1. Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
STATUS PASIEN
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH KOTA TEGAL
Nama Mahasiswa : Resti Akmalina Dokter Pembimbing : Dr.R.Setyadi,Sp.A
NIM : 030.07.214 Tanda tangan :
I. IDENTITAS
Data Pasien Ayah Ibu
Nama An. S Tn. M Ny. D
Umur 4 tahun 42 tahun 37 tahun
Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan
Alamat Jl. Bandung Gg. Kepiting No.9 RT.01 RW.10
Agama Islam Islam Islam
Suku Bangsa Jawa Jawa Jawa
Pendidikan - D3 SMP
Pekerjaan - Karyawan Swasta Pedagang
Penghasilan - 2.500.000 500.000
Keterangan Hubungan orangtua dengan anak adalah anak kandung.
1
2. Asuransi Jamkesmas
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu penderita pada tanggal
19 November 2012, pukul 09.00 WIB
A. Keluhan Utama
Mencret sejak 1 hari SMRS
B. Keluhan Tambahan
Batuk berdahak, sesak nafas, badan panas, mata bengkak, perut buncit.
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Kronologis:
Pasien datang bersama ibunya ke IGD RSUD Kardinah Tegal pada tanggal 14
November 2012 pukul 10.00 WIB dengan keluhan utama mencret sejak 1 hari
SMRS, ibu pasien mengaku anaknya mencret > 8 kali dari kemarin sampai saat
dibawa berobat, konsistensi cair dengan sedikit ampas, tidak ada lendir, tidak ada
darah, tiap kali BAB sekitar ¼ gelas belimbing, warna kuning dan bau seperti tinja
biasa, makan dan minum seperti biasa, BAK tidak ada keluhan, 3-5 kali sehari,
lancar, warna kuning jernih.
Dua hari SMRS, ibu pasien mengeluhkan anaknya batuk berdahak, dahak
bewarna putih keruh, kental sulit dikeluarkan, nafas telihat sesak, tidak disertai
pilek, tidak terdapat mual dan muntah. Awalnya badan terasa panas dengan
perabaan tangan namun panas semakin tinggi , pasien belum berobat sebelumnya.,
Setelah menjalani perawatan satu hari di Rumah Sakit, ibu pasien
mengeluhkan mata anaknya bengkak ketika bangun tidur, dan perut terlihat
membuncit atau semakin besar, sejak bengkak dirasa BAK kurang, namun tidak
nyeri, warna kuning jernih. 1 tahun yang lalu ibu pasien mengaku pernah dirawat
di Rumah Sakit karena menderita penyakit sindroma nefrotik namun sudah
membaik.
2
3. Setelah 4 hari menjalani perawatan di rumah sakit, BAB lembek 1x sehari,
batuk masih dirasakan, berhadahak namun sulit keluar, tidak sesak, tidak demam,
mata bengkak saat pagi hari kemudian menghilang menjelang siang hari, menurut
ibu pasien perutnya masih bengkak namun sudah berkurang, BAK lebih sering
sekitar 4-6 kali, warna kuning jernih, dan ditampung.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya namun 1
tahun yang lalu pernah dirawat di Rumah sakit karena penyakit sindroma nefrotik
namun sudah membaik, mempunyai riwayat sakit tenggorokan namun tidak berulang,
tidak ada riwayat asma, tidak ada alergi obat, maupun alergi makanan.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan hal yang sama seperti pasien.
III. RIWAYAT PASIEN
Pasien adalah anak ketiga dari empat bersaudara.
A. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Kehamilan
Perawatan Antenatal : Rutin periksa ke bidan
Penyakit Kehamilan : Tidak ada
Kelahiran
Tempat kelahiran : Bidan
Penolong persalinan : Bidan
Cara persalinan : Spontan pervaginam
Masa gestasi : Cukup bulan (9 bulan)
Keadaan bayi
• Berat badan lahir : 3600 gram
• Panjang badan lahir : 49 cm
• Lingkar kepala : ibu tidak tahu
• Langsung menangis : ya
• Nilai APGAR : ibu tidak tahu
• Kelainan bawaan : tidak ada
Kesan : riwayat kelahiran dan kehamilan baik
3
4. B. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan gigi pertama : 7 bulan
Psikomotor
• Tengkurap dan berbalik sendiri : 6 bulan
• Duduk : 7 bulan
• Merangkak : 8 bulan
• Berdiri : 9 bulan
• Berjalan : 10 bulan
• Berbicara : 12 bulan
• Membaca : -
Gangguan perkembangan : -
Kesan : Baik ( Perkembangan sesuai dengan usia)
C. Riwayat Makanan
Umur
(bulan )
ASI
PASI
BUAH
BISKUIT
BUBUR
SUSU
NASI
TIM
0-2 ASI - - -
2-4 ASI - - -
4-6 ASI - - -
6-8 PASI
8-10 PASI
10-12 PASI
Kesan : Pasien mendapatkan ASI sesuai dengan usianya dan diganti dengan PASI
setelah usia 6 bulan. Pasien mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan usianya
D. Riwayat Imunisasi
VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)
BCG 0 bulan - - - - -
DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
POLIO 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
CAMPAK - - 9 bulan - - -
HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -
4
5. Kesan : Imunisasi dasar lengkap
E. Riwayat Keluarga
Corak Reproduksi
No Umur Jenis
Kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati Keterangan
1 18 tahun ♀ Hidup - - - Sehat
2 15 tahun ♂ Hidup - - - Sehat
3 4 tahun ♂ Hidup - - - Sakit
4 2 tahun ♂ Hidup - - - Sehat
Susunan keluarga
Keterangan: = Laki-laki = perempuan = meninggal dunia
F. Riwayat Lingkungan Perumahan
Kepemilikan Rumah : Rumah Pribadi
Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan saudaranya di kawasan yang padat
penduduknya. Tempat tinggal pasien berukuran 50 m2
, beratap genteng, lantai disemen
dengan 4 kamar tidur yang berjendela, 1 ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang
makan, 1 dapur. Cahaya matahari dapat masuk melalui jendela. Kamar mandi ada 1 dan
5
6. terdapat di dalam rumah. Terdapat penerangan dengan listrik. Air berasal dari PAM. Air
limbah rumah tangga disalurkan melalui selokan di depan rumah. Selokan dibersihkan 2
kali dalam sebulan dan aliran air di dalamnya lancar.
Kesan : rumah dan sanitasi lingkungan baik
G. Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR PENYAKIT UMUR
Diare - Morbili - Darah -
Sindroma nefrotik +
(3tahun)
Parotitis - Jantung -
Radang tenggorokan + DBD - Cacar -
Tuberkulosis - Demam tifoid - Difteri -
Kejang - Cacingan - Kecelakaan
Ginjal - Alergi - Operasi -
IV. PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal 19 November 2012, pukul 13.00 WIB, diruang
Melati)
Keadaan umum
Kesan sakit : Sakit Sedang
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 14 kg (BB ketika masuk IGD)
Berat badan sekarang : 15 kg
Tinggi badan : 101 cm
Status gizi : perhitungan status gizi menurut standar baku antropometri NCHS
- BB/U = 14/15,5 x 100% = 90.32 %
- TB/U = 101/103 x 100% = 98.05 %
- BB/PB = 14/15,4 X 100% = 90.9 %
Kesimpulan: Berat badan normal, Tinggi badan normal, Status Gizi Baik
Tanda Vital
Tekanan darah : 110/60 mmHg terukur di lengan kanan atas
Nadi : 116x/menit, isi cukup, reguler, equal.
6
7. Suhu : 36.6°C diukur pada axilla kanan
Pernafasan : 30x/menit
Kepala
Bentuk : Normocephali
Rambut : Hitam, distribusi merata
Wajah : Simetris, tidak tampak pucat
Mata
Alis mata : Hitam, ditribusi merata
Bulu mata : Hitam, distribusi merata
Kelopak mata : Oedema (-/-), ptosis (-), retraksi palpebra (-), kelopak mata
tidak cekung
Konjungtiva : Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Kornea : Jernih
Pupil : Bulat isokor, RCL (+/+), RCTL (+/+)
Pergerakan bola mata : Secara aktif (+), Simetri
Telinga
Daun telinga : Normotia
Serumen : (+/+)
Sekret : (-/-)
Hidung
Bentuk : Normal
Nafas cuping hidung : Tidak ada
Septum deviasi : Tidak ada
Sekret : (-/-)
Epistaxis : (-/-)
7
8. Cavum nasi : Cukup lapang
Mulut
Bibir : Sianosis (-)
Lidah : Lidah tidak kotor, Bersih, Papil jelas terlihat
Gigi : Oral higienis baik
Pharynx : Mukosa faring hiperemis (-)
Tonsil : Tonsil T2 – T2 hiperemis
Leher
Bentuk : Simetris, normal
Trakea : Lurus di tengah
Thyroid : Tidak teraba membesar
Toraks
Inspeksi : ( paru-paru )
Pernafasan simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Kontraksi otot – otot bantu pernafasan (-)
Retraksi suprasternal (-)
Retraksi sela iga (-)
Pulsasi ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Gerakan nafas statis dan dinamis simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas vesikuler, ronkhi (+/+) basah sedang nyaring, wheezing (-/-)
Jantung:
S1, S2 reguler, irama sinus
Bunyi jantung tambahan (-)
Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
8
9. Inspeksi : cembung, smiling umbilicus -
Palpasi : Supel, defans muscular (-),Undulasi (-), Lingkar perut 62 cm
Perkusi : Shiffting dullness(+) minimal, nyeri tekan (-) , hepar & lien tidak teraba
membesar ginjal ballotment (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
Extremitas
Akral hangat, oedem atas (-/-) dan bawah (-/-) , turgor kembali cepat, petechiae atas (-/-)
bawah (-/-),kedua tungkai kanan-kiri, sianosis atas (-/-) bawah (-/-).
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan 14/11/12 Nilai rujukan
Hematologi
Lekosit 24.7 6.0-17.0/ul
Eritrosit 4.7 3.9-5.9/ul
Hemoglobin 11.5 11.5-13.5 g/dL
Hematokrit 33.6 34-40 %
MCV 76.2 76-96 U
MCH 27.9 27-31 pcg
MCHC 33.6 33.0-37.0 g/dL
Trombosit 515 150-400/ul
Diff count
Netrofil 82.9 50-70%
Limfosit 12.6 25-40%
Monosit 4.5 2-8 %
Eosinofil 0 2-4%
Basofil 0.0 0-1%
9
10. Laju Endap Darah
LED 1 jam 36 0-15 mm/jam
LED 2 jam 68 0-25 mm/jam
Kimia Klinik
SGOT 12.7 <37 U/L
SGPT 4.7 <42 U/L
Kolesterol total 442 70-220 mg/dL
Ureum 20 10-50 mg/dL
Kreatinin 0.2 0.6-1.2 mg/dL
Total protein 2.28 6.30-8.60 g/dL
Albumin 1.49 3.70-5.60 g/dL
Globulin 0.79 2.30-3.50 g/dL
Urin Analisa
Warna Kuning Kuning
Kekeruhan Agak keruh Jernih
Berat jenis 1.015 1.003-1.030
Bilirubin - negatif
Urobilinogen - negatif
Keton - negatif
pH 6 4.8-7.8
Protein + negatif
Reduksi - negatif
Lekosit 4-6 negatif
Eritrosit - negatif
Epitel + +1<4, +2/5-9, +3/10-29
Silinder 0-1 granular negatif
Kristal + amorf
+ bakteri
negatif
10
11. Pemeriksaan Rontgen Thorax AP, Tanggal: 14/11/12
Corakan bronkovaskular meningkat dikedua lapang paru, kesan: Bronkitis
RESUME
Anak S, laki-laki, 4 tahun dengan berat badan ketika datang : 14 kg, datang dengan
keluhan utama mencret sejak 1 hari SMRS, mencret > 8 kali, konsistensi cair dengan
sedikit ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, tiap kali BAB sekitar ¼ gelas belimbing
(60cc), warna kuning dan bau seperti tinja biasa, awalnya badan terasa panas dengan
perabaan tangan namun panas semakin tinggi, Dua hari SMRS, pasien batuk berdahak,
dahak bewarna putih keruh, kental sulit dikeluarkan, nafas telihat sesak. 1 tahun yang
lalu ibu pasien mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit karena menderita penyakit
sindroma nefrotik namun sudah sembuh. Setelah menjalani perawatan satu hari di
Rumah Sakit, ibu pasien mengeluhkan mata anaknya bengkak ketika bangun tidur, dan
perut terlihat membuncit atau semakin besar, sejak bengkak dirasa BAK kurang, warna
kuning jernih. Setelah 4 hari di rawat, batuk masih dirasakan, berdahak sulit keluar, mata
bengkak saat bangun tidur, menghilang saat menjelang siang hari perut buncit berkurang,
BAK banyak, kuning jernih.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum sakit sedang, TD 110/60 mmHg.
Edema periorbital-/-, Rh +/+, shiffting dullness (+) minimal. Pemeriksaan Lab : Leukosit
: 24.700/uL, Netrofil : 82.9 %, Limfosit 12.6 %, eosinofil 0%, LED 1 jam 36mm/jam,
11
12. LED 2 jam 68mm/jam, kolesterol total 442 mg/dl, total Protein 2.28 g/dL, albumin 1.49
g/dL, globulin 0.79 g/dL.
VI. DIAGNOSA BANDING
1. Diare akut tanpa dehidrasi
DD:
o Diare akut et causa infeksi bakteri
o Diare akut et causa infeksi virus
o Diare akut et causa infeksi parasit
o Diare akut et causa malabsorpsi
2. Bronkopneumonia
DD:
o Bronkitis akut
3. Sindroma Nefrotik relaps
DD:
o Glomerulo Nefritis Akut
o Sembab non renal: gagal jantung kongestif, edema hepatal, gangguan nutrisi,
edema Quincke
4. Status gizi baik
VII. DIAGNOSA KERJA
1. Diare akut tanpa dehidrasi
2. Bronkopneumoni
3. Sindroma Nefrotik Relaps
4. Status gizi baik
VIII. PENATALAKSANAAN
- Oksigen 2lt/ menit jika sesak nafas
- IVFD D5% 10 tpm
12
13. - Injeksi Amoxicilin 3 x 300 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi furosemid 2x10 mg IV
Per Oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- Interzinc 2 x ½ cth
- L-Bio 1x1
Rencana:
- Nebulizer combivent 2x/hari
- Pemeriksaan Darah Rutin, kimia darah (elektrolit, ureum, kreatinin,
protein total, albumin, globulin, kolesterol), urin lengkap, pemeriksaan
feses, foto rontgen thoraks
- Bed rest
- Urin tampung 24 jam
IX. PROGNOSIS
o Ad Vitam : Ad bonam
o Ad Fungsionam : Dubia ad bonam
o Ad Sanationam : Dubia ad bonam
X. PERJALANAN PENYAKIT
• 15 November 2012
S : badan panas, mencret, batuk, tidak sesak, mata sembab, perut bengkak
O : KU: compos mentis, BB: 15 kg
TD: 110/80 mmHg S = 37.80
C
N: 115x/menit, isi dan tekanan cukup RR: 26x/menit.
13
14. Mata: Ca-/-, SI -/-
Nafas cuping hidung (-)
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo/ SN vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : membuncit, BU (+) meningkat 7x/menit, undulasi (+), Shiffting
dullness (+)
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
A: - Diare akut tanpa dehidrasi
- Bronkopneumoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - Oksigen 2 lt/menit jika sesak
- IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 300 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi Furosemid 2 x 10 mg IV
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 2x
- Transfusi albumin 125cc
• 16 November 201215 November 2012
S : badan panas, mencret 1x, batuk, mata sembab bangun tidut, perut bengkak
berkurang
14
15. O : KU: compos mentis, BB: 15,5 kg, TD: 110/60 mmHg , S = 37.60
C, N:
110x/menit, RR: 24x/menit. Urine: 1500cc
Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh-/-
Abdomen : cembung, BU (+) 5x/menit, supel, undulasi (+), Shiffting dullness
(+)
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
A: - Diare akut tanpa dehidrasi
- Bronkopnemoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi Furosemid 2 x 10 mg IV
- Transfusi albumin 125cc
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
Rencana tindakan
15
16. - Nebulizer combivent 2x
• 17 November 2012
S : batuk berdahak, BAB lembek 1x
O : KU: compos mentis, TD: 110/85 mmHg, BB: 15,5 kg, S = 36.80
C, N:
115x/menit, RR: 22x/menit. Urine: 1700 cc
Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : cembung, BU (+) 4x/menit, undulasi (-), Shiffting dullness (+)
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
Pemeriksaan urinalisa
Pemeriksaaan Lab:Urinalisa
16
Warna Kuning
Kekeruhan Jernih
Berat jenis 1.010
Bilirubin -
Urobilinogen -
Keton -
pH 7.0
Protein +2
Reduksi -
Lekosit 3-5/lpb
Eritrosit -
Epitel +
Silinder 0-1 granular
Kristal + amorf
+ bakteri
17. A: : - Diare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan
- Bronkopnemoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi Furosemid 2 x 10 mg IV
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 2x
• 18 November 2012
17
18. S : batuk, bengkak dimata dan perut berkurang
O : KU: compos mentis, TD: 105/80 mmHg, BB: 15,5 kg, S = 36.80
C, N:
110x/menit, RR: 22x/menit. Urine 3000 cc
Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh-/-
Abdomen : datar, BU (+) 3x/menit, supel, undulasi (-), Shiffting dullness (-)
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
Laboratorium kimia klinik : Albumin : 2.44 g/dL
A: - diare akut tanpa dehidrasi dengan perbaikan
- Bronkopnemoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi Furosemid 2 x 10 mg IV
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 2x
• 19 November 2012
S : batuk, mata sembab dan perut membuncit berkurang
O : KU: compos mentis, BB: 15 kg, TD: 110/60 mmHg S = 36.60
C, N:
112x/menit, RR: 30x/menit. Urine: 3500 cc
18
19. Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : cembung, BU (+), supel, undulasi (-), Shiffting dullness (+)
minimal
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
A: - Bronkopnemoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
- Injeksi Furosemid 2 x 10 mg IV stop
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 3x
• 20 November 2012
S : batuk berkurang
O : KU: compos mentis, TD: 130/80 mmHg S = 37.90
C, N: 120x/menit, RR:
26x/menit. Urine: 3000 cc
Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : datar , BU (+) 3x/menit, supel
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
19
20. Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
Laboratorium, kimia klinik:
o Total protein: 3.73 g/dL
o Albumin : 2.58 g/dL
o Globulin : 1,15 g/dL
A: - Bronkopnemoni
- Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - IVFD D5% 10 tpm
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- L-Bio 1 x 1
- Interzinc 2 x ½ cth
- Bromhexin 3x 3,5 mg
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 3x
• 21 November 2012
S : batuk berkurang
O : KU: compos mentis, BB: 15 kg, TD: 110/80 mmHg S = 36.80
C, N:
115x/menit, RR: 26x/menit. Urine 1500cc
Mata: Ca-/-, SI -/-
Thorax: Cor/ S1 S2 Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo: SN vesikuler, Rh +/+, Wh -/-
Abdomen : datar, BU (+), supel, timpani
Ekstremitas atas: akral hangat +/+, oedem -/-
Ekstremitas bawah: akral hangat +/+, oedem -/-
A: - Bronkopnemoni
20
21. - Sindroma nefrotik relaps
- Status gizi baik
P: - aff infus
- Injeksi Amoxicilin 3 x 500 mg IV stop
- Injeksi Chloramfenicol 3 x 300 mg IV stop
Per oral:
- Lasal 2 x 2/3 cth
- Interzinc 2x ½ cth
- Bromhexin 3x3,5 mg
Rencana tindakan
- Nebulizer combivent 3x
- Rawat jalan
- Kontrol 1 minggu kemudian ke poli anak atau jika ada keluhan.
21
22. ANALISA KASUS
Anak S, laki-laki, 4 tahun dengan berat badan ketika datang : 14 kg, datang dengan
keluhan utama mencret sejak 1 hari SMRS, mencret > 8 kali, konsistensi cair dengan
sedikit ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah, tiap kali BAB sekitar ¼ gelas belimbing
(60cc), warna kuning dan bau seperti tinja biasa, awalnya badan terasa panas dengan
perabaan tangan namun panas semakin tinggi, Dua hari SMRS, pasien batuk berdahak,
dahak bewarna putih keruh, kental sulit dikeluarkan, nafas telihat sesak. 1 tahun yang
lalu ibu pasien mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit karena menderita penyakit
sindroma nefrotik namun sudah sembuh. Setelah menjalani perawatan satu hari di
Rumah Sakit, ibu pasien mengeluhkan mata anaknya bengkak ketika bangun tidur, dan
perut terlihat membuncit atau semakin besar, sejak bengkak dirasa BAK kurang, warna
kuning jernih.
Daftar masalah yang terdapat pada pasien
1. Mencret
Mencret sejak 1 hari SMRS, mencret > 8 kali, konsistensi cair dengan sedikit ampas,
tidak ada lendir, tidak ada darah, tiap kali BAB sekitar ¼ gelas belimbing, warna
kuning dan bau seperti tinja biasa.
Berdasarkan definisi diare yaitu buang air besar dengan konsistensi lebih
encer/cair dari biasanya, ≥ 3 kali per hari, dapat/tidak disertai dengan lendir/darah
yang timbul secara mendadak dan berlangsung kurang dari 14 hari (WHO 1980),
Pasien ini termasuk dalam diare akut.
22
24. Berdasarkan klasifikasi tersebut, menurut keterangan ibu pasien masih minum seperti
biasa, BAK normal dan pada pemeriksaan fisik saat masuk RS tidak ditemukan mata
cekung, dan turgor kulit masih normal menandakan belum terdapatnya dehidrasi pada
pasien.
Rencana Penatalaksanaan yang berikan:
a. Rehidrasi
Diberikan cairan resusitasi yaitu RL (kristaloid) 10 tpm
b. Dukungan nutrisi
- Minum air putih untuk mencegah terjadinya dehidrasi
- Penambahan enzim probiotik pencernaan untuk memperbaiki fungsi
saluran cerna : L-Bio 1x1 sachet
- Diet biasa 3 x sehari
c. Sulpemen Zinc
- Zinc sulfate 2x 2,5 mg selama 10 hari
d. Antibiotik sesuai
Pemberian antibiotik seharusnya berdasarkan bakteri penyebab infeksi
e. Edukasi
- Memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyebab, cara
perawtan dan kemungkinan komplikasi yang terjadi
2. Batuk
Dari anamnesa, pasien mengalami batuk sejak 2 hari SMRS, berdahak warna
putih namun sulit keluar dan menurut ibu pasien tampak sesak dan badan terasa panas
dengan perabaan tangan, dari pemeriksaan fisik pada saat masuk RS didapatkan Suhu
38.60
C, laju pernapasan 45x/menit dan terdapat retraksi dinding dada memandakan
adanya tekipneu dan sesak nafas. Di dukung dengan pemeriksaan laboratorium
dengan lekositosis (24,7 ribu/ul) mengarahkan kepada diagnosis bronkopneumonia.
24
25. Bronkopneumonia sebagai penyakit yang menimbulkan gangguan pada sistem
pernafasan, merupakan salah satu bentuk pneumonia yang terletak pada alveoli paru.
Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil. Hal ini dikarenakan
respon imunitas mereka masih belum berkembang dengan baik.
Bronkopneumonia lebih sering ditimbulkan oleh infeksi bakteri. Bakteri-bakteri ini
menginvasi paru melalui 2 jalur, yaitu dengan :
1. Inhalasi melalui jalur trakeobronkial.
2. Sistemik melalui arteri-arteri pulmoner dan bronkial.
Bakteri-bakteri yang sering menyebabkan ataupun didapatkan pada kasus bronkopneumonia
adalah :
● Bakteri gram positif
1. Pneumococcus
2. Staphylococcus aureus
3. Streptococcus hemolyticus
● Bakteri gram negatif
1. Haemophilus influenzae
2. Klebsiella pneumonia
Masing-masing bakteri tersebut menyebabkan bronkopneumonia melalui berbagai
mekanisme yang berbeda.
3. Mata sembab, perut membuncit
Setelah menjalani perawatan satu hari di Rumah Sakit, ibu pasien mengeluhkan
mata anaknya bengkak ketika bangun tidur, dan perut terlihat membuncit atau semakin
besar, sejak bengkak dirasa BAK kurang, namun tidak nyeri, warna kuning jernih, tidak
terasa sesak nafas. 1 tahun yang lalu ibu pasien mengaku pernah dirawat di Rumah Sakit
karena menderita penyakit sindroma nefrotik namun sudah membaik.
Sindrom nefrotik, adalah salah satu penyakit ginjal yang sering dijumpai pada
anak, merupakan suatu kumpulan gejala-gejala klinis yang terdiri dari proteinuria masif,
hipoalbuminemia, hiperkholesterolemia serta sembab. Yang dimaksud proteinuria masif
25
26. adalah apabila didapatkan proteinuria sebesar 50-100 mg/kg berat badan/hari atau lebih.
Albumin dalam darah biasanya menurun hingga kurang dari 2,5 gram/dl. Selain gejala-
gejala klinis di atas, kadang-kadang dijumpai pula hipertensi, hematuri, bahkan kadang-
kadang azotemia.
Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan protein pada urin (+2), albumin 1.49
g/dL, dan kolestereol total 442 mg/dL. Dari gejala klinis dan pemeriksaan penunjang
mendukung diagnosis pasien ke arah sindroma nefrotik.
International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC) menganjurkan untuk
memulai dengan pemberian prednison oral (induksi) sebesar 60 mg/m2/hari dengan dosis
maksimal 80 mg/hari selama 4 minggu, kemudian dilanjutkan dengan dosis rumatan
sebesar 40 mg/m2
/hari secara selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4
minggu, lalu setelah itu pengobatan dihentikan.
A. Sindroma nefrotik serangan pertama
1. Perbaiki keadaan umum penderita :
a. Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah garam, rendah lemak. Rujukan ke
bagian gizi diperlukan untuk pengaturan diet terutama pada pasien dengan
penurunan fungsi ginjal.
b. Tingkatkan kadar albumin serum, kalau perlu dengan transfusi plasma atau
albumin konsentrat.
c. Atasi infeksi.
d. Lakukan observasi untuk diagnostik dan untuk mencari komplikasi.
e. Berikan terapi suportif yang diperlukan: Tirah baring bila ada edema anasarka.
Diuretik diberikan bila ada edema anasarka atau mengganggu aktivitas. Jika
ada hipertensi, dapat ditambahkan obat antihipertensi.
2. Terapi prednison sebaiknya baru diberikan selambat-lambatnya 14 hari setelah
diagnosis sindrom nefrotik ditegakkan untuk memastikan apakah penderita
mengalami remisi spontan atau tidak. Bila dalam waktu 14 hari terjadi remisi
26
27. spontan, prednison tidak perlu diberikan, tetapi bila dalam waktu 14 hari atau
kurang terjadi pemburukan keadaan, segera berikan prednison tanpa
menunggu waktu 14 hari.
B. Sindroma nefrotik kambuh (relaps)
1. Berikan prednison sesuai protokol relapse, segera setelah diagnosis relapse
ditegakkan.
2. Perbaiki keadaan umum penderita.
a. Sindrom nefrotik kambuh tidak sering
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh < 2 kali dalam masa 6 bulan atau < 4
kali dalam masa 12 bulan.
1) Induksi: Prednison dengan dosis 60 mg/m2
/hari (2 mg/kg BB/hari)
maksimal 80 mg/hari, diberikan dalam 3 dosis terbagi setiap hari
selama 3 minggu.
2) Rumatan: Setelah 3 minggu, prednison dengan dosis 40 mg/m2
/48 jam,
diberikan selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4
minggu. Setelah 4 minggu, prednison dihentikan.
b. Sindrom nefrotik kambuh sering
Adalah sindrom nefrotik yang kambuh > 2 kali dalam masa 6 bulan atau > 4
kali dalam masa 12 bulan.
1) Induksi: Prednison dengan dosis 60 mg/m2
/hari (2 mg/kg BB/hari)
maksimal 80 mg/hari, diberikan dalam 3 dosis terbagi setiap hari
selama 3 minggu.
2) Rumatan: selang sehari dengan dosis tunggal pagi hari selama 4
minggu. Setelah 4 minggu, dosis prednison diturunkan menjadi 40
mg/m2
/48 jam diberikan selama 1 minggu, kemudian 30 mg/m2
/48 jam
selama 1 minggu, kemudian 20 mg/m2
/48 jam selama 1 minggu,
akhirnya 10 mg/m2
/48 jam selama 6 minggu, kemudian prednison
dihentikan.
27
28. Pada saat prednison mulai diberikan selang sehari, siklofosfamid oral 2-3 mg/kg/hari
diberikan setiap pagi hari selama 8 minggu. Setelah 8 minggu siklofosfamid dihentikan.
Indikasi untuk merujuk ke dokter spesialis nefrologi anak adalah bila pasien tidak respons
terhadap pengobatan awal, relapse frekuen, terdapat komplikasi, terdapat indikasi kontra
steroid, atau untuk biopsi ginjal.
PENATALAKSANAAN DIETETIK
Pemberian diet tinggi protein tidak diperlukan bahkan sekarang dianggap kontra
indikasi karena dapat menambah beban ginjal untuk mengeluarkan sisa metabolisme protein
(hiperfiltrasi) dan menyebabkan terjadinya sclerosis glomerolus. Jadi cukup diberikan diet
protein normal 2 gram/kgbb. Diet rendah garam hanya diperlukan selama anak menderita
edema. Masukan natrium harus dibatasi ± 2 gram/hari untuk mengurangi keseimbangan
natrium yang positif. Pembatasan garam yang ketat hanya diperlukan terhadap pasien yang
tidak memberikan respons terhadap diuretika. Diet penurunan lipid umumnya dianjurkan
untuk pasien dengan hiperkolesterolemia.
Bila pemberian diuretic tidak berhasil, biasanya terjadi karena hipovolemia atau
hipalbuminemia berat (≤ 1 g/L) diperlukan pemberian infuse albumin (20-25%) rendah
garam (1g/kgbb) selama 4 jam, untuk menarik cairan dari jaringan intertisial dan di akhiri
dengan pemberian furosemid (1-2 mg/kgbb). Bila pasien tidak mampu, dapat diberikan
plasma 20 ml/kgbb secara pelan-pelan 10 tetes/menit untuk mencegah terjadinya komplikasi
dekompensasi jantung / edema paru. Pemberian plasma berpotensi untuk menyebabkan
penularan infeksi hepatitis, HIV, dll.
KOMPLIKASI
Infeksi adalah komplikasi terbesar dari sindrom nefrotik. Anak dengan relaps
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap infeksi bakteri oleh karena kehilangan
immunoglobulin dan properdin faktor B pada urin. Kelainan imunitas sel media, terapi
imunosupresif, malnutrisi, dan edema/ascites bereaksi sebagai media kultur yang potensial.
Beberapa sebab meningkatnya kerentanan terhadap infeksi adalah:
1. kadar immunoglobulin yang rendah
2. defisiensi protein secara umum
28
29. 3. gangguan opsonisasi terhap bakteri
4. hipofungsi limpa, dan
5. akibat pengobatan imunosupresif
PROGNOSIS
Prognosis umumnya baik, kecuali pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
1. Menderita untuk pertamakalinya pada umur di bawah 2 tahun atau di atas 6 tahun.
2. Disertai oleh hipertensi.
3. Disertai hematuria.
4. Termasuk jenis sindrom nefrotik sekunder.
5. Gambaran histopatologik bukan kelainan minimal.
Pada umumnya sebagian besar (+ 80%) sindrom nefrotik primer memberi respons
yang baik terhadap pengobatan awal dengan steroid, tetapi kira-kira 50% di antaranya akan
relapse berulang dan sekitar 10% tidak memberi respons lagi dengan pengobatan steroid.
29
30. DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. Guidelines for the management of common illness with limited
resources, diare dan penatalaksanaannya. Bina mulia: jakarta. 2008. P 198-215
2. Dugdale D C, Herbert Y, Zieve D. Nephrotic Syndrome. (cited 12 1, 2012).
Available from : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000490.htm.
3. Bergstein JM. Sindrom nefrotik. Dalam : Behrman RE, Kliegma RM, Jenson HB,
penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke 17. Philadelphia : WB Saunders
Co; 2004. h 1827-1832.
4. Nephrotic Syndrome. (cited on des, 1, 2012). Available at:
http://www.emedicine.com/ped/topic1564.htm.
5. Complication of Nephrotic Syndrome. (cited on des, 1, 2012). Available at:
http://www.asn-igd.com/saleskit/Home.aspx?
gclid=CPWl9JWty68CFc966wod7UKRow
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
30
31. https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
31