6. Matrikulasi|Set
• Definisi:
Set(Himpunan): kumpulan dari suatu objek (anggota), yang bisa jadi tidak berurutan, tetapi
tidak terjadi duplikasi.
Himpunan penyelesaian (HP): bilangan-bilangan yang memenuhi kriteria untuk
menyelesaikan suatu persamaan/pertidaksamaan
Universal set(ruang semesta): seluruh anggota yang menjadi objek dari suatu pengamatan,
dalam hal ini adalah set bilangan real, disimbolkan dengan U atau S
Null set (himpunan kosong): set tanpa anggota didalamnya, disimbolkan dengan ∅ atau
Nama dari suatu set dituliskan dengan huruf Kapital, sedangkan anggotanya dituliskan
dengan huruf kecil
Dua buah set A dan B dikatakan sama jika dan hanya jika seluruh anggota A juga merupakan
anggota B
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 6
7. Matrikulasi|Set
• Notasi set pada domain bilangan Real:
Notasi Interval: menggunakan simbol 𝑎, 𝑏 ; 𝑎, 𝑏 ; 𝑎, 𝑏 , 𝑎, 𝑏 ; −∞, ∞ ; 𝑑𝑠𝑡
Garis Bilangan:
Set listing
Enumerating: A = 1, 2, 3, 4, 5
Ellipse : A = 1, 2, 3, ⋯ , 100
Set builder
Model set builder 𝐴 = 𝑥 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑥
𝐴 = 𝑥 1 ≤ 𝑥 < 10 ∪ 𝑥 > 15 , ∀ 𝑥 ∈ 𝑁 ∧ 𝑥 ≠ 4
Simbol domain set: =, ≤, <, >, ≥, ≠, ∈, ∀, ∉,∧,∨
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 7
𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 𝑒 𝑓𝑎 𝑏 𝑐 𝑑 𝑒 𝑓
8. Matrikulasi|Set
• Pertidaksamaan set
Sub-Set
• Subset: A ⊂ 𝐵 → set A merupakan bagian dari set B atau seluruh anggota A merupakan
sebagian anggota B
• Improper-subset: A ⊆ 𝐵 → set A merupakan bagian dari atau sama dengan set B.
Super-Set
• Superset: A ⊃ 𝐵 → Set A mengandung set B atau sebagian anggota A merupakan
seluruh anggota dari set B
• Improper-superset: A ⊇ 𝐵 → Set A mengandung atau sama dengan set B
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 8
9. Matrikulasi|Set
• Operasi set
Union (gabungan)
o 𝐴 ∪ 𝐵 : menghasilkan set baru dengan anggota seluruh set A dan set B
o 𝐴 = 1,2,3 ; 𝐵 = 2,3,4,5 ∴ 𝐴 ∪ 𝐵 = 1,2,3,4,5
Intersection (irisan)
o 𝐴 ∩ 𝐵 : menghasilkan set baru dengan anggota: elemen set A tetapi juga elemen set B
o 𝐴 = 1,2,3 ; 𝐵 = 2,3,4,5 ∴ 𝐴 ∩ 𝐵 = 2,3
Complement
o 𝐴 𝑐 : seluruh elemen universal yang bukan anggota dari set A
Difference (pengurangan)
o 𝐴 − 𝐵: seluruh elemen A yang bukan menjadi elemen B
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 9
11. Matrikulasi|Koordinat Cartesian
• Definisi
• Terdiri dari 2 buah sumbu: 𝑥 dan 𝑦
• Kedua sumbu berpotongan pada titik origin
𝑂 0,0
• Terdiri dari 4 kuadran dengan karakteristik:
• Kuadran I : 𝑥, 𝑦
• Kuadran II : −𝑥, 𝑦
• Kuadran III : −𝑥, −𝑦
• Kuadran IV : 𝑥, −𝑦
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 11
−𝟏−2−3−4 𝟏 𝟐 3 𝟒
−𝟐
−𝟑
−4
𝟏
𝟐
𝟑
𝟒
𝒙
𝒚
III
III IV
12. Matrikulasi|Koordinat Cartesian
• Suatu Titik Koordinat
• Suatu titik dipetakan dengan penulisan 𝑥, 𝑦
• Dua Buah titik
• Jarak dua buah titik A dan B dapat dihitung sbb:
𝐷𝐴𝐵 = 𝑥 𝐴 − 𝑥 𝐵
2 + 𝑦 𝐴 − 𝑦 𝐵
2
• Kemiringan garis A dan B dihitung sbb:
𝑚 𝐴𝐵 =
∆𝑦
∆𝑥
=
𝑦 𝐴 − 𝑦 𝐵
𝑥 𝐴 − 𝑥 𝐵
• Persamanaan garis lurus antara A dan B adalah:
𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝑐
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 12
−𝟏−2−3−4 𝟏 𝟐 3 𝟒
−𝟐
−𝟑
−4
𝟏
𝟐
𝟑
𝟒
𝒙
𝒚
𝐴
−3, −2
𝐵
3,2
13. Matrikulasi|Koordinat Cartesian
• Dua buah garis lurus
• Dua buah garis dikatakan sejajar jika:
𝑚1 = 𝑚2
• Dua buah garis dikatakan saling tegak lurus jika:
𝑚1 × 𝑚2 = −1
• Persamaan Lingkaran & Ellips
• Lingkaran dengan pusat 𝑎, 𝑏 dan jari-jari 𝑟:
𝑥 − 𝑎 2 + 𝑦 − 𝑏 2 = 𝑟2
• Ellips yang berpusat pada 𝑎, 𝑏 dengan semi-
mayor 𝑚 dan semi-minor 𝑛 adalah:
𝑥 − 𝑎 2
𝑚2
+
𝑦 − 𝑏 2
𝑛2
= 1
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 13
−𝟏−2−3−4 𝟏 𝟐 3 𝟒
−𝟐
−𝟑
−4
𝟏
𝟐
𝟑
𝟒
𝒙
𝒚
𝐴
−3, −2
𝐵
3,2
14. Matrikulasi|Polinomial
Persamaan Polinomial
Polinomial derajat-1 (linear)
• Bentuk umum : 𝑝 𝑥 = 𝑎𝑥 + 𝑏; 𝑎 ≠ 0
• Akar polynomial: 𝑥 = − 𝑏 𝑎
Polinomial derajat-2 (kuadrat)
• Bentuk umum : 𝑝 𝑥 = 𝑎𝑥2 + 𝑏𝑥 + 𝑐; 𝑎 ≠ 0
• Akar polynomial: 𝑥1,2 =
−𝑏± 𝐷
2𝑎
; 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝐷 = 𝑏2 − 4𝑎𝑐
• Sifat determinan 𝐷
• 𝐷 = 0; memiliki dua buah akar kembar
• 𝐷 > 0;memiliki dua buah akar yang berbeda
• 𝐷 < 0; tidak memiliki akar-akar real
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 14
15. Matrikulasi|Polinomial
Persamaan Polinomial
Polinomial derajat-n
• Bentuk umum:
𝑝 𝑥 = 𝑎 𝑛 𝑥 𝑛 + 𝑎 𝑛−1 𝑥 𝑛−1 + ⋯ + 𝑎2 𝑥2 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎0; 𝑎 𝑛 ≠ 0
• Metoda pencarian akar: membagi dengan polynomial lainnya sehingga terbentuk
perkalian polynomial derajat-1 atau 2.
𝑝 𝑥 = 𝑥6 − 1
Uji nilai 𝑥 sehingga 𝑝 𝑥 = 0 sehingga memiliki akar persamaan polinom.
𝑥 = 1 → 16 − 1 = 0 ∴ 𝑥 − 1 adalah salah satu akar polinom tersebut
𝑥 = −1 → −1 6 − 1 = 0 ∴ 𝑥 + 1 juga salah satu akar polinom tersebut
Sehingga kita dapatkan persamaan akhir:
𝑝 𝑥 = 𝑥6 − 1 = 𝑥 − 1 𝑥 + 1 𝑥2 + 𝑥 + 1
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 15
16. Matrikulasi|Polinomial
Pertidaksamaan Polynomial
Bentuk umum:
𝐴 𝑥
𝐵 𝑥
≤
𝐶 𝑥
𝐷 𝑥
• Tanda ≤ dapat diganti dengan tanda pertidaksamaan lainnya: <, >, 𝑑𝑎𝑛 ≥
• 𝐴 𝑥 ; 𝐵 𝑥 ; 𝐶 𝑥 ; 𝐷 𝑥 ; merupakan polynomial
• Daerah asal (domain) dari pertidaksamaan memiliki syarat :
𝑥 𝑥 ∈ 𝑅, 𝐵 𝑥 ≠ 0 ∧ 𝐷 𝑥 ≠ 0
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 16
18. Fungsi
• Pendahuluan
• Operasi pada fungsi
• Fungsi Komposit
• Fungsi Genap & Ganjil
• Fungsi Inverse
• Fungsi Trigonometri
• Fungsi Eksponensial
• Fungsi Logaritma
• Nilai Absolute
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 18
19. Fungsi|Pendahuluan
• Definisi : hubungan antara sekelompok input
dengan sekelompok output, dimana satu input
dipasangkan hanya dengan satu output.
• Misalkan terdapat suatu fungsi 𝑓: 𝑋 → 𝑌 maka
dituliskan dengan 𝑓 𝑥
• Sekelompok input (𝑥) disebut set domain
disimbolkan 𝐷𝑓
• Sekelompok output (𝑦) disebut dengan set
kodomain/range, disimbolkan 𝑅𝑓
• Fungsi: aturan memasangkan 1 input ke 1
output bukan sebaliknya.
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 19
𝑥1
𝑥2
𝑥3
𝑥4
𝑦1
𝑦2
𝑦3
𝑦4
𝐷𝑓 𝑅𝑓
Domain
Range
𝑥1
𝑥2
𝑥3
𝑥4
𝑦1
𝑦2
𝑦3
𝑦4
Bukan fungsi
21. Fungsi|Fungsi Komposit
• Definisi:
• Fungsi komposit adalah fungsi dari suatu fungsi
• Analoginya: misalkan 𝑔 𝑥 adalah fungsi dari rice cooker dan 𝑓 𝑥 adalah fungsi dari
penggorengan. Jika 𝑥 adalah beras dan 𝑓 ∘ 𝑔 𝑥 adalah nasi goreng, maka :
𝑓 ∘ 𝑔 𝑥 = 𝑓 𝑔 𝑥
𝑔 ∘ 𝑓 𝑥 = 𝑔 𝑓 𝑥
𝑓 ∘ 𝑔 𝑥 ≠ 𝑓 ∘ 𝑔 𝑥
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 21
𝑔 ∙ 𝑓 ∙𝑥 𝑓 ∘ 𝑔 𝑥
𝑔 𝑥 𝑓 𝑔 𝑥
22. • Fungsi Genap
• Secara grafis suatu fungsi dikatakan genap jika simetris terhadap sumbu-y
• Suatu fungsi disebut fungsi genap jika dan hanya jika: 𝑓 𝑥 = 𝑓 −𝑥
• Contoh: 𝑓 𝑥 = 𝑥2
• Fungsi Ganjil
• Secara grafis suatu fungsi dikatakan ganjil jika simetris terhadap titik origin 0,0
• Suatu fungsi disebut fungsi ganjil jika dan hanya jika: 𝑓 𝑥 = −𝑓 𝑥
• Contoh: 𝑓 𝑥 = 𝑥3
Fungsi|Fungsi Genap & Ganjil
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 22
24. • Pengetahuan Dasar
sin 𝛼 =
𝑦
𝑟
cos 𝛼 =
𝑥
𝑟
tan 𝛼 =
𝑦
𝑥
=
sin 𝛼
cos 𝛼
csc 𝛼 = sin−1 𝛼 sec 𝛼 = cos−1 𝛼 cot 𝛼 = tan−1 𝛼
sin2 𝛼 + cos2 𝛼 = 1 →
sin2 𝛼
cos2 𝛼
+
cos2 𝛼
cos2 𝛼
= 1 + tan2 𝛼 = sec 𝛼
sin 𝛼 ± 𝛽 = sin 𝛼 cos 𝛽 ± cos 𝛼 sin 𝛽
cos 𝛼 ± 𝛽 = cos 𝛼 cos 𝛽 ∓ sin 𝛼 sin 𝛽
tan 𝛼 ± 𝛽 =
tan 𝛼 ± tan 𝛽
1 ∓ tan 𝛼 tan 𝛽
Fungsi|Fungsi Trigonometri
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 24
𝛼
𝑥
𝑦
𝑟
25. • Hukum Trigonometri
𝐿𝑎𝑤 𝑜𝑓 𝑆𝑖𝑛𝑒𝑠:
𝑎
sin 𝛼
=
𝑏
sin 𝛽
=
𝑐
sin 𝛾
𝐿𝑎𝑤 𝑜𝑓 𝐶𝑜𝑠𝑖𝑛𝑒𝑠:
cos 𝛼 =
𝑏2 + 𝑐2 − 𝑎2
2𝑏𝑐
cos 𝛽 =
𝑎2 + 𝑐2 − 𝑏2
2𝑎𝑐
cos 𝛾 =
𝑎2 + 𝑏2 − 𝑐2
2𝑎𝑏
Fungsi|Fungsi Trigonometri
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 25
𝛼
𝛽
𝛾
𝑎
𝑏
𝑐
26. • Definisi: Absolute value atau nilai mutlak merupakan bilangan real non-negative, sehingga dapat
didefinisikan sebagai berikut:
𝑥 = 𝑥2
• Tanda absolute pada suatu fungsi dapat dihilangkan dengan mengkonversi nilai fungsi sebagai
berikut:
𝑓 𝑥 =
𝑓 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓 𝑥 ≥ 0
−𝑓 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑓 𝑥 < 0
• Contoh: berikan solusi pada fungsi berikut:
𝑥2 + 4𝑥 − 4 ≤ 0
𝑥2 + 4𝑥 ≤ 4 ↔ −4 ≤ 𝑥2 + 4𝑥 ≤ 4
𝑥2 + 4𝑥 + 4 ≥ 0 ∪ 𝑥2 + 4𝑥 − 4 ≤ 0
𝑥 + 2 2
≥ 0 ∪ 𝑥2
+ 4𝑥 − 4 ≤ 0
Fungsi|Nilai Absolute
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 26
27. Limit & Kontinuitas
• Latar belakang
• Ilustrasi grafis
• Properti
• Metoda Perhitungan
• Kontinuitas
• Garis singgung
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 27
28. Limit|Latar-belakang
• Masalah: Ada kalanya suatu fungsi tidak terdefinisi
• Secara numerik: penyebab utama adalah nilai penyebut menjadi nol
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡
→ 𝑓 𝑥 =
𝑥2 − 4
𝑥 − 2
Fungsi di atas tidak terdefinisi ketika 𝑥 = 2
• Secara grafis:
fungsi tangga putus
𝑓 𝑥 =
𝑥2 + 4 𝑥 < −2
𝑥 − 2 −2 ≤ 𝑥 ≤ 2
𝑥2 − 4
𝑥 − 2
𝑥 > 2
Fungsi di atas terputus pada 𝑥 = ±2
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 28
29. Limit|Latar-belakang
• Ide pemecahan: melihat konvergensi nilai 𝑓 𝑥 dari arah kiri dan kanan
• Limit kiri dari 𝑓 𝑥 , notasi penulisan:
lim
𝑥→𝑎−
𝑓 𝑥 = 𝑏
• Limit kanan dari 𝑓 𝑥 , notasi penulisan:
lim
𝑥→𝑎+
𝑓 𝑥 = 𝑏
• Nilai fungsi 𝑓 𝑥 , notasi penulisan
𝑓 𝑎 = 𝑏
• Limit 𝑓 𝑥 , notasi penulisan:
lim
𝑥→𝑎
𝑓 𝑥 = 𝑏 ↔ lim
𝑥→𝑎−
𝑓 𝑥 = lim
𝑥→𝑎+
𝑓 𝑥 = 𝑏
Limit dari 𝒇 𝒙 dikatakan “ada” jika limit kiri dan kanannya sama ketika 𝒇 𝒂 “tidak ada”
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 29
33. Limit|Metoda Perhitungan
1. Konvensional:
Menghitung langsung nilai 𝑓 𝑥 untuk 𝑥 sehingga mendekati nilai limitnya
𝑓 𝑥 =
𝑥2 − 1
𝑥 − 1
Hasil perhitungan dapat dilihat pada table berikut:
Dari table dapat dilihat bahwa nilai 𝑓 𝑥 mendekati 2 ketika 𝑥 → 2 dari kiri dan kanan
Sehingga disimpulkan dan dapat dituliskan sebagai berikut :
lim
𝑥→1
𝑓 𝑥 =
𝑥2
− 1
𝑥 − 1
= 2
𝑥 0.9 0.99 0.999 0.9999 1 1.0001 1.001 1.01 1.1
𝑓 𝑥 1.9 1.99 1.999 1.9999 Error 2.0001 2.001 2.01 2.1
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 33
41. Limit|Kontinuitas fungsi
• Suatu fungsi dikatakan kontinu pada 𝑎 jika dan hanya jika:lim
𝑥→𝑎
𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑎 = 𝐿
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 41
𝑎 𝑐
𝑓 𝑥
𝑥
𝑘
𝑗
𝑙
𝑏 𝑑
𝑖
𝑓 𝑥 kontinu sepihak dari kiri
lim
𝑥→0−
𝑓 𝑥 = 𝑓 0 = 𝑘
𝑓 𝑥 diskontinu pada 𝑎
lim
𝑥→𝑑
𝑓 𝑥 ≠ 𝑓 𝑑
Diskontinu pada 𝑥 = 𝑑
lim
𝑥→𝑐
𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑐 = 𝑗
𝐾𝑜𝑛𝑡𝑖𝑛𝑢 𝑝𝑑 𝑥 = 𝑐
𝑓 𝑥
kontinu sepihak
kanan
42. Limit|Garis singgung
• Sebuah garis yang melewati suatu kurva :
Secant Line : garis lurus memotong kurva pada titik
𝑥 = 𝑎 dan di sembarang 𝑥
Tangent Line : garis lurus memotong (menyinggung)
kurva hanya pada titik 𝑥 = 𝑎
• Solusi: Garis secant dirotasikan agar berubah
kemiringannya sehingga menjadi garis tangen.
𝑚 𝑇 = lim
∆𝑥→0
∆𝑦
∆𝑥
∴ lim
𝑥→𝑎
𝑓 𝑥 − 𝑓 𝑎
𝑥 − 𝑎
• Jika ∆𝑥 = ℎ ≡ 𝑥 − 𝑎 , maka:
𝑚 𝑇 = lim
ℎ→0
𝑓 𝑎 + ℎ − 𝑓 𝑎
ℎ
10/10/2016 Hasdi – Kalkulus-1 42
𝑎 𝑥
𝑓 𝑎
𝑓 𝑥
𝑦
𝑥