Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kontraktilitas uterus. Obat-obat oksitosik seperti oksitosin dan alkaloid ergot digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus, sementara obat-obat tokolitik seperti prostaglandin, antagonis oksitosin, dan penyekat saluran kalsium digunakan untuk menurunkan kontraksi uterus. Dokumen juga membahas efek, indikasi, kont
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan ulang antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Ia menjelaskan tentang frekuensi kunjungan ANC berdasarkan trimester kehamilan, pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan seperti penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan fisik lainnya, serta pentingnya mer
Birthing ball adalah bola yang digunakan ibu hamil untuk menyelaraskan bayi dan melatih otot-otot panggul selama kehamilan. Menggunakan birthing ball membuat otot panggul lebih lentur dan kuat sehingga ibu siap untuk persalinan. Ibu hamil dengan kondisi seperti riwayat persalinan prematur atau penyakit seperti diabetes harus berkonsultasi dulu sebelum menggunakan birthing ball.
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut membahas tentang kunjungan ulang antenatal care (ANC) yang bertujuan untuk memantau kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Ia menjelaskan tentang frekuensi kunjungan ANC berdasarkan trimester kehamilan, pemeriksaan apa saja yang dilakukan pada setiap kunjungan seperti penimbangan berat badan, pengukuran tekanan darah, dan pemeriksaan fisik lainnya, serta pentingnya mer
Birthing ball adalah bola yang digunakan ibu hamil untuk menyelaraskan bayi dan melatih otot-otot panggul selama kehamilan. Menggunakan birthing ball membuat otot panggul lebih lentur dan kuat sehingga ibu siap untuk persalinan. Ibu hamil dengan kondisi seperti riwayat persalinan prematur atau penyakit seperti diabetes harus berkonsultasi dulu sebelum menggunakan birthing ball.
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Dokumen tersebut membahas mengenai adaptasi psikologis ibu nifas, yang meliputi tiga fase adaptasi psikologis (taking in, taking on/hold, letting go), perubahan peran ibu, postpartum blues, depresi postpartum, psikosis postpartum, proses griefing, serta pentingnya pendekatan holistik dan deteksi dini gangguan kejiwaan oleh bidan selama masa nifas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen distosia bahu pada persalinan, termasuk faktor risiko, gejala, dan berbagai manuver manual untuk melahirkan bahu bayi seperti manuver McRoberts, manuver anterior disimpaction, manuver "corkscrew", dan ekstraksi vakum. Dokumen juga menjelaskan indikasi dan teknik pelaksanaan ekstraksi vakum.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat tokolitik dan mekanisme kerja mereka untuk mencegah kontraksi rahim pramatur.
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab dan tanggung gugat bidan. Ia menjelaskan definisi tanggung jawab dan tanggung gugat bidan, konsep tanggung jawab bidan yang mencakup 6 aspek, dan jenis-jenis tanggung gugat termasuk contractual liability, liability in tort, strict liability, dan vicarious liability.
Proses persalinan normal melibatkan empat tahap (kala), dimulai dari pembukaan serviks hingga pengeluaran plasenta dan selaput ketuban. Pada setiap tahap terjadi serangkaian gerakan janin untuk melewati panggul ibu, seperti fleksi, desensus, putar paksi, dan ekspulsi. Hormon dan faktor lain seperti kontraksi rahim, tekanan janin, dan elastisitas jalan lahir memungkinkan kelahir
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang Kala IV persalinan yang dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelahnya. Dokumen ini menjelaskan tanda-tanda yang harus diamati pada kala IV seperti tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, kontraksi rahim, dan perdarahan. Dokumen juga membahas tanda bahaya, mekanisme fisiologis, asuhan, dan kemungkinan komplikasi pada kala IV seperti at
Dokumen tersebut membahas mengenai adaptasi psikologis ibu nifas, yang meliputi tiga fase adaptasi psikologis (taking in, taking on/hold, letting go), perubahan peran ibu, postpartum blues, depresi postpartum, psikosis postpartum, proses griefing, serta pentingnya pendekatan holistik dan deteksi dini gangguan kejiwaan oleh bidan selama masa nifas.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen distosia bahu pada persalinan, termasuk faktor risiko, gejala, dan berbagai manuver manual untuk melahirkan bahu bayi seperti manuver McRoberts, manuver anterior disimpaction, manuver "corkscrew", dan ekstraksi vakum. Dokumen juga menjelaskan indikasi dan teknik pelaksanaan ekstraksi vakum.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat tokolitik dan mekanisme kerja mereka untuk mencegah kontraksi rahim pramatur.
Dokumen tersebut membahas tentang tanggung jawab dan tanggung gugat bidan. Ia menjelaskan definisi tanggung jawab dan tanggung gugat bidan, konsep tanggung jawab bidan yang mencakup 6 aspek, dan jenis-jenis tanggung gugat termasuk contractual liability, liability in tort, strict liability, dan vicarious liability.
Proses persalinan normal melibatkan empat tahap (kala), dimulai dari pembukaan serviks hingga pengeluaran plasenta dan selaput ketuban. Pada setiap tahap terjadi serangkaian gerakan janin untuk melewati panggul ibu, seperti fleksi, desensus, putar paksi, dan ekspulsi. Hormon dan faktor lain seperti kontraksi rahim, tekanan janin, dan elastisitas jalan lahir memungkinkan kelahir
Dokumen tersebut merangkum program tindak lanjut masa nifas normal yang meliputi jadwal kunjungan rumah untuk ibu dan bayi, asuhan lanjutan masa nifas di rumah, intervensi yang dilakukan selama dan sesudah kunjungan rumah, serta penyuluhan yang diberikan kepada ibu nifas mengenai gizi, kebersihan, istirahat, pemberian ASI, latihan nifas, hubungan suami istri, keluarga berencana, dan tanda-
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Mekanisme persalinan normal meliputi penurunan kepala janin ke dalam panggul, fleksi kepala, putaran internal kepala, ekstensi kepala saat melalui lorong panggul, putaran eksternal setelah kelahiran kepala, dan ekspulsi untuk melahirkan tubuh bayi. Proses ini memungkinkan kelahiran bayi dengan aman melalui panggul ibu.
Dokumen tersebut membahas tentang obat anti jamur yang dibagi menjadi dua golongan yaitu untuk infeksi sistemik dan untuk infeksi dermatofit serta mukokutan. Obat-obat anti jamur sistemik meliputi amfoterisin B, flusitosin, dan imidazole seperti ketonazol dan flukonazol, sedangkan untuk infeksi kulit dan mulut meliputi griseofulvin, imidazole, nistatin dan tolnaftat.
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis sediaan farmasi yang umum digunakan untuk pengobatan, termasuk cara penggunaan, keuntungan, dan pertimbangan dosis obat untuk berbagai kelompok pasien seperti anak-anak dan ibu hamil.
Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Mellitus pada AnakLisa Wiramas
Dokumen tersebut membahas tentang klasifikasi, patogenesis, patofisiologi, perjalanan penyakit, gejala klinis, kriteria diagnosis, dan tata laksana diabetes melitus pada anak. Informasi kuncinya adalah ada empat klasifikasi DM berdasarkan etiologi, mekanisme penyebabnya adalah insulinopenia yang menyebabkan hiperglikemia, dan tata laksananya meliputi insulin, edukasi, nutrisi, olahraga, serta monitoring.
Blood consists of plasma and formed elements. Plasma contains proteins and electrolytes while formed elements are blood cells including erythrocytes, leukocytes, and platelets.
Erythrocytes are biconcave discs that contain hemoglobin and transport oxygen. Leukocytes include granulocytes like neutrophils, eosinophils and basophils and agranulocytes like lymphocytes and monocytes that protect against infection. Platelets are cell fragments involved in blood clotting.
Hematopoiesis occurs in the bone marrow where stem cells differentiate into various blood cell types through the influence of growth factors like erythropoietin and cytokines. Blood groups are determined by
Dokumen tersebut membahas tentang ekstraksi vakum dan ekstraksi forsep. Ekstraksi vakum digunakan untuk membantu persalinan ketika kepala janin telah mengalami engagement namun tidak ada CPD, sedangkan ekstraksi forsep digunakan untuk membantu ekstraksi kepala janin ketika presentasi kepala dan pembukaan serviks lengkap. Kedua metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing dalam membantu persalinan.
- Insulin and glucagon are protein hormones produced by the pancreas that regulate blood glucose levels. Insulin promotes the uptake and storage of glucose, lowering blood sugar. Glucagon has the opposite effect, promoting the release of glucose and raising blood sugar.
- Insulin is composed of two polypeptide chains, A and B, linked by disulfide bonds. It is synthesized as pre-proinsulin and cleaved into proinsulin and then insulin. Glucagon is a 29 amino acid peptide synthesized as preproglucagon and cleaved.
- Insulin promotes glucose uptake and fat/protein synthesis while inhibiting gluconeogenesis and fat breakdown. Glucagon has the opposite effects,
The pancreas secretes two important hormones, insulin and glucagon, which play crucial roles in regulating glucose, lipid, and protein metabolism. Insulin promotes the storage and use of glucose by stimulating its uptake into cells and its conversion to glycogen or fat. It also inhibits gluconeogenesis and fat breakdown. A lack of insulin has the opposite effects, increasing gluconeogenesis and fat breakdown for energy.
Terapi-Insulin Diabetes Melitus (IDDM & NIDDM)Novita S
1. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas dan berperan menurunkan kadar gula darah. 2. Terdapat dua jenis diabetes, yaitu IDDM yang disebabkan kekurangan produksi insulin sehingga membutuhkan substitusi insulin, dan NIDDM yang dikontrol dengan diet atau obat. 3. Terapi insulin untuk IDDM meliputi pemberian insulin secara suntikan sesuai dengan kadar gula darah dan jenis insulin yang diberikan.
Dokumen tersebut membahas tentang distosia bahu pada persalinan, termasuk definisi, diagnosis, dan prosedur penanganannya. Distosia bahu adalah ketika bahu janin tersangkut setelah kepala janin dilahirkan."
Pemerintah mengumumkan rencana untuk membangun pusat perbelanjaan baru di pusat kota untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Rencana ini mendapat dukungan dari kalangan bisnis tetapi ditentang oleh kelompok lingkungan karena khawatir akan mengganggu ekosistem setempat. Perdebatan masih berlanjut mengenai dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari rencana pembangunan tersebut.
1) Hematopoiesis is the production and development of blood cells, including erythrocytes, leukocytes, and thrombocytes, which begins in the fetal liver and spleen and later occurs mainly in the bone marrow.
2) There are two main stages of hematopoiesis - the primitive stage which occurs in the yolk sac, and the definitive stage which occurs in the embryo itself and continues throughout adult life in the bone marrow.
3) Hematopoiesis is regulated by hematopoietic stem cells in the bone marrow, which can self-renew and differentiate into various blood cell types through committed progenitor cells and growth factors.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan terapi yang digunakan pada persalinan. Secara ringkas, dibahas tiga jenis agen uterotonika (oksitosin, alkaloid ergot dan derivatnya, serta prostaglandin) yang digunakan untuk merangsang kontraksi rahim, antihipertensi yang aman digunakan, dan magnesium sulfat sebagai anti kejang dan tokolitik.
Hormon alami seperti oksitosin dan prostaglandin memainkan peran penting dalam persalinan dengan merangsang kontraksi rahim, sementara hormon lain seperti endorfin dan prolaktin membantu mengurangi rasa sakit dan memproduksi ASI. Berbagai macam obat induksi persalinan seperti oksitosin dan prostaglandin digunakan dengan mempertimbangkan dosis dan indikasi untuk memulai dan memperkuat proses persalinan secara aman dan normal."
Dokumen tersebut memberikan panduan mengenai penggunaan obat dalam kehamilan. Ada beberapa poin pentingnya, yaitu: (1) efek obat pada janin ditentukan oleh sifat kimia obat dan paparan janin, (2) teratogenesis dapat menyebabkan cacat kongenital, dan (3) antibiotik, obat kardiovaskuler, antiepilepsi, dan analgesik memiliki risiko tertentu bagi janin sehingga pemakaian harus diperhatikan.
Dokumen ini membahas tentang obat-obatan yang merangsang kontraksi rahim seperti oksitosin, ergot alkaloid, dan prostaglandin. Oksitosin berasal dari hipofisis belakang dan digunakan untuk induksi persalinan, mengontrol perdarahan pasca persalinan, dan abortus terapeutik. Ergot alkaloid berasal dari jamur ergot dan memiliki efek samping seperti gangguan sirkulasi. Prostaglandin ditemukan di ovarium, miometrium, dan end
Farmakoterapi Pada Kehamilan Dan Menyusui.pptxKetutWidyani
Farmakoterapi pada kondisi hamil dan menyusui. Tata laksana terapi pada kondisi hamil dan menyusui. Obat obatan yang aman digunakan dan kontraindikasi saat hamil dan menyusui.
Obat, suplemen, vitamin yang penting untuk menunjang kesehatan saat hamil dan menyusui
Dalam materi ini akan dibahas, apakah obat aman diberikan kepada ibu hamil dan menyusui sehingga apa kemungkinan dampak yang dihasilkan akibat pemberian obat bagi ibu hamil dan menyusui, dan prinsip-prinsip pemberian obat bagi ibu hamil dan menyusui.
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usia 28 minggu atau janin belum mampu hidup di luar rahim. Dokumen ini membahas pengertian, penyebab, klasifikasi, gejala klinis, mekanisme terjadinya, pemeriksaan pendukung, dan komplikasi dari abortus. Termasuk di dalamnya adalah penjelasan mengenai abortus spontan, provokatif, habitualis, infeksiosa, missed abortion, serta penatalaksanaannya.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
Uterotonika
1.
2. 1. OBAT yang MENINGKATKAN KONTRAKTILITAS
UTERUS/OKSITOSIK
2. OBAT yang MENURUNKAN KONTRAKTILITAS
UTERUS/TOKOLITIK
3. Obat-obat oksitosik banyak di gunakan untuk
induksi serta penguatan persalinan,
pencegahan serta penanganan pendarahan
postpartum, pengendalian pendarahan akibat
abortus inkompletus, dan penanganan aktif
pada kala III persalinan.obat-obatan yang di
gunakan yaitu Prostaglandin,oksitosin dan
alkaloid ergot serta derivatnya.
4.
5. Oksitosin merangsang otot polos uterus dan mammae → selektif dan cukup kuat
Stimulus sensoris pada serviks, vagina dan payudara → merangsang hipofisis posterior melepaskan
oksitosin
Sensitivitas uterus meningkat dng pertambahan usia kehamilan
Farmakologi Oksitosin
Efek pada Uterus:
Merangsang frekuensi dan kontraksi uterus
Efek pada uterus menurun jika estrogen menurun
Uterus imatur kurang peka thd oksitosin
Infus oksitoksin perlu diamati → menghindari tetani → respon uterus meningkat 8 x lipat pada usia
kehamilan 39 minggu
Efek pada mamae:
Menyebabkan kontraksi otot polos mioepitel → susu mengalir (ejeksi susu)
Sediaan oksitosin berguna untuk memperlancar ejeksi susu, serta mengurangi pembengkakan
payudara pasca persalinan
Efek Kardiovaskuler:
Relaksasi otot polos pembuluh darah (dosis besar)
Penurunan tekanan sistolik, warna kulit merah, aliran darah ke ekstremitas menurun, takikardi dan
curah jantung menurun
Farmakokinetik Oksitosin
Hasil baik pada pemakaian parenteral
Cepat diabsorbsi oleh mukosa mulut → Efektif untuk pemberian tablet isap
Selama hamil ada peningkatkan enzim Oksitosinase atau sistil aminopeptidase → berfungsi
mengaktifkan oksitoksin → enzim tersebut berkurang setelah melahirkan, diduga dibuat oleh plasenta
Sediaan Oksitosin : Injeksi Oksitosin (Pitogin) 10 unit USP/ml IM atau IV
6. Indikasi/kontraindikasi
1. Pemberian oksitosin merupakan kontraindikasi jika uterus sudah kuat atau bila
terdapat obstruksi mekanis yang menghalangi kelahiran anak seperti plasenta previa
atau disproporsi sefalopelvik. Jika keadaan serviks masih belum siap,pematangan
serviks harus dilakukan sebelum pemberian oksitosin (Shyken & Petrie,1995).
2. Meskipun sudah lazim digunakan di banyak klinik bersalin atau bagian obstetri
rumah sakit, namun potensi oksitosindalam mengganggu keseimbangan cairan dan
tekanan darah membuat obat ini tidak tepat untuk di gunakan pada ibu hamil
dengan pre eklamsia atau penyakit kardiovaskuler atau pada ibu hamil yang berusia
di atas 35 tahun
7. Efek Samping dan Cara Mengatasi
Bila oksitosin di sintetik di berikan, kerja
fisiologis hormon ini akan bertambah
sehingga dapat timbul efek samping yang
potensial berbahaya.
8. Efek Samping dan cara mengatasi
1. Stimulasi berlebih pada uterus:
a. Melakukan pemantauan kontraksi(his)15 menit sekali.
b. Hentikan pemberian infus oksitosin jika frekuensi his terjadi lebih dari dua menit
sekalidan lamanya his lebih dari satumenit atau kekuatannya lebih dari 50mmHg.
c. Tonus uterus dalam keadaan istirahat atau relaks harus di bawah 20 mmHg
d. Oksigen dan preparat tokolitik harus sudah tersedia
e. Hindari pemberian infus oksitosin jika terdapat resiko ruptura uteri
f. Siap untuk mengurangi kecepatan tetesan infus oksitosin atau menghentikan
pemberian infus oksitosin pada saat di mulainya fase aktif persalinan
9.
10. Alkaloid Ergot
Sumber: jamur gandum Clavicus purpurea
Ergot mengandung: alkaloid ergot dan zat lain ( karbohidrat,
gliserida, steroid, asam amino, amin, basa amonium kuaterner)
Keracunan ergot dapat menyebabkan → abortus
Alkaloid pertama yang ditemukan adalah: ergotoksin →
merupakan campuran: ergokristin, ergokornin, alfa ergokriptin dan
beta ergokriptin
Ergotamin → senyawa paling kuat
Farmakokinetik Ergot
Ergotamin diabsorbsi lambat dan tidak sempurna di saluran cerna
Kadar puncak plasma dicapai setelah 2 jam
Pemberian kofein akan meningkatkan kadar puncak plasma → 2
kali lipat
Dosis ergotamin IM → 1/10 dosis oral → absorbsi di tempat suntikan
lambat →reaksi perlu waktu 20 menit
Dosis ergotamin IV → ½ dosis IM → efek perangsangan uterus
setelah 5 menit
Ekskresi ergotamin melalui: empedu → sedikit yang melalui urine
11. Macam Alkaloid ergot:
Ergotamin (alkaloid asam amino)
Dihidroergotamin (dehidro alkaloid asam amino)
Ergonovin/ergometrin (alkaloid amin)
Efek pada uterus:
Semua alkaloid ergot → meningkatkan kontraksi uterus secara nyata
Dosis kecil menyebabkan kontraksi, dosis besar menyebabkan tetani
Kepekaan uterus tergantung maturitas dan kehamilan
Sediaaan ergot paling kuat: ergonovin
Efek Kardiovaskuler:
Menyebabkan vasokontriksi perifer
Pembendungan dan trombosis pada gangren dapat terjadi akibat vasokontriksi
Efek paling kuat: ergotamin, sedang (dihidroergotamin), tidak berefek (dihidroergotoksin)
Efek Samping Ergot
Toksik → keracunan akut dan kronik
Paling toksik → ergotamin
Gx keracunan: mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah dan cepat, bingung dan tidak
sadar
Dosis keracunan fatal: 26 mg per oral selama beberapa hari, atau dosis tunggal 0,5-1,5 mg parenteral
Gejala keracunan kronik: perubahan peredaran darah ( tungkai bawah, paha, lengan dan tangan
jadi pucat), nyeri otot, denyut nadi melemah, gangren, angina pectoris, bradikardi, penurunan atau
kenaikan tekanan darah
Keracunan biasanya disebabkan: takar lajak dan peningkatan sensitivitas
Indikasi Ergot
Uterotonika dan pengobatan Migren
Migren → etiologinya multifaktor (emosi, stress fisik, diet, hormonal)
Pemberian analgesik perlu dicoba dulu sebelum ergotamin (toksik)
Ergotamin menghilangkan 95% migren dan 15% sakit kepala lainya
Dosis: 0,25-0,5 mg SK atau IM
12.
13. Ergometrin
Cara Kerja
Seperti halnya dengan preparat ergot yang
lain, ergometrin berinteraksi dengan reseptor
serotoninergik,alfa 1 dan dopaminergik
dengan cara yang kompleks. Kerjanya pada
reseptor serotonin serta alfa 1 diperkirakan
melandasi kontraktilitasuterus dan usus yang
ditimbulkan oleh ergometrin.
14. Indikasi/kontraindikasi
Sifat vasokonstriktor yang di miliki oleh preparat
ergometrin membuatnya, tidak cocok untuk di
gunakan pada ibu hamil dengan kelainan paru,
jantung atau vaskuler-yang meliputi eklamsia,
pre-eklamsia, migrain serta fenomena Raynaud-
yang sudah ada sebelumnya. Jika terdapat gejala
sepsis, kegagalan renal atau hepatik, maka
sensivitas terhadap ergometrin akan meningkat
(McKenry & Salerno).
15. Dosis
Untuk penatalaksaan rutin kala tiga
persalinan penggunaan ergometrin
500mikrogram plus 5unit oksitosin
dengan penyuntikan Intramuskular.
16. Efek Samping dan Cara Mengatasi
1. Hipertensi:
a. Melakukan pemantauan terhadap TD dan frekuensi jantung;
melakukan anamnesis riwayat medis dengan cermat untuk
menyingkirkan kemungkinan adanya penyakit kardiovaskuler
dan pre-eklamsi.
b. Waspada terhadap tanda kewaspadaan , seperti sakit kepalka
atau emesis
17. 2.Nyeri Dada
a. Melakukan anamnesis riwayat medis dengan cermat
untuk menyingkirkan faktor-faktor risiko penyakit
kardiovaskuler yang sudah ada sebelumnya,
b. Mengenali kaitannya dengan infark miokard
c. Mengatur pemeriksaan EKG, menunda pemberian obat
berikutnya.
18.
19. Ditemukan dalam ovarium, miometrium,
darah mens
Post coitus juga ditemukan
prostaglandin di vagina
Jenis prostaglandin adalah: PGE dan
PGF
PGF → merangsang uterus hamil dan
tidak hamil
PGE → merelaksasi uterus tidak hamil,
dan merangsang kontraksi uterus hamil
20. Prostaglandin
Merupakan kelompok senyawa yang secara kimiawi saling
berhubungan dan dibuat secara in vivo dari fosfolilipid
pada membran sel dalam berbagai jaringan tubuh.
Cara kerja
Prostaglandin bekerja pada sejumlah reseptor
prostaglandin yang berlainan.
21. Indikasi / kontraindikasi
Induksi persalinan dengan Prostaglandin merupakan kontraindikasi
jika sudah terlambat ruptura membran amnion
Efeksamping dan Cara mengatasi
Gawat nafas atau penyakit asma
Penatalaksanaan : Melakukan pemantauan terhadap
pola pernafasan, gejala sesak nafas atau rasa tertekan
pada dada. Bila mungkin, hindari pemberian
prostaglandin dada ibu hamil yang menderita asma.
22. Preparat agonis adrenoreseptor beta2
Kelompok preparat golongan simpatomimetik ini meliputi
ritodrin, terbutalin, salbutamol dan adrenalin.
Cara Kerja dan khasiatnya
Obat-obat ini bekerja seperti adrenalin, yaitu dengan
menstimulasi reseptor beta2 yang terdapat dalam hati dan
otot polos serta kelenjar pada banyak organ yang meliputi
uterus, paru-paru serta usus.
23. Efek Samping dan cara mengatasi
1. Hipertensi Maternal yang menyebabkan penyakit stoke:
Lakukan pemantauan TD setiap 15 menit sekali.
2. Hipertensi Maternal yang mengganggu perfusi uterus:
Tempatkan pasien dalam posisi berbaring pada sisi tubuh
sebelah kiri (posisi lateral kiri)
3. Hiperglikemia yang menimbulkan hipoglikemia neonatal atau (kadang-
kadang) ketoasidosis maternal atau neonatal:
Lakukan pengukuran kadar glukosa darah setiap 4jam
sekali dengan alat tes seperti BM stix
24. Penyekat saluran kalsium(terutama nifedipin)
Obat-obat penyekat saluran kalsium(obat-obat antagonis
kalsium) dapat diresepkan dokter untuk keperluan
tokolisis dan penanganan hipertensi. Nifedipin merupakan
preparat yang sama efektifnya seperti agonis beta2, (mis.
Ritodrin) dalam menghambat kontraksi uterus yang
prematur.(Graves, 1996)
25. Cara Kerja dan khasiatnya
Preparat penyekat saluran kalsium menghambat
pelintasan ion-ion kalsium ke dalam sel-sel otot polos
dan otot jantung sehingga mengurangi
kontraktilitasnya. Kerkja sel-sel otot polos pada
dinding arteriole bergantung pada masuknya ion-ion
kalsium bagi kontraktilitas pembuluh darah tersebut.
Kontraktilitas inilah yang akan mempertahankan
tekanan darah. Nifedipin juga akan menekan kerja
jantung, tetapi efek tersebut tidak begitu kuat bila bila
dibandingkan dengan obat-obatan lain yang kini
tersedia dalam golongan ini(Robertson &
Robertson,1996)
Indikasi/kontraindikasi
Penghentian mendadak pemberian preparat
penyekat kalsium dapat memicu rasa nyeri
pada dada, palpitasi atau bahkan infark
miokard;karena itu,, penghentian pemakaian
obat ini biasanya dilakukan secara berangsur-
angsur atau dengan cara tapering off
(McKenry & Salerno, 1998)
26. • Efek Samping dan cara mengatasinya
1. Hipotensi Simtomatik:
Mungkin memerlukan pemberian preparat tokolitik yang lain.
2. Masalah Gastrointestinal:Nifedipin akan menimbulkan relaksasi
otot polos usus, sehingga timbul mual, konstipasi dan gangguan
pencernaan lainnya. Keadaan ini dapat dihindari dengan memberikan
perhatian yang serius terhadap higiene diri.
27. Antosiban
Preparat antagonis oksitosin tersebut baru-baru ini di perkenalkan di
Inggris (UK). Preparat ini diindikasikan untuk tokolisis dengan
pembatasan yang sama seperti yang di berlakukan pada obat tokolitik
lainnya, yaitu pemberiannya hanya di batasi selama 48 jam. Efek
samping atosiban meliputi muntah, hipertensi, sakit kepala,
hiperglikemia dan reaksi di tempat suntikan (BNF, 2000). Akan tetapi,
para pakar yang berwenangdi A.S. melaporkan bahwa antosiban
umumnya dapat di toleransi dengan baik(Valenzuelaet al,2000)