Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar perawatan luka dalam praktik kebidanan, meliputi proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, teknik penjahitan luka dan pengangkatan jahitan. Secara khusus membahas tentang jenis-jenis luka, proses penyembuhannya, dan prinsip perawatan luka.
2. MATERI:
• KONSEP DASAR PERAWATAN LUKA
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
– PROSESPENYEMBUHAN LUKA
– FAKTOR YG MEMENGARUHI
PENYEMBUHA N LUKA
• PENJAHITAN LUKA
• MENGANGKAT JAHITAN
4. PENGERTIAN LUKA
• Luka adalah suatu gangguan dari kondisi
normal pada kulit
• luka adalah kerusakan kontinuitas kulit,
mukosa membran dan tulang atau organ
tubuh lain
• Luka adl terputusnya kontinuitas jaringan
krn cedera atau pembedahan
• Keadaan luka dapat dilihat dari berbagai sisi
5. KEADAAN LUKA
•Rusak tidaknya jaringan yang ada pada
permukaan
•Sebab terjadinya luka
•Luas permukaan luka
•Ada atau tidaknya mikroorganisme.
6.
7. JENIS-JENIS LUKA
a. Berdasarkan sifat kejadian
b. Berdasarkan penyebabnya
d. Berdasarkan kedalaman & luasnya
luka
c. Berdasarkan tingkat kontaminasi
e. Berdasarkan waktu penyembuhan
luka
8. JENIS-JENIS LUKA
a. Berdasarkan sifat kejadian
1.luka disengaja (luka terkena radiasi
atau bedah)
2.luka tidak disengaja (luka terkena
trauma) => luka tertutup & terbuka
9. JENIS-JENIS LUKA
1. Luka mekanik : insisi, memar,
lecet, tusuk, luka gigitan, dll
2. Luka non mekanik: akibat zat
kimia, radiasi, listrik
b. Berdasarkan penyebabnya
10. JENIS-JENIS LUKA
1. Clean Wounds
2. Clean-contamined Wounds
3. Contamined Wounds
4. Dirty or Infected Wounds
c. Berdasarkan tingkat kontaminasi
11. Tingkat Kontaminasi Luka
Luka bersih
▶ Luka bersih adalah luka bedah tidak
terinfeksi dimana tidak terdapat
inflamasi. seluran pernapasan,
pencernaan, genitalia, atau saluran
kemihyang terinfeksi tidak dimasuki.
Luka bersih biasanya dijahit tertutup,
jika diperlukan dengan sistem darinase
tertutup. Kemungkinan relatif terjadinya
infeksi luka adalah 1% sampai 5%.
12. Luka kontaminasi bersih
▶ Luka kontaminasi bersih adalah luka
bedah dimana saluran pernapasan,
pencernaan, genitalia, atau perkemihan
dimasuki di bawah kondisi yang
terkontrol; tidak terdapat kontaminasi
yang tidak lazim. Kemungkinan relatif
infeksi luka adalah 3% sampai 11%.
13. Luka terinfeksi
▶ Luka ini mencakup luka terbuka, baru,
luka akibat kecelakaan, dan prosedur
bedah dengan pelanggaran dalam
teknik aseptik atau semburan banyak
yang keluar dari saluran
gastrointestinal; termasuk dalam
katagori ini adalah insisi dimana
terdapat inflamasi akut, non purulen.
Kemungkinan relatif dari infeksi luka
adalah 10% sampai 17%.
14. Luka kotor atau terinfeksi
▶ Luka kotor adalah luka dimana organisme
yang menyebabkan infeksi pasca operatif
terdapat dalam lapang operatif sebelum
pembedahan. Hal ini mencakup luka
traumatik yang sudah lama dengan
jaringan yang terkelupas tertahan dan luka
yang melibatkan infeksi klinik yang sudah
ada atau visera yang mengalami perforasi.
Kemungkinan relatif infeksi luka adalah
lebih dari 27%.
15. JEN IS-JENISLUKA
1. Stadium I :
epidermis
2. Stadium II :
epidermis –
bag.atas dermis
d. Berdasarkan kedalaman&luasnya
16. 3. Stadium III :
epidermis,
dermis dan fasia,
tdk kena otot
4. Stadium IV :
lapisan otot,
tendon dan
tulang dengan
adanya destruksi
luas.
d. Berdasarkan kedalaman & luasnya
17. d. Berdasarkan kedalaman & luasnya
(The UK consencious clasiffication of
pressure sores yang diadaptasikan)
STADIUM DESKRIPSI
1 PERUBAHAN WARNA PD KULIT
SEHAT, KEMERAHAN, LAPISAN
EPIDERMIS MASIH UTUH
2 KEHILANGAN LAPISAN KULIT,
KEHANCURAN PD LAPISAN
EPIDERMIS DAN DERMIS
18. d. Berdasarkan kedalaman&luasnya
(The UK consencious clasiffication of
pressure sores yang diadaptasikan)
STADIUM DESKRIPSI
3 KEHILANGAN KULIT YG MELIBATKAN
KERUSAKAN ATAU NEKROSIS JARINGAN
SUBKUTAN TANPA MELIBATKAN TULANG,
TENDON DAN KAPSUL SENDI
4 KEHILANGAN KULIT AKIBAT KERUSAKAN
BESAR YG LUAS DAN JARINGAN NEKROTIK
DENGAN MELIBATKAN TULANG, TENDON
DAN KAPSUL SENDI
19. JENIS-JENIS LUKA
• 1. Luka akut
• 2. Luka kronis
e. Berdasarkan waktu penyembuhan
luka
20. Proses penyembuhan luka
Menurut Smeltzer & Suzanne, (2002)
▶ Beragam proses seluler yang saling
tumpang tindih dan terus menerus
memberikan kontribusi terhadap
pemulihan luka yaitu regenerasi sel,
proliferasi sel,dan pembentukan kolagen.
Respon jaringan terhadap cidera
melewati beberapa fase, fase inflamasi,
proliferasi, dan maturasi.
22. FasePenyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka sesuai fase inflamasi (6 jam
setelh kecelakaan), fase proliferatif (hari pertama dan hari
kedua), dan fase maturasi (Hari ke tujuh)
23. Fase inflammatory dimulai setelah
pembedahan dan berakhir hari ke 3 –
4 pasca operasi.
Dua tahap dalam fase ini adalah
Hemostasis dan Pagositosis.
Tjd perdarahan, penyempitan aliran
darah.
a. Fase Inflammatory
24. • Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan
berakhir pada hari ke-21.
• Fibroblast secara cepat mensintesis
kolagen. Substansi ini membentuk
lapis-lapis perbaikan luka.
• Terbentuk serat2 putih, pembuluh
darah baru pd daerah luka
b. Fase Proliferative
25. • Fase akhir dari penyembuhan, dimulai
hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1
– 2 tahun setelah luka.
• Kollagen baru menyatu, menekan
pembuluh darah dalam penyembuhan
luka, sehingga bekas luka menjadi rata,
tipis.
• Terbentuk jaringan baru
c. Fase Maturasi
26. • Fase akhir dari penyembuhan, dimulai
hari ke-21 dan dapat berlanjut selama 1
– 2 tahun setelah luka.
• Kollagen baru menyatu, menekan
pembuluh darah dalam penyembuhan
luka, sehingga bekas luka menjadi rata,
tipis.
c. Fase Maturasi
27. Faktor-Faktor yang mempengaruhi
penyembuhan luka.
1. Keadaan Luka
Penjahitan kembali luka yang kurang tepat
akan mempengaruhi proses penyambungan
luka. Pembalutan yang terlalu kencang akan
menghambat hantaran nutrisi dan oksigen ke
jaringan yang luka.Terdapatnya benda asing
yang akan menyebabkan penolakan oleh
sel/jaringan sehingga menghambat
penyambungan.Penumpukan drainage akan
menekan dan meregangkan jaringan luka.
28. 2.Vaskularisasi
• Adanya perdarahan/hipovolemia akan
mempengaruhi homeostasis yang
sangat diperlukan pada fase akut
terjadinya luka yaitu sebagai
kompensasi, juga untuk mensuplai
oksigen dan nutrisi.
29. Nutrisi
• Kekurangan vitamin C menghalangi
hidroksilasi prolin dan lysine, sehingga
kolagen tidak dikeluarkan oleh fibroblast.
• Seng diperlukan dalam proses
penyembuhan pada luka bakar yang parah,
trauma atau sepsis, tetapi aksinya belum
diketahui dengan jelas
30. Medikasi
• Immunosupresan: akan menurunkan
daya tahan tubuh sehingga luka akan
cenderung terjadi infeksi. 5-fluorasil,
metotrexat, sklofosfamid dan mustard
akan menghalangi penyembuhan luka
dengan menekan pembelahan
fibroblast dan sintesis kolagen.
31. Stresor Luka
• Adanya peregangan terhadap luka atau
jahitan antara lain : muntah, maneuver
valsava, batuk kuat, mengejan,
aktivitas berlebihan.
• Penyakit sistemik : gagal ginjal,
penyakit hepar, sepsis, dll
32. Prinsip Penyembuhan Luka
1. Kemampuan tubuh untuk menangani
trauma jaringan (dipengaruhi oleh
luasnya kerusakan dan keadaan umum
kesehatan tiap orang)
2. Respon tubuh pada luka lebih efektif jika
nutrisi yang tepat tetap dijaga
3. Respon tubuh secara sistemik pada
trauma
33. Prinsip Penyembuhan Luka
4.Aliran darah ke dan dari jaringan yang
luka
5.Keutuhan kulit dan mukosa membran
disiapkan sebagai garis pertama untuk
mempertahankan diri dari mikroorganisme
6.Penyembuhan normal ditingkatkan ketika
luka bebas dari benda asing termasuk
bakteri.
34. • pada dasarnya = perawatan luka
pada umumnya.
• Hal yang berbeda adalah perlakuan
pada kasus luka gores (lacerated
wound): luka pada uterus, cerviks,
mukosa vagina & perineum, yang
meliputi teknik penjahitan yang
dilakukan dan perawatan luka.
Perawatan Luka
dalam Praktik Kebidanan
35. Masalah Yang Terjadi Pada
Luka Bedah Kebidanan
▶ Perdarahan
▶ Infeksi
▶ Dehiscene atau pecahnya luka
secara sebagian atau keseluruhan
49. VICRYL* Rapide
Absorption Profile
▶ Initial strength equivalent to silk
▶At 5-6 days, 50% strength remains
▶At 14 days, strength is lost
▶ Mass is absorbed by 42 days
▶ Silk
- Non Absorbable
- Tissue reaction
- Dlm wkt lama benda asing
50. VICRYL* Rapide
The Suture for the Skin
SYNTHETIC Predictable absorption
Minimal tissue reactions
FAST
ABSORPTION
No foreign body after 6 weeks
No need to remove sutures
BRAIDED Good handling & knotting
As strong as silk intially
COATING Smooth passage through
tissue
Easy knot adjustment
Minimises multifilament
problems
51. ▶ Initial strength is double that of Chromic Gut
▶ At 7 days : 50 – 60% tensile strength remains
▶ At 14 days : 20 – 30% tensile strength remains
▶ At 21 days : T
ensile strength is effectively lost
▶ Absorption of mass 90 – 120 days
MONOCRYL*
Absorption Profile
52. Coated VICRYL*
Absorption Profile
: 28 – 35 days
: 56 – 70 days
▶ Wound Support
▶ Absorption of mass
▶ Strength Retention:
▶At 14 days
▶At 21 days
: 65% tensile strength remains
: 40% (Gauge 6/0 and larger)
30% (Gauge 7/0 and smaller)
58. USP Gauge Metric
Gauge
Code number
Denotes Easy
Access packaging
Sterilisation Method
Manufacture
& Expiry date
Product description
& colour
Needle
description
Length
IDENTIFICATION OF MARKINGS
59. Packaging – Foil Pack
(Easy Access)
▶ Robek pada
petunjuk panah
▶ Buka penutup dan
pegang jarum dg
nald voerder
▶ Bentangkan jarum
dan nald voerder
▶ Tarik keseluruhan
benang
60.
61.
62. Pengertian
Merupakan tindakan yang dilakukan
untuk mengangkat jahitan luka bedah
atau mengambil jahitan pada luka
bedah dengan cara memotong simpul
jahitan, yang bertujuan mencegah
infeksi silang dan mempercepat proses
penyembuhan luka
63. Persiapan Alat
Seperangkat peralatan steril dalam
tempatnya (misalnya dalam duk steril
atau bak instrumen) yang terdiri dari :
▶ Pinset anatomi
▶ Pinset chirurgi
▶ Gunting lurus
▶ Kapas lidi
▶ Kasa steril
▶ Sarung tangan steril
▶ Mangkok (kom) kecil
64. L.a.n.j.u.t.a.n.
Peralatan tidak steril yang terdiri dari :
⦿ Gunting verband
⦿ Plester
⦿ Alkohol 70 % atau bensin dalam t4nya
⦿ Bengkok (Nierbekken)
⦿ Kain pembalut a/ verband secukupnya
⦿ Obat disinfektan (bethadin, savlon, dll)
⦿ Obat luka sesuai kebutuhan
66. Pelaksanaan
⦿ Cuci tangan
⦿ Posisi pasien disiapkan sesuai kebutuhan
⦿ Gunakan sarung tangan steril
⦿ Balutan lama dibuka dan dibuang
ketempat sampah
⦿ Luka dibersihkan dengan kasa yang
dibasahi larutan disinfektan dan
dilakukan satu arah dari dalam keluar,
lakukan hingga bersih.
⦿ Kapas kotor dibuang ke tempatnya.
67. La.n.j.u.t.a.n.
⦿ Simpul jahitan ditarik sedikit keatas
secara hati-hati dengan memakai pinset
chirurgi/anatomi, sehingga benang yang
berada dalam kulit kelihatan. Benang ini
digunting dan ditarik hati-hati, kemudian
dibuang ke kasa yang disediakan.
⦿ Tekan daerah luka hingga tidak ada
⦿ Berikan obat luka
⦿ Luka ditutup secukupnya dengan kasa
steril dan kering, lalu diplester atau
dibalut.
70. Pengertian
Merupakan tindakan untuk
merawat luka dan melakukan
pembalutan, dengan tujuan
mencegah infeksi silang (masuk
melalui luka) dan mempercepat
proses penyembuhan luka
71. Persiapan Alat
Seperangkat peralatan steril dalam
tempatnya (misalnya dalam duk steril
atau bak instrumen) yang terdiri dari :
▶ Pinset anatomi
▶ Pinset chirurgi
▶ Kapas lidi
▶ Kasa steril
▶ Sarung tangan steril
▶ Mangkok (kom) kecil
72. L.a.n.j.u.t.a.n.
Peralatan tidak steril yang terdiri dari :
⦿ Gunting verband
⦿ Plester
⦿ Alkohol 70 % atau bensin dalam t4nya
⦿ Bengkok (Nierbekken)
⦿ Kain pembalut a/ verband secukupnya
⦿ Obat disinfektan (bethadin, savlon, dll)
⦿ Obat luka sesuai kebutuhan
73. Prosedur Kerja
⦿ Persiapan Pasien
Pasien diberi penjelasan
tentang hal-hal yang akan
dilakukan, dan posisi pasien
diatur sesuai kebutuhan.
74. Pelaksanaan
▶ Cuci tangan
▶ Balutan lama dibuka dan dibuang
ditempat sampah.
▶ Pakai handschoen steril
▶ Luka dibersihkan dengan kasa
yang dibasahi dengan larutan
disinfektan, dan dilakukan satu
arah dari dalam keluar.
75. L.a.n.j.u.t.a.n.
▶ Kasa kotor dibuang ditempat
sampah.
▶ Luka diberi obat yang telah
ditentukan.
▶ Luka ditutup secukupnya dengan
kain kasa steril dengan
menggunakan pinset steril.
Usahakan serat kasa jangan
melekat pada luka.
76. L.a.n.j.u.t.a.n.
▶ Luka dibalut atau diplester
secara rapi .
▶ Setelah selesai pasien dirapikan
▶ Peralatan dibersihkan,
dibereskan dan dikembalikan ke
tempat semula.
▶ Cuci tangan