KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptxAtikIndarini2
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran menurut Permendikbud No. 21 Tahun 2022 dan berbagai cara menetapkan kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran, seperti menggunakan deskripsi kriteria, rubrik, interval nilai, dan taksonomi Bloom."
Dokumen ini membahas pengertian Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Tujuan Aksi Pembelajaran (ATP). CP adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam satu fase, sedangkan TP dan ATP merupakan penjabaran lebih rinci dan operasional dari CP untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dokumen ini juga memberikan contoh penyusunan ATP dan TP.
Dokumen tersebut membahas tentang merancang kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Ada tiga pendekatan yang dijelaskan yaitu menggunakan deskripsi kriteria, rubrik, dan interval nilai. Kriteria diperlukan untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas evaluasi proses dan hasil belajar IPA di SD. Terdapat 3 kegiatan belajar yang membahas tentang pengertian, tujuan, dan alat evaluasi proses dan hasil belajar IPA. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran, dan mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik."
The document provides guidance on formulating the Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) and Tujuan Pembelajaran (TP) for grades 7-9. It begins by defining CP, ATP and TP. It then discusses analyzing the CP, understanding the rationales and goals of the subject area, and the characteristics to be studied. It provides a 4-step process for understanding learning achievements and formulating the ATP and TP.
KRITERIA KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN (KKTP).pptx.pptxAtikIndarini2
Dokumen tersebut membahas tentang kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran menurut Permendikbud No. 21 Tahun 2022 dan berbagai cara menetapkan kriteria ketuntasan tujuan pembelajaran, seperti menggunakan deskripsi kriteria, rubrik, interval nilai, dan taksonomi Bloom."
Dokumen ini membahas pengertian Capaian Pembelajaran (CP), Tujuan Pembelajaran (TP), dan Tujuan Aksi Pembelajaran (ATP). CP adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam satu fase, sedangkan TP dan ATP merupakan penjabaran lebih rinci dan operasional dari CP untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dokumen ini juga memberikan contoh penyusunan ATP dan TP.
Dokumen tersebut membahas tentang merancang kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran. Ada tiga pendekatan yang dijelaskan yaitu menggunakan deskripsi kriteria, rubrik, dan interval nilai. Kriteria diperlukan untuk mengetahui apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas evaluasi proses dan hasil belajar IPA di SD. Terdapat 3 kegiatan belajar yang membahas tentang pengertian, tujuan, dan alat evaluasi proses dan hasil belajar IPA. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kemajuan peserta didik dan perbaikan proses pembelajaran, dan mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik."
The document provides guidance on formulating the Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) and Tujuan Pembelajaran (TP) for grades 7-9. It begins by defining CP, ATP and TP. It then discusses analyzing the CP, understanding the rationales and goals of the subject area, and the characteristics to be studied. It provides a 4-step process for understanding learning achievements and formulating the ATP and TP.
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif sesuai dengan paradigma baru, termasuk proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan keterpaduan antara tujuan, proses pembelajaran, dan asesmen.
2. Dibahas pula karakteristik Profil Pelajar Pancasila yang meliputi enam ciri utama yaitu beriman, mandiri, kreatif, b
Lembar observasi menilai 9 aspek keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA, termasuk antusiasme, perhatian, partisipasi, dan hasil kerja kelompok. Penilaian menggunakan skala 1-4 untuk setiap aspek dan kriteria keberhasilan berdasarkan skor total.
Berikut simpulan teks bacaan tentang sumber energi panas:
Sumber energi panas utama adalah matahari. Matahari menjadi sumber energi panas alami dan terbesar. Energi matahari dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis dan menghangatkan tubuh hewan dan manusia. Manusia memanfaatkan panas matahari untuk kebutuhan sehari-hari seperti menjemur pakaian, membangkitkan listrik, dan mengawetkan ikan asin atau memb
Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran meliputi menentukan lingkup materi, melakukan analisis kompetensi dasar, mengidentifikasi kompetensi yang ingin dicapai, menganalisis elemen profil pelajar, dan menyusun tujuan pembelajaran secara linear berdasarkan 3 aspek yaitu kompetensi, konten, dan variasi untuk kemudian ditentukan indikator pencapaian kompetensi.
Modul ini membahas pembelajaran matematika tentang bangun datar dan bangun ruang untuk siswa kelas 2 SD. Materi akan disampaikan dalam 5 pertemuan dengan metode ceramah, diskusi, dan tugas kelompok untuk mengenalkan, mengklasifikasi, dan membandingkan berbagai bangun datar dan ruang. Evaluasi akan digunakan untuk menilai pemahaman siswa.
Lembar ini digunakan guru untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan percobaan proyektor sederhana dengan menilai 8 aspek keterampilan. Setiap aspek diberi skor 1 sampai 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Skor akhir ditentukan dengan rumus perbandingan antara skor diperoleh dengan skor maksimal, dikalikan 4. Siswa dinyatakan sangat baik untuk skor 3,33-4, baik 2
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif sesuai dengan paradigma baru, termasuk proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan keterpaduan antara tujuan, proses pembelajaran, dan asesmen.
2. Dibahas pula karakteristik Profil Pelajar Pancasila yang meliputi enam ciri utama yaitu beriman, mandiri, kreatif, b
Lembar observasi menilai 9 aspek keterlibatan siswa dalam pembelajaran IPA, termasuk antusiasme, perhatian, partisipasi, dan hasil kerja kelompok. Penilaian menggunakan skala 1-4 untuk setiap aspek dan kriteria keberhasilan berdasarkan skor total.
Berikut simpulan teks bacaan tentang sumber energi panas:
Sumber energi panas utama adalah matahari. Matahari menjadi sumber energi panas alami dan terbesar. Energi matahari dimanfaatkan tumbuhan untuk fotosintesis dan menghangatkan tubuh hewan dan manusia. Manusia memanfaatkan panas matahari untuk kebutuhan sehari-hari seperti menjemur pakaian, membangkitkan listrik, dan mengawetkan ikan asin atau memb
Prosedur penyusunan alur tujuan pembelajaran meliputi menentukan lingkup materi, melakukan analisis kompetensi dasar, mengidentifikasi kompetensi yang ingin dicapai, menganalisis elemen profil pelajar, dan menyusun tujuan pembelajaran secara linear berdasarkan 3 aspek yaitu kompetensi, konten, dan variasi untuk kemudian ditentukan indikator pencapaian kompetensi.
Modul ini membahas pembelajaran matematika tentang bangun datar dan bangun ruang untuk siswa kelas 2 SD. Materi akan disampaikan dalam 5 pertemuan dengan metode ceramah, diskusi, dan tugas kelompok untuk mengenalkan, mengklasifikasi, dan membandingkan berbagai bangun datar dan ruang. Evaluasi akan digunakan untuk menilai pemahaman siswa.
Lembar ini digunakan guru untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan percobaan proyektor sederhana dengan menilai 8 aspek keterampilan. Setiap aspek diberi skor 1 sampai 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Skor akhir ditentukan dengan rumus perbandingan antara skor diperoleh dengan skor maksimal, dikalikan 4. Siswa dinyatakan sangat baik untuk skor 3,33-4, baik 2
Format APKG 1 dan 2 PKP Universitas Terbuka ( UT ) TerbaruAkang Juve
Dokumen tersebut berisi lembar penilaian kemampuan merencanakan perbaikan pembelajaran untuk guru. Lembar penilaian terdiri dari tujuh aspek yang dinilai, yaitu pengelolaan ruang belajar, pelaksanaan pembelajaran, interaksi kelas, sikap terhadap siswa, kemampuan khusus mata pelajaran, penilaian proses dan hasil belajar, serta kesan umum pelaksanaan pembelajaran.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme evolusi melalui proses mutasi gen, seleksi alam, dan perubahan frekuensi gen dalam populasi sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg. Dibahas pula penyebab perubahan frekuensi gen yang dapat terjadi akibat mutasi, seleksi alam, perkawinan non-acak, dan penyimpangan genetik.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan rendahnya motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dan upaya meningkatkannya dengan model pembelajaran two stay two stray
2) Model pembelajaran ini dirancang untuk meningkatkan kerja sama antar siswa dan bertukar informasi antar kelompok
3) Diharapkan model ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika
ICT BASED LEARNING MATERIALS : POTENSI PENGGUNAAN AUGMENTED REALITY (AR) DAN ...Herfen Suryati
Dokumen tersebut membahas potensi penggunaan teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA. Teknologi AR dan VR dijelaskan dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran melalui aplikasi-aplikasi yang tersedia untuk mendemonstrasikan konsep-konsep abstrak secara langsung. Studi kasus menunjukkan penggunaan aplikasi AR dan VR dapat men
MENGURANGI FREKUENSI BULLYING ANTAR SISWA TUNAGRAHITA DENGAN MEMANFAATKAN JAM...Herfen Suryati
Naskah tersebut merupakan karya tulis untuk simposium Guru 2016 yang membahas mengenai pengurangan frekuensi bullying antar siswa tunagrahita di SLBN 1 Gunungkidul dengan memanfaatkan jam istirahat untuk kegiatan bermain musik. Tulisan ini membahas latar belakang masalah, permasalahan, dan solusi yang diajukan yaitu menggunakan kegiatan bermain musik selama istirahat sekolah untuk mengurangi bullying.
Dokumen ini membahas pembuatan alat auksanometer paralel untuk mengukur pertumbuhan tanaman. Alat ini dirancang untuk mengukur pertumbuhan hingga 5 tanaman sekaligus untuk membandingkan berbagai perlakuan. Alat ini terbuat dari pipa alumunium dan mudah dibongkar pasang serta disimpan. Cara pembuatan dan penggunaannya untuk mengukur pertumbuhan tanaman dijelaskan secara rinci dalam dokumen ini.
Laporan ini mendeskripsikan uji makanan untuk menentukan zat makanan seperti amilum, protein, glukosa, dan lemak dalam berbagai bahan makanan seperti amilum, sukrosa, putih telur, minyak sawit, soto, roti, tempe, kuning telur, dan tahu. Uji dilakukan dengan mereaksikan bahan makanan dengan berbagai reagen seperti lugol, biuret, fehling, dan kertas payung untuk mengamati perubahan warna atau noda
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme evolusi meliputi mutasi gen, seleksi alam, frekuensi gen dalam populasi, hukum Hardy-Weinberg, dan faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan frekuensi gen seperti mutasi, seleksi alam, dan migrasi.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk soal uji kompetensi pascasertifikasi guru sekolah dasar. Terdapat standar kompetensi utama seperti menguasai lima mata pelajaran di SD, menguasai substansi dan metodologi bahasa Indonesia, serta menampilkan keterampilan berbahasa. Dokumen ini juga menjelaskan indikator dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran bah
Membaca merupakan proses memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Terdapat dua aspek membaca yaitu keterampilan mekanis dan pemahaman. Pembelajaran membaca di SD meliputi membaca dalam hati, cepat, dan bahasa untuk mencapai tujuan akademik dan hiburan serta menambah wawasan.
Makalah ini membahas tentang proses morfologi reduplikasi dalam bahasa Indonesia. Makalah ini terdiri dari bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bab pembahasan menjelaskan pengertian reduplikasi, pembagian proses pengulangan, cara-cara proses pengulangan, dan makna dalam pengulangan.
Dokumen tersebut membahas tentang prabacaan dan pratulisan. Prabacaan merupakan tahap penyediaan murid untuk membaca dengan melatih keterampilan penglihatan, pendengaran, dan gerakan mata dan tangan. Pratulisan melibatkan latihan gerakan tangan untuk menulis. Dokumen ini juga membahas metode pengajaran membaca dan aktivitas prabacaan penting untuk mengembangkan keterampilan membaca.
1. Dokumen tersebut merangkum program transisi untuk mata pelajaran Bahasa Malaysia KSSR Tahun 1 selama 8 minggu dari 2 Januari hingga 14 Februari 2014. Ia mencakupi tema, standard pembelajaran, pengisian kurikulum, dan standard prestasi.
Calistung: Membaca, Menulis, dan Menghitung .pdfAtikah Atikah
Pelatihan teknik calistung bagi guru pemula bertujuan meningkatkan minat belajar membaca siswa sekolah dasar dengan melatih teknik membaca yang tepat dan menggunakan metode tutor sebaya untuk melibatkan siswa sebagai sumber belajar."
Dokumen tersebut membahas tentang standar kurikulum kemahiran mendengar dan tutur untuk murid tahun satu di Malaysia. Ia menjelaskan objektif, standar kandungan, dan standar pembelajaran untuk kemahiran-kemahiran dasar seperti mengenal bunyi, mengeja kata, memahami arahan, dan memberi respons melalui bahasa lisan. Dokumen ini bertujuan menetapkan standar pembelajaran bahasa dasar bagi murid tahun pert
Kurikulum perlu dikaji semula untuk memastikan ia holistik dan relevan untuk melahirkan modal insan yang seimbang. Standard Kurikulum merangkumi pengetahuan, kemahiran dan nilai yang murid perlu pelajari. Ia terdiri daripada Standard Kandungan dan Standard Pembelajaran yang diorganisasikan dalam modul seperti mendengar dan bertutur, membaca, menulis, seni bahasa dan tatabahasa.
Dokumen tersebut membahas tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, meliputi teori-teori pemerolehan bahasa, faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa, tahap-tahap perkembangan bahasa anak, serta analisis pemerolehan bahasa dalam aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Dokumen tersebut menjelaskan Kaedah Gabungan Bunyi Kata (KGBK) sebagai pendekatan alternatif untuk mengajar membaca Bahasa Melayu kepada kanak-kanak. KGBK menggabungkan pengajaran bunyi huruf dengan membentuk dan membaca perkataan secara serentak dalam satu pelajaran, berbanding pendekatan fonik atau seluruh perkataan. Pendekatan ini membolehkan pembinaan bahan pengajaran secara sistematik dan berturut
Dokumen tersebut berisi kisi-kisi soal Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SMA/MA. Kisi-kisi tersebut mencakup empat hal yaitu: 1) Membaca dan menulis teks berbahasa Indonesia, 2) Membaca dan menulis sastra Indonesia, 3) Struktur kebahasaan Bahasa Indonesia, dan 4) Aspek penilaian kognitif seperti pengetahuan, penerapan, dan penalaran.
Dokumen tersebut membahas tentang bedah kisi-kisi soal biologi UN dan USBN 2017 yang meliputi konsep-konsep evolusi seperti bukti-bukti evolusi dari catatan fosil, anatomi perbandingan, dan embriologi perbandingan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep seperti homologi, analogi, dan organ vestigial sebagai bukti evolusi.
Manual UNBK tahun 2017 memberikan panduan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tingkat SMP, SMA dan SMK. Terdapat panduan untuk sekolah, proktor, pengawas, teknisi dan peserta serta penjelasan tentang sistem CBT semi-online, persyaratan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dibutuhkan."
Dokumen ini mengatur prosedur pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2016/2017 untuk berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SMP/MTs hingga program paket B/C. Dokumen ini menjelaskan penyelenggara, peserta, bahan soal, pelaksanaan (baik UNBK maupun UNKP), pemeriksaan hasil, dan berbagai ketentuan terkait pelaksanaan Ujian Nasional.
1. Alat peraga mekanisme gerak otot dibuat untuk membantu peserta didik memahami konsep perubahan struktur aktin dan miosin pada otot.
2. Model ini terdiri atas molekul aktin, garis Z, filamen miosin, dan tuas penggeser yang dapat digerakkan untuk mendemonstrasikan kontraksi otot.
3. Pembuatan model ini meningkatkan pemahaman peserta didik dan minat belajar tentang sistem gerak otot.
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pelestarian bekantan sebagai satwa yang dilindungi melalui kegiatan belajar mengajar di kelas dan kunjungan ke Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan melakukan tindakan nyata seperti membuat poster dan janji siswa untuk turut terlib
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Asesmen Membaca Permulaan
1. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran membaca permulaaan bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.
Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses
pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai
representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan
tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut
merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk
memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini
disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua
tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca
permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah
dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman
walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan
pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan
(Syafi’ie,1999: 16).
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar
membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Makna membaca permulaan
dalam hal ini dimaksudkan sebagai membaca permulaan yang
sifatnya mekanis (mechanical skill), yaitu; pengenalan huruf (letter
indentification), kemampuan membaca suku kata (sound blending)
kemampuan membaca kata (word attack) dan kemampuan dalam
membaca kalimat sederhana (syntaxis).(Endang Rochyadi, 2011).
Maka yang dimaksud dengan membaca permulaan disini adalah
proses belajar membaca dengan mengenal huruf, membaca suku
kata, kata, dan kalimat sederhana.
B. Asesmen Membaca Permulaan
1. Pengertian
Asesmen (asessement) berarti taksiran, penilaian. Arti Asesmen
menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut:
Asesmen diartikan sebagai istilah umum yang berhubungan dengan
proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan
(Mc Lean, Walery, Barley, 2004)
2. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 2
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang anak
yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan
yang berhubungan dengan anak tersebut ( Lerner, 1988).
Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan
berbagai informasi atau data seorang anak yang berfungsi untuk
memperoleh profile atau gambaran tentang peserta didik secara utuh
mengenai kemampuan dan kesulitan yang di hadapi peserta pada saat
itu, sebagai bahan untuk menentukan apa sebenarnya yang
dibutuhkannya, sehingga guru dapat membuat atau menyusun program
yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif dari
kebutuhan peserta didik tersebut atau dimana tempat yang tepat anak
tersebut dikelompokkan.
Asesmen membaca permulaan yang dimaksud adalah suatu
proses untuk mengungkap data tentang kemampuan dan kelemahan
membaca permulaan tentang pemahaman simbol bahasa (huruf) vokal,
pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan, membaca suku kata
berpola, membaca kata dan membaca kalimat sederhana.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari assesmen membaca permulaan ini adalah
memperoleh gambaran mengenai profile peserta didik tentang
keterempilan membaca permulaan yang sudah dimiliki dan hambatan
yang dialami berkenaan dengan keterampilan membaca permulaan
tentang kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat memperoleh
keterampilan membaca lanjut.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari asessmen membaca permulaan terdiri dari 5
aspek kemampuan membaca permulaan yang akan diungkap yang
meliputi aspek :
- Pemahaman simbol bahasa (huruf) vokal
- Pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan
- Membaca suku kata berpola
- Membaca kata dan membaca kalimat
C. Kisi-Kisi Instrumen Asesmen Membaca Permulaan
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
1. Memahami/memiliki
kemampuan membaca simbol
bahasa (huruf) vokal dan
konsonan.
1.1. Pemahaman
simbol
bahasa
(huruf) vokal
1.1.1. Identifikasi simbol
bahasa(huruf)
vocal
5
1.2. Pemahaman 1.1.2. Identifikasi simbol 21
3. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 3
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
simbol
bahasa
(huruf)
konsonan
bahasa(huruf)
konsonan
2. Memahami/memiliki
kemampuan membaca suku
kata berpola “KV” (konsonan-
vokal), “VK” (vokal-konsonan),
“KVK” (konsonan-vokal-
konsonan), “VKV” (vokal-
konsonan-vokal), V-KVK
(vokal-Konsonan Vvokal
Konsonan) ”KV-KV”
(konsonan-vokal - konsonan-
vokal), “KV – KVK” (konsonan-
vokal - konsonan-vokal-
konsonan), “KVK – KVK”
(konsonan-vokal-konsonan -
konsonan-vokal-konsonan),
“KV– KV - KV” (konsonan-
vokal – konsonan-vokal -
konsonan-vokal), “KVK - KV”
(konsonan-vokal-konsonan -
konsonan-vokal), “KV - KVKK”
(konsonan-vokal – konsonan-
vokal-konsonan- konsonan).
2.1. Membaca
suku kata
berpola.
2.1.1. Membaca suku
kata berpola “KV”
(konsonan-vokal).
2.1.2. Membaca suku
kata berpola “VK”
(vokal-konsonan).
2.1.3. Membaca suku
kata berpola
“KVK” (konsonan-
vokal-konsonan).
2.1.4. Membaca suku
kata berpola
“VKV” (vokal-
konsonan-vokal).
2.1.5. Membaca suku
kata berpola “V-
KVK” (Vokal-
konsonan-vokal-
konsonan)
2.1.6.Membaca suku kata
berpola”KV-KV”
(konsonan-vokal -
konsonan-vokal)
2.1.7. Membaca suku
kata berpola “KV –
KVK” (konsonan-
vokal - konsonan-
vokal-konsonan)
2.1.8. Membaca suku
kata berpola “KVK
– KVK”
(konsonan-vokal-
konsonan -
konsonan-vokal-
konsonan)
2.1.9. Membaca suku
kata berpola “KV–
KV - KV”
(konsonan-vokal –
konsonan-vokal -
konsonan-vokal)
2.1.10. Membaca suku
kata berpola “KVK
- KV” (konsonan-
vokal-konsonan -
konsonan-vokal)
2.1.11. Membaca suku
kata berpola “KV -
KVKK” (konsonan-
vokal – konsonan-
vokal-konsonan-
konsonan)
24
10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4. Memahami/memiliki
kemampuan membaca kata
dasar, kata benda, kata sifat,
4.1 Membaca
kata.
4.1.1 Membaca kata
benda.
4.1.2 Membaca kata sifat.
5
5
5
4. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 4
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
dan kata kerja, 4.1.3 Membaca kata
kerja.
5. Memahami/memiliki
kemampuan membaca
Kalimat
5.1 Membaca
kalimat.
5.1.1 Membaca kalimat
sederhana
5
D. Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Prosedur pelaksanaan asesmen dilakukan dengan beberapa tahap
dimulai dengan tahap :
1. Screening, tahap ini dimaksudkan untuk menemukan anak yang
terindikasi mengalami hambatan belajar membaca permulaan
melalui tes membaca permulaan kepada siswa
Tes membaca permulaan dilakukan kepada seluruh siswa untuk
menjaring siapa saja anak yang mempunyai hambatan dalam
membaca permulaan (format terlampir)
2. Asesmen, kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memastikan
apakah anak mengalami hambatan belajar membaca permulaan
atau tidak, kalaupun mengalami hambatan belajar membaca
permulaan pada tahap mana, apa pada tahap mengenal huruf,
membaca suku kata, kata, ataupun kalimat. Prosedur asesmen
yang dilakukan dapat digambarkan dalam bentuk bagan alur berikut
ini :
5. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 5
Bagan : Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Pelaksanaan asesmen membaca permulaan ini dilakukan secara
individual dengan ketentuan:
1. Siswa yang akan diases adalah siswa yang telah mengikuti belajar
Bahasa Indonesia khususnya membaca permulaan.
2. Siswa yang diases tidak mengalami hambatan visual seperti tidak
melihat atau mengalami hambatan dalam penglihatan
3. Siswa yang akan di ases tidak mengalami gangguan pendengaran
seperti tidak dapat mendengar atau mengalami kesulitan
mendengarkan pembicaraan yang wajar dalam jarak kurang dari 1
meter. Pelaksanaan asesmen kemampuan membaca permulaan
diawali dengan mengases kemampuan mengenal huruf vokal dan
konsonan sampai pada tahap mengases kemampuan membaca
kalimat sederhana.
Pelaksanaan asesmen di tempuh dengan ketentuan:
1. Asesmen dilakukan secara bertahap dan dimulai dari kemampuan
mengenal huruf vokal dan konsonan sampai pada membaca kalimat
RANCANG PROGRAM INDIVIDUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KELEBIHAN DAN MENGATASI HAMBATAN YANG
DIMILIKI ANAK PADA ASPEK KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
YA TIDAK
YA
BUAT PROFIL YANG MENGGAMBARKAN KELEBIHAN DAN HAMBATAN ANAK
WAWANCARA GURU
APAKAH ANAK TERTENTU DIPANDANG MEMPUNYAI MASALAH DALAM MEMBACA PERMULAAN
SELESAI
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH DALAM
PEMAHAMAN
SIMBOL BAHASA
(HURUF)
S
C
R
E
E
N
I
N
G
A
S
E
S
M
E
N
L
A
N
J
U
T
Pada komponen mana dan dalam hal apa anak
memiliki hambatan?
Pada komponen mana dan dalam hal apa anak
memiliki kelebihan?
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK
PEMAHAMAN SUKU
KATA BERPOLA
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK
PEMAHAMAN
KATA
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK PEMAHAMAN
MEMBACA KALIMAT
YA YA YA
TES
6. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 6
sederhana. Apabila dalam satu tahapan anak tidak dapat
melakukannya maka tes berikutnya di hentikan.
2. Setiap item yang digali dapat dilanjutkan sampai tuntas jika siswa
menunjukan kemampuan materi yang di ases
E. Pelaksanaan Asesmen
1. Tahap Screening
Persiapan:
- Posisikan anak berhadapan dengan asesor
- Ciptakan suasana kondusif sebelum asesmen dimulai sehingga
tidak ada kesan pada anak akan dilakukan pengetesan
- Katakan pada anak bahwa kita akan bermain dengan banyak
huruf, suku kata, kata dan kalimat
Pelaksanakan :
Perlihatkan pada anak cerita sederhana, kemudian anak
membacanya.
nama saya hani
saya duduk di kelas satu
saya sedang belajar membaca
saya senang menyanyi
saya mempunyai adik
namanya wahyu
dia suka makan jambu
2. Tahap Asesmen Lanjut
2.1 Asesmen Membaca Huruf Vokal
2.1.1 Menyebutkan Huruf Vokal
Langkah-langkah kegiatan:
Persiapan :
- Posisikan anak berhadapan dengan asesor
- Ciptakan suasana kondusif sebelum asesmen dimulai
sehingga tidak ada kesan pada anak akan dilakukan
pengetesan
- Katakan pada anak bahwa kita akan bermain dengan banyak
huruf, suku kata, kata dan kalimat
Pelaksanaan:
Perlihatkan pada anak huruf vokal pinta, anak untuk
menyebutkannya.
7. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 7
No
Soal
Huruf
Vokal
Dapat
Tidak
dapat Deskripsi
0 1 ∑H
1. a
2. i
3. u
4. e
5. o
Jumlah
2.1.2 Membaca huruf konsonan
Langkah-langkah pelaksanaan :
Perlihatkan pada anak huruf konsonan, pinta anak untuk
menyebutkannya.
no
soal
huruf
konsona
n
Skor
deskripsi
0 1 ∑h
6. B
7. C
8. D
9. F
10. G
11. H
12. J
13. K
14. L
15. M
16. N
17. P
18. Q
19. R
20. S
21. T
22. V
23. W
24. X
25. Y
26. Z
Jumlah
Keterangan :
Skor 1 = bisa dibaca
Skor 0 = tidak bisa dibaca
2.2 Membaca suku kata berpola
2.2.1 Suku kata berpola KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku
Kata
(KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
27. Ba
8. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 8
28. Bu
29. Ca
30. Di
31. Du
32. Ha
33. Gi
34. Gu
35. Ju
36. Ka
37. Ku
38. La
39. Lu
40. Ma
41. Mu
42. Na
43. Ni
44. Pe
45. Pi
46. Ra
47. Sa
48. Su
49. Ta
50. Wa
Jumlah
2.2.2 Suku kata berpola VK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola VK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku
Kata
(VK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
51. Ad
52. Ab
53. Ah
54. Ih
55. Ib
56. In
57. Um
58. Un
59. Es
60. It
61. Is
62. Em
63. Aw
Jumlah
2.2.3 Suku kata berpola KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
64. bis
65. dus
9. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 9
66. tas
Jumlah
2.2.4 Suku kata berpola V-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola V-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(V-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
a. i bu
b. a ku
c. o li
Jumlah
2.2.5 Suku kata berpola KV-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
70. ba ju
71. gu ru
72. da si
Jumlah
2.2.6 Suku kata berpola V-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola V-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(V-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
73. i kan
74. u lar
75. o bat
Jumlah
2.2.7 Suku kata berpola KV-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
76. ci cak
77. me rah
78. be ras
Jumlah
10. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 10
2.2.8 Suku kata berpola KVK-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
79. gam bar
80. san dal
81. ram but
Jumlah
2.2.9 Suku kata berpola KV-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KV-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KV-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
82. ke pa la
83. se pe da
84. se pa tu
Jumlah
2.2.10 Suku kata berpola KVK-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
85. bam bu
86. pin tu
87. kun ci
Jumlah
2.2.11 Suku kata berpola KV-KVKK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KVKK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KVKK)
Skor
Deskripsi
0 1 2
∑S
K
88. hi dung
89. wa rung
90. ku ning
Jumlah
2.3 Membaca Kata
2.3.1 Membaca Kata Benda
11. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 11
Langkah-langkah pelaksanaannya : Perlihatkan pada anak kata
benda. Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
Soal
Kata
Benda
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
91. kereta
92. sepatu
93. mobil
94. mistar
95. celana
Jumlah
2.3.2 Membaca Kata Sifat
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kata sifat.
- Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
Soal
Kata
Sifat
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
96. sombong
97. nakal
98. pintar
99. malas
100. rajin
Jumlah
2.3.3 Membaca Kata Kerja
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kata kerja.
- Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
So
al
Kata
Kerja
Skor
Deskripsi0 1 2 ∑K
101. Main
102. Belajar
103. Makan
104. Baca
105. Tulis
Jumlah
Keterangan :
Skor 2 = dibaca secara tepat
Skor 1 = dibaca dengan cara dieja
Skor 0 = tidak dapat dibaca
2.4 Membaca Kalimat
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kalimat sederhana.
- Pinta anak untuk membacakan kalimat sederhana dengan
benar.
12. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 12
No
So
al
Kata Sifat
Skor
Deskripsi
0 1 2 3 4 ∑KL
106.
adik bermain
bola
107.
sepeda wati
baru
108.
kakak sedang
belajar
109. budi anak pintar
110.
aku pergi
sekolah
Jumlah
Keterangan :
Skor 4 = dibaca secara tepat
Skor 3 = dibaca kata demi kata
Skor 2 = dibaca per suku kata
Skor 1 = dibaca dengan cara dieja
Skor 0 = tidak dapat dibaca
G. Pengadministrasian Data
Dalam pengisian deskriptif pada tahap screening dan tahap
asesmen lanjut harus tergambar kondisi saat anak menjawab apakah
dalam membaca terdapat kesalahan atau tidak (direkap pada kolom
deskripsi pada semua format penilaian) dengan menuliskan deskripsi
sebagai berikut:
1. Kecepatan membaca
Berapa lama anak membaca pada setiap soal yang diberikan
(lama, sedang, cepat).
Kategori membaca :
- Lama = apabila anak membaca membutuhkan waktu lebih dari
10 detik.
- Sedanag = apabila anak membaca membutuhkan waktu 5
sampai dengan 10 detik.
- Cepat = apabila anak membaca kurang dibawah 5 detik.
2. Cara Membaca
Apakah anak dalam membaca dilakukan dengan cara mengeja
atau mengira-ngira.
3. Ketepatan membaca
Apakah terdapat kesalahan Substitusi (menganti huruf atau
kata)?
Apakah terdapat kesalahan insersi (menambah kata) ?
Apakah terdapat kesalahan omisi (menghilangkan kata) ?
Apakah terdapat kesalahan repetisi (tertukar posisi) ?
13. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 13
3 X 100 % = 60 %
5
Apakah terdapat kesalahan reversal (melakukan penghentian)?
Apakah terdapat kesalahan hesitasi ?
Apakah terdapat kesalahan word by word ?
Penilaian pada setiap tahapan asesmen memiliki skor nilai
yang berbeda pada setiap aspeknya :
a. Tahap Screening
- Skor 4 jika dibaca secara tepat dan dikategorikan ke dalam
kemampuan membaca sangat baik.
- Skor 3 apabila dibaca kata demi kata, dikategorikan ke dalam
kemampuan membaca baik.
- Skor 2 apabila dibaca per suku kata, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca sedang.
- Skor 1 apabila dibaca dengan cara dieja, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca buruk.
- Skor 0 apabila tidak dapat dibaca, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca sangat buruk.
b. Tahap Asesmen Lanjut
- untuk aspek kemampuan membaca huruf skor 1 apabila bisa
dibaca dan 0 apabila tidak bisa dibaca.
- aspek kemampuan membaca suku kata skor 2 apabila dibaca
secara tepat, skor 1 jika dibaca dengan cara dieja dan skor 0
apabila tidak dapat dibaca.
- aspek kemampuan membaca kata skor 2 apabila dibaca secara
tepat, skor 1 apabila dibaca dengan cara dieja dan 0 tidak dapat
dibaca.
- aspek penilaian kemampuan membaca kalimat skor, 3 apabila
dibaca secara tepat, skor 2 apabila dibaca kata demi kata, skor 1
apabila dibaca dengan cara dieja dan skor 0 apabila tidak dapat
dibaca.
selanjutnya menghitung prosentase dengan rumus :
Yaitu;
Contoh:
Untuk menghitung presentase kemampuan membaca kata benda;
misalnya jumlah jawaban yang benar dari anak 3 item dari jumlah seluruh
item 5
Jumlah Yang Benar
Jumlah Soal
X 100
∑m
∑ soal
X 100
14. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 14
Perhitungan ini berlaku untuk aspek membaca huruf vokal , huruf
konsonan , suku kata berpola KV , suku kata berpola VK , suku kata
berpola KVK , suku kata berpola VKV , suku kata berpola KV-KV, suku
kata berpola V-KVK, suku kata berpola KV-KVK , suku kata berpola KVK-
KVK, suku kata berpola KVK-KV, suku kata berpola KV-KVKK, Membaca
kata benda , Membaca Kata Sifat, Membaca Kata Kerja, dan, Membaca
Kalimat sederhana dengan jumlah skor masing-masing aspek adalah sbb:
- Jumlah skor membaca huruf vokal dan
konsonan (H) : 26
- Jumlah skor membaca suku kata berpola (SK) : 54
- Jumlah skor membaca kata (K) : 15
- Jumlah skor membaca kalimat (KL) : 5
Jumlah keseluruhan adalah 110 item
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata prosentase
kemampuan membaca huruf vokal, konsonan, suku kata berpola, kata
dan kalimat sederhana. seluruh prosentase di bagi 16. Rumus
kemampuan membaca permulaan secara keseluruhan
3. Penafsiran
3.1Tahap Screening
Anak yang masuk pada kategori kemampuan membaca
buruk dan membaca sedang dilanjutkan ketahapan asesmen lanjut,
sedangkan anak yang masuk kedalam kategori membaca sangat
buruk diduga mempunyai hambatan dalam prarequisit membaca
dan direkomendasikan untuk menggunakan asesmen pra
membaca dari sumber lain.
3.2Tahap Asesmen Lanjut
Jika skor yang didapat 49% ke bawah menunjukan kemampuan
membaca permulaan buruk (Frustation level).
Jika skor yang didapat 50% - 74% menunjukan kemampuan
membaca permulaan sedang (Instruction level).
Jika skor yang didapat 75% -100% menunjukan kemampuan
membaca permulaan baik (Indevenden level).
Tentunya interpretasi data diatas yang bersifat kuantitatif hanya
data awal dan belum cukup untuk menggambarkan secara spesifik
H + SK + K + KL X 100%
4
15. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 15
kelebihan, kekurangan dan hambatan belajar siswa yang diases,
maka diperlukan penafsiran data hasil asesmen bersifat deskriftif.
F. Tindak Lanjut
Pada proses ini yang dimaksud adalah tindak lanjut dari hasil
asesmen pada aspek apa anak mengalami hambatan, misal Apakah
anak mengalami hambatan pada pemahaman simbol bahasa (huruf)
vokal, pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan, membaca suku
kata berpola, membaca kata atau membaca kalimat anak belum
menguasai, jadi rekomendasi sebagai lagkah tindak lanjut untuk latihan
pada anak tersebut adalah pada aspek yang mengalami hambatan.
G. Rekomendasi :
Rekomendasi ditujukan kepada orang tua dan guru. Rekomendasi
berisikan tentang gambaran yang seutuhnya mengenai kemampuan
membaca anak yang mencakup kelebihan dan kekurangan serta
hambatan yang dialami.
16. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 16
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal Alimin (2003). Perogram Pembelajaran Individual. Jakarta : Dirjen
Dikti.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian : Pendidikan kuantitatif, Kualitatif dan
R &D, Bandung : Alfabeth.
Tim Dosen Asesmen (2008). Identifikasi dan Asesmen Anak
Berkebutuhan Khususus (ABK) BPG SLB Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Bandung.
17. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 17
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Pepi Mahpudin, S.Pd
NIP : 19780131 200604 1 005
Pangkat/Gol : Penata TK.I / III.d
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SLB Negeri Bandung Barat
Dengan ini menyatakan dengan bahwa Artikel yang berjudul “Asesmen
Membaca Permulan Bagi Siswa Kelas I SD di Sekolah Inklusif” adalah
benar-benar hasil tulisan sendiri sesuai kaidah tatacara penulisan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti kegiatan Simposium Guru tahun 2016.
Bandung Barat, 14 Nopember 2016
Mengetahui Yang membuat Pernyataan,
Kepala SLBN Bandung Barat,
Priyono, S.Pd Pepi Mahpudin, S.Pd
NIP. 195803011983031016 NIP. 197801312006041005