SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana S.Kep
Disusun Oleh : Kelompok 3
1. Lina Wijayanti 121440124530050
2. Melia Puspita Rini 121440124580055
3. Milah Ristiani 121440124590056
4. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057
5. Mita Rina Prihastuti 121440124610058
6. Nita Widyasari 121440124620059
7. Nony Marlina 121440124630060
8. Novarya Dyan Armadany 121440124640061
9. Novi Astikasari 121440124650062
10. Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070
11. Ratu Kasih Murni 121440124740071
12. Rian Diah Utami 121440124750072
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A
STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah
kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya.
Selain itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya.
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun, bahkan
saat ini angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Saat ini Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab
selain penyakit degeneratif, dan terbanyak karena stres. Ini sangat memprihatinkan.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung
dan kanker dan sekitar 28,5 % penderita penyakit stroke meninggal dunia. Disamping itu,
stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan
stroke sebagai masalah kesehatan yang serius.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari penyakit stroke.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya stroke.
3. Untuk mengetahu tanda dan gejala stroke beserta patofisiologinya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun
menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain selain daripada gangguan vaskuler (WHO).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang akibat oleh berhentinya suplai darah kebagian
otak.
Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah otak yang
terganggu.
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba, dan merupakan keadaan yang
timbul karena gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(Brunner & Suddarth).
Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Stroke karena pendarahan (Haemorragic)
Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah keotak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83%
mengalami stroke jenis ini.
Stroke hemoragik terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.
a. stroke intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
b. Stroke hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup otak).
2. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)
Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70%
kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak
terhambat atau berhenti. Terdiri dari:
a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hiporperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
B. Etiologi
a. Thrombosis
bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher : arteriosskleresis serebral.
b. embolisme serebral
bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain :
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi pulmonal.
c. Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak : kontriksi ateroma pada arteri.
d. hemoragi serebral
pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak.
C. Manifestasi Klinis
factor yang tidak dapat dirubah
 jenis kelamin : pria lebih sering mengalami stroke dari pada wanita.
 usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
 keturunan : adanya riwayat yang terkena stroke.
factor yang dapat dirubah
 hipertensi
 penyakit jantung
 kolesterol tinggi
 obesitas
 diabetes mellitus
 polisitemia
 stress emosional
kebiasaan hidup
 merokok
 peminum alcohol
 obat – obatan terlarang
 aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan berkolesterol.
D. Patofisiologi
1. Patofisiologi stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi oleh karena adanya perubahan aliran darah di otak,
dimana terjadi penurunan aliran darah secara sigifikan. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi aliran darah di otak, antara lain :
a. Keadaan pembuluh darah, dapat menyempit akibat aterosklerosis atau tersumbat
oleh trombus atau embolus.
b. Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat dan hematokrit yang meningkat
menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat, anemia yang berat menyebabkan
oksigenasi otak menurun.
c. Tekanan darah sistemik memegang peranan terhadap tekanan perfusi otak.
d. Kelainan jantung : menyebabkan menurunnya curah jantung serta lepasnya embolus
yang menimbulkan iskemia otak.
Sebagai akibat dari menurunnya aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka akan
terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai
ditingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan
kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya
akan berakhir dengan kematian neuron.
E. Faktor Resiko
1. hipertensi/tekanan darah tinggi
makin tinggi tensi darah, makin tinggi kemungkinan terjadinya stroke baik perdarahan
maupun bukan.
2. Merokok
penelitian menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya stroke,
terutama dalam kombinasi dengan faktor risiko yang lain misalnya pada kombinasi
merokok dan pemakaian obat kontrasepsi. hal ini juga ditunjukkan pada perokok pasif.
merokok meningkatkan terjadinya thombus karena terjadinya artheroklerosis.
3. Diabetes
penderita diabetes cenderung menderita artherosklerosis dan meningkatkan terjadinya
hipertensi, kegemukan dan kenaikan lemak darah. kombinasi hipertensi dan diabetes
sangat menaikkan komplikasi diabetes termasuk stroke. pengendalian diabetes sangat
menurunkan terjadinya stroke.
4. penyakit jantung/atrial fibrillation
penderita penyakit katub jantung dengan atau tanpa atrium fibrilasi apapun
penyebabnya dapat menyebabkan terjadinya emboli/jendalan darah yang memicu
terjadinya suatu stroke.
5. Kenaikan kadar kolesterol/lemak darah.
Penelitian menunjukkan angka stroke meningkat dengan kadar kolesterol diatas 240
mg %, setiap kenaikkan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%. Sedangkan
kenaikkan HDL 1 mol (38,7 mg %) menurunkan terjadinya stroke setinggi 47 %.
Demikian juga kenaikkan trigliseridmenaikkan jumlah terjadinya stroke.
Pemberian obat‐obat anti kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke.
6. Penyempitan pembuluh darah karotis
Pembuluh darah carotis berasal dari pembuluh darah jantung yang menuju ke otak dan
dapat diraba pada leher. Penyempitan pembuluh darah ini kadang‐kadang tak
menimbulkan gejala dan hanya diketahui dengan pemeriksaan.Penyempitan > 50 %
ditemukan pada 7% pasien laki-laki dan 5 % pada perempuan pada umur diatas 65
tahun. Pemberian obat-obat aspirin dapat mengurangi incidence terjadinya stroke,
namun pada beberapa pasien dianjurkan dikerjakan carotid endarterectomy.
7. Diet dan nutrisi
Asupan makanan yang mengandung banyak sayur dan buah mengurangi terjadinya
stroke. Pemakaian garam dapur berlebihan meningkatkan terjadinya stroke. Mungkin
ini dikaitkan dengan terjadinya kenaikan tensi.
8. Latihan fisik
Kegiatan fisik yang teratur dapat mengurangi terjadinya stroke (≥ 30 menit gerakan
moderate tiap hari). Selain itu factor resiko dari stroke adalah umur, jenis kelamin,
berat lahir rendah,keturunan.
F. Upaya Pencegahan Penyakit Stroke
a. Hindari stress.
Sebuah penelitian dari Case Western Reserve University telah diketahui bahwa pria
yang selalu merasa cemas 3x lebih mungkin untuk mengalami stroke iskemik dari pada
pria yang lebih tenang. Karena kecemasan bisa menyebabkan kelebihan produksi
kronis dopamine, suatu neuro transmitter yg mengatur kntrol dari sirkulasi otak.
b. Kurangi minum soda.
Sebuah penelitian dari Loma Linda University telah diketahui bahwa seseorang yang
minum dalam jumlah besar cairan lain selain air, sebenarnya memiliki risiko 46%
terkena stroke. Dalam teorinya mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman bergula
seperti soda akan memicu keluarnya air dari aliran darah, & menyebabkan penebalan
darah.
c. Kurangi kadar homosistein.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin & mineral dapat menurunkan kadar homosistein
yang berhubungan dengan terjadinya stroke. Asupan tambahan folat akan membantu
mengurangi risiko stroke, tetapi hanya untuk beberapa orang.
d. Konsumsi teh putih.
Teh Putih Mencegah pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Polifenol pada teh
putih menunjukan efek yang bagus pada zat pembeku darah dan anti penggumpalan
darah, terutama katekin yang dapat mencegah sel darah merah menggumpal. Teh Putih
Melancarkan aliran darah pada pembuluh darah, meningkatkan ketahanan pembuluh
darah, serta mencegah terjadinya stroke . Teh Putih Menurunkan tekanan darah ,
Penelitian membuktikan teh putih dapat mengencerkan darah dan memperbaiki fungsi
arteri sehingga menurunkan tekanan darah. Teh putih memang termasuk salah satu
golongan teh yang sangat langka, dan telah menjadi minuman raja raja negeri
bangsawan cina dan jepang.
e. Jauhi asap rokok.
Sebuah penelitian dari University of Auckland diketahui bahwa orang yang sering
menghirup asap rokok memiliki resiko 82 % lebih mungkin menderita stroke dibanding
mereka yg tidak pernah menghirup.
f. Aerobik.
Latihan Aerobik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar
kolesterol HDL, menurunkan kolesterol LDL, dan mengurangi pembekuan darah kata
seorang psikiater dari Cedars-Sinai Hospital di Los Angeles “Jerry Judd Pryde, MD”.
g. Vaksin flu
Seorang Peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang yg mendapatkan vaksin flu
setiap tahun selama 5 tahun memiliki resiko 42% lebih rendah mengalami serangan
stroke dibandingkan mereka yg tidak.
h. Minum air.
Mulailah hari anda dengan meminum air putih di pagi hari, karena air putih dapat
menjaga peredaran darah anda tetap lancar. Air membantu mengencerkan darah yang
pada gilirannya memperkecil kemungkinan untuk membentuk bekuan darah.
BAB III
STUDI KASUS
A. Kasus Stroke
B. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Kawin
Alamat : Krajan RT 1 RW 03, Limbangan , Kendal
No Register : B301197
Diagnosa Medis: Stroke
1. Keluhan utama
Kesadaran menurun : sopor,
2. Riwayat penyakit sekarang
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh sesak nafas.1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, klien mengeluh badannya meriang. 10 jam sebelum masuk
rumah sakit, klien kesadarannya menurun. Saat dibangunkan, klien tidak bangun,
terdengar suara ngorok, disertai banyak air liur keluar.Lalu oleh keluarganya, klien
dibawa ke RS. Tugurejo Semarang dan oleh RS. Tugurejo dirujuk ke RSDK
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi sejak 7 tahun yang lalu namun tidak pernah
kontrol ke puskesmas dan merokok “ Linthingan “ kurang lebih 6 batang perhari sejak
muda sampai sebelum sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit DM, hipertensi, jantung dan
pernafasan.
5. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak
mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan
kiri positif
Hidung : Tidak terdapat secret
Telinga : Ada sedikit serumen
Mulut : Mukosa bibir agak kering, gigi bersih, bibir sianosis, hipersalivasi,
ngiler.
Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan
JVP
Paru – paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot
intercosta
Pa : tidak dapat diperiksa
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Au : Stridor, ronkhi
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V
Pe : Pekak
Au : Bj S1-S2 murni
Abdomen
I : Datar
Au : Bising usus (+), 32x/menit
Pa : Hepar dan lien tak teraba
Pe : Timpani
Genetalia: keadaan bersih
Ekstrimitas:
Atas: akral dingin, sianosis, edema (-)
Bawah: akral dingin, sianosis, edema (-), varises (-) GCS 7(E1M4V2 ), reflek
Babinsky positif, kaku kuduk positif
Uji saraf cranial
N.III.- Oklumotorius N.IV- Troklearis N.VI-Abdusen pupil isokor, diameter
kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
N.IX- Glosofaringeus, N.X- Vagus pasien mampu menelan
6. Data Penunjang
Laboratorium darah tanggal 22 Juni 2005 jam 9.30
Pemeriksaan Hasil Satuan
Harga NormalHb 15,10 gr% 12 – 15
Ht 44,6 % 40
Eritrosit 4,7 Juta/ mmk 4,5 – 6,5
MCH 32,1 Pg 27 – 32
MCV 94,9 Fl 76 – 96
MCHC 33,8 g/ dl 29 – 36
Lekosit 27,4 Ribu / mmk 4 – 11
Trombosit 399 Ribu / mmk 150 – 400
Urea 37 Mg / dl 15 -39
Kreatinin 2,01 Mg / dl 0,6 – 1,3
Natrium 136 mmol / L 136 – 145
Kalium 4,6 mmol / L 3,5 – 5,1
Klorida 106 mmol / L 96 – 107
Kalsium 2,58 mmol / L 2,12 – 2,52
Hasil BGA tanggal 22 Juni 2005 jam 10.00
Temp : 37o C
FiO2 : 48%
Hb : 15,10 g / d
PH ( 37o C ) : 7,46
PCO2 ( 37o C ) : 29,2 mmHg
PO2 ( 37o C ) : 128 mmHg
PH ( Corrected ) : 7, 392 ( normal : 7,35 – 7,45 )
PCO2 ( Corrected ) : 30 mmHg ( normal : 35 – 45 )
PO2 ( Corrected ) : 133 mmHg ( normal : 83 – 108 )
HCO3 : 18,3 mmol / L ( normal : 18 – 23 )
TCO2 : 19,20
BE : -4,5 mmol / L ( normal : -2 – 3 )
BE Efective : -6,7
SBC : 21,5 mmol / L
O2 saturasi : 99 % ( normal : 95 – 98 ), setelah pemberian 8 liter /menit
A=ADO2 : 174,9
RI : 1,32
Hasil GDS dengan glukotest tanggal 22 Juni 2012 jam 9.20 = 129 mg / dl ( normal :
80 – 110 )
Hasil CT Scan tanggal 22 Juni 2012 jam 10.30 : PSA ( Perdarahan Sub
Arakhnoid)
7. Terapi
- O2 sungkup 8 L / menit
- infus RS 20 tetes/menit
C. Diagnosa
Analisa kasus
No. Tgl/jam Data focus Masalah Etiologi
1. 30
november
2013
14.00
DS :
Keluarga pasien
mengatakan kesadaran
pasien menurun. Tidak
mau bangun saat
dibangunkan
DO :
 riwayat hipertensi,
 hasil CT.Scan :
perdarahan
arakhnoid
 GCS : 6
E : 1
V : 1
M : 4
Perfusi jaringan
serebral tidak
efektif
Hipoksemia
jaringan
2. 30
november
2013-11-
30 14.00
DS : pasien mengeluh
sesak, suara ngorok
DO : suara ronchi
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
keletihan
otot
pernapasan
3. 30
november
2013-11-
30 14.00
DS : pasien mengeluh
meriang
DO : akral dingin (suhu :
32 𝑜
C), sianosis
Hiportermi Proses
Penyakit
4. 30
november
2013
14.00
DS : pasien mengatakan
tidak nafsu makan
DO : Bising usus
32x/menit
A : IMT=26
B : Hb = 15,10 g/d
C : keadaan lemah
D : pasien makan
habis ¼ porsi
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Faktor
biologis
5. 30
november
2013
14.00
DS : Pasien mengeluh
sesak
DO :
 PH : 7,392
 PCO2 : 30 mmHg
 PO2 :133 Mmhg
 HCO3 : 18,3
mmol/L
 BE : -4,5 mmol / L
(alkalosis respiratorik)
Gangguan
pertukaran gas
Ventilasi
perfusi
6. 30
november
2013
14.00
DS : Pasien mengatakan
berliur
DO : hipersaliva
Harga diri rendah Perubahan
fisik
Prioritas masalah
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia jaringan.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan.
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi.
4. Hipotermi berhubungan dengan proses penyakit.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan factor biologis.
6. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik.
D. Intervensi
Tanggal /
jam
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi keperawatan
30
november
2013
14.30
Perfusi
jaringan
serebral tidak
efektif
berhubungan
dengan
hipoksemia
jaringan
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam diharapkan
perfusi jaringan serebral
efektif dengan criteria
hasil: circulation
status(2564)
1. Tekanan systole dan
diastole dalam rentang
yang diharapkan
(120/80)
2. Tidak ada
orthostatikhipertensi
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan
intracranial ( hipertensi,
muntah proyektil, nyeri
kepala, penurunan
tingkat
kesadaranukuran pupil
abnormal atau berbeda,
nadi lambat, badan
lemah)
4. Dapat berkomunikasi
dengan jelas sesuai
dengan kemampuan
5. Memproses informasi
6. Menunjukkan
Peripheral sensation
management(2550)
 Monitor keasadaran
pasien.
 Monitor daerah
tertentu yang hanya
peka terhadap panas,
dingin, tajam, tumpul.
 Monitor tanda – tanda
vital klien.
 Monitor adanya
tromboplebitis.
 Kolaborasikan
pemberian analgetik.
 Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi
perhatian, konsentrasi,
dan orientasi
7. Menunjukan kesadaran
membaik
30
november
2013
14.45
Ketidakefektif
an bersihan
jalan nafas
berhubungan
keletihan otot
pernapasan
Setelah dilakuan tindakan
selama 1x24 jam,
diharapakan klienbernapas
dengan normal. Dengan
criteria hasil (respiratory
status : ventilation) (0410)
1. Pasien dapat bernaps
dengan normal (16-20
x/menit)
2. Suara nafas bersih
3. Menunjukkan suara
napas yang paten
(frekuensi napas, irama
napas dalam batas
normal)
4. Tidak ada suara napas
tambahan
5. Tanda – tanda vital
dalam batas normal
(TD :120/80, Suhu : 35
– 37, nadi : 60 – 100
x/menit, RR : 16 – 20
X/Menit)
Airway
management(3140)
 Buka jalan napas
 Posiskan pasien
senyaman mungkin
misalnya posisi
semifowler
 Identifikasi perlunya
pemberian alat bantu
napas seperti : nasal
kanul
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Aukultasi suara
napas, dan catat
adanya suara
tambahan
 Monitor respirasi dan
status O2
30
november
2013
15.00
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ventilasi
perfusi.
Setelah dilakukan tindakan
selama 1 x 24 jam,
diharapkan pasien
bernapas dengan normal.
Dengan criteria hasil :
(respiratory status: gas
exchange)(3200)
1. Mendemontrasi
Airway
management(3140)
 Buka jalan napas
 Posiskan pasien
senyaman mungkin
misalnya posisi
semifowler
peningkatan ventilasi
dan oksigenasi yang
adekuat
2. AGD dalam batas
normal.
 PH :7,35-7,45
 PO2 : 80-100
 PCO2 : 35- 45
 HCO3 : 22-26
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
 Identifikasi perlunya
pemberian alat bantu
napas seperti : nasal
kanul
 Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
 Aukultasi suara
napas, dan catat
adanya suara
tambahan
 Monitor respirasi dan
status O2
30
november
2013
15.15
Hipotermi
berhubungan
dengan proses
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
selam 1 x 24 jam.
Diharapkan suhu tubuh
pasien dalam keadaan
normal. Dengan criteria
hasil :
thermoregulation(2326)
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal (35-37)
2. nadi dan rr dalam
rentang normal. (Nadi :
60-100x/menit, RR: 16-
20X/menit)
3. tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing
4. pasien tidak mengeluh
meriang
Temperature
regulation(2143)
 monitor suhu minimal
tiap 2 jam
 berikan kompres
dingin
 rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
 monitor TD,RR, nadi
 monitor warna dan
suhu kulit
 monitor tanda-tanda
hipetermidan
hipotermi
 tingkatkan intake
cairan
30
november
2013
15.30
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
Setelah dilakuan tindakan
selama 1x24 jam,
diharapakan klien
terpenuhi kebutuhan
Nutrional management
(1100)
 Kaji adanya alergi
makanan
factor biologis nutrisnya dengan criteria
hasil : nutrisi status (1004)
1. Intake zat gizi
terpenuhi (nutrisi)
2. Intake makanan dan
cairan
3. IMT normal (BB/TB
kuadran)
4. Berat badan
5. Ukuran kebutuhan
nutrisi secara biokima
6. Nafsu makan
bertambah
 Anjurkan pasien
untuk makan-
makanan yang bergizi
 Berikan makanan
yang terpilih
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
 Kolaborasikan dengan
tim kesehatan
mengenai pola
nutrisinya
 Monitor makanan dan
minuman setiap
harinya
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius.
FKUI. Jakarta.
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit
FKUI. Jakarta.
Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
http://srisiswatytahir.blogspot.com/2013/03/makalah-stroke.html
http://buyungchem.wordpress.com/makalah-stroke-oleh-tri-amalia-saud/
http://www.scribd.com/doc/156535762/3-Manifestasi-Klinik-Stroke

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat DaruratPembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
Pembahasan Soal Ukom Keperawatan Gawat Darurat
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi KeperawatanJenis model Dokumentasi Keperawatan
Jenis model Dokumentasi Keperawatan
 
5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga5. proses skoring kep. keluarga
5. proses skoring kep. keluarga
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
ASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIAASKEP DISPEPSIA
ASKEP DISPEPSIA
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Sp isolasi sosial
Sp isolasi sosialSp isolasi sosial
Sp isolasi sosial
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhMas Mawon
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeTerminal Purba
 
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusPatofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusA Adriyani Akbar
 
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)Tengku Maulana
 
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxTUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxandrimitra
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeBasri Baslam
 
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptxPPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptxishmah2
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxAmexCuk
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxJuliaArtayani
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...dwelst
 

Similar to ASUHAN KEPERAWATAN STROKE (20)

Asuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snhAsuhan keperawatan snh
Asuhan keperawatan snh
 
tak
taktak
tak
 
Ca
CaCa
Ca
 
Mirna ayu s (stroke)
Mirna ayu s (stroke)Mirna ayu s (stroke)
Mirna ayu s (stroke)
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan strokeMakalah asuhan keperawatan stroke
Makalah asuhan keperawatan stroke
 
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusPatofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
 
Oleh
OlehOleh
Oleh
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
 
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxTUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit stroke
 
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptxPPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
 
Lp stroke iwan
Lp stroke iwanLp stroke iwan
Lp stroke iwan
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
 
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptxGANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
GANGGUAN_SISTEM_PEREDARAN_DARAH.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN STROKE Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana S.Kep Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Lina Wijayanti 121440124530050 2. Melia Puspita Rini 121440124580055 3. Milah Ristiani 121440124590056 4. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057 5. Mita Rina Prihastuti 121440124610058 6. Nita Widyasari 121440124620059 7. Nony Marlina 121440124630060 8. Novarya Dyan Armadany 121440124640061 9. Novi Astikasari 121440124650062 10. Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070 11. Ratu Kasih Murni 121440124740071 12. Rian Diah Utami 121440124750072 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A STIKES HARAPAN BANGSA PURWOKERTO 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun, bahkan saat ini angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Saat ini Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab selain penyakit degeneratif, dan terbanyak karena stres. Ini sangat memprihatinkan. Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan kanker dan sekitar 28,5 % penderita penyakit stroke meninggal dunia. Disamping itu, stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan stroke sebagai masalah kesehatan yang serius. B. Tujuan 1. Untuk mengetahui maksud dari penyakit stroke. 2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya stroke. 3. Untuk mengetahu tanda dan gejala stroke beserta patofisiologinya.
  • 3. BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala-gejala yang berlangsung selama lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain selain daripada gangguan vaskuler (WHO). Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang akibat oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba, dan merupakan keadaan yang timbul karena gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian (Brunner & Suddarth). Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu : 1. Stroke karena pendarahan (Haemorragic) Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah keotak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
  • 4. Stroke hemoragik terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid. a. stroke intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak. b. Stroke hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup otak). 2. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik) Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70% kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi. Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak terhambat atau berhenti. Terdiri dari: a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan. b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. c. Hiporperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. B. Etiologi a. Thrombosis bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher : arteriosskleresis serebral. b. embolisme serebral bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain : endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi pulmonal. c. Iskemia penurunan aliran darah ke area otak : kontriksi ateroma pada arteri. d. hemoragi serebral pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang sekitar otak.
  • 5. C. Manifestasi Klinis factor yang tidak dapat dirubah  jenis kelamin : pria lebih sering mengalami stroke dari pada wanita.  usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.  keturunan : adanya riwayat yang terkena stroke. factor yang dapat dirubah  hipertensi  penyakit jantung  kolesterol tinggi  obesitas  diabetes mellitus  polisitemia  stress emosional kebiasaan hidup  merokok  peminum alcohol  obat – obatan terlarang  aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan berkolesterol. D. Patofisiologi 1. Patofisiologi stroke iskemik Stroke iskemik terjadi oleh karena adanya perubahan aliran darah di otak, dimana terjadi penurunan aliran darah secara sigifikan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi aliran darah di otak, antara lain : a. Keadaan pembuluh darah, dapat menyempit akibat aterosklerosis atau tersumbat oleh trombus atau embolus. b. Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat dan hematokrit yang meningkat menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat, anemia yang berat menyebabkan oksigenasi otak menurun. c. Tekanan darah sistemik memegang peranan terhadap tekanan perfusi otak. d. Kelainan jantung : menyebabkan menurunnya curah jantung serta lepasnya embolus yang menimbulkan iskemia otak.
  • 6. Sebagai akibat dari menurunnya aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka akan terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai ditingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya akan berakhir dengan kematian neuron. E. Faktor Resiko 1. hipertensi/tekanan darah tinggi makin tinggi tensi darah, makin tinggi kemungkinan terjadinya stroke baik perdarahan maupun bukan. 2. Merokok penelitian menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya stroke, terutama dalam kombinasi dengan faktor risiko yang lain misalnya pada kombinasi merokok dan pemakaian obat kontrasepsi. hal ini juga ditunjukkan pada perokok pasif. merokok meningkatkan terjadinya thombus karena terjadinya artheroklerosis. 3. Diabetes penderita diabetes cenderung menderita artherosklerosis dan meningkatkan terjadinya hipertensi, kegemukan dan kenaikan lemak darah. kombinasi hipertensi dan diabetes sangat menaikkan komplikasi diabetes termasuk stroke. pengendalian diabetes sangat menurunkan terjadinya stroke. 4. penyakit jantung/atrial fibrillation penderita penyakit katub jantung dengan atau tanpa atrium fibrilasi apapun penyebabnya dapat menyebabkan terjadinya emboli/jendalan darah yang memicu terjadinya suatu stroke. 5. Kenaikan kadar kolesterol/lemak darah. Penelitian menunjukkan angka stroke meningkat dengan kadar kolesterol diatas 240 mg %, setiap kenaikkan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%. Sedangkan kenaikkan HDL 1 mol (38,7 mg %) menurunkan terjadinya stroke setinggi 47 %. Demikian juga kenaikkan trigliseridmenaikkan jumlah terjadinya stroke. Pemberian obat‐obat anti kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke. 6. Penyempitan pembuluh darah karotis Pembuluh darah carotis berasal dari pembuluh darah jantung yang menuju ke otak dan dapat diraba pada leher. Penyempitan pembuluh darah ini kadang‐kadang tak menimbulkan gejala dan hanya diketahui dengan pemeriksaan.Penyempitan > 50 % ditemukan pada 7% pasien laki-laki dan 5 % pada perempuan pada umur diatas 65
  • 7. tahun. Pemberian obat-obat aspirin dapat mengurangi incidence terjadinya stroke, namun pada beberapa pasien dianjurkan dikerjakan carotid endarterectomy. 7. Diet dan nutrisi Asupan makanan yang mengandung banyak sayur dan buah mengurangi terjadinya stroke. Pemakaian garam dapur berlebihan meningkatkan terjadinya stroke. Mungkin ini dikaitkan dengan terjadinya kenaikan tensi. 8. Latihan fisik Kegiatan fisik yang teratur dapat mengurangi terjadinya stroke (≥ 30 menit gerakan moderate tiap hari). Selain itu factor resiko dari stroke adalah umur, jenis kelamin, berat lahir rendah,keturunan. F. Upaya Pencegahan Penyakit Stroke a. Hindari stress. Sebuah penelitian dari Case Western Reserve University telah diketahui bahwa pria yang selalu merasa cemas 3x lebih mungkin untuk mengalami stroke iskemik dari pada pria yang lebih tenang. Karena kecemasan bisa menyebabkan kelebihan produksi kronis dopamine, suatu neuro transmitter yg mengatur kntrol dari sirkulasi otak. b. Kurangi minum soda. Sebuah penelitian dari Loma Linda University telah diketahui bahwa seseorang yang minum dalam jumlah besar cairan lain selain air, sebenarnya memiliki risiko 46% terkena stroke. Dalam teorinya mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman bergula seperti soda akan memicu keluarnya air dari aliran darah, & menyebabkan penebalan darah. c. Kurangi kadar homosistein. Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin & mineral dapat menurunkan kadar homosistein yang berhubungan dengan terjadinya stroke. Asupan tambahan folat akan membantu mengurangi risiko stroke, tetapi hanya untuk beberapa orang. d. Konsumsi teh putih. Teh Putih Mencegah pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Polifenol pada teh putih menunjukan efek yang bagus pada zat pembeku darah dan anti penggumpalan darah, terutama katekin yang dapat mencegah sel darah merah menggumpal. Teh Putih Melancarkan aliran darah pada pembuluh darah, meningkatkan ketahanan pembuluh darah, serta mencegah terjadinya stroke . Teh Putih Menurunkan tekanan darah , Penelitian membuktikan teh putih dapat mengencerkan darah dan memperbaiki fungsi arteri sehingga menurunkan tekanan darah. Teh putih memang termasuk salah satu
  • 8. golongan teh yang sangat langka, dan telah menjadi minuman raja raja negeri bangsawan cina dan jepang. e. Jauhi asap rokok. Sebuah penelitian dari University of Auckland diketahui bahwa orang yang sering menghirup asap rokok memiliki resiko 82 % lebih mungkin menderita stroke dibanding mereka yg tidak pernah menghirup. f. Aerobik. Latihan Aerobik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar kolesterol HDL, menurunkan kolesterol LDL, dan mengurangi pembekuan darah kata seorang psikiater dari Cedars-Sinai Hospital di Los Angeles “Jerry Judd Pryde, MD”. g. Vaksin flu Seorang Peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang yg mendapatkan vaksin flu setiap tahun selama 5 tahun memiliki resiko 42% lebih rendah mengalami serangan stroke dibandingkan mereka yg tidak. h. Minum air. Mulailah hari anda dengan meminum air putih di pagi hari, karena air putih dapat menjaga peredaran darah anda tetap lancar. Air membantu mengencerkan darah yang pada gilirannya memperkecil kemungkinan untuk membentuk bekuan darah.
  • 9. BAB III STUDI KASUS A. Kasus Stroke B. Pengkajian Identitas Pasien Nama : Tn. B Umur : 72 tahun Pekerjaan : Petani Status : Kawin Alamat : Krajan RT 1 RW 03, Limbangan , Kendal No Register : B301197 Diagnosa Medis: Stroke 1. Keluhan utama Kesadaran menurun : sopor, 2. Riwayat penyakit sekarang 1 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh sesak nafas.1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh badannya meriang. 10 jam sebelum masuk rumah sakit, klien kesadarannya menurun. Saat dibangunkan, klien tidak bangun, terdengar suara ngorok, disertai banyak air liur keluar.Lalu oleh keluarganya, klien dibawa ke RS. Tugurejo Semarang dan oleh RS. Tugurejo dirujuk ke RSDK 3. Riwayat penyakit dahulu Klien mempunyai riwayat hipertensi sejak 7 tahun yang lalu namun tidak pernah kontrol ke puskesmas dan merokok “ Linthingan “ kurang lebih 6 batang perhari sejak muda sampai sebelum sakit. 4. Riwayat penyakit keluarga Tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit DM, hipertensi, jantung dan pernafasan. 5. Pemeriksaan fisik Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif Hidung : Tidak terdapat secret
  • 10. Telinga : Ada sedikit serumen Mulut : Mukosa bibir agak kering, gigi bersih, bibir sianosis, hipersalivasi, ngiler. Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan JVP Paru – paru I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot intercosta Pa : tidak dapat diperiksa Pe : Sonor seluruh lapang paru Au : Stridor, ronkhi Jantung I : Ictus cordis tidak tampak Pa : Ictus cordis teraba di SIC V Pe : Pekak Au : Bj S1-S2 murni Abdomen I : Datar Au : Bising usus (+), 32x/menit Pa : Hepar dan lien tak teraba Pe : Timpani Genetalia: keadaan bersih Ekstrimitas: Atas: akral dingin, sianosis, edema (-) Bawah: akral dingin, sianosis, edema (-), varises (-) GCS 7(E1M4V2 ), reflek Babinsky positif, kaku kuduk positif Uji saraf cranial N.III.- Oklumotorius N.IV- Troklearis N.VI-Abdusen pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif N.IX- Glosofaringeus, N.X- Vagus pasien mampu menelan 6. Data Penunjang Laboratorium darah tanggal 22 Juni 2005 jam 9.30
  • 11. Pemeriksaan Hasil Satuan Harga NormalHb 15,10 gr% 12 – 15 Ht 44,6 % 40 Eritrosit 4,7 Juta/ mmk 4,5 – 6,5 MCH 32,1 Pg 27 – 32 MCV 94,9 Fl 76 – 96 MCHC 33,8 g/ dl 29 – 36 Lekosit 27,4 Ribu / mmk 4 – 11 Trombosit 399 Ribu / mmk 150 – 400 Urea 37 Mg / dl 15 -39 Kreatinin 2,01 Mg / dl 0,6 – 1,3 Natrium 136 mmol / L 136 – 145 Kalium 4,6 mmol / L 3,5 – 5,1 Klorida 106 mmol / L 96 – 107 Kalsium 2,58 mmol / L 2,12 – 2,52 Hasil BGA tanggal 22 Juni 2005 jam 10.00 Temp : 37o C FiO2 : 48% Hb : 15,10 g / d PH ( 37o C ) : 7,46 PCO2 ( 37o C ) : 29,2 mmHg PO2 ( 37o C ) : 128 mmHg PH ( Corrected ) : 7, 392 ( normal : 7,35 – 7,45 ) PCO2 ( Corrected ) : 30 mmHg ( normal : 35 – 45 ) PO2 ( Corrected ) : 133 mmHg ( normal : 83 – 108 ) HCO3 : 18,3 mmol / L ( normal : 18 – 23 ) TCO2 : 19,20 BE : -4,5 mmol / L ( normal : -2 – 3 ) BE Efective : -6,7
  • 12. SBC : 21,5 mmol / L O2 saturasi : 99 % ( normal : 95 – 98 ), setelah pemberian 8 liter /menit A=ADO2 : 174,9 RI : 1,32 Hasil GDS dengan glukotest tanggal 22 Juni 2012 jam 9.20 = 129 mg / dl ( normal : 80 – 110 ) Hasil CT Scan tanggal 22 Juni 2012 jam 10.30 : PSA ( Perdarahan Sub Arakhnoid) 7. Terapi - O2 sungkup 8 L / menit - infus RS 20 tetes/menit C. Diagnosa Analisa kasus No. Tgl/jam Data focus Masalah Etiologi 1. 30 november 2013 14.00 DS : Keluarga pasien mengatakan kesadaran pasien menurun. Tidak mau bangun saat dibangunkan DO :  riwayat hipertensi,  hasil CT.Scan : perdarahan arakhnoid  GCS : 6 E : 1 V : 1 M : 4 Perfusi jaringan serebral tidak efektif Hipoksemia jaringan
  • 13. 2. 30 november 2013-11- 30 14.00 DS : pasien mengeluh sesak, suara ngorok DO : suara ronchi Ketidakefektifan bersihan jalan nafas keletihan otot pernapasan 3. 30 november 2013-11- 30 14.00 DS : pasien mengeluh meriang DO : akral dingin (suhu : 32 𝑜 C), sianosis Hiportermi Proses Penyakit 4. 30 november 2013 14.00 DS : pasien mengatakan tidak nafsu makan DO : Bising usus 32x/menit A : IMT=26 B : Hb = 15,10 g/d C : keadaan lemah D : pasien makan habis ¼ porsi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Faktor biologis 5. 30 november 2013 14.00 DS : Pasien mengeluh sesak DO :  PH : 7,392  PCO2 : 30 mmHg  PO2 :133 Mmhg  HCO3 : 18,3 mmol/L  BE : -4,5 mmol / L (alkalosis respiratorik) Gangguan pertukaran gas Ventilasi perfusi 6. 30 november 2013 14.00 DS : Pasien mengatakan berliur DO : hipersaliva Harga diri rendah Perubahan fisik Prioritas masalah 1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia jaringan. 2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan.
  • 14. 3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi. 4. Hipotermi berhubungan dengan proses penyakit. 5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan factor biologis. 6. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik. D. Intervensi Tanggal / jam Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi keperawatan 30 november 2013 14.30 Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia jaringan Setelah dilakukan tindakan 1x24 jam diharapkan perfusi jaringan serebral efektif dengan criteria hasil: circulation status(2564) 1. Tekanan systole dan diastole dalam rentang yang diharapkan (120/80) 2. Tidak ada orthostatikhipertensi 3. Tidak ada tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial ( hipertensi, muntah proyektil, nyeri kepala, penurunan tingkat kesadaranukuran pupil abnormal atau berbeda, nadi lambat, badan lemah) 4. Dapat berkomunikasi dengan jelas sesuai dengan kemampuan 5. Memproses informasi 6. Menunjukkan Peripheral sensation management(2550)  Monitor keasadaran pasien.  Monitor daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas, dingin, tajam, tumpul.  Monitor tanda – tanda vital klien.  Monitor adanya tromboplebitis.  Kolaborasikan pemberian analgetik.  Diskusikan mengenai penyebab perubahan sensasi
  • 15. perhatian, konsentrasi, dan orientasi 7. Menunjukan kesadaran membaik 30 november 2013 14.45 Ketidakefektif an bersihan jalan nafas berhubungan keletihan otot pernapasan Setelah dilakuan tindakan selama 1x24 jam, diharapakan klienbernapas dengan normal. Dengan criteria hasil (respiratory status : ventilation) (0410) 1. Pasien dapat bernaps dengan normal (16-20 x/menit) 2. Suara nafas bersih 3. Menunjukkan suara napas yang paten (frekuensi napas, irama napas dalam batas normal) 4. Tidak ada suara napas tambahan 5. Tanda – tanda vital dalam batas normal (TD :120/80, Suhu : 35 – 37, nadi : 60 – 100 x/menit, RR : 16 – 20 X/Menit) Airway management(3140)  Buka jalan napas  Posiskan pasien senyaman mungkin misalnya posisi semifowler  Identifikasi perlunya pemberian alat bantu napas seperti : nasal kanul  Lakukan fisioterapi dada jika perlu  Aukultasi suara napas, dan catat adanya suara tambahan  Monitor respirasi dan status O2 30 november 2013 15.00 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi. Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam, diharapkan pasien bernapas dengan normal. Dengan criteria hasil : (respiratory status: gas exchange)(3200) 1. Mendemontrasi Airway management(3140)  Buka jalan napas  Posiskan pasien senyaman mungkin misalnya posisi semifowler
  • 16. peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat 2. AGD dalam batas normal.  PH :7,35-7,45  PO2 : 80-100  PCO2 : 35- 45  HCO3 : 22-26 3. Tanda-tanda vital dalam rentang normal  Identifikasi perlunya pemberian alat bantu napas seperti : nasal kanul  Lakukan fisioterapi dada jika perlu  Aukultasi suara napas, dan catat adanya suara tambahan  Monitor respirasi dan status O2 30 november 2013 15.15 Hipotermi berhubungan dengan proses penyakit Setelah dilakukan tindakan selam 1 x 24 jam. Diharapkan suhu tubuh pasien dalam keadaan normal. Dengan criteria hasil : thermoregulation(2326) 1. Suhu tubuh dalam rentang normal (35-37) 2. nadi dan rr dalam rentang normal. (Nadi : 60-100x/menit, RR: 16- 20X/menit) 3. tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing 4. pasien tidak mengeluh meriang Temperature regulation(2143)  monitor suhu minimal tiap 2 jam  berikan kompres dingin  rencanakan monitoring suhu secara kontinyu  monitor TD,RR, nadi  monitor warna dan suhu kulit  monitor tanda-tanda hipetermidan hipotermi  tingkatkan intake cairan 30 november 2013 15.30 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakuan tindakan selama 1x24 jam, diharapakan klien terpenuhi kebutuhan Nutrional management (1100)  Kaji adanya alergi makanan
  • 17. factor biologis nutrisnya dengan criteria hasil : nutrisi status (1004) 1. Intake zat gizi terpenuhi (nutrisi) 2. Intake makanan dan cairan 3. IMT normal (BB/TB kuadran) 4. Berat badan 5. Ukuran kebutuhan nutrisi secara biokima 6. Nafsu makan bertambah  Anjurkan pasien untuk makan- makanan yang bergizi  Berikan makanan yang terpilih  Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi  Kolaborasikan dengan tim kesehatan mengenai pola nutrisinya  Monitor makanan dan minuman setiap harinya
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta. Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta. Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC. Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC. Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC http://srisiswatytahir.blogspot.com/2013/03/makalah-stroke.html http://buyungchem.wordpress.com/makalah-stroke-oleh-tri-amalia-saud/ http://www.scribd.com/doc/156535762/3-Manifestasi-Klinik-Stroke