Dokumen tersebut membahas pedoman monitoring dan evaluasi program rumah swadaya yang mencakup tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan rumah swadaya, mengidentifikasi permasalahan, dan memastikan konsistensi dengan komitmen pemerintah, serta menjelaskan ruang lingkup, pengertian, dan indikator kinerja yang digunakan."
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
Indikator Kinerja adalah uraian ringkas dengan menggunakan ukuran kuantitatif atau kualitatif yang mengindikasikan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan
Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-188/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah/RPJMD)
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2024 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2025-2045
SURAT EDARAN BERSAMA KEMDAGRI DAN BAPPENAS NOMOR: 600.1/ 176/SJ DAN NOMOR: 1 TAHUN 2024 TENTANG PENYELARASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2025-2045
Disampaikan pada FGD Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi - BRIN
Jakarta, 15 Maret 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
INSTRUKSI MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2024 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2025-2045
SURAT EDARAN BERSAMA KEMDAGRI DAN BAPPENAS NOMOR: 600.1/ 176/SJ DAN NOMOR: 1 TAHUN 2024 TENTANG PENYELARASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH DENGAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL TAHUN 2025-2045
Disampaikan pada FGD Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi - BRIN
Jakarta, 15 Maret 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No : 20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota - Batang Tubuh RDTR
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasiinfosanitasi
Usulan Program dan Kegiatan dalam Memorandum Program Sanitasi sebagai dokumen pusat dalam rangka penyusunan RPI2JM ( Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah), Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementrian Pekerjaan Umum
Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) - Strategi Sanitasi Kabupa...Joy Irman
Modul Pelatihan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) terdiri atas beberapa Sub-Modul, yaitu Pengantar Perencanaan, Proses Perencanaan, Pengumpulan Data, Studi EHRA (Environment Health Risk Assessment), Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), Tata Cara Survei, Perumusan Kebijakan dan Strategi Sanitasi, Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK), Perencanaan SPAL-Terpusat (SPAL-T), Tahapan Pelaksanaan, dan Konsultasi Publik & Legalisasi Rencana.
Sebuah gagasan internalisasi program sektoral dalam konteks implementasi UU Desa dengan harapan adanya sinergitas program penanganan kumuh tidak hanya berdiri sendiri melainkan ada pola kerjasama antar pelaku di desa serta ada integrasi program yang mengerucut pada one village one plan, one village one budgeting, one village one product. Sehingga penanganan kumuh benar-benar bisa menjadi sebuah investasi bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan dapat menghambat arus urbanisasi. Semoga bermanfaat. Salam...
Permohonan Pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum No. 360 Tahun 2024.pdfDadang Solihin
Tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Secara Nasional dalam Pemilihan Umum Tahun 2024 tertanggal 20 Maret 2024
Marty M. Natalegawa, 2021, Geopolitik dan Perekonomian Indonesia Dampak dan R...Dadang Solihin
Sejarah dan kajian empiris membuktikan bahwa dinamika geoekonomi dan geopolitik global berpengaruh kuat terhadap kondisi ekonomi dan politik suatu negara. Ketegangan Amerika Serikat dan Tiongkok di Laut Cina Selatan serta perang dagang antara kedua negara, konflik berkelanjutan di Timur Tengah, ketegangan politik Amerika Serikat dan Rusi a, isu climate change, sampai dengan merebaknya Covid-19 di berbagai belahan dunia dan ketidakberimbangan distribusi vaksin, merupakan contoh berbagai dinamika geoekonomi dan geopolitik. Bank Indonesia menyadari bahwa berbagai dinamika tersebut, secara langsung maupun tidak langsung, berpengaruh terhadap perekonomian dan politik di domestik. Untuk itu, pemahaman yang utuh dan mendalam mengenai dinamika geoekonomi dan geopolitik global sangat dibutuhkan, khususnya bagi para pengambil kebijakan publik, termasuk di bank sentral.
Mark Turner, David Hulme & Willy Mccourt, Governance, Management & Developmen...Dadang Solihin
This extensively revised edition of the authors' successful textbook Governance, Administration and Development updates its framework and analysis in light of the changed context of the twenty-first century. It continues to provide a comprehensive introduction to public policy and management in developing countries and transitional economies while also taking account of changes in the theory and practice of development management since the first edition. The authors emphasize the role of the state within development, paying careful attention to contemporary approaches and to changing attitudes towards the state. This involves examining the nature of the policy process, civil service reform, planning and decentralization, as well as showing the changing nature of the state's involvement in promoting economic development and its engagement with civil society.
Catatan Harian Ahmad Wahib - Pergolakan Pemikiran Islam disertai Komentar Pro...Dadang Solihin
Ahmad Wahib meninggal dalam usia yang masih muda. Sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi telah menabraknya dipersimpangan jalan Senen Raya-Kalilio. Peristiwa itu terjadi tanggal 31 Maret malam tahun 1973. Ketika itu Wahib baru saja keluar dari kantor Majalah Tempo, tempat ia bekerja sebagai calon reporter.
Ben Bland - Man of Contradictions Joko Widodo and the struggle to remake Indo...Dadang Solihin
Man of Contradictions, the first English-language biography of Jokowi, argues that the president embodies the fundamental contradictions of modern Indonesia. He is caught between democracy and authoritarianism, openness and protectionism, Islam and pluralism. Jokowi’s incredible story shows what is possible in Indonesia – and it also shows the limits.
Saat-Saat Terakhir di Universitas Darma Persada - Darma Persada Daigaku de no...Dadang Solihin
Jakarta, 10 Desember 2018
Kronologis suatu proses pertumbuhan Perguruan Tinggi Swasta Universitas Darma Persada yang dalam jangka pendek ternyata bisa dipacu untuk melejit mengangkasa, namun dalam perjalanannya justru dihalang-halangi untuk maju dan mendapat hambatan yang keras dari yayasan sebagai badan penyelenggaranya, sehingga dikhawatirkan akan jatuh tersungkur berkeping-keping.
Wisuda Universitas Darma Persada Program Magister, Sarjana, & Diploma di Bala...Dadang Solihin
Jakarta, 27 September 2018
Pada hari yang penuh kegembiraan ini, Unsada menggelar Wisuda ke-28 di Balai Sudirman Jl. Dr. Saharjo, Tebet, Jakarta Selatan. Untuk Wisuda kali ini, Unsada meluluskan 598 Wisudawan yang terdiri dari Sastra Jepang S1 sebanyak 164 Wisudawan, Sastra Cina S1 sebanyak 30 Wisudawan, Sastra Inggris S1 sebanyak 57 Wisudawan, Bahasa Jepang D3 sebanyak 14 Wisudawan, Bahasa Inggris D3 sebanyak 8 Wisudawan, Teknik Elektro S1 sebanyak 11 Wisudawan, Teknik Industri S1 sebanyak 15 Wisudawan, Teknik Informatika S1 sebanyak 52 Wisudawan, Sistem Informasi S1 sebanyak 32 Wisudawan, Teknik Mesin S1 sebanyak 35 Wisudawan, Teknik Perkapalan S1 sebanyak 8 Wisudawan, Teknik Sistem Perkapalan S1 sebanyak 4 Wisudawan, Manajemen S1 sebanyak 96 Wisudawan, Akuntansi S1 sebanyak 65 Wisudawan, dan Energi Terbarukan S2 sebanyak 7 Wisudawan.
Status Kepemilikan Kampus UNSADA Pondok Kelapa Jakarta TimurDadang Solihin
Jakarta, 28 September 2018
Untuk mengingatkan kita semua bahwa status tanah kampus Unsada sampai saat ini masih dimiliki oleh pihak lain, yaitu PT. Danayasa Arthatama Tbk (PTDA). Oleh karena itu, seluruh jajaran kampus Unsada supaya memiliki pemahaman yang sama tentang masalah yang tidak boleh dianggap enteng ini yang kelak di kemudian hari tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan mala petaka.
Who Dares Wins - Kill or Be Killed, Reaksi Rektor UNSADA terhadap Review Tim ...Dadang Solihin
Jakarta, 27 September 2017
Belum genap dua tahun menjabat sebagai Rektor Unsada, pada tanggal 31 Mei 2017 Yayasan Melati Sakura sudah mengeluarkan review/evaluasi kinerja Rektor yang dikenal sebagai Review Tim Tiga. Bahkan sudah disiapkan calon pengganti Rektor, yaitu Sdr. Agus Salim Dasuki.
The President Can Do No Wrong, Pilpres 2024 dan Cawe-Cawe P JKWDadang Solihin
SBY: Saya ikut tertarik untuk bicara soal “cawe-cawenya Pak Jokowi” dalam Pemilihan Presiden Tahun 2024. Nampaknya masyarakat kita terbelah memaknai istilah cawe-cawe.
Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah -Penyelarasan RPJPN-RPJDDadang Solihin
Capacity Building DPRD Provinsi Lampung di Holiday Inn Gajah Mada-Jakarta, 27 Februari 2024
- Apa Itu RPJPD dan RPJMD?
- Apa Itu Pembangunan?
- Visi Indonesia Emas 2045
- 5 Sasaran Visi Indonesia 2025-2045
- 8 Misi Pembangunan
- 17 Arah Pembangunan
- 45 Indikator Utama Pembangunan
- Penyusunan RPJPD 2025-2045
- Evaluasi Penyelarasan RPJPD dengan RPJPN 2025-2045
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Thunderbird 500Dadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Interceptor 650Dadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD OWNER MANUAL Himalayan BS IVDadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
ROYAL ENFIELD CRUSADER 250 Instruction BookDadang Solihin
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
Royal Enfield is an Indian motorcycle company with British roots. She produces models of old motorcycles, which were very popular at the time, but, despite this, are in demand now. Motorcycles of this brand are also called "time machines".
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. Materi
• Kedudukan M&E dalam Siklus
Manajemen Pembangunan
• Perencanaan Pembangunan
Perumahan dan Permukiman
• Pedoman Monitoring dan Evaluasi
Rumah Swadaya
– Mengadopsi Ten Steps to a Results Based
Monitoring and Evaluation System –Ray C
Rist
4dadang-solihin.blogspot.co.id
7. Sasaran dan Arah Kebijakan
dadang-solihin.blogspot.co.id 7
INDIKATOR
2014
(Baseline)
2015 2016 2017 2019
Akses Air Minum
Layak (%)
70,0 70,3 77,0 84,0 100
Akses Sanitasi
Layak (%)
69,4 72,2 77,4 83,2 100
Akses Layak:
61,1
Akses Layak:
62,4
Akses Layak:
66,3
Akses Layak:
70,6
Akses Layak:
85
Akses Dasar:
8,3
Akses Dasar:
9,8
Akses Dasar:
11,1
Akses Dasar:
12,4
Akses Dasar:
15
Kawasan
Permukiman Kumuh
Perkotaan (Ha)
Penanganan:
38.431 Ha
(kondisi kumuh
100%)
Perencanaan:
0 kab/kota
Penanganan:
38.431 Ha
(kondisi kumuh
85%)
Perencanaan:
116 kab/kota
Penanganan:
38.431 Ha
(kondisi
kumuh 70%)
Perencanaan:
96 kab/kota
Penanganan:
38.431 Ha
(kondisi kumuh
45%)
Perencanaan:
121 kab/kota
Penanganan:
38.431 Ha
(kondisi kumuh
0%)
Perencanaan:
-
Kekurangan Tempat Tinggal
Berdasarkan Perspektif
Menghuni (Juta Rumah
Tangga)
7,6 7,0 6,5 6,0 5,0
ARAH KEBIJAKAN
1.Meningkatkan akses masyarakat berpendapatan rendah
terhadap hunian baru yang layak, aman, dan terjangkau melalui
fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan, bantuan stimulan
pembangunan rumah swadaya serta penciptaan iklim yang
kondusif dalam penyediaan perumahan
2.Peningkatan kualitas hunian dan permukiman bagi masyarakat
berpendapatan rendah melalui bantuan stimulan perumahan
swadaya, penyediaan prasarana, sarana dan utilitas penyelesaian
rencana penanganan kawasan kumuh dalam rangka pencegahan
dan penanganan permukiman kumuh
3.Peningkatan akses air minum dan sanitasi yang layak melalui
sinergi pembangunan infrastruktur, penerapan manajemen
layanan terpadu, serta peningkatan keterlibatan dan perubahan
perilaku masyarakat
4.Menjamin ketahanan air melalui pembangunan dan
pengelolaan infrastruktur air baku dan sanitasi, serta optimasi
sistem eksisting air minum dan pelaksanaan bauran air
1. Perilaku hemat air
2. Stop buang sampah di sungai dan saluran
3. Stop buang air besar sembarangan (langsung dan tidak
langsung)
4. Tertib pengurusan IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
5. Gerakan 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
6. Gerakan menabung untuk perumahan
ARAH KEBIJAKAN YANG MENDUKUNG
REVOLUSI MENTAL
Sumber: Bappenas, dalam Rapat Panja RKP 2017
8. Prioritas Nasional
Perumahan dan Permukiman
dadang-solihin.blogspot.co.id 8
LEVEL 1 LEVEL 2
Fasilitasi Penyediaan
Hunian Layak Baru
Sumber: Bappenas, dalam Rapat Panja RKP 2017
1/4
9. Prioritas Nasional
Perumahan dan Permukiman
dadang-solihin.blogspot.co.id 9
No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran
1. Fasilitasi Penyediaan Hunian Layak Baru
1.1 Penciptaan Iklim Kondusif untuk
Penyediaan Rumah MBR
(Regulasi, Perizinan, dst)
• 10 Masukan Teknis dan 1 NSPK pola pembiayaan perumahan
• 1 Rancangan Peraturan Menteri untuk rumah tapak, rusun, rumah swadaya,
pembiayaan mikro, investasi perumahan
1.2 Penyediaan Perumahan Baru
MBR
• 11.400 unit sarusun dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU)
• Bantuan stimulan rumah baru swadaya untuk 2.000 rumah
• 1.900 rumah khusus dengan PSUnya
1.3 Fasilitasi Keswadayaan
Masyarakat
7.863 kelurahan mendapat pendampingan pemberdayaan masyarakat
1.4 Fasilitasi Pembiayaan
Perumahan MBR
• 175.000 RT memperoleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Sejahtera Tapak dan
50.000 RT memperoleh KPR Sarusun
• 124.250 RT memperoleh subsidi bantuan uang muka
1.5 Optimalisasi Peran BUMN terkait
perumahan
• 8.000 unit rusunawa memperoleh public service obligation (PSO) tarif sewa
• Tersedianya 750 ha tanah tersedia dan 60.000 unit rumah terbangun
2. Fasilitasi Peningkatan Kualitas Hunian dan Penataan Kawasan Permukiman (termasuk kawasan kumuh)
2.1 Percepatan Pendataan dan
Perencanaan Penataan
Permukiman
Penyelesaian Rencana Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Skala Kota di
121 kab/kota
2.2a Penguatan Kelembagaan di
daerah dalam upaya penanganan
kumuh
Pengaturan, pembinaan, dan pengawasan (turbinwas) pengembangan kawasan
permukiman untuk 507 kab/kota
2.2b Pembangunan permukiman
(termasuk yang berbasis
komunitas)
• Bantuan stimulan peningkatan kualitas rumah swadaya untuk 107.500 rumah
• Penataan 667 Ha kawasan permukiman khusus
• Penataan 7.501 Ha kawasan permukiman perdesaan
• Penataan 9.500 Ha kawasan permukiman kumuh perkotaan
Sumber: Bappenas, dalam Rapat Panja RKP 2017
2/4
10. Prioritas Nasional
Perumahan dan Permukiman
dadang-solihin.blogspot.co.id 10
No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran
2.3 Konsolidasi lahan (land
consolidation) untuk penanganan
permukiman kumuh
13.848 bidang tanah terkonsolidasi
2.4 Penyediaan air minum dan
sanitasi layak dan terintegrasi
Sasaran kegiatan prioritas ini terintegrasi dengan Program Prioritas Penyediaan
Akses Air Minum dan Sanitasi
3. Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi
3.1 Peningkatan demand Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
terkait Air Minum dan Sanitasi
• 35.000 desa sudah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
• 5.000 desa mengikuti Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis
Masyarakat (PAMSIMAS)
3.2 Penyediaan Inftastruktur Air
Minum dan Sanitasi Terintegrasi
• Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpusat skala regional di 2 kab/kota,
skala kab/kota di 6 kab/kota, skala kawasan di 33 kab/kota, dan skala komunal
di 108 kab/kota
• Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dan pendampingan Layanan Lumpur
Tinja Terpadu (LLTT) di 53 kab/kota
• Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) skala regional di 3 kab/kota dan skala
kab/kota di 49 kab/kota
• Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) 3R skala komunal di 95
kab/kota
• 281.800 Sambungan Rumah (SR) Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Perkotaan
3.3 Manajemen Layanan Air Minum
dan Sanitasi
• 507 kab/kota menyusun Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM)
• 144 kab/kota memutakhirkan Strategi Sanitasi Kab/Kota (SSK)
• 26 kab/kota menyusun SSK
Sumber: Bappenas, dalam Rapat Panja RKP 2017
3/4
11. Prioritas Nasional
Perumahan dan Permukiman
dadang-solihin.blogspot.co.id 11
No Program/Kegiatan Prioritas Sasaran
4. Peningkatan Ketersediaan Air Baku
4.1 Jaga Air • Terbangunnya sarana dan prasarana air baku dengan debit 7,1 m3/s
• Rehabilitasi sarpras air baku dengan debit 0,2 m3/s
• Tertanganinya genangan pada 403 Ha
• Terbangunnya 6 IPAL Domestik dan 6 IPAL USK di 6 sungai pada 6 DAS
Prioritas
4.2 Simpan Air • Pemeliharaan 49 sumber mata air
• Pembangunan 42 embung
• Konservasi 15 danau
• Rehabilitasi 21 embung
• Rehabilitasi hutan dan lahan di daerah imbuhan air tanah seluas 1.000 Ha
4.3 Hemat Air • Strategi penerapan pemanenan air hujan skala rumah tangga dan industri
• Terlaksananya sistem bauran air domestik
• Penurunan kebocoran jaringan perpipaan
Sumber: Bappenas, dalam Rapat Panja RKP 2017
4/4
12. Kolaborasi Pendanaan
dadang-solihin.blogspot.co.id 12
Sistem Informasi
Perumahan
BUSINESS PROCESS RUMAH SWADAYA
“71% masyarakat Indonesia
membangun rumahnya secara
swadaya”
PENINGKATAN KUALITAS
PEMBANGUNAN
BARU
IDENTIFIKASI
LAHAN/LOKASI
IDENTIFIKASI
PEMBIAYAAN DESAIN PERIZINAN KONSTRUKSI
PENGELOLAAN &
PEMELIHARAAN
HARGA
JUAL
PEMASARAN TRANSAKSI
DIHUNI
SENDIRI
DIJUALKPR
Swadaya
Regulasi
desain
perumahan
swadaya,
berupa aturan
KLB, KDB,
orientasi
bangunan,
standar bahan
bangunan, dll
Regulasi
kemudahan
perizinan:
1. Rumah yg
memenuhi
syarat standar
bangunan
rumah swadaya
2. Biaya
perizinan
Rumah MBR
1.Tukang yang
terampil
2.Material
murah dan
berkualitas
3.Teknologi
pembangunan
murah
Pemeliharaan dan
Instrumen Monev
APBN
APBD
APBN
Masyarakat
APBN
APBD
Masyarakat
APBN
DAK
APBN
DAK
APBD
Masyarakat
BUMD/BUMN
Swasta
Masyarakat
Sumber: Bappenas, Multilateral Meeting II RKP 2017
14. dadang-solihin.blogspot.co.id
Ten Steps to a Results- Based Monitoring and
Evaluation System
http://preval.org/documentos/00804.pdf
1. Conducting a Readiness
Assessment
2. Agreeing on Outcomes to Monitor
and Evaluate
3. Selecting Key Performance
Indicators to Monitor Outcomes
4. Setting Baselines and Gathering
Data on Indicators
5. Planning for Improvement—
Selecting Results Targets
6. Monitoring for Results
7. The "E" in M&E—Using Evaluation
Information to Support a Results-
Based Management System
8. Reporting the Findings
9. Using the Findings
10. Sustaining the M&E System within
the Organization
14
15. Pedoman Monitoring dan Evaluasi
dadang-solihin.blogspot.co.id
Tujuan dan
Sasaran
Ruang Lingkup Pengertian
Indikator Kinerja:
Input, Proses,
Output, Outcome
Kelembagaan
Sistem dan
Prosedur
Mempertahankan Sistem
M&E dalam Organisasi
1 2 3
6 5 4
10
Mekanisme
Monitoring dan
Evaluasi
Melaporkan Hasil
M&E
Memanfaatkan
Hasil M&E
7 8 9
15
16. Tujuan dan Sasaran
Tujuan:
•Mendapatkan data dan informasi mengenai kegiatan perumahan swadaya;
•Mengindentifikasi dan menginventarisasi permasalahan dari aspek teknis dan
administratif serta upaya pemecahannya; dan
•Memastikan konsistensi antara konsep pengembangan Perumahan Swadaya
dengan komitmen pemerintah daerah.
Sasaran:
•Meningkatnya efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas pelaksanaan program,
kegiatan dan anggaran pengembangan perumahan swadaya di semua jenjang
pelaksanaan;
•Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program, kegiatan
dan anggaran antara pusat dan daerah; dan
•Tepat dan terukurnya output dan outcome yang dihasilkan sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan.
dadang-solihin.blogspot.co.id 16
1
17. Ruang Lingkup
• Program dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan
RPJMN, Renstra PUPR, RPJMD, dan dokumen Rencana
Kerja dan Anggaran (RKA); dan
• Dampak dari pengembangan perumahan swadaya.
dadang-solihin.blogspot.co.id 17
2
18. Pengertian
• Rumah swadaya adalah ....
• Monitoring adalah kegiatan pemantauan yang dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung mencakup aspek-aspek antara lain:
– Penelusuran pelaksanaan kegiatan dan keluarannya (fokus pada input,
proses dan output),
– Pelaporan tentang kemajuan,
– Indentifikasi masalah-masalah pengelolaan dan pelaksanaan.
• Evaluasi adalah kegiatan untuk menilai efisiensi dan efektifitas
suatu kegiatan dengan menggunakan indikator-indikator tujuan
yang telah ditetapkan.
– Evaluasi ini dilakukan secara sistematik dan obyektif serta terdiri dari
evaluasi sebelum kegiatan dimulai, saat kegiatan berlangsung, dan
sesudah kegiatan selesai.
dadang-solihin.blogspot.co.id 18
3
19. Input
1. Kebijakan. Berupa kebijakan dan peraturan-peraturan yang mendukung pengembangan
Rumah Swadaya.
2. Aturan Peruntukan Lahan. Adanya Peraturan Daerah yang menetapkan alokasi
pengembangan Rumah Swadaya yang tertuang dalam RTRW, RDTR dan/atau Rencana
Zonasi.
3. Kegiatan dan Anggaran. Identifikasi kegiatan dan alokasi anggaran yang mendukung
pengembangan Rumah Swadaya.
4. Sumber Daya Manusia (SDM). Jumlah dan kompetensi SDM di Rumah Swadaya.
5. Kelembagaan. Identifikasi bentuk kelembagaan yang ada dan mendukung pengembangan
Rumah Swadaya [contoh: Kelompok Kerja (POKJA), Kelompok Usaha Bersama (KUB)].
6. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Paket teknologi yang diterapkan di Rumah Swadaya.
7. Sarana. Identifikasi sarana yang ada di Rumah Swadaya.
8. Prasarana. Identifikasi prasarana yang ada di Rumah Swadaya.
9. Persyaratan Administrasi. Identifikasi kelengkapan persyaratan administrasi [Rencana Induk,
Surat Keputusan Penetapan Lokasi
10. Kerja Sama Lintas Sektor. Identifikasi jenis kegiatan dan alokasi anggaran yang berasal dari
stakeholders selain Kementerian PUPR
11. Kerja Sama Lintas Wilayah. Identifikasi aliran penduduk dan pemasaran dari dan keluar
kawasan.
dadang-solihin.blogspot.co.id 19
4
20. Proses
1. Kesesuaian Prosedur. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
2. Ketaatan Hukum. Kegiatan yang dilakukan mengikuti aturan hukum yang
berlaku.
3. Kelembagaan. Frekuensi pertemuan dan partisipasi anggota lembaga
pengelola Rumah Swadaya.
4. Tepat Waktu. Pelaksanaan kegiatan dan anggaran pada tahun berjalan
sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
5. Sesuai rencana. Berpedoman pada Renstra Rumah Swadaya yang telah
ditetapkan.
6. Promosi. Jumlah dan jangkauan promosi yang dilakukan sesuai dengan
jenis.
7. Sosialisasi. Frekuensi dan partisipasi dalam sosialisasi Rumah Swadaya.
8. Sertifikasi. Efisiensi dalam proses keluarnya sertifikat.
9. Fasilitasi Kerja Sama Antar Wilayah. Jumlah fasilitasi yang dilakukan
untuk mendorong kerja sama antar wilayah.
dadang-solihin.blogspot.co.id 20
4
21. Output
1. Penambahan Sarana. Jumlah dan jenis sarana Rumah Swadaya yang
berkembang dan bertambah.
2. Penambahan Prasarana. Jumlah dan jenis prasarana utama (jalan, air,
listrik, dan lain-lain) yang berkembang dan bertambah.
3. Peningkatan Usaha. Jumlah dan jenis usaha (Rumah Swadaya dan
ikutannya) yang berkembang.
4. Peningkatan Kontribusi dari Semua Stakeholders. Kegiatan dan
anggaran dari stakeholders (Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota,
swasta dan masyarakat).
5. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas SDM. Jumlah dan kualitas SDM
yang memiliki keterampilan di bidang Rumah Swadaya.
6. Peningkatan Jumlah Kelompok yang Terampil. Jumlah kelompok yang
memiliki keterampilan di bidang Rumah Swadaya meningkat.
dadang-solihin.blogspot.co.id 21
4
22. Outcome
1. Peningkatan Pembangunan dan Pemasaran. Jumlah, nilai, dan
kualitas Rumah Swadaya.
2. Peningkatan Pendapatan. Peningkatan penghasilan rata-rata yang
diterima oleh pelaku utama.
3. Peningkatan Permodalan dan Investasi. Meningkatnya jumlah
modal dan investasi di bidang Rumah Swadaya maupun usaha
ikutannya di Rumah Swadaya.
4. Penyerapan Tenaga Kerja. Bertambahnya jumlah tenaga kerja
yang dapat diserap oleh kegiatan Rumah Swadaya dan kegiatan
ikutannya.
dadang-solihin.blogspot.co.id 22
4
23. Kelembagaan
1. Untuk melaksanakan pengembangan Perumahan Swadaya diperlukan pelaksana
Monitoring, Evaluasi, dan pelaporan yang kuat di Kabupaten/ Kota, Provinsi dan
Pemerintah Pusat sehingga mampu melihat dan melakukan penilaian baik terhadap
kegiatan sektoral di daerah maupun kegiatan-kegiatan yang diprakarsai oleh daerah.
2. Pada tingkat Kabupaten/Kota:
1. Melakukan koordinasi, perencanaan dan pelaksanaan pengembangan
perumahan swadaya
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan pengembangan perumahan
swadaya
3. Pemecahan masalah-masalah yang dihadapi dalam melaksanakan program dan
kegiatan pengembangan perumahan swadaya; dan
4. Membuat laporan berkala.
3. Pada tingkat provinsi, Gubernur mengoordinasikan pelaksanaan pengembangan
Perumahan Swadaya di kawasan yang menjadi tanggung jawabnya.
4. Eselon I lingkup Kementerian PUPR yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program/kegiatan Perumahan Swadaya melakukan koordinasi pelaksanaan
pengembangan Perumahan Swadaya di seluruh Indonesia.
dadang-solihin.blogspot.co.id 23
5
24. Sistem dan Prosedur
1. Penetapan indikator untuk dimonitor. Menetapkan indikator-indikator untuk
memantau kemajuan dari sisi masukan (input), proses, keluaran (output), hasil
(outcomes). Indikator ini harus jelas, relevan, dapat diukur dan dibatasi waktu
sehingga dapat memberikan masukan yang berkesinambungan dan informasi yang
lengkap mengenai kinerja.
2. Mengumpulkan informasi tentang situasi saat ini. Pengumpulan informasi dapat
digunakan pada awal periode monitoring, evaluasi dan pelaporan kemudian
dibandingkan terhadap perubahan atau tingkat capaian yang akan ditetapkan.
3. Menetapkan target untuk dicapai dan jadwal untuk mencapainya. Target dapat
ditetapkan dengan mempertimbakan kondisi lingkungan saat ini, potensi yang ada,
anggaran yang tersedia, teknologi yang dikuasai dan SDM yang ada.
4. Monitoring dan Evaluasi data secara teratur untuk menguji target. Monitoring
dan Evaluasi data yang dihasilkan menjadi alat bukti mengenai kinerja dan dapat
menjadi petunjuk bila ada perubahan yang harus diadakan untuk mencapai target
yang dicapai.
5. Pelaporan hasil. Pelaporan hasil merupakan salah satu bentuk media penyampaian
informasi terhadap serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak dari persiapan
kegiatan sampai pada akhir pelaksanaan. Melalui laporan yang baik akan dapat
dilihat sejauh mana perkembangan pelaksanaan, hasil pelaksanaan dan tingkat
keberhasilannya.
dadang-solihin.blogspot.co.id 24
6
25. Mekanisme Monitoring
• Pelaksanaan Monitoring terhadap implementasi kegiatan yang
dilaksanakan dalam pengembangan Rumah Swadaya dilakukan terhadap
seluruh satuan kerja yang melaksanakan program/kegiatan dalam rangka
pengembangan Rumah Swadaya di pusat dan daerah baik yang dibiayai
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara/APBN (Pusat, Dekonsentrasi,
Tugas Perbantuan), Dana Alokasi Khusus (DAK) maupun Pinjaman/Hibah
Luar Negeri (PHLN).
• Secara lebih rinci objek monitoring meliputi:
– Pelaksanaan kegiatan Rumah Swadaya yang dibiayai dari APBN untuk
instansi pusat;
– Pelaksanaan kegiatan Rumah Swadaya yang dibiayai dari
dekonsentrasi dan tugas perbantuan untuk satuan kerja daerah;
– Pelaksanaan kegiatan Rumah Swadaya yang dibiayai dari DAK;
– Pelaksanaan kegiatan Rumah Swadaya yang dibiayai dari PHLN;
– Monitoring pelaksanaan program/kegiatan dapat dilakukan pada saat
kegiatan sedang berlangsung (on-going project) dan pada saat kegiatan
sudah operasional.
dadang-solihin.blogspot.co.id 25
7
26. Monitoring pada saat kegiatan
berlangsung (on-going project)
1. Monitoring tidak langsung yang dilakukan oleh unit kerja Eselon I
lingkup PUPR yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
program/kegiatan Rumah Swadaya dengan mempelajari laporan
yang disampaikan oleh Kepala Daerah
2. Monitoring langsung yang dilakukan melalui peninjauan ke
lapangan (on the spot).
– Pada tingkat Kementerian, kegiatan monitoring langsung ini
akan dilakukan oleh Eselon I lingkup PUPR yang bertanggung
jawab pelaksanaan Rumah Swadaya atau secara terintegrasi
yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Tim Kerja Rumah
Swadaya melalui Biro Perencanaan.
dadang-solihin.blogspot.co.id 26
7
27. Substansi Monitoring
• Substansi/materi Monitoring diarahkan pada hal-hal pokok
pelaksanaan program/kegiatan, meliputi:
1. Realisasi penggunaan anggaran;
2. Realisasi fisik (output) dan tingkat pemanfaatan sarana fisik
yang sudah dibangun serta manfaat (outcome) yang dicapai dari
suatu output/kegiatan (indikator dan parameternya);
3. Masalah-masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan;
dan
4. Rekomendasi/tindak lanjut yang harus disampaikan.
dadang-solihin.blogspot.co.id 27
7
28. • Materi Evaluasi mencakup aspek administrasi, aspek teknis dan
anggaran.
• Evaluasi dilakukan di masing-masing Pokja Kabupaten/Kota dan
Eselon I penanggung jawab Rumah Swadaya sesuai dengan fungsi
dan tanggung jawab masing-masing.
– Evaluasi dapat dilakukan pada saat awal (ex-ante),
– Sedang pelaksanaan (on-going), dan
– Evaluasi akhir (ex-post)
dadang-solihin.blogspot.co.id 28
Evaluasi Rumah Swadaya7
29. Ex-Ante Evaluation
1. Kegiatan Evaluasi ini dilaksanakan untuk mengetahui kondisi awal
suatu lokasi dimana sebuah kegiatan akan dilaksanakan atau
dengan kata lain Evaluasi ini dilakukan sebelum kegiatan
diimplementasikan.
2. Hasil Evaluasi ini berupa data dasar yang dapat digunakan sebagai
bahan pembanding baik bagi hasil Evaluasi on-going, maupun hasil
Evaluasi ex-post.
dadang-solihin.blogspot.co.id 29
7
30. On-going Evaluation
1. Evaluasi Kegiatan Sedang Berjalan. Evaluasi yang dilaksanakan
pada saat kegiatan sedang diimplementasikan/berjalan.
– Evaluasi ini dapat dilakukan 2 (dua) kali, yaitu pada saat
Evaluasi Pertama (On-going Evaluation) yang dilakukan pada
akhir semester I dan Evaluasi Kedua (Terminal Evaluation) yang
dilakukan menjelang kegiatan berakhir.
2. Evaluasi Operasional Kegiatan. Evaluasi yang dilaksanakan pada
saat kegiatan sudah selesai dan sudah dalam keadaan operasional.
– Evaluasi operasional kegiatan dilakukan berdasarkan hasil
monitoring operasional kegiatan yang dilakukan secara terus-
menerus.
• Contoh: melihat capaian penyerapan anggaran dan fisik kegiatan
serta mengidentifikasi hambatan untuk mengakselerasi pencapaian
target
dadang-solihin.blogspot.co.id 30
7
31. Ex-post Evaluation
• Evaluasi ini dapat dilaksanakan setelah program/kegiatan berakhir
beberapa tahun guna melihat dampaknya terhadap kelompok
sasaran yang ditetapkan.
• Contoh: Evaluasi gap analisis antara target vs capaian.
• Target rumah swadaya:
1. 71% masyarakat Indonesia membangun rumahnya secara
swadaya
2. Tahun 2017 bantuan stimulan rumah baru swadaya untuk
2.000 rumah
• Bandingkan angka tersebut dengan capaian/realisasinya
dadang-solihin.blogspot.co.id 31
7