SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN DASAR 1
KONSEP SEKSUAL
KELOMPOK 7:
FAHRUNNISA
RINA RAMADHANI SUTANTO
ZAENI ROHMAN MAULANA
(D3 KEPERAWATAN)
Jl. Tamansari Km 2,5 Kota Tasikmalaya Tlp (0265)2350982
Website : www.umtas.ac.id
e-mail :kotaksuratumtas@gmail.com/info@umtas.ac.id
fb : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Twitter : UMTasik Line :cerdasberkualitas
KATA PENGANTAR
Pujidan syukur atas terbentuknya makalah ini. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas yang diberikan kepada kami dengan judul teori yaitu KONSEP
SEKSUAL. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dosen dan
mahasiswa dalamkegiatan pembelajaran keperawatan dasar. Sehingga para
dosen dan mahasiswa mempunyaialternatif penggunaan makalah sesuai
dengan pilihan dan kualitas yang diperlukan.
Materi dalam makalah ini disampaikan dengan tersusun dan ilustrasi
yang jelas, dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh kita semua. Dalam materi yang disampaikan dimakalah
ini, diharapkan mahasiswa akan mampu memahami dan mengetahui tentang
konsep seksual.
Akhirnya,kamiberharap makalah ini akan dapat memberikan manfaat
untuk kita semua. Kami menyadribahwa tak ada gading yang tak retak, maka
kritik dan saran demi perbaikan makalah ini senantiasa kami harap dan
nantikan.
Tasikmalaya, september 2016
Penulis
LATAR BELAKANG
Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan
yang berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menurut
WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia
sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi
seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi.
Salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan
seksualkarena kebutuhan seksualmerupakan yang harus benar-benar
terpenuhi dan apabila kebutuhan seksualini tidak terpenuhi dengan
semestinya maka akan terjadi sesuatu menympang seksual.
Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksualbagi
kelangsungan kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta
pertimbangan-pertimbangan yang sering kita jumpai. Dalam kehidupan kita
maka dariitu kami mengatakan sebuah judul makalah ini dibuat tentang
“KONSEP SEKSUAL”
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
BAB II
1. Pengertian seksualitas
2. Fungsiseksualitas
3. Sikap terhadap kesehatan seksual
4. Pertumbuhan dan perkembangan seksualmanusia
5. Respon seksualitas
6. Dimensi seksual
7. Permasalahan yang berhubungan dengan seksual
8. Jenis-jenis penyimpangan pada orang dewasa
9. Bentuk abnormalitas seksualakibat dorongan seksualabnormal
10.Kehamilan dan seksual
11.Seksualitas dalam proses keperawatan
BAB III
Kesimpulan :
A. Saran
B. Penutup
BAB IV
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
. Konsep Seksualitas
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan
seksualitas suatu yang lebih luas daripada hanya sekedar kata seks yang
merupakan kegiatan hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat
juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan
perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling
dalam, dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.Seks
adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering
disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan.
Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi
biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis
berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana
menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan
doronganseksual.
Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana
menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis. Dari
dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan
antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan
tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks.
Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu
perilaku yang muncul berkaitan dengandoronganatauhasratseksual.
BAB II
1. PENGERTIAN SEKSUALITAS
Seksualitas adalah komponen identitas personal individu yang tidak
terpisahkan dan berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan
individu. Seksualitas tidak sama dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor-
faktor biologis, psikologi personal, dan lingkungan. Fungsi biologis mengacu
pada kemampuan individu untuk memberi dan menerima kenikmatan dan untuk
bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologis mengacu pada
pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri, identifikasi
sebagai pria atau wanita, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau feminin.
Nilai atau aturan sosio budaya membantu dalam membentuk individu
berhubungan dengan dunia dan bagaimana mereka memilih berhubungan
seksual dengan orang lain.
2 aspek seksualitas:
1. Seksualitas dalam arti sempit
Dalam arti sempit seks berarti kelamin. Yang termasuk dalam kelamin adalah
sebagai berikut:
a. Alat kelamin itu sendiri
b. Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya
alat kelamin
c. Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang membedakan laki-laki dan
perempuan
d. Hubungan kelamin
2. Seksualitas dalam arti luas
Segala hal yang terjadi akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin antara lain:
a) Perbedaan tingkah laku: lembut, kasar, genit, dll
b) Perbedaan atribut: pakaian, nama, dll
c) Perbedaan peran.
2. FUNGSI SEKSUALITAS
1. Kesuburan
Pada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya
keinginan yang kuat untuk membuktikan kesuburannya bahkan walaupun ia
sebenarnya belum menginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini
adalah macam masyarakat yang secara tradisional wanita hanya dianggap layak
dinikahi apabila ia sanggup membuktikan kesuburannya.
2. Kenikmatan
Mungkin pendorong primer atau mendasar perilaku seksual adalah kenikmatan
atau kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan
kenikmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme.
3. Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan
Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara
bersama-sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini
adalah esensi dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat
keintiman tersebut berakar dari risiko psikologis yang terlibat; secara khusus,
resiko ditolak, ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarik, atau
kehilangan kendali dapat memadamkan gairah pasangan.
4. Menegaskan maskulinitas atau feminitas
Sepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender terancam karena
sebab lain (mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan),
kita mungkin menggunakan seksualitas untuk tujuan ini.
5. Meningkatkan harga diri
Merasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual,
secara umum dapat meningkatkan harga diri.
6. Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan
Kekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap sebagai salah satu aspek
maskulinitas, dengan pria, baik karena alasan sosial maupun fisik, biasanya
berada dalam posisi dominan. Namun, seks dapat digunakan untuk
mengendalikan hubungan baik oleh pria dan wanita dan karenanya sering
merupakan aspek penting dalam dinamika hubungan. Kekuasaan tersebut
mungkin dilakukan dengan mengendalikan akses ke interaksi seksual,
menentukan bentuk pertalian seksual yang dilakukan, dan apakah proses
menimbulkan efek positif pada harga diri pasangan. Sementara dapat terus
menjadi faktor dalam suatu hubungan yang sudh berjalan, hal ini juga
merupakan aspek yang penting dan menarik dalam perilaku awal masa
“berpacaran”.
7. Mengungkapkan permusuhan
Aspek penting dalam masalah “dominasi” pada interaksi seksual pria-wanita
adalah pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini
paling relevan dalam masalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak
kasus penyerangan atau pemaksaan seksual dapat dipandang sebagai perluasan
dari dominasi atau kekuasaan, biasanya oleh pria terhadap wanita. Juga terdapat
keadaan-keadaan dengan penyerangan seksual dapat dipahami sebagai suatu
ungkapan kemarahan, baik terhadap wanita itu sendiri atau terhadap wanita itu
sebagai pengganti wanita lain.
8. Mengurangi ansietas atau ketegangan
Menurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat digunakan
sebagai cara untuk mengurangi ansietas atau ketegangan.
9. Pengambilan resiko
Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dari yang relatif ringan,
misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual.
Adanya resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan
terjadinya epidemi HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran
adanya resiko akan memadamkan respon seksual sehingga mereka mudah
menghindari resiko tersebut. Namun, bagi beberapa individu, gairah yang
berkaitan dengan persepsi resiko malah meningkatkan respons seksual. Untuk
individu yang seperti ini, resiko seksual menjadi salah satu bentuk kesenangan
yang dicari.
10. Keuntungan materi
Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh
keuntungan dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinan. Pernikahan,
sampai masa ini masih sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu
bentuk perlindungan dan bukan semata mata ikatan emosional komitmen untuk
hidup bersama.
3. SIKAP TERHADAP KESEHATAN SEKSUALITAS
Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari
ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan
sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam
batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan
hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini
hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan
dihormati.
4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEX MANUSIA
Pertumbuhan dan perkembangan seks manusia disebut libido. Terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
1. Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan seks
dengan menghisap puting susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan, Dengan
bayi baru dapat tidur setelah disusui ibu, menghisap botol atau tidur sambil
menghisap jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak perlu dilarang.
2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang
air besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilet, sehingga
kepuasannya tercapai.
3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan
alat kelaminnya.
4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah-
olah terbenam, karena mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah,
dan adanya pekerjaan rumah dari sekolah, Sehingga anak-anak cepat lelah dan
lekas tertidur, untuk siap bangun pagi dan pergi ke sekolah.
5. Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahun. Tanda seks sekunder mulai
berkembang dan keinginan seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus
berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah, keinginan
dipuja dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai
tampak. Saat ini masa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian
orang tua. Pada wanita telah mulai datang bulan (menstruasi) dan pria mulai
mimpi basah sehingga dapat menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka
melakukan hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum
mencapai tingkat dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dihendaki,
memberikan dampak kejiwaan yang sangat menyedihkan. (chandranita :2009)
Berkembangnya seksualitas dan pertalian seksual
1. Remaja
Pada awal masa remaja, sebagian besar seksualitas berkaitan dengan penegasan
identitas gender dan harga diri. Pada saat awitan pubertas terjadi perubahan-
perubahan di tubuh yang berlangsung tanpa dapat diduga sementara perubahan-
perubahan hormon menimbulkan dampak pada reaktivitas emosi.
2. Pasangan dan awal perkawinan
Setelah perkawinan dimulai, tantangannya adalah membangun rasa aman dalam
pertalian seksual yang juga mulai kehilangan pengaruh “pengalaman barunya”.
Pada tahap inilah membangun komunikasi yang baik menjadi sangat penting
untuk kelanjutan perkembangan pertalian seksual. Apabila pasangan tidak
mengembangkan cara-cara yang memungkinkan pasangannya mengetahui apa
yang mereka nikmati dan apa yang tidak menyenangkan maka akan muncul
masalah yang seharusnya dapat dihadapi dan dipecahkan.
3. Awal menjadi orang tua
Kehamilan, dan beberapa bulan setelah kelahiran, menimbulkan kebutuhan
lebih lanjut akan penyesuaian seksual. Wanita besar kemungkinannya
mengalami penurunan keinginan seksual dan kapasitas untuk menikmati seks
menjelang akhir kehamilnya karena terjadinya perubahan-perubahan fisik dan
mekanis. Periode pascanatal, karena berbagai alasan merupakan salah satu
periode saat munculnya kesulitan-kesulitan seksual yang apabila pasangan
obesitas belum mengembangkan metode-metode yang sesuai untuk
mengatasinya, dapat menimbulkan kesulitan berkepanjangan. Masalah jangka
panjang yang paling sering dalam hali ini adalah hilangnya gairah seksual pihak
wanita.
4. Usia paruh baya
Seksualitas pada hubungan yang sudah terjalin lama biasanya menghadapi
hambatan yang berbeda-beda. Pada tahap ini sesuatu yang baru dalam hubungan
seksual telah lama hilang. Bagi banyak orang hal ini tidak menimbulkan
masalah. Mereka telah mengembangkan bentuk kenyamanan intimasi seksual
lain yang tetap menjadi bagian integral dari hubungan mereka. Tetapi bagi yang
lain, kualitas hubungan seksual yang rutin ini akan memakan korban. Pada
keadaan seperti ini stress di tempat kerja misalnya akan mudah menyebabkan
kelelahan dan memadamkan semua antusiasme spontan untuk melakukan
aktivitas seksual. Hubungan intim menjadi jarang dilakukan dan sebagai
konsekuensinya dapat timbul ketegangan dalam hubungan pasangan tersebut.
Pada kelompok yang lebih tua lagi masalah seksual yang kita hadapi terutama
adalah masalah ereksi pada pria dan hilangnya minat seksual pada wanita.
Proses penuaan memang menimbulkan dampak pada seksualitas tetapi tentu
tidak selalu negatif. Pasangan pada usia ini lebih kecil kemungkinannya
meminta pertolongan dalam konteks keluarga berencana atau kesehatan
reproduksi.
5. RESPON TERHADAP SEKSUALITAS
Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi
berturut-turut. “Normal” pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing-
masing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan. Empat tahapan siklus respon
seksual :
1. Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari
beberapa menit sampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase
kegembiraan meliputi:
a. Peningkatan ketegangan otot
b. Peningkatan denyut jantung
c. Perubahan warna kulit
d. Aliran darah ke daerah genital
e. Mulainya pelumasan Vagina
f. Testis membengkak dan skrotum mengencang
2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa
perubahan yang terjadi dalam fase ini meliputi:
a. Fase kegembiraan meningkat
b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina
c. Klitoris menjadi sangat sensitive
d. Testis naik ke dalam skrotum
e. Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan
darah
f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot
3. Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase
terpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik
seperti berikut:
a. Kontraksi otot tak sadar
b. Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
c. Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama
d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh
4. Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara
perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandai dengan
relaksasi, keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak
memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitas seksual dan kemudian
orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme
selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori
akan sering meningkat.
6. DIMENSI SEKSUALITAS
Seksualitas memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi Seksualitas
seperti sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi psikologis dan dimensi
biologis . Masing-masing dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan
apakah perilaku yang diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara
global menciptakan variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan
menghadapi spectrum tentang keyakinan dan nilai yang luas. Misalnya
termasuk cara dan perilaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang
dianggap merangsang, tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku
seksual, dengan siapa seseorang menikah dan siapa yang diizinkan untuk
menikah.
Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai
dan sikap seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan
ekspresi seksual anggotanya. Setiap kelompok sosial mempunyai aturan dan
norma sendiri yang memandu perilaku anggotanya.
Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan
menggarisbawahi perilaku seksual, termasuk, misalnya saja, bagaimana
seseorang menemukan pasangan hidupnya, seberapa sering mereka melakukan
hubungan seks, dan apa yang mereka lakukan ketika mereka melakukan
hubungan seks.
2. Dimensi Agama dan etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide
tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan
seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum
sikap yang ditunjukan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional
tentang hubungan seks yang hanya dalam perkawinan sampai sikap yang
memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya. Keputusan
seksual yang melewati batas kode etik individu dapat mengakibatkan konflik
internal.
3. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang
sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati
perilaku orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama
pada anak-anaknya.
Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang halus
dan nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual
berhubungan dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka
tentang tubuh dan tindakan mereka. Orangtua memperlakukan anak laki-laki
dan perempuan secara berbeda berdasarkan jender.
4. Dimensi Biologis
Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah
dibuahi terorganisir dalam kromosomyang menjadikan perbedaan seksual.
Ketika hormone seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk
karakteristik laki-laki dan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali
saat pubertas, dimana anak perempuan mengalami menstruasi dan
perkembangan karakteristik seks sekunder, dan anak laki-laki mengalami
pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan perkembangan
karakteristik seks sekunder.
7. PERMASALAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
SEKSUAL
Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain:
1. Ketidaktahuan mengenai seks
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak
klitorisnya sendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak
diketahui oleh banyak orang. Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul-
betul merakyat. Ini berpangkal dari kurangnya pendidikan seks yang sebagian
besar dari antara masyarakat tidak memperolehnya pada waktu remaja. Tidak
jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasi, bukan pendidikan. Itu
terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks di sekolah atau
lembaga formal lainnya. Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari
berbagai media. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal
seks kepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak-
anaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama-
sama perempuan atau laki-laki. Demikian halnya dengan menghindarkan anak-
anaknya mandi bersama keluarga atau juga teman-temannya.
Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks.
Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai
dengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinya
dengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik
dan emosi anak akan terjadi pada usia 13 – 15 tahun pada pria dan 12 – 14
tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitu masa
peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai
tertarik kepada lawan jenisnya.
2. Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman
ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan
hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan
sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah.
Dan pasangan yang sedang lelah jarang merasakan bahwa hubungan seks
menarik minat. Akhirnya mereka memilih untuk tidur. Kelelahan bisa
menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan
kebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang
akhirnya bisa memadamkan gairah seks.
3. Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud
sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain.
Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka. Bahkan ini bisa
menggeser proses foreplay. Pasangan dapat mempertajam perselisihan mereka
dengan menghindari seks atau mengeluarkan ungkapan negatif atau
membandingkan dengan orang lain, yang sangat melukai perasaan pasangannya.
Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa menyebabkan sejumlah
masalah seksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau sengaja menahan
diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan lainnya biasanya
tidak baik dan tidak juga buruk. Jadi haruslah dipandang hanya sebagai
perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau perasaan kesal akan selalu
menghambat gairah seks.
4. Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap
seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi
berlebihan sampai ke suatu titik yang membosankan. Yang mendasari rasa
bosanitu adalah kemarahan yang disadari atau tidak disadari karena harapan
anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh kebanyakan pasangan yang
sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang sudah hidup
bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran kenikmatan
yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru.
Orang demikian melihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila bersenggama
dengan mitra baru.
8. Jenis-jenis Penyimpangan Seksual Pada Orang Dewasa
Berikut ada 20 istilah jenis perilaku seksualtidak wajar pada orang
dewasa,kita kenali bagaimana perilaku penyimpangan sex tersebut.
1. Pedofilia.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek anak-anak.
Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasiberhubungan
seksualdengan anak dibawah usia pubertas. Haltersebut dapat
disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadisme
organik, atau gangguan kepribadian organik.
2. Eksibisionisme.
Kepuasan seksualdicapai dengan cara mempertontonkan alat
kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak
di hadapan orang yang tidak dikenal, namun tidak ada upaya untuk
melakukan hubungan seksual.
3. Fetisisme.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan benda seks seperti
sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsiini
dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksualyang normal
dan bedah pergantian alat kelamin.
4. Transvestisme.
Kepuasan seksualdicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan
melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang
menggunakan pakaian dalam wanita.
5. Transeksualisme.
Bentuk penyimpangan seksualditandai dengan perasaan tidak
senang terhadap alat kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti
kelamin.
6. Voyerisme/Skopofilia.
Kepuasan seksualdicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau
aktivitas seksualyang dilakukan orang lain.
7. Masokisme.
Kepuasan seksualdicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih
dahulu secara fisik atau psikologis.
8. Sadisme.
Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksualdicapaidengan
menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan
menyiksa pasangan). Haltersebut dapat disebabkan antara lain
karena perkosaan dan pendidikan yang salah.
9. Homoseksual dan Lesbianisme.
Penyimpangan seksualyang ditandai dengan ketertarikan secara fisik
maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksualdicapai
melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama.
10. Zoofilia.
Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang.
11. Sodomi.
Kepuasan seksualdicapai dengan hubungan melalui anus.
12. Nekropilia.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek mayat.
13. Koprofilia.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek feses.
14. Urolagnia.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek urine yang
diminum.
15. Oral Seks/Kunilingus.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin wanita.
16. Felaksio.
Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan mulut pada alat
kelamin laki-laki.
17. Froterisme/Friksionisme.
Kepuasan seksualdicapai dengan cara menggosokkan penis pada
pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh
sesak manusia.
18. Goronto.
Kepuasan seksualdicapai melalui hubungan dengan lansia.
19. Frottage.
Kepuasan seksualdicapai dengan cara meraba orang yang disenangi
tanpa diketahui lawan jenis.
20. Pornografi.
Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi
rangsangan seksual. Berikut
9. BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN
SEKSUAL ABNORMAL
Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan
terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa
bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain:
1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang
tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks
bersifat impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan
tanpa adanya orgasme pada wanita. Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki
maupun perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan
mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual.
Pada wanita, kejadian ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya
disorganisasi kehidupan keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal.
2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan
suami atau istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual
dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang
sangat kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau
dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat.
3. Frigiditas. Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual
atau orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau
ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu
menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim). Beberapa faktor yang
menyebabkan frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya
hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut.
4. Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama
atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi.
Gangguan ini banyak disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau
ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah.
5. Ejakulasi Prematur. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan
sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang
senggama atau berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah
ini umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan
dalam membangun hubungan suami istri.
6. Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan
atau pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang
sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar. Hal ini dapat
disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan).
7. Dispareunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam
melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus. Kejadian ini dapat
terjadi pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain.
8. Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama
bersenggama, biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma
tanpa mengalami puncak kepuasan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikis
atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi
rangsangan atau vagina yang longgar.
9. Kesukaran Koitus Pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam
melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
diantara pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks,
dan lain-lain.
10.KEHAMILAN DAN SEKSUAL
Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena perubahan-perubahan
yang terjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri dan pasangan itu
umumnya. Kondisi yang lemah dari istri seperti karena mual-mual atau muntah,
nafsu makan yang menurun akan membuatnya lemah dan keinginan seksualnya
menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak, istri sering menolak. Hanya
bila suami merasa senang dengan kehamilan itu, diadapat mengatasinya dengan
baik.
Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, maka
aktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka yang
justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan seksnya karena
merasa bahagia telah hamil.Suami-istri senang bersama-sama dan ingin
menikmatinya dalam kontak seksual yang sering. Pada 3 bulan kedua, sekitar 80
persen wanita akan meningkat dorongan seksnya. Selain itu,mual atau muntah
sudah hilang. Kesehatan umumnya akan meningkat. Perasaan senang karena
hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya pembesaran payudara yang
membuat daya tariknya meningkat. Suami akan merasa lebih bergairah melihat
istrinya yang payudaranya bertambah besar serta bahagia karena istri telah
hamil. Kedua faktor itumembuat suami juga meningkat keinginan seksnya,
sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering pada
periodeini.
Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanita
yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak bersih,
sehingga dayatariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua,
akan timbul peningkatancairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak.
Air ditahan dalam badan. Akibatnya,cairan vagina juga bertambah. Ada terasa
licin yang mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan.
Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilan
itu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orang
yang sangatmendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami
istri, maka kondisi itudapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai pada
hubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampai
terjadi, maka perlu dicari penyebabnya.Apakah pribadi suami yang
mengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atauada konflik
diantara mereka.
Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan
ancaman terhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun
kearah vagina, maka penis suamidapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang
berat ke leher rahim akan membuat seluruhrahim bergerak seolah-seolah mau
melahirkan. Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat.
Kadang ada darah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran.Karenanya
sebagaian wanita menolak melakukan hubungan seksual pada akhir-
akhir kehamilan.
Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka sepantasnyalah
hubungan seks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering
terjadi dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3
bulan pertama dilarang atau berhenti melakukan hubungan seks.
Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali
dengan sangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah
rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama
dihentikan. Demikian juga pada akhir-akhirkehamilan. Benturan yang terlalu keras
dari penis terutama ke daerah rahim, akan membuatkontraksi rahim sangat kuat
seperti akan melahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dankesakitan. Dalam
keadaan demikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangansampai
didorong kuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam
namun diharapkan keduanya masih bisamencapaikepuasan.
Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudah
terbiasakuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bahaya
jadi mengancam.
Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, maka
secara otomatisdan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul
benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran.
11.SEKSUALITAS DALAM PROSES KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Katagori :
a) klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atau PMS
b) klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan
dapatmempengaruhi fungsi seksualnya
c) klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual
Pengkajian seksual mencakup:
a) Riwayat Kesehatan
 Seksualpertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakahklien mempunyai
masalahkekhawatiran seksual.
b) PengkajianFisik
 inspeksi dan palpasi
c) Identfkasi klien yang beresiko
Misalnya :
a. adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, dll
b. riwayat pnganiayaan seksual.
c. kondisiyangtidakmenyenangkan
d. terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan masalah seksual.
e. gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen
f. konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)
 Ketakutan kehamilan
 Efek antihipertensi
 Depresi perpisahan dengan perceraian
b. Disfungsi seksual b.d
 edera medulla spinalis
 penyakit kronis
 nyeriansietas mengenai penempatan di RSc.
c. GangguanCitra tubuhb.d
 efek masektomi
 disfungsi seksual
 perubahan pasca persalinan
d.Ganguan harga diri b.d
 kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak miokardium
 pola penganiayan ketika masih kecil
3. Perencanaan
Tujuan yang dicapai mencakup :
a. mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan seksual
b. meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan
c. mencegah PMS
d. mecegah kehamilan yang tidak diinginkan
e. meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual
f.memperbaiki konsep seksual diri
4. Implementasi
Proses kesehatan seksual
a. perawat : keterampilan komuniksi yang baik
b. Topik tentang penyuluhan tergantung
c. karakteristik dan faktor yang berhubungn
d. Rujukan mungkin diperlukan
5. Evaluasi
a. Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan
b. Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau
menetapkan jangkawaktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan
c. Komunikasi terbukadanharga diri yang positifdalam artian penting.
BABIII
PENUTUP
B. Simpulan
Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah
suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas
dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan
reproduksi. Fungsi dari seksualitas itu sendiri yaitu sebagai Kesuburan,
Kenikmatan, Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan,
Menegaskan maskulinitas atau feminitas, Meningkatkan harga diri, Mencapai
kekuasaan atau dominasi dalam hubungan, Mengungkapkan permusuhan,
Mengurangi ansietas atau ketegangan, Pengambilan resiko, Keuntungan materi.
Seksualitas dipengaruhi oleh beberapa dimensi yakni dimensi sosiokultural,
dimensi agama dan etik, dimensi psikologis, dan dimensi biologis. Ada banyak
permasalahan seksualitas yang antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan
mengenai seks, kelelahan, konflik, dan kebosanan.
B. Saran
Masalah seksual merupakan masalah subyektif dan karena diagnosis sering kali
bergantung pada kesadaran orang untuk memeriksakan diri, masalah/gangguan
seksual sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan dipantau, terutama jika
masalahnya bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai seorang perawat perlu
adanya promosikesehatan seksual kepada masyarakat agar masyarakat
mengetahui dengan benar konsep seksualitas untuk meningkatkan kontrol dan
meningkatkan kesehatan seksual mereka. Apalagi kepada remaja yang rentan
terlibat dalam perilaku seksual yang beresiko yang menyebabkan infeksi
menular seksual, kehamilan tidak diharapkan, dan kesehatan seksual yang
buruk.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, L dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC
Chandranita, Ida Ayu dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta:
EGC
Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie diterjemahkan oleh Brahm U. 2005. Keluarga
Berencana Dan Kesehatan Reproduksi, E/4. Jakarta: EGC
Mardiana. Aktifitas Seksual Pra Lansia dan Lansia yang Berkunjung ke Poliklinik
Geriatric RS Pusat Angkatan Udara dr. Esanawati Antariksa Jakarta Timur
tahun 2011. Skripsi. Depok. FKM UI
Reeder, Sharon J dkk diterjemahkan oleh Yati Afiyanti dkk. 2011. Keperawatan
Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: EGC
Stevens, PJM. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta: EGC
Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC
http:s//www.psychologymania.com/2012/09/dimensi-seksualitas.html
Abaikan sumber dibawah ini
https://positif62.com/8-fungsi-sistem-limbik-bagi-tubuh-manusia/

More Related Content

What's hot

Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualpjj_kemenkes
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienzulindarisma
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiWidiastutiwiwi
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Amalia Senja
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososialpjj_kemenkes
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Joni Iswanto
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAmalia Senja
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Makalah post partum
Makalah post partumMakalah post partum
Makalah post partumMeRry Zu
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKANDA IZUL
 
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualUwes Chaeruman
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakitRoni Anasoka
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSulistia Rini
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalDestu Ayu Hapsari
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 

What's hot (20)

Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritualKonsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
Konsep kebutuhan psikososial,sexual dan spiritual
 
Batasan Teknologi Informasi.ppt
Batasan Teknologi Informasi.pptBatasan Teknologi Informasi.ppt
Batasan Teknologi Informasi.ppt
 
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasienDialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
Dialog komunikasi terapeutik perawat danpasien
 
Konsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan AdaptasiKonsep Stress dan Adaptasi
Konsep Stress dan Adaptasi
 
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
Dokumentasi Pengkajian Keperawatan
 
Kebutuhan Psikososial
Kebutuhan PsikososialKebutuhan Psikososial
Kebutuhan Psikososial
 
Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.Askep kelg dgn hiv.
Askep kelg dgn hiv.
 
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyamanKebutuhan rasa aman dan nyaman
Kebutuhan rasa aman dan nyaman
 
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian KeperawatanAspek legal pendokumentasian Keperawatan
Aspek legal pendokumentasian Keperawatan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
Makalah post partum
Makalah post partumMakalah post partum
Makalah post partum
 
Perkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatanPerkembangan antropologi kesehatan
Perkembangan antropologi kesehatan
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritualkb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
kb3 konsep kebutuhan psikososial, seksual, dan spiritual
 
Makalah sehat sakit
Makalah sehat sakitMakalah sehat sakit
Makalah sehat sakit
 
Skenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terimaSkenario role play timbang terima
Skenario role play timbang terima
 
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi FekalAnatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
Anatomi dan Fisiologi Eliminasi Fekal
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Tugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensiTugas askep kasus hipertensi
Tugas askep kasus hipertensi
 

Similar to makalah konsep seksual - d3 keperawatan

Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingValny Majid
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 dTiTo Saint
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasWarung Bidan
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatMondo Icon
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3sopiannudin
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Arif Kadarmanto P
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitassiakadurban
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual ShendiFlat
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)Firdasari6
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanCahya
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.pptIntructuresTIK
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...PuputPamela
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanrsd kol abundjani
 

Similar to makalah konsep seksual - d3 keperawatan (20)

Modul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitasModul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitas
 
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan kopingKebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
Kebutuhan psikososial, konsep diri, seksualitas, spritual, stress dan koping
 
106464226 2010 d
106464226 2010 d106464226 2010 d
106464226 2010 d
 
Satuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebasSatuan acara penyuluhan seks bebas
Satuan acara penyuluhan seks bebas
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
Seksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursusSeksualiti k.kursus
Seksualiti k.kursus
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
 
powerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitaspowerpoint Konsep sexsualitas
powerpoint Konsep sexsualitas
 
Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual Konsep kebutuhan seksual
Konsep kebutuhan seksual
 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II (perkembangan seksual pada remaja)
 
Aspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatanAspek seksualitas dalam keperawatan
Aspek seksualitas dalam keperawatan
 
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.pptMenginteraksikan   gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
Menginteraksikan gender dan kesehatan reproduksi di.ppt
 
Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
Psikologi perkembangan II (perkembangan seksual pada remaja dan alasan berpac...
 
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNAAspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
Aspek seksualitas AKPER PEMKAB MUNA
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatanAspek seksualitas dalam_keperawatan
Aspek seksualitas dalam_keperawatan
 
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_okAspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
Aspek seksualitas dalam_keperawatan_ok
 
Perkembangan emosi
Perkembangan  emosiPerkembangan  emosi
Perkembangan emosi
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 

More from siakadurban

Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatansiakadurban
 
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatanmakalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatansiakadurban
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatansiakadurban
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirisiakadurban
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatsiakadurban
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhsiakadurban
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitsiakadurban
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiasiakadurban
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitussiakadurban
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anaksiakadurban
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototsiakadurban
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiasiakadurban
 
kelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonkelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonsiakadurban
 

More from siakadurban (13)

Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatanPerspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
Perspektif keperawatan anak - d3 keperawatan
 
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatanmakalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
makalah Sensorik dan persepsi - D3 keperawatan
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
 
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep dirimakalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
makalah keperawatan dasar 1 tentang konsep diri
 
Power point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahatPower point Konsep tidur dan istirahat
Power point Konsep tidur dan istirahat
 
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuhmakalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
makalah Konsep aktivitas - aktivitas tubuh
 
Cairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolitCairan dan elektrolit
Cairan dan elektrolit
 
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusiaoksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
oksigenasi - sistem pernapasan pada manusia
 
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitusGizi dan diet -  makanan remaja dan diet diabetes melitus
Gizi dan diet - makanan remaja dan diet diabetes melitus
 
gizi diet pada bayi dan anak
gizi diet  pada bayi dan anakgizi diet  pada bayi dan anak
gizi diet pada bayi dan anak
 
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan ototMusculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
Musculoskeletal - sistem gerak tulang sendi dan otot
 
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusiaPower point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
Power point anatomi dan fisiologi sistem pengindraan manusia
 
kelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormonkelenjar Endokrin - hormon
kelenjar Endokrin - hormon
 

Recently uploaded

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungHalo Docter
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxFerawatiPhea1
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatssuser7c01e3
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 

makalah konsep seksual - d3 keperawatan

  • 1. UNTUK MEMENUHI TUGAS KEPERAWATAN DASAR 1 KONSEP SEKSUAL KELOMPOK 7: FAHRUNNISA RINA RAMADHANI SUTANTO ZAENI ROHMAN MAULANA (D3 KEPERAWATAN) Jl. Tamansari Km 2,5 Kota Tasikmalaya Tlp (0265)2350982 Website : www.umtas.ac.id e-mail :kotaksuratumtas@gmail.com/info@umtas.ac.id fb : Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya Twitter : UMTasik Line :cerdasberkualitas
  • 2. KATA PENGANTAR Pujidan syukur atas terbentuknya makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan kepada kami dengan judul teori yaitu KONSEP SEKSUAL. Makalah ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan dosen dan mahasiswa dalamkegiatan pembelajaran keperawatan dasar. Sehingga para dosen dan mahasiswa mempunyaialternatif penggunaan makalah sesuai dengan pilihan dan kualitas yang diperlukan. Materi dalam makalah ini disampaikan dengan tersusun dan ilustrasi yang jelas, dengan kalimat yang sederhana dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh kita semua. Dalam materi yang disampaikan dimakalah ini, diharapkan mahasiswa akan mampu memahami dan mengetahui tentang konsep seksual. Akhirnya,kamiberharap makalah ini akan dapat memberikan manfaat untuk kita semua. Kami menyadribahwa tak ada gading yang tak retak, maka kritik dan saran demi perbaikan makalah ini senantiasa kami harap dan nantikan. Tasikmalaya, september 2016 Penulis
  • 3. LATAR BELAKANG Seksualitas adalah kebutuhan dasar manusia dalam manifestasi kehidupan yang berhubungan dengan alat reproduksi. (Stevens: 1999). Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi. Salah satu kebutuhan mendasar yang kita ketahui adalah kebutuhan seksualkarena kebutuhan seksualmerupakan yang harus benar-benar terpenuhi dan apabila kebutuhan seksualini tidak terpenuhi dengan semestinya maka akan terjadi sesuatu menympang seksual. Karena begitu pentingnya sebuah kebutuhan seksualbagi kelangsungan kehidupan manusia dan banyak masalah yang ditimbulkan serta pertimbangan-pertimbangan yang sering kita jumpai. Dalam kehidupan kita maka dariitu kami mengatakan sebuah judul makalah ini dibuat tentang “KONSEP SEKSUAL”
  • 4. DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II 1. Pengertian seksualitas 2. Fungsiseksualitas 3. Sikap terhadap kesehatan seksual 4. Pertumbuhan dan perkembangan seksualmanusia 5. Respon seksualitas 6. Dimensi seksual 7. Permasalahan yang berhubungan dengan seksual 8. Jenis-jenis penyimpangan pada orang dewasa 9. Bentuk abnormalitas seksualakibat dorongan seksualabnormal 10.Kehamilan dan seksual 11.Seksualitas dalam proses keperawatan BAB III Kesimpulan : A. Saran B. Penutup BAB IV Daftar pustaka
  • 5. BAB I PENDAHULUAN . Konsep Seksualitas Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia. Lingkupan seksualitas suatu yang lebih luas daripada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan hubungan fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati yang paling dalam, dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.Seks adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis kelamin yaitu penis untuk laki-laki dan vagina untuk perempuan. Seksualitas menyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial, perilaku dan kultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal organ reproduksi dan doronganseksual. Seksualitas dari dimensi psikologis erat kaitannya dengan bagaimana menjalankan fungsi sebagai mahluk seksual, identitas peran atau jenis. Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam hubungan antar manusia, bagaimana pengaruh lingkungan dalam membentuk pandangan tentang seksualitas yang akhirnya membentuk perilaku seks. Dimensi perilaku menerjemahkan seksualitas menjadi perilaku seksual, yaitu perilaku yang muncul berkaitan dengandoronganatauhasratseksual.
  • 6. BAB II 1. PENGERTIAN SEKSUALITAS Seksualitas adalah komponen identitas personal individu yang tidak terpisahkan dan berkembang dan semakin matang sepanjang kehidupan individu. Seksualitas tidak sama dengan seks. Seksualitas ialah interaksi faktor- faktor biologis, psikologi personal, dan lingkungan. Fungsi biologis mengacu pada kemampuan individu untuk memberi dan menerima kenikmatan dan untuk bereproduksi. Identitas dan konsep diri seksual psikologis mengacu pada pemahaman dalam diri individu tentang seksualitas seperti citra diri, identifikasi sebagai pria atau wanita, dan pembelajaran peran-peran maskulin atau feminin. Nilai atau aturan sosio budaya membantu dalam membentuk individu berhubungan dengan dunia dan bagaimana mereka memilih berhubungan seksual dengan orang lain. 2 aspek seksualitas: 1. Seksualitas dalam arti sempit Dalam arti sempit seks berarti kelamin. Yang termasuk dalam kelamin adalah sebagai berikut: a. Alat kelamin itu sendiri b. Kelenjar dan hormon-hormon dalam tubuh yang mempengaruhi bekerjanya alat kelamin c. Anggota tubuh dan ciri-ciri badaniah lainnya yang membedakan laki-laki dan perempuan d. Hubungan kelamin 2. Seksualitas dalam arti luas Segala hal yang terjadi akibat dari adanya perbedaan jenis kelamin antara lain: a) Perbedaan tingkah laku: lembut, kasar, genit, dll b) Perbedaan atribut: pakaian, nama, dll c) Perbedaan peran.
  • 7. 2. FUNGSI SEKSUALITAS 1. Kesuburan Pada beberapa kebudayaan, seorang wanita muda mungkin merasakan adanya keinginan yang kuat untuk membuktikan kesuburannya bahkan walaupun ia sebenarnya belum menginginkan anak pada tahap kehidupannya saat itu. Ini adalah macam masyarakat yang secara tradisional wanita hanya dianggap layak dinikahi apabila ia sanggup membuktikan kesuburannya. 2. Kenikmatan Mungkin pendorong primer atau mendasar perilaku seksual adalah kenikmatan atau kesenangan yang dirasakan yaitu suatu kombinasi kenikmatan sensual dan kenikmatan khas seksual yang berkaitan dengan orgasme. 3. Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan Dalam suatu pertalian seksual yang ekslusif, pasangan melakukan secara bersama-sama hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan dengan orang lain. Ini adalah esensi dari keintiman seksual. Efektivitas seks dalam memperkuat keintiman tersebut berakar dari risiko psikologis yang terlibat; secara khusus, resiko ditolak, ditertawakan, mendapati bahwa dirinya tidak menarik, atau kehilangan kendali dapat memadamkan gairah pasangan. 4. Menegaskan maskulinitas atau feminitas Sepanjang hidup kita, terutama pada saat-saat identitas gender terancam karena sebab lain (mis., saat menghadapi perasaan tidak diperlukan atau efek penuaan), kita mungkin menggunakan seksualitas untuk tujuan ini. 5. Meningkatkan harga diri Merasa secara seksual bagi orang lain, atau berhasil dalam upaya seksual, secara umum dapat meningkatkan harga diri. 6. Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan Kekuasaan (power) seksualitas cenderung dianggap sebagai salah satu aspek maskulinitas, dengan pria, baik karena alasan sosial maupun fisik, biasanya
  • 8. berada dalam posisi dominan. Namun, seks dapat digunakan untuk mengendalikan hubungan baik oleh pria dan wanita dan karenanya sering merupakan aspek penting dalam dinamika hubungan. Kekuasaan tersebut mungkin dilakukan dengan mengendalikan akses ke interaksi seksual, menentukan bentuk pertalian seksual yang dilakukan, dan apakah proses menimbulkan efek positif pada harga diri pasangan. Sementara dapat terus menjadi faktor dalam suatu hubungan yang sudh berjalan, hal ini juga merupakan aspek yang penting dan menarik dalam perilaku awal masa “berpacaran”. 7. Mengungkapkan permusuhan Aspek penting dalam masalah “dominasi” pada interaksi seksual pria-wanita adalah pemakaian seksualitas untuk mengungkapkan permusuhan. Hal ini paling relevan dalam masalah perkosaan dan penyerangan seksual. Banyak kasus penyerangan atau pemaksaan seksual dapat dipandang sebagai perluasan dari dominasi atau kekuasaan, biasanya oleh pria terhadap wanita. Juga terdapat keadaan-keadaan dengan penyerangan seksual dapat dipahami sebagai suatu ungkapan kemarahan, baik terhadap wanita itu sendiri atau terhadap wanita itu sebagai pengganti wanita lain. 8. Mengurangi ansietas atau ketegangan Menurunnya gairah yang biasanya terjadi setelah orgasme dapat digunakan sebagai cara untuk mengurangi ansietas atau ketegangan. 9. Pengambilan resiko Interaksi seksual menimbulkan berbagai risiko, berkisar dari yang relatif ringan, misalnya ketahuan, sampai serius misalnya hamil atau infeksi menular seksual. Adanya resiko tersebut menjadi semakin bermakna dan mengganggu dengan terjadinya epidemi HIV dan AIDS. Bagi sebagian besar orang, kesadaran adanya resiko akan memadamkan respon seksual sehingga mereka mudah menghindari resiko tersebut. Namun, bagi beberapa individu, gairah yang berkaitan dengan persepsi resiko malah meningkatkan respons seksual. Untuk
  • 9. individu yang seperti ini, resiko seksual menjadi salah satu bentuk kesenangan yang dicari. 10. Keuntungan materi Prostitusi adalah bentuk yang jelas dari aktivitas seksual untuk memperoleh keuntungan dan hal ini sering merupakan akibat dari kemiskinan. Pernikahan, sampai masa ini masih sering dilandasi oleh keinginan untuk memperoleh satu bentuk perlindungan dan bukan semata mata ikatan emosional komitmen untuk hidup bersama.
  • 10. 3. SIKAP TERHADAP KESEHATAN SEKSUALITAS Kesehatan seksual adalah kemampuan seseorang mencapai kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang terkait dengan seksualitas, hal ini tercermin dari ekspresi yang bebas namun bertanggung jawab dalam kehidupan pribadi dan sosialnya misalnya dalam menjaga hubungan dengan teman atau pacar dalam batasan yang diperbolehkan oleh norma dalam masyarakat atau agama. Bukan hanya tidak adanya kecacatan, penyakit atau gangguan lainnya. Kondisi ini hanya bisa dicapai bila hak seksual individu perempuan dan laki-laki diakui dan dihormati.
  • 11. 4. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEX MANUSIA Pertumbuhan dan perkembangan seks manusia disebut libido. Terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1. Tahap oral: Sampai mencapai umur sekitar 1-2 tahun, tingkat kepuasan seks dengan menghisap puting susu ibu, dot botol, menghisap jari tangan, Dengan bayi baru dapat tidur setelah disusui ibu, menghisap botol atau tidur sambil menghisap jarinya. Oleh karena itu perilaku demikian tidak perlu dilarang. 2. Tahap anal: Kepuasan seks anak didapat melalui rangsangan anus saat buang air besar, antara umur 3-4 tahun sering duduk lama ditoilet, sehingga kepuasannya tercapai. 3. Tahap falik: Terjadi sekitar umur 4-5 tahun, dengan jalan mempermainkan alat kelaminnya. 4. Tahap laten: Terjadi sekitar umur 6-12 tahun. Tingkah laku seksual seolah- olah terbenam, karena mungkin lebih banyak bermain, mulai masuk sekolah, dan adanya pekerjaan rumah dari sekolah, Sehingga anak-anak cepat lelah dan lekas tertidur, untuk siap bangun pagi dan pergi ke sekolah. 5. Tahap genital: Umur anak sekaitar 12-15 tahun. Tanda seks sekunder mulai berkembang dan keinginan seks dalam bentuk libido mulia tampak dan terus berlangsung sampai mencapai usia lanjut. Suara mulai berubah, keinginan dipuja dan memuja mulai muncul, keingian dicumbu dan mencumbu pun mulai tampak. Saat ini masa yang sangat berbahaya, sehingga memerlukan perhatian orang tua. Pada wanita telah mulai datang bulan (menstruasi) dan pria mulai mimpi basah sehingga dapat menyebabkan kehamilan atau hamil bila mereka melakukan hubungan seksual. Karena kematangan jiwa dan jasmani belum mencapai tingkat dewasa, sehingga bila terjadi kehamilan yang tidak dihendaki, memberikan dampak kejiwaan yang sangat menyedihkan. (chandranita :2009) Berkembangnya seksualitas dan pertalian seksual 1. Remaja
  • 12. Pada awal masa remaja, sebagian besar seksualitas berkaitan dengan penegasan identitas gender dan harga diri. Pada saat awitan pubertas terjadi perubahan- perubahan di tubuh yang berlangsung tanpa dapat diduga sementara perubahan- perubahan hormon menimbulkan dampak pada reaktivitas emosi. 2. Pasangan dan awal perkawinan Setelah perkawinan dimulai, tantangannya adalah membangun rasa aman dalam pertalian seksual yang juga mulai kehilangan pengaruh “pengalaman barunya”. Pada tahap inilah membangun komunikasi yang baik menjadi sangat penting untuk kelanjutan perkembangan pertalian seksual. Apabila pasangan tidak mengembangkan cara-cara yang memungkinkan pasangannya mengetahui apa yang mereka nikmati dan apa yang tidak menyenangkan maka akan muncul masalah yang seharusnya dapat dihadapi dan dipecahkan. 3. Awal menjadi orang tua Kehamilan, dan beberapa bulan setelah kelahiran, menimbulkan kebutuhan lebih lanjut akan penyesuaian seksual. Wanita besar kemungkinannya mengalami penurunan keinginan seksual dan kapasitas untuk menikmati seks menjelang akhir kehamilnya karena terjadinya perubahan-perubahan fisik dan mekanis. Periode pascanatal, karena berbagai alasan merupakan salah satu periode saat munculnya kesulitan-kesulitan seksual yang apabila pasangan obesitas belum mengembangkan metode-metode yang sesuai untuk mengatasinya, dapat menimbulkan kesulitan berkepanjangan. Masalah jangka panjang yang paling sering dalam hali ini adalah hilangnya gairah seksual pihak wanita. 4. Usia paruh baya Seksualitas pada hubungan yang sudah terjalin lama biasanya menghadapi hambatan yang berbeda-beda. Pada tahap ini sesuatu yang baru dalam hubungan seksual telah lama hilang. Bagi banyak orang hal ini tidak menimbulkan masalah. Mereka telah mengembangkan bentuk kenyamanan intimasi seksual lain yang tetap menjadi bagian integral dari hubungan mereka. Tetapi bagi yang
  • 13. lain, kualitas hubungan seksual yang rutin ini akan memakan korban. Pada keadaan seperti ini stress di tempat kerja misalnya akan mudah menyebabkan kelelahan dan memadamkan semua antusiasme spontan untuk melakukan aktivitas seksual. Hubungan intim menjadi jarang dilakukan dan sebagai konsekuensinya dapat timbul ketegangan dalam hubungan pasangan tersebut. Pada kelompok yang lebih tua lagi masalah seksual yang kita hadapi terutama adalah masalah ereksi pada pria dan hilangnya minat seksual pada wanita. Proses penuaan memang menimbulkan dampak pada seksualitas tetapi tentu tidak selalu negatif. Pasangan pada usia ini lebih kecil kemungkinannya meminta pertolongan dalam konteks keluarga berencana atau kesehatan reproduksi.
  • 14. 5. RESPON TERHADAP SEKSUALITAS Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturut-turut. “Normal” pada umumnya mengacu pada panjang siklus masing- masing fase, dan hasil bercinta yang memuaskan. Empat tahapan siklus respon seksual : 1. Fase kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit sampai beberapa jam. Beberapa karakteristik dari fase kegembiraan meliputi: a. Peningkatan ketegangan otot b. Peningkatan denyut jantung c. Perubahan warna kulit d. Aliran darah ke daerah genital e. Mulainya pelumasan Vagina f. Testis membengkak dan skrotum mengencang 2. Fase plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan yang terjadi dalam fase ini meliputi: a. Fase kegembiraan meningkat b. Peningkatan pembengkakan dan perubahan warna vagina c. Klitoris menjadi sangat sensitive d. Testis naik ke dalam skrotum e. Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah f. Meningkatnya ketegangan otot dan terjadi kejang otot 3. Fase orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase terpendek, hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut: a. Kontraksi otot tak sadar b. Memuncaknya denyut jantung, tekanan darah, dan tingkat pernapasan
  • 15. c. Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi rahim berirama d. Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi e. Perubahan warna kulit ekstrem dapat terjadi di seluruh tubuh 4. Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandai dengan relaksasi, keintiman,dan seringkali kelelahan. Sering kali perempuan tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitas seksual dan kemudian orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori akan sering meningkat.
  • 16. 6. DIMENSI SEKSUALITAS Seksualitas memiliki dimensi-dimensi. Dimensi-dimensi Seksualitas seperti sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi psikologis dan dimensi biologis . Masing-masing dimensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Dimensi Sosiokultural Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan apakah perilaku yang diterima di dalam kultur. Keragaman kultural secara global menciptakan variabilitas yang sangat luas dalam norma seksual dan menghadapi spectrum tentang keyakinan dan nilai yang luas. Misalnya termasuk cara dan perilaku yang diperbolehkan selama berpacaran, apa yang dianggap merangsang, tipe aktivitas seksual, sanksi dan larangan dalam perilaku seksual, dengan siapa seseorang menikah dan siapa yang diizinkan untuk menikah. Setiap masyarakat memainkan peran yang sangat kuat dalam membentuk nilai dan sikap seksual, juga dalam membentuk atau menghambat perkembangan dan ekspresi seksual anggotanya. Setiap kelompok sosial mempunyai aturan dan norma sendiri yang memandu perilaku anggotanya. Peraturan ini menjadi bagian integral dari cara berpikir individu dan menggarisbawahi perilaku seksual, termasuk, misalnya saja, bagaimana seseorang menemukan pasangan hidupnya, seberapa sering mereka melakukan hubungan seks, dan apa yang mereka lakukan ketika mereka melakukan hubungan seks. 2. Dimensi Agama dan etik Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik. Ide tentang pelaksanaan seksual etik dan emosi yang berhubungan dengan seksualitas membentuk dasar untuk pembuatan keputusan seksual. Spektrum sikap yang ditunjukan pada seksualitas direntang dari pandangan tradisional tentang hubungan seks yang hanya dalam perkawinan sampai sikap yang
  • 17. memperbolehkan individu menentukan apa yang benar bagi dirinya. Keputusan seksual yang melewati batas kode etik individu dapat mengakibatkan konflik internal. 3. Dimensi Psikologis Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku orangtua. Orangtua biasanya mempunyai pengaruh signifikan pertama pada anak-anaknya. Mereka sering mengajarkan tentang seksualitas melalui komunikasi yang halus dan nonverbal. Seseorang memandang diri mereka sebagai makhluk seksual berhubungan dengan apa yang telah orangtua mereka tunjukan kepada mereka tentang tubuh dan tindakan mereka. Orangtua memperlakukan anak laki-laki dan perempuan secara berbeda berdasarkan jender. 4. Dimensi Biologis Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan yang ditentukan pada masa konsepsi. Material genetic dalam telur yang telah dibuahi terorganisir dalam kromosomyang menjadikan perbedaan seksual. Ketika hormone seks mulai mempengaruhi jaringan janin, genitalia membentuk karakteristik laki-laki dan perempuan. Hormon mempengaruhi individu kembali saat pubertas, dimana anak perempuan mengalami menstruasi dan perkembangan karakteristik seks sekunder, dan anak laki-laki mengalami pembentukan spermatozoa (sperma) yang relatif konstan dan perkembangan karakteristik seks sekunder.
  • 18. 7. PERMASALAHAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN SEKSUAL Adapun penyebab dari masalah seksualitas adalah antara lain: 1. Ketidaktahuan mengenai seks Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak klitorisnya sendiri. Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyak orang. Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul- betul merakyat. Ini berpangkal dari kurangnya pendidikan seks yang sebagian besar dari antara masyarakat tidak memperolehnya pada waktu remaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks di sekolah atau lembaga formal lainnya. Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari berbagai media. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal seks kepada anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak- anaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama- sama perempuan atau laki-laki. Demikian halnya dengan menghindarkan anak- anaknya mandi bersama keluarga atau juga teman-temannya. Orang tua harus menjawab jujur ketika anaknya bertanya soal seks. Jawaban-jawaban yang diberikan hendaknya mudah dimengerti dan sesuai dengan usia si anak. Karena itulah, orang tua dituntut membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan tentang seks. Terlebih lagi, perubahan fisik dan emosi anak akan terjadi pada usia 13 – 15 tahun pada pria dan 12 – 14 tahun pada wanita. Saat itulah yang dinamakan masa pubertas yaitu masa peralihan dari masa anak-anak menjadi remaja. Pada saat itu pula, mereka mulai tertarik kepada lawan jenisnya. 2. Kelelahan Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini dalam melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup, sang wanita harus ikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan
  • 19. sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah jarang merasakan bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya mereka memilih untuk tidur. Kelelahan bisa menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya bisa memadamkan gairah seks. 3. Konflik Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud sebagai perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain. Konflik menjadi kendala hubungan emosional mereka. Bahkan ini bisa menggeser proses foreplay. Pasangan dapat mempertajam perselisihan mereka dengan menghindari seks atau mengeluarkan ungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangat melukai perasaan pasangannya. Kemarahan dan kecemasan yang tidak terpecahkan bisa menyebabkan sejumlah masalah seksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan lainnya biasanya tidak baik dan tidak juga buruk. Jadi haruslah dipandang hanya sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan atau perasaan kesal akan selalu menghambat gairah seks. 4. Kebosanan Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi berlebihan sampai ke suatu titik yang membosankan. Yang mendasari rasa bosanitu adalah kemarahan yang disadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh kebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang sudah hidup bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran kenikmatan yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru. Orang demikian melihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila bersenggama dengan mitra baru.
  • 20. 8. Jenis-jenis Penyimpangan Seksual Pada Orang Dewasa Berikut ada 20 istilah jenis perilaku seksualtidak wajar pada orang dewasa,kita kenali bagaimana perilaku penyimpangan sex tersebut. 1. Pedofilia. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasiberhubungan seksualdengan anak dibawah usia pubertas. Haltersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadisme organik, atau gangguan kepribadian organik. 2. Eksibisionisme. Kepuasan seksualdicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak dikenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual. 3. Fetisisme. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsiini dapat disebabkan antara lain karena eksperimen seksualyang normal dan bedah pergantian alat kelamin. 4. Transvestisme. Kepuasan seksualdicapai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita. 5. Transeksualisme. Bentuk penyimpangan seksualditandai dengan perasaan tidak senang terhadap alat kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti kelamin. 6. Voyerisme/Skopofilia. Kepuasan seksualdicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktivitas seksualyang dilakukan orang lain. 7. Masokisme. Kepuasan seksualdicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis. 8. Sadisme.
  • 21. Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksualdicapaidengan menyakiti objeknya, baik secara fisik maupun psikologis (dengan menyiksa pasangan). Haltersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah. 9. Homoseksual dan Lesbianisme. Penyimpangan seksualyang ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksualdicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin sama. 10. Zoofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan menggunakan objek binatang. 11. Sodomi. Kepuasan seksualdicapai dengan hubungan melalui anus. 12. Nekropilia. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek mayat. 13. Koprofilia. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek feses. 14. Urolagnia. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan objek urine yang diminum. 15. Oral Seks/Kunilingus. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita. 16. Felaksio. Kepuasan seksualdicapai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin laki-laki. 17. Froterisme/Friksionisme. Kepuasan seksualdicapai dengan cara menggosokkan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia. 18. Goronto. Kepuasan seksualdicapai melalui hubungan dengan lansia. 19. Frottage. Kepuasan seksualdicapai dengan cara meraba orang yang disenangi tanpa diketahui lawan jenis. 20. Pornografi.
  • 22. Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual. Berikut
  • 23. 9. BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain: 1. Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa adanya orgasme pada wanita. Kejadian ini dapat terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian ini dapat disebabkan oleh faktor ekonomi, adanya disorganisasi kehidupan keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal. 2. Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami atau istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah kehubungan seksual dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional atau afeksional yang sangat kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat. 3. Frigiditas. Merupakan ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme dalam koitus (hubungan intim). Beberapa faktor yang menyebabkan frigiditas adalah kelainan dalam rahim atau vagina, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut. 4. Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini banyak disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah. 5. Ejakulasi Prematur. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan dalam membangun hubungan suami istri. 6. Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang
  • 24. sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan). 7. Dispareunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus. Kejadian ini dapat terjadi pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain. 8. Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama, biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikis atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau vagina yang longgar. 9. Kesukaran Koitus Pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan diantara pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.
  • 25. 10.KEHAMILAN DAN SEKSUAL Perubahan kehidupan seksual dapat terjadi karena perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik dan mental, khususnya pada istri dan pasangan itu umumnya. Kondisi yang lemah dari istri seperti karena mual-mual atau muntah, nafsu makan yang menurun akan membuatnya lemah dan keinginan seksualnya menurun. Kadang-kadang walau suami mengajak, istri sering menolak. Hanya bila suami merasa senang dengan kehamilan itu, diadapat mengatasinya dengan baik. Pada wanita yang tidak mengalami muntah atau mual yang serius, maka aktivitas seksual tidak akan terganggu. Bahkan cukup banyak dari mereka yang justru meningkat keinginan seksual serta frekuensi hubungan seksnya karena merasa bahagia telah hamil.Suami-istri senang bersama-sama dan ingin menikmatinya dalam kontak seksual yang sering. Pada 3 bulan kedua, sekitar 80 persen wanita akan meningkat dorongan seksnya. Selain itu,mual atau muntah sudah hilang. Kesehatan umumnya akan meningkat. Perasaan senang karena hamil. Pada sebagian faktor lain ialah terjadinya pembesaran payudara yang membuat daya tariknya meningkat. Suami akan merasa lebih bergairah melihat istrinya yang payudaranya bertambah besar serta bahagia karena istri telah hamil. Kedua faktor itumembuat suami juga meningkat keinginan seksnya, sehingga pada sebagian besar pasangan kontak seksual akan jauh lebih sering pada periodeini. Pada 3 bulan ketiga, beban kehamilan itu sudah memberati si Ibu. Banyak wanita yang jadi susah makan. Juga banyak keringat yang membuatnya tidak bersih, sehingga dayatariknya pun menurun. Selain itu pada kehamilan yang mulai tua, akan timbul peningkatancairan tubuh. Hampir semua badan letih atau bengkak. Air ditahan dalam badan. Akibatnya,cairan vagina juga bertambah. Ada terasa licin yang mengganggu sehingga kontak seksual menjadi kurang memuaskan. Pada pasangan-pasangan yang saling mencintai akan senang akan kehamilan itu, pertambahan cairan vagina tak akan mengganggu. Tetapi pada orang-orang yang sangatmendambakan kenikmatan seksual, apalagi bila ada konflik suami istri, maka kondisi itudapat menjadi biang keladi kekurang puasan sampai pada hubungan seks luar nikah. Bila percekcokan atau hubungan diluar nikah sampai terjadi, maka perlu dicari penyebabnya.Apakah pribadi suami yang mengakibatkan pertambahan cairan vagina sebagai gara-gara atauada konflik diantara mereka. Pada sebagian wanita hamil berat, maka kontak seksual dirasakan ancaman terhadap kehamilan. Bila rahim dengan bayi telah mulai menurun kearah vagina, maka penis suamidapat membentur daerah rahim. Stimulasi yang berat ke leher rahim akan membuat seluruhrahim bergerak seolah-seolah mau melahirkan. Bahkan ada yang bisa gugur. Timbul kontraksi rahim yang kuat. Kadang ada darah, ancaman keguguran menjadi kekhawatiran.Karenanya
  • 26. sebagaian wanita menolak melakukan hubungan seksual pada akhir- akhir kehamilan. Pada kondisi dimana keguguran sering terjadi, maka sepantasnyalah hubungan seks dilakukan dengan berhati-hati. Bila keguguran telah sering terjadi dan kehamilan belum pernah berlangsung selamat, maka sebaiknya 3 bulan pertama dilarang atau berhenti melakukan hubungan seks. Sesudah 3 bulan pertama lewat, hubungan seks dapat dicoba kembali dengan sangat hati-hati sehingga penis diharapkan tidak membentur daerah rahim. Namun bila terasa sakit atau keluar darah, maka sebaiknya senggama dihentikan. Demikian juga pada akhir-akhirkehamilan. Benturan yang terlalu keras dari penis terutama ke daerah rahim, akan membuatkontraksi rahim sangat kuat seperti akan melahirkan. Ini membuat si Ibu ketakutan dankesakitan. Dalam keadaan demikian hubungan seks harus dilakukan hati-hati dan jangansampai didorong kuat-kuat. Dengan demikian penis tidak terlalu jauh masuk ke dalam namun diharapkan keduanya masih bisamencapaikepuasan. Tetapi sering justru cara dan sifat suami yang sulit. Ada suami yang sudah terbiasakuat-kuat dengan harapan istri akan lebih puas padahal justru bahaya jadi mengancam. Kemungkinan juga karena keduanya sudah terangsang tinggi, maka secara otomatisdan tanpa sadar mendorong sekuat-kuatnya. Akibatnya timbul benturan penis dengan leher rahim. Inipun akan mengancam keguguran.
  • 27. 11.SEKSUALITAS DALAM PROSES KEPERAWATAN 1. Pengkajian Katagori : a) klien menerima pelayanan kesehatan untuk kehamilan, dll, atau PMS b) klien yang sakit atau dalam mendapat terapi yang kemungkinan dapatmempengaruhi fungsi seksualnya c) klien yang secara jelas mempunyai masalah seksual Pengkajian seksual mencakup: a) Riwayat Kesehatan  Seksualpertanyaan masa lalu atau tidak mengetahui apakahklien mempunyai masalahkekhawatiran seksual. b) PengkajianFisik  inspeksi dan palpasi c) Identfkasi klien yang beresiko Misalnya : a. adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma, dll b. riwayat pnganiayaan seksual. c. kondisiyangtidakmenyenangkan d. terapi medikasi spesifik yang dapat menyenangkan masalah seksual. e. gangguan aktivitas fisik sementara maupun permanen f. konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi. 2. Diagnosa Keperawatan a. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d)  Ketakutan kehamilan  Efek antihipertensi  Depresi perpisahan dengan perceraian b. Disfungsi seksual b.d  edera medulla spinalis  penyakit kronis  nyeriansietas mengenai penempatan di RSc. c. GangguanCitra tubuhb.d  efek masektomi  disfungsi seksual  perubahan pasca persalinan
  • 28. d.Ganguan harga diri b.d  kerentanan yang dirasakan setelah mengalami serangan infrak miokardium  pola penganiayan ketika masih kecil 3. Perencanaan Tujuan yang dicapai mencakup : a. mempertahankan, memperbaiki, atau meningkatkan kesehatan seksual b. meningkatkan pengtahuan seksualitas dan kesehatan c. mencegah PMS d. mecegah kehamilan yang tidak diinginkan e. meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual f.memperbaiki konsep seksual diri 4. Implementasi Proses kesehatan seksual a. perawat : keterampilan komuniksi yang baik b. Topik tentang penyuluhan tergantung c. karakteristik dan faktor yang berhubungn d. Rujukan mungkin diperlukan 5. Evaluasi a. Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan b. Klien, pasangan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangkawaktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan c. Komunikasi terbukadanharga diri yang positifdalam artian penting.
  • 29. BABIII PENUTUP B. Simpulan Sedangkan menurut WHO dalam Mardiana (2012) seksualitas adalah suatu aspek inti manusia sepanjang kehidupannya dan meliputi seks, identitas dan peran gender, orientasi seksual, erotisme, kenikmatan, kemesraan dan reproduksi. Fungsi dari seksualitas itu sendiri yaitu sebagai Kesuburan, Kenikmatan, Mempererat ikatan dan meningkatkan keintiman pasangan, Menegaskan maskulinitas atau feminitas, Meningkatkan harga diri, Mencapai kekuasaan atau dominasi dalam hubungan, Mengungkapkan permusuhan, Mengurangi ansietas atau ketegangan, Pengambilan resiko, Keuntungan materi. Seksualitas dipengaruhi oleh beberapa dimensi yakni dimensi sosiokultural, dimensi agama dan etik, dimensi psikologis, dan dimensi biologis. Ada banyak permasalahan seksualitas yang antara lain disebabkan oleh ketidaktahuan mengenai seks, kelelahan, konflik, dan kebosanan. B. Saran Masalah seksual merupakan masalah subyektif dan karena diagnosis sering kali bergantung pada kesadaran orang untuk memeriksakan diri, masalah/gangguan seksual sulit sekali untuk diidentifikasi, ditangani dan dipantau, terutama jika masalahnya bersifat psikoseksual, untuk itu sebagai seorang perawat perlu adanya promosikesehatan seksual kepada masyarakat agar masyarakat mengetahui dengan benar konsep seksualitas untuk meningkatkan kontrol dan meningkatkan kesehatan seksual mereka. Apalagi kepada remaja yang rentan terlibat dalam perilaku seksual yang beresiko yang menyebabkan infeksi menular seksual, kehamilan tidak diharapkan, dan kesehatan seksual yang buruk.
  • 30. BAB IV DAFTAR PUSTAKA Bobak, L dkk. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC Chandranita, Ida Ayu dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: EGC Glasier, Anna dan Ailsa Gebbie diterjemahkan oleh Brahm U. 2005. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi, E/4. Jakarta: EGC Mardiana. Aktifitas Seksual Pra Lansia dan Lansia yang Berkunjung ke Poliklinik Geriatric RS Pusat Angkatan Udara dr. Esanawati Antariksa Jakarta Timur tahun 2011. Skripsi. Depok. FKM UI Reeder, Sharon J dkk diterjemahkan oleh Yati Afiyanti dkk. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga. Jakarta: EGC Stevens, PJM. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2 Edisi 2. Jakarta: EGC Stright, Barbara R. 2004. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC http:s//www.psychologymania.com/2012/09/dimensi-seksualitas.html Abaikan sumber dibawah ini https://positif62.com/8-fungsi-sistem-limbik-bagi-tubuh-manusia/