Lembar ini digunakan guru untuk menilai keterampilan siswa dalam melakukan percobaan proyektor sederhana dengan menilai 8 aspek keterampilan. Setiap aspek diberi skor 1 sampai 4 berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Skor akhir ditentukan dengan rumus perbandingan antara skor diperoleh dengan skor maksimal, dikalikan 4. Siswa dinyatakan sangat baik untuk skor 3,33-4, baik 2
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
RPP merupakan rencana pengajar pembalajaran sangat lah penting di buat kerana merupakan alat atau intumen yang di gunakan dalam pembelajaran maka dari itu penting sekali kiti mengetahui langkah - langkai penganalisisannya sebelum menjadi RPP
RPP merupakan rencana pengajar pembalajaran sangat lah penting di buat kerana merupakan alat atau intumen yang di gunakan dalam pembelajaran maka dari itu penting sekali kiti mengetahui langkah - langkai penganalisisannya sebelum menjadi RPP
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Lampiran 3
Lembar Penilaian Keterampilan (Kompetensi Inti 4)
Petunjuk :
Lembaran ini diisi oleh guru untuk menilai keterampilan peserta didik. Berilah tanda cek
() pada kolom skor sesuai keterampilan yang ditampilkan oleh peserta didik, dengan
kriteria sebagai berikut :
Penilaian kinerja pada percobaan proyektor sederhana
Nama : ………………….........................
Kelas : ………………….........................
Tanggal Pengamatan : ………………….........................
Materi Pokok : …………………........................
No Aspek yang dinilai
Skor yang diberikan
1 2 3 4
1 Perencanaan dan persiapan
2 Penggunaan alat dan bahan
3 Melakukan pengamatan
4 Menulis data hasil percobaan
5 Menganalisis data hasil percobaan
6 Membuat kesimpulan
7 Membuat laporan tertulis
8 Mengkomunikasikan hasil diskusi kelompok
2. Rubrik Penilaian
Aspek yang dinilai
Skor yang diberikan
1 2 3 4
Perencanaan dan
persiapan
Tidak
mengetahui
dan
memahami
rumusan
masalah ,
tujuan
percobaan ,
metode
percobaan dan
dasar teori
yang berkaitan
dengan
percobaan.
Kurang
memahami
rumusan
masalah ,
tujuan
percobaan,
metode
percobaan dan
dasar teori
yang berkaitan
dengan
percobaan.
Memahami
rumusan
masalah ,
tujuan
percobaan,
metode
percobaan dan
dasar teori
yang berkaitan
dengan
percobaan.
Sangat
memahami
rumusan
masalah ,
tujuan
percobaan,
metode
percobaan dan
dasar teori
yang berkaitan
dengan
percobaan.
Penggunaan Alat
dan Bahan
Menggunakan
alat dan bahan
tidak sesuai
petunjuk
praktikum
Menggunakan
alat dan bahan
sesuai
petunjuk
praktikum,
namun
penggunaanny
a masih belum
rapi dan tanpa
mengecek
kelayakan alat
Menyiapkan
alat dan bahan
sesuai
petunjuk
praktikum
dengan rapi,
namun
mengecek
kelayakan alat
Menyiapkan
alat dan bahan
sesuai
petunjuk
praktikum
dengan rapi,
serta
mengecek
kelayakan alat
Melakukan
Pengamatan
Pengamatan
tidak cermat
saat
Pengamatan
kurang cermat
dan terdapat
Pengamatan
kurang cermat,
namun
Pengamatan
cermat dan
prosedur kerja
3. pengambilan
data.
prosedur yang
kerja yang
salah.
prosedur kerja
dilakukan
dengan tepat.
dilakukan
dengan tepat.
Menulis data hasil
percobaan
Penulisan data
tidak
terorganisir
dan tidak
lengkap.
Penulisan data
terorganisir,
namun data
yang
dicantumkan
tidak lengkap.
Penulisan data
terorganisir
namun data
yang
dicantumkan
kurang
lengkap.
Penulisan data
terorganisir
namun data
yang
dicantumkan
kurang
lengkap.
Menganalisis data
hasil percobaan
Hasil analisa
hampir tidak
mengarah
pada teori dan
belum mampu
menjelaskan
fenomena fisis
terkait dengan
percobaan.
Hasil analisa
sedikit
mengarah
pada teori dan
belum mampu
menjelaskan
fenomena fisis
terkait dengan
percobaan.
Hasil analisa
mengarah
pada teori dan
belum mampu
menjelaskan
fenomena fisis
terkait dengan
percobaan.
Hasil analisa
mengarah
pada teori dan
mampu
menjelaskan
fenomena fisis
terkait dengan
percobaan.
Membuat
kesimpulan
Kesimpulan
tidak benar
atau tidak
sesuai tujuan
Sebagian besar
kesimpulan
kurang sesuai
dengan tujuan
terkait hasil
analisa yang
kurang tepat
Sebagian besar
kesimpulan
benar atau
sesuai dengan
tujuan
Kesimpulan
benar atau
sesuai dengan
tujuan terkait
hasil analisa
yang tepat
Membuat laporan
tertulis
Laporan hasil
percobaan
tertulis tidak
sistematis dan
tidak sesuai
dengan
Laporan hasil
percobaan
tertulis tidak
sistematis,
namun kurang
sesuai dengan
Laporan hasil
percobaan
tertulis kurang
sistematis,
namun sesuai
dengan
Laporan hasil
percobaan
tertulis dengan
sistematis dan
sesuai dengan
panduan yang
diberikan
4. Petunjuk Penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 4 = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Contoh :
Skor diperoleh 24, skor maksimal 4 x 8 pernyataan = 32, maka skor akhir :
24
32
𝑥 4 = 3
Sesuai Permendikbud nomor 81 A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai dengan
rincian sebagai berikut :
Sangat Baik : apabila memperoleh skor : 3,33 < skor ≤ 4,00
Baik : apabila memperoleh skor : 2,33 < skor ≤ 3,33
Cukup : apabila memperoleh skor : 1,33 < skor ≤ 2,33
Kurang : apabila memperoleh skor: skor ≤ 1,33
panduan yang
diberikan
panduan yang
diberikan
panduan yang
diberikan
Mengkomunikasika
n
Penyampaian
hasil diskusi
tidak lengkap,
tidak
komunikatif,
dan tidak
menguasai
materi.
Penyampaian
hasil diskusi
lengkap,
kurang
komunikatif,
dan kurang
menguasai
materi.
Penyampaian
hasil diskusi
lengkap dan
komunikatif,
namun kurang
menguasai
materi.
Penyampaian
hasil diskusi
lengkap,
komunikatif,
dan menguasai
materi.