Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi bawaan pada neonatus seperti labioskisis, atresia esofagus, atresia ani, Hirschprung, obstruksi billiaris, dan omfalokel. Secara garis besar dibahas mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya untuk masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
Dokumen tersebut membahas tentang uterotonika, yaitu obat-obat yang memberikan pengaruh kontraksi pada rahim atau uterus. Terdapat beberapa jenis uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin yang berfungsi untuk mempercepat persalinan atau menghentikan perdarahan pasca persalinan. Dokumen ini juga menjelaskan indikasi, kontraindikasi, mekanisme kerja, efek samping, serta sediaan dari berbagai j
Dokumen tersebut membahas beberapa kondisi bawaan pada neonatus seperti labioskisis, atresia esofagus, atresia ani, Hirschprung, obstruksi billiaris, dan omfalokel. Secara garis besar dibahas mengenai definisi, etiologi, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya untuk masing-masing kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang fetal distress dan asfiksia neonatorum. Fetal distress terjadi ketika janin mengalami hipoksia intrauterin yang berpotensi menyebabkan asfiksia pada saat kelahiran. Deteksi dini melalui pemantauan detak jantung janin dapat mencegah terjadinya asfiksia neonatorum yang berisiko menyebabkan kematian bayi baru lahir.
1. Kondom digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual. Terdapat berbagai jenis kondom untuk pria dan wanita.
2. Kondom bekerja dengan mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita. Ada beberapa langkah pemakaian kondom yang tepat untuk mendapatkan perlindungan maksimal.
3. Kondom efektif bila digunakan dengan benar, meskipun ada kemung
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
-
Kaji preferensi makanan pasien
-
Kaji kemampuan menelan pasien
-
Kaji kebutuhan nutrisi pasien
-
Kaji status gizi pasien
-
Kaji faktor yang mempengaruhi intake
-
Kaji kemampuan memasak keluarga
-
Kaji kemampuan ekonomi keluarga
-
Kaji kemampuan mengunyah pasien
-
Kaji kemampuan menelan
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, penyakit penipisan tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang sehingga mudah patah. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang dan disekresikan langsung ke dalam darah oleh kelenjar endokrin. Obat-obatan hormonal sintetik wanita meliputi obat anti tiroid, obat penguat kontraksi rahim seperti oksitosin, dan obat hormon estrogen serta progesteron seperti pil KB yang bekerja berdasarkan mekanisme masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang labiokisis, yaitu keadaan dimana bibir tidak bisa menutup karena adanya celah. Dokumen menjelaskan definisi, jenis, penyebab, manifestasi, komplikasi, penatalaksanaan, dan peran perawat dalam merawat pasien labiokisis. Dokumen ini memberikan informasi mengenai kondisi medis labiokisis beserta tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk merawat pasien tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen ini membahas tentang masa nifas atau masa post partum, yang merupakan masa setelah bayi dilahirkan dan plasenta keluar sampai 6 minggu berikutnya. Masa ini ditandai dengan pemulihan organ reproduksi ibu dan penyembuhan luka melahirkan. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan asuhan masa nifas untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melakukan skrining, memberikan edukasi, dan pelayanan keluarga ber
Dokumen tersebut membahas tentang swamedikasi untuk penyakit saluran pernafasan dan histamin, mencakup definisi penyakit seperti asma, batuk berdahak, batuk non-produktif, dan pilek beserta gejalanya. Juga diberikan informasi mengenai golongan obat, terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk masing-masing penyakit.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai cara menghitung tetesan infus dan contoh soal latihan terkait perhitungan kecepatan tetesan, volume cairan, dan waktu yang dibutuhkan. Terdapat juga rumus dan faktor tetes yang digunakan untuk perhitungan infus pada berbagai jenis set infus.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan terapi yang digunakan pada persalinan. Secara ringkas, dibahas tiga jenis agen uterotonika (oksitosin, alkaloid ergot dan derivatnya, serta prostaglandin) yang digunakan untuk merangsang kontraksi rahim, antihipertensi yang aman digunakan, dan magnesium sulfat sebagai anti kejang dan tokolitik.
1. Kondom digunakan untuk mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual. Terdapat berbagai jenis kondom untuk pria dan wanita.
2. Kondom bekerja dengan mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita. Ada beberapa langkah pemakaian kondom yang tepat untuk mendapatkan perlindungan maksimal.
3. Kondom efektif bila digunakan dengan benar, meskipun ada kemung
Dokumen tersebut membahas tentang tanda-tanda infeksi yang dapat dirasakan seperti nyeri, panas, pembengkakan, kemerahan, perubahan fungsi jaringan, dan timbulnya nanah. Tanda-tanda tersebut muncul karena respon tubuh berupa peningkatan aliran darah ke area infeksi untuk melawan patogen penyebab infeksi.
-
Kaji preferensi makanan pasien
-
Kaji kemampuan menelan pasien
-
Kaji kebutuhan nutrisi pasien
-
Kaji status gizi pasien
-
Kaji faktor yang mempengaruhi intake
-
Kaji kemampuan memasak keluarga
-
Kaji kemampuan ekonomi keluarga
-
Kaji kemampuan mengunyah pasien
-
Kaji kemampuan menelan
Pemberian obat dan cairanPemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan da...aulia rahmah
Pemberian obat – obatan dan cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan
Oral
Parenteral
Topikal
Inhalasi
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkn pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang osteoporosis, penyakit penipisan tulang yang ditandai dengan penurunan kepadatan dan kualitas tulang sehingga mudah patah. Dokumen ini menjelaskan penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan osteoporosis.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Hormon berasal dari bahasa Yunani yang berarti merangsang dan disekresikan langsung ke dalam darah oleh kelenjar endokrin. Obat-obatan hormonal sintetik wanita meliputi obat anti tiroid, obat penguat kontraksi rahim seperti oksitosin, dan obat hormon estrogen serta progesteron seperti pil KB yang bekerja berdasarkan mekanisme masing-masing.
Dokumen tersebut membahas tentang labiokisis, yaitu keadaan dimana bibir tidak bisa menutup karena adanya celah. Dokumen menjelaskan definisi, jenis, penyebab, manifestasi, komplikasi, penatalaksanaan, dan peran perawat dalam merawat pasien labiokisis. Dokumen ini memberikan informasi mengenai kondisi medis labiokisis beserta tindakan keperawatan yang perlu dilakukan untuk merawat pasien tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penggolongan, dan contoh obat-obat yang digunakan untuk mengobati diare. Obat-obat tersebut dikelompokkan menjadi kemoterapi, obstipansia, spasmolitik, dan adsorben. Contoh obat yang dibahas meliputi loperamid, atropin, tanin, karbon aktif, dan pectin beserta cara kerja masing-masing.
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Dokumen ini membahas tentang masa nifas atau masa post partum, yang merupakan masa setelah bayi dilahirkan dan plasenta keluar sampai 6 minggu berikutnya. Masa ini ditandai dengan pemulihan organ reproduksi ibu dan penyembuhan luka melahirkan. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan asuhan masa nifas untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, melakukan skrining, memberikan edukasi, dan pelayanan keluarga ber
Dokumen tersebut membahas tentang swamedikasi untuk penyakit saluran pernafasan dan histamin, mencakup definisi penyakit seperti asma, batuk berdahak, batuk non-produktif, dan pilek beserta gejalanya. Juga diberikan informasi mengenai golongan obat, terapi farmakologi dan non-farmakologi untuk masing-masing penyakit.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai cara menghitung tetesan infus dan contoh soal latihan terkait perhitungan kecepatan tetesan, volume cairan, dan waktu yang dibutuhkan. Terdapat juga rumus dan faktor tetes yang digunakan untuk perhitungan infus pada berbagai jenis set infus.
Dokumen tersebut membahas tentang obat dan terapi yang digunakan pada persalinan. Secara ringkas, dibahas tiga jenis agen uterotonika (oksitosin, alkaloid ergot dan derivatnya, serta prostaglandin) yang digunakan untuk merangsang kontraksi rahim, antihipertensi yang aman digunakan, dan magnesium sulfat sebagai anti kejang dan tokolitik.
Dokumen tersebut membahas tentang obat-obat uterotonika seperti alkaloid ergot, oksitosin, dan prostaglandin. Ketiga jenis obat tersebut dapat merangsang kontraksi otot polos uterus untuk mengeluarkan janin, mengontrol perdarahan, dan tujuan-tujuan kebidanan lainnya. Dokumen juga menjelaskan efek, indikasi, kontraindikasi, dan proses keperawatan ketiga jenis obat tersebut.
Hormon alami seperti oksitosin dan prostaglandin memainkan peran penting dalam persalinan dengan merangsang kontraksi rahim, sementara hormon lain seperti endorfin dan prolaktin membantu mengurangi rasa sakit dan memproduksi ASI. Berbagai macam obat induksi persalinan seperti oksitosin dan prostaglandin digunakan dengan mempertimbangkan dosis dan indikasi untuk memulai dan memperkuat proses persalinan secara aman dan normal."
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis obat yang dapat meningkatkan atau menurunkan kontraktilitas uterus. Obat-obat oksitosik seperti oksitosin dan alkaloid ergot digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus, sementara obat-obat tokolitik seperti prostaglandin, antagonis oksitosin, dan penyekat saluran kalsium digunakan untuk menurunkan kontraksi uterus. Dokumen juga membahas efek, indikasi, kont
Dokumen tersebut membahas tentang hormon-hormon wanita khususnya esterogen dan progesteron, siklus menstruasi, dan berbagai jenis kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik KB, dan implan. Secara khusus dijelaskan mengenai anatomi endometrium dan ovarium, disintesis dan fungsi esterogen dan progesteron, mekanisme kerja kontrasepsi hormonal, efek sampingnya, serta hubungan antara stres dengan siklus menstruasi.
Dokumen tersebut membahas tentang adaptasi fisiologis ibu nifas, kebutuhan nutrisi dan eliminasi, serta kebutuhan ambulasi, istirahat, dan olahraga pada masa nifas. Adaptasi fisiologis meliputi involusi rahim, lochia, dan perubahan sistem reproduksi, endokrin, kardiovaskuler, dan lainnya. Kebutuhan nutrisi meningkat untuk pemulihan dan produksi ASI, termasuk karbohidrat, protein, air, vitamin, dan mineral. Ibu
1. Dokumen tersebut membahas tentang hormon dan peranannya dalam tubuh, termasuk hormon kelamin, hormon pertumbuhan, hormon pankreas (insulin), dan hormon yang terkait dengan proses persalinan.
Video analisis karakteristik pembelajaran tentang pemeriksaan pH dan suhu tanah dinilai memiliki pesan yang jelas namun perlu dibagi menjadi dua video terpisah dan ditambahkan animasi serta subtitle untuk meningkatkan pemahaman peserta belajar.
Dokumen tersebut membahas tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang meliputi tiga hal utama: (1) proses oksigenasi yang terdiri atas ventilasi, difusi, dan transportasi, (2) faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, dan (3) gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi beserta tindakan untuk mengatasinya seperti pemberian oksigen dan pengisapan lendir.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar perawatan luka dalam praktik kebidanan, meliputi proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, teknik penjahitan luka dan pengangkatan jahitan. Secara khusus membahas tentang jenis-jenis luka, proses penyembuhannya, dan prinsip perawatan luka.
Perawatan pasca penjahitan robekan perineum penting untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi agar penyembuhan berjalan dengan baik. Perawatan meliputi membersihkan daerah perineum, mengompres dengan es untuk mengurangi pembengkakan, dan latihan otot dasar panggul untuk memperkuat daerah tersebut. Pemeriksaan berkala perlu dilakukan untuk memantau penyembuhan luka dan mendeteksi komplikasi dini
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka pasca operasi dan perineum. Secara garis besar, dokumen menjelaskan tentang pengertian, jenis, faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, prosedur merawat luka seperti mengangkat jahitan, mengganti balutan, serta perawatan luka perineum pasca persalinan untuk mencegah infeksi.
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan dan perawatan operasi, mulai dari pengkajian pra-operasi, persiapan fisik pasien, jenis-jenis anestesi, tahapan perawatan pra-operasi, intra-operasi dan pasca-operasi, serta prinsip-prinsip kebersihan dan asepsis yang harus dipenuhi di ruang operasi.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang berbagai posisi dan mobilisasi yang dapat dilakukan saat proses persalinan. Terdapat penjelasan mengenai posisi miring, setengah duduk, berbaring, jongkok, duduk, berlutut, merangkak, berdiri tegak, dan McRobert beserta keuntungan dan kekurangannya. Juga dijelaskan mengenai mobilisasi pada kala I, II, IV dan pasca sesar secara ringkas.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Modul ini membahas tentang pencegahan infeksi pada persalinan dan bayi baru lahir, meliputi metode cuci tangan, persiapan persalinan dan penerimaan bayi, pencegahan infeksi infus, dan pengolahan alat dan bahan.
Seorang perempuan berusia 24 tahun baru saja melahirkan 5 jam yang lalu. Ia mengeluhkan kesulitan menyusui karena puting susunya sulit terbenam. Pemeriksaan menunjukkan puting tampak datar tetapi dapat dikeluarkan dengan tekanan, IMD tidak berhasil. Diagnosis yang paling mungkin adalah retraksi puting.
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, s...AstriYuliaSariLubis1
Aspek sosial budaya yang berkaitan dengan BBL, Balita dan Anak Prasekolah, serta keluarga dan evidence based dalam ruang lingkup kesehatan ibu dan anak
Dokumen tersebut membahas peran keluarga dan masyarakat dalam kehamilan, persalinan, masa nifas, dan BBL. Keluarga berperan dengan memberikan dukungan kepada ibu hamil, sedangkan masyarakat membentuk kader kesehatan dan menyediakan fasilitas kesehatan. Pada masa persalinan dan nifas, keluarga dan masyarakat berperan dengan memberikan asuhan dan edukasi kesehatan. Masyarakat juga terlib
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
2. TOKOLITIK
• Tokolitik digunakan dalam terapi utama dalam
pencegahan persalinan .
• Tokolisis berguna sebelum usia kehamilan 32
minggu. Efektivitas tokolisis tergantung dari
kematangan dan dilatasi serviks. Bila serviks
belum matang, tokolisis lebih mungkin untuk
berhasil.
3.
4. Mekanisme kerja Nifedipin
sebagai tokolitik
• Uterine contractile activity is regulated by the increase in
intracellular Ca2+ concentration in the myometrial cells.
Voltage-gated Ca2+ channels (VGCCs) mediate the Ca2+
influx in response to membrane depolarization and
regulate intracellular processes such as contraction
5. Nifedipin merupakan golongan calcium antagonis .
Bekerja dengan cara menghambat
calcium ke dalam membrane sel,
masuknya
mencegah
lepasnya calcium dari reticulum sarkoplasma dan
mengurangi efek enzim calcium intrasel terhadap
interaksi aktin myosin sehingga menimbulkan relakssasi
otot polos termasuk myometrium, serta vasodilatasi
yang potensial.
6.
7. • The voltage dependent L-type calcium channels have
been identified in uterine myometrium by
electrophysiological, pharmacological and molecular
studies. They are responsible for the majority of the
observed calcium current in the human myometrium.
The Ca2+ channels are complex proteins composed of
five distinct subunits (α1, α2, β, δ and γ) encoded by
multiple genes
8. • Pada pemberian per oral nifedipin 90 %akan
diabsorpsi traktus gastrointestinal. Pemberian
bersama simetidin atau ranitdin meningkatkan
bioavaibilitas nifedipin.
• Metabolisme hampir seluruhnya dihepar dan eksresi
melalui ginjal. Onset tercapai kurang dari 20 menit
pada pemeberian per oral. Waktu paruh tercapai
dalam 2 –3 jam dan lama kerjanya sekali
pemberian 6 jam.
Dosis Nifedipin : 4 x 10 – 30 mg per oral (Short acting)
1x 20 – 30 mg per oral (long acting)
10. Definisi :
Oksitosik adalah obat yang mempunyai efek
seperti oksitosin
(efek oksitosin adalah merangsang kontraksi uterus)
Oksitosik adalah obat yang merangsang
kontraksi uterus
Istilah Lain adalah Uterotonik
(obat yang memperkuat kontraksi uterus)
11. Mekanisme pengeluaran oksitosin pada
proses Persalinan sbb :
Pada usia kehamilan aterm terjadi
tekanan terhadap servix uteri
menimbulkan rangsangan terhadap
hipothalamus rangsangan thd
Hyphofise sekresi oksitosin
pacuan/kontraksi uterus (terutama pada
fundus uteri) persalinan
12. Tiga Jenis Oksitosik yang Sering
Sering Digunakan di Obsgyn
1. Oksitosin dan derivatnya
2. Alkaloid Ergot dan derivatnya
3. Beberapa Prostaglandin semisintetik
13. Pemberian Agen Uterotonik
Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3
kelompok :oksitosin, alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk
berkontraksi lebih kuat pada akhir kehamilan,
saat persalinan, dan pada masa nifas (reseptor
oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja
cepat dengan masa laten di bawah 1 menit
setelah injeksi iv dan 2 – 4 menit setelah injeksi
im. Pemberian secara infus kontinu memberikan
respon cepat terhadap uterus secara perlahan
dan mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40
menit.
• Dosis & sediaan :10 unit iv atau im uterotonik
profilaksisrekomendasi WHO.
14. Pemberian Agen Uterotonik
• Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil
ergonovine) im atau iv ESO peningkatan tekanan
darah, nyeri. Dosis & sediaan metil ergometrine 0,2
mg im.
• Prostaglandin relaksasi otot serviks dan
meningkatkan kalsium intraselular sehingga
memfasilitasi kontraksi miometrium. Analog sintetik
PGE1 alamiah = misoprostol, dosis 600 µg per oral,
sediaan 200 µg.
16. Agen uterotonik yang umum digunakan ada 3 kelompok : oksitosin,
alkaloid ergot, prostaglandin.
• Oksitosin merangsang otot polos uterus untuk berkontraksi lebih
kuat pada akhir kehamilan, saat persalinan, dan pada masa nifas
(reseptor oksitosin di miometrium meningkat). Bekerja cepat
dengan masa laten di bawah 1 menit setelah injeksi iv dan 2 – 4
menit setelah injeksi im. Pemberian secara infus kontinu
memberikan respon cepat terhadap uterus secara perlahan dan
mencapai kondisi stabil dalam 20 – 40 menit.
• Dosis & sediaan : 10 unit iv atau im uterotonik profilaksis
rekomendasi WHO.
18. Oksitosin (1)
• Disimpan dan dilepaskan
(menyebabkan pengeluaran susu pada
oleh Hipofise posterior
wanita
menyusui krn adanya kontraksi sel mioepitelial
sekeliling alveoli mammae)
• Meningkatkan kekuatan & frekwensi kontraksi uterus
(biasanya pada fundus uteri untuk mengeluarkan janin
dan plasenta)
• Dipengaruhi oleh kondisi uterus hamil/tidak
• Pada kehamilan, sensitivitas uterus terhadap oksitosin
seiring dengan umur kehamilan, semakin bertambah
umur kehamilan semakin sensitive
19. Oksitosin (2)
• Oksitosin mengubah arus ion transmembran dalam sel
otot polos miometrium sehingga menyebabkan
kontraksi uterus terus menerus.
• Tidak sensitive pada kehamilan muda Tidak dapat
digunakan sebagai abortivum
• Jika diberikan per oral akan mudah dirusak oleh
kimotripsin
• Waktu paruh cepat ( 1 sampai beberapa menit)
20. Oksitosin (3)
Dosis :
• Dosis untuk induksi persalinan 10 mU/ml (10 U dalam 1
Ldextrose 5%)
• Diberikan per infuse secara bertahap
• 2 mU/mnt (0,2 ml/mnt = 3-4 tts/mnt) sambil dievaluasi kontraksi uterusnya
dan DJJ nya, setiap 15 mnt tetesan ditambah 3-4 tetes sampai maksimal 2
ml/mnt
• Total dosis maksimal 6.00 mU – 12.000 mU, rata-rata 4.000 mU
21. Oksitosin (4)
• Oksitosin dapat mendorong pengeluaran janin, dalam
hal ini oktisosin diberikan jika jalan lahir sudah
membuka
• Oksitosin dapat membantu pengeluaran plasenta
(diberikan jika kita yakin plasenta sudah lepas)
• Sediaan : hampir semua sediaan adalah sintetik
(Syntosinon, pitocin (10 U/ml)
22. Oksitosin (5)
• INDIKASI
o Induksi Partus Aterm
o Partus lama dan partus tak maju
o Mengontrol perdarahan
penggunaannya tergeser
post partum, sekarang
oleh ergonovin atau metil
ergonovin yang lebih cepat dan lama masa kerjanya serta
rendah toksisitasnya
o Menghilangkan pembengkakan payudara, biasanya
diberikan intranasal
23. Oksitosin (6)
• Kontra Indikasi
o Pada Kala I dan II bila persalinan dapat berlangsung
walaupun lambat
o Uterus abnormal
o Plasenta Previa
o Disproporsi kepala panggul
26. • Alkaloid ergot (metil ergometrine dan metil ergonovine) im
atau iv ESO peningkatan tekanan darah, nyeri. Dosis &
sediaan metil ergometrine 0,2 mg im.
• Prostaglandin relaksasi otot serviks dan meningkatkan
kalsium intraselular sehingga memfasilitasi kontraksi
miometrium. Analog sintetik PGE1 alamiah = misoprostol,
dosis 600 µg per oral, sediaan 200 µg.
27. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (1)
• Alkaloid ergot terdapat pada jamur Clavices
Purpurae yang terdapat pada gandum dan padi-
padian
• Dibagi 3 kelompok :
– Alkaloid asam amino dengan prototip Ergotamin
– Derivat dihidro alkaloid asam amino dengan prototip derivate
dihidro ergotamine
– Alkaloid amin dengan prototip ergonovin/ergometrin
28. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (2)
Farmakodinamik pada Uterus :
• Semua Alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus
• Ergonovin memberikan efek paling kuat dibanding
ergot lainnya
• Sensitivitas dipengaruhi oleh umur kehamilan, tetapi
pada uterus yang belum matur juga mampu
memberikan reaksi, meskipun tidak efektif
• Efek sebanding dengan dosis yang diberikan
29. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (3)
• Pada dosis rendah meningkatkan amplitude dan
frekwensi, diikuti relaksasi sempurna
• Pada dosis besar terjadi kontraksi tetanik dan
tonus tetap tinggi dalam keadaan istirahat
• Pada dosis sangat besar terjadi kontraktur yang
berlangsung lama.
• Dosis dan sediaan :
– Injeksi i.m. 0,2 – 0,3 mg diteruskan p.o. 0,2 mg
3x/hari selama 7-10 hari (untuk control
perdarahan post partum)
– Methergin (sandoz) 0,2 mg/ml & 0,125 mg tablet
– Ergometrin (Ethica) 0,152 mg/ml
30. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (4)
Farmakokinetik:
Ergotamin diabsorpsi secara lambat dan tidak sempurna
melalui saluran cerna.
Obat ini mengalami first pass metabolism sehingga kadar dalam
darah sangat rendah
Peak level dicapai dalam 2 jam. Pemberian bersama kafein
akan meningkatkan absorpsi
Dosis efektif IM adalah 1/10 dosis peroral, tp absorpsi lambat,
sekitar 20 menit
31. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (5)
Dosis IV adalah ½ IM, efek diperoleh dlm waktu 5
menit.
dimetabolisme
Ekskresi 90 % melalui empedu.
Sebagian kecil obat yg tidak
diekskresikan melalui urine dan feses
Metabolisme dan ekskresi ergonovin berlangsung lebih
cepat dari pada ergotamin.
32. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (6)
Indikasi :
• Pada persalinan untuk mengontrol perdarahan post
partum, obat yang dipakai ergonovin/ergometrin (paling
banyak)
• Untuk membantu involusi uterus lambat
• Untuk migren :
– Untuk migren memakai ergotamin
– Dapat parental ataupun peroral, efek parental lebih cepat
– Dosis Parenteral 0,2 – 0,5 mg, dapat diulang, tdk boleh lebih dari 1mg/24 jam
– Dosis peroral/sublingual 2 mg boleh diulang tiap 30 mnt tapi tidak boleh lebih
dari 10 mg/minggu.
33. Alkaloid Ergot &
Derivatnya (7)
• Kontra Indikasi
oKehamilan
oPenderita sepsis
oPenyakit pembuluh darah : arteritis,
arteriosklerosis, koroner, tromboflebitis.
34. Catatan :
Alkaloid Ergot dan derivatnya dahulu pernah
digunakan untuk membantu persalinan, tapi
sekarang tidak lagi sebab akan menimbulkan
kontraksi yang kuat dan lama
menyebabkan distress pada janin
36. Prostaglandin (1)
• Prostaglandin yang banyak digunakan untuk oksitosik
adalah PGE dan PGF
• Efek non konsisten (terutama pada PGE2)
• Kelebihannya, dapat merangsang uterus pada semua
umur kehamilan dapat digunakan untuk obortivum (
diberikan per injeksi intra amniotic)
• Jika diberikan local pada servix servix bisa matang
tanpa mempengaruhi motilitas uterus
37. Prostaglandin (2)
• Dosis dan sediaan
o Karbapros Prometamin ( 15 – metal PGF2, 250
ug/ml) suntikan awal 1 ml IM, diulang 1,5 –
3,5 jam.
o Dosis dapat dinaikkan sampai 500 ug dan
tidak boleh lebih dari 12 mg.
o Dinoproston (PGE2) tersedia dalam bentuk
vaginal supp.
38. Prostaglandin (3)
Indikasi :
• Induksi partus aterm, banyak efek samping samping
(muntah, diare, kram perut dll.), sekarang jarang dipakai
• Mengontrol perdarahan post partum
• Abortus terapeutik, (pada missed abortion, kematian
intra uterin, kehamilan mola dll) pemberian bisa
parenteral atau vaginal supp.
39. Antihipertensi (1)
• Obat antihipertensi yang relatif aman :
o Golongan Beta Bloker : atenolol, oksprenolol
o Golongan simpatolitik sentral : metildopa, klonidin
o Vasodilator : diazoksid, hidralazin
40. • Metildopa
Obat ini termasuk golongan α2-agonis
sentral yang mempunyai mekanisme kerja
dengan menstimulasi reseptor α2-adrenergik di
otak. Stimulasi ini akan
simpatik dari pusat
mengurangi aliran
vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan
perubahan parasimpatik akan
menurunkan denyut jantung, cardiac
output, resistensi perifer, aktivitas renin
plasma, dan refleks baroreseptor.
41. Antihipertensi (2)
• Obat yang tidak dianjurkan :
– Antagonis Kalsium : verapamil, diltiazem,
menyebabkan hipoksia fetal
– Diuretik : furosemid, HCT, Spironolakton
menyebabkan volume plasma berkurang & perfusi
utero plasenta berkurang
– Reserpin menyebabkan hilangnya termoregulasi
– Penyekat neuroadrenergik : guanetidin, debrisokuin
menyebabkan penurunan perfusi uteroplasental
– ACE Inhibitor : kaptopril, enalapril meningkatkan
angka mortalitas janin.
42. • Obat antihipertensi yang harus dihindari pada
kehamilan adalah obat antihipertensi golongan
ACE inhibitor (misalnya captopril, lisinopril).
• penggunaan ACE inhibitor pada trimester pertama
akan meningkatkan risiko malformasi sistem saraf
pusat dan kardiovaskuler pada janin.
• obat antihipertensi golongan diuretika seperti HCT
tidak menyebabkan malformasi janin akan tetapi
dapat menghalangi ekspansi volume fisiologis
normal sehingga tidak direkomendasikan untuk
digunakan pada kehamilan.
44. • MgSO4 dipakai sebagai anti kejang pada penderita
preeklamsia yang juga bersifat sebagai tokolitik
• MgSO4 mempunyai mekanisme kerja
• MgSO4 berperan sebagai antagonis kalsium dengan
cara menutup ion kanal kalsium atau mencegah
masuknya ion kalsium sehingga mencegah eksositosis
asetilkolin sehingga tidak berikatan dengan reseptor
asetilkolin pada neuromuscular junction
45. • Peningkatan kadar magnesium
menyebabkanhipokalsemia melalui penekanan
sekresi hormon paratiroid dan melalui peningkatan
pembuangan kalsium oleh ginjal.
• Magnesium sulfat juga dapat mencegah kejang
pada pre-eklampsi dan eklampsi melalui blockade
reseptor N-methyl-D-aspartate (NMDA)
50. IRON REPLACEMENT THERAPY
• Ferrous iron is best absorbed from the small
intestine.
• Iron deficiency is the most common cause
of anaemia (e.g. malabsorption, menstrual,
occult or gastrointestinal blood loss – always
determine the cause).
• For iron deficiency, 100–200 mg of elemental
iron are given orally per day and continued
until iron stores are replete, usually within
three to six months.
51. FOLIC ACID
• Folic acid is given to correct or prevent
deficiency states and prophylactically during
pregnancy.
• Folate deficiency may be due to : poor
nutrition – in children, the elderly or those with
alcoholism; malabsorption; excessive utilization
– in pregnancy, chronic haemolytic anaemias
(e.g. sickle cell disease) and leukaemias; anti-
epileptic drugs (e.g. phenytoin).
• The normal requirement for folic acid is about
200 μg daily.
52. VITAMIN B12
• Vitamin B12 is needed for normal erythropoiesis and
for neuronal integrity. Vitamin B12 is also involved in
the control of folate metabolism, and B12 and folate
are required for intracellular nucleoside synthesis.
• Deficiency of vitamin B12 ‘traps’ folate as methylene
tetrahydrofolate, yielding a macrocytic anaemia with
megaloblastic erythropoiesis in the bone marrow, and
possible neurological dysfunction, i.e. peripheral
neuropathy, subacute combined degeneration of the
spinal cord, dementia and optic neuritis.
53. VITAMIN B12 AND
FOLATE THERAPY
• Healthy subjects require 3–5 μg of vitamin B12 and 200
μg of folate daily.
• Vitamin B12 and folate are absorbed from the small
intestine, and vitamin B12 is specifically absorbed from
the terminal ileum.
• T
he most common cause of B12 or folate deficiency is
dietary or malabsorption, or due to gastric surgery.
• Drugs may cause vitamin B12 (e.g. metformin) or folate
(e.g. phenytoin, other anti-epileptic drugs) deficiency.
54.
55.
56. No. XIV
Folic acid 400µg tab
S 1 dd 1
R/ Vitamin B12 1000mcgtab No. XIV
S 1 dd 1
R/ Sulfasferosus 300mgtab No. XLV
S 3 dd 1
57. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
• Perasaan mual dan muntah disebabkan oleh
karena meningkatnya kadar hormon estrogen
dan HCG dalam serum.
• Penatalaksanaan :
Isolasi :kamar yang tenang
T
erapi psikologik
Cairan parenteral
Obat –obatan :tidak memberikan obat yang
teratogen. Sedativa :phenobarbital. Vitamin :B1
dan B6. Antihistamin :dimenhidrinate 50 mg.
Preparat lain :pyrathiazine. Antivomitas :
metoclopramid 10 mg, ondancetron 4 mg.