Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, meliputi proses perkembangan sepanjang rentang kehidupan, ranah-ranah pengkajian perkembangan, dan manfaat mempelajari perkembangan peserta didik bagi pendidik dan peserta didik.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal sosial seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor eksternal nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar. Faktor-faktor ini dijelask
Instrumen dan rubrik penilaian sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan rasa ingin tahu untuk observasi dan penilaian diri peserta didik. Rubrik tersebut menilai frekuensi perilaku peserta didik berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan pendidikan di Indonesia. Ada empat jenis permasalahan pokok yaitu masalah pemerataan, mutu, efisiensi dan relevansi pendidikan. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan pendidikan seperti perkembangan iptek, laju pertumbuhan penduduk dan aspirasi masyarakat. Terakhir dibahas permasalahan aktual pendidikan di Indonesia dan upaya penanggulangannya
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan peserta didik, meliputi proses perkembangan sepanjang rentang kehidupan, ranah-ranah pengkajian perkembangan, dan manfaat mempelajari perkembangan peserta didik bagi pendidik dan peserta didik.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Belajar SiswaMelda Amelia
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar siswa. Faktor-faktor eksternal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal sosial seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat, serta faktor eksternal nonsosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar, cuaca, dan waktu belajar. Faktor-faktor ini dijelask
Instrumen dan rubrik penilaian sikap spiritual, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong, santun, percaya diri, dan rasa ingin tahu untuk observasi dan penilaian diri peserta didik. Rubrik tersebut menilai frekuensi perilaku peserta didik berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
Makalah ini membahas landasan historis rasional kurikulum 2013 di Indonesia. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan internal dan eksternal, seperti hasil uji kompetensi siswa Indonesia yang masih rendah dibanding negara lain serta tuntutan kompetensi masa depan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum baru mencakup penurunan standar kompetensi dan isi dari kebutuhan, serta melibatkan semu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik secara mendalam dengan menggunakan pendekatan backward design dimana guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Implementasi UbD di Indonesia masih baru namun mulai diterapkan melalui Kurikulum Merdeka dengan sosialisasi kepada guru.
3. Hasil pembelajaran yang diharap
Penilaian dalam pembelajaran kurikulum merdeka dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir semester. Guru tidak hanya melakukan penilaian tertulis tetapi juga mengamati sikap dan keaktifan siswa. Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk angka dan narasi dalam rapor.
Kasus ini membahas tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran PKn yaitu siswa kurang tertarik karena menganggap PKn hanya mementingkan hafalan, guru kurang menguasai inovasi model pembelajaran, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan dalam perencanaan pembelajaran, penggunaan metode dan media yang bervari
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan fokus menyimak menekankan pada aspek mendengarkan sebagai inti kegiatan belajar siswa. Bahan pelajaran yang sesuai untuk kegiatan menyimak meliputi mendengarkan berita, pengumuman, perintah, bunyi, penjelasan, laporan, dan dialog sesuai kurikulum. Teknik pembelajaran yang dapat digunakan misalnya simak-ulang ucap, simak-tulis, dan sim
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)verminusver
Dokumen tersebut berisi penjelasan mengenai Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) untuk mata pelajaran matematika kelas X semester 1. PAP digunakan untuk menentukan rentangan skor maksimal siswa, sedangkan PAN digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, dan membuat pedoman konversi skor ke skala lima.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis tes yaitu tes objektif dan tes essay. Tes objektif terdiri dari lima golongan seperti tes benar-salah, menjodohkan, melengkapi, isian, dan pilihan ganda. Tes objektif memiliki kelebihan seperti mudah dihitung dan mencakup ruang lingkup luas, namun juga memiliki kelemahan seperti sulit mengukur kemampuan verbal. Tes essay mengukur kemampuan mengorgan
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif yang perlu diikuti oleh guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dan asesmen, meliputi 5 prinsip pembelajaran dan 5 prinsip asesmen beserta contoh implementasinya.
Fermentasi alkohol mengubah glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida melalui aktivitas ragi. Hasil pengamatan menunjukkan adanya proses fermentasi di tabung A dan bukti pelepasan karbon dioksida di tabung B.
Makalah ini membahas landasan historis rasional kurikulum 2013 di Indonesia. Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan untuk mengatasi berbagai tantangan internal dan eksternal, seperti hasil uji kompetensi siswa Indonesia yang masih rendah dibanding negara lain serta tuntutan kompetensi masa depan. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum baru mencakup penurunan standar kompetensi dan isi dari kebutuhan, serta melibatkan semu
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik secara mendalam dengan menggunakan pendekatan backward design dimana guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Implementasi UbD di Indonesia masih baru namun mulai diterapkan melalui Kurikulum Merdeka dengan sosialisasi kepada guru.
3. Hasil pembelajaran yang diharap
Penilaian dalam pembelajaran kurikulum merdeka dilakukan secara berkelanjutan selama proses pembelajaran berlangsung dan pada akhir semester. Guru tidak hanya melakukan penilaian tertulis tetapi juga mengamati sikap dan keaktifan siswa. Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk angka dan narasi dalam rapor.
Kasus ini membahas tentang pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD. Terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran PKn yaitu siswa kurang tertarik karena menganggap PKn hanya mementingkan hafalan, guru kurang menguasai inovasi model pembelajaran, dan hasil belajar siswa rendah. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya perbaikan dalam perencanaan pembelajaran, penggunaan metode dan media yang bervari
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakYuns Saragih
Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dengan fokus menyimak menekankan pada aspek mendengarkan sebagai inti kegiatan belajar siswa. Bahan pelajaran yang sesuai untuk kegiatan menyimak meliputi mendengarkan berita, pengumuman, perintah, bunyi, penjelasan, laporan, dan dialog sesuai kurikulum. Teknik pembelajaran yang dapat digunakan misalnya simak-ulang ucap, simak-tulis, dan sim
Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN)verminusver
Dokumen tersebut berisi penjelasan mengenai Penilaian Acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN) untuk mata pelajaran matematika kelas X semester 1. PAP digunakan untuk menentukan rentangan skor maksimal siswa, sedangkan PAN digunakan untuk menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, dan membuat pedoman konversi skor ke skala lima.
Dokumen tersebut membahas tentang dua jenis tes yaitu tes objektif dan tes essay. Tes objektif terdiri dari lima golongan seperti tes benar-salah, menjodohkan, melengkapi, isian, dan pilihan ganda. Tes objektif memiliki kelebihan seperti mudah dihitung dan mencakup ruang lingkup luas, namun juga memiliki kelemahan seperti sulit mengukur kemampuan verbal. Tes essay mengukur kemampuan mengorgan
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip pembelajaran dan asesmen yang efektif yang perlu diikuti oleh guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dan asesmen, meliputi 5 prinsip pembelajaran dan 5 prinsip asesmen beserta contoh implementasinya.
Fermentasi alkohol mengubah glukosa menjadi etanol dan karbon dioksida melalui aktivitas ragi. Hasil pengamatan menunjukkan adanya proses fermentasi di tabung A dan bukti pelepasan karbon dioksida di tabung B.
Dokumen tersebut membahas tentang bedah kisi-kisi soal biologi UN dan USBN 2017 yang meliputi konsep-konsep evolusi seperti bukti-bukti evolusi dari catatan fosil, anatomi perbandingan, dan embriologi perbandingan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep seperti homologi, analogi, dan organ vestigial sebagai bukti evolusi.
BAGAI PERMATA DALAM ETALASE PERLUNYA PENGUATAN PERLINDUNG HUKUM UNTUK HAK KE...Herfen Suryati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan hukum yang perlu diberikan kepada guru berprestasi luar biasa dan guru di daerah terpencil untuk menikmati hak kenaikan pangkat istimewa sesuai peraturan perundangan.
2. Terdapat kendala yang dihadapi guru tersebut dalam menikmati haknya, antara lain ketidakpahaman peraturan dan ketidakikhlasan birokrasi
Dokumen tersebut membahas tentang upaya pelestarian bekantan sebagai satwa yang dilindungi melalui kegiatan belajar mengajar di kelas dan kunjungan ke Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) di Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pelestarian lingkungan hidup dan melakukan tindakan nyata seperti membuat poster dan janji siswa untuk turut terlib
1. Laporan ini membahas percobaan fotosintesis pada tumbuhan Hydrilla yang bertujuan untuk mengamati faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis dan mengidentifikasi hasil reaksi fotosintesis.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa laju fotosintesis paling tinggi pada perlakuan cahaya langsung ditambah NaHCO3, mengindikasikan bahwa cahaya dan konsentrasi CO2 mempengaruhi laju fotosintesis.
3
Trikomata memiliki berbagai fungsi penting bagi tumbuhan, di antaranya menyerap air dan hara, mengurangi penguapan, melindungi dari gangguan mekanik, menghasilkan nektar dan zat perekat untuk membantu proses penyerbukan, serta mempermudah penyebaran biji dengan cara membuat biji menjadi ringan dan kering.
Dokumen tersebut menjelaskan peran virus, archaebacteria, dan eubacteria bagi kehidupan manusia. Virus digunakan untuk pembuatan vaksin, namun juga menyebabkan berbagai penyakit pada manusia dan tanaman. Archaebacteria dan eubacteria memiliki peran positif dan negatif, di mana bakteri-bakteri tertentu dimanfaatkan untuk industri pangan, sementara bakteri lain menyebabkan berbagai penyakit.
Sistem gerak manusia terdiri atas rangka dan otot yang bekerja sama untuk memungkinkan gerakan tubuh. Rangka terdiri atas tulang-tulang yang saling terhubung pada sendi-sendi, sementara otot dapat berkontraksi untuk menghasilkan gerakan. Gangguan pada kedua sistem dapat menyebabkan kelainan gerak tubuh.
Dokumen tersebut merupakan ringkasan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk soal uji kompetensi pascasertifikasi guru sekolah dasar. Terdapat standar kompetensi utama seperti menguasai lima mata pelajaran di SD, menguasai substansi dan metodologi bahasa Indonesia, serta menampilkan keterampilan berbahasa. Dokumen ini juga menjelaskan indikator dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran bah
Membaca merupakan proses memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui bahasa tulis. Terdapat dua aspek membaca yaitu keterampilan mekanis dan pemahaman. Pembelajaran membaca di SD meliputi membaca dalam hati, cepat, dan bahasa untuk mencapai tujuan akademik dan hiburan serta menambah wawasan.
Makalah ini membahas tentang proses morfologi reduplikasi dalam bahasa Indonesia. Makalah ini terdiri dari bab pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Bab pembahasan menjelaskan pengertian reduplikasi, pembagian proses pengulangan, cara-cara proses pengulangan, dan makna dalam pengulangan.
Dokumen tersebut membahas tentang prabacaan dan pratulisan. Prabacaan merupakan tahap penyediaan murid untuk membaca dengan melatih keterampilan penglihatan, pendengaran, dan gerakan mata dan tangan. Pratulisan melibatkan latihan gerakan tangan untuk menulis. Dokumen ini juga membahas metode pengajaran membaca dan aktivitas prabacaan penting untuk mengembangkan keterampilan membaca.
1. Dokumen tersebut merangkum program transisi untuk mata pelajaran Bahasa Malaysia KSSR Tahun 1 selama 8 minggu dari 2 Januari hingga 14 Februari 2014. Ia mencakupi tema, standard pembelajaran, pengisian kurikulum, dan standard prestasi.
Calistung: Membaca, Menulis, dan Menghitung .pdfAtikah Atikah
Pelatihan teknik calistung bagi guru pemula bertujuan meningkatkan minat belajar membaca siswa sekolah dasar dengan melatih teknik membaca yang tepat dan menggunakan metode tutor sebaya untuk melibatkan siswa sebagai sumber belajar."
Dokumen tersebut membahas tentang standar kurikulum kemahiran mendengar dan tutur untuk murid tahun satu di Malaysia. Ia menjelaskan objektif, standar kandungan, dan standar pembelajaran untuk kemahiran-kemahiran dasar seperti mengenal bunyi, mengeja kata, memahami arahan, dan memberi respons melalui bahasa lisan. Dokumen ini bertujuan menetapkan standar pembelajaran bahasa dasar bagi murid tahun pert
Kurikulum perlu dikaji semula untuk memastikan ia holistik dan relevan untuk melahirkan modal insan yang seimbang. Standard Kurikulum merangkumi pengetahuan, kemahiran dan nilai yang murid perlu pelajari. Ia terdiri daripada Standard Kandungan dan Standard Pembelajaran yang diorganisasikan dalam modul seperti mendengar dan bertutur, membaca, menulis, seni bahasa dan tatabahasa.
Dokumen tersebut membahas tentang pemerolehan dan perkembangan bahasa anak, meliputi teori-teori pemerolehan bahasa, faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa, tahap-tahap perkembangan bahasa anak, serta analisis pemerolehan bahasa dalam aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik.
Dokumen tersebut menjelaskan Kaedah Gabungan Bunyi Kata (KGBK) sebagai pendekatan alternatif untuk mengajar membaca Bahasa Melayu kepada kanak-kanak. KGBK menggabungkan pengajaran bunyi huruf dengan membentuk dan membaca perkataan secara serentak dalam satu pelajaran, berbanding pendekatan fonik atau seluruh perkataan. Pendekatan ini membolehkan pembinaan bahan pengajaran secara sistematik dan berturut
Dokumen tersebut berisi kisi-kisi soal Ujian Nasional mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk tingkat SMA/MA. Kisi-kisi tersebut mencakup empat hal yaitu: 1) Membaca dan menulis teks berbahasa Indonesia, 2) Membaca dan menulis sastra Indonesia, 3) Struktur kebahasaan Bahasa Indonesia, dan 4) Aspek penilaian kognitif seperti pengetahuan, penerapan, dan penalaran.
Dokumen tersebut membahas tentang mekanisme evolusi melalui proses mutasi gen, seleksi alam, dan perubahan frekuensi gen dalam populasi sesuai dengan hukum Hardy-Weinberg. Dibahas pula penyebab perubahan frekuensi gen yang dapat terjadi akibat mutasi, seleksi alam, perkawinan non-acak, dan penyimpangan genetik.
Manual UNBK tahun 2017 memberikan panduan pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) untuk tingkat SMP, SMA dan SMK. Terdapat panduan untuk sekolah, proktor, pengawas, teknisi dan peserta serta penjelasan tentang sistem CBT semi-online, persyaratan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang dibutuhkan."
Dokumen ini mengatur prosedur pelaksanaan Ujian Nasional tahun pelajaran 2016/2017 untuk berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SMP/MTs hingga program paket B/C. Dokumen ini menjelaskan penyelenggara, peserta, bahan soal, pelaksanaan (baik UNBK maupun UNKP), pemeriksaan hasil, dan berbagai ketentuan terkait pelaksanaan Ujian Nasional.
1. Alat peraga mekanisme gerak otot dibuat untuk membantu peserta didik memahami konsep perubahan struktur aktin dan miosin pada otot.
2. Model ini terdiri atas molekul aktin, garis Z, filamen miosin, dan tuas penggeser yang dapat digerakkan untuk mendemonstrasikan kontraksi otot.
3. Pembuatan model ini meningkatkan pemahaman peserta didik dan minat belajar tentang sistem gerak otot.
Dokumen ini membahas pembuatan alat auksanometer paralel untuk mengukur pertumbuhan tanaman. Alat ini dirancang untuk mengukur pertumbuhan hingga 5 tanaman sekaligus untuk membandingkan berbagai perlakuan. Alat ini terbuat dari pipa alumunium dan mudah dibongkar pasang serta disimpan. Cara pembuatan dan penggunaannya untuk mengukur pertumbuhan tanaman dijelaskan secara rinci dalam dokumen ini.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1Arumdwikinasih
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu.kelas 1 ........
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Asesmen Membaca Permulaan
1. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran membaca permulaaan bertujuan agar siswa
memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.
Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses
pembelajaran membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai
representasi visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan
tingkatan belajar membaca (learning to read). Membaca lanjut
merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk
memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan.Tingkatan ini
disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua
tingkatan tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca
permulaan yang fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah
dimulai pula pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman
walaupun terbatas. Demikian juga pada membaca lanjut menekankan
pada pemahaman isi bacaan, masih perlu perbaikan dan
penyempurnaan penguasaan teknik membaca permulaan
(Syafi’ie,1999: 16).
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar
membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal. Siswa belajar untuk
memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-teknik membaca dan
menangkap isi bacaan dengan baik. Makna membaca permulaan
dalam hal ini dimaksudkan sebagai membaca permulaan yang
sifatnya mekanis (mechanical skill), yaitu; pengenalan huruf (letter
indentification), kemampuan membaca suku kata (sound blending)
kemampuan membaca kata (word attack) dan kemampuan dalam
membaca kalimat sederhana (syntaxis).(Endang Rochyadi, 2011).
Maka yang dimaksud dengan membaca permulaan disini adalah
proses belajar membaca dengan mengenal huruf, membaca suku
kata, kata, dan kalimat sederhana.
B. Asesmen Membaca Permulaan
1. Pengertian
Asesmen (asessement) berarti taksiran, penilaian. Arti Asesmen
menurut beberapa ahli diantaranya sebagai berikut:
Asesmen diartikan sebagai istilah umum yang berhubungan dengan
proses pengumpulan informasi untuk tujuan pengambilan keputusan
(Mc Lean, Walery, Barley, 2004)
2. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 2
Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang anak
yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan
yang berhubungan dengan anak tersebut ( Lerner, 1988).
Asesmen adalah proses yang sistematis dalam mengumpulkan
berbagai informasi atau data seorang anak yang berfungsi untuk
memperoleh profile atau gambaran tentang peserta didik secara utuh
mengenai kemampuan dan kesulitan yang di hadapi peserta pada saat
itu, sebagai bahan untuk menentukan apa sebenarnya yang
dibutuhkannya, sehingga guru dapat membuat atau menyusun program
yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif dari
kebutuhan peserta didik tersebut atau dimana tempat yang tepat anak
tersebut dikelompokkan.
Asesmen membaca permulaan yang dimaksud adalah suatu
proses untuk mengungkap data tentang kemampuan dan kelemahan
membaca permulaan tentang pemahaman simbol bahasa (huruf) vokal,
pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan, membaca suku kata
berpola, membaca kata dan membaca kalimat sederhana.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari assesmen membaca permulaan ini adalah
memperoleh gambaran mengenai profile peserta didik tentang
keterempilan membaca permulaan yang sudah dimiliki dan hambatan
yang dialami berkenaan dengan keterampilan membaca permulaan
tentang kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan
intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat memperoleh
keterampilan membaca lanjut.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari asessmen membaca permulaan terdiri dari 5
aspek kemampuan membaca permulaan yang akan diungkap yang
meliputi aspek :
- Pemahaman simbol bahasa (huruf) vokal
- Pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan
- Membaca suku kata berpola
- Membaca kata dan membaca kalimat
C. Kisi-Kisi Instrumen Asesmen Membaca Permulaan
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
1. Memahami/memiliki
kemampuan membaca simbol
bahasa (huruf) vokal dan
konsonan.
1.1. Pemahaman
simbol
bahasa
(huruf) vokal
1.1.1. Identifikasi simbol
bahasa(huruf)
vocal
5
1.2. Pemahaman 1.1.2. Identifikasi simbol 21
3. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 3
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
simbol
bahasa
(huruf)
konsonan
bahasa(huruf)
konsonan
2. Memahami/memiliki
kemampuan membaca suku
kata berpola “KV” (konsonan-
vokal), “VK” (vokal-konsonan),
“KVK” (konsonan-vokal-
konsonan), “VKV” (vokal-
konsonan-vokal), V-KVK
(vokal-Konsonan Vvokal
Konsonan) ”KV-KV”
(konsonan-vokal - konsonan-
vokal), “KV – KVK” (konsonan-
vokal - konsonan-vokal-
konsonan), “KVK – KVK”
(konsonan-vokal-konsonan -
konsonan-vokal-konsonan),
“KV– KV - KV” (konsonan-
vokal – konsonan-vokal -
konsonan-vokal), “KVK - KV”
(konsonan-vokal-konsonan -
konsonan-vokal), “KV - KVKK”
(konsonan-vokal – konsonan-
vokal-konsonan- konsonan).
2.1. Membaca
suku kata
berpola.
2.1.1. Membaca suku
kata berpola “KV”
(konsonan-vokal).
2.1.2. Membaca suku
kata berpola “VK”
(vokal-konsonan).
2.1.3. Membaca suku
kata berpola
“KVK” (konsonan-
vokal-konsonan).
2.1.4. Membaca suku
kata berpola
“VKV” (vokal-
konsonan-vokal).
2.1.5. Membaca suku
kata berpola “V-
KVK” (Vokal-
konsonan-vokal-
konsonan)
2.1.6.Membaca suku kata
berpola”KV-KV”
(konsonan-vokal -
konsonan-vokal)
2.1.7. Membaca suku
kata berpola “KV –
KVK” (konsonan-
vokal - konsonan-
vokal-konsonan)
2.1.8. Membaca suku
kata berpola “KVK
– KVK”
(konsonan-vokal-
konsonan -
konsonan-vokal-
konsonan)
2.1.9. Membaca suku
kata berpola “KV–
KV - KV”
(konsonan-vokal –
konsonan-vokal -
konsonan-vokal)
2.1.10. Membaca suku
kata berpola “KVK
- KV” (konsonan-
vokal-konsonan -
konsonan-vokal)
2.1.11. Membaca suku
kata berpola “KV -
KVKK” (konsonan-
vokal – konsonan-
vokal-konsonan-
konsonan)
24
10
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4. Memahami/memiliki
kemampuan membaca kata
dasar, kata benda, kata sifat,
4.1 Membaca
kata.
4.1.1 Membaca kata
benda.
4.1.2 Membaca kata sifat.
5
5
5
4. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 4
TUJUAN
RUANG
LINGKUP
INDIKATOR
Jumlah
soal
dan kata kerja, 4.1.3 Membaca kata
kerja.
5. Memahami/memiliki
kemampuan membaca
Kalimat
5.1 Membaca
kalimat.
5.1.1 Membaca kalimat
sederhana
5
D. Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Prosedur pelaksanaan asesmen dilakukan dengan beberapa tahap
dimulai dengan tahap :
1. Screening, tahap ini dimaksudkan untuk menemukan anak yang
terindikasi mengalami hambatan belajar membaca permulaan
melalui tes membaca permulaan kepada siswa
Tes membaca permulaan dilakukan kepada seluruh siswa untuk
menjaring siapa saja anak yang mempunyai hambatan dalam
membaca permulaan (format terlampir)
2. Asesmen, kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih memastikan
apakah anak mengalami hambatan belajar membaca permulaan
atau tidak, kalaupun mengalami hambatan belajar membaca
permulaan pada tahap mana, apa pada tahap mengenal huruf,
membaca suku kata, kata, ataupun kalimat. Prosedur asesmen
yang dilakukan dapat digambarkan dalam bentuk bagan alur berikut
ini :
5. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 5
Bagan : Prosedur Pelaksanaan Asesmen
Pelaksanaan asesmen membaca permulaan ini dilakukan secara
individual dengan ketentuan:
1. Siswa yang akan diases adalah siswa yang telah mengikuti belajar
Bahasa Indonesia khususnya membaca permulaan.
2. Siswa yang diases tidak mengalami hambatan visual seperti tidak
melihat atau mengalami hambatan dalam penglihatan
3. Siswa yang akan di ases tidak mengalami gangguan pendengaran
seperti tidak dapat mendengar atau mengalami kesulitan
mendengarkan pembicaraan yang wajar dalam jarak kurang dari 1
meter. Pelaksanaan asesmen kemampuan membaca permulaan
diawali dengan mengases kemampuan mengenal huruf vokal dan
konsonan sampai pada tahap mengases kemampuan membaca
kalimat sederhana.
Pelaksanaan asesmen di tempuh dengan ketentuan:
1. Asesmen dilakukan secara bertahap dan dimulai dari kemampuan
mengenal huruf vokal dan konsonan sampai pada membaca kalimat
RANCANG PROGRAM INDIVIDUAL UNTUK MENGEMBANGKAN KELEBIHAN DAN MENGATASI HAMBATAN YANG
DIMILIKI ANAK PADA ASPEK KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN
YA TIDAK
YA
BUAT PROFIL YANG MENGGAMBARKAN KELEBIHAN DAN HAMBATAN ANAK
WAWANCARA GURU
APAKAH ANAK TERTENTU DIPANDANG MEMPUNYAI MASALAH DALAM MEMBACA PERMULAAN
SELESAI
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH DALAM
PEMAHAMAN
SIMBOL BAHASA
(HURUF)
S
C
R
E
E
N
I
N
G
A
S
E
S
M
E
N
L
A
N
J
U
T
Pada komponen mana dan dalam hal apa anak
memiliki hambatan?
Pada komponen mana dan dalam hal apa anak
memiliki kelebihan?
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK
PEMAHAMAN SUKU
KATA BERPOLA
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK
PEMAHAMAN
KATA
APAKAH ANAK
MEMPUNYAI
MASALAH PADA
ASPEK PEMAHAMAN
MEMBACA KALIMAT
YA YA YA
TES
6. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 6
sederhana. Apabila dalam satu tahapan anak tidak dapat
melakukannya maka tes berikutnya di hentikan.
2. Setiap item yang digali dapat dilanjutkan sampai tuntas jika siswa
menunjukan kemampuan materi yang di ases
E. Pelaksanaan Asesmen
1. Tahap Screening
Persiapan:
- Posisikan anak berhadapan dengan asesor
- Ciptakan suasana kondusif sebelum asesmen dimulai sehingga
tidak ada kesan pada anak akan dilakukan pengetesan
- Katakan pada anak bahwa kita akan bermain dengan banyak
huruf, suku kata, kata dan kalimat
Pelaksanakan :
Perlihatkan pada anak cerita sederhana, kemudian anak
membacanya.
nama saya hani
saya duduk di kelas satu
saya sedang belajar membaca
saya senang menyanyi
saya mempunyai adik
namanya wahyu
dia suka makan jambu
2. Tahap Asesmen Lanjut
2.1 Asesmen Membaca Huruf Vokal
2.1.1 Menyebutkan Huruf Vokal
Langkah-langkah kegiatan:
Persiapan :
- Posisikan anak berhadapan dengan asesor
- Ciptakan suasana kondusif sebelum asesmen dimulai
sehingga tidak ada kesan pada anak akan dilakukan
pengetesan
- Katakan pada anak bahwa kita akan bermain dengan banyak
huruf, suku kata, kata dan kalimat
Pelaksanaan:
Perlihatkan pada anak huruf vokal pinta, anak untuk
menyebutkannya.
7. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 7
No
Soal
Huruf
Vokal
Dapat
Tidak
dapat Deskripsi
0 1 ∑H
1. a
2. i
3. u
4. e
5. o
Jumlah
2.1.2 Membaca huruf konsonan
Langkah-langkah pelaksanaan :
Perlihatkan pada anak huruf konsonan, pinta anak untuk
menyebutkannya.
no
soal
huruf
konsona
n
Skor
deskripsi
0 1 ∑h
6. B
7. C
8. D
9. F
10. G
11. H
12. J
13. K
14. L
15. M
16. N
17. P
18. Q
19. R
20. S
21. T
22. V
23. W
24. X
25. Y
26. Z
Jumlah
Keterangan :
Skor 1 = bisa dibaca
Skor 0 = tidak bisa dibaca
2.2 Membaca suku kata berpola
2.2.1 Suku kata berpola KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku
Kata
(KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
27. Ba
8. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 8
28. Bu
29. Ca
30. Di
31. Du
32. Ha
33. Gi
34. Gu
35. Ju
36. Ka
37. Ku
38. La
39. Lu
40. Ma
41. Mu
42. Na
43. Ni
44. Pe
45. Pi
46. Ra
47. Sa
48. Su
49. Ta
50. Wa
Jumlah
2.2.2 Suku kata berpola VK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola VK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku
Kata
(VK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
51. Ad
52. Ab
53. Ah
54. Ih
55. Ib
56. In
57. Um
58. Un
59. Es
60. It
61. Is
62. Em
63. Aw
Jumlah
2.2.3 Suku kata berpola KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
64. bis
65. dus
9. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 9
66. tas
Jumlah
2.2.4 Suku kata berpola V-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola V-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(V-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
a. i bu
b. a ku
c. o li
Jumlah
2.2.5 Suku kata berpola KV-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
70. ba ju
71. gu ru
72. da si
Jumlah
2.2.6 Suku kata berpola V-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola V-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(V-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
73. i kan
74. u lar
75. o bat
Jumlah
2.2.7 Suku kata berpola KV-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑SK
76. ci cak
77. me rah
78. be ras
Jumlah
10. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 10
2.2.8 Suku kata berpola KVK-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK-KVK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK-KVK)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
79. gam bar
80. san dal
81. ram but
Jumlah
2.2.9 Suku kata berpola KV-KVK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KV-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KV-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
82. ke pa la
83. se pe da
84. se pa tu
Jumlah
2.2.10 Suku kata berpola KVK-KV
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KVK-KV.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KVK-KV)
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
85. bam bu
86. pin tu
87. kun ci
Jumlah
2.2.11 Suku kata berpola KV-KVKK
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak suku kata yang berpola KV-KVKK.
- Pinta anak untuk membacakan suku kata dengan benar.
No
Soal
Suku Kata
(KV-KVKK)
Skor
Deskripsi
0 1 2
∑S
K
88. hi dung
89. wa rung
90. ku ning
Jumlah
2.3 Membaca Kata
2.3.1 Membaca Kata Benda
11. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 11
Langkah-langkah pelaksanaannya : Perlihatkan pada anak kata
benda. Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
Soal
Kata
Benda
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
91. kereta
92. sepatu
93. mobil
94. mistar
95. celana
Jumlah
2.3.2 Membaca Kata Sifat
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kata sifat.
- Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
Soal
Kata
Sifat
Skor
Deskripsi
0 1 2 ∑K
96. sombong
97. nakal
98. pintar
99. malas
100. rajin
Jumlah
2.3.3 Membaca Kata Kerja
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kata kerja.
- Pinta anak untuk membacakan kata dengan benar.
No
So
al
Kata
Kerja
Skor
Deskripsi0 1 2 ∑K
101. Main
102. Belajar
103. Makan
104. Baca
105. Tulis
Jumlah
Keterangan :
Skor 2 = dibaca secara tepat
Skor 1 = dibaca dengan cara dieja
Skor 0 = tidak dapat dibaca
2.4 Membaca Kalimat
Langkah-langkah pelaksanaan :
- Perlihatkan pada anak kalimat sederhana.
- Pinta anak untuk membacakan kalimat sederhana dengan
benar.
12. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 12
No
So
al
Kata Sifat
Skor
Deskripsi
0 1 2 3 4 ∑KL
106.
adik bermain
bola
107.
sepeda wati
baru
108.
kakak sedang
belajar
109. budi anak pintar
110.
aku pergi
sekolah
Jumlah
Keterangan :
Skor 4 = dibaca secara tepat
Skor 3 = dibaca kata demi kata
Skor 2 = dibaca per suku kata
Skor 1 = dibaca dengan cara dieja
Skor 0 = tidak dapat dibaca
G. Pengadministrasian Data
Dalam pengisian deskriptif pada tahap screening dan tahap
asesmen lanjut harus tergambar kondisi saat anak menjawab apakah
dalam membaca terdapat kesalahan atau tidak (direkap pada kolom
deskripsi pada semua format penilaian) dengan menuliskan deskripsi
sebagai berikut:
1. Kecepatan membaca
Berapa lama anak membaca pada setiap soal yang diberikan
(lama, sedang, cepat).
Kategori membaca :
- Lama = apabila anak membaca membutuhkan waktu lebih dari
10 detik.
- Sedanag = apabila anak membaca membutuhkan waktu 5
sampai dengan 10 detik.
- Cepat = apabila anak membaca kurang dibawah 5 detik.
2. Cara Membaca
Apakah anak dalam membaca dilakukan dengan cara mengeja
atau mengira-ngira.
3. Ketepatan membaca
Apakah terdapat kesalahan Substitusi (menganti huruf atau
kata)?
Apakah terdapat kesalahan insersi (menambah kata) ?
Apakah terdapat kesalahan omisi (menghilangkan kata) ?
Apakah terdapat kesalahan repetisi (tertukar posisi) ?
13. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 13
3 X 100 % = 60 %
5
Apakah terdapat kesalahan reversal (melakukan penghentian)?
Apakah terdapat kesalahan hesitasi ?
Apakah terdapat kesalahan word by word ?
Penilaian pada setiap tahapan asesmen memiliki skor nilai
yang berbeda pada setiap aspeknya :
a. Tahap Screening
- Skor 4 jika dibaca secara tepat dan dikategorikan ke dalam
kemampuan membaca sangat baik.
- Skor 3 apabila dibaca kata demi kata, dikategorikan ke dalam
kemampuan membaca baik.
- Skor 2 apabila dibaca per suku kata, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca sedang.
- Skor 1 apabila dibaca dengan cara dieja, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca buruk.
- Skor 0 apabila tidak dapat dibaca, dikategorikan kedalam
kemampuan membaca sangat buruk.
b. Tahap Asesmen Lanjut
- untuk aspek kemampuan membaca huruf skor 1 apabila bisa
dibaca dan 0 apabila tidak bisa dibaca.
- aspek kemampuan membaca suku kata skor 2 apabila dibaca
secara tepat, skor 1 jika dibaca dengan cara dieja dan skor 0
apabila tidak dapat dibaca.
- aspek kemampuan membaca kata skor 2 apabila dibaca secara
tepat, skor 1 apabila dibaca dengan cara dieja dan 0 tidak dapat
dibaca.
- aspek penilaian kemampuan membaca kalimat skor, 3 apabila
dibaca secara tepat, skor 2 apabila dibaca kata demi kata, skor 1
apabila dibaca dengan cara dieja dan skor 0 apabila tidak dapat
dibaca.
selanjutnya menghitung prosentase dengan rumus :
Yaitu;
Contoh:
Untuk menghitung presentase kemampuan membaca kata benda;
misalnya jumlah jawaban yang benar dari anak 3 item dari jumlah seluruh
item 5
Jumlah Yang Benar
Jumlah Soal
X 100
∑m
∑ soal
X 100
14. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 14
Perhitungan ini berlaku untuk aspek membaca huruf vokal , huruf
konsonan , suku kata berpola KV , suku kata berpola VK , suku kata
berpola KVK , suku kata berpola VKV , suku kata berpola KV-KV, suku
kata berpola V-KVK, suku kata berpola KV-KVK , suku kata berpola KVK-
KVK, suku kata berpola KVK-KV, suku kata berpola KV-KVKK, Membaca
kata benda , Membaca Kata Sifat, Membaca Kata Kerja, dan, Membaca
Kalimat sederhana dengan jumlah skor masing-masing aspek adalah sbb:
- Jumlah skor membaca huruf vokal dan
konsonan (H) : 26
- Jumlah skor membaca suku kata berpola (SK) : 54
- Jumlah skor membaca kata (K) : 15
- Jumlah skor membaca kalimat (KL) : 5
Jumlah keseluruhan adalah 110 item
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata prosentase
kemampuan membaca huruf vokal, konsonan, suku kata berpola, kata
dan kalimat sederhana. seluruh prosentase di bagi 16. Rumus
kemampuan membaca permulaan secara keseluruhan
3. Penafsiran
3.1Tahap Screening
Anak yang masuk pada kategori kemampuan membaca
buruk dan membaca sedang dilanjutkan ketahapan asesmen lanjut,
sedangkan anak yang masuk kedalam kategori membaca sangat
buruk diduga mempunyai hambatan dalam prarequisit membaca
dan direkomendasikan untuk menggunakan asesmen pra
membaca dari sumber lain.
3.2Tahap Asesmen Lanjut
Jika skor yang didapat 49% ke bawah menunjukan kemampuan
membaca permulaan buruk (Frustation level).
Jika skor yang didapat 50% - 74% menunjukan kemampuan
membaca permulaan sedang (Instruction level).
Jika skor yang didapat 75% -100% menunjukan kemampuan
membaca permulaan baik (Indevenden level).
Tentunya interpretasi data diatas yang bersifat kuantitatif hanya
data awal dan belum cukup untuk menggambarkan secara spesifik
H + SK + K + KL X 100%
4
15. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 15
kelebihan, kekurangan dan hambatan belajar siswa yang diases,
maka diperlukan penafsiran data hasil asesmen bersifat deskriftif.
F. Tindak Lanjut
Pada proses ini yang dimaksud adalah tindak lanjut dari hasil
asesmen pada aspek apa anak mengalami hambatan, misal Apakah
anak mengalami hambatan pada pemahaman simbol bahasa (huruf)
vokal, pemahaman simbol bahasa (huruf) konsonan, membaca suku
kata berpola, membaca kata atau membaca kalimat anak belum
menguasai, jadi rekomendasi sebagai lagkah tindak lanjut untuk latihan
pada anak tersebut adalah pada aspek yang mengalami hambatan.
G. Rekomendasi :
Rekomendasi ditujukan kepada orang tua dan guru. Rekomendasi
berisikan tentang gambaran yang seutuhnya mengenai kemampuan
membaca anak yang mencakup kelebihan dan kekurangan serta
hambatan yang dialami.
16. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 16
DAFTAR PUSTAKA
Zaenal Alimin (2003). Perogram Pembelajaran Individual. Jakarta : Dirjen
Dikti.
Sugiyono (2008). Metode Penelitian : Pendidikan kuantitatif, Kualitatif dan
R &D, Bandung : Alfabeth.
Tim Dosen Asesmen (2008). Identifikasi dan Asesmen Anak
Berkebutuhan Khususus (ABK) BPG SLB Pemerintah Provinsi Jawa
Barat. Bandung.
17. ASESMEN MEMBACA PERMULAAN/PEPI MAHPUDIN 17
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Pepi Mahpudin, S.Pd
NIP : 19780131 200604 1 005
Pangkat/Gol : Penata TK.I / III.d
Jabatan : Guru
Unit Kerja : SLB Negeri Bandung Barat
Dengan ini menyatakan dengan bahwa Artikel yang berjudul “Asesmen
Membaca Permulan Bagi Siswa Kelas I SD di Sekolah Inklusif” adalah
benar-benar hasil tulisan sendiri sesuai kaidah tatacara penulisan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti kegiatan Simposium Guru tahun 2016.
Bandung Barat, 14 Nopember 2016
Mengetahui Yang membuat Pernyataan,
Kepala SLBN Bandung Barat,
Priyono, S.Pd Pepi Mahpudin, S.Pd
NIP. 195803011983031016 NIP. 197801312006041005