Makalah ini membahas tentang kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Cairan tubuh terdiri dari cairan intraseluler dan ekstraseluler. Elektrolit berperan dalam keseimbangan cairan dan terdapat dalam seluruh cairan tubuh. Ginjal, kulit, paru-paru, dan saluran pencernaan terlibat dalam regulasi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Berbagai faktor seperti umur, iklim, dan diet dapat mempeng
1. MAKALAH
KEPERAWATAN DASAR 1
DOSEN PEMBIMBING
Sri Mulyanti,S.Kep.Ners
DISUSUN OLEH
Putri Eliza
Resvina Yuliarti
Dita Dristira
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
FAKULTAS KESEHATAN PRODI DIII KEPERAWATAN
2016/2017
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT, telah tersusunya makalah
dengan judul ‘’Cairan dan Elektrolit’’
Seperti diketahui dalam makalah dengan judul cairan dan elektrolit ini adalah salah satu
unsur dari kebutuhan fisiologis merupakan upaya yang di tempuh untuk berdiskusi dan
menyamakan persepsi antara pengolah, dosen dan mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan
akademik.
Artikel panduan ini di susun untuk di pergunakan sebagai penuntun para mahasiswa
tentang ruang lingkup pendidikan di akademik kesehatan.
Segala sesuatu yang belum tercantum dalam makalah ini akan dipelajari secara bersama-sama
di dalam kelas.
I
3. DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Cairan dan elektrolit tubuh
B. Pergerakan cairan dan elektrolit tubuh
C. Keseimbangan cairan
D. Regulasi elektrolit
E. Faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
F. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
G. Gangguan keseimbangan asam basa
H. Asuhan keperawatan
BAB 3 PENUTUPAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Ii
4. BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air (HO) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam Ftubuh
manusia.Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis,
yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari total berat badan tubuh.
Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh. Secara keseluruhan, katagori
persentase cairan tubuh berdasarkan umur adsalah; bayi baru lahir 75% dari total berat badan,
pria dewasa 57% dari total berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan
dewasa tua 45% dari total berat badan. Persentase cairan tubuh bervariasi, bergantung pada
faktor usia, lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin.
Sedangkan elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh.Cairan tubuh mengandung
oksigen, dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion.
Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah menjadi ion Na+ dan Cl+. Pecahan elektrolit
tersebut merupakan ion yang dapat menghantarkan arus listrik.Ion yang bermuatan negatif
disebut anion sedangkan ion yang bermuatan positif disebut kation.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kebutuhan ciran dan elektrolit tubuh?
2. Bagaimana pergerakan cairan dan elektrolit tubuh ?
3. Jelaskan keseimbangan cairan tubuh ?
4. Jelaskan regulasi elektrolit ?
5. Apa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit?
6. Apa saja gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit ?
7. Apa saja gangguan keseimbangan asam basa ?
8. Bagaimana asuhan keperawatannya ?
1
5. C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dapat memahami konsep kebutuhan cairan dan elektrolit.
b. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari prosedur ini mahasiswa dapat:
1. Menjelaskan kembali cairan dan elektrolit tubuh
2. Menjelaskan pergerakan cairan dan elektrolit tubuh
3. Menjelaskan keseimbangan cairan
4. Menjelaskan regulasi elektrolot
5. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
6. Menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Menjelaskan gangguan keseimbangan asam basa
8. Dan menjelaskan asuhan keperawatan
2
6. BAB 2
PEMBAHASAN
A. Cairandan Elektrolit BagiTubuh
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi
kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri,
tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal
(fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif
konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan
cairan ini dinamakan “homeostasis”.
Semua cairan tubuh adalah air larutan pelarut, substansi terlarut (zat terlarut).
Air adalah senyawa utama dari tubuh manusia. Rata-rata pria dewasa hampir 60%
dari berat badannya adalah air. Dan rata-rata wanita mengandung 55% air dari berat
badannya. Cairan tubuh terbagi atas 2 kompartemen yaitu :
1. Cairan Intraseluler (CIS)
Cairan Intraseluler adalah cairan di dalam membran sel yang berisi substansi
terlarut atau solut yang penting untuk keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk
metabolisme. Cairan intraseluler terdiri dari 40% dari berat badan orang dewasa atau
70% total dari cairan tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solut (zat
terlarut) yang sama dengan cairan yang berada di ruang ekstrasel. Namun proporsi
substansinya berbeda. Misalnya, proporsi kalium lebih besar di cairan intrasel
daripada di cairan ekstrasi
3
7. 2.Cairan Ekstraseluler (CES)
Cairan ekstraseluler terdiri dari 20% dari berat badan orang dewasa atau 30%
dari total cairan tubuh. Cairan ekstraseluler terdiri dari cairan intravaskuler, interstisial
dan caitan transeluler. Cairan intravaskuler atau plasma merupakan cairan dari
komponen darah. Cairan Intravaskuler terdiri dari plasma, bagian cairan limfe yang
mengandung air dan tidak berwarna, dan darah yang mengandung suspensi leukosit,
eritrosit, dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh. Cairan interstisial adalah
cairan yang terdapat pada jaringan sel dan limpa. Cairan Interstisial mengisi ruangan
yang berada di antara sebagian sel tubuh dan menyusun sejumlah besar lingkungan
cairan tubuh. Sekitar 15% berat tubuh merupakan cairan Interstisial. Cairan total
tubuh (total body water) atau TBW atau TBF adalah jumlah total cairan yang
dikeluarkan prosentase dari berat badan. Cairan transeluler adalah cairan khusus
seperti cairan sinovial pada persendian, cairan serebrospinal pada otak dan medula
spinalis, cairan dalam bola mata (aqueous humordan vitreous humor), cairan pleura,
dan berbagai cairan yang terkandung dalam organ.
Cairan yang bersirkulasi di seluruh tubuh di dalam ruang cairan intrasel dan
ekstrasel mengandung elektrolit, mineral, dan sel. Elektrolit merupakan sebuah
senyawa yang jika melebur atau larut di dalam air atau pelarut lain, akan pecah
menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik. Mineral yang dicerna sebagai
senyawa, biasanya dikenal dengan nama logam, non-logam, radikal atau fosfat, bukan
dengan nama senyawa. Sel merupakan unit fungsional dasar dari semua jaringan
hidup. Contoh: sel darah merah dan sel darah putih..
Tabel 2.1
Proprorsi Cairan Berdasarkan Usia
Jenis Cairan Intraseluler
Bayi baru
lahir
3 Bulan Dewasa Lansia
40% 40% 40% 27%
Cairan Ekstra
Plasma
(Intravaskular)
5% 5% 5% 7%
Interstitial 35% 25% 15% 18%
Total Cairan 80% 70% 60% 52%
Sumber: Potter & Perry. 2006. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
4
8. Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai kedalam bentuk ion-ion dan
selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrolit, ion-ion merupakan atom-atom
bermuatan elektrolit. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa atau berupa senyawa kimia
lainnya.
B.PergerakanCairandan ElektrolitTubuh
Pergerakan cairan tubuh
mekanisme pergerakan cairan tubuh melalui tiga proses berikut ini.
a. Difusi
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat dalam cairan bergerak dari
konsentrasi tinggi ke kosentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan
elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh
ukuran molekul, konsentrasi larutan, dan temperatur.
b. Osmosis
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membrsn
semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi yang lebih rendah ke konsentrasi yang
lebih tinggiyang sifatnya menarik.
c. Transporaktif
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya aktif
dari tubuh seperti pompa jantung.
Sumber : Kozier, Erb, Berman, Snyder, 2011. Buku Ajar pundamental Keperawatan
Edisi7 Volume 2.EGC:Jakarta
C. KeseimbanganCairan
Tabel 2.2
MASUKAN JUMLAH KELUARAN JUMLAH
Cairan
Makanan padat
Air dan
oksidasi
1200 ml
1000 ml
300 ml
Kehilangan tak
kasat mata(kulit
dan paru)
Feses
Urine
900 ml
100 ml
1500 ml
2500 ml 2500 ml
Sumber : Buku sumber kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan edisi 4,
Tarwoto dan Wartonah, tahun 2010
5
9. D. RegulasiElektrolit
1. Ginjal.
Merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai pengatur
air, pengatur konsentrasi garam dalam darah, pengatur keseimbangan asam-basa
darah dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh
kemampuan bagian ginjal, seperti glomerulus dalam menyaring cairan. Rata-rata
setiap satu liter darah mengandung 500 cc plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10% nya disaring keluar. Cairan yang tersaring (filtrate glomerulus),
kemudian mengalir melalui tubuli renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan
yang dibutuhkan. Jumlah urine yang diproduksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH
dan aldosteron dengan rata-rata 1 ml/kg/bb/jam.
2. Kulit.
Merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung banyaknya darah
yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi
(pengalihan panas ke benda yang disentuh), dan konveksi (pengaliran udara panas
ke permukaan yang lebih dingin).
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat suhu dapat diturunkan
dengan jumlah air yang dapat dilepaskan, kurang lebih setengah liter sehari.
Perangsangan kelenjar keringat yang dihasilkan dapat diperoleh melalui aktivitas
otot, suhu lingkungan dan kondisi suhu tubuh yang panas.
6
10. 3. Paru.
Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible
water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.
4. Gastrointestinal.
Merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam kondisi normal,
cairan hilang dalam system ini sekitar 100-200 ml/hari
E. Faktoryang Mempengaruhi KeseimbanganCairandan Elektrolit
a.Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dan
anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia
dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan
gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b.Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui
keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat
kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c.Diet
Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan
serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat
diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan
edema.
d.Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga
bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
7
11. e.Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
-Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
-Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
-Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan pemenuhan
intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f.Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g.Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
h.Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan darah
selama pembedahan.
F. Gangguankeseimbangancairandan elektrolit
Gangguan keseimbangan cairan
1. Dehidrasi
2. Syok hipovolemi
Gangguan keseimbanganelektrolit
1. Hiponatremia
Kadar Na+ serum dibawah normal (<135mEq/L)
Causa : CHF, gangguan ginjal, dan sindroma nefrotik, hipotiroid, penyakit addison.
Tanda dan gejala : Pasien memiliki tanda-tanda penyakit dasar (seperti gagal jantung
dan penyakit addion), Jika hiponatremia terjadi sekunder akibat kehilangan cairan,
mungkin ada tanda-tanda syok seperti hipotensi dan takikardi.
8
12. 2. Hipernatremia
Definisi Na+ serum diatas normal (>145mEq/L)
Causa : kehilangan Na+ melalui ginjal misalnya pada terapi uiterik, diuresis osmotik,
diabetes, insipidus, sekrosis tubulus akut, uropati pasca obstruksi, nefropati
hiperkalsemik, atau karena hiperalimentasi dan pemberian cairan hipertonik lain.
Tanda dan Gejala : iritabilitas otot, bingung, ataksia, tremor, kejang dan koma yang
sekunder terhadap hipernatremia.
3. Hipokalemia
Definisi : kadar K+ serum dibawah normal (<3,5mEq/L)
Tanda dan gejala : Lemah,penurunan motilitas saluran cerna yang menyebabkan ileus.
4. Hiperkalemia
Definisi : kadar K+ serum diatas normal (>5,5 mEq/L)
Tanda dan gejala : perubahan eksibilitas jantung.
G. Gangguankeseimbanganasambasa
Asam adalah substansi yang mengandung satu atau lebih H+ yang dapat dilepaskan
dalam larutan (donatur proton).
Basa adalah substansi yang dapat menangkap atau bersenyawa dengan ion hidrogen
dari sebuah larutan (akseptor proton).
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan
cairan tubuh lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH.
Klasifikasi pH :
-pH 7,0 adalah netral
-pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
-pH dibawah 7,0 adalah asam
Gangguan keseimbangan asam basa disebabkan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi mekanisme pengaturan keseimbangan antara lain system buffer, system
respirasi, fungsi ginjal, gangguan system kardiovaskular maupun gangguan fungsi
susunan saraf pusat.
Gangguan keseimbangan asam basa serius biasanya menunjukan fase akut
ditandai dengan pergeseran pH menjauhi batas normal. Secara umum, analis
keseimbangan asam basa ditujukan untuk mengetahui jenis gangguan keseimbangan
asam basa yang sedang terjadi pada pasien. Gangguan keseimbangan asam basa
dikelompokan dalam dua bagian utama yaitu respiratorik dan metabolic.
9
13. H. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
a.Riwayat keperawatan
Berisi informasi mengenai masalah kesehatan klien dimasa lalu atau yang baru saja
terjadi, yang menyebabkan resiko terjadinya ketidak seimbangan.
b. Pemeriksaan fisik
Karena gangguan cairan, elektrolit dan asam basa dapat mempengaruhi semua sistem,
kita harus mengidentifikasi secara sistematis setiap adanya abnormalitaspada tubuh.
Seperti denyut nadi dan tekanan darah, sistem pernapasan, sistem gastrotestinal,
sistem ginjal, sistem neuromuscular, kulit
c. Pemeriksaan labolatorium
Pemeriksaan labolatorium dilakukan untuk memperoleh data objektif lebih lanjut
tentang keseimbangan cairan, elektrolit, dan asam basa. Pemeriksaan ini meliputi
kadar elektrolit serum, hitung darah lengkap, kadar keratin darah, berat jenis urine,
dan kadar gas darah arteri.
2. Diagnosa
a.Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
1. Kehilangan plasma yang berkaitan dengan luka bakar
2. Muntah
3. Kegagalan mekanisme pengaturan
4. Demam dan diare
5. Retensi natrium
6. Disritmia yang berkaitan dengan ketidak seimbangan elektrolit
b. Kelebihan volume cairan yang berhubungan dengan
1. Gangguan pada ginjal sehingga sistem regulasi tidak normal
2. Gangguan mekanisme pengaturan
3. Disritmia yang berkaitan dengan ketidak seimbangan elektroli
3. Perencanaan
10
14. Tujuan :
a. Klien akan memiliki keseimbangan cairan
b. Penyebab ketidakseimbangan dapat diidentifikasi dan dikoreksi
c. Klien tidak akan mengalami komplikasi akibat terapi yang dibutuhkan
untuk mengembalikan status keseimbangan
Rencana tindakan
a. Monitor asupan cairan yang diterima olek klien
b. Lakuakan pembagian jumlah total cairan yang boleh dikonsumsi setiap
kali makan, diantara waktu makan, sebelum tidur dan disaat meminum obat.
c.Pertahankan keseimbangan cairan yang ada
d.Implementasikan program yang telah ditetapkan dokter untuk memberikan
cairan parenteral yang mengandung cairan elektrolit jika klien muntah dalam jangka
waktu lama
4. Implementasi
1.Penggantian cairan secara enteral
Cairan diberikan secara enteral melalui rute oral dan selang pemberi makan
a. Oral
Dapat dilakukan selama klien tidak muntah, tidak mengalami kehilangan
cairan dalam jumlah yang sangat besar, atau tidak mengalami obstruksi mekanis
dalam saluran gastrotestinal. Ketika mengganti cairan per oral pilihlah cairan
yang mengandung kalori dan elektrolit yang adekuat.
b. Selang pemberian makan
Sangat tepat diberikan jika saluran gastrotestinal klien sehat tetapi klien
tidak mampu menelan cairan semua selang pemberian makan seperti
nasogastrik, gastrostomi, atau jejunostomi harus diberikan sesuai program dokter.
2. Memberikan setengah dari jumlah total cairan oral diantara pukul 08.00 dan 16.00,
yakni periode saat klien biasanya lebih aktif dan mendapatkan 2 kali.
3. Kemudian dua per lima dari jumlah total asupan cairan diberikan diantara 16.00
dan pukul 23.00
4. Antara pukul 23.00 sampai pukul 08.00 sisa cairan total dapat diberikan
5. Penggantian cairan elektrolit secara parenteral
11
15. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi kesehatan. Dengan kemampuannya
yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh mempertahankan keseimbangan, biasanya
dengan proses-proses faal (fisiologis) yang terintegrasi yang mengakibatkan adanya
lingkungan sel yang relatif konstan tapi dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan
keseimbangan cairan ini dinamakan “homeostasis”.
B. Saran.
Dari pemaparan diatas, kami memberikan saran agar mahasiswa ataupun petugas
medis harus memahami kebutuhan cairan dan elektrolit secara tepat dalam asuhan
keperawatan agar terhindar dari kesalahan dalam tindakan baik itu dirumah sakit maupun di
masyarakat yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan
12