Pendekatan humanistik dalam konseling fokus pada potensi individu untuk memilih dan mengambil keputusan secara mandiri. Teori ini menekankan penerimaan diri, hubungan yang mendukung, dan pertumbuhan pribadi untuk mencapai potensi maksimal.
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
Dokumen tersebut membahas berbagai tipologi kepribadian yang dibedakan berdasarkan konstitusi fisik, temperamen, dan budaya. Beberapa tipologi konstitusi fisik yang dijelaskan adalah tipologi Hippocrates-Galenus, Kretschmer, dan William H. Sheldon. Sedangkan tipologi temperamen meliputi tipologi Plato, Queyrat, dan Heymans. Terakhir, dibahas pula tipologi kepribadian berdasarkan budaya menurut beberapa tok
Tes kognitif dan non-kognitif memberikan ringkasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh soal tes kognitif dan non-kognitif. Tes kognitif digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual seseorang melalui soal objektif dan esai, sedangkan tes non-kognitif mengukur sifat kepribadian dengan kuesioner, wawancara, skala, dan portofolio.
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
1) Beberapa contoh penerapan teori belajar operant conditioning dan classical conditioning dalam kehidupan sehari-hari seperti mendapat hadiah jika mendapat nilai bagus, takut pada binatang setelah pengalaman, dan terbiasa melakukan suatu perilaku.
2) Contoh penerapan teori belajar kognitif meliputi pengajaran dengan memberikan penjelasan teori dan contoh soal, siswa belajar sendiri setelah intruksi, dan evaluasi
Pendekatan humanistik dalam konseling fokus pada potensi individu untuk memilih dan mengambil keputusan secara mandiri. Teori ini menekankan penerimaan diri, hubungan yang mendukung, dan pertumbuhan pribadi untuk mencapai potensi maksimal.
Pertemuan ke-4 Tipologi Konstitusi,Temperamen dan KebudayaanVivia Maya Rafica
Dokumen tersebut membahas berbagai tipologi kepribadian yang dibedakan berdasarkan konstitusi fisik, temperamen, dan budaya. Beberapa tipologi konstitusi fisik yang dijelaskan adalah tipologi Hippocrates-Galenus, Kretschmer, dan William H. Sheldon. Sedangkan tipologi temperamen meliputi tipologi Plato, Queyrat, dan Heymans. Terakhir, dibahas pula tipologi kepribadian berdasarkan budaya menurut beberapa tok
Tes kognitif dan non-kognitif memberikan ringkasan mengenai pengertian, jenis, dan contoh soal tes kognitif dan non-kognitif. Tes kognitif digunakan untuk mengukur kemampuan intelektual seseorang melalui soal objektif dan esai, sedangkan tes non-kognitif mengukur sifat kepribadian dengan kuesioner, wawancara, skala, dan portofolio.
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
1) Beberapa contoh penerapan teori belajar operant conditioning dan classical conditioning dalam kehidupan sehari-hari seperti mendapat hadiah jika mendapat nilai bagus, takut pada binatang setelah pengalaman, dan terbiasa melakukan suatu perilaku.
2) Contoh penerapan teori belajar kognitif meliputi pengajaran dengan memberikan penjelasan teori dan contoh soal, siswa belajar sendiri setelah intruksi, dan evaluasi
Dokumen tersebut membahas tentang proses berfikir dan pemecahan masalah. Terdapat penjelasan mengenai berbagai jenis kegiatan berfikir seperti berfikir asosiatif, terarah, kritis, dan kreatif. Juga dijelaskan strategi dan tahapan dalam memecahan masalah."
Alat tes big five lengkap dengan skoring big fiveebookku
Paket alat tes Big Five lengkap dengan aplikasi skoring untuk mengukur lima dimensi kepribadian seseorang sesuai teori Big Five yaitu ekstraversi, kerjasama, kesungguhan, neurotisme, dan keterbukaan agar ditempatkan pada pekerjaan yang tepat, dijual secara online dengan harga Rp 50.000 untuk mendapatkan password unduhan file digital tes dan aplikasinya.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tiga jenis pengaruh sosial yaitu konformitas, compliance, dan obedience yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam masyarakat. Konformitas adalah penyesuaian diri seseorang dengan norma kelompok, compliance adalah pemenuhan permintaan orang lain, sedangkan obedience adalah kepatuhan terhadap perintah otoritas.
Dokumen tersebut membahas mengenai bias dan konfounding dalam uji klinik. Secara singkat, dokumen menjelaskan beberapa jenis error seperti random error dan systematic error yang dapat memengaruhi validitas penelitian. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis bias seperti selection bias, information bias, dan confounding serta berbagai cara untuk menghindari terjadinya bias tersebut seperti desain penelitian yang tepat dan analisis statistik.
Dokumen tersebut merangkum tiga teknik uji normalitas data, yaitu uji kertas peluang normal, uji Chi-Kuadrat, dan uji Lilliefors. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sebelum melakukan analisis lebih lanjut. Dijelaskan pula langkah-langkah dan contoh soal pada masing-masing teknik uji normalitas.
1. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan apakah beberapa sampel independen berasal dari populasi yang sama atau berbeda.
2. Metode pengujiannya melibatkan penggantian nilai data dengan peringkat dan menghitung statistik uji H untuk dibandingkan dengan nilai kritis.
3. Jika H lebih besar dari nilai kritis, maka ditolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, dan testis. Masing-masing kelenjar memproduksi hormon tertentu dan berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh.
Teks tersebut membahas tentang sikap (attitude). Terdapat 3 komponen utama sikap yaitu komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen-komponen ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk sikap seseorang terhadap suatu objek. Teks juga menjelaskan proses terbentuknya sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta membedakan antara sikap sosial
Dokumen tersebut membahas tiga tingkat perilaku organisasi, yaitu tingkat individual, kelompok, dan organisasi. Pada tingkat individual dibahas model perilaku yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja seperti desain pekerjaan, motivasi, dan nilai. Kelompok dibahas perilaku antar anggota dan pengaruhnya terhadap produktivitas. Tingkat organisasi dibahas faktor-faktor seperti kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan yang memp
Dokumen tersebut membahas tentang proses berfikir dan pemecahan masalah. Terdapat penjelasan mengenai berbagai jenis kegiatan berfikir seperti berfikir asosiatif, terarah, kritis, dan kreatif. Juga dijelaskan strategi dan tahapan dalam memecahan masalah."
Alat tes big five lengkap dengan skoring big fiveebookku
Paket alat tes Big Five lengkap dengan aplikasi skoring untuk mengukur lima dimensi kepribadian seseorang sesuai teori Big Five yaitu ekstraversi, kerjasama, kesungguhan, neurotisme, dan keterbukaan agar ditempatkan pada pekerjaan yang tepat, dijual secara online dengan harga Rp 50.000 untuk mendapatkan password unduhan file digital tes dan aplikasinya.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Makalah ini membahas tiga jenis pengaruh sosial yaitu konformitas, compliance, dan obedience yang mempengaruhi tingkah laku individu dalam masyarakat. Konformitas adalah penyesuaian diri seseorang dengan norma kelompok, compliance adalah pemenuhan permintaan orang lain, sedangkan obedience adalah kepatuhan terhadap perintah otoritas.
Dokumen tersebut membahas mengenai bias dan konfounding dalam uji klinik. Secara singkat, dokumen menjelaskan beberapa jenis error seperti random error dan systematic error yang dapat memengaruhi validitas penelitian. Dokumen juga menjelaskan berbagai jenis bias seperti selection bias, information bias, dan confounding serta berbagai cara untuk menghindari terjadinya bias tersebut seperti desain penelitian yang tepat dan analisis statistik.
Dokumen tersebut merangkum tiga teknik uji normalitas data, yaitu uji kertas peluang normal, uji Chi-Kuadrat, dan uji Lilliefors. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal sebelum melakukan analisis lebih lanjut. Dijelaskan pula langkah-langkah dan contoh soal pada masing-masing teknik uji normalitas.
1. Uji Kruskal-Wallis digunakan untuk menentukan apakah beberapa sampel independen berasal dari populasi yang sama atau berbeda.
2. Metode pengujiannya melibatkan penggantian nilai data dengan peringkat dan menghitung statistik uji H untuk dibandingkan dengan nilai kritis.
3. Jika H lebih besar dari nilai kritis, maka ditolak hipotesis nol bahwa tidak ada perbedaan antara kelompok.
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang menghasilkan hormon. Kelenjar-kelenjar tersebut antara lain hipotalamus, hipofisis, tiroid, paratiroid, adrenal, pankreas, ovarium, dan testis. Masing-masing kelenjar memproduksi hormon tertentu dan berperan dalam proses metabolisme, pertumbuhan, dan perkembangan tubuh.
Teks tersebut membahas tentang sikap (attitude). Terdapat 3 komponen utama sikap yaitu komponen kognitif, afektif, dan perilaku. Komponen-komponen ini saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain dalam membentuk sikap seseorang terhadap suatu objek. Teks juga menjelaskan proses terbentuknya sikap dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta membedakan antara sikap sosial
Dokumen tersebut membahas tiga tingkat perilaku organisasi, yaitu tingkat individual, kelompok, dan organisasi. Pada tingkat individual dibahas model perilaku yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja seperti desain pekerjaan, motivasi, dan nilai. Kelompok dibahas perilaku antar anggota dan pengaruhnya terhadap produktivitas. Tingkat organisasi dibahas faktor-faktor seperti kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan yang memp
Dokumen tersebut membahas tiga tingkat perilaku organisasi, yaitu tingkat individual, kelompok, dan organisasi. Pada tingkat individual dibahas model perilaku yang mempengaruhi kinerja dan kepuasan kerja seperti desain pekerjaan, motivasi, dan nilai-nilai. Sedangkan pada tingkat kelompok dibahas perilaku antar anggota dan pengaruhnya terhadap produktivitas. Pada tingkat organisasi dibahas faktor-faktor seperti kepemimpinan,
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9novyaindri29
Makalah ini membahas tentang sikap dalam psikologi sosial. Sikap didefinisikan sebagai evaluasi terhadap objek, isu, atau orang yang bersifat positif atau negatif. Sikap terbentuk dari pengalaman dan pembelajaran seseorang, dan memiliki tiga komponen utama: afektif (perasaan), kognitif (pemikiran), dan perilaku. Sikap berfungsi untuk mencapai tujuan, melindungi ego, dan menge
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sikap, ciri-ciri sikap, komponen sikap, sumber-sumber pembentukan sikap, dan pengukuran sikap menggunakan skala Thurstone, Likert, dan Guttman."
Bab ini membahas konsep-konsep perilaku organisasi seperti sikap, persepsi, kepribadian, pembelajaran, dan stres. Sikap dipengaruhi oleh komponen kognitif, afektif, dan perilaku, serta mempengaruhi persepsi. Kepribadian memengaruhi sikap dan perilaku melalui karakteristik seperti keterbukaan dan keramahan. Pembelajaran dapat terjadi melalui pengalaman, dan stres dapat dikelola melalui sindrom
Dokumen tersebut membahas tentang berpikir kritis, dimulai dari definisi berpikir kritis menurut beberapa ahli, karakteristik berpikir kritis, indikator dan langkah-langkah berpikir kritis. Dokumen ini menyimpulkan bahwa berpikir kritis merupakan potensi intelektual yang dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran, dan penting bagi setiap orang untuk tidak hanya belajar berpikir kritis tet
Chapter 3 dasar dasar perilaku individuAndi Iswoyo
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar perilaku individu dan organisasi, meliputi sikap, kepribadian, persepsi, dan pembelajaran. Konsep-konsep tersebut dijelaskan beserta teori-teori yang mendukungnya seperti teori kognitif, model lima besar kepribadian, tipologi Holland, teori atribusi, dan proses pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang metodologi penelitian ekonomi Islam yang mencakup beberapa tahapan seperti penemuan masalah, desain penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta kesimpulan. Dibahas pula tentang jenis masalah penelitian, kriteria masalah yang baik, sumber penemuan masalah, perumusan masalah, telaah teori dan penelitian terdahulu, serta pengembangan hipotes
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sikap dan pengembangannya. Sikap didefinisikan sebagai kesediaan untuk bereaksi secara positif atau negatif terhadap suatu objek, yang terdiri atas komponen kognitif, afektif, dan konatif. Sikap dapat berubah melalui pengalaman dan pembiasaan, namun cenderung tetap. Dokumen ini juga membahas metode pengukuran sikap, baik secara langsung ma
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docMahasiswa
Dokumen tersebut membahas tentang studi eksploratoris karakter keguruan profesional yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa PGSD. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian sikap, pembentukan sikap, struktur sikap, fungsi sikap terhadap perilaku manusia, dan dinamika perubahan sikap. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas tentang ciri-ciri guru profesional dan beberapa hasil penelitian
Study eksploratoris karakter keguruan profesional.docdanisyarkani
Dokumen tersebut membahas tentang studi eksploratoris karakter keguruan profesional yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa PGSD. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian sikap, pembentukan sikap, struktur sikap, fungsi sikap terhadap perilaku manusia, dan dinamika perubahan sikap. Selain itu, dokumen tersebut juga membahas tentang ciri-ciri guru profesional dan beberapa hasil penelitian
Dokumen tersebut membahas tentang metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif berfokus pada data berupa angka dan statistik, sedangkan penelitian kualitatif berfokus pada data non-numerik yang disajikan secara naratif. Dokumen ini juga membandingkan perbedaan pendekatan, asumsi, tujuan, dan peran peneliti antara kedua jenis penelitian.
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Organisasi Publik (Bagian 3)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-from strategy (Bagian 2)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Memahami Organisasi dan Desain Organisasi-Pengantar (bagian 1)Seta Wicaksana
Hingga sekitar 20 tahun yang lalu, perusahaan mengalami desain ulang organisasi setiap beberapa tahun atau bahkan dekade.
Kebanyakan eksekutif puncak mungkin hanya memiliki pengalaman beberapa kali dalam karier mereka.
Namun, otomatisasi dan tekanan persaingan mulai mempercepat laju perubahan organisasi.
Dalam presentasi ini, kami mengeksplorasi model organisasi tradisional dan bagaimana model tersebut digunakan untuk menyelaraskan struktur dan operasi dengan strategi bisnis.
Kami akan menunjukkan bagaimana model tersebut masih dapat berfungsi sebagai alat diagnostik untuk memahami di mana berbagai faktor organisasi mungkin tidak seimbang.
Kemudian, kami akan menunjukkan bagaimana organisasi telah beralih dari model statis untuk diagnostik dan penyelarasan ke model fleksibel yang membantu organisasi beradaptasi terhadap perubahan yang dinamis dan berkelanjutan.
Materi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Bagian 1 Organizations and Organizations Theory
Bagian 2 From Strategy to Organization Design and Effectiveness
Bagian 3 Public Organization
Organizational Transformation Lead with CultureSeta Wicaksana
Transformation is even harder than we thought
“Only 22% of companies successfully carry out transformation. The failure rate was 78%.”
“Often the business value of digital transformation is not realized. One of the most common causes is an abundance of technology projects, not a true business culture transformation”
- Phil Le-Brun, Enterprise Strategist, AWS
Perspektif Psikologi dalam Perubahan OrganisasiSeta Wicaksana
“Perubahan organisasi merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan dinamis. Perubahan tidak berhenti ketika sebuah inisiatif perubahan telah sukses diimplementasikan, tapi akan selalu terjadi perubahan karena lingkungan yang terus menerus berubah.” – Seta A. Wicaksana
“Perubahan hadir karena adanya ketidaksempurnaan, sedangkan ketidaksempurnaan itu adalah ruang untuk belajar, tumbuh dan berkembang, …
itulah yang Sempurna.” – Seta A. Wicaksana
Organizational Structure Running A Successful BusinessSeta Wicaksana
Every company needs an organizational structure—whether they realize it or not.
The organizational structure is how the company delegates roles, responsibilities, job functions, accountability, and decision-making authority.
The organizational structure often shows the “chain of command” and how information moves within the company.
Have an organizational structure that aligns with your company’s goals and objectives.
This article describes the various organizational structures, the benefits of creating one for your business, and specific elements that should be included.
Ten Organizational Design Models to align structure and operations to busines...Seta Wicaksana
Up until about 20 years ago, companies experienced organizational redesign every few years or even decades.
Most top executives would have the experience perhaps only a few times in their careers.
However, automation and competitive pressures had begun to accelerate the pace of organizational change.
In this presentation, we explore traditional organizational models and how they have been used to align structure and operations to business strategies.
We will show how those models can still operate as diagnostic tools to understand where various organizational factors can be out of balance.
Then, we will show how organizations have shifted from static models for diagnostics and alignment to flexible models that help organizations adapt to continuous, dynamic change.
Understanding Business Function and Business ProcessSeta Wicaksana
Enterprise Resource Planning (ERP) programs: Core software used by companies to coordinate information in every area of business
Help manage companywide business processes
Use common database and shared management reporting tools
Business process: Collection of activities that takes some input and creates an output that is of value to the customer
HC Company Profile 2024 Excellence JourneySeta Wicaksana
Humanika Consulting is an HRD and Management consultant brand under the auspices of PT Humanika Amanah Indonesia. As a brand, Humanika Consulting, which was established in 2004, started its career in developing human resources through training program activities using an outdoor activity (Outbound) approach. The Experiential Learning method is promoted in developing people through continuous change so that the S.O.B.A.T. (Semua Orang Bisa Hebat) becomes a platform in the change process, namely Start, Order, Breakthrough, Accelerate, and Transform.
To anticipate high demands regarding Individual Assessment, Humanika Consulting has innovated to create a web-based application and has parameters (Job-Person Profile Matching), by having a subsidiary, PT Humanika Bisnis Digital, which a subsidiary that concentrates on Big Data and research related to HR. in 2019.
Business Strategy Creating and Sustaining Competitive AdvantagesSeta Wicaksana
Effective strategies in an environment of constant change are a key requirement for success.
Corporate strategy: Deciding on the scope and purpose of the business, its objectives, and the initiatives and resources necessary to achieve the objectives.
Strategic Management Organization objective with Appreciative InquirySeta Wicaksana
To introduce the philosophy, practice and process of Appreciative Inquiry so that you can apply it to your setting objectives in strategic management.
Appreciative inquiry (AI) is a positive approach to leadership development and organizational change. The method is used to boost innovation among organizations.
A company might apply appreciative inquiry to best practices, strategic planning, and organizational culture, and to increase the momentum of initiatives.
Developing Organization's Vision, Mission and ValuesSeta Wicaksana
Together, the vision, mission, and values statements provide direction for everything that happens in an organization.
They keep everyone focused on where the organization is going and what it is trying to achieve. And they define the core values of the organization and how people are expected to behave.
Creating a mission, values and vision makes a statement as to how a company and its personnel will interact with the consumer, its colleagues and even competitors.
The value, mission and vision statements of a company are the foundation on which all business is conducted and decisions are made.
The Future of Business, Organization and HRMSeta Wicaksana
In an ever-evolving global landscape, the realm of business development is undergoing a profound transformation.
The convergence of technological advancements, shifting consumer preferences, and dynamic market conditions has created a paradigm shift that promises to reshape the way businesses approach growth and expansion.
The future of business development is not only about adapting to change but also about harnessing emerging trends and innovations to thrive in an increasingly competitive environment.
To better organize a business in the future, leaders should embrace nine imperatives that collectively explain “who we are” as an organization, “how we operate,” and “how we grow.”
Transformasi menuju SDM Unggul dalam Era VUCASeta Wicaksana
Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul adalah bagian dari proses dan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Saat ini Indonesia menghadapi tantangan untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain yang telah lebih dahulu maju. Tantangan menjadi lebih berat karena saat ini berada di era VUCA yaitu Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity.
Kita hidup di dunia dengan perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit dikontrol, dan kompleks. Mustahil kita mampu mencapai kemajuan dan kemandirian bangsa apabila kita mengabaikan pembangunan yang semestinya bertitik berat pada keunggulan sumber daya manusia. Hanya melalui SDM unggul kita akan mampu menghadapi era VUCA ini dan mampu berkompetisi dengan bangsa–bangsa lain. Era VUCA harus kita hadapi dengan mencetak SDM unggul Indonesia.
SDM unggul adalah SDM yang mampu beradaptasi, menerima dan merangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan yang tidak dapat diprediksi. Di samping itu, SDM unggul juga adalah SDM yang mampu memahami sekaligus melaksanakan tugas pekerjaannya secara tuntas dan berkualitas dengan visi kerja yang jelas dalam menghadapi tantangan dan ketidakpastian, yang mampu berkolaborasi dan bersinergi secara efektif dengan kolega, tim kerja, dan menjadi insan penggerak perubahan dan inovasi dalam menghadapi kompleksitas persoalan organisasi. SDM unggul juga diharapkan mampu mengatasi ambiguitas dengan agilitas serta memiliki ketangkasan dan kecerdasan dalam menjalankan tugas pekerjaannya.
Using Workload Analysis for Manpower PlanningSeta Wicaksana
Mengapa Manpower Planning dibutuhkan:
Membantu mengidentifikasi kekurangan atau kelebihan tenaga kerja, sehingga memungkinkan perusahaan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi masalah ini sebelum menjadi masalah.
Memastikan bahwa program rekrutmen dan seleksi didasarkan pada perencanaan tenaga kerja untuk mendapatkan hasil terbaik.
Membantu mengurangi biaya tenaga kerja dengan mengidentifikasi kelebihan staf atau jadwal shift kelebihan staf.
Membantu mengidentifikasi talenta yang tersedia dalam angkatan kerja, seperti pekerja terampil, dan membuat rencana pengembangan untuk mereka.
Membantu mengoptimalkan penggunaan sumber daya manusia yang ada, sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah.
Membantu meningkatkan kepuasan karyawan dengan memastikan bahwa tenaga kerja yang ada terlibat dalam pekerjaan yang bermakna.
The Talent Management Navigator Performance ManagementSeta Wicaksana
Effective Performance Management supports the achievement of both individual and business objectives. Through the Performance Management Process:
Employees understand how the work they are doing supports the broader goals of the organization
Employees understand what is expected of them, how they’re performing against those expectations, and how they can continue to improve their performance and contributions to advance their own career and business objectives
Managers provide feedback and coaching throughout the year to support employees in sustaining and improving their performance and developing their capabilities in alignment with their career goals
Employees and managers maintain on-going communications about performance and development progress and use the Company’s approved documents and/or technology to document progress
“Most companies still earn profits per employee at close to the same low levels earned in the 20th century because they have not become very adept at mobilizing the mind power of their workforces.
As a comparison, the average top-30 company increased profits per employee 70 percent
The target should be to improve profits per employee by 30 to 60 percent or more. “
“The opportunities to improve the performance of workers just from increased efficiency alone are huge: Surveys show that a majority of workers in thinking-intensive jobs in large companies feel they waste from half a day to two days out of every workweek...
The opportunities to improve the effectiveness of such workers are even larger. The opportunities to mobilize the latent intangible assets (that is, knowledge, skills, relationships and reputations) of a company’s workforce are vast.”
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through coachingSeta Wicaksana
Teamwork is important because it promotes a positive work environment where employees can achieve more opportunities and overcome more obstacles.
Businesses and organizations need teamwork the most when a project is time-sensitive and requires a diverse set of skills and experiences.
Teamwork can improve efficiency and productivity.
Efficiency rules when work is appropriately divided within a team, responsibilities are shared, and tasks are more likely to be finished within a set time frame. Good teamwork also enhances group outcomes and the measurable effectiveness of organizations.
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through LeadingSeta Wicaksana
A productive leader can help to improve efficiency by getting the most out of their team.
Leaders can help improve efficiency by ensuring everyone is working towards the same goal and doing what they do best.
They can provide guidance and direction and delegate tasks to make the most of everyone's strengths.
Someone who leads by example can expect to receive trust and respect from their team.
Superiors see them as someone who is capable of running a team, and employees see them as trusted mentors.
A trusted leader can also inspire teammates to respect and trust each other.
Changing Group to High Performing Teams with SOBATWAY through ParticipatingSeta Wicaksana
Why is participation important in teams?
Increases productivity
No matter how you measure it, participation promotes productivity by helping teams work through problems, ideate different solutions, raise potential roadblocks, and communicate goals more clearly.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
2. SIKAP
Mengapa Sikap ?:
- Suatu predisposisi (perilaku), konsep paling klasik
dalam pengukuran di bidang sosial – prinsip dan
pengukuran kemudian banyak juga diterapkan ke hal
lain: belief, nilai, bahkan test-test kepribadian
(traits)
- Masalahnya :
Definisi & konsep Sikap : beragam tergantung
theoretical Approach
Penskalaan (scaling) - scale construction
3. SIKAP
- Direct or indirect method ?
Misal : mengapa tidak tanya langsung: bagaimana
sikap anda terhadap Aborsi ?
Persoalan dengan direct: tidak mau terus
terang, takut di”hukum”, terlalu global, tidak terlalu
mengerti dengan konsep yang ditanya.
Ada usulan untuk melihat manifestasi sikap dg
perilaku langsung.
Studi La Piere (1934) – hubungan sikap perilaku ---
tidak langsung
4. SIKAP & PERILAKU
Definisi: (dalam Azwar. 1988)
Suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi
sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respons
terhadap stimuli sosial yang telah terkondisi
ÀTTITUDE STATEMENT
6. Variabel Variabel denpenden yang dapat diukur
indenpenden Variabel intervening
yang dapat
diukur Respons syaraf
simpatis
AFEK
Pernyatnaan lisan
tentang afek
Respon Perseptual
STIMULUS (individu,
situasi, issu, sosial, Pernyataan Lisan
SIKAP Kognisi
kelompok, dan obyek tentang keyakinan
sikap lainnya)
Tindakan yang tampak
Perilaku Pernyatan lisan mengenai
perilaku
Konsepsi skematik Rosenberg & Hovlan mengenai sikap (adaptasi Fisben & Ajzen,
1975
7. Behavioral
Beliefs & Attitude
outcomes toward the
evaluation behavior
Normative
Beliefs & Subjective Behavioral
Motivation to Intention Behavior
Norm
comply
Beliefs about
ease or Perceived
difficulty of Behavioral
control Control
behavior
Theory of Planned Behavior (Ajzen, 1985)
8. ATTITUDE STATEMENT
13 Kriteria Informal Edward
1. Jangan menulis pernyataan yang membicarakan mengenai
kejadian yang telah lewat kecuali kalau obyek sikapnya
berkaitan dengan masa lalu.
2. Jangan menulis pernyataan yang berupa fakta ataupun
dapat ditafsirkan sebagai fakta
3. Jangan menulis pernyataan yang dapat menimbulkan lebih
dari satu penafsiran
4. Jangan menulis pernyataan yang tidak relevan dengan
obyek psikologisnya
9. ATTITUDE STATEMENT
13 Kriteria Informal Edward
5. Jangan menulis pernyataan yang sangat besar
kemungkinannya akan disetujui oleh hampir semua orang
atau bahkan hampir tak seorangpun akan menyetujuinya
6. Pilihlah pernyataan-pernyataan yang diperkirakan akan
mencakup keseluruhan liputan skala afektif yang
diinginkan
7. Usahakan agar setiap pernyataan dditulis dalam bahasa
yang sederhana, jelas, lugas dan langsung. Jangan
menuliskan pernyatatan dengan menggunakan kalimat -
kalimat yang rumit
8. Setiap pernyataan hendaknya ditulis ringkas dengan
menghindari kata-kata yang tidak diperlukan dan tidak
akan memperjelas isi pernyataan.
10. ATTITUDE STATEMENT
13 Kriteria Informal Edward
9. Setiap pernyataan berisi satu ide (gagasan) yang lengkap
10. Pernyataan yang berisi unsur universal seperti “Tidak
pernah”, “semuanya”, “selalu”, “tak seorangpun”, dan
semacamnya , seringkali menimbulkan penafsiran yang
berbeda-beda dan karenanya sedapat mungkin dihindari.
11. Kata-kata seperti “hanya”, “sekedar”, “semata -mata”, dan
semacamnya harus digunakan seperlunya saja dan dengan
berhati-hati agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran
isi pernyataan.
12. Jangan menggunakan kata atau istilah yang mungkin tidak
dapat dimengerti oleh para responden
13. Hindarkan pernyataan yang berisi kata negatif ganda
11. QUESTION AND STATEMENT
- Beda antara “pertanyaan”dan “pernyataan
Harap dibedakan antara kuesioner yang berisi
pertanyaan dan pernyataan
PERTANYAAN Vs PERNYATAAN
_ Memerlukan jawaban
-Memerlukan “respon”
- Lebih obyektif; misal
-Lebih Subyektif
menyangkut fakta
- dirancang untuk membentuk
- tidak dirancang untuk
suatu “SCALE”
membentuk skala (bisa
berupa aitem-aitem - perlu perhitungan validitas,
terpisah) reliabilitas (analisa item)
-Tidak perlu analisa item
12. SKALA SIKAP
ATAU SKALA (KONSTRUKS) PSIKOLOGIK LAIN :
BELIEF, NILAI, TRAIT, DLL
STIMULUS: TEKNIK
PERNYATAAN- PENSCALAAN
PERNYATAAN
Terdiri dari Multiple item
SCALE
13. PERANCANGAN SKALA SIKAP
1. Penentuan tujuan (skala) apa yang akan
diukur sikap, belief, nilai, trait tertentu,
kecenderungan lainnya – Konstruk apa yang
ingin diukur
2. Perjelas konsep, batasan, pendekatan teori
3. Definisi secara operasional dalam bentuk
indikator perilaku - Pembatasan konsep
sikap
4. Penentuan dan pembatasan obyek sikap
14. BATASAN KOMPONEN OBJEK SIKAP
(MATRIKS)
Ranah/aspek Komponen Jumlah
aspek A kognitif afektif konatif
aspek B
aspek C
aspek D
…dst
15. KONTINUM:
FISIK VS PSIKOLOGIS
Continum : suatu rangkaian atau deretan suatu pengukuran
yang tersusun menurut atura (order) tertentu.
Tujuan : scale adalah untuk mengurut “obyek”
Mulai dari rendah – tinggi, misal :cm, kg (dalam kontinum fisik)
-- misal kita perlu “scale”(timbangan berat adan misalnya)
Obyektif -- SKALA FISIK
Sangat akurat, valid, reliabel
16. BAGAIMANA DENGAN SKALA PSIKOLOGIS ?
Misal: berat kita dekati dengan “Judgement” - 5 orang secara
bergantian mengurut
Kemudian dirata-rata : perkiraan subyektif dibuat kontinum
- SKALA PSIKOLOGIS
18. Likert scale
Method of summated ratings
AsumsI:
1. Skor (Kontinum interval) adalah pada pada tingkat total skor,
bukan pada item.
2. Item dianggap ordinal
3. Setiap item yang ditulis harus dapat dikategorikan sebagai item
favorable atau unfavorable
4. Sehingga nilai skala dari masing-masing item tidak dinilai dari
nilai stimulusnya seperti pada thurstone, tapi dari distribusi
respons
19. Likert scale
Method of summated ratings
5. Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap +
harus diberi bobot (skor) yang lebih tinggi dibanding individu yang
mempunyai sikap negatif
6. Karena skor total merupakan indikasi sikap + atau -, karenanya
item-item yang membentuknya harus “selaras”dengan
kecenderungan total skor
7. Sehingga pernyataan-pernyataan yang baik harus berkorelasi
dengan total skor (internal consistency)
8. Item yang bagus juga harus bisa membedakan antara respson +
dengan respon -
20. LANGKAH PEMBUATAN SKALA LIKERT:
1. Rumuskan skala sikap yang ingin dikembangkan (gunakan teori
yang jelas, indikator sikap, dimensi dan ranah (kognitif, afeksi,
konatif)
2. Gunakan 13 kriteria informal Penulisan Item dari Edwards
3. Siapkan kurang lebih 5 atau 6 kali dari jumlah item yang
direncanakan akan digunakan dalam skala
4. Lakukan uji coba pada sejumlah subyek
5. Hitung nilai t (indeks discriminasi)
6. Atau hitung nilai korelasi item-total pada menu reliabilitas di SPSS
7. Pilih item yang r dan t nya tinggi
21. REFERENCE
Edward, A (1957), Technique of Attitude Scale . New York:
Appleton-Centur y -Crof,Inc
Azwar, Saifuddin. (1988). Sikap manusia : Teori dan
pengukurannya. Yogyakar ta. Pustaka Pelajar.
Eagly.A .H & Chaiken,S (1993). The Psychology of Attitude . New
York:Harcour t Brace College Publisher.
Osgood, Suci & Tanembaum. (1957). Measurement of
meaning. Urbana: Univer sity of Illinois