKAN KODE DESA •HASIL INVENTARISASI DESA DIJADIKAN DASAR OLEH PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA UNTUK MENETAPKAN DESA DAN DESA ADAT YANG ADA DIWILAYAHNYA •DESA DAN DESA ADAT DITETAPKAN DENGAN PERDA KAB/KOTA
  • 28. MEKANISME PENETAPAN DESA DAN DESA ADAT Pengidentifikasian Desa yang ada Pengkajian terhadap Desa yang ada yang dapat ditetapkan menjadi desa adat Pengidentifikasian dan pengkajian dilakukan Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota bersama Majelis adat atau Lembaga lainnya yang sejenis Bupati/Walikota menetapkan Desa adat yang telah memenuhi syarat berdasarkan hasil identifikasi dan kajian Penetapan Desa adat dituangkan dalam Ranperda Ranperda yang telah disetujui bersama dalam rapat paripurna DPRD Kab/Kota disampaikan kepada Gubernur untuk mendapatkna No. register dan kepada Menteri untuk mendapatkan kode desa Ranperda yang telah mendapatkan nomor register dan kode desa ditetapkan menjadi Perda
  • 29. KEWENANGAN DESA • Sistem Organisasi Masy Adat • Pembinaan Kelembagaan Masy • Pembinaan Lembaga dan Hk. Adat • Pengelolaan Tanah Kas Desa • Pengembangan Peran Masy Desa Berdasarkan Hak Asal Usul • Pengelolaan Tambatan Perahu • Pasar Desa • Tempat Pemandian Umum • Jaringan irigasi • Ling. Pemukiman Masy. Desa • Pembinaan Kesehatan Masy dan pegelolaan Posyandu • Pengembangan dan Pembinan Sanggar Seni dan belajar • Pengelolaan perpustakaan desa dan taman baca • Pengelolaan Embung Desa • Pengelolaan air minum berskala desa • Pembuatan jalan desa antarpermukiman ke wilayah pertanian Kewenangan Lokal berskala Desa
  • 30. • Selain Kewenangan diatas, Menteri dapat menetapkan jenis kewenangan Desa sesuai dengan situasi, kondisi dan kebutuhan Lokal • Kewenangan juga dapat diberikan oleh Pemda Prov, Pemda Kab/Kota sesuai dengan Peraturan Per-UU an • Ketentuan lebih lanjut mengenai kewenangan desa diatur lebih lanjut dalam peraturan menteri Kewenangan Lain • Penataan Sistem Organisasi Kelembagaan masy adat • Pranata Hk. Adat • Pemilikan hak tradisional • Pengelolaan tanah kas desa • Pengelolaan tanah ulayat • Kesepakatan dalam kehidupan masy Desa adat • Pengisian Jabatan Kades adat dan perangkat desa adat • Masa Jabatan kades adat Kewenangan Asal Usul KEWENANGAN DESA (LANJUTAN……)
  • 31. KEWENANGAN DESA • KETENTUAN MENGENAI FUNGSI DAN KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA, PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA DAN PEMBERDAYAAN MASY DESA BERLAKU SECARA MUTATIS MUTANDIS TERHADAP FUNGSI DAN KEWENANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA ADAT, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA ADAT, PEMBINAAN KEMASYARAKATAN DESA ADAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ADAT • DALAM MENYELENGGARAKAN HAK ASAL USUL SERTA FUNGSI DAN KEWENANGAN PEMERINTAHAN, DESA ADAT MEMBENTUK KELEMBAGAAN YANG MEWADAHI KEDUA FUNGSI TSB. • DALAM MELAKSANAKAN FUNGSI DAN KEWENANGAN PEMERINTAHANM KEPALA DESA ADAT ATAU SEBUTAN LAIN DAPAT MENDELGASIKAN KEWENANGAN PELAKSANAANNYA KEPADA PERANGKAT DESA ADAT ATAU SEBUTAN LAIN
  • 32. KEWENANGAN DESA • PEMERINTAH DAERAH BAK/KOTA MELAKUKAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SEBAGAMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 36 DENGAN MELIBATKAN DESA • BERDASARKAN HASIL INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI, BUPATI/WALIKOTA MENETAPKAN PERBUP/WALIKOTA TTG DAFTAR KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PER-UU AN • PERBU[P/WALIKOTA DITINDAKLANJUTI OLEH PEMERINTAH DESA DENGAN MENETAPKAN PERATURAN DESA TENATNG KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOCAL BERSKALA DESA SESUAI DENGAN SITUASI,KONDISI DAN KEBUTUHAN LOKAL
  • 33. TATA CARA PILKADES •PILKADES DILAKSANAKAN SECARA SERENTAK DI SELURUH WILAYAH KAB/KOTA •PILKADES SECARA SERENTAK DAPAT DILAKSANAKAN BERGELOMBANG PALING BANYAK 3 (TIGA) KALI DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) TAHUN •DALAM HAL TERJADI KEKOSONGAN JABATAN KADES DALAM PENYELENGGARAAN PILKADES SERENTAK, BUPATI/WALIKOTA MENUNJUK PENJABAT KADES •PENJABAT KADES BERASAL DARI PNS DI LINGKUNGAN PEMDA KAB/KOTA
  • 34. Persiapan • Pemberitahuan BPD kepada Kades ttg akhir masa jabatan yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan (AMJ) • Pembentukan panitia Pilkades oleh BPD ditetapkan dalam jangka waktu 10 hari setelah pemberitahuan AMJ • Laporan AMJ Kades kepada Bupati/Walikota disampaikan dalam jangka waktu 30 hari setelah pemberitahuan AMJ • Perencanaan biaya Pilkades diajukan oleh Panitia kepada Bupati/Walikota melalui Camat dalam jangka waktu 30 hari setelah terbentuknya panitia pemilihan • Persetujuan Pencalonan • Pengumuman dan pendaftaran balon dalam jangka waktu 9 hari • Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi, klarifikasi serta penetapan dan pengumuman nama calon dalam jang waktu 20 hari • Penetapan calon Kades sebagaimana dimaksud pada huruf b paling sedikit 2 orang dan paling banyak 5 orang calon • Penetapan daftar pemilih tetap untuk pelaksanaan Pilkades • Pelaksanaan Kampanye calon Kades dalam jangka waktu 3 hari • Masa tenang dalam jangka waktu 3 hari Pemungutan Suara • Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara • Penetapan calon yang memperoleh suara terbanyak dan/atau • Dalam hal calon yang memperoleh suara terbanyak lebih dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah perolehan suara yang lebih luas Penetapan • Laporan penitia Pilkades mengenai calon terpilih kepada BPD paling lambat 7 hari setelah pemungutan suara • Laporan BPD mengenai calon terpilih kepada Bupati/Walikota paling lambat 7 hari setelah menerima laporan panitia • Bupati/Walikota menerbitkan keputusan mengenai pengesahan dan pengangkatan Kades paling lambat 30 hari hari sejak diterima laporan dari BPD • Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk melantik calon terpilih paling lambat 30 hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan Kades sesuai dengan Peraturan Per-UU an
  • 35. KADES DAN PNS MENCALONKAN • KADES YANG AKAN MENCALONKAN DIRI KEMBAL DIBERI CUTI SEJAK DITETAPKAN SEBAGAI CALON SAMPAI DENGAN SELESAINYA PELAKSANAAN PENETAPAN CALON TERPILIH • DALAM HAL KADES CUTI, SEKDES MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN KADES • PNS YANG MENCALONKAN DIRI DALAM PILKADES HARUS MENDAPAT IZIN TERTULIS DARI PEJABAT PEMBINA KEPEGAWAIAN • DALAM HAL PNS TERPILIH DAN DIANGKAT MENJADI KADES, YANG BERSANGKUTAN DIBEBASKAN SEMENTARA DARI JABATANNYA SELAMA MENJADI KADES TANPA KEHILANGAN HAK SEBAGAI PNS • PERANGKAT DESA YANG MENCALONKAN DIRI DALAM PILKADES DIBERI CUTI TERHITUNG SEJAK YANG BERSANGKUTAN TERDAFTAR SEBAGAI BALON KADES SAMPAI DENGAN SELESAINYA PELAKSANAAN PENETAPAN CALON TERPILIH • TUGAS PERANGKAT DESA DIRANGKAP OLEH PERANGKAT DESA LAINNYA YANG DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN KADES
  • 36. PILKADES ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA MUSYAWARAH DESA YANG DISELENGGARAKAN KHUSUS UNTUK PELAKSANAAN PILKADES ANTAR WAKTU DILAKSANAKAN PALING LAMA DALAM JANGKA WAKTU 6 (ENAM) BULAN TERHITUNG SEJAK KADES DIBERHENTIKAN, DENGAN MEKANISME : Pembentukan panitia Pilkades antarwaktu oleh BPD paling lama dalam jangka waktu 15 hari terhitung sejak Kades diberhentikan Pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh panitia Pilkades paling lambat dalam jangka waktu 30 hari sejak terhitung sejak panitia terbentuk Pemberian persetujuan biaya oleh Penjabat Kades paling lama dalam jangka waktu 30 hari terhitung sejak diajukan oleh panitia pemilihan Pengumuman dan pendaftaran balon Kades oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 hari Penelitian kelengkapan persyaratan administrasi balon oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu 7 hari Penetapan calon Kades antarwaktu oleh panitia pemilihan paling sedikit 2 orang calon dan paling banyak 3 orang calon yang dimintakan pengesahan musyawarah desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam musyawarah desa
  • 37. MUSYAWARAH BPD MELIPUTI : • PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH DESA DIPIMPIN OLEH KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA YANG TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHANNYA DILAKUKAN OLEH PANITIA PEMILIHAN; • PENGESAHAN CALON KEPALA DESA YANG BERHAK DIPILIHOLEH MUSYAWARAH DESA MELALUI MUSYAWARAH MUFAKAT ATAU MELALUI PEMUNGUTAN SUARA; • PELAKSANAAN PEMILIHAN CALON KEPALA DESA OLEH PANITIA PEMILIHAN MELALUI MEKANISME MUSYAWARAH MUFAKAT ATAU MELALUI PEMUNGUTAN SUARA YANG TELAH DISEPAKATI OLEH MUSYAWARAH DESA; • PELAPORAN HASIL PEMILIHANCALON KEPALA DESA OLEH PANITIA PEMILIHAN KEPADA MUSYAWARAH DESA; • PENGESAHAN CALON TERPILIH OLEH MUSYAWARAH DESA; • PELAPORAN HASIL PEMILIHANKEPALA DESA MELALUI MUSYAWARAH DESA KEPADA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DALAM JANGKA WAKTU 7 (TUJUH) HARI SETELAH MUSYAWARAH DESA MENGESAHKAN CALON KEPALA DESA TERPILIH; • PELAPORAN CALON KEPALA DESA TERPILIH HASIL MUSYAWARAH DESA OLEH KETUA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KEPADA BUPATI/WALIKOTA PALING LAMBAT 7 (TUJUH) HARI SETELAH MENERIMA LAPORAN DARI PANITIA PEMILIHAN; • PENERBITAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA TENTANG PENGESAHAN PENGANGKATAN CALON KEPALA DESA TERPILIHPALING LAMBAT 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK DITERIMANYA LAPORAN DARI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA; DAN • PELANTIKAN KEPALA DESA OLEH BUPATI/WALIKOTA PALING LAMA 30 (TIGA PULUH) HARI SEJAK DITERBITKAN KEPUTUSAN PENGESAHAN PENGANGKATAN CALON KEPALA DESA TERPILIH DENGAN URUTAN ACARA PELANTIKAN SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
  • 38. MASA JABATAN KADES •KEPALA DESA MEMEGANG JABATAN SELAMA 6 (ENAM) TAHUN TERHITUNG SEJAK TANGGAL PELANTIKAN. •KEPALA DESA DAPAT MENJABAT PALING LAMA 3 (TIGA) KALI MASA JABATAN SECARA BERTURUT- TURUT ATAU TIDAK SECARA BERTURUT-TURUT. •KETENTUAN PERIODISASI MASA JABATAN BERLAKU DI SELURUH WILAYAH INDONESIA. •KETENTUAN PERIODISASI MASA JABATAN TERMASUK MASA JABATAN KEPALA DESA YANG DIPILIH MELALUI MUSYAWARAH DESA. •DALAM HAL KEPALA DESA MENGUNDURKAN DIRI SEBELUM HABIS MASA JABATANNYA ATAU DIBERHENTIKAN, KEPALA DESA DIANGGAP TELAH MENJABAT 1 (SATU) PERIODE MASA JABATAN.
  • 39. LAPORAN KADES •MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA SETIAP AKHIR TAHUN ANGGARAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA; •MENYAMPAIKAN LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA PADA AKHIR MASA JABATAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA; •MENYAMPAIKAN LAPORAN KETERANGAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN SECARA TERTULIS KEPADA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SETIAP AKHIR TAHUN ANGGARAN. •LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA DISAMPAIKAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA MELALUI CAMAT ATAU SEBUTAN LAIN PALING LAMBAT 3 (TIGA) BULAN SETELAH BERAKHIRNYA TAHUN ANGGARAN.
  • 40. LANJUTAN…… Laporan memuat : a. Pertanggungjawaban penyelenggaraan Pemerintahan Desa b. Pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan c. Pelaksanaan pembinaan kemasyarakatan d. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat • Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa digunakan sebagai bahan evaluasi oleh bupati/walikota untuk dasar pembinaan dan pengawasan • Kades wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada akhir masa jabatan kepada Bupati/Walikota melalui Camat atau sebutan lain • Laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa disampaikan dalam jangka waktu 5 (lima) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan
  • 41. LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA (LPP DESA) Laporan LPP Des memuat : a. Ringkasan laporan tahun-tahun sebelumnya b. Rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa dalam jangka waktu untuk 5 (lima) bulan sisa masa jabatan c. Hasil yang dicapai dan yang belum dicapai d. Hal yang dianggap perlu perbaikan • Pelaksanaan atas rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa dilaporkan oleh kepala Desa kepada bupati/walikota dalam memori serah terima jabatan. • Kepala Desa menyampaikan laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa setiap akhir tahun anggaran kepada Badan Permusyawaratan Desa secara tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. • Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa paling sedikit memuat pelaksanaan peraturan Desa. • Laporan keterangan penyelenggaraan Pemerintahan Desa digunakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dalam melaksanakan fungsi pengawasan kinerja kepala Desa. • Kepala Desa menginformasikan secara tertulis dan dengan media informasi yang mudah diakses oleh masyarakat mengenai penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada masyarakat Desa. • Ketentuan lebih lanjut mengenai laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa diatur dalam Peraturan Menteri.
  • 42. PEMBERHENTIAN KADES KADES DIBERHENTIKAN KARENA : • BERAKHIR MASA JABATANNYA; • TIDAK DAPAT MELAKSANAKAN TUGAS SECARA BERKELANJUTAN ATAU BERHALANGAN TETAP SECARA BERTURUT-TURUT SELAMA 6 (ENAM) BULAN; • TIDAK LAGI MEMENUHI SYARAT SEBAGAI KEPALA DESA; • MELANGGAR LARANGAN SEBAGAI KEPALA DESA; • ADANYA PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN, PENGGABUNGAN 2 (DUA) DESA ATAU LEBIH MENJADI 1 (SATU) DESA BARU, ATAU PENGHAPUSAN DESA; • TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBAN SEBAGAI KEPALA DESA; ATAU • DINYATAKAN SEBAGAI TERPIDANA BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPUNYAI KEKUATAN HUKUM TETAP. • APABILA KEPALA DESA BERHENTI, BADAN PERMUSYAWARATAN DESA MELAPORKAN KEPADA BUPATI/WALIKOTA MELALUI CAMAT ATAU SEBUTAN LAIN. • PEMBERHENTIAN KEPALA DESA DITETAPKAN DENGAN KEPUTUSAN BUPATI/WALIKOTA.
  • 43. SISA MASA JABATAN •DALAM HAL SISA MASA JABATAN KEPALA DESA YANG BERHENTI TIDAK LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN KARENA DIBERHENTIKAN, BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA SAMPAI TERPILIHNYA KEPALA DESA YANG BARU. •DALAM HAL SISA MASA JABATAN KEPALA DESA YANG BERHENTI LEBIH DARI 1 (SATU) TAHUN KARENA DIBERHENTIKAN, BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA SAMPAI TERPILIHNYA KEPALA DESA YANG BARU MELALUI HASIL MUSYAWARAH DESA.
  • 44. PENUNDAAN PELAKSANAAN PILKADES • DALAM HAL TERJADI KEBIJAKAN PENUNDAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA, KEPALA DESA YANG HABIS MASA JABATANNYA TETAP DIBERHENTIKAN DAN SELANJUTNYA BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PENJABAT KEPALA DESA. • KEBIJAKAN PENUNDAAN PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA DITETAPKAN OLEH MENTERI. • BUPATI/WALIKOTA MENGANGKAT PENJABAT KEPALA DESA DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA. • PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DIANGKAT SEBAGAI PENJABAT KEPALA DESA PALING SEDIKIT HARUS MEMAHAMI BIDANG KEPEMIMPINAN DAN TEKNIS PEMERINTAHAN. • PENJABAT KEPALA DESA MELAKSANAKAN TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN SERTA MEMPEROLEH HAK YANG SAMA DENGAN KEPALA DESA. • KEPALA DESA YANG BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL APABILA BERHENTI SEBAGAI KEPALA DESA DIKEMBALIKAN KEPADA INSTANSI INDUKNYA. • KEPALA DESA YANG BERSTATUS PEGAWAI NEGERI SIPIL APABILA TELAH MENCAPAI BATAS USIA PENSIUN SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT SEBAGAI PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN MEMPEROLEH HAK SESUAI DENGAN KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN.
  • 45. PERANGKAT DESA Sekretariat Desa • Sekretariat Desa dipimpin oleh SekretarisDesa dibantu oleh unsur staf secretariat yang bertugas membantu Kades dalam bidang Administrasi Pemerintahan • Sekdes paling banyak terdiri atas 3 (tiga) bidang urusan • Ketentuan mengenai bidang urusan diatur dengan Permen Pelaksana Kewilayahan • Merupakan unsur pembantu Kades sebagai satuan tugas kewilayahan • Jumlah pelaksana kewilyahan ditentukan secara proporsional antara pelaksana kewilayahan yang dibutuhkan dan kemampuan keuangan desa Pelaksana Teknis • Merupakan unsur pembantu kepala desa sebagai pelaksana tugas operasional • Pelaksana teknis paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi • Ketentuan mengenai pelaksana teknis diatur dengan Permen Perangkat Desa • Perangkat Desa berkedudukan sebagai unsur pembantu Kepala Desa
  • 46. PERSYARATAN PERANGKAT DESA •BERPENDIDIKAN PALING RENDAH SEKOLAH MENENGAH UMUM ATAU YANG SEDERAJAT; •BERUSIA 20 (DUA PULUH) TAHUN SAMPAI DENGAN 42 (EMPAT PULUH DUA) TAHUN; •TERDAFTAR SEBAGAI PENDUDUK DESA DAN BERTEMPAT TINGGAL DI DESA PALING KURANG 1 (SATU) TAHUN SEBELUM PENDAFTARAN; DAN •SYARAT LAIN YANG DITENTUKAN DALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA. •SYARAT LAIN PENGANGKATAN PERANGKAT DESA YANG DITETAPKAN DALAM PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA HARUS MEMPERHATIKAN HAK ASAL USUL DAN NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
  • 47. MEKANISME PENGANGKATAN PERANGKAT DESA Perangkat Desa Rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh kepala Desa dalam pengangkatan perangkat Desa dengan keputusan kepala Desa. Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang memuat mengenai calon perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan kepala Desa Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain mengenai pengangkatan perangkat Desa Kepala Desa melakukan penjaringan dan penyaringan atau seleksi calon perangkat Desa
  • 48. LANJUTAN….. PERANGKAT DESA PNS : 1. Pegawai negeri sipil kabupaten/kota setempat yang akan diangkat menjadi perangkat Desa harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat pembina kepegawaian. 2. Dalam hal pegawai negeri sipil kabupaten/kota setempat terpilih dan diangkat menjadi perangkat Desa, yang bersangkutan dibebaskan sementara dari jabatannya selama menjadi perangkat Desa tanpa kehilangan hak sebagai pegawai negeri sipil. PERANGKAT DESA BERHENTI : 1. Meninggal Dunia 2. Permintaan Sendiri 3. Diberhentikan, karena : a. Usia genap 60 tahun b. Berhalangan tetap c. Tidak lagi memenuhi syarat sebagai perangkat desa d. Melanggar larangan sebagai perangkat Desa
  • 49. MEKANISME PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA Rekomendasi tertulis camat atau sebutan lain dijadikan dasar oleh kepala Desa dalam pemberhentian perangkat Desa dengan keputusan kepala Desa Camat atau sebutan lain memberikan rekomendasi tertulis yang memuat mengenai pemberhentian perangkat Desa yang telah dikonsultasikan dengan kepala Desa Kepala Desa melakukan konsultasi dengan camat atau sebutan lain mengenai pemberhentian perangkat Desa
  • 50. PAKAIAN DINAS & ATRIBUT •KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA MENGENAKAN PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT. •KETENTUAN LEBIH LANJUT MENGENAI PAKAIAN DINAS DAN ATRIBUT DIATUR DENGAN PERATURAN MENTERI