SlideShare a Scribd company logo
FARMAKOLOGI
OBAT PERSALINAN
TOKOLITIK
• Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam
pencegahan persalinan .
• Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32
minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari
kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks
belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk
berhasil.
Mekanisme kerja Nifedipin
sebagai tokolitik
• Uterine contractile activity is regulated by the increase in
intracellular Ca2+ concentration in the myometrial cells.
Voltage-gated Ca2+ channels (VGCCs) mediate the Ca2+
influx in response to membrane depolarization and
regulate intracellular processes such as contraction
Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis .
Bekerja dengan cara menghambat
calcium ke dalam membrane sel,
masuknya
mencegah
lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan
mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap
interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi
otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi
yang potensial.
• The voltage dependent L-type calcium channels have
been identified in uterine myometrium by
electrophysiological, pharmacological and molecular
studies. They are responsible for the majority of the
observed calcium current in the human myometrium.
The Ca2+ channels are complex proteins composed of
five distinct subunits (α1, α2, β, δ and γ) encoded by
multiple genes
• Pada pemberian per oral nifedipin 90 %akan
diabsorpsi traktus gastrointestinal. Pemberian
bersama simetidin atau ranitdin meningkatkan
bioavaibilitas nifedipin.
• Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi
melalui ginjal. Onset tercapai kurang dari 20 menit
pada pemeberian per oral. Waktu paruh tercapai
dalam 2 –3 jam dan lama kerjanya sekali
pemberian 6 jam.
Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting)
1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
Agen Uterotonika
(Oksitosik)
Definisi :
Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek
seperti oksitosin
(efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus)
Oksitosik adalah obat yang merangsang
kontraksi uterus
Istilah Lain adalah Uterotonik
(obat yang memperkuat kontraksi uterus)
Mekanisme pengeluaran oksitosin pada
proses Persalinan sbb :
Pada usia kehamilan aterm  terjadi
tekanan terhadap servix uteri 
menimbulkan rangsangan terhadap
hipothalamus  rangsangan thd
Hyphofise  sekresi oksitosin 
pacuan/kontraksi uterus (terutama pada
fundus uteri)  persalinan
Tiga Jenis Oksitosik yang Sering
Sering Digunakan di Obsgyn
1. Oksitosin dan derivatnya
2. Alkaloid Ergot dan derivatnya
3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
Pemberian Agen Uterotonik
Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3
kelompok :oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk
berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan,
saat persalinan, dan pada masa nifas (reseptor
oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja
cepat dengan masa laten di bawah 1 menit
setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit setelah injeksi
im. Pemberian secara infus kontinu memberikan
respon cepat terhadap uterus secara perlahan
dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40
menit.
• Dosis & sediaan :10 unit iv atau im  uterotonik
profilaksisrekomendasi WHO.
Pemberian Agen Uterotonik
• Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil
ergonovine) im atau iv  ESO peningkatan tekanan
darah, nyeri. Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2
mg im.
• Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan
meningkatkan kalsium intraselular sehingga
memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik
PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral,
sediaan 200 µg.
OKSITOSIN
Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok : oksitosin,
alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih
kuat pada akhir kehamilan, saat persalinan, dan pada masa nifas
(reseptor oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja cepat
dengan masa laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4
menit setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu
memberikan respon cepat terhadap uterus secara perlahan dan
mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40 menit.
• Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im  uterotonik profilaksis
rekomendasi WHO.
Oksitosin
Oksitosin (1)
• Disimpan dan dilepaskan
(menyebabkan pengeluaran susu pada
oleh Hipofise posterior
wanita
menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial
sekeliling alveoli mammae)
• Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus
(biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin
dan plasenta)
• Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak
• Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin
seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah
umur kehamilan semakin sensitive
Oksitosin (2)
• Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel
otot polos miometrium sehingga menyebabkan
kontraksi uterus terus menerus.
• Tidak sensitive pada kehamilan muda  Tidak dapat
digunakan sebagai abortivum
• Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh
kimotripsin
• Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
Oksitosin (3)
Dosis :
• Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U dalam 1
Ldextrose 5%)
• Diberikan per infuse secara bertahap
• 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi kontraksi uterusnya
dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2
ml/mnt
• Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata 4.000 mU
Oksitosin (4)
• Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam
hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah
membuka
• Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta
(diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas)
• Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik
(Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
Oksitosin (5)
• INDIKASI
o Induksi Partus Aterm
o Partus lama dan partus tak maju
o Mengontrol perdarahan
penggunaannya tergeser
post partum, sekarang
oleh ergonovin atau metil
ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta
rendah toksisitasnya
o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya
diberikan intranasal
Oksitosin (6)
• Kontra Indikasi
o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung
walaupun lambat
o Uterus abnormal
o Plasenta Previa
o Disproporsi kepala panggul
No.I
No. I
Oxytocin 10 U amp
Spuit disposible 3cc
S imm
ALKALOID ERGOT &
DERIVATNYA
• Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine) im
atau iv  ESO peningkatan tekanan darah, nyeri. Dosis &
sediaan metil ergometrine 0,2 mg im.
• Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan meningkatkan
kalsium intraselular sehingga memfasilitasi kontraksi
miometrium. Analog sintetik PGE1 alamiah = misoprostol,
dosis 600 µg per oral, sediaan 200 µg.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (1)
• Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices
Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi-
padian
• Dibagi 3 kelompok :
– Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin
– Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip derivate
dihidro ergotamine
– Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (2)
Farmakodinamik pada Uterus :
• Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus
• Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding
ergot lainnya
• Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi
pada uterus yang belum matur juga mampu
memberikan reaksi, meskipun tidak efektif
• Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (3)
• Pada dosis rendah  meningkatkan amplitude dan
frekwensi, diikuti relaksasi sempurna
• Pada dosis besar  terjadi kontraksi tetanik dan
tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat
• Pada dosis sangat besar  terjadi kontraktur yang
berlangsung lama.
• Dosis dan sediaan :
– Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg
3x/hari selama 7-10 hari (untuk control
perdarahan post partum)
– Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet
– Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (4)
Farmakokinetik:
 Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna
melalui saluran cerna.
 Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar dalam
darah sangat rendah
 Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberian bersama kafein
akan meningkatkan absorpsi
 Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi lambat,
sekitar 20 menit
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (5)
 Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5
menit.
dimetabolisme
 Ekskresi 90 % melalui empedu.
 Sebagian kecil obat yg tidak
diekskresikan melalui urine dan feses
 Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih
cepat dari pada ergotamin.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (6)
Indikasi :
• Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post
partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling
banyak)
• Untuk membantu involusi uterus lambat
• Untuk migren :
– Untuk migren memakai ergotamin
– Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat
– Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh lebih dari 1mg/24 jam
– Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt tapi tidak boleh lebih
dari 10 mg/minggu.
Alkaloid Ergot &
Derivatnya (7)
• Kontra Indikasi
oKehamilan
oPenderita sepsis
oPenyakit pembuluh darah : arteritis,
arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
Catatan :
Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah
digunakan untuk membantu persalinan, tapi
sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan
kontraksi yang kuat dan lama 
menyebabkan distress pada janin
PROSTAGLANDIN
Prostaglandin (1)
• Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik
adalah PGE dan PGF
• Efek non konsisten (terutama pada PGE2)
• Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua
umur kehamilan  dapat digunakan untuk obortivum (
diberikan per injeksi intra amniotic)
• Jika diberikan local pada servix  servix bisa matang
tanpa mempengaruhi motilitas uterus
Prostaglandin (2)
• Dosis dan sediaan
o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250
ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 –
3,5 jam.
o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan
tidak boleh lebih dari 12 mg.
o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk
vaginal supp.
Prostaglandin (3)
Indikasi :
• Induksi partus aterm, banyak efek samping samping
(muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai
• Mengontrol perdarahan post partum
• Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian
intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa
parenteral atau vaginal supp.
Antihipertensi (1)
• Obat antihipertensi yang relatif aman :
o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol
o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin
o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
• Metildopa
Obat ini termasuk golongan α2-agonis
sentral yang mempunyai mekanisme kerja
dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di
otak. Stimulasi ini akan
simpatik dari pusat
mengurangi aliran
vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan
perubahan parasimpatik akan
menurunkan denyut jantung, cardiac
output, resistensi perifer, aktivitas renin
plasma, dan refleks baroreseptor.
Antihipertensi (2)
• Obat yang tidak dianjurkan :
– Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem,
menyebabkan hipoksia fetal
– Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton 
menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi
utero plasenta berkurang
– Reserpin  menyebabkan hilangnya termoregulasi
– Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
 menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental
– ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril  meningkatkan
angka mortalitas janin.
• Obat antihipertensi yang harus dihindari pada
kehamilan adalah obat antihipertensi golongan
ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril).
• penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama
akan meningkatkan risiko malformasi sistem saraf
pusat dan kardiovaskuler pada janin.
• obat antihipertensi golongan diuretika seperti HCT
tidak menyebabkan malformasi janin akan tetapi
dapat menghalangi ekspansi volume fisiologis
normal sehingga tidak direkomendasikan untuk
digunakan pada kehamilan.
Magnesium Sulfat
• MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada penderita
preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik
• MgSO4 mempunyai mekanisme kerja
• MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium dengan
cara menutup ion kanal kalsium atau mencegah
masuknya ion kalsium sehingga mencegah eksositosis
asetilkolin sehingga tidak berikatan dengan reseptor
asetilkolin pada neuromuscular junction
• Peningkatan kadar magnesium
menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan
sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan
pembuangan kalsium oleh ginjal.
• Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang
pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade
reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
MgSO440%vial No.I
Aquabidestilata steril 25ccNo.I
No.I
No.I
Spuit disposible25cc
Needledisposible23G
S imm
IRON AND FOLIC
ACID THERAPY
IN PREGNANCY
IRON REPLACEMENT THERAPY
• Ferrous iron is best absorbed from the small
intestine.
• Iron deficiency is the most common cause
of anaemia (e.g. malabsorption, menstrual,
occult or gastrointestinal blood loss – always
determine the cause).
• For iron deficiency, 100–200 mg of elemental
iron are given orally per day and continued
until iron stores are replete, usually within
three to six months.
FOLIC ACID
• Folic acid is given to correct or prevent
deficiency states and prophylactically during
pregnancy.
• Folate deficiency may be due to : poor
nutrition – in children, the elderly or those with
alcoholism; malabsorption; excessive utilization
– in pregnancy, chronic haemolytic anaemias
(e.g. sickle cell disease) and leukaemias; anti-
epileptic drugs (e.g. phenytoin).
• The normal requirement for folic acid is about
200 μg daily.
VITAMIN B12
• Vitamin B12 is needed for normal erythropoiesis and
for neuronal integrity. Vitamin B12 is also involved in
the control of folate metabolism, and B12 and folate
are required for intracellular nucleoside synthesis.
• Deficiency of vitamin B12 ‘traps’ folate as methylene
tetrahydrofolate, yielding a macrocytic anaemia with
megaloblastic erythropoiesis in the bone marrow, and
possible neurological dysfunction, i.e. peripheral
neuropathy, subacute combined degeneration of the
spinal cord, dementia and optic neuritis.
VITAMIN B12 AND
FOLATE THERAPY
• Healthy subjects require 3–5 μg of vitamin B12 and 200
μg of folate daily.
• Vitamin B12 and folate are absorbed from the small
intestine, and vitamin B12 is specifically absorbed from
the terminal ileum.
• T
he most common cause of B12 or folate deficiency is
dietary or malabsorption, or due to gastric surgery.
• Drugs may cause vitamin B12 (e.g. metformin) or folate
(e.g. phenytoin, other anti-epileptic drugs) deficiency.
No. XIV
Folic acid 400µg tab
S 1 dd 1
R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV
S 1 dd 1
R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV
S 3 dd 1
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum.
• Penatalaksanaan :
Isolasi :kamar yang tenang
T
erapi psikologik
Cairan parenteral
Obat –obatan :tidak memberikan obat yang
teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1
dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg.
Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas :
metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.
No. X
AnvomerB6 tab
S 1 dd 1 prn
ATAU
R/ Vit aminB6 10mgtab No. XX
S 3 dd 1 prn
No. I
No. I
No. I
No. I
No. I
Ondancetron4mgamp
Ringerlactateinf
fla
b Spuit disposible3cc
Abbocathno. 20
Cuminfus set
S imm
TERIMA KASIH
SELAMAT BELAJAR

More Related Content

What's hot

Alat kontrasepsi Kondom
Alat kontrasepsi KondomAlat kontrasepsi Kondom
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
AULIA SHARA
 
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Yesi Tika
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
aulia rahmah
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
Okta-Shi Sama
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
pjj_kemenkes
 
Hormon sintetik wanita
Hormon sintetik  wanita Hormon sintetik  wanita
Hormon sintetik wanita
Nur Annissa Gyardany
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Dina Zainuddin
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
Yolly Finolla
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
J. Tune Camp
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
Mariza Mustika
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
pjj_kemenkes
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partum
Riska Ramadhana
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
fikri asyura
 
2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan
AriApriliantoSFarm
 
Menghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala niningMenghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala nining
sri nining
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
Etika Soraya
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
fadzan
 

What's hot (20)

Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
Alat kontrasepsi Kondom
Alat kontrasepsi KondomAlat kontrasepsi Kondom
Alat kontrasepsi Kondom
 
Tanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksiTanda tanda infeksi
Tanda tanda infeksi
 
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
Asuhan keperawatan ulkus peptikum.....
 
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping ObatJenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obat
 
Hormon sintetik wanita
Hormon sintetik  wanita Hormon sintetik  wanita
Hormon sintetik wanita
 
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
Farmakologi - Penggunaan Obat Pada Penyakit Tuberkulosis (TB)
 
LABIOKISIS
LABIOKISISLABIOKISIS
LABIOKISIS
 
Antihistamin
AntihistaminAntihistamin
Antihistamin
 
Obat antidiare
Obat antidiareObat antidiare
Obat antidiare
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
penghitungan dosis obat
penghitungan dosis obatpenghitungan dosis obat
penghitungan dosis obat
 
Konsep dasar post partum
Konsep dasar post partumKonsep dasar post partum
Konsep dasar post partum
 
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktamPenislin,sefalosporin dan antibiotik beta  laktam
Penislin,sefalosporin dan antibiotik beta laktam
 
2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan2 swamedikasi sal pernafasan
2 swamedikasi sal pernafasan
 
Menghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala niningMenghitung tetesan infus ala nining
Menghitung tetesan infus ala nining
 
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
MENINGOKEL DAN ANSEFALOKEL
 
Injek11
Injek11Injek11
Injek11
 

Similar to OBAT PERSALINAN.pptx

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
SyarifahNurulMaulida1
 
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
AstriYuliaSariLubis1
 
Obat obat uterotonika
Obat obat uterotonikaObat obat uterotonika
Obat obat uterotonika
Yabniel Lit Jingga
 
Hormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiranHormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiran
Nur Annissa Gyardany
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
Gendrux Zibbzibb
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
NegustinNegustin
 
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva HormonalHormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Rahayu Wahyu Ningsih
 
Oksitosik
OksitosikOksitosik
Oksitosik
Abdul Gafur
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
desiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
desiaulia7
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
desiaulia7
 
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
EviKardiana
 
Misoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocinMisoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocin
Rafi Mahandaru
 
Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin
AstriYuliaSariLubis1
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
NursyahlaNazwabillah
 
Hormon-hormon
Hormon-hormonHormon-hormon
Hormon-hormon
Fafa Imam Faidzin
 

Similar to OBAT PERSALINAN.pptx (20)

FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
6. OBAT & TERAPI PADA PERSALINAN.pptx
 
Obat obat uterotonika
Obat obat uterotonikaObat obat uterotonika
Obat obat uterotonika
 
Hormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiranHormon alami dalam kelahiran
Hormon alami dalam kelahiran
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
 
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitikObat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
Obat pada masa kehamilan: uteretonik dan tokolitik
 
Uterotonika
UterotonikaUterotonika
Uterotonika
 
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva HormonalHormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
Hormon wanita dan Antikonseptiva Hormonal
 
9 uterotonika
9 uterotonika9 uterotonika
9 uterotonika
 
Oksitosik
OksitosikOksitosik
Oksitosik
 
Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme Struktur dan metabolisme
Struktur dan metabolisme
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilanBahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
Bahan ajar 2 biokimia hormon dalam kehamilan
 
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
430151238-kelompok-1-uteroptxbbbbbbbbbbb
 
Misoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocinMisoprostol vs oxytocin
Misoprostol vs oxytocin
 
Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin Pemberian Oksitosin
Pemberian Oksitosin
 
Hormon
HormonHormon
Hormon
 
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptxmateri bu army nifas update 2 (1).pptx
materi bu army nifas update 2 (1).pptx
 
Hormon-hormon
Hormon-hormonHormon-hormon
Hormon-hormon
 

More from AstriYuliaSariLubis1

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
AstriYuliaSariLubis1
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGTPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
AstriYuliaSariLubis1
 
Konsep Video Pembelajaran
Konsep Video PembelajaranKonsep Video Pembelajaran
Konsep Video Pembelajaran
AstriYuliaSariLubis1
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
AstriYuliaSariLubis1
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
AstriYuliaSariLubis1
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
AstriYuliaSariLubis1
 
Perawatan Luka Perineum
Perawatan Luka PerineumPerawatan Luka Perineum
Perawatan Luka Perineum
AstriYuliaSariLubis1
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
AstriYuliaSariLubis1
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
AstriYuliaSariLubis1
 
Kebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & TidurKebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & Tidur
AstriYuliaSariLubis1
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
AstriYuliaSariLubis1
 
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi MelahirkanPosisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
AstriYuliaSariLubis1
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
AstriYuliaSariLubis1
 
Soal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptxSoal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptx
AstriYuliaSariLubis1
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
AstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
AstriYuliaSariLubis1
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
AstriYuliaSariLubis1
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
AstriYuliaSariLubis1
 
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBLPeran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
AstriYuliaSariLubis1
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
AstriYuliaSariLubis1
 

More from AstriYuliaSariLubis1 (20)

Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik KebidananPendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
Pendekatan Sosial Budaya dalam Praktik Kebidanan
 
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGTPemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi dan Pemasangan NGT
 
Konsep Video Pembelajaran
Konsep Video PembelajaranKonsep Video Pembelajaran
Konsep Video Pembelajaran
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENPEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGEN
 
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASIPEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI
 
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANANPENJAHITAN  PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
PENJAHITAN PERAWATAN LUKA KEBIDANAN
 
Perawatan Luka Perineum
Perawatan Luka PerineumPerawatan Luka Perineum
Perawatan Luka Perineum
 
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANANPERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
PERAWATAN LUKA POST OPERATIVE KEBIDANAN
 
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASIPERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
PERSIAPAN DAN PERAWATAN OPERASI
 
Kebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & TidurKebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Istirahat & Tidur
 
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan PerineumAmniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
Amniotomi, Episiotomi, Penjahitan Perineum
 
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi MelahirkanPosisi dan Mobilisasi Melahirkan
Posisi dan Mobilisasi Melahirkan
 
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
5. Pencegahan Infeksi Pada Persalinan & BBL
 
Soal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptxSoal vignette Nifas.pptx
Soal vignette Nifas.pptx
 
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
ASPEK SOSIAL BUDAYA SELAMA PERSALINAN & ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM MASA NIFAS ...
 
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptxAspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
Aspek sosial budaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan.pptx
 
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan  BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...
 
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan  pe...
Peran bidan dalam budaya pelayanan Kesehatan dan kebidanan serta Hambatan pe...
 
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBLPeran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Kehamilan hingga BBL
 
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
Perkembangan nilai budaya dalam ruang lingkup kebidanan dan Penerapan ilmu pe...
 

Recently uploaded

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 

Recently uploaded (20)

441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 

OBAT PERSALINAN.pptx

  • 2. TOKOLITIK • Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam pencegahan persalinan . • Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32 minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk berhasil.
  • 3.
  • 4. Mekanisme kerja Nifedipin sebagai tokolitik • Uterine contractile activity is regulated by the increase in intracellular Ca2+ concentration in the myometrial cells. Voltage-gated Ca2+ channels (VGCCs) mediate the Ca2+ influx in response to membrane depolarization and regulate intracellular processes such as contraction
  • 5. Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis . Bekerja dengan cara menghambat calcium ke dalam membrane sel, masuknya mencegah lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi yang potensial.
  • 6.
  • 7. • The voltage dependent L-type calcium channels have been identified in uterine myometrium by electrophysiological, pharmacological and molecular studies. They are responsible for the majority of the observed calcium current in the human myometrium. The Ca2+ channels are complex proteins composed of five distinct subunits (α1, α2, β, δ and γ) encoded by multiple genes
  • 8. • Pada pemberian per oral nifedipin 90 %akan diabsorpsi traktus gastrointestinal. Pemberian bersama simetidin atau ranitdin meningkatkan bioavaibilitas nifedipin. • Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi melalui ginjal. Onset tercapai kurang dari 20 menit pada pemeberian per oral. Waktu paruh tercapai dalam 2 –3 jam dan lama kerjanya sekali pemberian 6 jam. Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting) 1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
  • 10. Definisi : Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek seperti oksitosin (efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus) Oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi uterus Istilah Lain adalah Uterotonik (obat yang memperkuat kontraksi uterus)
  • 11. Mekanisme pengeluaran oksitosin pada proses Persalinan sbb : Pada usia kehamilan aterm  terjadi tekanan terhadap servix uteri  menimbulkan rangsangan terhadap hipothalamus  rangsangan thd Hyphofise  sekresi oksitosin  pacuan/kontraksi uterus (terutama pada fundus uteri)  persalinan
  • 12. Tiga Jenis Oksitosik yang Sering Sering Digunakan di Obsgyn 1. Oksitosin dan derivatnya 2. Alkaloid Ergot dan derivatnya 3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
  • 13. Pemberian Agen Uterotonik Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok :oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin. • Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan, saat persalinan, dan pada masa nifas (reseptor oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja cepat dengan masa laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu memberikan respon cepat terhadap uterus secara perlahan dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40 menit. • Dosis & sediaan :10 unit iv atau im  uterotonik profilaksisrekomendasi WHO.
  • 14. Pemberian Agen Uterotonik • Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine) im atau iv  ESO peningkatan tekanan darah, nyeri. Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2 mg im. • Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan meningkatkan kalsium intraselular sehingga memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral, sediaan 200 µg.
  • 16. Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok : oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin. • Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan, saat persalinan, dan pada masa nifas (reseptor oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja cepat dengan masa laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu memberikan respon cepat terhadap uterus secara perlahan dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40 menit. • Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im  uterotonik profilaksis rekomendasi WHO.
  • 18. Oksitosin (1) • Disimpan dan dilepaskan (menyebabkan pengeluaran susu pada oleh Hipofise posterior wanita menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial sekeliling alveoli mammae) • Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus (biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin dan plasenta) • Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak • Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah umur kehamilan semakin sensitive
  • 19. Oksitosin (2) • Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel otot polos miometrium sehingga menyebabkan kontraksi uterus terus menerus. • Tidak sensitive pada kehamilan muda  Tidak dapat digunakan sebagai abortivum • Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh kimotripsin • Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
  • 20. Oksitosin (3) Dosis : • Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U dalam 1 Ldextrose 5%) • Diberikan per infuse secara bertahap • 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi kontraksi uterusnya dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2 ml/mnt • Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata 4.000 mU
  • 21. Oksitosin (4) • Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah membuka • Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta (diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas) • Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik (Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
  • 22. Oksitosin (5) • INDIKASI o Induksi Partus Aterm o Partus lama dan partus tak maju o Mengontrol perdarahan penggunaannya tergeser post partum, sekarang oleh ergonovin atau metil ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta rendah toksisitasnya o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya diberikan intranasal
  • 23. Oksitosin (6) • Kontra Indikasi o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung walaupun lambat o Uterus abnormal o Plasenta Previa o Disproporsi kepala panggul
  • 24. No.I No. I Oxytocin 10 U amp Spuit disposible 3cc S imm
  • 26. • Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine) im atau iv  ESO peningkatan tekanan darah, nyeri. Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2 mg im. • Prostaglandin  relaksasi otot serviks dan meningkatkan kalsium intraselular sehingga memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral, sediaan 200 µg.
  • 27. Alkaloid Ergot & Derivatnya (1) • Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi- padian • Dibagi 3 kelompok : – Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin – Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip derivate dihidro ergotamine – Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
  • 28. Alkaloid Ergot & Derivatnya (2) Farmakodinamik pada Uterus : • Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus • Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding ergot lainnya • Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi pada uterus yang belum matur juga mampu memberikan reaksi, meskipun tidak efektif • Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
  • 29. Alkaloid Ergot & Derivatnya (3) • Pada dosis rendah  meningkatkan amplitude dan frekwensi, diikuti relaksasi sempurna • Pada dosis besar  terjadi kontraksi tetanik dan tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat • Pada dosis sangat besar  terjadi kontraktur yang berlangsung lama. • Dosis dan sediaan : – Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg 3x/hari selama 7-10 hari (untuk control perdarahan post partum) – Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet – Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
  • 30. Alkaloid Ergot & Derivatnya (4) Farmakokinetik:  Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna.  Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar dalam darah sangat rendah  Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberian bersama kafein akan meningkatkan absorpsi  Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi lambat, sekitar 20 menit
  • 31. Alkaloid Ergot & Derivatnya (5)  Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5 menit. dimetabolisme  Ekskresi 90 % melalui empedu.  Sebagian kecil obat yg tidak diekskresikan melalui urine dan feses  Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih cepat dari pada ergotamin.
  • 32. Alkaloid Ergot & Derivatnya (6) Indikasi : • Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling banyak) • Untuk membantu involusi uterus lambat • Untuk migren : – Untuk migren memakai ergotamin – Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat – Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh lebih dari 1mg/24 jam – Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt tapi tidak boleh lebih dari 10 mg/minggu.
  • 33. Alkaloid Ergot & Derivatnya (7) • Kontra Indikasi oKehamilan oPenderita sepsis oPenyakit pembuluh darah : arteritis, arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
  • 34. Catatan : Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah digunakan untuk membantu persalinan, tapi sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan kontraksi yang kuat dan lama  menyebabkan distress pada janin
  • 36. Prostaglandin (1) • Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik adalah PGE dan PGF • Efek non konsisten (terutama pada PGE2) • Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua umur kehamilan  dapat digunakan untuk obortivum ( diberikan per injeksi intra amniotic) • Jika diberikan local pada servix  servix bisa matang tanpa mempengaruhi motilitas uterus
  • 37. Prostaglandin (2) • Dosis dan sediaan o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250 ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 – 3,5 jam. o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan tidak boleh lebih dari 12 mg. o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk vaginal supp.
  • 38. Prostaglandin (3) Indikasi : • Induksi partus aterm, banyak efek samping samping (muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai • Mengontrol perdarahan post partum • Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa parenteral atau vaginal supp.
  • 39. Antihipertensi (1) • Obat antihipertensi yang relatif aman : o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
  • 40. • Metildopa Obat ini termasuk golongan α2-agonis sentral yang mempunyai mekanisme kerja dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak. Stimulasi ini akan simpatik dari pusat mengurangi aliran vasomotor di otak. Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin plasma, dan refleks baroreseptor.
  • 41. Antihipertensi (2) • Obat yang tidak dianjurkan : – Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem, menyebabkan hipoksia fetal – Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton  menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi utero plasenta berkurang – Reserpin  menyebabkan hilangnya termoregulasi – Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin  menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental – ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril  meningkatkan angka mortalitas janin.
  • 42. • Obat antihipertensi yang harus dihindari pada kehamilan adalah obat antihipertensi golongan ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril). • penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama akan meningkatkan risiko malformasi sistem saraf pusat dan kardiovaskuler pada janin. • obat antihipertensi golongan diuretika seperti HCT tidak menyebabkan malformasi janin akan tetapi dapat menghalangi ekspansi volume fisiologis normal sehingga tidak direkomendasikan untuk digunakan pada kehamilan.
  • 44. • MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada penderita preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik • MgSO4 mempunyai mekanisme kerja • MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium dengan cara menutup ion kanal kalsium atau mencegah masuknya ion kalsium sehingga mencegah eksositosis asetilkolin sehingga tidak berikatan dengan reseptor asetilkolin pada neuromuscular junction
  • 45. • Peningkatan kadar magnesium menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan pembuangan kalsium oleh ginjal. • Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
  • 46.
  • 47.
  • 48. MgSO440%vial No.I Aquabidestilata steril 25ccNo.I No.I No.I Spuit disposible25cc Needledisposible23G S imm
  • 49. IRON AND FOLIC ACID THERAPY IN PREGNANCY
  • 50. IRON REPLACEMENT THERAPY • Ferrous iron is best absorbed from the small intestine. • Iron deficiency is the most common cause of anaemia (e.g. malabsorption, menstrual, occult or gastrointestinal blood loss – always determine the cause). • For iron deficiency, 100–200 mg of elemental iron are given orally per day and continued until iron stores are replete, usually within three to six months.
  • 51. FOLIC ACID • Folic acid is given to correct or prevent deficiency states and prophylactically during pregnancy. • Folate deficiency may be due to : poor nutrition – in children, the elderly or those with alcoholism; malabsorption; excessive utilization – in pregnancy, chronic haemolytic anaemias (e.g. sickle cell disease) and leukaemias; anti- epileptic drugs (e.g. phenytoin). • The normal requirement for folic acid is about 200 μg daily.
  • 52. VITAMIN B12 • Vitamin B12 is needed for normal erythropoiesis and for neuronal integrity. Vitamin B12 is also involved in the control of folate metabolism, and B12 and folate are required for intracellular nucleoside synthesis. • Deficiency of vitamin B12 ‘traps’ folate as methylene tetrahydrofolate, yielding a macrocytic anaemia with megaloblastic erythropoiesis in the bone marrow, and possible neurological dysfunction, i.e. peripheral neuropathy, subacute combined degeneration of the spinal cord, dementia and optic neuritis.
  • 53. VITAMIN B12 AND FOLATE THERAPY • Healthy subjects require 3–5 μg of vitamin B12 and 200 μg of folate daily. • Vitamin B12 and folate are absorbed from the small intestine, and vitamin B12 is specifically absorbed from the terminal ileum. • T he most common cause of B12 or folate deficiency is dietary or malabsorption, or due to gastric surgery. • Drugs may cause vitamin B12 (e.g. metformin) or folate (e.g. phenytoin, other anti-epileptic drugs) deficiency.
  • 54.
  • 55.
  • 56. No. XIV Folic acid 400µg tab S 1 dd 1 R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV S 1 dd 1 R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV S 3 dd 1
  • 57. HIPEREMESIS GRAVIDARUM • Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. • Penatalaksanaan : Isolasi :kamar yang tenang T erapi psikologik Cairan parenteral Obat –obatan :tidak memberikan obat yang teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1 dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg. Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas : metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.
  • 58. No. X AnvomerB6 tab S 1 dd 1 prn ATAU R/ Vit aminB6 10mgtab No. XX S 3 dd 1 prn
  • 59.
  • 60. No. I No. I No. I No. I No. I Ondancetron4mgamp Ringerlactateinf fla b Spuit disposible3cc Abbocathno. 20 Cuminfus set S imm