SlideShare a Scribd company logo
SIKAP
AFIFAH HASANI
ASTRI ANDARINI
AYU MAULIDIDINA
VIDYA TIARA
Pengertian Sikap
G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan
mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau
terarah terhadap respons individu pada semua objek dan
situasi yang berkaitan dengannya.
Krench dan Crutchfield : yang sangat mendukung perspektif
kognitif, mendefinisikan sikap sebagai “organisasi yang
bersifat menetap dari proses motivasional, emosional,
perceptual, dan kognitif”.
Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian
sikap, tetapi berdasarkan pendapat - pendapat
tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap
respons individu, organisasiyang bersifat menetap
dari proses motivasional, emosional, perceptual,
dan kognitif.
Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk
merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
obyek atau situasi.
Ciri-ciri Sikap
Ciri-ciri sikap menurut Gerungan (2004) dalam
psikolog social adalah sebagai berikut :
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari.
b. Sikap berubah-ubah sesuai dengan keadaan.
c. Dalam sikap selalu terjadi hubungan subyek-subyek,
tidak ada sikap tanpa obyek.
d. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah
terpenuhi.
e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat
bermacam-macam sesuai dengan banyak obyek yang
dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
Definisi dan Konsep Tingkah
laku
- Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang
seseorang itu lakukan dan katakan.
- Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau
reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” (
Stimulus – Organisme – Respon). ,
perilakudibedakanmenjadidua :
a. Perilaku tertutup (convert behavior)
b. Perilaku terbuka (overt behavior)
Ciri-ciri tingkah laku:
a. Apa yang orang katakan dan lakukan
(Actions)
b. Mempunyai satu atau lebih dimensi
(Dimention)
yang
boleh
diukur
(Kekerapan, tempo masa, intensiti, latensi)
c. Boleh
mengamati,
dan
direkam
(Observable and Measurable)
d. Mempunyai efek kepada persekitaran(hubungan antara tingkah laku dengan
peristiwa dipersekitaran) dalam bentuk
overt or covert.
Komponen Sikap
1. Komponen Kognitif (komponen perseptual)
Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubung
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek
sikap.
2. Komponen Afektif (komponen emosional)
Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau
tidak senang terhadap objek sikap, berkaitan dengan nilainilai.
3. Komponen Konatif ( komponen perilaku)
Komponen yang berhubungan dengan tendensi bertindak
terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas
sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan
bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap
Fungsi Sikap
Fungsi penyesuaian diri
Bahwa orang cenderung mengembangkan sikap
yang akan membantu untuk mencapai tujuannya
secara maksimal.
Fungsi pertahanan diri
Bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari
keharusan untuk mengakui kenyataan tentang
dirinya. Sikap melingdungi diri, menutupi kesalahan,
agresi dsb, dalam rangka mempertahankan diri
Fungsi ekspresi nilai
Bahwa sikap membantu ekspresi positif nilainilai dasar seseorang, memamerkan citra dirinya
dan aktualisasi diri.
Fungsi pengetahuan
Sikap membantu memahami lingkungan
(sebagai skema), Bahwa sikap membantu
seseorang
menetapkan
standar
evaluasi
terhadap sesuatu hal.
SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN SIKAP
1. Faktor Sosialisasi
Pengalaman hidup memainkan peranan
penting dalam membentuk dan mempengaruhi
sikap individu. Hal ini dikeranakan segala
pengalaman yang telah dilalui tersebut akan
tersimpan di dalam memori atau ingatan
mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat
tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya
berbeda antara satu individu dengan individu
yang lain
2. Faktor Pengalaman Hidup
memainkan peranan penting dalam membentuk
dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini
dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui
tersebut akan tersimpan di dalam memori atau
ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saatsaat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya
berbeda antara satu individu dengan individu yang
lain. Kadang-kadang melalui pengalaman ini juga
akan menyebabkan seseorang mempunyai
keyakinan lebih terhadap sesuatu perkara.
3. Hasil Pengamatan yang
Berpanjangan
Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan
bahwa penelitian dapat mengubah asumsi
kita terhadap suatu masalah. Kajian tersebut
menunjukkan
bahwa
hanya
dengan
pengamatan yang berpanjangan atau
berulangkali terhadap sesuatu masalah baru
sudah mencukupi untuk menjadikan masalah
tersebut lebih disukai. Hal ini karena terdapat
kaitan dan hubungan antara diri dan sikap
dalam pembentukan tingkah laku seseorang.
Terbentuknya Sikap
Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk sepanjang
perkembangan individu
Faktor internal:
1. Fisiologis
2. Psikologis
Objek Sikap
Sikap

Faktor
Eksternal :
1. Pengalaman
2. Situasi
3. Norma-norma
4. Hambatan
5. Pendorong

Reaksi
Perubahan Sikap Spontan
• Memikirkan objek sikap secara mendalam
cenderung akan membuat sikap menjadi lebih
ekstrim.
• Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan
kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan
keyakinan kita cenderung menjadi konsisten.
• Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan
sesuatu isu akan melahirkan sikap yang lebih
terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan
seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang
konsisten.
• Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan
mempolarisasikan sikap hanya ketika orang
memiliki skema tetntang suatu isu.
• Menguji implikasi ini, Chaiken dan Yates pada tahun
1985 meneliti dua kelompok orang:
Sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang
konsisten tentang suatu isu (hukuman mati) dan
sebagian tidak punya. Setiap orang menulis esai
tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak relevan
(sensor). Hanya partisipan dengan tingkat
konsistensi tinggi yang menulis esai tentang
hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih
ekstrim terhadap isu itu.
Persistensi Perubahan
• Secara umum, memori detail argumen akan
pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara
lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan
sikap tidak selalu bergantung pada retensi detail
argument.
• Satu faktor panting
apakan penerima
komunikasi itu kemudian ingat pada petunjukpetunjuk yang penting.
• Sleeper Effect adalah perubahan sikap
yang tetundan yang tidak segera kelihatan
setelah menerima komunikasi.
• Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk
membujuk.
Ketika Sikap Gagal Diubah: Resistensi
Terhadap Persuasi
Reaktansi: Melindungi
Kebebasan Pribadi Kita

Penghindaran
Selektif

•Pertahanan Aktif
terhadap Sikap Kita yang
Sudah Ada:
Penyanggahan
pandangan yang
berlawanan.

Faktor
Menolak
Persuasi

•Peringatan:
Pengatahuan Awal akan
Intense Persuasi

Bias Asimilasi dan
Polarisasi Sikap
HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT
DAN PERILAKU MANUSIA
• Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses
pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan
berdampak sebagai berikut:
1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum
tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu.
2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi
juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita
mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan
aturan yang berlaku dimasyarakat.
3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama normanorma subjektif membentuk suatu intensi atau niat
untuk berperilaku tertentu.
Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku
adalah sikap sosial yang dilakukan dengan cara
berulang-ulang pada kegiatan yang sama
Disebut:

kebiasaan
motif merupakan
dorongan
keinginan dan hasrat yang berasal dari
dalam diri
nilai-nilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan
pendorong dan kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau
penyuluhan dan informasi
TIDAK
LANGSUNG

LANGSUNG

PENGUKURAN
SIKAP
Skala THURSTONE

Skala GUTTMAN

Skala LIKERT
LANGSUNG
pengukuran secara langsung dimana individu secara
langsung diminta pendapatnya terhadap suatu hal
atau fenomena sosial yang dihadapkan pada dirinya.
Biasanya masalah yang dihadapi pada teknik
pengukuran ini adalah apakah individu menjawab
pertanyaan dengan jujur.
CONTOH : Wawancara
Tidak Langsung
Untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang
terhadap keadaan sekitarnya.
Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik
yang proyektif maupun non proyektif. Misal dengan
tes : Rorschahch, TAT
Biasanya tes ini berupa beberapa item yang
disusun secara sistematis, selektif, dan dengan
kriteria tertentu.
Skala THURSTONE
Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi
yaitu ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan
interval skala sama.
Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang
disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang
favorable sampai yang paling unfavorable.

Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek dalam
suatu formulir (form).
setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama.
Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda
terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan
nomor pernyataan di dalam tanda kurung.
(

) 1. Saya senang belajar matematika

(

) 2. Matematika adalah segalanya buat saya

(

) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika

(

) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif

(

) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika

(

) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang
studi
lain

(

) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam
matematika

(

) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan

(

) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
Skala LIKERT
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta
persepsi seseorang tentang suatu fenomena
sosial.
Jawaban setiap item yang menggunakan Skala
Likert mempunyai variasi dari sangat positif
sampai sangat negatif
Skala Likert biasanya untuk mengukur kesetujuan
dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu
objek.
A. PERTANYAAN POSITIF (+)
Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. (Setuju/Baik/suka)
Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka)
B. PERTANYAAN NEGATIF (-)
Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka)
Skor 2. (Setuju/Baik/suka)
Skor 3. Netral / Cukup
Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang
Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
Skala GUTTMAN
Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila
ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang di tanyakan.
Skala Guttman lebih mudah digunakan dibandingkan
dengan skala Likert dan skala Thrustone.
Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan
responden bersifat tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau
salah, pernah.

More Related Content

What's hot

Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Afra Balqis
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
Wulandari Rima Kumari
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
Ilma Urrutyana
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
Diana Amelia Bagti
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
PT. THASIMA
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Tri Astuti Utomo (iyas)
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Potpotya Fitri
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
M Sultan Almaududi
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
Brian Langkai
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiSeta Wicaksana
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisapsepti22
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Vivia Maya Rafica
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
Pretty A
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Ikha Mardiyah
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
Habib Grindcore
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
dihastinee
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Wulandari Rima Kumari
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
fati_mah
 

What's hot (20)

Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi SosialPSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
PSIKOLOGI SOSIAL - Persepsi Sosial
 
Personologi
PersonologiPersonologi
Personologi
 
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
Psikologi sosial - "Diri atau Konsep Diri"
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Emosi
EmosiEmosi
Emosi
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
B.F. Skinner
B.F. SkinnerB.F. Skinner
B.F. Skinner
 
Psikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasiPsikodiagnostik observasi
Psikodiagnostik observasi
 
Stimulus kontrol
Stimulus kontrolStimulus kontrol
Stimulus kontrol
 
Makalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisaMakalah psikoanalisa
Makalah psikoanalisa
 
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav JungPertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
Pertemuan ke-10 Carl Gustav Jung
 
Dollard&miller
Dollard&millerDollard&miller
Dollard&miller
 
Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)Self Efficacy (Efikasi Diri)
Self Efficacy (Efikasi Diri)
 
Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow Teori Abraham Maslow
Teori Abraham Maslow
 
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klienTEORI RELASI OBJEK - melanie klien
TEORI RELASI OBJEK - melanie klien
 
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCKPsikologi Kepribadian HANS EYSENCK
Psikologi Kepribadian HANS EYSENCK
 
teori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogersteori humanistik carl rogers
teori humanistik carl rogers
 

Viewers also liked

Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
atone_lotus
 
Presentasi sikap dan prilaku
Presentasi sikap dan prilakuPresentasi sikap dan prilaku
Presentasi sikap dan prilaku
Sumatera2
 
Rangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosialRangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosial
Fuad Nasir
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
frahmawati528
 
Materi p5 skala pengukuran
Materi p5 skala pengukuranMateri p5 skala pengukuran
Materi p5 skala pengukuranJen Kelana
 
Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
Dwiayu Citra Putriani
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
pjj_kemenkes
 
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi PendidikanTaksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
eryeryey
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
novyaindri29
 
Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial tyaadhietz
 
TEORI PSIKOLOGI SOSIAL
TEORI PSIKOLOGI SOSIALTEORI PSIKOLOGI SOSIAL
TEORI PSIKOLOGI SOSIAL
Arif Prastiyanto
 
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
Rifda Nasution
 
Keynote Presentation: Content Strategy for Engagement
Keynote Presentation: Content Strategy for EngagementKeynote Presentation: Content Strategy for Engagement
Keynote Presentation: Content Strategy for Engagement
Insight Summit Series
 
4. bab iv_kerangka_konseptual_oke
4. bab iv_kerangka_konseptual_oke4. bab iv_kerangka_konseptual_oke
4. bab iv_kerangka_konseptual_okeErviinn LiiNdry
 
Ch8 global strategy
Ch8 global strategyCh8 global strategy
Ch8 global strategy
Mayadhanissa Dewi
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSIPEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
Siti Fauzatun W.
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
novyaindri29
 
Tahap tahap perkembangan biopsikologi
Tahap tahap perkembangan biopsikologiTahap tahap perkembangan biopsikologi
Tahap tahap perkembangan biopsikologi
Panji Dammen
 
Hospitality as a church
Hospitality as a churchHospitality as a church
Hospitality as a church
Firmansjah Darmali
 

Viewers also liked (20)

Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
Sikap dan Perilaku (Psikologi Sosial)
 
Presentasi sikap dan prilaku
Presentasi sikap dan prilakuPresentasi sikap dan prilaku
Presentasi sikap dan prilaku
 
Rangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosialRangkuman Materi Psikologi sosial
Rangkuman Materi Psikologi sosial
 
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpointPsikologi sosial.xps2. powerpoint
Psikologi sosial.xps2. powerpoint
 
Materi p5 skala pengukuran
Materi p5 skala pengukuranMateri p5 skala pengukuran
Materi p5 skala pengukuran
 
Persepsi Sosial
Persepsi SosialPersepsi Sosial
Persepsi Sosial
 
Emosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan AdaptasiEmosi, Stress dan Adaptasi
Emosi, Stress dan Adaptasi
 
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi PendidikanTaksonomi Evaluasi Pendidikan
Taksonomi Evaluasi Pendidikan
 
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
New makalah sikap psikologi sosial i kelompok 9
 
Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial Ppt persepsi sosial
Ppt persepsi sosial
 
TEORI PSIKOLOGI SOSIAL
TEORI PSIKOLOGI SOSIALTEORI PSIKOLOGI SOSIAL
TEORI PSIKOLOGI SOSIAL
 
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
Attitude measurement (PENGUKURAN SIKAP)
 
Keynote Presentation: Content Strategy for Engagement
Keynote Presentation: Content Strategy for EngagementKeynote Presentation: Content Strategy for Engagement
Keynote Presentation: Content Strategy for Engagement
 
4. bab iv_kerangka_konseptual_oke
4. bab iv_kerangka_konseptual_oke4. bab iv_kerangka_konseptual_oke
4. bab iv_kerangka_konseptual_oke
 
Ch8 global strategy
Ch8 global strategyCh8 global strategy
Ch8 global strategy
 
Inisiasi 5
Inisiasi 5Inisiasi 5
Inisiasi 5
 
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSIPEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
PEMODELAN DENGAN SEISMIK INVERSI
 
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9Psikologi sosial i sikap kelompok 9
Psikologi sosial i sikap kelompok 9
 
Tahap tahap perkembangan biopsikologi
Tahap tahap perkembangan biopsikologiTahap tahap perkembangan biopsikologi
Tahap tahap perkembangan biopsikologi
 
Hospitality as a church
Hospitality as a churchHospitality as a church
Hospitality as a church
 

Similar to Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"

Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sika
vidyatiara
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
M Sultan Almaududi
 
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah LakuPembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
M Sultan Almaududi
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
HeyyPutt
 
Tentang Sikap
Tentang SikapTentang Sikap
Tentang Sikap
Unnes
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Uwes Chaeruman
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
pjj_kemenkes
 
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
BujangBaturusa
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Universitas Islam Balitar
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
Andi Amirudin
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Suryana Sumantri
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
LelywatiIdham
 
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikapPsikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
ShafiraMeyragust
 
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Syaikhuna Al-Asyhi
 
Presentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individuPresentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individu
Ilham Sugiri
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Mahasiswa
 

Similar to Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP" (20)

Kelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sikaKelompok 9 " sika
Kelompok 9 " sika
 
pembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah lakupembentukan sikap dan tingkah laku
pembentukan sikap dan tingkah laku
 
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah LakuPembentukan Sikap dan Tingkah Laku
Pembentukan Sikap dan Tingkah Laku
 
ppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptxppt psikologi sikap[2].pptx
ppt psikologi sikap[2].pptx
 
Tentang Sikap
Tentang SikapTentang Sikap
Tentang Sikap
 
Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3Psikologi modul 2 kb 3
Psikologi modul 2 kb 3
 
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
Pembentukkan Sikap (Attention dan Performance)
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptxPPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
PPT SIKAP DAN PENGEMBANGAN SIKAP.pptx
 
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur MuspitaBab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
Bab 5 persepsi dan komunikasi_Novi Catur Muspita
 
Sikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerjaSikap dan kepuasan kerja
Sikap dan kepuasan kerja
 
psikologi
psikologipsikologi
psikologi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikapPsikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
Psikologi Sosial KELOMPOK 3.pptx tentang sikap
 
Sikap
SikapSikap
Sikap
 
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
Konsep Perubahan (Teori dan Bentuk)
 
Sikap manusia
Sikap manusiaSikap manusia
Sikap manusia
 
Presentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individuPresentasi perilaku individu
Presentasi perilaku individu
 
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.docStudy eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
Study eksploratoris karakter keguruan profesional mona.doc
 

Recently uploaded

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
mukminbdk
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 

Recently uploaded (20)

Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptxRENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) PASCA PELATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 

Kelompok 9, " PSIKOLOGI SOSIAL SIKAP"

  • 1. SIKAP AFIFAH HASANI ASTRI ANDARINI AYU MAULIDIDINA VIDYA TIARA
  • 2. Pengertian Sikap G.W.Allport mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Krench dan Crutchfield : yang sangat mendukung perspektif kognitif, mendefinisikan sikap sebagai “organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif”.
  • 3. Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan pendapat - pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan mental yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh terhadap respons individu, organisasiyang bersifat menetap dari proses motivasional, emosional, perceptual, dan kognitif. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
  • 4. Ciri-ciri Sikap Ciri-ciri sikap menurut Gerungan (2004) dalam psikolog social adalah sebagai berikut : a. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari. b. Sikap berubah-ubah sesuai dengan keadaan. c. Dalam sikap selalu terjadi hubungan subyek-subyek, tidak ada sikap tanpa obyek. d. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi. e. Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat bermacam-macam sesuai dengan banyak obyek yang dapat menjadi perhatian orang yang bersangkutan.
  • 5. Definisi dan Konsep Tingkah laku - Tingkah laku adalah sebuah tingkah laku yang seseorang itu lakukan dan katakan. - Menurut Skinner tingkah laku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar.teori Skinner disebutteori “S-O-R” ( Stimulus – Organisme – Respon). , perilakudibedakanmenjadidua : a. Perilaku tertutup (convert behavior) b. Perilaku terbuka (overt behavior)
  • 6. Ciri-ciri tingkah laku: a. Apa yang orang katakan dan lakukan (Actions) b. Mempunyai satu atau lebih dimensi (Dimention) yang boleh diukur (Kekerapan, tempo masa, intensiti, latensi) c. Boleh mengamati, dan direkam (Observable and Measurable) d. Mempunyai efek kepada persekitaran(hubungan antara tingkah laku dengan peristiwa dipersekitaran) dalam bentuk overt or covert.
  • 7. Komponen Sikap 1. Komponen Kognitif (komponen perseptual) Komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubung dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. 2. Komponen Afektif (komponen emosional) Komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap, berkaitan dengan nilainilai. 3. Komponen Konatif ( komponen perilaku) Komponen yang berhubungan dengan tendensi bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap
  • 8. Fungsi Sikap Fungsi penyesuaian diri Bahwa orang cenderung mengembangkan sikap yang akan membantu untuk mencapai tujuannya secara maksimal. Fungsi pertahanan diri Bahwa sikap dapat melindungi seseorang dari keharusan untuk mengakui kenyataan tentang dirinya. Sikap melingdungi diri, menutupi kesalahan, agresi dsb, dalam rangka mempertahankan diri
  • 9. Fungsi ekspresi nilai Bahwa sikap membantu ekspresi positif nilainilai dasar seseorang, memamerkan citra dirinya dan aktualisasi diri. Fungsi pengetahuan Sikap membantu memahami lingkungan (sebagai skema), Bahwa sikap membantu seseorang menetapkan standar evaluasi terhadap sesuatu hal.
  • 10. SUMBER-SUMBER PEMBENTUKAN SIKAP 1. Faktor Sosialisasi Pengalaman hidup memainkan peranan penting dalam membentuk dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saat-saat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain
  • 11. 2. Faktor Pengalaman Hidup memainkan peranan penting dalam membentuk dan mempengaruhi sikap individu. Hal ini dikeranakan segala pengalaman yang telah dilalui tersebut akan tersimpan di dalam memori atau ingatan mereka dan akan dimunculkan pada saatsaat tertentu. Pengalaman hidup ini biasanya berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Kadang-kadang melalui pengalaman ini juga akan menyebabkan seseorang mempunyai keyakinan lebih terhadap sesuatu perkara.
  • 12. 3. Hasil Pengamatan yang Berpanjangan Terdapat kajian-kajian yang menunjukkan bahwa penelitian dapat mengubah asumsi kita terhadap suatu masalah. Kajian tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan pengamatan yang berpanjangan atau berulangkali terhadap sesuatu masalah baru sudah mencukupi untuk menjadikan masalah tersebut lebih disukai. Hal ini karena terdapat kaitan dan hubungan antara diri dan sikap dalam pembentukan tingkah laku seseorang.
  • 13. Terbentuknya Sikap Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu Faktor internal: 1. Fisiologis 2. Psikologis Objek Sikap Sikap Faktor Eksternal : 1. Pengalaman 2. Situasi 3. Norma-norma 4. Hambatan 5. Pendorong Reaksi
  • 14. Perubahan Sikap Spontan • Memikirkan objek sikap secara mendalam cenderung akan membuat sikap menjadi lebih ekstrim. • Menurut Tesser, me-review dan mengkaji keyakinan kita, dan tekanan konsistensi menyebabkan keyakinan kita cenderung menjadi konsisten. • Hipotesis Tesser menyatakan bahwa memikirkan sesuatu isu akan melahirkan sikap yang lebih terpolarisasi karena pemikiran akan menyebabkan seseorang menghasilkan lebih banyak sikap yang konsisten.
  • 15. • Implikasinya adalah bahwa pemikiran akan mempolarisasikan sikap hanya ketika orang memiliki skema tetntang suatu isu. • Menguji implikasi ini, Chaiken dan Yates pada tahun 1985 meneliti dua kelompok orang: Sebagian sudah punya struktur pengetahuan yang konsisten tentang suatu isu (hukuman mati) dan sebagian tidak punya. Setiap orang menulis esai tentang isu ini atau tentang isu lain yang tak relevan (sensor). Hanya partisipan dengan tingkat konsistensi tinggi yang menulis esai tentang hukuman mati yang mengembangkan sikap lebih ekstrim terhadap isu itu.
  • 16. Persistensi Perubahan • Secara umum, memori detail argumen akan pudar dengan cepat dan kemudian pudar secara lambat. Akan tetapi, persistensi perubahan sikap tidak selalu bergantung pada retensi detail argument. • Satu faktor panting apakan penerima komunikasi itu kemudian ingat pada petunjukpetunjuk yang penting.
  • 17. • Sleeper Effect adalah perubahan sikap yang tetundan yang tidak segera kelihatan setelah menerima komunikasi. • Sleeper effect berlaku pula pada niat untuk membujuk.
  • 18. Ketika Sikap Gagal Diubah: Resistensi Terhadap Persuasi Reaktansi: Melindungi Kebebasan Pribadi Kita Penghindaran Selektif •Pertahanan Aktif terhadap Sikap Kita yang Sudah Ada: Penyanggahan pandangan yang berlawanan. Faktor Menolak Persuasi •Peringatan: Pengatahuan Awal akan Intense Persuasi Bias Asimilasi dan Polarisasi Sikap
  • 19. HUBUNGAN ANTARA SIKAP, MINAT DAN PERILAKU MANUSIA • Sikap mempengaruhi perilaku lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan berdampak sebagai berikut: 1) Perilaku tidak hanya ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu. 2) Perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap tetapi juga oleh norma-norma subjektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang kita perbuat sesuai dengan aturan yang berlaku dimasyarakat. 3) Sikap terhadap suatu perilaku bersama normanorma subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berperilaku tertentu.
  • 20. Sikap yang spesifik dapat mempengaruhi perilaku adalah sikap sosial yang dilakukan dengan cara berulang-ulang pada kegiatan yang sama Disebut: kebiasaan motif merupakan dorongan keinginan dan hasrat yang berasal dari dalam diri nilai-nilai merupakan norma-norma subjektif sedangkan kekuatan pendorong dan kekuatan penahan adalah berupa nasihat atau penyuluhan dan informasi
  • 22. LANGSUNG pengukuran secara langsung dimana individu secara langsung diminta pendapatnya terhadap suatu hal atau fenomena sosial yang dihadapkan pada dirinya. Biasanya masalah yang dihadapi pada teknik pengukuran ini adalah apakah individu menjawab pertanyaan dengan jujur. CONTOH : Wawancara
  • 23. Tidak Langsung Untuk mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap keadaan sekitarnya. Pengukuran dapat menggunakan alat-alat tes, baik yang proyektif maupun non proyektif. Misal dengan tes : Rorschahch, TAT Biasanya tes ini berupa beberapa item yang disusun secara sistematis, selektif, dan dengan kriteria tertentu.
  • 24. Skala THURSTONE Teknik ini disusun oleh Thrustone didasarkan pada asumsi-asumsi yaitu ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama. Dalam skala Thrustone, digunakan pernyataan-pernyataan yang disusun sedemikian rupa hingga merupakan rentangan dari yang favorable sampai yang paling unfavorable. Pernyataan-pernyataan itu, disampaikan kepada subjek dalam suatu formulir (form). setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut, kunci skor menghasilkan nilai yang berjarak sama.
  • 25. Petunjuk : Pilihlah 5(lima) buah pernyataan yang paling sesuai dengan sikap anda terhadap pelajaran matematika, dengan cara membubuhkan tanda cek (v) di depan nomor pernyataan di dalam tanda kurung. ( ) 1. Saya senang belajar matematika ( ) 2. Matematika adalah segalanya buat saya ( ) 3. Jika ada pelajaran kosong, saya lebih suka belajar matematika ( ) 4. Belajar matematika menumbuhkan sikap kritis dan kreatif ( ) 5. Saya merasa pasrah terhadap ketidak-berhasilan saya dalam matematika ( ) 6. Penguasaan matematika akan sangat membantu dalam mempelajari bidang studi lain ( ) 7. Saya selalu ingin meningkatkan pengetahuan & kemampuan saya dalam matematika ( ) 8. Pelajaran matematika sangat menjemukan ( ) 9. Saya merasa terasing jika ada teman membicarakan matematika
  • 26. Skala LIKERT digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, serta persepsi seseorang tentang suatu fenomena sosial. Jawaban setiap item yang menggunakan Skala Likert mempunyai variasi dari sangat positif sampai sangat negatif Skala Likert biasanya untuk mengukur kesetujuan dan ketidaksetujuan seseorang terhadap sesuatu objek.
  • 27. A. PERTANYAAN POSITIF (+) Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali) Skor 2. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. (Setuju/Baik/suka) Skor 5. Sangat (setuju/Baik/Suka) B. PERTANYAAN NEGATIF (-) Skor 1. Sangat (setuju/Baik/Suka) Skor 2. (Setuju/Baik/suka) Skor 3. Netral / Cukup Skor 4. Tidak (setuju/baik/) atau kurang Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
  • 28. Skala GUTTMAN Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan. Skala Guttman lebih mudah digunakan dibandingkan dengan skala Likert dan skala Thrustone. Skala pengukuran dengan ini, jawaban yang diberikan responden bersifat tegas, yaitu ya atau tidak, benar atau salah, pernah.