Dokumen tersebut membahas tentang obat dan terapi yang digunakan pada persalinan. Secara ringkas, dibahas tiga jenis agen uterotonika (oksitosin, alkaloid ergot dan derivatnya, serta prostaglandin) yang digunakan untuk merangsang kontraksi rahim, antihipertensi yang aman digunakan, dan magnesium sulfat sebagai anti kejang dan tokolitik.
Tali pusat janin dapat menumbung di samping atau di bawah bagian terendahnya. Kondisi ini dapat terjadi karena ketidakcocokan ukuran kepala janin dan pelvis ibu, atau karena presentasi janin yang abnormal seperti letak lintang atau presentasi bokong. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki posisi janin, serta melakukan ekstraksi secepat mungkin jika pembu
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Tanda dan gejala kehamilan terdiri dari tanda pasti seperti gerakan janin, teraba bagian janin, terdengar denyut jantung janin pada usia kehamilan tertentu, dan terlihat kerangka janin pada USG. Tanda presumtif meliputi amenorea, mual dan muntah terutama pagi hari, mengidam, dan pembesaran rahim sesuai usia kehamilan. Tanda kemungkinan kehamilan mencakup reaksi positif, tanda-tanda pal
Tali pusat janin dapat menumbung di samping atau di bawah bagian terendahnya. Kondisi ini dapat terjadi karena ketidakcocokan ukuran kepala janin dan pelvis ibu, atau karena presentasi janin yang abnormal seperti letak lintang atau presentasi bokong. Upaya yang dapat dilakukan antara lain mengurangi kompresi tali pusat dan memperbaiki posisi janin, serta melakukan ekstraksi secepat mungkin jika pembu
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur plasenta manual yang dilakukan bidan untuk mengeluarkan plasenta dari kavum uteri secara manual setelah persalinan. Langkah-langkah pelaksanaannya meliputi persiapan pasien dan peralatan, teknik memasukkan tangan secara obstetrik ke dalam kavum uteri, pelepasan dan pengeluaran plasenta secara hati-hati, serta pengecekan keutuhan plasenta dan keada
Tanda dan gejala kehamilan terdiri dari tanda pasti seperti gerakan janin, teraba bagian janin, terdengar denyut jantung janin pada usia kehamilan tertentu, dan terlihat kerangka janin pada USG. Tanda presumtif meliputi amenorea, mual dan muntah terutama pagi hari, mengidam, dan pembesaran rahim sesuai usia kehamilan. Tanda kemungkinan kehamilan mencakup reaksi positif, tanda-tanda pal
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Asuhan persalinan kala II memberikan informasi tentang:
1. Asuhan sayang ibu dan posisi meneran yang nyaman bagi ibu
2. Mekanisme persalinan normal meliputi proses penurunan dan rotasi kepala janin
3. Pemantauan ibu dan janin selama persalinan kala II seperti kontraksi, tanda-tanda kala II, kemajuan persalinan, dan kesejahteraan janin
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Ada tiga adaptasi utama bayi baru lahir setelah kelahiran: (1) perubahan sirkulasi darah dari plasenta ke paru-paru, (2) pernapasan pertama dan berfungsinya paru-paru, (3) penyesuaian organ-organ tubuh untuk berfungsi di luar rahim.
Presentasi dahi adalah kondisi ketika kepala janin berada di antara fleksi dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah. Diagnosis memerlukan pemeriksaan luar dan dalam untuk meraba sutura frontalis, mata, dan pangkal hidung. Penanganannya umumnya melalui sesar karena persalinan spontan berisiko tinggi bagi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai malpresentasi dan malposisi janin selama persalinan, seperti presentasi kepala dengan oksiput posterior, presentasi dahi, presentasi muka, presentasi bokong, presentasi ganda, serta komplikasi yang mungkin terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan penanganan dan mekanisme persalinan pada setiap kondisi tersebut, serta merekomendasikan seksio sesarea pada kondisi-kondisi tertentu.
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras yang dapat terjadi pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah akibat berbagai penyebab seperti kebiasaan makan, gangguan tiroid, dan kelainan organ internal atau konjenital. Gejala obstipasi meliputi tidak keluarnya tinja selama tiga hari atau lebih, sakit perut, dan feses yang keras di rectum. Penanganannya meliputi diet yang tepat, laksatif, dan prosedur medis unt
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Asuhan persalinan kala II memberikan informasi tentang:
1. Asuhan sayang ibu dan posisi meneran yang nyaman bagi ibu
2. Mekanisme persalinan normal meliputi proses penurunan dan rotasi kepala janin
3. Pemantauan ibu dan janin selama persalinan kala II seperti kontraksi, tanda-tanda kala II, kemajuan persalinan, dan kesejahteraan janin
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Ada tiga adaptasi utama bayi baru lahir setelah kelahiran: (1) perubahan sirkulasi darah dari plasenta ke paru-paru, (2) pernapasan pertama dan berfungsinya paru-paru, (3) penyesuaian organ-organ tubuh untuk berfungsi di luar rahim.
Presentasi dahi adalah kondisi ketika kepala janin berada di antara fleksi dan defleksi maksimal sehingga dahi merupakan bagian terendah. Diagnosis memerlukan pemeriksaan luar dan dalam untuk meraba sutura frontalis, mata, dan pangkal hidung. Penanganannya umumnya melalui sesar karena persalinan spontan berisiko tinggi bagi ibu dan janin.
Dokumen tersebut membahas mengenai berbagai malpresentasi dan malposisi janin selama persalinan, seperti presentasi kepala dengan oksiput posterior, presentasi dahi, presentasi muka, presentasi bokong, presentasi ganda, serta komplikasi yang mungkin terjadi. Dokumen ini juga menjelaskan penanganan dan mekanisme persalinan pada setiap kondisi tersebut, serta merekomendasikan seksio sesarea pada kondisi-kondisi tertentu.
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras yang dapat terjadi pada neonatus, bayi, balita, dan anak pra sekolah akibat berbagai penyebab seperti kebiasaan makan, gangguan tiroid, dan kelainan organ internal atau konjenital. Gejala obstipasi meliputi tidak keluarnya tinja selama tiga hari atau lebih, sakit perut, dan feses yang keras di rectum. Penanganannya meliputi diet yang tepat, laksatif, dan prosedur medis unt
Hormon alami seperti oksitosin dan prostaglandin memainkan peran penting dalam persalinan dengan merangsang kontraksi rahim, sementara hormon lain seperti endorfin dan prolaktin membantu mengurangi rasa sakit dan memproduksi ASI. Berbagai macam obat induksi persalinan seperti oksitosin dan prostaglandin digunakan dengan mempertimbangkan dosis dan indikasi untuk memulai dan memperkuat proses persalinan secara aman dan normal."
Dokumen tersebut membahas tentang hormon-hormon wanita khususnya esterogen dan progesteron, siklus menstruasi, dan berbagai jenis kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, dan implan. Secara khusus dijelaskan mengenai anatomi endometrium dan ovarium, disintesis dan fungsi esterogen dan progesteron, mekanisme kerja kontrasepsi hormonal, efek sampingnya, serta hubungan antara stres dengan siklus menstruasi.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kontraktilitas uterus. Obat-obat oksitosik seperti oksitosin dan alkaloid ergot digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus, sementara obat-obat tokolitik seperti prostaglandin, antagonis oksitosin, dan penyekat saluran kalsium digunakan untuk menurunkan kontraksi uterus. Dokumen juga membahas efek, indikasi, kont
Antibiotik adalah senyawa alami atau sintetik yang menghambat proses infeksi bakteri dengan mengganggu metabolisme, dinding sel, membran, atau sintesis protein bakteri. Ada beberapa golongan utama antibiotik seperti beta-laktam, kuionolon, dan tetrasiklin yang bekerja melalui mekanisme yang berbeda-beda.
Dokumen ini membahas hormon sintetik oksitosin yang digunakan untuk persalinan. Hormon sintetik ini disebut pitosin atau syntocinon dan digunakan untuk merangsang kontraksi rahim selama persalinan. Dokumen menjelaskan cara kerja, dosis, indikasi, efek samping, dan kontraindikasi dari hormon sintetik oksitosin ini.
Similar to 6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx (20)
Video analisis karakteristik pembelajaran tentang pemeriksaan pH dan suhu tanah dinilai memiliki pesan yang jelas namun perlu dibagi menjadi dua video terpisah dan ditambahkan animasi serta subtitle untuk meningkatkan pemahaman peserta belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang meliputi tiga hal utama: (1) proses oksigenasi yang terdiri atas ventilasi, difusi, dan transportasi, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, dan (3) gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi beserta tindakan untuk mengatasinya seperti pemberian oksigen dan pengisapan lendir.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar perawatan luka dalam praktik kebidanan, meliputi proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, teknik penjahitan luka dan pengangkatan jahitan. Secara khusus membahas tentang jenis-jenis luka, proses penyembuhannya, dan prinsip perawatan luka.
Perawatan pasca penjahitan robekan perineum penting untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi agar penyembuhan berjalan dengan baik. Perawatan meliputi membersihkan daerah perineum, mengompres dengan es untuk mengurangi pembengkakan, dan latihan otot dasar panggul untuk memperkuat daerah tersebut. Pemeriksaan berkala perlu dilakukan untuk memantau penyembuhan luka dan mendeteksi komplikasi dini
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka pasca operasi dan perineum. Secara garis besar, dokumen menjelaskan tentang pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, prosedur merawat luka seperti mengangkat jahitan, mengganti balutan, serta perawatan luka perineum pasca persalinan untuk mencegah infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan perawatan operasi, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan fisik pasien, jenis-jenis anestesi, tahapan perawatan pra-operasi, intra-operasi dan pasca-operasi, serta prinsip-prinsip kebersihan dan asepsis yang harus dipenuhi di ruang operasi.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai posisi dan mobilisasi yang dapat dilakukan saat proses persalinan. Terdapat penjelasan mengenai posisi miring, setengah duduk, berbaring, jongkok, duduk, berlutut, merangkak, berdiri tegak, dan McRobert beserta keuntungan dan kekurangannya. Juga dijelaskan mengenai mobilisasi pada kala I, II, IV dan pasca sesar secara ringkas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Modul ini membahas tentang pencegahan infeksi pada persalinan dan bayi baru lahir, meliputi metode cuci tangan, persiapan persalinan dan penerimaan bayi, pencegahan infeksi infus, dan pengolahan alat dan bahan.
Seorang perempuan berusia 24 tahun baru saja melahirkan 5 jam yang lalu. Ia mengeluhkan kesulitan menyusui karena puting susunya sulit terbenam. Pemeriksaan menunjukkan puting tampak datar tetapi dapat dikeluarkan dengan tekanan, IMD tidak berhasil. Diagnosis yang paling mungkin adalah retraksi puting.
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...AstriYuliaSariLubis1
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, serta keluarga dan evidence based dalam ruang lingkup kesehatan ibu dan anak
Dokumen tersebut membahas peran keluarga dan masyarakat dalam kehamilan, persalinan, masa nifas, dan BBL. Keluarga berperan dengan memberikan dukungan kepada ibu hamil, sedangkan masyarakat membentuk kader kesehatan dan menyediakan fasilitas kesehatan. Pada masa persalinan dan nifas, keluarga dan masyarakat berperan dengan memberikan asuhan dan edukasi kesehatan. Masyarakat juga terlib
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. TOKOLITIK
• Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam
pencegahan persalinan .
• Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32
minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari
kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks
belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk
berhasil.
3.
4. Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis.
Bekerja dengan cara menghambat
calcium ke dalam membrane sel,
masuknya
mencegah
lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan
mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap
interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi
otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi
yang potensial.
Mekanisme kerja Nifedipin sebagai tokolitik
5.
6. • Pada pemberian per oral nifedipin 90 %
akan diabsorpsi traktus gastrointestinal.
Pemberian bersama simetidin atau
ranitidine meningkatkan bioavaibilitas
nifedipin.
• Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan
eksresi melalui ginjal. Onset tercapai < 20 menit
pada pemberian per oral. Waktu paruh
tercapai dalam 2-3 jam & lama kerjanya sekali
pemberian 6 jam.
Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting)
1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
8. Definisi :
Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek
seperti oksitosin
(efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus)
Oksitosik adalah obat yang merangsang
kontraksi uterus
Istilah Lain adalah Uterotonik
(obat yang memperkuat kontraksi uterus)
9. Mekanisme pengeluaran oksitosin pada
proses Persalinan sbb :
Pada usia kehamilan aterm terjadi
tekanan terhadap servix uteri
menimbulkan rangsangan terhadap
hipothalamus rangsangan thd
Hyphofise sekresi oksitosin
pacuan/kontraksi uterus (terutama pada
fundus uteri) persalinan
10. Tiga Jenis Oksitosik yang Sering
Sering Digunakan di Obsgyn
1. Oksitosin dan derivatnya
2. Alkaloid Ergot dan derivatnya
3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
12. Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok:
oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk
berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan, saat
persalinan, dan pada masa nifas (reseptor oksitosin di
miometrium meningkat). Bekerja cepat dengan masa
laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit
setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu
memberikan respon cepat terhadap uterus secara
perlahan dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40
menit.
• Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im uterotonik
profilaksis
rekomendasi WHO.
14. Oksitosin (1)
• Disimpan dan dilepaskan
(menyebabkan pengeluaran susu pada
oleh Hipofise posterior
wanita
menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial
sekeliling alveoli mammae)
• Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus
(biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin
dan plasenta)
• Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak
• Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin
seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah
umur kehamilan semakin sensitive
15. Oksitosin (2)
• Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel
otot polos miometrium sehingga menyebabkan
kontraksi uterus terus menerus.
• Tidak sensitive pada kehamilan muda Tidak dapat
digunakan sebagai abortivum
• Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh
kimotripsin
• Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
16. Oksitosin (3)
Dosis :
• Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U
dalam 1 L dextrose 5%)
• Diberikan per infuse secara bertahap
• 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi
kontraksi uterusnya dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan
ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2 ml/mnt
• Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata
4.000 mU
17. Oksitosin (4)
• Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam
hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah
membuka
• Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta
(diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas)
• Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik
(Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
18. Oksitosin (5)
• INDIKASI
o Induksi Partus Aterm
o Partus lama dan partus tak maju
o Mengontrol perdarahan
penggunaannya tergeser
post partum, sekarang
oleh ergonovin atau metil
ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta
rendah toksisitasnya
o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya
diberikan intranasal
19. Oksitosin (6)
• Kontra Indikasi
o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung
walaupun lambat
o Uterus abnormal
o Plasenta Previa
o Disproporsi kepala panggul
22. • Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine)
im atau iv ESO peningkatan tekanan darah, nyeri.
Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2 mg im.
• Prostaglandin relaksasi otot serviks dan
meningkatkan kalsium intraselular sehingga
memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik
PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral,
sediaan 200 µg.
23. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (1)
• Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices
Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi-
padian
• Dibagi 3 kelompok :
– Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin
– Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip
derivate
dihidro ergotamine
– Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
24. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (2)
Farmakodinamik pada Uterus :
• Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus
• Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding
ergot lainnya
• Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi
pada uterus yang belum matur juga mampu
memberikan reaksi, meskipun tidak efektif
• Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
25. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (3)
• Pada dosis rendah meningkatkan amplitude dan
frekwensi, diikuti relaksasi sempurna
• Pada dosis besar terjadi kontraksi tetanik dan
tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat
• Pada dosis sangat besar terjadi kontraktur yang
berlangsung lama.
• Dosis dan sediaan :
– Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg
3x/hari selama 7-10 hari (untuk control
perdarahan post partum)
– Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet
– Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
26. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (4)
Farmakokinetik:
Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak
sempurna melalui saluran cerna.
Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar
dalam darah sangat rendah
Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberianbersama
kafein akan meningkatkan absorpsi
Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi
lambat, sekitar 20 menit
27. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (5)
Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5
menit.
dimetabolisme
Ekskresi 90 % melalui empedu.
Sebagian kecil obat yg tidak
diekskresikan melalui urine dan feses
Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih
cepat dari pada ergotamin.
28. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (6)
Indikasi :
• Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post
partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling
banyak)
• Untuk membantu involusi uterus lambat
• Untuk migren :
– Untuk migren memakai ergotamin
– Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat
– Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh
lebih dari 1mg/24 jam
– Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt
tapi tidak boleh lebih dari 10 mg/minggu.
29. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (7)
• Kontra Indikasi
oKehamilan
oPenderita sepsis
oPenyakit pembuluh darah : arteritis,
arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
30. Catatan :
Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah
digunakan untuk membantu persalinan, tapi
sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan
kontraksi yang kuat dan lama
menyebabkan distress pada janin
32. Prostaglandin (1)
• Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik
adalah PGE dan PGF
• Efek non konsisten (terutama pada PGE2)
• Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua
umur kehamilan dapat digunakan untuk obortivum
(diberikan per injeksi intra amniotic)
• Jika diberikan local pada servix servix bisa matang
tanpa mempengaruhi motilitas uterus
33. Prostaglandin (2)
• Dosis dan sediaan
o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250
ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 –
3,5 jam.
o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan
tidak boleh lebih dari 12 mg.
o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk
vaginal supp.
34. Prostaglandin (3)
Indikasi :
• Induksi partus aterm, banyak efek samping samping
(muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai
• Mengontrol perdarahan post partum
• Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian
intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa
parenteral atau vaginal supp.
35. Antihipertensi (1)
• Obat antihipertensi yang relatif aman :
o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol
o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin
o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
36. • Metildopa
Obat ini termasuk golongan α2-agonis
sentral yang mempunyai mekanisme kerja
dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di
otak. Stimulasi ini akan mengurangi aliran
simpatik dari pusat vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan
perubahan parasimpatik akan
menurunkan denyut jantung, cardiac
output, resistensi perifer, aktivitasrenin
plasma, dan refleks baroreseptor.
37. Antihipertensi (2)
• Obat yang tidak dianjurkan :
– Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem,
menyebabkan hipoksia fetal
– Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton
menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi
utero plasenta berkurang
– Reserpin menyebabkan hilangnya termoregulasi
– Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental
– ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril meningkatkan
angka mortalitas janin.
38. • Obat antihipertensi yang harus dihindari
pada kehamilan adalah obat
antihipertensi golongan ACE inhibitor
(misalnya captopril, lisinopril).
• penggunaan ACE inhibitor pada trimester
pertama akan meningkatkan risiko malformasi
sistem saraf pusat dan kardiovaskuler pada
janin.
• obat antihipertensi golongan diuretika seperti
HCT tidak menyebabkan malformasi janin
akan tetapi dapat menghalangi ekspansi
volume fisiologis normal sehingga tidak
direkomendasikan untuk digunakan pada
kehamilan.
40. • MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada
penderita
preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik
• MgSO4 mempunyai mekanisme kerja
• MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium
dengan cara menutup ion kanal kalsium atau
mencegah masuknya ion kalsium sehingga
mencegah eksositosis asetilkolin sehingga tidak
berikatan dengan reseptor asetilkolin pada
neuromuscular junction
41. • Peningkatan kadar magnesium
menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan
sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan
pembuangan kalsium oleh ginjal.
• Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang
pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade
reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
46. IRON REPLACEMENT THERAPY
• Zat besi paling baik diserap dari usus kecil
• Kekurangan zat besi adalah penyebab paling
umum dari anemia (misalnya malabsorpsi,
kehilangan darah menstruasi, tersembunyi atau
gastrointestinal – selalu tentukan penyebabnya)
• Untuk defisiensi zat besi, 100–200 mg
unsur besi diberikan secara oral setiap hari
dan dilanjutkan sampai simpanan zat besi
penuh, biasanya dalam waktu tiga sampai
enam bulan.
47. FOLIC ACID
• Asam folat diberikan untuk memperbaiki atau
mencegah keadaan defisiensi dan sebagai
profilaksis selama kehamilan.
• Defisiensi folat mungkin disebabkan oleh:
gizi buruk – pada anak-anak, orang tua atau
mereka yang kecanduan alkohol;
malabsorpsi; pemanfaatan yang berlebihan –
pada kehamilan, anemia hemolitik kronis
(misalnya penyakit sel sabit) dan leukemia;
obat antiepilepsi (misalnya fenitoin).
• Kebutuhan normal asam folat adalah sekitar 200
mcg setiap hari
48. VITAMIN B12
• Vitamin B12 diperlukan untuk eritropoiesis normal &
untuk integritas neuron. Vitamin B12 juga terlibat dlm
pengendalian metabolisme folat, B12 & folat
diperlukan utk sintesis nukleosida intraseluler.
• Kekurangan vitamin B12 'memerangkap' folat sbg
metilen tetrahidrofolat, menghasilkan anemia
makrositik dgn eritropoiesis megaloblastik di
sumsum tulang, & kemungkinan disfungsi
neurologis, yaitu neuropati perifer, degenerasi
gabungan subakut dari sumsum tulang belakang,
demensia, & neuritis optik.
49. VITAMIN B12 AND
FOLATE THERAPY
• Dalam keadaan sehat tubuh membutuhkan 3–5 μg
vitamin B12 dan 200 μg Folat setiap hari.
• Vitamin B12 dan folat diserap dari usus kecil, dan vitamin B12
secara khusus diserap dari ileum terminal.
• Penyebab paling umum dari kekurangan B12 atau folat
adalah pola makan atau malabsorpsi, atau karena operasi
lambung.
• Obat dapat menyebabkan kekurangan vitamin B12
(misalnya metformin) atau folat (misalnya fenitoin,
obat antiepilepsi lainnya).
50.
51.
52. No. XIV
Folic acid 400µg tab
S 1 dd 1
R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV
S 1 dd 1
R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV
S 3 dd 1
53. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum.
• Penatalaksanaan :
Isolasi :kamar yang tenang
T
erapi psikologik
Cairan parenteral
Obat –obatan :tidak memberikan obat yang
teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1
dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg.
Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas :
metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.