Dokumen tersebut membahas tentang dimensi, variabel, dan indikator untuk mengukur perkembangan satuan permukiman transmigrasi. Beberapa dimensi yang dijelaskan adalah ekonomi, sosial budaya, lingkungan, dan prasarana sarana. Variabel dan indikator untuk setiap dimensi juga didefinisikan secara rinci.
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan cara mengukur perkembangan kawasan perdesaan dengan lima dimensi yaitu ekonomi, sosial budaya, lingkungan jejaring sarna dan prasarana dan kelembagaan dengan menggunakan metode multi-dimensional scaling dan pairwise comparison matrix
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
DISUSUN OLEH Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
MATERI:
1. BUM DESA BERDASARKAN UU NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DAN PERATURAN TURUNANNYA
2. PERKEMBANGAN REGISTRASI BUM DESA DAN BUM DESA BERASAMA
3. SIMULASI PENDAFTARAN
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan cara mengukur perkembangan kawasan perdesaan dengan lima dimensi yaitu ekonomi, sosial budaya, lingkungan jejaring sarna dan prasarana dan kelembagaan dengan menggunakan metode multi-dimensional scaling dan pairwise comparison matrix
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
DISUSUN OLEH Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
MATERI:
1. BUM DESA BERDASARKAN UU NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DAN PERATURAN TURUNANNYA
2. PERKEMBANGAN REGISTRASI BUM DESA DAN BUM DESA BERASAMA
3. SIMULASI PENDAFTARAN
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Akademi Desa 4.0
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Perdesaan disampaikan oleh DDra Wulanti Sofiana, MM dalam Kuliah Online #35 7 Agustus 2020
https://www.youtube.com/watch?v=nK1LS9bXiYs
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Presentasi ini merupakan materi yang disampaikan dalam Sosialisasi Kegiatan dalam Musyawarah Desa pada proses PPBD yang didasarkan kepada perpaduan dari isi Permendagri 27/2006 (sudah diubah menjadi Permendagri 45/2016) dan Draft Panduan PPBD yang dikeluarkan oleh Abt Associates & MCA-Indonesia.
Sitasi:
Ryadhi. 2016. Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD). Materi Presentasi Musyawarah Desa. Abt Associates. Mamuju
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan P...Akademi Desa 4.0
Peran Pendamping Kawasan dalam Mengawal Perencanaan dan Pembangunan Kawasan Perdesaan disampaikan oleh DDra Wulanti Sofiana, MM dalam Kuliah Online #35 7 Agustus 2020
https://www.youtube.com/watch?v=nK1LS9bXiYs
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Presentasi ini merupakan materi yang disampaikan dalam Sosialisasi Kegiatan dalam Musyawarah Desa pada proses PPBD yang didasarkan kepada perpaduan dari isi Permendagri 27/2006 (sudah diubah menjadi Permendagri 45/2016) dan Draft Panduan PPBD yang dikeluarkan oleh Abt Associates & MCA-Indonesia.
Sitasi:
Ryadhi. 2016. Penetapan dan Penegasan Batas Desa (PPBD). Materi Presentasi Musyawarah Desa. Abt Associates. Mamuju
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...sekolahdesa
Senin, 2 November 2015, Infest Yogyakarta bekerjasama dengan Kompas menggelar diskusi tentang Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Keuangan Desa. Diskusi ini dihadiri oleh Ahmad Muqowwam (DPD RI), Johan Budi (KPK RI), Erani Yustika (Dirjen PPMD Kemendesa), Syaiful Huda (Staf Menteri Desa dan PDT). Berikut pemaparan Erani Yustika.
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
Menguraikan perkembangan teori Keunggulan dari Keunggulan MUtlak, Keunggulan Komparatif, Keunggulan KOmpetitif sampai Keunggulan Kolaboratif dan maknanya bagi pembangunan kawasan perdesaan.
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang korupsi yang akan meningkatkan kemiskinan bahkan terjadi proses pemiskinan. Menggunkan data time series Kemiskinan, IPM< Gini Rasio dan Notre Dame GAIN Index dan CPI dari tahun 2007-2019
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
Menguraikan peran kearifan lokal dalam membangun ketahanan pangan di aras desa. Sebagai contoh pembelajaran adalah pengembangan jetahanan pangan di Kampung (Desa) Salor Indah Distrik (Kecamatan) Kurik, Kabupaten Merauke, Papua
Menguraikan tentang pentingnya kolaborasi dalam menghasilkan inovasi, mulai dari triple Helix of Innovation yang menghasilkan inovasi sampai Quintuple helix of innovation yang menghasilkan eco-innovation> Prinsip kolaborasi ini adalah menghasilkan inovasi, bukan hanya sekedar MoU ..
Mengiraikan definisi daerah tertinggal dari berbagai ahli, kasus daerah tertinggal di Eropa, khususnya di Belanda, dan bagaimana mengembangkan daerah tertinggal di era Revolusi Industri 4.0 agar bisa maju dan berdaya saing tinggi.
Menguraikan kelembagaan (aturan main dan lembaga/organisasinya) pengelolaan sampah di aras masyarakat dengan pendekatan yang baru, yaitu Ekonomi Sirkuler atau Ekonomi Biru. Jadi pengelolaan sampah bukan hanya bertujuan untuk sanitasi tapi juga dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Selain itu juga dibahas mengenai pengelolaan sampah di era Revolusi Industri 4.0.
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
Menguraikan Pengembangan Ekonomi Lokal yang berbasis klaster di era Revolusi Industri 4.0 yang serba digital, dan bagaimana daerah mensikapinya dengan melakukan lompatan raksasa.untuk mencapai Revolusi Industri 4.0 dengan hati-hati, agar jangan sampai terjatuh atau gagal.
Menguraikan tentang perkembangan investasi di Indonesia dalam kurun 3 tahun terakhir baik, PMDN dan PMA menurut sektor dan pulau. Diuraikan juga tentang dampak investasi terhadap pertumbuhan PDRB, kemiskinan, gini rasio dan tingkat pengangguran terbuka
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
Menguraikan tentang dampak otonomi daerah terhadap pembangunan daerah dan investasi. Selain itu juga diuraikan tentang pentingnya promosi investasi dan region branding untuk meningkatkan investasi di daerah.
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
Menguraikan dampak otonomi daerah dan desentralisasi terhadap penciptaan iklim investasi di daerah. Juga diuraikan tentang peubab dan Indikator Tata Kelola Ekonomi Daerah dari KPPOD. Serta diuraikan juga tentang indeks Tata Kelola Ekonomi Daerah pada Tahun 2016.
Menguraikan kebijakan fiskal dan moneter yang mempengaruhi investasi di Indonesia. Diuraikan juga contoh-contoh kebijakan moneter dan fiskal yang mempengaruhi investasi tersebut.
Menguraikan kebijakan investasi di Indonesia, baik UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal sampai kebijakan ekonomi di era pemerintahan Jokowi-Jk dari Jilid I-VI.
Dimensi peubah dan indikator perkembangan satuan permukiman transmigrasi 09012018
1. DIMENSI, PEUBAH, INDIKATOR DAN ALAT ANALISIS
UNTUK PENGUKURAN PERKEMBANGAN
SATUAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
Oleh:
Sugeng Budiharsono
BAHAN PENGANTAR DISKUSI
Disampaikan pada Diskusi Penyusunan Dimensi, Peubah, Indikator SP, SKP
dan Kawasan Transmigrasi di Kemendesa, PDT dan Transmigrasi, 09 Januari
2018
2. DIMENSI, PEUBAH DAN INDIKATOR UNTUK MENYUSUN
INDEKS PERKEMBANGAN SATUAN PERMUKIMAN
Dimensi
Ekonomi
Dimensi
Sosial Budaya
Dimensi
Lingkungan
Dimensi
Prasarana
dan Sarana
Peubah Indikator
Peubah
Peubah
Peubah
Indikator
Indikator
Indikator
IndeksPekembangan
SatuanPermukiman
Dasar
Teori
Pendekaan
Cara
Pandang
S. Budiharsono, 09012018
3. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI EKONOMI
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
1
Ekonomi Wilayah
Desa
Tidak ada pertanian = 0
2 0
Ada sektor pertanian = 1
Ada usaha industri mikro bidang kulit, kayu, anyaman, gerabah/keramik,
makanan dan minuman = 2
2
Pengembangan
Komoditas Unggulan
Komoditas unggulan belum dikembangkan = 0
3 0
Komoditas unggulan sudah dikembangkan namun masih parsial = 1
Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara terpadu dari produksi,
pengolahan sampai pemasaran = 2
Komoditas unggulan sudah dikembangkan secara terpadu dari produksi,
pengolahan sampai pemasaran dan berkaitan dengan sektor lainnya = 3
3
Pelibatan
masyarakat dan
UKM dalam
pengembangan
komoditas unggulan
Hanya sebagian kecil masyarakat dan UMKM yang terlibat dalam
pengembangan Komoditas unggulan secara teroganisir oleh klaster
(hanya kurang dari 25 %) = 0
2 0Sekitar 25 % - 50 masyarakat dan UMKM dilibatkan dalam
pengembangan komoditas unggulan secara teroganisir oleh klaster = 1
Lebih dari 50 % masyarakat dan UMKM dilibatkan dalam
pengembangan komoditas unggulan secara teroganisir oleh klaster = 2
4
Pertokoan dan
Warung
Tidak Ada = 0
1 0
Ada warung/toko/kedai = 1
S. Budiharsono, 09012018
4. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI EKONOMI (Lanjutan)
5 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan penduduk per kapita/bulan lebih rendah dari Garis Kemiskinan
Kabupaten (GK) = 0
3 0GK ≤ Tingkat pendapatan penduduk per kapita/bulan lebih ≤ 1.5 GK – 1
1.5 GK < Tingkat pendapatan penduduk per kapita/bulan lebih ≤ 2 GK = 2
Tingkat pendapatan penduduk per kapita/bulan lebih > 2 GK - 3
6
Koperasi (KUD, Non-
KUD, Kopinkra dll)
Tidak Ada = 0
1 0
Ada = 1
7 Pelayanan bank
Tidak ada kantor pelayanan Bank = 0
1 0
Ada kantor pelayanan BPR dan Bank Umum namun masyarakat belum memanfaatkan
jasa keuangan maupun kredit = 1
Masyarakat sudah memanfaatkan jasa keuangan dan kredit = 2
8. Promosi
SP belum mempromosikan komoditas unggulan = 0
3 0
SP sudah mempromosikan komoditas unggulan dalam skala lokal (kabupaten/kota dan
provinsi) = 1
SP sudah mempromosikan komoditas unggulan dalam skala nasional dan internasional =
2
SP dan atau bersama-sama SP sudah mempromosikan komoditas unggulan dalam skala
nasional dan internasional = 3
9.
Pembentukan
Klaster
Masyarakat di SP dan bersama beberapa SP belum membentuk Klaster berbasis
komoditas unggulan = 0
Masyarakat di SP dan bersama beberapa SP sudah membentuk klaster berbasis komoditas
unggulan namun baru untuk produksi dan atau pengolahan saja = 1
Masyarakat di SP dan bersama beberapa SP sudah membentuk klaster berbasis komoditas
unggulan mengembangkan komoditas unggulan terpadu dari produksi, pengolahan dan
pemasaran = 2
10.
Pemilikan/
Penguasaan Lahan
Hampir 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh penduduk dari luar kawasan = 0
2 0Sekitar 25 - 50 % lebih lahan di kawasan dikuasai oleh penduduk dari luar kawasan = 1
Kurang dari 25 % lahan di kawasan dikuasai oleh oleh penduduk dari luar kawasan = 2
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
S. Budiharsono, 09012018
5. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI SOSIAL BUDAYA
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
1 Kebiasaan gotong royong
Tidak ada = 0
1 0
Ada = 1
2 Perkelahian Massal
Tidak ada = 0
0 2Ada kurang dari 2 kali setahun =1
Ada lebih dari 2 kali setahun = 2
3 Kriminalitas
Tidak ada = 0
0 3
Ada dan menurun =1
Ada dan sama saja = 2
Ada dan meningkat = 3
4 Siskamling Inisiatif Warga
Tidak = 0
1 0
Ada = 1
5 Keberadaan PMKS
Tidak = 0
0 1
Ada = 1
6
Pemberantasan Buta
Aksara
Tidak ada = 0
1 0
Ada = 1
7 Kegiatan Paket A/B/C
Tidak ada = 0
1 0
Ada = 1
S. Budiharsono, 09012018
6. Dimensi Sosial Budaya Lanjutan
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
8 Migrasi ke luar SP
Lebih dari 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar kabupaten
untuk mencari nafkah = 0
2 0
Sekitar 10 - 25 % dari kawasan perdesaan bermigrasi ke luar
kabupaten untuk mencari nafkah = 1
Sedikit penduduk (kurang dari 10 %) dari kawasan perdesaan
bermigrasi ke luar kabupaten untuk mencari nafkah = 2
9.
Pemanfaatan
produk budaya
Produk budaya masyarakat lokal belum dimanfaatkan dalam rangka
pengembangan Komoditas unggulan = 0
2 0
Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara komersial
dalam rangka pengembangan Komoditas unggulan namun belum
optimal = 1
Produk budaya masyarakat lokal sudah dimanfaatkan secara
industrialisasi dalam rangka pengembangan Komoditas unggulan
secara optimal = 2
10. Kerekatan Sosial
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum merasa menjadi
masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik
maka tidak ada mekanisme resolusi konflik yang baik = 0
2 0
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi
konflik maka baru ada sedikit mekanisme resolusi konflik yang baik = 1
Masyarakat di kawasan satu sama lain sudah seluruhnya merasa
menjadi masyarakat yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi
konflik maka sudah ada mekanisme resolusi konflik yang baik = 2
S. Budiharsono, 09012018
7. Dimensi Sosial Budaya Lanjutan
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
8
Budaya dan
perencanaan
Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan belum secara
eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan permasalahan budaya = 0
2 0
Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan sudah secara
eksplisit merujuk kepada sumber-sumber dan permasalahan budaya walaupun baru
sebagian = 1
Perencanaan kawasan ataupun master plan pembangunan kawasan sudah secara
keseluruhan dan eksplisit telah merujuk kepada sumber-sumber dan permasalahan
budaya = 2
9
Budaya,
kesetaraan
dan inklusi
sosial
Fasilitas budaya dan ruang publik tidak didesain dengan mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan masyarakat (misalnya untuk
orang disabilitas) = 0
2 0
Fasilitas budaya dan ruang publik baru sebagian didesain dengan mempertimbangkan
eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan masyarakat (misalnya untuk
orang disabilitas) = 1
Fasilitas budaya dan ruang publik seluruhnya sudah didesain dengan
mempertimbangkan eksistensi, aktualitas, aksesibilitas untuk seluruh lapisan
masyarakat (misalnya untuk orang disabilitas) = 2
10
Kerekatan
sosial
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum merasa menjadi masyarakat yang satu di
kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka tidak ada mekanisme resolusi
konflik yang baik = 0
2 0
Masyarakat di kawasan satu sama lain belum seluruhnya merasa menjadi masyarakat
yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka baru ada sedikit
mekanisme resolusi konflik yang baik = 1
Masyarakat di kawasan satu sama lain sudah seluruhnya merasa menjadi masyarakat
yang satu di kawasan tersebut dan apabila terjadi konflik maka sudah ada mekanisme
resolusi konflik yang baik = 2
8. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI LINGKUNGAN
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
1 Tempat buang air
Bukan jamban = 0
3 0
Jamban umum = 1
Jamban Bersama = 2
Jamban Sendiri = 3
2 Tempat buang sampah
Drainase/selokan/got/saluran air/sungai laut/danau = 0
2 0Dalam lubang atau dibakar = 1
Tempat sampah kemudian diangkut dan atau ada TPS = 2
3 Permukiman kumuh
Tidak ada = 0
0 1
Ada = 1
4
Pecemaran lingkungan air, tanah
dan udara
Tidak ada = 0
0 1
Ada = 1
5
Kebencanaan (gempa bumi,
banjir. Tanah longsor, tsunami
dlsb)
Tidak ada bencana = 0
0 4
Ada bencana dan sudah ada peringatan dini dan jalur
evakuasi serta perlengkapan keselamatan = 1
Ada bencana dan sudah ada peringatan dini dan jalur
evakuasi =2
Ada bencana dan sudah ada peringatan dini = 3
Ada bencana tapi tidak ada sistem peringatan dini =4
6 Kejadian Luar Biasa (KLB)
Tidak ada = 0
0 2Ada tetapi tidak ada yang meninggal = 1
Ada dan ada yang meninggal = 2
S. Budiharsono, 09012018
9. Dimensi Lingkungan Lanjutan
7
Pemanfaatan amenity
resources (sumber daya
keindahan dan
kenyamanan)
Masyarakat desa belum memanfaatkan sumber daya keindahan dan kenyamanan
(amenity resources) untuk pengembangan komoditas unggulan = 0
2 0
Masyarakat sudah memanfaatkan sumber daya keindahan (amenity resources)
untuk pengembangan komoditas unggulan tapi belum optimal = 1
Masyarakat sudah memanfaatkan) sumber daya keindahan (amenity resources
secara optimal untuk pengembangan komoditas unggulan = 2
8
Kesadaran masyarakat
terhadap permasalahan
dan pemanfaatan
lingkungan
Masyarakat belum memiliki kesadaran dan pemahaman tentang permasalahan
dan pemanfaatan lingkungan = 0
3 0
Masyarakat sudah memiliki kesadaran dan pemahaman tentang permasalahan
dan pemanfaatan lingkungan = 1
Masyarakat sudah memiliki kesadaran dan pemahaman tentang permasalahan
dan pemanfaatan lingkungan serta mempraktikan dalam kehidupan sehari-hari
= 2
Masyarakat sudah memiliki kesadaran dan pemahaman tentang permasalahan
dan pemanfaatan lingkungan serta menuangkannya ke dalam aturan (tidak
tertulis dan/atau tertulis) dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari =
3
9
Adaptasi terhadap
perubahan iklim
Pengembangan komoditas unggulan berbasis kawasan belum berdaptasi dengan
perubahan iklim = 0
2 0
Pengembangan komoditas unggulan berbasis kawasan sudah berdaptasi dengan
perubahan iklim namun belum optimal = 1
Pengembangan komoditas unggulan berbasis kawasan sudah berdaptasi dengan
perubahan iklim dan sudah optimal = 2
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
10. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI PRASARANA DAN SARANA
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
1 Keberadaan kantor desa
Tidak ada = 0
2 0Ada tapi lokasi di luar desa = 1
Ada dan di dalam wilayah desa = 2
2
Jenis permukaan jalan dan
aksesibilitas roda 4 atau
lebih
Tanah = 0
5 0
Diperkeras = 1
Aspal/beton dan dapat dilalui roda 4 atau lebih sepanjang
tahun kecuali musim hujan = 2
Aspal/beton dan dapat dilalui roda 4 atau lebih sepanjang
tahun kecuali saat tertentu = 3
Aspal/beton dan dapat dilalui roda 4 atau lebih sepanjang
tahun = 4
3 Angkutan Umum
Tidak ada angkutan umum = 0
4 0
Ada dengan trayek tidak tetap = 1
Ada tanpa trayek tetap = 2
Ada trayek tetap tapi tidak setiap hari = 3
Ada trayek tetap dan setiap hari = 4
4 Elektrifikasi Desa
0 % = 0
3 0
1 - 50 % = 1
51 - 75 % = 2
>75 % = 3
5
Bahan bakar yang
digunakan untuk memasak
Kayu bakar = 0
3 0
Minyak tanah = 1
LPG = 2
Gas Kota = 3
11. No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
6
Sumber Air
Minum
Air hujan = 0
5 0
Sungai/danau/kolam = 1
Mata Air = 2
Sumur = 3
Sumur Bor/pompa = 4
PAM/Ledeng/air kemasan = 5
7 SD/MI
Tidak ada = 0
2 0Ada dengan dengan lokasi sekolah lebih dari 3 km = 1
Ada dengan dengan lokasi sekolah kurang dari 3 km = 2
8
Pos kesehatan
desa (Poskesdes)
Tidak ada = 0
5 0
Ada di desa lain tapi sangat sulit dijangkau = 1
Ada di desa lain tapi sulit dijangkau = 2
Ada di desa lain dan mudah dijangkau = 3
Ada di desa lain dan sangat mudah dijangkau 4
Ada di desa ybs = 5
PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI PRASARANA DAN SARANA
(Lanjutan)
12. PEUBAH DAN INDIKATOR DIMENSI PRASARANA DAN SARANA
(Lanjutan)
9
Pondok Bersalin Desa
(Polindes)
Tidak ada = 0
5 0
Ada di desa lain tapi sangat sulit dijangkau = 1
Ada di desa lain tapi sulit dijangkau = 2
Ada di desa lain dan mudah dijangkau = 3
Ada di desa lain dan sangat mudah dijangkau 4
Ada di desa ybs = 5
10 Keberadaan Bidan Desa
Tidak ada = 0
1 0
Ada = 1
11 Keberadaan Posyandu
Tidak ada = 0
1 0
Ada = 1
12
Keberadaan sinyal telepon
seluler/handphone
Tidak ada sinyal = 0
2 0
Sinyal lemah = 1
Sinyal kuat = 2
13
Keberadaan infrastruktur
BBM dan Gas
Tidak ada = 0
2 0Ada agen BBM dan atau Gas =1
Terdapat agen BBM dan atau Gas =2
14 Pos PAUD
Tidak ada=0
1 0
Ada=1
No Peubah Pengukuran Indikator Baik Buruk
S. Budiharsono, 09012018
13. METODE ANALISIS YANG DIGUNAKAN
• Karena multidimensi dan biasanya menggunakan bilangan
ordinal dan biner sebaiknya menggunakan Multidimensional
Scaling, metode analisis ordinasi multivariat.
• Alat analisis sebaiknya dapat menentukan leverage attribute
atau sensitive attribute sehingga memudahkan dalam
menentukan intervensi yang efisien dan akurat. Biasanya
menggunakan Euclidean Distance, yaitu prinsip suatu peubah
yang paling jauh jaraknya dari titik ideal, merupakan leverage
attribute.
• Metode analisis seyogyanya penilaiannya dilakukan secara
partisipatif dengan penilaiannya melibatkan stakeholder kunci
dalam kawasan
• Perlu dilakukan pembobotan untuk dimensi maupun wilayah
pengembangan dengan participatory pairwise comparison
matrix
S. Budiharsono, 09012018
14. MULTIDIMENSIONAL SCALING
• MDS digunakan untuk membangun 'peta' yang menunjukkan
hubungan antara sejumlah objek berdasarkan tabel jarak antar
objek (Manly, 1994 dalam Alder et al., 200).
• MDS dapat menghasilkan “peta” jarak yang tidak bias dari
suatu lokasi relatif (Clarke, 1993 dalam Pitcher dan Preikshot,
2001).
• MDS dapat menghitung bilangan metrik dan non-metrik
• Teknik ordinasi memprakirakan konfigurasi (ordinasi) titik
dalam ruang t-dimensi (biasanya 2 atau 3 dimensi) dengan
menggunakan jarak Euclidean (Euclidean distance). Jarak
Euclidean antar titik dihitung dengan menggunakan formula
Pythagoras.
• Jarak Euclidean ruang 2 dimensi:
S. Budiharsono, 09012018
16. PERBANDINGAN BERBAGAI ALAT ANALISIS
• Alder et al. (2000) telah membandingkan
beberapa metode analisis dengan MDS, antara
lain Analisis Kelompok (Cluster Analysis),
Analisis Factor (Factor Analysis), Analisis
(Regresi) Komponen Utama (Principal
Component Analysis), Analisis Hubungan
(Correspondence Analysis), dan Multi-Attribute
Utility Theory (MAUT) untuk kajian yang
menggunakan multidimensi, banyak perubah
dan banyak indikator.
S. Budiharsono, 09012018
17. Analisis Kelompok (Cluster Analysis)
• Tidak dapat mengekspresikan hubungan antara
data jarak sebagai fungsi linier atau monoton,
jarak dalam Analisis Kelompok hirarkis
bukanlah jarak spasial seperti pada MDS, dan
dimensi koordinat dalam MDS kontinyu
sedangkan dalam Analisis Kelompok diskrit
(Davison, 1983 dalam Adler et al., 2000).
• Analisis Faktor tidak memadai jika sampel
berukuran kecil dan tidak dapat direplikasi
(Manly, 1994 dalam Alder et al., 2000)), atau
hubungan tidak linier.
S. Budiharsono, 09012018
18. Analisis (Regresi) Komponen Utama
• Tidak dapat menggunakan matriks jarak atau
kesamaan, dan yang lebih penting lagi data
harus didistribusikan secara normal.
• Persyaratan normalitas sangat membatasi
penggunaan Analisis Komponen Utama karena
data seringkali tidak terdistribusi secara
normal.
• Analisis Komponen Utama juga tidak dapat
merefleksikan keberlanjutan (Adler et al.,
2000).
S. Budiharsono, 09012018
19. Analisis Korespondesi (AK) dan MAUT
• Analisis Korespondensi berbeda dari MDS. Jarak atau
ketidaksamaan yang terkait dengan keberlanjutan dalam
MDS terwakili secara spasial. MDS dapat menganalisis
data nominal dan ordinal dan interval dan rasio.
Sedangkan AK hanya nominal dan rasio saja.
• Penerapan MAUT tidak hanya memerlukan tabel skor
terhadap berbagai kriteria tetapi juga pembobotan
atribut serta pembentukan fungsi utilitas untuk setiap
atribut oleh pemangku kepentingan.
• MAUT akan membatasi kemampuan untuk
membandingkan hasil perikanan karena setiap bobot
dan fungsi utilitas akan unik untuk perikanan (Adler et
al., 2000).
S. Budiharsono, 09012018
20. KELAYAKAN MODEL MDS
Stress (%) Kesesuaian
0,0 – 2.5 Sempurna
2,5 – 5,0 Sangat Bagus
5,0 – 10,0 Baik
10,0 – 20,0 Cukup
>20,0 Kurang
n
VfiVf
n
i 1
2
)1(.,)1,(
2) RMS = R2 =
RMS = R2 ≥ 0,60 bagus
1) Nilai Stress =
S. Budiharsono, 09012018
21. PENGGUNAAN SOFTAWARE MDS
• Untuk memudahkan penghitungan nilai indeks dapat digunakan software
MDS yang telah dibuat oleh The Fisheries Center, University of British
Columbia, Vancouver, Canada, yaitu RAPFISH. Tetapi untuk pengukuran
indeks perkembangan desa perlu disesuaikan peubah dan skornya sesuai
dengan dimensi, peubah dan indikator perkembangan desa (sebut saja
RAPDESA).
• Pitcher (1999) menyatakan prinsip dasar dan fitur utama Rapfish, yang
dimodifikasi menjadi RAPDESA:
– Menghasilkan nilai indeks dimensi dan leverage attributes dimensi
– Menangkap sifat multivariat pembangunan desa
– Menangkap sifat multidisiplin pembangunan desa
– Skor atribut bisa berupa campuran biner, ordinal atau rasio
– Skor terbaik dan terburuk yang ditetapkan memberikan titik referensi tetap
untuk ordinasi statistik
– Teknik ordinasi tidak membuat asumsi distribusi
– Atribut yang tidak terkait dengan keberlanjutan dieliminasi sejak dini
– Dapat menunjukkan perubahan status sejalan dengan waktu
– Dapat direplikasi
– Kemudahan mengkoreksi
– Kemudahan memperbarui tanpa gangguan
– Teknik cepat
– Dapat menganalis satu individu desa
22. PENENTUAN INDEKS KOMPOSIT
• Penentuan indeks komposit perkembangan desa
tidak dapat langsung menjumlahkan dari nilai
indeks dimensi. Hal ini dikarenakan bobot setiap
dimensi berbeda.
• Penentuan Bobot dilakukan dengan menggunakan
dengan metode Partcipatory Pairwaise Comparison
Matrix yang telah dikembangkan penulis.
• Nilai Indeks Komposit (IKSP) = Σ Di x Wi,
dimana: Di = Nilai indeks dimensi ke-i
Wi = Nilai bobot dimensi ke-i
• Apabila IKSP ≤ 50 Penyesuaian
Apabila 50 < IK ≤ 75 Pemantapan (Tertinggal)
Apabila IK ≥ 75 Pengembangan (Berkembang)
S. Budiharsono, 09012018