SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Pemenuhan
Kebutuhan Nutrisi
Oleh:
Astri Yulia Sari Lubis, SST.,M.Kes
Anatomi & Fisiologi Sistem
Pencernaan
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu tubuh, fungsi
enzim, pertumbuhan, dan pergantian sel
yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses
biokimia pada sel tubuh.
Proses metabolisme dapat berupa
anabolisme (membangun) dan
katabolisme (pemecahan).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan
intake, makanan dan metabolisme tubuh
serta faktor - faktor yang
memengaruhinya.
Secara umum faktor yang
memengaruhi kebutuhan nutrisi
adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme basal, faktor
patofisiologi seperti adanya penyakit
tertentu yang mengganggu
pencernaan atau meningkatkan
kebutuhan nutrisi, faktor sosio
ekonomi, seperti adanya
kemampuan individu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi.
Konsep Dasar
NUTRISI merupakan proses pemasukan
& pengolahan zat makanan oleh tubuh
yg bertujuan menghasilkan energi &
digunakan dlm aktivitas tubuh.
NUTRIENT merupakan zat gizi yg
terdapat dalam makanan.
Kebutuhan energi seseorang ketika
istirahat disebut : Laju metabolisme basal
(BMR) adalah energi yg diperlukan pd
tingkat terendah fungsi selular.
Nutrisi  gizi seimbang yg mengandung
semua zat gizi & mampu membuat
seseorang u/tumbuh sehat, tumbuh
kembang & produktif.
Nutrisi merupakan rangkaian proses dmn
s/organisme memasukkan makanan kedlm
tubuhnya, dicerna, diubah menjadi sel
jar.baru & energi yg sangat penting u/
brbgai aktivitas manusia.
6
P e n g e r t i a n
Elemen nutrien/zat gizi
terdiri atas :
1. Karbohidrat
2. Protein
3. Lemak
4. Vitamin
5. Mineral
6. Air
Fungsi zat gizi adalah :
1. Menghasilkan energi bagi fungsi organ,
gerakan, dan kerja fisik
2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan
dan perbaikan jaringan sel-sel dalam tubuh
3. Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh
 Dalam memenuhi aktifitas kebutuhan
tubuh diperlukan energi yang berasal dari
hasil metabolisme.
 Besarnya energi yang dihasilkan dari
metabolisme diukur dengan satuan kalori.
 Kebutuhan energi seseorang pada saat
istirahat disebut Basal Metabolik Rate
(BMR).
1. Karbohidrat
 Karbohidrat merupakan sumber energi utama.
 Setiap 1 gr karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori
(KKAL).
 Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot
berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat
sedikit.
 Glikogen adalah sintesis dari glukosa pemecahan
energi selama masa istirahat atau puasa.
 Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam
lemak.
Karbohidrat diklasifikasi menurut unit gula
atau sakarida.
Monosakarida seperti ; glukosa (dektrosa)
atau fruktosa tdk dpt dipecah menjadi unit
gula yg lebih dasar.
Disakarida seperti : sukrosa, laktosa,
maltosa dibentuk dari monosakarida & air.
Polisakarida (glikogen) dibentuk dari byk
unit gula & tdk dpt dilarutkan dlm air.
Metabolisme karbohidrat
mengandung 3 proses yaitu :
1. Katabolisme glikogen menjadi glukosa,
karbondioksida dan air disebut glikogenolisis
2. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut
proses glikogenesis
3. Perubahan dari asam amino dan kliserol terjadi
glukosa disebut glukoneogenesis
2. Protein
 Protein berfungsi untuk pertumbuhan,
mempertahankan dan mengganti jaringan
tubuh.
 Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal.
 Bentuk sederhana dari protein adalah asam
amino.
 Asam amino disimpan dalam jaringan
berbentuk hormon dan enzim.
 Asam amino esensial tidak dapat disintesis
dalam tubuh tetapi harus didapat dari
makanan.
3. Lemak
Lemak merupakan sumber energi
paling besar.
Satu gram lemak akan menghasilkan 9
kkal.
Lipid adalah lemak yang dapat
membeku pada suhu ruangan tertentu,
dimana lipid tersebut terdiri atas
trigliserida dan asam lemak.
Proses terbentuknya asam lemak
disebut lipogenesis.
Asam lemak dapat jenuh, dimana tiap
karbon dlm rantai memiliki 2 atom
hidrogen yg melekat.
Atau tidak jenuh dimana sejumlah atom
hdrogen tdk sama dilekatkan & atom
karbon melekat dgn yg lain dgn ikatan
ganda.
Asam lemak tidak jenuh tunggal memiliki
2 atau lebih ikatan ganda.
Asam lemak tdk jenuh ganda memiliki 2
ikatan ganda karbon atau lebih.
4. AIR
 Air menyusun 60% - 70% dari
seluruh BB.
5. VITAMIN
 Vitamin merupakan substansi
organik dlm jmlh kecil pd makanan
yg esensial utk metabolisme normal
.
 Jenis Vitamin :
1. Vitamin larut air
2. Vitamin larut lemak
VITAMIN LARUT AIR :
 VIT C
 VIT B1 (TIAMIN)
 VIT B2 (RIBOFLAVIN)
 NIASIN
 VIT B6 (PIRIDOKSIN)
 FOLASIN,ASAM FOLAT, FOLAT
 VIT B12 (KOBALAMIN)
 ASAM PANTOTENAT
 BIOTIN
VITAMIN LARUT LEMAK :
 VIT A ( RETINOL,RETINAL, ASAM RETINOAT)
 VIT D (KOLEKALSIFEROL, ERGOSTEROL)
 VIT E (TOKOFEROL)
 VIT K
6. MINERAL
 MINERAL merupakan elemen esensial non organik
pd tubuh sebagai katalis dlm reaksi biokimia.
 CONTOH MINERAL :
 Kalsium
 Magnesium
 Fosfor
 Enzim merupakan substansi seperti protein yg
bertindak sbg katalis utk memacu reaksi kimia.
Keseimbangan Energi
Energi merupakan kapasitas utk melakukan
sebuah aktivitas, dpt diukur melalui
pembentukan panas.
ENERGI pd manusia dpt diperoleh dari : zat
gizi diantaranya : protein, Lemak & bahan
makanan yg disimpan dlm tubuh.
Kegiatan yang membutuhkan
energi antara lain :
1. Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi
darah, suhu tubuh, dll.
2. Kegiatan mekanik oleh otot
3. Aktivitas otak dan saraf
4. Energi kimia untuk membangun
jaringan, enzim, dan hormon
5. Sekresi cairan pencernaan
6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran
pencernaan
7. Pengeluaran hasil metabolisme
Faktor-faktor yang memengaruhi
kebutuhan energi :
1. Basal metabolisme
meningkat
2. Aktifitas tubuh
3. Faktor usia
4. Suhu lingkungan
5. Penyakit
JENIS METABOLISME
1. Metabolisme karbohidrat
 Metabolisme karbohidrat berbentuk monosakarida & disakarida
diserap melalui mukosa usus.
2. Metabolisme lemak
 Lemak serap dlm bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dlm
air shg dpt diserap dgn scr pasif.
 Trigliserida yg dialirkan kedlm pembuluh darah disebut :
lipoprotein.
 Metabolisme lemak menghasilkan tenaga berbentuk : ATP &
sisanya disebut hidrogendioksida & karbondioksida.
 Hasil sampingan lemak yg dibakar disebut kolesterol
3. Metabolisme protein
 Protein diserap dalam bentuk asam amino.
MACAM-MACAM DIET
1. Diet wanita hamil
2. Diet ibu menyusui
MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI
1. Kekurangan nutrisi
2. Kelebihan nutrisi
3. Obesitas
4. Malnutrisi
5. Diabetes melitus
6. Hipertensi
7. Penyakit jantung koroner
8. Kanker
9. Anoreksia nervosa
1. Kekurangan nutrisi
 Kekurangan nutrisi mrpkn keadaan yg dialami seseorang
dlm keadaan tdk berpuasa (normal) atau risiko penurunan
BB akibat ketidakcukupan asupan nutrisi utk kebutuhan
metabolisme.
 Tanda klinis :
 Bb 10-20% di bawah normal
 Tinggi badan di bawah ideal
 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% uk.
Standar.
 Ada kelelahan & nyeri tekan pd otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferin
Lanjutan Kekurangan nutrisi ……
 Kemungkinan penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori & kesulitan dlm
mencerna kalori akibat penyakit infeksi /kanker
 Disfagia karena adanya kelainan persyarafan
 Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau
intoleransi laktosa.
 Nafsu makan menurun
2. Kelebihan Nutrisi
 Kelebihan nutrisi mrpkn suatu keadaan yg dialami seseorang
yg mempunyai resiko peningkatan BB akibat asupan
kebutuhan metabolisme secara berlebih.
 Tanda klinis :
 BB lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pd pria dan 25 mm
pd wanita
 Adanya jumlah asupan yg berlebihan
 Aktivitas menurun atau monoton.
 Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan & penciuman.
3. Obesitas
 Obesitas merupakan masalah
peningkatan BB yg mencapai lebih daro
20% BB normal. Status nutrisi adalah
melebihi kebutuhan metabolisme karena
kelebihan asupan kalori & penurunan
dalam penggunaan kalori.
4. Malnutrisi
Malnutrisi mrpkn masalah yg b’hubg dgn
kekurangan zat gizi pd tingkat seluler / dpt
dikatakan sbg masalah asupan gizi yg tdk
sesuai dgn kebutuhan tubuh.
Gejala umumnya adl BB rendah dgn
kelemahan asupan makanan yg
cukup/asupan kurang dari kebutuhan
tubuh, adanya kelemahan otot &
penurunan energi, pucat pd kulit,
membran mukosa, konjungtiva dll.
4. Diabetes Melitus
 DM merupakan gangguan kebutuhan
nutrisi yg ditandai dgn adanya
gangguan metabolisme karbohidrat
akibat kekurangan insulin / penggunaan
kerbohidrat berlebihan.
5. Hipertensi
 Hipertensi merupakan gangguan nutrisi
yg disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti
penyebab dari adanya obesitas serta
asupan kalsium, natrium & gaya hidup yg
berlebihan.
6. Penyakit Jantung Koroner
 Penyakit jantung koroner merupakan
gangguan nutrisi yg sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah &
merokok.
 Gangguan ini dialami karena adanya perilaku
/gaya hidup yg tdk sehat, obesitas dll.
7. Kanker
 Kanker merupakan gangguan kebutuhan
nutrisi yg disebabkan oleh
pengonsumsian lemah secara berlebihan.
8. Anoreksia Nervosa
 Merupakan penurunan BB scr mendadak
& berkepanjangan, ditandai dgn adanya
konstipasi, pembengkakkan badan, nyeri
abdomen, kedinginan, letargi & kelebihan
energi.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI
KEBUTUHAN NUTRISI
1. PENGETAHUAN
2. PRASANGKA
3. KEBIASAAN
4. KESUKAAN
5. EKONOMI
PEMASANGAN NGT
Oleh:
Astri Yulia Sari Lubis, SST.,M.Kes
PENGERTIAN
Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari
bahasa latin dan bahasa yunani.
Naso : kata yg berhubungan dengan
hidung.
Gaster : kata yg berhubungan dengan
perut.
PENGERTIAN
• NGT (Naso Gastric Tube) adalah alat yang
digunakan untuk memasukkan nutrisi cair
dengan selang plastic yang dipasang melalui
hidung sampai lambung.
• Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang
tidak mampu untuk mengkomsumsi
makanan,cairan dan obat-obatan secara
oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi
lambung.
•
TUJUAN
• Naso Gastric Tube digunakan untuk:
1. Mengeluarkan isi perut dengan cara
menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan,udara,darah,racun)
2. Untuk memasukan cairan (memenuhi
kebutuhan cairan atau nutrisi)
3. Untuk membantu memudahkan diagnosa
klinik melalui analisa subtansi isi lambung
4. Persiapan sebelum operasi dengan general
anaesthesia
5. Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau
iritan
INDIKASI
DILAKUKAN PADA
1. Pasien tidak sadar (koma)
2. Pasien dengan masalah saluran
pencernaan atas: stenosis esofagus,
tumor mulut/faring/esofagus
3. Pasien yang tidak mampu menelan
4. Pasien pasca operasi pada
mulut/faring/esofagus
INDIKASI
 Pasien dengan distensi abdomen karena
gas,darah dan cairan
 Keracunan makanan minuman
 Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui
NGT, spt bayi prematur
 Pasien yang memerlukan NGT untuk
diagnosa atau analisa isi lambung
KONTRAINDIKASI
1.Pada pasien yang memiliki tumor di
rongga hidung atau esophagus
2.Pasien yang mengalami cidera
serebrospinal
3.Pasien dengan fraktur facialis
KOMPLIKASI
Aspirasi
Erosi nasal
Sinusitis
Refluks Esofagitis
Ulkus gaster
Aspirasi paru
PERHATIKAN !!
1. Kaji indikasi pemasangan: gangguan
menelan, operasi kepala atau leher,
penurunan tingkat kesadaran, operasi
saluran cerna, trauma wajah
PERHATIKAN !!
2. Kaji cara pemasangan selang, cek
kepatenan jalan nafas
3. Kaji riwayat medis klien : perdarahan,
operasi nasal, deviasi septum
4. Kaji kemampuan reflek muntah
5. Kaji status kesadaran pasien
BAHAN DAN ALAT
Ukuran NGT diantaranya dibagi menjadi 3
kategori yaitu:
1. Dewasa ukurannya no 16-18 French
2. Anak-anak ukurannya no 12-14 Fr
3. Bayi ukuran no 6 Fr
BAHAN DAN ALAT
MACAM NGT::
1. Selang NGT dari karet
2. Selang NGT dari bahan plastic
3. Selang NGT dari bahan silicon
Alat yang diperlukan pada pemasangan
pipa lambung adalah :
• Naso gastrik tube
• Lubrikan ( jelli )
• Stetoskop ; tongue spatel
• Plester ; gunting
• Baskom berisi air
• Sarung tangan/handscoon ; handuk kecil ;
perlak
• Tissue ; bengkok ; cottonbud
• Spuit berukuran 50 cc
Cara
Kerja
• Siapkan alat-alat (termasuk
plester utk fiksasi di hidung &
ukuran selang NGT)
• Cek identitas penderita, minta
izin pd pasien utk memasang
NGT dan jelaskan pada pasien
atau keluarganya tujuan
pemasangan NGT serta prosedur
pemasangan
• Cuci tangan, bawa peralatan ke
dekat pasien
Cara
Kerja
• Tempatkan pasien dalam posisi
duduk atau fowler tinggi dengan
leher hiperekstensi. jika klien
koma, tempatkan dengan posisi
semi fowler
• Cek kondisi lubang hidung
pasien, perhatikan adanya
sumbatan
Cara
Kerja
• Untuk menentukan insersi NGT,
instruksikan klien untuk rileks dan
bernapas secara normal dengan
menutup salah satu hidung.
• Kemudian ulangi pada lubang
hidung lainnya (bagi pasien
sadar).
• Bersihkan mucus dan sekresi
dari hidung dengan kassa/lidi
kapas/cottonbud.
Cara
Kerja
• Pasang handuk di dada
pasien untuk menjaga
kebersihan kalau pasien
muntah
• Letakkan bengkok dan tissue
di dekat pasien
• Buka kemasan steril NGT
dan taruh dalam bak
instrumen steril
• Pakai handscoon
• Ukur selang NGT yang akan dimasukan
dengan metode:
1. Metode tradisional
• Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke ujung
telinga atas, kemudian dari telinga tadi ke
prosesus xipoideus
2. Metode Hanson:
• Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian
lakukan pengukuran dengan metode
tradisional. Selang yang akan dimasukan
pertengahan antara 50 cm dengan tanda
tradisional
• Setelah selesai, tandai selang dengan
plaster untuk batas selang yang akan
dimasukkan
• Lubrikasi selang 10 - 20 cm
• Instruksikan pada pasien bahwa
selang akan dimasukan dan
instruksikan pada pasien untuk
mengatur posisi ekstensi, rileks dan
bernapas normal.
• masukkan selang ke dalam lubang
hidung yang paling bersih secara
lembut
• Pada saat memasukkan slang lebih
dalam ke hidung, minta klien menahan
kepala, leher lurus dan membuka mulut
• Ketika slang terlihat dan klien bisa
merasakan slang dalam faring,
instruksikan klien untuk menekuk kepala
ke depan dan menelan
• Masukkan slang lebih dalam ke esofagus
dengan memberikan tekanan lembut
tanpa memaksa saat klien menelan
• jika klien batuk atau slang menggulung di
tenggorokan, tarik slang ke faring dan
ulangi langkah-langkahnya, diantara
upaya tersebut dorong klien untuk
bernafas dalam
• setelah sampai batas plester, cek apakah
selang sudah benar-benar masuk, jika
ternyata masih di mulut tarik kembali
selang dan pasang lagi
• Jika sudah masuk, cek lagi apakah slang
benar-benar masuk lambung dg menyedot
aspirat lambung :
a. Warna kertas lakmus yang semula biru
akan berubah menjadi merah bila cairan
yang keluar adalah asam lambung
b. Masukkan ujung slang sampai dengan
terendam dalam mangkok berisi air, klem
dibuka jika ternyata sonde masuk dalam
lambung maka ditandai dengan tidak
adanya gelembung udara yang keluar
b. Masukkan udara dengan spuit
10-20 ml ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop.
Bila terdengar bunyi, artinya udara
masuk ke lambung.
Kemudian udara dikeluarkan
kembali dengan menarik spuit, Jika
sudah sampai lambung, akan ada
cairan lambung yang teraspirasi
• klem ujung selang supaya udara tidak
masuk.
• Lepas handscoon, kemudian fiksasi selang
NGT dengan plester pada hidung.
• Evaluasi dan pasien setelah terpasang
NGT
• Setelah selesai, rapikan peralatan dan
permisi pada pasien atau keluarga.
• Cuci tangan, Dokumentasikan hasil
tindakan
Catatan :
• Jika penderita tersedak atau muntah di
sekitar pipa, pikirkan terjadinya pipa buntu
atau lilitan pipa di orofaring atau esofagus
• Jika penderita sianotik atau sesak nafas,
kemungkinan pipa masuk ke paru-paru
• Perhatikan airway dengan penghisapan
yang teratur jika sekresi oral tetap ada
• Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan
irigasi dan reposisi
• Catat cairan yang masuk dan keluar
ALHAMDULILLAH........................................

More Related Content

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT

Similar to Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT (20)

KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
makalah-kebutuhan-nutrisi
 makalah-kebutuhan-nutrisi makalah-kebutuhan-nutrisi
makalah-kebutuhan-nutrisi
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
Metabolisma Dan Pemakanan
Metabolisma Dan  PemakananMetabolisma Dan  Pemakanan
Metabolisma Dan Pemakanan
 
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan  nutrisiKebutuhan  nutrisi
Kebutuhan nutrisi
 
Biokimia nutrisi1
Biokimia  nutrisi1Biokimia  nutrisi1
Biokimia nutrisi1
 
Apa arti sehat
Apa arti sehatApa arti sehat
Apa arti sehat
 
KEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN_NUTRISI.pptKEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN_NUTRISI.ppt
 
Ilmu Gizi Dasar_ Pertemuan III
Ilmu Gizi Dasar_ Pertemuan IIIIlmu Gizi Dasar_ Pertemuan III
Ilmu Gizi Dasar_ Pertemuan III
 
Pemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolismePemakanan dan metabolisme
Pemakanan dan metabolisme
 
Askep nutrisi
Askep nutrisiAskep nutrisi
Askep nutrisi
 
Askep marasmus
Askep marasmusAskep marasmus
Askep marasmus
 
Kelainan Metabolisme Lemak
Kelainan Metabolisme LemakKelainan Metabolisme Lemak
Kelainan Metabolisme Lemak
 
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhanpemenuhan gizi terhadap kebutuhan
pemenuhan gizi terhadap kebutuhan
 
Sistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan MakananSistem Pencernaan Makanan
Sistem Pencernaan Makanan
 
Presentation1 nutrisi
Presentation1 nutrisiPresentation1 nutrisi
Presentation1 nutrisi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tugas kdm kebutuhan nutrisi.ppt
Tugas kdm kebutuhan nutrisi.pptTugas kdm kebutuhan nutrisi.ppt
Tugas kdm kebutuhan nutrisi.ppt
 
Dr .fil makalah metebolisme
Dr .fil makalah metebolismeDr .fil makalah metebolisme
Dr .fil makalah metebolisme
 
Nutrisi miscellaneous
Nutrisi miscellaneousNutrisi miscellaneous
Nutrisi miscellaneous
 

More from AstriYuliaSariLubis1

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananAstriYuliaSariLubis1
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANANAstriYuliaSariLubis1
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANAstriYuliaSariLubis1
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAstriYuliaSariLubis1
 
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptxAstriYuliaSariLubis1
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBLAstriYuliaSariLubis1
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...AstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...AstriYuliaSariLubis1
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...AstriYuliaSariLubis1
 

More from AstriYuliaSariLubis1 (20)

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Konsep Video Pembelajaran
Konsep Video PembelajaranKonsep Video Pembelajaran
Konsep Video Pembelajaran
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Perawatan Luka Perineum
Perawatan Luka PerineumPerawatan Luka Perineum
Perawatan Luka Perineum
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Kebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & TidurKebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & Tidur
 
OBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptxOBAT PERSALINAN.pptx
OBAT PERSALINAN.pptx
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
 
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi MelahirkanPosisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
 
Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin
 
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
Soal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptxSoal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptx
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
 

Recently uploaded

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisRachmandiarRaras
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxawaldarmawan3
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 

Recently uploaded (19)

PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosisAbses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
Abses paru - Diagnosis, tatalaksana, prognosis
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretikobat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
obat sistem saraf pusat analgesik antipiretik
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptxKDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
KDM NUTRISI, AKTUALISASI, REWARD DAN PUNISHMENT.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 

Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT

  • 2. Anatomi & Fisiologi Sistem Pencernaan
  • 3. Tubuh memerlukan energi untuk fungsi- fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu tubuh, fungsi enzim, pertumbuhan, dan pergantian sel yang rusak. Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecahan). Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake, makanan dan metabolisme tubuh serta faktor - faktor yang memengaruhinya.
  • 4. Secara umum faktor yang memengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan metabolisme basal, faktor patofisiologi seperti adanya penyakit tertentu yang mengganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhan nutrisi, faktor sosio ekonomi, seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
  • 5. Konsep Dasar NUTRISI merupakan proses pemasukan & pengolahan zat makanan oleh tubuh yg bertujuan menghasilkan energi & digunakan dlm aktivitas tubuh. NUTRIENT merupakan zat gizi yg terdapat dalam makanan. Kebutuhan energi seseorang ketika istirahat disebut : Laju metabolisme basal (BMR) adalah energi yg diperlukan pd tingkat terendah fungsi selular.
  • 6. Nutrisi  gizi seimbang yg mengandung semua zat gizi & mampu membuat seseorang u/tumbuh sehat, tumbuh kembang & produktif. Nutrisi merupakan rangkaian proses dmn s/organisme memasukkan makanan kedlm tubuhnya, dicerna, diubah menjadi sel jar.baru & energi yg sangat penting u/ brbgai aktivitas manusia. 6 P e n g e r t i a n
  • 7. Elemen nutrien/zat gizi terdiri atas : 1. Karbohidrat 2. Protein 3. Lemak 4. Vitamin 5. Mineral 6. Air
  • 8. Fungsi zat gizi adalah : 1. Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik 2. Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel-sel dalam tubuh 3. Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh
  • 9.  Dalam memenuhi aktifitas kebutuhan tubuh diperlukan energi yang berasal dari hasil metabolisme.  Besarnya energi yang dihasilkan dari metabolisme diukur dengan satuan kalori.  Kebutuhan energi seseorang pada saat istirahat disebut Basal Metabolik Rate (BMR).
  • 10. 1. Karbohidrat  Karbohidrat merupakan sumber energi utama.  Setiap 1 gr karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (KKAL).  Karbohidrat yang disimpan dalam hati dan otot berbentuk glikogen dengan jumlah yang sangat sedikit.  Glikogen adalah sintesis dari glukosa pemecahan energi selama masa istirahat atau puasa.  Kelebihan energi karbohidrat berbentuk asam lemak.
  • 11. Karbohidrat diklasifikasi menurut unit gula atau sakarida. Monosakarida seperti ; glukosa (dektrosa) atau fruktosa tdk dpt dipecah menjadi unit gula yg lebih dasar. Disakarida seperti : sukrosa, laktosa, maltosa dibentuk dari monosakarida & air. Polisakarida (glikogen) dibentuk dari byk unit gula & tdk dpt dilarutkan dlm air.
  • 12. Metabolisme karbohidrat mengandung 3 proses yaitu : 1. Katabolisme glikogen menjadi glukosa, karbondioksida dan air disebut glikogenolisis 2. Anabolisme glukosa terbentuk glikogen disebut proses glikogenesis 3. Perubahan dari asam amino dan kliserol terjadi glukosa disebut glukoneogenesis
  • 13. 2. Protein  Protein berfungsi untuk pertumbuhan, mempertahankan dan mengganti jaringan tubuh.  Setiap 1 gram protein menghasilkan 4 kkal.  Bentuk sederhana dari protein adalah asam amino.  Asam amino disimpan dalam jaringan berbentuk hormon dan enzim.  Asam amino esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh tetapi harus didapat dari makanan.
  • 14. 3. Lemak Lemak merupakan sumber energi paling besar. Satu gram lemak akan menghasilkan 9 kkal. Lipid adalah lemak yang dapat membeku pada suhu ruangan tertentu, dimana lipid tersebut terdiri atas trigliserida dan asam lemak. Proses terbentuknya asam lemak disebut lipogenesis.
  • 15. Asam lemak dapat jenuh, dimana tiap karbon dlm rantai memiliki 2 atom hidrogen yg melekat. Atau tidak jenuh dimana sejumlah atom hdrogen tdk sama dilekatkan & atom karbon melekat dgn yg lain dgn ikatan ganda. Asam lemak tidak jenuh tunggal memiliki 2 atau lebih ikatan ganda. Asam lemak tdk jenuh ganda memiliki 2 ikatan ganda karbon atau lebih.
  • 16. 4. AIR  Air menyusun 60% - 70% dari seluruh BB. 5. VITAMIN  Vitamin merupakan substansi organik dlm jmlh kecil pd makanan yg esensial utk metabolisme normal .  Jenis Vitamin : 1. Vitamin larut air 2. Vitamin larut lemak
  • 17. VITAMIN LARUT AIR :  VIT C  VIT B1 (TIAMIN)  VIT B2 (RIBOFLAVIN)  NIASIN  VIT B6 (PIRIDOKSIN)  FOLASIN,ASAM FOLAT, FOLAT  VIT B12 (KOBALAMIN)  ASAM PANTOTENAT  BIOTIN
  • 18. VITAMIN LARUT LEMAK :  VIT A ( RETINOL,RETINAL, ASAM RETINOAT)  VIT D (KOLEKALSIFEROL, ERGOSTEROL)  VIT E (TOKOFEROL)  VIT K
  • 19. 6. MINERAL  MINERAL merupakan elemen esensial non organik pd tubuh sebagai katalis dlm reaksi biokimia.  CONTOH MINERAL :  Kalsium  Magnesium  Fosfor  Enzim merupakan substansi seperti protein yg bertindak sbg katalis utk memacu reaksi kimia.
  • 20. Keseimbangan Energi Energi merupakan kapasitas utk melakukan sebuah aktivitas, dpt diukur melalui pembentukan panas. ENERGI pd manusia dpt diperoleh dari : zat gizi diantaranya : protein, Lemak & bahan makanan yg disimpan dlm tubuh.
  • 21. Kegiatan yang membutuhkan energi antara lain : 1. Vital kehidupan, pernapasan, sirkulasi darah, suhu tubuh, dll. 2. Kegiatan mekanik oleh otot 3. Aktivitas otak dan saraf 4. Energi kimia untuk membangun jaringan, enzim, dan hormon 5. Sekresi cairan pencernaan 6. Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan 7. Pengeluaran hasil metabolisme
  • 22. Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan energi : 1. Basal metabolisme meningkat 2. Aktifitas tubuh 3. Faktor usia 4. Suhu lingkungan 5. Penyakit
  • 23. JENIS METABOLISME 1. Metabolisme karbohidrat  Metabolisme karbohidrat berbentuk monosakarida & disakarida diserap melalui mukosa usus. 2. Metabolisme lemak  Lemak serap dlm bentuk gliserol asam lemak. Gliserol larut dlm air shg dpt diserap dgn scr pasif.  Trigliserida yg dialirkan kedlm pembuluh darah disebut : lipoprotein.  Metabolisme lemak menghasilkan tenaga berbentuk : ATP & sisanya disebut hidrogendioksida & karbondioksida.  Hasil sampingan lemak yg dibakar disebut kolesterol 3. Metabolisme protein  Protein diserap dalam bentuk asam amino.
  • 24. MACAM-MACAM DIET 1. Diet wanita hamil 2. Diet ibu menyusui
  • 25. MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI 1. Kekurangan nutrisi 2. Kelebihan nutrisi 3. Obesitas 4. Malnutrisi 5. Diabetes melitus 6. Hipertensi 7. Penyakit jantung koroner 8. Kanker 9. Anoreksia nervosa
  • 26. 1. Kekurangan nutrisi  Kekurangan nutrisi mrpkn keadaan yg dialami seseorang dlm keadaan tdk berpuasa (normal) atau risiko penurunan BB akibat ketidakcukupan asupan nutrisi utk kebutuhan metabolisme.  Tanda klinis :  Bb 10-20% di bawah normal  Tinggi badan di bawah ideal  Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% uk. Standar.  Ada kelelahan & nyeri tekan pd otot  Adanya penurunan albumin serum  Adanya penurunan transferin
  • 27. Lanjutan Kekurangan nutrisi ……  Kemungkinan penyebab :  Meningkatnya kebutuhan kalori & kesulitan dlm mencerna kalori akibat penyakit infeksi /kanker  Disfagia karena adanya kelainan persyarafan  Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.  Nafsu makan menurun
  • 28. 2. Kelebihan Nutrisi  Kelebihan nutrisi mrpkn suatu keadaan yg dialami seseorang yg mempunyai resiko peningkatan BB akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.  Tanda klinis :  BB lebih dari 10% berat ideal  Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)  Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pd pria dan 25 mm pd wanita  Adanya jumlah asupan yg berlebihan  Aktivitas menurun atau monoton.  Kemungkinan penyebab :  Perubahan pola makan  Penurunan fungsi pengecapan & penciuman.
  • 29. 3. Obesitas  Obesitas merupakan masalah peningkatan BB yg mencapai lebih daro 20% BB normal. Status nutrisi adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori & penurunan dalam penggunaan kalori.
  • 30. 4. Malnutrisi Malnutrisi mrpkn masalah yg b’hubg dgn kekurangan zat gizi pd tingkat seluler / dpt dikatakan sbg masalah asupan gizi yg tdk sesuai dgn kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adl BB rendah dgn kelemahan asupan makanan yg cukup/asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot & penurunan energi, pucat pd kulit, membran mukosa, konjungtiva dll.
  • 31. 4. Diabetes Melitus  DM merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yg ditandai dgn adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin / penggunaan kerbohidrat berlebihan.
  • 32. 5. Hipertensi  Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yg disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas serta asupan kalsium, natrium & gaya hidup yg berlebihan.
  • 33. 6. Penyakit Jantung Koroner  Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yg sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah & merokok.  Gangguan ini dialami karena adanya perilaku /gaya hidup yg tdk sehat, obesitas dll.
  • 34. 7. Kanker  Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yg disebabkan oleh pengonsumsian lemah secara berlebihan. 8. Anoreksia Nervosa  Merupakan penurunan BB scr mendadak & berkepanjangan, ditandai dgn adanya konstipasi, pembengkakkan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi & kelebihan energi.
  • 35. FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN NUTRISI 1. PENGETAHUAN 2. PRASANGKA 3. KEBIASAAN 4. KESUKAAN 5. EKONOMI
  • 36. PEMASANGAN NGT Oleh: Astri Yulia Sari Lubis, SST.,M.Kes
  • 37. PENGERTIAN Nasogastric terdiri dari dua kata yaitu dari bahasa latin dan bahasa yunani. Naso : kata yg berhubungan dengan hidung. Gaster : kata yg berhubungan dengan perut.
  • 38. PENGERTIAN • NGT (Naso Gastric Tube) adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan selang plastic yang dipasang melalui hidung sampai lambung. • Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkomsumsi makanan,cairan dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga untuk mengeluarkan isi lambung. •
  • 39. TUJUAN • Naso Gastric Tube digunakan untuk: 1. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung (cairan,udara,darah,racun) 2. Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi) 3. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung 4. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia 5. Mencuci lambung dari zat-zat toksik atau iritan
  • 40. INDIKASI DILAKUKAN PADA 1. Pasien tidak sadar (koma) 2. Pasien dengan masalah saluran pencernaan atas: stenosis esofagus, tumor mulut/faring/esofagus 3. Pasien yang tidak mampu menelan 4. Pasien pasca operasi pada mulut/faring/esofagus
  • 41. INDIKASI  Pasien dengan distensi abdomen karena gas,darah dan cairan  Keracunan makanan minuman  Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT, spt bayi prematur  Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung
  • 42. KONTRAINDIKASI 1.Pada pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esophagus 2.Pasien yang mengalami cidera serebrospinal 3.Pasien dengan fraktur facialis
  • 44. PERHATIKAN !! 1. Kaji indikasi pemasangan: gangguan menelan, operasi kepala atau leher, penurunan tingkat kesadaran, operasi saluran cerna, trauma wajah
  • 45. PERHATIKAN !! 2. Kaji cara pemasangan selang, cek kepatenan jalan nafas 3. Kaji riwayat medis klien : perdarahan, operasi nasal, deviasi septum 4. Kaji kemampuan reflek muntah 5. Kaji status kesadaran pasien
  • 46. BAHAN DAN ALAT Ukuran NGT diantaranya dibagi menjadi 3 kategori yaitu: 1. Dewasa ukurannya no 16-18 French 2. Anak-anak ukurannya no 12-14 Fr 3. Bayi ukuran no 6 Fr
  • 47. BAHAN DAN ALAT MACAM NGT:: 1. Selang NGT dari karet 2. Selang NGT dari bahan plastic 3. Selang NGT dari bahan silicon
  • 48. Alat yang diperlukan pada pemasangan pipa lambung adalah : • Naso gastrik tube • Lubrikan ( jelli ) • Stetoskop ; tongue spatel • Plester ; gunting • Baskom berisi air • Sarung tangan/handscoon ; handuk kecil ; perlak • Tissue ; bengkok ; cottonbud • Spuit berukuran 50 cc
  • 49. Cara Kerja • Siapkan alat-alat (termasuk plester utk fiksasi di hidung & ukuran selang NGT) • Cek identitas penderita, minta izin pd pasien utk memasang NGT dan jelaskan pada pasien atau keluarganya tujuan pemasangan NGT serta prosedur pemasangan • Cuci tangan, bawa peralatan ke dekat pasien
  • 50. Cara Kerja • Tempatkan pasien dalam posisi duduk atau fowler tinggi dengan leher hiperekstensi. jika klien koma, tempatkan dengan posisi semi fowler • Cek kondisi lubang hidung pasien, perhatikan adanya sumbatan
  • 51. Cara Kerja • Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan klien untuk rileks dan bernapas secara normal dengan menutup salah satu hidung. • Kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya (bagi pasien sadar). • Bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan kassa/lidi kapas/cottonbud.
  • 52. Cara Kerja • Pasang handuk di dada pasien untuk menjaga kebersihan kalau pasien muntah • Letakkan bengkok dan tissue di dekat pasien • Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril • Pakai handscoon
  • 53. • Ukur selang NGT yang akan dimasukan dengan metode: 1. Metode tradisional • Ukur jarak mulai dari puncak hidung ke ujung telinga atas, kemudian dari telinga tadi ke prosesus xipoideus 2. Metode Hanson: • Mula-mula tandai 50 cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukan pertengahan antara 50 cm dengan tanda tradisional
  • 54.
  • 55. • Setelah selesai, tandai selang dengan plaster untuk batas selang yang akan dimasukkan • Lubrikasi selang 10 - 20 cm • Instruksikan pada pasien bahwa selang akan dimasukan dan instruksikan pada pasien untuk mengatur posisi ekstensi, rileks dan bernapas normal. • masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih secara lembut
  • 56. • Pada saat memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta klien menahan kepala, leher lurus dan membuka mulut • Ketika slang terlihat dan klien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan klien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan • Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat klien menelan
  • 57. • jika klien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya, diantara upaya tersebut dorong klien untuk bernafas dalam • setelah sampai batas plester, cek apakah selang sudah benar-benar masuk, jika ternyata masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi
  • 58. • Jika sudah masuk, cek lagi apakah slang benar-benar masuk lambung dg menyedot aspirat lambung : a. Warna kertas lakmus yang semula biru akan berubah menjadi merah bila cairan yang keluar adalah asam lambung b. Masukkan ujung slang sampai dengan terendam dalam mangkok berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam lambung maka ditandai dengan tidak adanya gelembung udara yang keluar
  • 59. b. Masukkan udara dengan spuit 10-20 ml ke dalam lambung sambil mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi, artinya udara masuk ke lambung. Kemudian udara dikeluarkan kembali dengan menarik spuit, Jika sudah sampai lambung, akan ada cairan lambung yang teraspirasi
  • 60. • klem ujung selang supaya udara tidak masuk. • Lepas handscoon, kemudian fiksasi selang NGT dengan plester pada hidung. • Evaluasi dan pasien setelah terpasang NGT • Setelah selesai, rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga. • Cuci tangan, Dokumentasikan hasil tindakan
  • 61. Catatan : • Jika penderita tersedak atau muntah di sekitar pipa, pikirkan terjadinya pipa buntu atau lilitan pipa di orofaring atau esofagus • Jika penderita sianotik atau sesak nafas, kemungkinan pipa masuk ke paru-paru • Perhatikan airway dengan penghisapan yang teratur jika sekresi oral tetap ada • Pertahankan agar pipa tidak buntu dengan irigasi dan reposisi • Catat cairan yang masuk dan keluar
  • 62.