SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
`
Get Homework/Assignment
Done
Homeworkping.com
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
CASE REPORT
Morbili
Disusun Oleh:
Gilang Gumilang - 0915186
Pembimbing:
dr. Bambang Sp.A
`
SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2014
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama penderita : Sayla F.R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 13 bulan
Kiriman dari : IGD
Diagnosa masuk : Morbili + Febris
Tanggal dirawat : 17 Agustus 2014
Tanggal diperiksa : 17 Agustus 2014
AYAH Nama : Denny R.B
Umur : 35 tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan BUMN
Penghasilan : Rp 4.000.000,00
`
Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak,
Kec.Margahayu, Bandung
IBU Nama : Rizkyawati
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : PRT
Penghasilan : -
Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak,
Kec.Margahayu, Bandung
II. ANAMNESIS
Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien pada tanggal 18 Agustus 2014.
Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh
Riwayat Perjalanan Penyakit :
 Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh
tubuh
 Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, datang dengan keluhan
bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari
yang lalu. Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun
menyebar ke telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki.
Pasien sering menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan
semakin bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5
hari yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat.
Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan
terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit
`
kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan
dirasakan menurun.
 Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku
terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu
parah. Riwayat immunisasi lengkap.
 Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien
maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat
maupun makanan.
 Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada
keluhan.
 Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami keluhan
serupa selama ini.
 Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami
keluhan serupa.
 Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami
keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah.
Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa
dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap
apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh.
Riwayat kehamilan dan persalinan
 Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 anak, lahir hidup: 2, lahir mati: -.
 Lahir aterm, spontan, ditolong oleh bidan.
 Berat badan lahir: 2800 gram. Panjang badan lahir: 47 cm.
Tumbuh kembang anak
Pasien tersenyum pada usia 1 bulan, dan berbalik pada usia 3 bulan.
Susunan keluarga
`
No Nama Umur L/P
Hubungan keluarga, sehat, sakit,
meninggal
1. Denny R.B 35 tahun L Ayah
2. Rizkyawati 28 tahun P Ibu
3. Amelia 6 tahun P Anak I
4. Sayla 13 bulan L Anak II (pasien)
Imunisasi
Dasar Ulangan Anjuran
1. BCG Lahir - 6. HiB -
2. DPT 1 4 6 - - - 7. MMR -
3. Polio lahir 2 4 - - - 8. Hep A -
4. Hep.B lahir 1 6 - - - 9. Cacar air -
5. Campak 9 -
Makanan
Pukul 06.00:ASI
Pukul 08.00:Bubur saring
Pukul 12.00:ASI
Pukul 14.00:ASI
Pukul 18.00:Bubur Cerelac
Pukul 21.00:ASI
Penyakit Dahulu
• Diare : ( + )
• Difteri :( - )
• Campak : ( - )
• Batuk pilek :( + )
• Tifus perut :( - )
• Pneumonia : ( - )
• Tetanus : ( - )
• Ginjal : ( - )
• Hepatitis : ( - )
• TBC :( - )
• Asma :( - )
• Kejang :( - )
• Batuk rejan : ( - )
• Cacar air : ( - )
• Lainnya : ( - )
Riwayat Penyakit Keluarga
`
• Asma : + (nenek)
• Penyakit darah : -
• TBC : -
• Ginjal : -
• Kencing manis : -
• Lainnya : -
ANAMNESA SOSIAL
Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik.Sumber air untuk
mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan
sekitar.Sumber air minum dari air galon.Rumah memiliki jamban sendiri dan
pembuangan ke sungai.Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu
sekali.Tidak ada wabah penyakit di lingkungan rumah.
III. PEMERIKSAAN FISIK*
Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014 di Abednego:
3.1 Keadaan Umum
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan sakit : Sakit sedang
• Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa
• Ekspresi Wajah : Lemas
3.2 Tanda-tanda Vital
• Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup.
• Suhu tubuh aksiler : 37,8O
C (ketiak)
• Pernafasan : 44 x/menit
• Tekanan darah : - mmHg
3.3 Pengukuran
• Umur : 13 bulan
• Berat badan : 8,7 kg
• Tinggi badan : 75 cm
• *BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1)
Status gizi : Normal
3.4 Pemeriksaan Sistematik
• Kulit : makula eritromatous (+) diseluruh tubuh, sianosis (-)
• Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
• Kepala : bentuk dan ukuran simetris,ubun-ubun normal
• Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- mata berair
+/+
• Hidung : PCH -/-, sekret hidung -/-
• Telinga : sekret -/-
• Mulut : mukosa mulut basah, koplik spot (+)
• Leher : KGB leher tidak teraba membesar
Thorax
• Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal -/-
• Palpasi : pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus positif
normal
• Perkusi : sonor, kiri = kanan
• Auskultasi : VBS +/+, Ronki +/+, Wheezing +/+
Jantung
• Bunyi jantung murni, S1, S2, reguler, murmur (-)
Abdomen
• Inspeksi : Datar
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien dalam batas normal.
• Perkusi : Timpani
Ekstremitas
• Akral hangat, CRT < 2 detik
Pemantauan TTV pagi-siang-sore
17/08/2014 Pagi Siang Sore
Nadi - - 124 x/menit
Respirasi - - 44 x/menit
Suhu - - 37,8⁰C
18/06/2014 Pagi Siang Sore
Nadi 100 x/menit 100 x/menit 100 x/menit
Respirasi 30 x/menit 40 x/menit 30 x/menit
Suhu 36,4⁰C 37,8⁰C 36,2⁰C
19/06/2014 Pagi Siang Sore
Nadi 132 x/menit 132 x/menit 136 x/menit
Respirasi 30 x/menit 30x/menit 30 x/menit
Suhu 36,3⁰C 36,0⁰C 36,7⁰C
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014):
Hasil Nilai normal Keterangan
Hemoglobin
Hematokrit
12,4 g/dL
36,8%
10,1 - 13,0g/dL
35-45%
Normal
Normal
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV
MCH
7.21/mm3
165.000
4.8juta/mm3
76fL
26pg/mL
6000 - 18.000/mm3
200-550 10^3/mm3
3.6-5.2juta/mm3
80-100fL
26-34
Normal
Menurun
Normal
Menurun
Normal
MCHC 34 g/dL 32-36g/dL Normal
Pemeriksaan Radiologi (18 Agustus 2014) :
Pada foto thoraks ditemukan:
Cor normal, diafragma normal, sinus normal.
Pulmo : hilus kanan dan kiri kasar, corakan paru bertambah.
Tampak bercak lunak di paracardial kanan.
Kesan :Bronkopneumonia kanan.
IV. RESUME
 Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, BB 8,7kg, TB 75cm ,
status gizi normal, datang ke IGD RSI dengan keluhan bercak bercak
kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu.
Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun menyebar ke
telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki. Pasien sering
menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan semakin
bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5 hari
yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat.
Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan
terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit
kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan
dirasakan menurun.
 Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku
terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu
parah. Riwayat immunisasi lengkap.
 Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien
maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat
maupun makanan.
 Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada
keluhan.
 Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami
keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah.
Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa
dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap
apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh.
Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014:
Keadaan Umum
• Keadaan sakit : Sakit sedang
• Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa
• Ekspresi Wajah : Lemas
Tanda-tanda Vital
• Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup.
• Suhu tubuh aksiler : 37,8O
C (ketiak)
• Pernafasan : 44x/menit
Pengukuran
• Umur : 13 bulan
• Berat badan : 8,7 kg
• Tinggi badan : 75 cm
• BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1)
• Status gizi : Normal
Pemeriksaan Sistematik
• Mulut : mukosa mulut basah, koplik spot (+)
Thorax
• Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal -/-
• Auskultasi : VBS +/+, Ronki +/+, Wheezing +/+
Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014) ditemukan trombositopenia.
- Pemeriksaan foto thoraks (18 Agustus 2014) terlihat hilus kanan dan kiri
kasar, corakan paru bertambah. Tampak bercak lunak di paracardial kanan.
Kesan :Bronkopneumonia kanan.
-
V. DIAGNOSIS BANDING
• Morbili disertai bronkopneumonia kanan
• DHF
VI. USULAN PEMERIKSAAN
• Serologis titer morbili spesifik Igm – IgG
• kultur sputum
• kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab)
• IgM dan IgG anti dengue
VII. DIAGNOSIS
• Diagnosis kerja :
O Morbili dengan bronkopneumonia kanan
• Status gizi :
O Normal
VIII.PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Diet ASI/PASI
Infus KN4B setiap hari
Medikamentosa
Kalfoxim 125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg iv 3 x 1
Kalmetason 1mg iv 3 x 1
Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop 0,5mg po 1x1
Caladine lotion 3 x 1 ue
Mercopen drop 10gtt 3 x 1
IX. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
X. PENCEGAHAN
1. Imunisasi campak / MMR
2. Bagi anak yang terkena istirhat di rumah.
3. Konsumsi makanan sehat dan bergizi
Follow up
Tanggal S O A P
17 Juni
2014
Demam
+
Bercak
merah +
Nafsu
makan –
N:124 x/m
R: 44 x/m
S: 36,60
C
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH +/+
Leher : KGB ttm
Morbili + febris Infus KN4B
1000 cc / hari
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh +/+, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
18
Agustus
2014
Demam
-
Bercak
merah +
Nafsu
makan –
Mencret 1x
N:120 x/m
R: 30 x/m
S: 36,20
C
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH -/-
Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh -/-, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Morbili dengan
bronkopneumonia
kanan
Infus KN4B
1000 cc / hari
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
19
Agustus
2014
Demam
-
Bercak
kemerahan
N:120 x/m
R: 38 x/m
S: 36,30
C
Morbili dengan
bronkopneumonia
kanan
Infus KN4B
1000 cc / hari
Nafsu
makan
normal
KU: compos
mentis
Kepala:
CA -/- SI -/-
Hidung : PCH -/-
Leher : KGB ttm
Mulut : mukosa
basah
Thorax:
B/P simetris,
retraksi
intercostal -
Cor: BJM regular,
murmur –
Pulmo: VBS +/+,
Rh -/-, Wh +/+
Abdomen: datar,
soepel, BU +, NT
Hepar & lien sulit
dinilai
Ext hangat
Kalfoxim
125mg iv 3 x 1
Mikasin 50mg
iv 3 x 1
Kalmetason
1mg iv 3 x 1
Tempra syr po
prn 3 x 1/2 cth
Tiris drop
0,5mg po 1x1
Caladine lotion
3 x 1 ue
Mercopen 10gtt
po 3 x 1
PEMBAHASAN
Definisi
Campak atau rubeola adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruang pada kulit. Campak juga
dikenal dengan nama morbili atau morbilli adan rubeola(bahasa Latin), yang
kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa
Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris.5
Etiologi
Morbili disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus
morbilivirus. Virus ini menyebar secara tidak langsung melalui batuk dan bersin,
atau langsung melalui kontak langsung dengan cairan lesi. Faktor risiko yang
mendukung terinfeksi virus morbili adalah imunodefisiensi, malnutrisi dan
defisiensi vitamin A.4
Epidemiologi
Dilaporkan kasus morbili di Amerika Serikat pada tahun 1940-an terjadi
55.000 kasus dan berkurang rata-rata 83 kasus dari tahun 2001-2011. Peningkatan
vaksinasi dan kontrol terhadap morbili di Amerika pada tahun 2000, telah
menurunkan kasus morbili. Di negara berkembang, morbili mempengaruhi 30
juta anak dalam setahun dan menyebabkan 1 juta kematian.
Patofisiologi
Infeksi virus morbili terjadi selama akhir musim dingin dan musim semi,
infeksi ditularkan melalui udara. Pada awal infeksi, virus akan memperbanyak diri
di trakea dan sel epitel bronkial. Setelah 2-4 hari, virus morbili menginfeksi
jaringan limfatik lokal, dibawa oleh makrofag paru, amplifikasi virus morbili pada
kelenjar getah bening regional, virus menyebar melalui darah ke berbagai organ
sebelum akhirnya muncul ruam. Infeksi virus morbili menyebabkan penekanan
sistem imun, ditandai dengan penurunan hipersensitivitas tipe lambat, produksi
IL-12, dan respon antigen spesifik yang bertahan selama beberapa minggu sampai
beberapa bulan setelah infeksi akut. Penekanan sistem imun dapat mempengaruhi
individu terhadap infeksi oportunistik sekunder, terutama bronkopneumoni,
penyebab utama kematian yang berhubungan dengan morbili pada anak muda.
Pada individu dengan defisiensi imunitas seluler, virus morbili menyebabkan
pneumonia progresif dan sering fatal.4
Faktor yang Mempengaruhi Morbiditas dan mortalitas Penyakit
1. Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko kasus lebih tinggi daripada perempuan.
Analisis data statistik vital dari beberapa negara (terutama di Amerika dan
Eropa) tahun 1950-1989 menunjukkan bahwa tingkat kematian morbili
pada anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki, namun data
terbaru dari surveilans Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan tingkat
kompliksi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Perempuan hamil
memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, termasuk kematian.2
2. Umur
Pada anak usia kurang dari 5 tahun dan orang dewasa tingkat
komplikasi morbili, termasuk kematian masih tinggi. Pada bayi selama
beberapa bulan pertama kehidupan masih dilindungi melalui antibodi yang
didapatkan dari ibu, namun ketika imunitas menurun, morbili dapat
menjadi sangat berat. Orang dewasa lebih sering menderita ensefalitis,
hepatitis, hipokalsemia, atau pankreatitis setelah menderita morbili.
Morbili lebih parah pada orang dewasa karena terjadi penurunan imunitas
seluler pada usia dewasa.8
3. Imunosupresi
Anak dengan gangguan fungsi makrofag saja (misalnya, penyakit
granulomatosa kronis) tidak memperparah komplikasi dari morbili.
Penekanan fungsi limfosit, akibat cacat bawaan pada fungsi limfosit T,
transplantasi sumsum tulang, kemoterapi untuk kanker, atau dosis
imunosupresif steroid, terkait dengan morbili yang bertambah berat. Anak
yang lahir dari ibu terinfeksi HIV lebih rentan morbili daripada anak yang
lahir dari ibu tidak terinfeksi HIV, karena penurunan antibodi kepada bayi
mereka. Bayi yang terinfeksi HIV yang tidak memakai terapi antiretroviral
(ART) akan menurunkan respon terhadap vaksinasi morbili.10
4. Malnutrisi
Anak yang kekurangan gizi memiliki gangguan dalam berbagai aspek
sistem kekebalan tubuh, ekskresi berkepanjangan virus morbili, dan
tingkat kematian morbili lebih tinggi. Morbili berkontribusi
menyebabkan malnutrisi karena kehilangan protein, peningkatan
kebutuhan metabolik, dan penurunan asupan makanan. Anak penderita
morbili pada awal kehidupan memiliki bobot rerata lebih rendah
daripada anak seusianya yang tidak menderita morbili. 10
Gambaran Klinis
Masa inkubasi morbili 8-12 hari setelah pajanan dari virus morbili.
Tanda awal morbili biasanya adalah demam tinggi (>400
c) 4-7 hari
terakhir. Fase prodomal juga ditandai mual, rasa tidak nyaman, dan trias
klasik dari konjungtivitis, batuk dan coriza. Gejala prodromal yang lainnya
termasuk potofobia, edema periorbital, dan mialgia .11
Ruam timbul 1-7 hari setelah onset gejala prodromal, ruam
pertama timbul pada wajah, leher dan menyebar ke tubuh . Lesi bertambah
banyak selama 2 atau 3 hari, terutama pada tubuh dan wajah.Biasanya lesi
satu-satu terlihat pada ekstremitas distal dan sejumlah kecil lesi dapat
ditemukan pada telapak pada 25% -50% dari mereka yang terinfeksi.
Ruam berlangsung selama 3-7 hari dan kemudian memudar, kadang
berakhir dengan deskuamasi baik. Demam biasanya selama 2 atau 3 hari
setelah timbul ruam, dan batuk tetap ada selama 10 hari yang mungkin
sebagai keluhan terakhir yang timbul.4
Bintik koplik yang biasanya muncul 1-2 hari sebelum timbul ruam
dan bertahan selama 2 atau 3 hari. Warna putih kebiruan, diameter 2-3-
mm, muncul pada mukosa bukal, kadang-kadang pada palatum mole,
konjungtiva, dan mukosa vagina. Bintik Koplik telah dilaporkan sebanyak
60% -70% dari penderita morbili. Sebuah enanthem jerawat tidak teratur
timbul di daerah lain mukosa bukal. Iridocyclitis dari fotofobia, sakit
tenggorokan, sakit kepala, sakit perut, dan limfadenopati generalisata
ringan juga dapat muncul.4
Diagnosis
1. Ruam makulopapular yang berlangsung ≥ 3 hari
2. Suhu ≥ 38,30
c
3. Batuk, coriza, atau konjungtivitis
Pemeriksaan Penunjang
1. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igM :
• Terdapat dalam darah pada hari ketiga ruam sampai 1 bulan
setelah onset
• Titer serum igM tetap positif 30-60 hari setelah timbulnya
penyakit, tapi pada beberapa individu dapat tidak terdeteksi
setelah 4 minggu onseqt ruam
• Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien dengan penyakit
rematik, infeksi parvovirus B19 atau infeksi mononukleosis
2. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igG:
• Kenaikan lebih dari 4 kali lipat antibodi igG antara serum fase
akut dan konvalesen menegaskan morbili
• Spesimen akut harus diambil pada hari ketujuh setelah onset
ruam
• Spesimen konvalesen harus diambil hari ke 10-14 setelah
pengambilan spesimen akut
• Serum akut dan konvalesen harus diuji secara bersamaan
3. Kultur virus : diambil dari swab tenggorokan dan hidung, spesimen
urin Pemeriksaan PCR.4
Diagnosis Banding
1. Campak jerman
Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran
kelenjar di daerah suboksipital,servikal bagian posterior dan
belakang telinga Eksantema subitum
Ruam akan timbul setelah suhu badan turun
2. Infeksi enterovirus
Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan morbili. Sesuai
dengan derajat demam dan beratnya penyakit
3. Penyakit riketsia
Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak
mengenai wajah yang khas seperti terlihat pada morbili
4. Meningokoksemia
Disertai ruam kulit yang mirip dengan morbili, tetapi biasanya
tidak dijumpai batuk dan konjugtivitis
5. Erupsi obat
Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya timbul ruam setelah
penyuntikan atau menelan obat
Komplikasi
Virus morbili menginfeksi beberapa sistem organ dan target
epitelial, retikuloendotelial, dan sel darah putih, termasuk monosit,
makrofag, dan limfosit T. Studi patologis pada penderita morbili
ditemukan sel raksasa typical berinti dari infeksi virus morbili melalu
saluran pernapasan dan pencernaan dan terutama jaringan limfoid. Infeksi
virus morbili menyebabkan penurunan limfosit CD4, dimulai sebelum
timbulnya ruam dan berlangsung sampai 1 bulan dan mengakibatkan
penekanan hipersensitivitas tipe lambat, hingga mengganggu berbagai
sistem organ seperti disebutkan dalam tabel dibawah ini.6
Sistem organ Komplikasi
Pernapasan Otitis media, mastoiditis, pneumonia,
pneumotorak
Saraf Kejang demam, ensefalitis, peradangan pasca
ensefalitis, SSPE, sindrom guilain barre
Pencernaan Diare, apendisitis, hepatitis, pankreatitis
Mata Keratitis, ulserasi kornea, oklusi vena sentral,
kebutaan
Darah Purpura trombositopeni, DIC
Jantung Miokarditis, perikarditis
Kulit Deskuamasi berat dan selulitis
Lainnya Hipokalsemi, miositis, nefritis, gagal ginjal,
malnutrisi, kematian
Tabel 1. komplikasi morbili terhadap berbagai sistem organ (Flick, 2010).
1. Komplikasi pernapasan
• Otitis media. Otitis media adalah komplikasi yang paling sering
dilaporkan di Amerika Serikat, terjadi pada 14% anak-anak kurang
dari 5 tahun. Obstruksi dari tuba eustachius akibat infeksi bakteri
sekunder akan menyebabkan radang permukaan epitel.9
• Laringotrakeobronkitis. Laringotrakeobronkitis tercatat 9% -32%
pada anak di Amerika Serikat dengan morbili, mayoritas mengenai
anak <2 tahun. Sampel dari trakea didapatkan hasil yang positif
untuk bakteri patogen, dengan eksudat purulen dan bukti tracheitis
sekunder bakteri, pneumonia, atau keduanya. Organisme yang
paling banyak adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumoniae. Laringotrakeobronkitis adalah penyebab kedua
kematian paling sering pada anak di Amerika Serikat dengan
morbili, setelah pneumonia 8
• Pneumonia. Pneumonia adalah komplikasi berat paling sering dari
morbili dan paling utama menyebabkan kematian.8
2. Komplikasi pencernaan
Orang dengan morbili, mungkin terinfeksi pada saluran usus. Biopsi
lambung dari seorang pria 44 tahun sehari sebelum onset ruam,
diperoleh sel raksasa dengan karakteristik positif untuk morbili. Di
Amerika Serikat, 8% dari semua kasus morbili dilaporkan mengalami
diare. Diantara orang yang dirawat di rumah sakit dengan morbili di
Amerika Serikat, 30% -70% mengalami diare. Diare yang terjadi pada
penderita morbili biasanya dimulai sebelum onset ruam. Virus morbili
juga berperan pada sebagian besar episode diare, tetapi infeksi bakteri
atau virus sekunder berkontribusi terhadap keparahan dan durasi
penyakit 2
3. Komplikasi neurologis
Kejang demam terjadi pada 0,1% -2,3% dari anak-anak dengan morbili
di Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian besar anak-anak dengan
morbili memiliki perubahan yang terlihat pada elektroencephalograpi,
tetapi perubahan ini dapat juga karena demam dan perubahan
metabolik. Encephalomyelitis post infectious (PIE) terjadi pada 13 per
1000 orang yang terinfeksi, biasanya 3-10 hari setelah onset ruam. PIE
dimulai dengan onset demam mendadak kemudian kejang, perubahan
status mental, dan tanda-tanda neurologis multifocal.1
4. Komplikasi okuler
Konjungtivitis dan radang kornea (keratitis) paling banyak terjadi pada
penderita morbili. Kekurangan vitamin A merupakan predisposisi
keratitis, jaringan parut kornea, dan kebutaan. Morbili terkait dengan
kekurangan vitamin A adalah salah satu penyebab paling umum
kebutaan yang terjadi pada anak-anak di negara berkembang 3
Pengobatan
Pengobatan morbili adalah supportif. WHO merekomendasikan
vitamin A untuk semua anak dengan serangan morbili akut.
• Pertahankan cairan tubuh dan penggantian cairan tubuh yang
hilang jika diare
• Vitamin A diberikan sekali sehari selama dua hari dengan dosis :
• 50.000 IU untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan
• 100.000 IU untuk bayi berusia 6-11 bulan
• 200.000 IU untuk anak berusia lebih dari 12 bulan
• Antiviral : ribavirin in vitro, tetapi masih diperdebatkan
pemberiannya terhadap morbili. Ribavirin telah digunakan untuk
pengobatan anak dengan imunokompromise yang menderita
morbili akut, tetapi pengobatan ini tidak didukung oleh US Food
and Drug Administration (FDA).
Pencegahan
• Vaksin virus morbili
Bayi baru lahir mendapatkan antibodi dari ibunya, imunisasi baru
diberikan pada usia 15-18 bulan
• Immunoglobulin
Immunoglobulin 0,25-0,5 ml / kg BB dan tidak lebih dari 15 ml
Prognosis
Morbili tanpa komplikasi dapat sembuh sendiri dalam rentang 10-
12 hari. Mulnutrisi, imunosupresi dan kondisi kesehatan yang buruk dapat
memperburuk prognosis pada banyak pasien. Pada negara berkembang
morbili merupakan penyebab kematian 1-10%. Usia terjadi komplikasi
tertinggi adalah kurang dari 5 tahun dan lebih dari 20 tahun .3
DAFTAR PUSTAKA
1. Archbald R.W., Weller R.O., Meadow S.R., 2007, Measles pneumonia and
the nature of the inclusion-bearing giant cells, J Pathol, 103.
2. Atmar R.L., 2011, Complications of measles during pregnancy, Clin
Infect Dis, 217-226.
3. Castle S.C., 2007, Clinical relevance of age-related immune dysfunction,
Clin Infect Dis, 578-585.
4. Chen R.T., 2013, Measles antibody: reevaluation of protective titers, J
Infect Dis, 1036-1042.
5. Cherry J.D., Feign R.D., 2008, Textbook of pdiatric infectious disease, 4th
ed., WB Saunders, Philadepia, 1889-1891.
6. Flick J.A., 2010, Does measles really predispose tuberculosis, 257-265.
7. Garenne M., 2009, Sex differences in measles mortality, J Epidemiol, 632-
642.
8. Okada H., Kobune F., 2010, Extensive lymphopenia due to apoptosis of
uninfected lymphocytes in acute measles patient, Arch Virol, 905-920.
9. Orkin M., Maibach H.I., Dahl M.V., 1991, Dermatology : viral infections,
Appleton & Lange, 137-138.
10. Perry R.T., Halsey N.A., 2014, The clinical significance of measles,
Oxford journals, 189-196.
11. Wolff K, Goldsmith L, Katz S I, Gilchrest B A, Paller A S, Leffell D,
editors, 2008, Fitzpatrick's dermatology in general medicine, 7th
ed.,
McGraw-Hill Professional, New York, 2: 1889-1891.

More Related Content

What's hot

80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebriCornelius Liza
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bWoro Nugroho
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumpade anggara
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisTenri Ashari Wanahari
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1NajMah Usman
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1HMRojali
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT pjj_kemenkes
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Raddr_kelana
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsihomeworkping7
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysispdspatklinsby
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 

What's hot (20)

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
keseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darahkeseimbangan asam-basa dan gas darah
keseimbangan asam-basa dan gas darah
 
80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri80051025 edema-serebri
80051025 edema-serebri
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. bPresus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
Presus ileus obstruktif dr. gunawan siswadi, sp. b
 
rumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pumprumus pemberian obat melalui syringe pump
rumus pemberian obat melalui syringe pump
 
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra ReponibilisLaporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
Laporan Kasus Bedah Anak : Hernia Inguinalis Lateralis Dekstra Reponibilis
 
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
Bab vii perhitungan sampel dalam epidemiologi 1
 
Kebutuhan Cairan
Kebutuhan CairanKebutuhan Cairan
Kebutuhan Cairan
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1Screening epidemiologi 1
Screening epidemiologi 1
 
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
JENIS DIET DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENYAKIT
 
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.RadImejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
Imejing Trauma Thoraks, Indra Kelana Sp.Rad
 
Trauma abdomen
Trauma abdomenTrauma abdomen
Trauma abdomen
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 
106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi106418283 case-ika-epilepsi
106418283 case-ika-epilepsi
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Fajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysisFajar quality control urinalysis
Fajar quality control urinalysis
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Bun
BunBun
Bun
 

Similar to 237768769 case

161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anakhomeworkping7
 
167582815 case-pneumonia-tb-vya
167582815 case-pneumonia-tb-vya167582815 case-pneumonia-tb-vya
167582815 case-pneumonia-tb-vyahomeworkping8
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikushomeworkping9
 
kejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teachingkejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teachingcendyandestria
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Adeline Dlin
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Adeline Dlin
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-restihomeworkping9
 
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologi
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologiMenajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologi
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologiOperator Warnet Vast Raha
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Adeline Dlin
 

Similar to 237768769 case (20)

161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
161092743 case-sindroma-nefrotik-anak
 
236227596 case-dhf
236227596 case-dhf236227596 case-dhf
236227596 case-dhf
 
Cbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sriCbd kd dr.sri
Cbd kd dr.sri
 
TUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptxTUTKLIN KDS.pptx
TUTKLIN KDS.pptx
 
167582815 case-pneumonia-tb-vya
167582815 case-pneumonia-tb-vya167582815 case-pneumonia-tb-vya
167582815 case-pneumonia-tb-vya
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Hepatitis B pada kehamilan (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus177141336 case-status-asmatikus
177141336 case-status-asmatikus
 
Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)Bst dhf (guntur)
Bst dhf (guntur)
 
Anc linda charlie
Anc linda charlieAnc linda charlie
Anc linda charlie
 
kejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teachingkejang demam bed site teaching
kejang demam bed site teaching
 
CRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptxCRS - sirosis hepar.pptx
CRS - sirosis hepar.pptx
 
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
Persalinan Sungsang (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa, spOg)
 
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)Placenta Previa  (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
Placenta Previa (Pembimbing : dr. Arie Widiyasa,spOG)
 
118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti118552056 case-sn-resti
118552056 case-sn-resti
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologi
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologiMenajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologi
Menajemen asuhan kebidanan intranatal fisiologi
 
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
Pendarahan Eklampsia Berat (Pembimbing : dr Arie Widiyasa, spOG)
 
refka gea.pptx
refka gea.pptxrefka gea.pptx
refka gea.pptx
 
Format n contoh anc
Format n contoh ancFormat n contoh anc
Format n contoh anc
 

More from homeworkping3

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digesthomeworkping3
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2homeworkping3
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeedinghomeworkping3
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elxhomeworkping3
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-sethomeworkping3
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-fullhomeworkping3
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-waterhomeworkping3
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadingshomeworkping3
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7homeworkping3
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-casehomeworkping3
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studieshomeworkping3
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-studyhomeworkping3
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnoverhomeworkping3
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-studyhomeworkping3
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6homeworkping3
 
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docxhomeworkping3
 

More from homeworkping3 (20)

238304497 case-digest
238304497 case-digest238304497 case-digest
238304497 case-digest
 
238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2238247664 crim1 cases-2
238247664 crim1 cases-2
 
238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding238234981 swamping-and-spoonfeeding
238234981 swamping-and-spoonfeeding
 
238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx238218643 jit final-manual-of-power-elx
238218643 jit final-manual-of-power-elx
 
238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set238103493 stat con-cases-set
238103493 stat con-cases-set
 
238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full238097308 envi-cases-full
238097308 envi-cases-full
 
238057402 forestry
238057402 forestry238057402 forestry
238057402 forestry
 
238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water238057020 envi-air-water
238057020 envi-air-water
 
238056086 t6-g6
238056086 t6-g6238056086 t6-g6
238056086 t6-g6
 
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
238019494 rule-06-kinds-of-pleadings
 
237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7237978847 pipin-study-7
237978847 pipin-study-7
 
237968686 evs-1
237968686 evs-1237968686 evs-1
237968686 evs-1
 
237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case237962770 arthur-lim-et-case
237962770 arthur-lim-et-case
 
237922817 city-cell
237922817 city-cell237922817 city-cell
237922817 city-cell
 
237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies237778794 ethical-issues-case-studies
237778794 ethical-issues-case-studies
 
237754196 case-study
237754196 case-study237754196 case-study
237754196 case-study
 
237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover237750650 labour-turnover
237750650 labour-turnover
 
237712710 case-study
237712710 case-study237712710 case-study
237712710 case-study
 
237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6237654933 mathematics-t-form-6
237654933 mathematics-t-form-6
 
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
237622675 case-intoksikasi-aseton-docx
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

237768769 case

  • 1. ` Get Homework/Assignment Done Homeworkping.com Homework Help https://www.homeworkping.com/ Research Paper help https://www.homeworkping.com/ Online Tutoring https://www.homeworkping.com/ click here for freelancing tutoring sites CASE REPORT Morbili Disusun Oleh: Gilang Gumilang - 0915186 Pembimbing: dr. Bambang Sp.A
  • 2. ` SMF/BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG 2014 I. IDENTITAS PENDERITA Nama penderita : Sayla F.R Jenis kelamin : Perempuan Umur : 13 bulan Kiriman dari : IGD Diagnosa masuk : Morbili + Febris Tanggal dirawat : 17 Agustus 2014 Tanggal diperiksa : 17 Agustus 2014 AYAH Nama : Denny R.B Umur : 35 tahun Pendidikan : S1 Pekerjaan : Karyawan BUMN Penghasilan : Rp 4.000.000,00
  • 3. ` Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak, Kec.Margahayu, Bandung IBU Nama : Rizkyawati Umur : 28 tahun Pendidikan : SMA Pekerjaan : PRT Penghasilan : - Alamat : Cilisung, RT 4, RW 5, Kel.Sukamenak, Kec.Margahayu, Bandung II. ANAMNESIS Heteroanamnesis diberikan oleh ibu pasien pada tanggal 18 Agustus 2014. Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh Riwayat Perjalanan Penyakit :  Keluhan utama : Bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh  Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, datang dengan keluhan bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun menyebar ke telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki. Pasien sering menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan semakin bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5 hari yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat. Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit
  • 4. ` kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan dirasakan menurun.  Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu parah. Riwayat immunisasi lengkap.  Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat maupun makanan.  Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada keluhan.  Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa selama ini.  Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.  Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah. Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh. Riwayat kehamilan dan persalinan  Pasien merupakan anak ke 2 dari 2 anak, lahir hidup: 2, lahir mati: -.  Lahir aterm, spontan, ditolong oleh bidan.  Berat badan lahir: 2800 gram. Panjang badan lahir: 47 cm. Tumbuh kembang anak Pasien tersenyum pada usia 1 bulan, dan berbalik pada usia 3 bulan. Susunan keluarga
  • 5. ` No Nama Umur L/P Hubungan keluarga, sehat, sakit, meninggal 1. Denny R.B 35 tahun L Ayah 2. Rizkyawati 28 tahun P Ibu 3. Amelia 6 tahun P Anak I 4. Sayla 13 bulan L Anak II (pasien) Imunisasi Dasar Ulangan Anjuran 1. BCG Lahir - 6. HiB - 2. DPT 1 4 6 - - - 7. MMR - 3. Polio lahir 2 4 - - - 8. Hep A - 4. Hep.B lahir 1 6 - - - 9. Cacar air - 5. Campak 9 - Makanan Pukul 06.00:ASI Pukul 08.00:Bubur saring Pukul 12.00:ASI Pukul 14.00:ASI Pukul 18.00:Bubur Cerelac Pukul 21.00:ASI Penyakit Dahulu • Diare : ( + ) • Difteri :( - ) • Campak : ( - ) • Batuk pilek :( + ) • Tifus perut :( - ) • Pneumonia : ( - ) • Tetanus : ( - ) • Ginjal : ( - ) • Hepatitis : ( - ) • TBC :( - ) • Asma :( - ) • Kejang :( - ) • Batuk rejan : ( - ) • Cacar air : ( - ) • Lainnya : ( - ) Riwayat Penyakit Keluarga
  • 6. ` • Asma : + (nenek) • Penyakit darah : - • TBC : - • Ginjal : - • Kencing manis : - • Lainnya : -
  • 7. ANAMNESA SOSIAL Pasien tinggal di rumah yang memiliki ventilasi yang baik.Sumber air untuk mandi dan mencuci dari sumber air pribadi yang diberikan oleh perusahaan sekitar.Sumber air minum dari air galon.Rumah memiliki jamban sendiri dan pembuangan ke sungai.Sampah dibuang jauh dari rumah dan diambil 1 minggu sekali.Tidak ada wabah penyakit di lingkungan rumah.
  • 8. III. PEMERIKSAAN FISIK* Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014 di Abednego: 3.1 Keadaan Umum • Kesadaran : Compos mentis • Keadaan sakit : Sakit sedang • Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa • Ekspresi Wajah : Lemas 3.2 Tanda-tanda Vital • Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup. • Suhu tubuh aksiler : 37,8O C (ketiak) • Pernafasan : 44 x/menit • Tekanan darah : - mmHg 3.3 Pengukuran • Umur : 13 bulan • Berat badan : 8,7 kg • Tinggi badan : 75 cm • *BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1) Status gizi : Normal 3.4 Pemeriksaan Sistematik • Kulit : makula eritromatous (+) diseluruh tubuh, sianosis (-) • Rambut : hitam, tidak mudah dicabut • Kepala : bentuk dan ukuran simetris,ubun-ubun normal • Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/- mata berair +/+
  • 9. • Hidung : PCH -/-, sekret hidung -/- • Telinga : sekret -/- • Mulut : mukosa mulut basah, koplik spot (+) • Leher : KGB leher tidak teraba membesar Thorax • Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal -/- • Palpasi : pergerakan simetris kanan = kiri, vokal fremitus positif normal • Perkusi : sonor, kiri = kanan • Auskultasi : VBS +/+, Ronki +/+, Wheezing +/+ Jantung • Bunyi jantung murni, S1, S2, reguler, murmur (-) Abdomen • Inspeksi : Datar • Auskultasi : Bising usus (+) normal • Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), hepar dan lien dalam batas normal. • Perkusi : Timpani Ekstremitas • Akral hangat, CRT < 2 detik
  • 10. Pemantauan TTV pagi-siang-sore 17/08/2014 Pagi Siang Sore Nadi - - 124 x/menit Respirasi - - 44 x/menit Suhu - - 37,8⁰C 18/06/2014 Pagi Siang Sore Nadi 100 x/menit 100 x/menit 100 x/menit Respirasi 30 x/menit 40 x/menit 30 x/menit Suhu 36,4⁰C 37,8⁰C 36,2⁰C 19/06/2014 Pagi Siang Sore Nadi 132 x/menit 132 x/menit 136 x/menit Respirasi 30 x/menit 30x/menit 30 x/menit Suhu 36,3⁰C 36,0⁰C 36,7⁰C IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014): Hasil Nilai normal Keterangan Hemoglobin Hematokrit 12,4 g/dL 36,8% 10,1 - 13,0g/dL 35-45% Normal Normal Leukosit Trombosit Eritrosit MCV MCH 7.21/mm3 165.000 4.8juta/mm3 76fL 26pg/mL 6000 - 18.000/mm3 200-550 10^3/mm3 3.6-5.2juta/mm3 80-100fL 26-34 Normal Menurun Normal Menurun Normal
  • 11. MCHC 34 g/dL 32-36g/dL Normal Pemeriksaan Radiologi (18 Agustus 2014) : Pada foto thoraks ditemukan: Cor normal, diafragma normal, sinus normal. Pulmo : hilus kanan dan kiri kasar, corakan paru bertambah. Tampak bercak lunak di paracardial kanan. Kesan :Bronkopneumonia kanan. IV. RESUME
  • 12.  Seorang pasien anak perempuan, berumur 13 bulan, BB 8,7kg, TB 75cm , status gizi normal, datang ke IGD RSI dengan keluhan bercak bercak kemerahan yang terasa gatal diseluruh tubuh sejak 3 hari yang lalu. Awalnya bercak kemerahan hanya terdapat di muka namun menyebar ke telinga lalu ke seluruh tubuh termasuk lengan, perut dan kaki. Pasien sering menggaruk bercak bercak tersebut dan keluhan dirasakan semakin bertambah parah. Ibu pasien juga mengeluh adanya demam sejak 5 hari yang dirasakan hilang timbul, tidak ada menggigil maupun berkeringat. Awalnya ibu pasien juga mengeluh adanya batuk, tidak ada dahak dan terdapat adanya pilek serta mata pasien sering berair dan agak sedikit kemerahan. Pasien menyangkal adanya mual dan muntah. Nafsu makan dirasakan menurun.  Pasien sebelumnya belum pernah menderita campak, ibu pasien mengaku terdapat anak tetangga yang menderita keluhan serupa namun tidak begitu parah. Riwayat immunisasi lengkap.  Ibu pasien menyangkal adanya gusi berdarah, maupun mimisan. Baik pasien maupun orang tua pasien tidak ada yang memiliki riwayat alergi obat maupun makanan.  Buang air besar 1 kali hari ini dirasakan mencret, buang air kecil tidak ada keluhan.  Riwayat Lingkungan : Terdapat anak tetangga yang mengalami keluhan merah di muka namun tidak terlalu parah. Usaha berobat : Pasien sempat berobat ke dokter umum karena keluhan serupa dan diberi obat (nama obat pasien lupa) dan disertakan surat rujukan rawat inap apabila bercak menyebar ke seluruh tubuh. Pemeriksaan Fisik tanggal 18 Agustus 2014: Keadaan Umum • Keadaan sakit : Sakit sedang • Posisi serta aktivitas : Pergerakan pasif, tidak ada letak paksa
  • 13. • Ekspresi Wajah : Lemas Tanda-tanda Vital • Nadi : 124 x/menit, reguler, equal, isi cukup. • Suhu tubuh aksiler : 37,8O C (ketiak) • Pernafasan : 44x/menit Pengukuran • Umur : 13 bulan • Berat badan : 8,7 kg • Tinggi badan : 75 cm • BB/TB : Z-score (PB/usia:0)( BB/usia:-1) (BB/PB:-1) • Status gizi : Normal Pemeriksaan Sistematik • Mulut : mukosa mulut basah, koplik spot (+) Thorax • Inspeksi : B/P simetris kiri = kanan, retraksi intercostal -/- • Auskultasi : VBS +/+, Ronki +/+, Wheezing +/+ Pemeriksaan penunjang - Pemeriksaan darah (17 Agustus 2014) ditemukan trombositopenia. - Pemeriksaan foto thoraks (18 Agustus 2014) terlihat hilus kanan dan kiri kasar, corakan paru bertambah. Tampak bercak lunak di paracardial kanan. Kesan :Bronkopneumonia kanan. - V. DIAGNOSIS BANDING • Morbili disertai bronkopneumonia kanan
  • 14. • DHF VI. USULAN PEMERIKSAAN • Serologis titer morbili spesifik Igm – IgG • kultur sputum • kultur nasofaring atau kultur tenggorokan (throat swab) • IgM dan IgG anti dengue VII. DIAGNOSIS • Diagnosis kerja : O Morbili dengan bronkopneumonia kanan • Status gizi : O Normal VIII.PENATALAKSANAAN Non Medikamentosa : Diet ASI/PASI Infus KN4B setiap hari Medikamentosa Kalfoxim 125mg iv 3 x 1
  • 15. Mikasin 50mg iv 3 x 1 Kalmetason 1mg iv 3 x 1 Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth Tiris drop 0,5mg po 1x1 Caladine lotion 3 x 1 ue Mercopen drop 10gtt 3 x 1 IX. PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : ad bonam Quo ad sanationam : ad bonam X. PENCEGAHAN 1. Imunisasi campak / MMR 2. Bagi anak yang terkena istirhat di rumah. 3. Konsumsi makanan sehat dan bergizi Follow up Tanggal S O A P 17 Juni 2014 Demam + Bercak merah + Nafsu makan – N:124 x/m R: 44 x/m S: 36,60 C KU: compos mentis Kepala: CA -/- SI -/- Hidung : PCH +/+ Leher : KGB ttm Morbili + febris Infus KN4B 1000 cc / hari Kalfoxim 125mg iv 3 x 1 Mikasin 50mg iv 3 x 1
  • 16. Mulut : mukosa basah Thorax: B/P simetris, retraksi intercostal - Cor: BJM regular, murmur – Pulmo: VBS +/+, Rh +/+, Wh +/+ Abdomen: datar, soepel, BU +, NT Hepar & lien sulit dinilai Ext hangat Kalmetason 1mg iv 3 x 1 Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth Tiris drop 0,5mg po 1x1 Caladine lotion 3 x 1 ue 18 Agustus 2014 Demam - Bercak merah + Nafsu makan – Mencret 1x N:120 x/m R: 30 x/m S: 36,20 C KU: compos mentis Kepala: CA -/- SI -/- Hidung : PCH -/- Leher : KGB ttm Mulut : mukosa basah Thorax: B/P simetris, retraksi intercostal - Cor: BJM regular, murmur – Pulmo: VBS +/+, Rh -/-, Wh +/+ Abdomen: datar, soepel, BU +, NT Hepar & lien sulit dinilai Ext hangat Morbili dengan bronkopneumonia kanan Infus KN4B 1000 cc / hari Kalfoxim 125mg iv 3 x 1 Mikasin 50mg iv 3 x 1 Kalmetason 1mg iv 3 x 1 Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth Tiris drop 0,5mg po 1x1 Caladine lotion 3 x 1 ue 19 Agustus 2014 Demam - Bercak kemerahan N:120 x/m R: 38 x/m S: 36,30 C Morbili dengan bronkopneumonia kanan Infus KN4B 1000 cc / hari
  • 17. Nafsu makan normal KU: compos mentis Kepala: CA -/- SI -/- Hidung : PCH -/- Leher : KGB ttm Mulut : mukosa basah Thorax: B/P simetris, retraksi intercostal - Cor: BJM regular, murmur – Pulmo: VBS +/+, Rh -/-, Wh +/+ Abdomen: datar, soepel, BU +, NT Hepar & lien sulit dinilai Ext hangat Kalfoxim 125mg iv 3 x 1 Mikasin 50mg iv 3 x 1 Kalmetason 1mg iv 3 x 1 Tempra syr po prn 3 x 1/2 cth Tiris drop 0,5mg po 1x1 Caladine lotion 3 x 1 ue Mercopen 10gtt po 3 x 1
  • 18. PEMBAHASAN Definisi Campak atau rubeola adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruang pada kulit. Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbilli adan rubeola(bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris.5 Etiologi Morbili disebabkan oleh virus RNA dari family paramixoviridae, genus morbilivirus. Virus ini menyebar secara tidak langsung melalui batuk dan bersin, atau langsung melalui kontak langsung dengan cairan lesi. Faktor risiko yang mendukung terinfeksi virus morbili adalah imunodefisiensi, malnutrisi dan defisiensi vitamin A.4 Epidemiologi Dilaporkan kasus morbili di Amerika Serikat pada tahun 1940-an terjadi 55.000 kasus dan berkurang rata-rata 83 kasus dari tahun 2001-2011. Peningkatan vaksinasi dan kontrol terhadap morbili di Amerika pada tahun 2000, telah menurunkan kasus morbili. Di negara berkembang, morbili mempengaruhi 30 juta anak dalam setahun dan menyebabkan 1 juta kematian.
  • 19. Patofisiologi Infeksi virus morbili terjadi selama akhir musim dingin dan musim semi, infeksi ditularkan melalui udara. Pada awal infeksi, virus akan memperbanyak diri di trakea dan sel epitel bronkial. Setelah 2-4 hari, virus morbili menginfeksi jaringan limfatik lokal, dibawa oleh makrofag paru, amplifikasi virus morbili pada kelenjar getah bening regional, virus menyebar melalui darah ke berbagai organ sebelum akhirnya muncul ruam. Infeksi virus morbili menyebabkan penekanan sistem imun, ditandai dengan penurunan hipersensitivitas tipe lambat, produksi IL-12, dan respon antigen spesifik yang bertahan selama beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah infeksi akut. Penekanan sistem imun dapat mempengaruhi individu terhadap infeksi oportunistik sekunder, terutama bronkopneumoni, penyebab utama kematian yang berhubungan dengan morbili pada anak muda. Pada individu dengan defisiensi imunitas seluler, virus morbili menyebabkan pneumonia progresif dan sering fatal.4 Faktor yang Mempengaruhi Morbiditas dan mortalitas Penyakit 1. Jenis kelamin Laki-laki memiliki risiko kasus lebih tinggi daripada perempuan. Analisis data statistik vital dari beberapa negara (terutama di Amerika dan Eropa) tahun 1950-1989 menunjukkan bahwa tingkat kematian morbili pada anak perempuan lebih tinggi daripada anak laki-laki, namun data terbaru dari surveilans Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan tingkat kompliksi yang sama antara laki-laki dan perempuan. Perempuan hamil memiliki risiko komplikasi lebih tinggi, termasuk kematian.2 2. Umur Pada anak usia kurang dari 5 tahun dan orang dewasa tingkat komplikasi morbili, termasuk kematian masih tinggi. Pada bayi selama beberapa bulan pertama kehidupan masih dilindungi melalui antibodi yang didapatkan dari ibu, namun ketika imunitas menurun, morbili dapat menjadi sangat berat. Orang dewasa lebih sering menderita ensefalitis,
  • 20. hepatitis, hipokalsemia, atau pankreatitis setelah menderita morbili. Morbili lebih parah pada orang dewasa karena terjadi penurunan imunitas seluler pada usia dewasa.8 3. Imunosupresi Anak dengan gangguan fungsi makrofag saja (misalnya, penyakit granulomatosa kronis) tidak memperparah komplikasi dari morbili. Penekanan fungsi limfosit, akibat cacat bawaan pada fungsi limfosit T, transplantasi sumsum tulang, kemoterapi untuk kanker, atau dosis imunosupresif steroid, terkait dengan morbili yang bertambah berat. Anak yang lahir dari ibu terinfeksi HIV lebih rentan morbili daripada anak yang lahir dari ibu tidak terinfeksi HIV, karena penurunan antibodi kepada bayi mereka. Bayi yang terinfeksi HIV yang tidak memakai terapi antiretroviral (ART) akan menurunkan respon terhadap vaksinasi morbili.10 4. Malnutrisi Anak yang kekurangan gizi memiliki gangguan dalam berbagai aspek sistem kekebalan tubuh, ekskresi berkepanjangan virus morbili, dan tingkat kematian morbili lebih tinggi. Morbili berkontribusi menyebabkan malnutrisi karena kehilangan protein, peningkatan kebutuhan metabolik, dan penurunan asupan makanan. Anak penderita morbili pada awal kehidupan memiliki bobot rerata lebih rendah daripada anak seusianya yang tidak menderita morbili. 10 Gambaran Klinis Masa inkubasi morbili 8-12 hari setelah pajanan dari virus morbili. Tanda awal morbili biasanya adalah demam tinggi (>400 c) 4-7 hari terakhir. Fase prodomal juga ditandai mual, rasa tidak nyaman, dan trias klasik dari konjungtivitis, batuk dan coriza. Gejala prodromal yang lainnya termasuk potofobia, edema periorbital, dan mialgia .11 Ruam timbul 1-7 hari setelah onset gejala prodromal, ruam pertama timbul pada wajah, leher dan menyebar ke tubuh . Lesi bertambah banyak selama 2 atau 3 hari, terutama pada tubuh dan wajah.Biasanya lesi
  • 21. satu-satu terlihat pada ekstremitas distal dan sejumlah kecil lesi dapat ditemukan pada telapak pada 25% -50% dari mereka yang terinfeksi. Ruam berlangsung selama 3-7 hari dan kemudian memudar, kadang berakhir dengan deskuamasi baik. Demam biasanya selama 2 atau 3 hari setelah timbul ruam, dan batuk tetap ada selama 10 hari yang mungkin sebagai keluhan terakhir yang timbul.4 Bintik koplik yang biasanya muncul 1-2 hari sebelum timbul ruam dan bertahan selama 2 atau 3 hari. Warna putih kebiruan, diameter 2-3- mm, muncul pada mukosa bukal, kadang-kadang pada palatum mole, konjungtiva, dan mukosa vagina. Bintik Koplik telah dilaporkan sebanyak 60% -70% dari penderita morbili. Sebuah enanthem jerawat tidak teratur timbul di daerah lain mukosa bukal. Iridocyclitis dari fotofobia, sakit tenggorokan, sakit kepala, sakit perut, dan limfadenopati generalisata ringan juga dapat muncul.4 Diagnosis 1. Ruam makulopapular yang berlangsung ≥ 3 hari 2. Suhu ≥ 38,30 c 3. Batuk, coriza, atau konjungtivitis Pemeriksaan Penunjang 1. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igM : • Terdapat dalam darah pada hari ketiga ruam sampai 1 bulan setelah onset • Titer serum igM tetap positif 30-60 hari setelah timbulnya penyakit, tapi pada beberapa individu dapat tidak terdeteksi setelah 4 minggu onseqt ruam • Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien dengan penyakit rematik, infeksi parvovirus B19 atau infeksi mononukleosis 2. Tes serologi untuk titer morbili spesifik igG:
  • 22. • Kenaikan lebih dari 4 kali lipat antibodi igG antara serum fase akut dan konvalesen menegaskan morbili • Spesimen akut harus diambil pada hari ketujuh setelah onset ruam • Spesimen konvalesen harus diambil hari ke 10-14 setelah pengambilan spesimen akut • Serum akut dan konvalesen harus diuji secara bersamaan 3. Kultur virus : diambil dari swab tenggorokan dan hidung, spesimen urin Pemeriksaan PCR.4 Diagnosis Banding 1. Campak jerman Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital,servikal bagian posterior dan belakang telinga Eksantema subitum Ruam akan timbul setelah suhu badan turun 2. Infeksi enterovirus Ruam kulit cenderung kurang jelas dibandingkan morbili. Sesuai dengan derajat demam dan beratnya penyakit 3. Penyakit riketsia Disertai batuk tetapi ruam kulit yang timbul biasanya tidak mengenai wajah yang khas seperti terlihat pada morbili 4. Meningokoksemia Disertai ruam kulit yang mirip dengan morbili, tetapi biasanya tidak dijumpai batuk dan konjugtivitis 5. Erupsi obat Ruam kulit tidak disertai batuk dan umumnya timbul ruam setelah penyuntikan atau menelan obat
  • 23. Komplikasi Virus morbili menginfeksi beberapa sistem organ dan target epitelial, retikuloendotelial, dan sel darah putih, termasuk monosit, makrofag, dan limfosit T. Studi patologis pada penderita morbili ditemukan sel raksasa typical berinti dari infeksi virus morbili melalu saluran pernapasan dan pencernaan dan terutama jaringan limfoid. Infeksi virus morbili menyebabkan penurunan limfosit CD4, dimulai sebelum timbulnya ruam dan berlangsung sampai 1 bulan dan mengakibatkan penekanan hipersensitivitas tipe lambat, hingga mengganggu berbagai sistem organ seperti disebutkan dalam tabel dibawah ini.6 Sistem organ Komplikasi Pernapasan Otitis media, mastoiditis, pneumonia, pneumotorak Saraf Kejang demam, ensefalitis, peradangan pasca ensefalitis, SSPE, sindrom guilain barre Pencernaan Diare, apendisitis, hepatitis, pankreatitis Mata Keratitis, ulserasi kornea, oklusi vena sentral, kebutaan Darah Purpura trombositopeni, DIC Jantung Miokarditis, perikarditis Kulit Deskuamasi berat dan selulitis Lainnya Hipokalsemi, miositis, nefritis, gagal ginjal, malnutrisi, kematian Tabel 1. komplikasi morbili terhadap berbagai sistem organ (Flick, 2010). 1. Komplikasi pernapasan • Otitis media. Otitis media adalah komplikasi yang paling sering dilaporkan di Amerika Serikat, terjadi pada 14% anak-anak kurang dari 5 tahun. Obstruksi dari tuba eustachius akibat infeksi bakteri sekunder akan menyebabkan radang permukaan epitel.9 • Laringotrakeobronkitis. Laringotrakeobronkitis tercatat 9% -32% pada anak di Amerika Serikat dengan morbili, mayoritas mengenai anak <2 tahun. Sampel dari trakea didapatkan hasil yang positif
  • 24. untuk bakteri patogen, dengan eksudat purulen dan bukti tracheitis sekunder bakteri, pneumonia, atau keduanya. Organisme yang paling banyak adalah Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae. Laringotrakeobronkitis adalah penyebab kedua kematian paling sering pada anak di Amerika Serikat dengan morbili, setelah pneumonia 8 • Pneumonia. Pneumonia adalah komplikasi berat paling sering dari morbili dan paling utama menyebabkan kematian.8 2. Komplikasi pencernaan Orang dengan morbili, mungkin terinfeksi pada saluran usus. Biopsi lambung dari seorang pria 44 tahun sehari sebelum onset ruam, diperoleh sel raksasa dengan karakteristik positif untuk morbili. Di Amerika Serikat, 8% dari semua kasus morbili dilaporkan mengalami diare. Diantara orang yang dirawat di rumah sakit dengan morbili di Amerika Serikat, 30% -70% mengalami diare. Diare yang terjadi pada penderita morbili biasanya dimulai sebelum onset ruam. Virus morbili juga berperan pada sebagian besar episode diare, tetapi infeksi bakteri atau virus sekunder berkontribusi terhadap keparahan dan durasi penyakit 2 3. Komplikasi neurologis Kejang demam terjadi pada 0,1% -2,3% dari anak-anak dengan morbili di Amerika Serikat dan Inggris. Sebagian besar anak-anak dengan morbili memiliki perubahan yang terlihat pada elektroencephalograpi, tetapi perubahan ini dapat juga karena demam dan perubahan metabolik. Encephalomyelitis post infectious (PIE) terjadi pada 13 per 1000 orang yang terinfeksi, biasanya 3-10 hari setelah onset ruam. PIE dimulai dengan onset demam mendadak kemudian kejang, perubahan status mental, dan tanda-tanda neurologis multifocal.1
  • 25. 4. Komplikasi okuler Konjungtivitis dan radang kornea (keratitis) paling banyak terjadi pada penderita morbili. Kekurangan vitamin A merupakan predisposisi keratitis, jaringan parut kornea, dan kebutaan. Morbili terkait dengan kekurangan vitamin A adalah salah satu penyebab paling umum kebutaan yang terjadi pada anak-anak di negara berkembang 3 Pengobatan Pengobatan morbili adalah supportif. WHO merekomendasikan vitamin A untuk semua anak dengan serangan morbili akut. • Pertahankan cairan tubuh dan penggantian cairan tubuh yang hilang jika diare • Vitamin A diberikan sekali sehari selama dua hari dengan dosis : • 50.000 IU untuk bayi berusia kurang dari 6 bulan • 100.000 IU untuk bayi berusia 6-11 bulan • 200.000 IU untuk anak berusia lebih dari 12 bulan • Antiviral : ribavirin in vitro, tetapi masih diperdebatkan pemberiannya terhadap morbili. Ribavirin telah digunakan untuk pengobatan anak dengan imunokompromise yang menderita morbili akut, tetapi pengobatan ini tidak didukung oleh US Food and Drug Administration (FDA). Pencegahan • Vaksin virus morbili Bayi baru lahir mendapatkan antibodi dari ibunya, imunisasi baru diberikan pada usia 15-18 bulan • Immunoglobulin Immunoglobulin 0,25-0,5 ml / kg BB dan tidak lebih dari 15 ml Prognosis
  • 26. Morbili tanpa komplikasi dapat sembuh sendiri dalam rentang 10- 12 hari. Mulnutrisi, imunosupresi dan kondisi kesehatan yang buruk dapat memperburuk prognosis pada banyak pasien. Pada negara berkembang morbili merupakan penyebab kematian 1-10%. Usia terjadi komplikasi tertinggi adalah kurang dari 5 tahun dan lebih dari 20 tahun .3 DAFTAR PUSTAKA 1. Archbald R.W., Weller R.O., Meadow S.R., 2007, Measles pneumonia and the nature of the inclusion-bearing giant cells, J Pathol, 103. 2. Atmar R.L., 2011, Complications of measles during pregnancy, Clin Infect Dis, 217-226. 3. Castle S.C., 2007, Clinical relevance of age-related immune dysfunction, Clin Infect Dis, 578-585. 4. Chen R.T., 2013, Measles antibody: reevaluation of protective titers, J Infect Dis, 1036-1042. 5. Cherry J.D., Feign R.D., 2008, Textbook of pdiatric infectious disease, 4th ed., WB Saunders, Philadepia, 1889-1891. 6. Flick J.A., 2010, Does measles really predispose tuberculosis, 257-265. 7. Garenne M., 2009, Sex differences in measles mortality, J Epidemiol, 632- 642. 8. Okada H., Kobune F., 2010, Extensive lymphopenia due to apoptosis of uninfected lymphocytes in acute measles patient, Arch Virol, 905-920. 9. Orkin M., Maibach H.I., Dahl M.V., 1991, Dermatology : viral infections, Appleton & Lange, 137-138. 10. Perry R.T., Halsey N.A., 2014, The clinical significance of measles, Oxford journals, 189-196. 11. Wolff K, Goldsmith L, Katz S I, Gilchrest B A, Paller A S, Leffell D, editors, 2008, Fitzpatrick's dermatology in general medicine, 7th ed., McGraw-Hill Professional, New York, 2: 1889-1891.