Laporan ini mendeskripsikan uji makanan untuk menentukan zat makanan seperti amilum, protein, glukosa, dan lemak dalam berbagai bahan makanan seperti amilum, sukrosa, putih telur, minyak sawit, soto, roti, tempe, kuning telur, dan tahu. Uji dilakukan dengan mereaksikan bahan makanan dengan berbagai reagen seperti lugol, biuret, fehling, dan kertas payung untuk mengamati perubahan warna atau noda
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Laporan Resmi dari Praktikum IPA 1 bertopik Nabitor (Natural Acid Base Indicator)
Laporan ini laporan lengkap mulai dari judul hingga daftar pustaka
semoga laporan ini bermanfaat dan dimanfaatkan dengan baik
Mengetahui sifat-sifat larutan garam yang terhidrolisis
yang terdiri dari dasar teori yang interaktif mudah dipahami, alar, bahan dan langkah kerja. hasil pengamatan berupa Identifikasi sifat, reaksi, serta pengukuran pH larutan.
pembahasan umum dan khusus
Mengetahui sifat-sifat larutan garam yang terhidrolisis
yang terdiri dari dasar teori yang interaktif mudah dipahami, alar, bahan dan langkah kerja. hasil pengamatan berupa Identifikasi sifat, reaksi, serta pengukuran pH larutan.
pembahasan umum dan khusus
1. Uji Molish dan Uji Karbohidrat pada Buah
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah, Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).
2. Uji Benedict dan Uji Karbohidrat pada Buah
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa. Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum), Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.
3. Uji Seliwanoff dan Uji Karbohidrat pada Buah
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah, Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis Ranum.
4. Uji Iodine dan Uji Karbohidrat pada Buah
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah, Ranum, Matang).
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Laporan Resmi Praktikum Biologi Uji Makanan
1. i
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI
UJI MAKANAN
OLEH :
DHIARRAFII BINTANG MATAHARI
XI IPA 6 / 09
SMA NEGERI 6 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016
2. ii
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKTIKUM BIOLOGI UJI MAKANAN
Oleh :
Nama : Dhiarrafii Bintang Matahari
Kelas : XI IPA 6
No. Presensi : 09
Telah diperiksa oleh :
Guru pembimbing Praktikum Biologi, Dra. Riadiani
Disahkan pada :
Hari, tanggal : Senin, 29 Februari 2016
Yogyakarta, 29 Februari 2016
Pembimbing, Praktikan,
( Dra. Riadiani ) ( Dhiarrafii Bintang Matahari )
3. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, serta junjungan kami Rasulullah
SAW karena atas limpahan berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Biologi dengan lancar dan baik tanpa adanya hambatan.
Dengan judul :
UJI MAKANAN
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas
Praktikum Mata Pelajaran Biologi
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan yang diberikan berbagai pihak, maka taklupa
saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Miftakodin, M.M. selaku Kepala SMA Negeri 6 Yogyakarta;
2. Ibu Dra. Riadiani, selaku pembimbing praktikum;
3. Orang tua, yang telah memberikan dukungan, masukan dan dorongan moriil maupun
materiil dalam pembuatan laporan ini, serta atas segala keikhlasan, kesabaran, dan
kesetiaannya dalam mendidik dan mendampingi.
4. Seluruh keluarga besar SMA N 6 Yogyakarta;
5. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dan dukungan sehingga dapat terselesaikannya laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu segala kritikan dan saran yang sifatnya konstruktif dari
berbagai pihak sangat diharapakan demi kesempurnaan laporan ini.
Yogyakarta, Februari 2016
Penulis
4. iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………...…………………………………………………………… i
LEMBAR PENGESAHAN ………...…………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………..…………………. iii
DAFTAR ISI ………...………………………………………………………………..….. iv
I. TUJUAN ………...…………………………………………………………………… 1
II. DASAR TEORI ………………………………………………………………...…… 2
III. ALAT DAN BAHAN ………...…………………………………………………… 3
IV. CARA KERJA ………...…………………………………………………………… 4
V. HASIL PENGAMATAN ………...…………………………………………………… 5
VI. DISKUSI DAN PERTANYAAN ………...…………………………………………… 6
VII. PEMBAHASAN ………...…………………………………………………………… 13
VIII. KESIMPULAN ………...…………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA …...………………………………………………………… 16
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………... 17
5. 1
I. TUJUAN
1.Mengetahui berbagai macam zat yang terdapat dalam bahan makanan.
2.Menentukan zat makanan yang merupakan sumber makanan bergizi.
6. 2
II. DASAR TEORI
Bahan makanan yang kita kenal yaitu empat sehat lima sempurna, di dalam bahan makanan
tersebut terkandung berbagai macam zat makanan yaitu : karbohidrat, lemak, protein, mineral,
vitamin, dan air.
Makanan akan mengalami proses pencernaan secara mekanis, chemis (enzymatis), dan
biologis sehingga dihasilkan zat yang mudah diserap oleh vili-vili usus dalam tubuh.
Kebutuhan akan zat makanan antar orang berbeda, tergantung dari usia, aktifitas, kondisi
kesehatan, berat badan, masa pertumbuhan, penyembuhan penyakit, mengandung, dsb.
Makanan harus terpenuhi dalam jumlah cukup dan bergizi, higienis, bebas hama dan penyakit,
bebas racun, dan mudah dicerna.
Makanan yang bergizi adalah makanan yang mengandung zat pengatur, pembangun, dan
sumber energi. Oleh karena itu sumber makanan harus selalu tersedia pada setiap saat.
Makanan harus selalu terjaga kualitasnya agar tetap baik.
Untuk mengetahui bahan makanan bergizi atau tidak perlu pengujian. Uji makanan
meliputi uji amilum, glukosa, protein, lemak, vitamin, mineral. Uji amilum misalnya dengan
reagen Iod/Lugol akan memberikan warna biru. Uji protein dengan reagen Biuret campuran
antara NaOH dan CuSO4 akan memberikan reaksi warna ungu/cincin ungu. Sedang uji glukosa
dengan reagen Fehling A dan Fehling B yang dicampur dan dipanaskan akan memberikan
warna merah bata/orange, sedang uji lemak akan memberikan noda transparan.
7. 3
III. ALAT DAN BAHAN
1. Rak tabung reaksi
2. Tabung reaksi
3. Lampu spritus
4. Pipet tetes
5. Penjepit
6. Gelas kimia
7. Erlenmeyer
8. Tissue
9. Minyak goreng
10. Kertas payung
11. Amilum
12. Sukrosa
13. Putih telur
14. Minyak sawit
15. Soto (nasi soto)
16. Roti kering
17. Tempe
18. Kuning telur
19. Tahu
8. 4
IV. CARA KERJA
1. Masukkan 1 ml amilum cair kemudian tetesi dengan lugol 2 tetes, catat warna mula-
mula dan warna akhir !
2. Ambil larutan glukosa 1 ml kemudian tetesi dengan 2 tetes Fehling A dan 2 tetes
Fehling B, catat warna mula-mula kemudian panaskan di atas lampu spritus sampai
mendidih. Catat warnanya !
3. Masukkan 1 ml putih telur cair kemudian tetesi dengan lugol 2 NaOH, 2 tetes CuSO4.
Catat warna mula-mula dan warna akhir !
4. Ambil minyak goreng, oleskan 1 tetes pada kertas payung, keringkan dekat api /
matahari. Amati nodanya dan catat hasilnya !
5. Lakukan kegiatan 1 s/d 4 untuk bahan makanan yang akan di uji (susu, tempe, makanan
bayi, jajanan pasar, dsb) !
9. 5
V. DATA PENGAMATAN
a. Tabel Hasil Reaksi/Perubahan
No.
Bahan
Makanan
Warna
Awal
Warna Akhir Setelah Pengujian
Keterangan
Lugol
Fehling
A&B
Biuret Kertas
1 Amilum Bening Biru Tua
2 Sukrosa Bening Orange
3 Putih Telur
Jernih
Kekuningan
Ungu
4 Minyak Sawit
Jernih
Kekuningan
Transparan
5 Soto (nasi soto)
Kuning
Kehijauan
Biru Tua Orange Ungu Transparan
Amilum, glukosa,
protein, minyak
6 Roti Kering Putih Keruh Biru Tua
Orange
Tua
Putih
Keruh
Tidak
Transparan
Amilum, sukrosa
7 Tempe Putih Keruh
Putih
Keruh
Biru Ungu
Tidak
Transparan
Protein
8 Kuning Telur Kuning Kuning
Coklat
Tua
Ungu
Tidak
Transparan
Protein
9 Tahu Putih Keruh
Putih
Keruh
Ungu Ungu
Tidak
Transparan
Protein
b. Hasil Uji Kandungan Makanan
No. Bahan Makanan
Hasil Uji Makanan
Amilum Glukosa Protein Lemak
1 Amilum + - - -
2 Sukrosa - + - -
3 Putih Telur - - + -
4 Minyak Sawit - - - +
5 Soto (nasi soto) + + + +
6 Roti Kering + + - -
7 Tempe - - + -
8 Kuning Telur - - + -
9 Tahu - - + -
10. 6
VI. DISKUSI DAN PERTANYAAN
a. Pertanyaan
1. Bagaimana rekasi warna antara zat makanan dan reagen untuk
a. Amilum
b. Protein
c. Glukosa
d. Lemak
2. Bahan makanan apa saja yang mengandung
a. Amilum
b. Protein
c. Glukosa
d. Lemak
3. Jelaskan fungsi dari
a. Amilum
b. Protein
c. Glukosa
d. Lemak
4. Apa yang dimaksud dengan monosakarida, disakarida, dan polisakarida berikan
contohnya
5. Bagaimana usaha terhadapa pengolahan bahan makanan agar
a. Nilai gizi tak berkurang
b. Makanan mudah dicerna
6.2. Jawaban
1. Reaksi warna antara zat makanan dan reagen
a) Amilum : Biru Kehitaman
b) Protein : Ungu
c) Glukosa : Biru (sebelum dipanaskan), jingga (setelah dipanaskan)
d) Lemak : Kertas menjadi Transparan
2. Bahan makanan yang mengandung
a) Amilum : Soto (nasi soto), roti kering
b) Protein : Soto (nasi soto), tempe, kuning telur, tahu
c) Glukosa : Soto (nasi soto), roti kering
11. 7
d) Lemak : Soto (nasi soto)
3. Fungsi dari:
a) Amilum
Fungsi amilum adalah sebagai sumber energi, sebagai bahan penjaga
keseimbangan asam dan basa tubuh, sebagai bahan pembentuk senyawa lain
seperti lemak dan protein.
b) Protein
Bagi tubuh, protein memegang peranan penting untuk pertumbuhan dan
mengganti sel - sel tubuh yang rusak. Selain itu, protein juga diperlukan sebagai
pembangun enzim. Karena protein sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan
c) Glukosa
Fungsi Glukosa adalah sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan serta
membentuk energi atau sebagai sumber kalori.
d) Lemak
Selain sebagai sumber energi, lemak juga merupakan penyusun membran sel,
sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta sebagai cadangan makanan bagi
tubuh. Lemak dapat diperoleh dari tumbuhan (nabati) maupun hewan (hewani).
4. Yang dimaksud dengan :
a) Monosakarida
Monosakarida adalah senyawa karbohidrat dalam bentuk gula yang
paling sederhana. Beberapa monosakarida mempunyai rasa manis. Sifat umum
dari monosakarida adalah larut air, tidak berwarna, dan berbentuk padat kristal.
Contoh dari monosakarida:
Glukosa (dextrosa), fruktosa (levulosa), galactosa, xylosa dan ribose.
Monosakarida merupakan senyawa pembentuk disakarida (seperti sukrosa) dan
polisakarida (seperti selulosa dan amilum).
-
b) Disakarida
12. 8
Disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltose
Disakarida merupakan karbohidrat yang terbentuk dari dua molekul
monosakarida yang berikatan melalui gugus -OH dengan melepaskan
molekul air. Contoh dari disakarida adalah sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Oligosakarida adalah polimer derajat polimerisasi 2 sampai 10 dan biasanya
bersifat larut dalam air. Oligosakarida yang terdiri dari 2 molekul disebut
disakarida, dan bila terdiri dari 3 molekul disebut triosa. Bila sukrosa (sakarosa
atau gula tebu). Terdiri dari molekul glukosa dan fruktosa, laktosa terdiri dari
molekul glukosa dan galaktosa. Polisakarida Polisakarida merupakan polimer
molekul-molekul monosakarida yang dapat berantai lurus atau bercabang dan
dapat dihidrolisis dengan enzim-enzim yang spesifik kerjanya
c) Polisakarida
Polisakarida merupakan polimer yang disusun oleh rantai
monosakarida. Berdasarkan fungsinya polisakarida dapat digolongkan menjadi
dua bagian yaitu polisakarida struktural dan polisakarida nutrien.
Sebagai komponen struktural, polisakarida berperan sebagai
pembangun dan penyusun komponen organel sel serta sebagai molekul
pendukung intrasel. Polisakarida yang termasuk golongan ini
adalah selulosa(ditemukan dalam dinding sel tanaman), kitin yang dibangun
oleh turunan glukosa yaitu glukosamin diketemukan pada cangkang udang,
kepiting dan lainnya.
Selulosa sebagai salah satu polisakarida struktural merupakan polimer
yang tidak bercabang, terbentuk dari monomer β-D-glukosa yang terikat
bersama-sama dengan ikatan β (1 → 4) glikosida. Jumlah rantai atau β-D-
glukosa beraneka ragam, untuk beberapa jenis mencapai ribuan unit glukosa.
Ikatan β (1→4) glikosida yang dimiliki selulosa membuatnya lebih cenderung
13. 9
membentuk rantai lurus, hal ini disebabkan ikatan glikosida yang terbentuk
hanya sejenis yaitu β (1→4) glikosida, perhatikan Gambar 14.15.
Gambar 14.15. Struktur Selulosa cenderung membentuk rantai lurus
Polisakarida struktural lainnya seperti glikogen memiliki struktur yang lebih
kompleks dan tersusun atas rantai glukosa homopolimer dan memiliki cabang.
Setiap rantai glukosa berikatan α (1→ 4) dan ikatan silang α (1→ 6) glikosida
pembentuk cabang, dengan adanya cabang bentuk Glikogen menyerupai batang
dan ranting pepohonan seperti ditunjukkan Gambar 14.16.
Gambar 14.16. Rantai glikogen membentuk cabang
Polisakarida nutrien merupakan sumber dan cadangan monosakarida.
Polisakarida yang termasuk kelompok ini adalah pati, selulosa dan glikogen.
Setiap jenis polisakarida memiliki jumlah monomer atau monosakarida yang
berbeda, demikianpula dengan ikatan yang menghubungkan setiap
monosakarida yang satu dengan yang lainnya, perhatikan Tabel 14.2.
Tabel 14.2. Polisakarida dengan monomer dan jenis ikatan glikosidanya
14. 10
Pati umumnya berbentuk granula dengan diameter beberapa mikron.
Granula pati mengandung campuran dari dua polisakarida berbeda, yaitu
amilum dan amilopektin. Jumlah kedua poliskarida ini tergantung dari jenis
pati. Pati yang ada dalam kentang, jagung dan tumbuhan lain mengandung
amilopektin sekitar 75 – 80% dan amilum sekitar 20-25%.
Komponen amilum merupakan polisakarida rantai lurus tak bercabang
terdiri dari molekul D-Glukopiranosa yang berikatan α (1→ 4) glikosida.
Struktur rantai lurus ini membentuk untaian heliks, seperti tambang perhatikan
Gambar 14.17.
Gambar 14.17. Rantai heliks molekul amilum
Jika kita mereaksikan amilum dengan Iodium akan menghasilkan warna biru
terang. Hal ini disebabkan terjadinya kompleks koordinasi antar ion Iodida di
antara heliks. Intensitas warna biru akan dihasilkan dari interaksi tersebut dan
bergantung pada kandungan amilum yang terdapat dalam pati. Sehingga teknik
ini sering digunakan untuk menguji keberadaan amilum dalam sebuah sampel.
Amilopektin merupakan polimer yang tersusun atas monomoer D-
glukopiranosa yang berikatan α (1→ 4) glikosida dan juga mengandung ikatan
silang α (1→6) glikosida. Adanya ikatan silang ini menyebabkan molekul
amilopektin bercabang- cabang, perhatikan Gambar 14.18.
Gambar 14.18. Struktur Amilopektin.
5. Bagaimana usaha terhadap pengolahan bahan makanan agar
a) Nilai gizi tak berkurang
15. 11
Memasak bahan makanan. Mencuci beras secara berlebihan (berkali-
kali) akan banyak menghilangkan kandungan vitamin B pada beras.
Menanak nasi dengan cara direbus dahulu akan melarutkan sebagian
vitamin dan mineral. Begitu juga dengan sayuran yang dicuci setelah
dipotong-potong akan menyebabkan hilangnya sebagian zat makanan.
Menjemur makanan. Vitamin C dan Vitamin B2 pada makanan akan
rusak karena proses oksidasi.
Pengeringan. Pengeringan pada ikan atau daging yang berlemak akan
menimbulkan ketengikan karena proses oksidasi.
Pengalengan. Proses pengalengan yang tidak higienis akan
menimbulkan bakteri dan jamur sehingga akan meracuni makanan dan
tidak layak untuk dikonsumsi.
b) Makanan mudah dicerna
Ditumbuk. Makanan yang dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil, juga dicerna lebih cepat.
Makan perlahan-lahan
Bila kita makan makanan terlalu cepat, perut bekerja lebih berat karena
makanan tidak mendapatkan enzim pencernaan yang cukup dari ludah.
Pencernaan sebenarnya dimulai di mulut dan kemudian berlanjut hingga
ke usus kecil . Saat mengunyah, perut akan dikirimi pesan tentang
makanan apa yang sedang dalam perjalanan sehingga dapat menyiapkan
enzim yang benar. Jadi, makan perlahan-lahan dan mengunyah dengan
benar meringankan proses pencernaan
Jangan minum terlalu banyak selama makan
Minum sambil makan tidaklah dilarang. Namun, minum yang
berlebihan membuat cairan lambung mengencer dan kehilangan
kekuatannya. Akibatnya, makanan menjadi lebih sulit dicerna.
Hindari makanan dan minuman yang dingin Sebaiknya menghindari
minuman dan makanan yang sangat dingin atau beku. Makanan dan
minuman yang sangat dingin menyebabkan kontraksi pilorus,
katup yang memisahkan lambung dengan duodenum, sehingga
memperlambat pergerakan makanan yang dicerna. Selain itu, lambung
akan bekerja ekstra untuk menghangatkan makanan, sehingga makanan
lebih lama tinggal di lambung.
Jangan makan terlalu banyak lemak
16. 12
Makanan yang terlalu banyak lemak dan minyak harus dihindari
karena meningkatkan beban kerja pencernaan. Kurangilah goreng-
gorengan dan gantilah dengan makanan yang dikukus atau direbus.
Jangan makan terlalu manis
Makanan yang sangat manis menyebabkan hipersekresi cairan lambung
yang dapat membuat nyeri atau kembung pada perut sensitif.
Makanlah buah sebelum makan besar
Para ahli menyarankan agar memakan buah-buahan saat perut masih
kosong, setidaknya 20 menit sebelum makan besar. Buah-buahan
mengandung gula sederhana yang mudah dicerna dan membutuhkan
waktu kurang dari setengah jam untuk dicerna. Makanan lain yang
mengandung karbohidrat, protein dan lemak memerlukan waktu lebih
lama untuk dicerna dan akan tinggal di lambung untuk jangka waktu
yang lama.
17. 13
VII. PEMBAHASAN
Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk
mengetahui kandungan makanan, antara lain :
Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
(amilum). Bila makanan yang ditetesi lugol berubah menjadi biru hitam, maka makanan
tersebut mengandung karbohidrat. Semakin gelap warnyanya berarti makanan tersebut banyak
kandungan karbohidratnya.
Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan
makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan
warna ungu/warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang
menghasilkan dasar reaksi sebagau berikut : Kompleks koordinasi antara Cu2
+ dengan gugus -
C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan membentuk warna lembayung.
Fehling A&B adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada
bahan makanan. Hasil reaksi menghasilkan warna orange tua ketika reagen Fehling A&B
dicampur dan dipanaskan dengan glukosa. Glukosa memiliki sebuah elektron untuk diberikan,
tembaga (salah satu kandungan di reagen fehling A&B) akan menerima elektron tersebut dan
mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna.
Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram
mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini
makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram setelah itu di panaskan di atas
pembakar sepritus sehingga kandungan air mudah mongering, jika ada noda transparan maka
bahan makanan tersebut mengandung lemak.
Dari hasil pengamatan yang kami dapatkan di peroleh hasil pengujian sebagai berikut:
Uji Soto
Uji amilum, soto di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna biru
tua. Maka dari itu soto mengandung amilum.
Uji protein, soto ditetesi reagen biuret terdapat warna ungu. Maka dari itu soto
mengandung protein.
Uji glukosa, setelah soto ditetesi fehling A&B dan di panaskan di atas spritus berubah
menjadi orange. Hal ini menunjukkan bahwa soto mengandung glukosa.
Uji lemak, soto yang di oleskan pada kertas buram meninggalkan noda transparan . Hal
ini berarti soto memiliki kandungan lemak.
Uji Roti Kering
Uji amilum, roti di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna biru
kehitaman. Maka dari itu roti mengandung amilum.
Uji Protein, roti tidak mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna
ungu hanya sedikit diatas dan sisanya hanya warna putih.
Uji glukosa, setelah ditetesi fehling A&B dan di panaskan di atas spritus berubah
menjadi orange. Hal ini menunjukkan bahwa roti mengandung glukosa.
18. 14
Uji lemak, roti yang di oleskan pada kertas buram tidak meninggalkan noda transparan
. Hal ini berarti roti tidak memiliki kandungan lemak.
Uji Tempe
Uji amilum, tempe di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna putih
kecoklatan. Hal ini membuktikan bahwa tempe tidak mengandung amilum.
Uji protein, tempe hanya sebagian mengandung protein karena ketika ditetesi dengan
reagen biuret warna menjadi setengah ungu.
Uji glukosa, tempe tidak mengandung glukosa. Ketika ditetesi fehling A&B dan
dipanaskan diatas spritus warna berubah menjadi biru.
Uji lemak, ketika dioleskan pada kertas buram tempe tidak meninggalkan noda
transaparan. Hal ini membuktikan bahwa tempe tidak memiliki kandungan lemak.
Uji Kuning Telur
Uji amilum, kuning telur di tetesi dengan reagen lugol menghasilkan warna kuning. Hal
itu berarti tidak menunjukkan bahwa kuning telur memiliki amilum karena bila
memiliki amilum setelah di uji seharusnya memiliki warna biru kehitaman.
Uji protein, kuning telur mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret
warna menjadi ungu.
Uji glukosa, kuning telur ditetesi fehling A&B kemudian di panaskan di atas spritus
berwarna cokelat tua. Hal itu menunjukkan bahwa kuning telur tidak mengandung
glukosa.
Uji lemak, putih telur yang di oleskan pada kertas buram tidak meninggalkan noda
transparan. Maka kuning telur tidak mengandung lemak.
Uji Tahu
Uji amilum, tahu di tetesi dengan reagen lugol mengenghasilkan warna putih keruh.
Hal itu berarti tidak menunjukkan bahwa tahu memiliki amilum karena bila memiliki
amilum setelah di uji seharusnya memiliki warna biru kehitaman.
Uji protein, tahu mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna
menjadi ungu.
Uji glukosa, tahu ditetesi fehling A&B kemudian di panaskan di atas spritus berwarna
cokelat tua. Hal itu menunjukkan bahwa tahu tidak mengandung glukosa.
Uji lemak, tahu yang di oleskan pada kertas buram tidak meninggalkan noda transparan.
Maka tahu tidak mengandung lemak.
19. 15
VIII.KESIMPULAN
1. Di dalam makanan terdapat banyak kandungan makanan seperti protein,
karbohidrat, glukosa, lemak sehingga menandakan bahwa makanan tersebut adalah
makanan bergizi
2. Zat-zat makanan itu meliputi karbohidrat, lemak, protein, meineral, air, dan vitamin
3. Karbohidrat (amilum) berfungsi sebagai sumber energi, bahan pembentuk senyawa
lain, dan bahan penjaga keseimbangan asam dan basa tubuh.
4. Karbohidrat mempunyai 3 macam yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida.
5. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas satu gugusan gula, tidak dapat
diuraikan lagi, dan larut dalam air.
Contoh : glukosa, fruktosa, dan galaktosa
6. Disakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas dua gugusan gula, dapat diuraikan
lagi, dan larut dalam air.
7. Polisakarida yaitu karbohidrat yang tersusun atas banyak gugusan gula, dapat
diuraikan lagi, dan tidak larut dalam air.
8. Zat-zat tertentu memeliki banyak fungsi yang baik bagi kebutuhan tubuh manusia.
9. Dibutuhkan hal-hal spesifik agar bisa mempertahankan nilai gizi di dalam makanan
dan dibutuhkan pula agar kandungan tersebut tidak hilang, mudah dicerna