Asuhan keperawatan pada pasien dengan sindrom Stevens Johnson membutuhkan penatalaksanaan yang cepat dan tepat untuk mencegah komplikasi berbahaya. Terapi utama adalah kortikosteroid sistemik dan perawatan luka serta pencegahan infeksi sekunder.
3. Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
I
Setelah kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan
mampu memahami asuhan keperawatan pada pa-
sien yang mengalami Steven Johnson
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar 1 ini, Anda diharapkan mampu ::
a. Menjelaskan pengertian Steven Johnson
b. Menjelaskan etiologi dan patofisiologi Steven Johnson
c. Menguraikan tanda dan gejala beserta pemeriksaan penunjang Ste-
ven Johnson
d. Menjelaskan komplikasi dan penatalaksanaan Steven Johnson
e. Menguraikan asuhan keperawatan pada kasus Steven Johnson
Untuk mencapai tujuan kegiatan belajar 1 ini, Anda akan mempe-
lajari tentang konsep dasar penyakit Steven Johnson dan asuhan
keperawatan meliputi pengumpulan data dengan wawancara, pe-
meriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Selanjutnya adalah
melakukan analisa data sehingga menghasilkan diagnosa keper-
awatan yang tindaklanjuti dengan penyusunan rencana keper-
awatan. Masing-masing diagnosa keperawatan dilengkapi dengan
intervensi dan diakhiri dengan evaluasi.
Asuhan Keperawatan pada Steven Johnson
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Uraian Materi
a. Pengertian
Sebelum membaca uraian berikut, coba ingat kembali…apakah saudara pernah
merawat pasien dengan kasus Stenven Jonhson?.
Sindrom Stevens Johnson merupakan sindrom yang mengenai kulit, selaput
lendir di oritisium dan mata dengan keadaan umum bervariasi dari ringan sampai
berat, kelainan pada kulit berupa eritema, vesikel / bula dapat disertai purpura.
b. Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, ada angapan bahwa sindrom ini merupa-
kan eritema multiforme yang berat dan disebut eritema multifome mayor. Salah
satu penyebabnya ialah alergi obat secara sistemik. Obat-obatan yang disangka
sebagai penyebabnya antara lain : penisilin dan semisintetiknya, streptomisin, sul-
fonamida, tetrasiklin, antipiretik/analgetik, (misal : derivate salisil/pirazolon, met-
amizol, metapiron, dan parasetamol) klorpromasin, karbamasepin, kinin antipirin,
tegretol, dan jamu. Selain itu dapat juga disebabkan infeksi (bakteri, virus, jamur,
parasit) neoplasma, pasca vaksinasi, radiasi dan makanan.
c. Patofisiologi
Patogenesisnya belum jelas, disangka disebabkan oleh reaksi alergi tipe III
dan IV.
Reaksi tipe III terjadi akibat terbentuknya kompleks antigen-antibody
yang membentuk mikro presitipasi sehingga terjadi aktivasi neutrofil yang
kemudian melepaskan lysozim dan menyebabkan kerusakan jaringan dan
organ sasaran (target organ).
Reaksi tipe IV terjadi akibat lysozim T yang tersensitisasi berkontrak kem-
bali dengan antigen yang sama kemudian lysozim dilepaskan sehingga
terjadi reaksi radang.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
3
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
d. Tanda dan Gejala
Sindrom ini jarang dijumpai pada usia kurang dari 3 tahun. Keadaan um-
umnya bervariasi dari ringan sampai berat.
Pada yang berat kesadarannya menurun, penderita dapat berespons sam-
pai koma.
Mulainya dari penyakit akut dapat disertai gejala prodromal berupa demam
tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan.
Pada sindrom ini terlihat adanya trias kelainan berupa :
• Kelainan kulit
• Kelainan selaput lendir di orifisium
• Kelainan mata
Kelainan Kulit
Kelainan kulit terdiri atas eritema, papul, vesikel, dan bula.
Vesikel dan bula kemudian memecah sehingga terjadi erosi yang luas.
Dapat juga disertai purpura.
Kelainan Selaput lendir di orifisium
Kelainan di selaput lendir yang sering ialah pada mukosa mulut, kemudian
genital, sedangkan dilubang hidung dan anus jarang ditemukan.
Kelainan berupa vesikal dan bula yang cepat memecah hingga menjadi
erosi dan ekskoriasi serta krusta kehitaman. Juga dapat terbentuk pescudo
membran. Di bibir yang sering tampak adalah krusta berwarna hitam yang
tebal.
Kelainan di mukosa dapat juga terdapat di faring, traktus respiratorius ba-
gian atas dan esophagus. Stomatitis ini dapat menyeababkan penderita
sukar/tidak dapat menelan. Adanya pseudo membran di faring dapat me-
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
4
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
nimbulkan keluhan sukar bernafas.
Kelainan Mata
Kelainan mata yang sering ialah konjungtivitis, perdarahan, ulkus kornea,
iritis dan iridosiklitis.
e. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Biasanya dijumpai leukositosis atau eosinofilia. Bila disang-
ka penyebabnya infeksi dapat dilakukan kultur darah.
Histopatologi : Kelainan berupa infiltrat sel mononuklear, oedema dan ek-
stravasasi sel darah merah, degenerasi lapisan basalis. Nekrosis sel epider-
mal dan spongiosis dan edema intrasel di epidermis.
Imunologi : Dijumpai deposis IgM dan C3 di pembuluh darah dermal su-
perficial serta terdapat komplek imun yang mengandung IgG, IgM, IgA.
f. Kompikasi
Komplikasi yang tersering ialah bronkopneumonia, kehilangan cairan / da-
rah, gangguan keseimbangan elektrolit dan syok.
Pada mata dapat terjadi kebutaan karena gangguan lakrimal.
g. Penatalaksanaan
Pada sindrom Stevens Johnson penanganannya harus tepat dan cepat.
Penggunaan obat kostikosteroid merupakan tindakan life-saving. Biasanya
digunakan Deksamethason secara intravena, dengan dosis permulaan 4-6
X 5 mg sehari. Pada umumnya masa kritis dapat diatasi dalam beberapa
hari dengan perubahan keadaan umum membaik, tidak timbul lesi baru,
sedangkan lesi lama mengalami involusi.
Dampak dari terapi kortikosteroid dosis tinggi adalah berkurangnya imu-
nitas, karena itu bila perlu diberikan antibiotic untuk mengatasi infeksi.
Pilihan antibiotic hendaknya yang jarang menyebabkan alergi, berspekrum
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
5
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
luas dan bersifat bakterisidal. Untuk mengurangi efek samping kortiko-
steroid diberikan diet yang miskin garam dan tinggi protein.
Hal lain yang perlu diperhatikan ialah mengatur kseimbangan cairan, elek-
trolit dan nutrisi. Bila perlu dapat diberikan infuse berupa Dekstrose 5%
dan larutan Darrow.
Tetapi topical tidak sepenting terapi sistemik untuk lesi di mulut dapat
diberikan kenalog in orabase. Untuk lesi di kulit pada tempat yang erosif
dapat diberikan sofratul atau betadin.
h. Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Data Subyktif
• Klien mengeluh demam tinggi, malaise, nyeri kepala, batuk, pilek, dan
nyeri tenggorokan / sulit menelan.
Data Obyektif
• Kulit eritema, papul, vesikel, bula yang mudah pecah sehingga terjadi
erosi yang luas, sering didapatkan purpura.
• Krusta hitam dan tebal pada bibir atau selaput lendir, stomatitis dan
pseudomembran di faring
• Konjungtiva, perdarahan sembefalon, ulkus kornea, iritis dan iridosikli-
tis.
Data Penunjang
• Laboratorium : leukositosis atau esosinefilia
• Histopatologi : infiltrat sel mononuklear, oedema dan ekstravasasi sel
darah merah, degenerasi lapisan basalis, nekrosis sel epidermal, spon-
giosis dan edema intrasel di epidermis.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
6
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
• Imunologi : deposis IgM dan C3 serta terdapat komplek imun yang
mengandung IgG, IgM, IgA.
Diagnosa Keperawatan
• Nyeri akut berhubungan dengan adaya bula
• Gangguan pemenuhan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh berhubun-
gan dengan sulit menelan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan bula yang mudah pecah
• Kurang pengetahuan tentang proses penyakit berhubungan dengan ku-
rang informasi
• Potensial terjadi infeksi sekunder berhubungan dengan efek samping ter-
pasangnya infus dan terapis steroid
Rencana
No Diagnosa
Keper-
awatan
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Rencana Tindakan
1. Nyeri akut
s.d adaya
bula
Tujuan :
Klien merasa nyaman
Kriteria hasil :
• Nyeri berkurang /
hilang
• Ekpresi muka rileks
• Berikan kompres dingin
• Berikan pakaian yang tipis
dari bahan yang menyerap
• Hindarkan lesi kulit dari
manipulasi dan tekanan
• Usahakan pasien bisa istira-
hat 7-8 jam sehari.
• Monitor balance cairan
• Monitor suhu dan nadi tiap
2 jam
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
7
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
2. Gangguan
pemenu-
han nutrisi :
Kurang dari
kebutuhan
tubuh s.d
sulit mene-
lan
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi
terpenuhi selama per-
awatan
Kriteria hasil :
• Tidak ada tanda-tan-
da dehidrasi
• Diet yang disediakan
habis
• Hasil elektrolit
serum dalam batas
normal
• Kaji kemampuan klien un-
tuk menelan
• Berikan diet cair
• Jelaskan pada klien dan
keluarga tentang pentingn-
ya nutrisi bagi kesembuhan
klien
• Monitoring balance cairan
• Kaji adanya tanda-tanda
dehidrasi dan gangguan
elekrolit
• K/P kolaborasi untuk pe-
masangan NGT
3. Gangguan
integritas
kulit s.d bula
yang mudah
pecah
Tujuan :
Kerusakan integri-
tas kulit menunjukan
perbaikan dalam waktu
7-10 hari
Kriteria hasil :
• Tidak ada lesi baru
• Lesi lama mengala-
mi involusi
• Tidak ada lesi yang
infected
• Kaji tingkat lesi
• Hindarkan lesi dari manipu-
lasi dan tekanan
• Berikan diet TKTP
• Jaga linen dan pakaian
tetap kering dan bersih
• Berikan terapi topical ses-
uai dengan program
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4. Kurang
pengeta-
huan ten-
tang proses
penyakit
s.d kurang
informasi
Tujuan :
Pengetahuan klien/
keluarga akan mening-
kat setelah diberikan
penyuluhan kesehatan
Kriteria hasil :
• Klien/keluarga men-
gerti tentang penya-
kitnya
• Klien/keluarga koop-
eratif dalam per-
awatan /pengobatan
• Kaji tingkat pengetahuan
klien/ keluarga tentang
penyakitnya
• Jeslakan proses penyakit
dengan bahasa yang seder-
hana
• Jelaskan tentang prosedur
perawatan dan pengobatan
• Berikan catatan obat-obat
yang harus dihindari oleh
klien
5. Potensial
terjadi infek-
si sekunder
s.d efek
samping
terpasang-
nya infus
dan terapis
steroid
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
sekunder selama dalam
perawatan
Kriteria hasi :
Tidak ada tanda infeksi
• Hindari lesi kulit dari kon-
taminasi
• Dresing infus dan lesi tiap
hari
• Kaji tanda –tanda infeksi
lokal maupun sistemik
• Ganti infus set dan aboca-
tin tiap 3 hari
• Kolaborasi untuk pemerik-
saan Ro thorax dan labor-
torium
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
9
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Rangkuman
Anda telah menyelesaikan modul tentang asuhan keperawatan
pada kasus Steven Johnson. Dengan demikian anda sebagai perawat telah
menguasai salah satu kompetensi dibidang asuhan keperawatan yang laz-
im terjadi pada orang dewasa. Hal penting yang telah anda pelajari dalam
modul ini meliputi:
• Pemahaman tentang konsep penyakit Steven Johnson.
• Pengumpulan data focus melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan pemer-
iksaan penunjang
• Diangosa dan perencanaan keperawatan
• Intervensi dan evaluasi keperawatan
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
10
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Test Formatif
Untuk mengecek pemahaman saudara, coba jawab pertanyaannya!
1) Perjalanan penyakit Steven Johnson dapat terjadi reaksi alergi tipe III dan
IV. Pada Reaksi tipe III didasari oleh:
a. Lysosim T kontaks denga antigen
b. Kompleks antigen-antibodi
c. Menurunnya Sel T Helper
d. Meningkatnya leukosit
e. Menurunnya sel darah merah
2) Tanda dan gejala Steven Johnson ditandai dengan trias kelainan berupa:
a. Kelainan kuku, lidah dan kencing
b. Tidak sadar, muntah dan diare
c. Kelainan kulit, mata dan selaput lender
d. Kelainan kulit, mata dan diare
e. Kelainan mata, diare dan tidak bisa kencing
3) Komplikasi yang sering dan paling berbahaya dari Steven Johnson adalah:
a. Kalainan saraf
b. Kelainan ginjal
c. Gangguan pencernaan
d. Bronkopneumonia
e. Kelumpuhan
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
11
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
4) Diagnosa nyeri akut pada kasus Steven Johnson dapat disebabkan oleh:
a. Demam tinggi
b. Perdarahan kulit
c. Timbulnya bula
d. Kekakukan
e. Berbaring lama
5) Penyebab utama penyakit Steven Johnson sangat berkaitan dengan:
a. Infeksi virus
b. Infeksi bakteri
c. Alergi dengan makanan
d. Alergi dengan obat-obatan
e. Alergi debu dan udara dingin
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
12
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
12
TugasTerstruktur
Sekarang siap-siap untuk merenung dan berpikir lebih kritis untuk menger-
jakan tugas berikut.
1. Uraikan data pengkajian focus pada Steven Johnson sesuai dengan gejala
Trias (25%)
2. Tuliskan diagnose keperawatan yang terkait dengan kelainan pada kulit
(25%)
3. Tuliskan intervensi tindakan mandiri untuk perawatan kulit ada Steven
Johnson (25%)
4. Uraikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan pada kasus Steven Johson
(25%)
Jawaban:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..............
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
13
Kembali Ke : Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tugas Mandiri
Anda telah mempelajari asuhan keperawatan pada kasus Steven Johnson
dengan tuntas. Untuk menambah pengalaman belajar anda, selesaikan tugas
berikut dengan baik
a. Amati dan pelajari salah satu pasien yang diarwat dengan Steven Johnson
(10%)
b. Bandingkan tanda dan gejala yang tampak pada pasien dengan teori
yang telah anda pelajari (30%)
c. Buatlah prinsip penatalaksanaan pada pasien tersebut (30%)
d. Buat catat perkembangan sampai pulang pada pasien tersebut (30%)
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…….....................................................................................................................................................