Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada pasien stroke yang mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan teori tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, faktor risiko, upaya pencegahan, dan studi kasus tentang pengkajian pasien stroke.
1. ASUHAN KEPERAWATAN STROKE
Dosen Pengampu : Ns. Noor Yunida Triana S.Kep
Disusun Oleh : Kelompok 3
1. Lina Wijayanti 121440124530050
2. Melia Puspita Rini 121440124580055
3. Milah Ristiani 121440124590056
4. Mim Mahdi Su’udi 121440124600057
5. Mita Rina Prihastuti 121440124610058
6. Nita Widyasari 121440124620059
7. Nony Marlina 121440124630060
8. Novarya Dyan Armadany 121440124640061
9. Novi Astikasari 121440124650062
10. Ratna Indah Puspita Sari 121440124730070
11. Ratu Kasih Murni 121440124740071
12. Rian Diah Utami 121440124750072
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN 3A
STIKES HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2013
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan
pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda
yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah
kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya.
Selain itu, tampak adanya kecenderungan peningkatan insidennya.
Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun, bahkan
saat ini angka kejadian stroke di Indonesia meningkat dengan tajam. Saat ini Indonesia
merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar di Asia, karena berbagai sebab
selain penyakit degeneratif, dan terbanyak karena stres. Ini sangat memprihatinkan.
Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung
dan kanker dan sekitar 28,5 % penderita penyakit stroke meninggal dunia. Disamping itu,
stroke juga merupakan penyebab kecatatan. Sehingga keadaan tersebut menempatkan
stroke sebagai masalah kesehatan yang serius.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari penyakit stroke.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya stroke.
3. Untuk mengetahu tanda dan gejala stroke beserta patofisiologinya.
3. BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Stroke adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi otak, baik fokal maupun
menyeluruh (global) yang berlangsung dengan cepat, dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab
lain selain daripada gangguan vaskuler (WHO).
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang akibat oleh berhentinya suplai darah kebagian
otak.
Stroke merupakan gangguan fungsi saraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah
dalam otak yang dapat timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat
(dalam beberapa jam) dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah otak yang
terganggu.
Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA) adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak secara tiba-tiba, dan merupakan keadaan yang
timbul karena gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian
jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian
(Brunner & Suddarth).
Secara garis besar, stroke dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Stroke karena pendarahan (Haemorragic)
Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena atheroklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah keotak. Hampir sebagian besar pasien atau sebesar 83%
mengalami stroke jenis ini.
4. Stroke hemoragik terdiri dari perdarahan intraserebral, perdarahan subarakhnoid.
a. stroke intraserebral : perdarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
b. Stroke hemoragik subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutup otak).
2. Stroke bukan karena pendarahan (Non Haemorragic/ Iskemik)
Pada stroke haemorragic pembulih darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang
normal dan darah merembes kedalam suatu daerah diotak dan merusaknya. Hampir 70%
kasus stroke ini terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke Iskemik yaitu penyakit stroke yang terjadi oleh karena suplai darah ke otak
terhambat atau berhenti. Terdiri dari:
a. Stroke trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
b. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
c. Hiporperfusion sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh bagian tubuh karena
adanya gangguan denyut jantung.
B. Etiologi
a. Thrombosis
bekuan darah dalam pembuluh darah otak atau leher : arteriosskleresis serebral.
b. embolisme serebral
bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh yang lain :
endokarditis, penyakit jantung reumatik, infeksi pulmonal.
c. Iskemia
penurunan aliran darah ke area otak : kontriksi ateroma pada arteri.
d. hemoragi serebral
pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan kedalam jaringan otak atau ruang
sekitar otak.
5. C. Manifestasi Klinis
factor yang tidak dapat dirubah
jenis kelamin : pria lebih sering mengalami stroke dari pada wanita.
usia : makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
keturunan : adanya riwayat yang terkena stroke.
factor yang dapat dirubah
hipertensi
penyakit jantung
kolesterol tinggi
obesitas
diabetes mellitus
polisitemia
stress emosional
kebiasaan hidup
merokok
peminum alcohol
obat – obatan terlarang
aktivitas yang tidak sehat : kurang olahraga, makanan berkolesterol.
D. Patofisiologi
1. Patofisiologi stroke iskemik
Stroke iskemik terjadi oleh karena adanya perubahan aliran darah di otak,
dimana terjadi penurunan aliran darah secara sigifikan. Ada beberapa faktor yang
memengaruhi aliran darah di otak, antara lain :
a. Keadaan pembuluh darah, dapat menyempit akibat aterosklerosis atau tersumbat
oleh trombus atau embolus.
b. Keadaan darah : viskositas darah yang meningkat dan hematokrit yang meningkat
menyebabkan aliran darah ke otak lebih lambat, anemia yang berat menyebabkan
oksigenasi otak menurun.
c. Tekanan darah sistemik memegang peranan terhadap tekanan perfusi otak.
d. Kelainan jantung : menyebabkan menurunnya curah jantung serta lepasnya embolus
yang menimbulkan iskemia otak.
6. Sebagai akibat dari menurunnya aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka akan
terjadi serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai
ditingkat seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan
kerusakan pada fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel, selanjutnya
akan berakhir dengan kematian neuron.
E. Faktor Resiko
1. hipertensi/tekanan darah tinggi
makin tinggi tensi darah, makin tinggi kemungkinan terjadinya stroke baik perdarahan
maupun bukan.
2. Merokok
penelitian menunjukkan bahwa merokok merupakan faktor risiko terjadinya stroke,
terutama dalam kombinasi dengan faktor risiko yang lain misalnya pada kombinasi
merokok dan pemakaian obat kontrasepsi. hal ini juga ditunjukkan pada perokok pasif.
merokok meningkatkan terjadinya thombus karena terjadinya artheroklerosis.
3. Diabetes
penderita diabetes cenderung menderita artherosklerosis dan meningkatkan terjadinya
hipertensi, kegemukan dan kenaikan lemak darah. kombinasi hipertensi dan diabetes
sangat menaikkan komplikasi diabetes termasuk stroke. pengendalian diabetes sangat
menurunkan terjadinya stroke.
4. penyakit jantung/atrial fibrillation
penderita penyakit katub jantung dengan atau tanpa atrium fibrilasi apapun
penyebabnya dapat menyebabkan terjadinya emboli/jendalan darah yang memicu
terjadinya suatu stroke.
5. Kenaikan kadar kolesterol/lemak darah.
Penelitian menunjukkan angka stroke meningkat dengan kadar kolesterol diatas 240
mg %, setiap kenaikkan 38,7 mg% menaikkan angka stroke 25%. Sedangkan
kenaikkan HDL 1 mol (38,7 mg %) menurunkan terjadinya stroke setinggi 47 %.
Demikian juga kenaikkan trigliseridmenaikkan jumlah terjadinya stroke.
Pemberian obat‐obat anti kolesterol jenis statin sangat menurunkan terjadinya stroke.
6. Penyempitan pembuluh darah karotis
Pembuluh darah carotis berasal dari pembuluh darah jantung yang menuju ke otak dan
dapat diraba pada leher. Penyempitan pembuluh darah ini kadang‐kadang tak
menimbulkan gejala dan hanya diketahui dengan pemeriksaan.Penyempitan > 50 %
ditemukan pada 7% pasien laki-laki dan 5 % pada perempuan pada umur diatas 65
7. tahun. Pemberian obat-obat aspirin dapat mengurangi incidence terjadinya stroke,
namun pada beberapa pasien dianjurkan dikerjakan carotid endarterectomy.
7. Diet dan nutrisi
Asupan makanan yang mengandung banyak sayur dan buah mengurangi terjadinya
stroke. Pemakaian garam dapur berlebihan meningkatkan terjadinya stroke. Mungkin
ini dikaitkan dengan terjadinya kenaikan tensi.
8. Latihan fisik
Kegiatan fisik yang teratur dapat mengurangi terjadinya stroke (≥ 30 menit gerakan
moderate tiap hari). Selain itu factor resiko dari stroke adalah umur, jenis kelamin,
berat lahir rendah,keturunan.
F. Upaya Pencegahan Penyakit Stroke
a. Hindari stress.
Sebuah penelitian dari Case Western Reserve University telah diketahui bahwa pria
yang selalu merasa cemas 3x lebih mungkin untuk mengalami stroke iskemik dari pada
pria yang lebih tenang. Karena kecemasan bisa menyebabkan kelebihan produksi
kronis dopamine, suatu neuro transmitter yg mengatur kntrol dari sirkulasi otak.
b. Kurangi minum soda.
Sebuah penelitian dari Loma Linda University telah diketahui bahwa seseorang yang
minum dalam jumlah besar cairan lain selain air, sebenarnya memiliki risiko 46%
terkena stroke. Dalam teorinya mengatakan bahwa mengkonsumsi minuman bergula
seperti soda akan memicu keluarnya air dari aliran darah, & menyebabkan penebalan
darah.
c. Kurangi kadar homosistein.
Mengkonsumsi beberapa jenis vitamin & mineral dapat menurunkan kadar homosistein
yang berhubungan dengan terjadinya stroke. Asupan tambahan folat akan membantu
mengurangi risiko stroke, tetapi hanya untuk beberapa orang.
d. Konsumsi teh putih.
Teh Putih Mencegah pengerasan dan penyempitan pembuluh darah. Polifenol pada teh
putih menunjukan efek yang bagus pada zat pembeku darah dan anti penggumpalan
darah, terutama katekin yang dapat mencegah sel darah merah menggumpal. Teh Putih
Melancarkan aliran darah pada pembuluh darah, meningkatkan ketahanan pembuluh
darah, serta mencegah terjadinya stroke . Teh Putih Menurunkan tekanan darah ,
Penelitian membuktikan teh putih dapat mengencerkan darah dan memperbaiki fungsi
arteri sehingga menurunkan tekanan darah. Teh putih memang termasuk salah satu
8. golongan teh yang sangat langka, dan telah menjadi minuman raja raja negeri
bangsawan cina dan jepang.
e. Jauhi asap rokok.
Sebuah penelitian dari University of Auckland diketahui bahwa orang yang sering
menghirup asap rokok memiliki resiko 82 % lebih mungkin menderita stroke dibanding
mereka yg tidak pernah menghirup.
f. Aerobik.
Latihan Aerobik secara teratur dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kadar
kolesterol HDL, menurunkan kolesterol LDL, dan mengurangi pembekuan darah kata
seorang psikiater dari Cedars-Sinai Hospital di Los Angeles “Jerry Judd Pryde, MD”.
g. Vaksin flu
Seorang Peneliti dari Perancis menemukan bahwa orang yg mendapatkan vaksin flu
setiap tahun selama 5 tahun memiliki resiko 42% lebih rendah mengalami serangan
stroke dibandingkan mereka yg tidak.
h. Minum air.
Mulailah hari anda dengan meminum air putih di pagi hari, karena air putih dapat
menjaga peredaran darah anda tetap lancar. Air membantu mengencerkan darah yang
pada gilirannya memperkecil kemungkinan untuk membentuk bekuan darah.
9. BAB III
STUDI KASUS
A. Kasus Stroke
B. Pengkajian
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Umur : 72 tahun
Pekerjaan : Petani
Status : Kawin
Alamat : Krajan RT 1 RW 03, Limbangan , Kendal
No Register : B301197
Diagnosa Medis: Stroke
1. Keluhan utama
Kesadaran menurun : sopor,
2. Riwayat penyakit sekarang
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh sesak nafas.1 minggu sebelum
masuk rumah sakit, klien mengeluh badannya meriang. 10 jam sebelum masuk
rumah sakit, klien kesadarannya menurun. Saat dibangunkan, klien tidak bangun,
terdengar suara ngorok, disertai banyak air liur keluar.Lalu oleh keluarganya, klien
dibawa ke RS. Tugurejo Semarang dan oleh RS. Tugurejo dirujuk ke RSDK
3. Riwayat penyakit dahulu
Klien mempunyai riwayat hipertensi sejak 7 tahun yang lalu namun tidak pernah
kontrol ke puskesmas dan merokok “ Linthingan “ kurang lebih 6 batang perhari sejak
muda sampai sebelum sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga klien yang menderita penyakit DM, hipertensi, jantung dan
pernafasan.
5. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bentuk mesochepal, rambut hitam dan ada sedikit uban, lurus, tidak
mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
pupil isokor, diameter kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan
kiri positif
Hidung : Tidak terdapat secret
10. Telinga : Ada sedikit serumen
Mulut : Mukosa bibir agak kering, gigi bersih, bibir sianosis, hipersalivasi,
ngiler.
Leher : Tak ada pembesaran kelenjar limpha dan tiroid, tidak ada peningkatan
JVP
Paru – paru
I : Bentuk simetris, gerakan dada simetris, tidak ada tarikan otot
intercosta
Pa : tidak dapat diperiksa
Pe : Sonor seluruh lapang paru
Au : Stridor, ronkhi
Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak
Pa : Ictus cordis teraba di SIC V
Pe : Pekak
Au : Bj S1-S2 murni
Abdomen
I : Datar
Au : Bising usus (+), 32x/menit
Pa : Hepar dan lien tak teraba
Pe : Timpani
Genetalia: keadaan bersih
Ekstrimitas:
Atas: akral dingin, sianosis, edema (-)
Bawah: akral dingin, sianosis, edema (-), varises (-) GCS 7(E1M4V2 ), reflek
Babinsky positif, kaku kuduk positif
Uji saraf cranial
N.III.- Oklumotorius N.IV- Troklearis N.VI-Abdusen pupil isokor, diameter
kurang lebih 3mm, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif
N.IX- Glosofaringeus, N.X- Vagus pasien mampu menelan
6. Data Penunjang
Laboratorium darah tanggal 22 Juni 2005 jam 9.30
11. Pemeriksaan Hasil Satuan
Harga NormalHb 15,10 gr% 12 – 15
Ht 44,6 % 40
Eritrosit 4,7 Juta/ mmk 4,5 – 6,5
MCH 32,1 Pg 27 – 32
MCV 94,9 Fl 76 – 96
MCHC 33,8 g/ dl 29 – 36
Lekosit 27,4 Ribu / mmk 4 – 11
Trombosit 399 Ribu / mmk 150 – 400
Urea 37 Mg / dl 15 -39
Kreatinin 2,01 Mg / dl 0,6 – 1,3
Natrium 136 mmol / L 136 – 145
Kalium 4,6 mmol / L 3,5 – 5,1
Klorida 106 mmol / L 96 – 107
Kalsium 2,58 mmol / L 2,12 – 2,52
Hasil BGA tanggal 22 Juni 2005 jam 10.00
Temp : 37o C
FiO2 : 48%
Hb : 15,10 g / d
PH ( 37o C ) : 7,46
PCO2 ( 37o C ) : 29,2 mmHg
PO2 ( 37o C ) : 128 mmHg
PH ( Corrected ) : 7, 392 ( normal : 7,35 – 7,45 )
PCO2 ( Corrected ) : 30 mmHg ( normal : 35 – 45 )
PO2 ( Corrected ) : 133 mmHg ( normal : 83 – 108 )
HCO3 : 18,3 mmol / L ( normal : 18 – 23 )
TCO2 : 19,20
BE : -4,5 mmol / L ( normal : -2 – 3 )
BE Efective : -6,7
12. SBC : 21,5 mmol / L
O2 saturasi : 99 % ( normal : 95 – 98 ), setelah pemberian 8 liter /menit
A=ADO2 : 174,9
RI : 1,32
Hasil GDS dengan glukotest tanggal 22 Juni 2012 jam 9.20 = 129 mg / dl ( normal :
80 – 110 )
Hasil CT Scan tanggal 22 Juni 2012 jam 10.30 : PSA ( Perdarahan Sub
Arakhnoid)
7. Terapi
- O2 sungkup 8 L / menit
- infus RS 20 tetes/menit
C. Diagnosa
Analisa kasus
No. Tgl/jam Data focus Masalah Etiologi
1. 30
november
2013
14.00
DS :
Keluarga pasien
mengatakan kesadaran
pasien menurun. Tidak
mau bangun saat
dibangunkan
DO :
riwayat hipertensi,
hasil CT.Scan :
perdarahan
arakhnoid
GCS : 6
E : 1
V : 1
M : 4
Perfusi jaringan
serebral tidak
efektif
Hipoksemia
jaringan
13. 2. 30
november
2013-11-
30 14.00
DS : pasien mengeluh
sesak, suara ngorok
DO : suara ronchi
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
keletihan
otot
pernapasan
3. 30
november
2013-11-
30 14.00
DS : pasien mengeluh
meriang
DO : akral dingin (suhu :
32 𝑜
C), sianosis
Hiportermi Proses
Penyakit
4. 30
november
2013
14.00
DS : pasien mengatakan
tidak nafsu makan
DO : Bising usus
32x/menit
A : IMT=26
B : Hb = 15,10 g/d
C : keadaan lemah
D : pasien makan
habis ¼ porsi
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Faktor
biologis
5. 30
november
2013
14.00
DS : Pasien mengeluh
sesak
DO :
PH : 7,392
PCO2 : 30 mmHg
PO2 :133 Mmhg
HCO3 : 18,3
mmol/L
BE : -4,5 mmol / L
(alkalosis respiratorik)
Gangguan
pertukaran gas
Ventilasi
perfusi
6. 30
november
2013
14.00
DS : Pasien mengatakan
berliur
DO : hipersaliva
Harga diri rendah Perubahan
fisik
Prioritas masalah
1. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksemia jaringan.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan.
14. 3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi.
4. Hipotermi berhubungan dengan proses penyakit.
5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan factor biologis.
6. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan fisik.
D. Intervensi
Tanggal /
jam
Diagnosa Tujuan & Kriteria hasil Intervensi keperawatan
30
november
2013
14.30
Perfusi
jaringan
serebral tidak
efektif
berhubungan
dengan
hipoksemia
jaringan
Setelah dilakukan tindakan
1x24 jam diharapkan
perfusi jaringan serebral
efektif dengan criteria
hasil: circulation
status(2564)
1. Tekanan systole dan
diastole dalam rentang
yang diharapkan
(120/80)
2. Tidak ada
orthostatikhipertensi
3. Tidak ada tanda-tanda
peningkatan tekanan
intracranial ( hipertensi,
muntah proyektil, nyeri
kepala, penurunan
tingkat
kesadaranukuran pupil
abnormal atau berbeda,
nadi lambat, badan
lemah)
4. Dapat berkomunikasi
dengan jelas sesuai
dengan kemampuan
5. Memproses informasi
6. Menunjukkan
Peripheral sensation
management(2550)
Monitor keasadaran
pasien.
Monitor daerah
tertentu yang hanya
peka terhadap panas,
dingin, tajam, tumpul.
Monitor tanda – tanda
vital klien.
Monitor adanya
tromboplebitis.
Kolaborasikan
pemberian analgetik.
Diskusikan mengenai
penyebab perubahan
sensasi
15. perhatian, konsentrasi,
dan orientasi
7. Menunjukan kesadaran
membaik
30
november
2013
14.45
Ketidakefektif
an bersihan
jalan nafas
berhubungan
keletihan otot
pernapasan
Setelah dilakuan tindakan
selama 1x24 jam,
diharapakan klienbernapas
dengan normal. Dengan
criteria hasil (respiratory
status : ventilation) (0410)
1. Pasien dapat bernaps
dengan normal (16-20
x/menit)
2. Suara nafas bersih
3. Menunjukkan suara
napas yang paten
(frekuensi napas, irama
napas dalam batas
normal)
4. Tidak ada suara napas
tambahan
5. Tanda – tanda vital
dalam batas normal
(TD :120/80, Suhu : 35
– 37, nadi : 60 – 100
x/menit, RR : 16 – 20
X/Menit)
Airway
management(3140)
Buka jalan napas
Posiskan pasien
senyaman mungkin
misalnya posisi
semifowler
Identifikasi perlunya
pemberian alat bantu
napas seperti : nasal
kanul
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
Aukultasi suara
napas, dan catat
adanya suara
tambahan
Monitor respirasi dan
status O2
30
november
2013
15.00
Gangguan
pertukaran gas
berhubungan
dengan
ventilasi
perfusi.
Setelah dilakukan tindakan
selama 1 x 24 jam,
diharapkan pasien
bernapas dengan normal.
Dengan criteria hasil :
(respiratory status: gas
exchange)(3200)
1. Mendemontrasi
Airway
management(3140)
Buka jalan napas
Posiskan pasien
senyaman mungkin
misalnya posisi
semifowler
16. peningkatan ventilasi
dan oksigenasi yang
adekuat
2. AGD dalam batas
normal.
PH :7,35-7,45
PO2 : 80-100
PCO2 : 35- 45
HCO3 : 22-26
3. Tanda-tanda vital
dalam rentang normal
Identifikasi perlunya
pemberian alat bantu
napas seperti : nasal
kanul
Lakukan fisioterapi
dada jika perlu
Aukultasi suara
napas, dan catat
adanya suara
tambahan
Monitor respirasi dan
status O2
30
november
2013
15.15
Hipotermi
berhubungan
dengan proses
penyakit
Setelah dilakukan tindakan
selam 1 x 24 jam.
Diharapkan suhu tubuh
pasien dalam keadaan
normal. Dengan criteria
hasil :
thermoregulation(2326)
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal (35-37)
2. nadi dan rr dalam
rentang normal. (Nadi :
60-100x/menit, RR: 16-
20X/menit)
3. tidak ada perubahan
warna kulit dan tidak
ada pusing
4. pasien tidak mengeluh
meriang
Temperature
regulation(2143)
monitor suhu minimal
tiap 2 jam
berikan kompres
dingin
rencanakan
monitoring suhu
secara kontinyu
monitor TD,RR, nadi
monitor warna dan
suhu kulit
monitor tanda-tanda
hipetermidan
hipotermi
tingkatkan intake
cairan
30
november
2013
15.30
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
Setelah dilakuan tindakan
selama 1x24 jam,
diharapakan klien
terpenuhi kebutuhan
Nutrional management
(1100)
Kaji adanya alergi
makanan
17. factor biologis nutrisnya dengan criteria
hasil : nutrisi status (1004)
1. Intake zat gizi
terpenuhi (nutrisi)
2. Intake makanan dan
cairan
3. IMT normal (BB/TB
kuadran)
4. Berat badan
5. Ukuran kebutuhan
nutrisi secara biokima
6. Nafsu makan
bertambah
Anjurkan pasien
untuk makan-
makanan yang bergizi
Berikan makanan
yang terpilih
Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kolaborasikan dengan
tim kesehatan
mengenai pola
nutrisinya
Monitor makanan dan
minuman setiap
harinya
18. DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius.
FKUI. Jakarta.
Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit
FKUI. Jakarta.
Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.
Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.
Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC
http://srisiswatytahir.blogspot.com/2013/03/makalah-stroke.html
http://buyungchem.wordpress.com/makalah-stroke-oleh-tri-amalia-saud/
http://www.scribd.com/doc/156535762/3-Manifestasi-Klinik-Stroke