SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
PEMBAHASAN 3 
A. Pertumbuhan Individu 
2.1. Pengertian Individu 
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu 
sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, 
memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang 
terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat 
disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam 
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek 
psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila 
salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. 
Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia 
apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. 
Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya 
sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu 
terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya 
muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu 
dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang 
dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga 
mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan 
mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi 
yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya. 
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup 
menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. 
Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. 
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar 
individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku 
pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia 
individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam bersosialisasi. 
Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk 
mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung 
terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat 
menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat 
juga dapat berdasarkan individu itu sendiri. 
2.2. Pengertian Pertumbuhan 
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai 
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran 
atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit 
menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain. 
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang 
disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat
kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu 
organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu. 
Perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan 
terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih bersifat 
kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang dalam sistem 
reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam sistem reproduksinya 
sehingga dapat melakukan perkembangbiakan. 
2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu: 
1. Faktor Biologis 
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, 
tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam 
kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap 
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama. 
2. Faktor Geografis 
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga 
menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan 
kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan 
tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan 
yang tidak baik pula. 
3. Faktor Kebudayaan Khusus 
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti 
semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga 
memiliki kepribadian yang sama juga. 
Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan 
masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya 
waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan 
sekitar. 
B. Fungsi Keluarga 
3.1. Pengertian Fungsi Keluarga 
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya 
berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia 
yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.
Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau keluarga inti (conjugal 
family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga batih 
didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak mereka 
yang belum kawin. Lain halnya dengan consanguine family. Keluarga hubungan kerabat 
sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami 
istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. 
Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam 
pada satu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan. “Kesatuan 
keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau keluarga luas 
Fungsi Keluarga. 
3.2. Macam-macam Fungsi Keluarga 
Beberapa fungsi keluarga diantaranya sebagai berikut: 
1. Fungsi Pengaturan Keturunan 
Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa kebutuhan seks dapat dipuaskan 
tanpa adanya prekreasi (mendapatkan anak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi, 
abortus, dan teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks 
pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin 
reproduksi. Karena fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup 
manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia dan bukan hanya sekadar 
kebutuhan biologis saja. Fungsi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sosial, 
misalnya dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan harta kekayaan, serta pemeliharaan 
pada hari tuanya. 
Pada umumnya masyarakat mengatakan bahwa perkawinan tanpa menghasilkan anak 
merupakan suatu kemalangan karena dapat menimbulkan hal-hal yang negatif. Bahkan ada 
yang berpendapat bahwa semakin banyak anak semakin banyak mendapatkan 
rezeki, terutama hal ini dianut oleh orang-orang Cina dan dihubungkan dengan keagamaan, 
karena semakin banyak anak semakin banyak yang memuja arwah nenek moyangnya. 
1. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan 
Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk 
personalitynya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka 
harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, 
dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik 
dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh 
standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang 
patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan 
menguasai sarana-sarananya. 
Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah 
lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga 
merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian
seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali 
terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu. 
1. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi 
Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan keluarga sebagai 
unit-unit produksi yang seringkali dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya. 
Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. 
Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga 
terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama. Dengan adanya fungsi 
ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang 
dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga 
sebagai sistem hubungan kerja. 
Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja. 
Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat dipandang sebagai teman sekerja yang 
sedikit, banyak juga dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan dalam kerja sama. Fungsi ini 
jarang sekali terlihat pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang 
atau hilang sama sekali. 
1. Fungsi Pelindung 
Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami 
oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi 
negara. 
1. Fungsi Penentuan Status 
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan 
statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga 
mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak 
istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, 
status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assigned Status adalah 
status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat 
sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang 
yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan lainnya. Sedangkan Ascribed Status 
adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, 
usia, dan lain sebagainya. 
1. Fungsi Pemeliharaan 
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, 
dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian 
masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya 
bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang
makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai 
banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, 
rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo. 
1. Fungsi Afeksi 
Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. 
Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas 
dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau merasakan kasih 
sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk 
bertahan hidup. 
C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat 
4.1. Pengertian Keluarga 
Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “kulawarga” “ras” dan “warga” yang berarti 
anggota adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan 
darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan 
antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. 
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa 
orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling 
ketergantungan. 
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua 
pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di 
hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya 
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. 
Ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau 
anak-anak, keluarga conjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak 
mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang 
tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas 
keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, 
dan keluarga nenek. 
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang 
berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam 
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. 
Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: 
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, 
pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat 
dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk 
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan 
sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari 
lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan 
dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat 
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. 
4.2. Pengertian Masyarakat 
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau 
semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada 
dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, 
musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan 
antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling 
tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu 
sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. 
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. 
Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral 
nomadis, masyarakat bercocoktana, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut 
masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri 
sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. 
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan 
kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. 
Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan 
yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society 
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa 
setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan 
bersama. 
4.3. Golongan Masyarakat 
o Masyarakat Majemuk 
Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu 
didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di 
negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan 
penjajahan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam 
bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di 
Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak 
minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan 
untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural 
itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan 
penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah 
diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian 
berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam
kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan 
mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana 
memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia. 
o Masyarakat Majemuk Indonesia 
Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa 
oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa 
dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan 
adalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh 
dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan 
Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan 
antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa, dan 
hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam 
perspektif hubungan kekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional adalah yang 
dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan antara 
pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selalu 
diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di Hindia Belanda dipegang oleh 
golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para 
sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi) digunakan 
untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan 
dan priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang 
atau primitif. 
Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan 
politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan 
mereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam 
masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan 
polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya, 
yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur 
hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat 
golongan yang paling dominan yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan 
orang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang 
terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi 
digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan mereka yang belum 
mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini 
terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi sesuai 
konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku. 
Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah penjajahan Jepang yang 
merupakan pemerintahan militer telah memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang 
maha besar dalam segala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan 
kerakusannya yang luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi 
secara habis habisan baik yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumber daya
manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompok minoritas dalam perspektif 
penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga 
penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang yang 
amat menyengsarakan mereka, kemerdekaan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, dipimpin 
oleh Soekarno-Hatta. 
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangati oleh Sumpah Pemuda tahun 
1928, sebetulnya merupakan terbentuknya sebuah bangsa dalam sebuah negara yaitu 
Indonesia tanpa ada unsur paksaan. Pada tahun-tahun penguasaan dan pemantapan kekuasaan 
pemerintah nasional barulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan 
keagamaan terhadap pemerintah nasional atau pemerintah pusat, seperti yang dilakukakn oleh 
DI/TII di jawa Barat, DI/TII di Sulawesi Selatan, RMS, PRRI di Sumatera Barat dan 
Sumatera Selatan, Permesta di Sulawesi Utara, dan berbagai pemberontakan dan upaya 
memisahkan diri dari Republik Indonesia akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, 
di Riau, dan di Papua, yang harus diredam secara militer. Begitu juga dengan kerusuhan 
berdarah antar suku bangsa yang terjadi di kabupaten Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi 
Tengah, dan Maluku yang harus diredam secara paksa. Kesemuanya ini menunjukkan adanya 
pemantapan pemersatuan negara Indonesia secara paksa, yang disebabkan oleh adanya 
pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa dan konflik di antara 
masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinan keagamaan yang berbeda di Indonesia. 
4.4. Perbedaan antara Kelompok Masyarakat Non Industri dan Industri 
1. Masyarakat Non Industri 
Kita telah tahu secara garis besar bahwa, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan 
non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary 
group) dan kelompok sekunder (secondary group). 
a. Kelompok primer 
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. 
Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka 
mengenal lebih dekat, lebih akrab dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan 
dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok 
menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, 
tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. 
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok 
belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya. 
b. Kelompok sekunder 
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga 
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian 
kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, 
obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian 
tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target 
dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama 
disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya: partai politik, perhimpunan serikat 
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian 
resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau 
lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti 
perbedaan yang terjadi adalah: Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi 
dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti 
yang lazim berlaku pada kelompok resmi. 
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan 
serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota 
beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis 
seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91). Contoh : Semua kelompok sosial, 
perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki 
anggota kelompok tidak resmi. 
1. Masyarakat Industri 
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan 
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung 
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat 
yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 
1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas 
masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan 
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.Otonomi sejenis, 
juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis 
dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, 
sampai pada batas-batas tertentu. 
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik 
dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi 
fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan 
bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul 
kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan 
derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai 
dengan bertambahnya individualisme. 
D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat 
5.5. Makna Individu 
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti 
juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian 
yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah 
merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan yang lebih kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. 
Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu 
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. 
5.6. Makna Keluarga 
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang 
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam 
mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang 
tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan 
masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang 
yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga 
seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan 
melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk. 
5.7. Makna Masyarakat 
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana 
untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. 
Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian 
keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat 
hasil dari proyeksi tersebut. 
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya 
tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya 
akan dengan mudah dirumuskan gejala-gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu 
sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan 
anggota kelompok atau anggota masyarakat. 
5.8. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat 
Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. 
Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara 
di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu 
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat 
mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak 
dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan 
masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki 
peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan 
media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. 
Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu 
masyarakat tersebut. 
E. Urbanisasi 
6.1. Pengertian Urbanisasi 
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang 
cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan
kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah 
peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah 
lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, 
dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. 
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase 
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya 
salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: 
Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna 
perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. 
Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara 
atau tidak menetap. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, 
seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi 
media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. 
1. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi 
- Kehidupan kota yang lebih modern 
- Sarana dan prasarana kota lebih lengkap 
- Lapangan pekerjaan di kota yang lebih luas 
- Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas 
1. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi 
- Lahan pertanian semakin sempit 
- Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya 
- Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa 
- Terbatasnya sarana dan prasarana di desa 
1. Keuntungan Urbanisasi 
- Memoderenisasikan warga desa 
- Menambah pengetahuan warga desa 
- Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah 
- Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
6.2. Proses Terjadinya Urbanisasi 
Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk 
yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya 
penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi 
negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian 
yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara 
industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan 
dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen 
sampai dengan 40 persen saja. 
Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat 
menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau 
tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih 
diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap 
kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik 
dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak 
tersedia.
BAB III 
PENUTUP 
7.1. Kesimpulan 
Individu mempunyai peranan penting dalam sebuah lingkungan memikirkan sebuah jalan 
keluar dalam memenuhi semua keinginan yang dia mau dengan cara apa pun semua ia 
lakukan untuk memnuhi keinginan hasratnya, di dalam bersosialisai kita juga tidak boleh 
memikirkan kepentingan diri kita sendiri karena dengannya ada sifat seperti itu lah yang akan 
meembuat suatu lingkungan ada konflik. Manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya 
dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang 
itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk 
kelebihan serta kelemahannya. 
Mempunyai suatu keluarga yang harmonis dan juga dipenuhi akan rasa cinta dan kasih 
sayang tentu dambaan para umat kaum manusia di dunia ini, akan tetapi semua itu sudah 
tidak akan lengkap lagi bila tidak dibersamakan dengan interaksi sesama manusia keterkaitan 
terhadap lingkungan sangat lah penting di karenakan demi perkembangan pola pikir kita dan 
juga anggota keluarga. Kalau kita hanya berkeluarga saja tidak berbaur dengan orang lain 
maka tidak akan mungkin apa bila kalau keluarga kita sedang membutuhkan orang lain tidak 
ada yang membantu karena orang lain pun tidak akan tahu bila kita sedang mengalami sebuah 
cobaan, seandainya kita berbaur dan juga peduli terhadap orang lain maka tidak akan 
memungkinkan bila masyarakat akan membantu kesusahan kita dengan kemampuan yang ia 
bisa, masyarakat di sini juga amat sangat penting dikarenakan apa bila di suatu linkungan kita 
tidak mempunyai nilai kemasyarakatan yang amat peduli terhadap sesama manusia yang 
berada di lingkungan susah unuk mewujudkan semua itu. 
Kumpulan dari orang-orang tersebut harus ada yang mengatur untuk menjalanjan suatu 
organisai dengan kepemimpinan yang handal dan juga wajib ditiru bagi masyarakat lainnya, 
dengan ada semua itu maka mungkin perubahan pola pikir manusia akan berubah untuk 
menciptakan lingkungan yang berdasarkan niali kebersamaan, persahabatan, dan juga tali 
persaudaraan. 
SUMBER : http://ginadamar.wordpress.com/2012/10/23/tugas- ilmu-sosial-dasar-iii-pertumbuhan- 
individu/

More Related Content

What's hot

Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Reiza Putra
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)rgnaayu
 
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakatKb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakatRiefni Riftianingrum
 
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)Individu keluarga dan masyarakat (isbd)
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)DEALOVA2014
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatMuhammad Jadin
 
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3LaniMarpaung
 
3. keabsahan dan ketidakabsahan
3. keabsahan dan ketidakabsahan3. keabsahan dan ketidakabsahan
3. keabsahan dan ketidakabsahanevinurleni
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarDharaniKassapa
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,amdsarah
 
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3sopiannudin
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatelindaazkaa
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1emi nadjwa
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatMuchammad Susanto
 
2. dasar biologis
2. dasar biologis2. dasar biologis
2. dasar biologisevinurleni
 

What's hot (20)

Keluarga (2)
Keluarga (2)Keluarga (2)
Keluarga (2)
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
TUGAS 2 ISD (pertemuan 3)
 
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakatKb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
 
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)Individu keluarga dan masyarakat (isbd)
Individu keluarga dan masyarakat (isbd)
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
Modul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitasModul gangguan seksualitas
Modul gangguan seksualitas
 
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3individu, keluarga , dan masyarakat .M3
individu, keluarga , dan masyarakat .M3
 
3. keabsahan dan ketidakabsahan
3. keabsahan dan ketidakabsahan3. keabsahan dan ketidakabsahan
3. keabsahan dan ketidakabsahan
 
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya DasarINDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT - Ilmu Budaya Dasar
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Konsep keluarga
Konsep keluargaKonsep keluarga
Konsep keluarga
 
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
PPT Tugas Ilmu Sosial Dasar 3
 
Individu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakatIndividu, keluarga, dan masyarakat
Individu, keluarga, dan masyarakat
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Sosiologi keluarga
Sosiologi keluargaSosiologi keluarga
Sosiologi keluarga
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
KONSEP INSTITUSI KELUARGA
KONSEP INSTITUSI KELUARGAKONSEP INSTITUSI KELUARGA
KONSEP INSTITUSI KELUARGA
 
2. dasar biologis
2. dasar biologis2. dasar biologis
2. dasar biologis
 

Viewers also liked

Viewers also liked (15)

Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Tugas ilmu sosial dasar 4
Tugas ilmu sosial dasar 4Tugas ilmu sosial dasar 4
Tugas ilmu sosial dasar 4
 
Afixiologia (2) fina l
Afixiologia (2) fina lAfixiologia (2) fina l
Afixiologia (2) fina l
 
Dismenorrea
Dismenorrea Dismenorrea
Dismenorrea
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
Tugas Ilmu Sosial Dasar 4
 
Ilmu sosial dasar sap 5
Ilmu sosial dasar sap 5Ilmu sosial dasar sap 5
Ilmu sosial dasar sap 5
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Untitled Presentation
Untitled PresentationUntitled Presentation
Untitled Presentation
 
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
Tugas Ilmu Sosial Dasar Bab 5
 
resume_v36
resume_v36resume_v36
resume_v36
 
Ilmu sosial dasar sap 5
Ilmu sosial dasar sap 5Ilmu sosial dasar sap 5
Ilmu sosial dasar sap 5
 
Cours eco.mondiale
Cours eco.mondialeCours eco.mondiale
Cours eco.mondiale
 
Dismenorrea ucv piura
Dismenorrea ucv piuraDismenorrea ucv piura
Dismenorrea ucv piura
 
Makalah teori organisasi
Makalah teori organisasiMakalah teori organisasi
Makalah teori organisasi
 
Catalogo Regalos para Bodas, Bautizos, Comuniones
Catalogo Regalos para Bodas, Bautizos, ComunionesCatalogo Regalos para Bodas, Bautizos, Comuniones
Catalogo Regalos para Bodas, Bautizos, Comuniones
 

Similar to PertumbuhanIndividu

Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakativansahrulmubaroq
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,ghifarrrrr
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Reiza Putra
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Radian Dedy Adipradana
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarDo Dy
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1Chiee Arviant
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiananastanindya
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDMuhamad Yogi
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat pjj_kemenkes
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiAlia Nur Afni
 
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxBab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxrun2san
 
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxBab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxrun2san
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Septian Muna Barakati
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan KepribadianLilly
 

Similar to PertumbuhanIndividu (20)

Individu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakatIndividu,keluarga,dan masyarakat
Individu,keluarga,dan masyarakat
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
Pertumbuhan individu, fungsi keluarga, individu,
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Tugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasarTugas ilmu sosial dasar
Tugas ilmu sosial dasar
 
Makalah isd dosen
Makalah isd dosenMakalah isd dosen
Makalah isd dosen
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt2-materi-presentsi-isd-1.ppt
2-materi-presentsi-isd-1.ppt
 
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadiansosialisasi dan pembentukan kepribadian
sosialisasi dan pembentukan kepribadian
 
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBDManusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
Manusia Sebagai Mahluk Individu & Sosial ISBD
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
Tugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar iiTugas ilmu sosial dasar ii
Tugas ilmu sosial dasar ii
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxBab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
 
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptxBab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
Bab 3 Sosiologi Kelas 10 Smtr 2.pptx
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian 2
 
Sosialisasi dan Kepribadian
Sosialisasi  dan KepribadianSosialisasi  dan Kepribadian
Sosialisasi dan Kepribadian
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 

PertumbuhanIndividu

  • 1. PEMBAHASAN 3 A. Pertumbuhan Individu 2.1. Pengertian Individu Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Berkaitannya antar individu dengan individu lainnya, maka menjadi lebih bermakna manusia apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya. Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam bersosialisasi. Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri. 2.2. Pengertian Pertumbuhan Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain. Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran, berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat
  • 2. kembali pada keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu. Perkembangan adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan. 2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu, yaitu: 1. Faktor Biologis Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama. 2. Faktor Geografis Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula. 3. Faktor Kebudayaan Khusus Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga. Dari semua faktor-faktor di atas dan pengaruh dari lingkungan sekitar seperti keluarga dan masyarakat maka akan memberikan pertumbuhan bagi suatu individu. Seiring berjalannya waktu, maka terbentuklah individu yang sesuai dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan sekitar. B. Fungsi Keluarga 3.1. Pengertian Fungsi Keluarga Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.
  • 3. Keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yakni keluarga batih atau keluarga inti (conjugal family) dan keluarga kerabat (consanguine family). Conjugal Family atau keluarga batih didasarkan atas ikatan perkawinan dan terdiri dari seorang suami, istri, dan anak-anak mereka yang belum kawin. Lain halnya dengan consanguine family. Keluarga hubungan kerabat sedarah atau consanguine family tidak didasarkan pada pertalian kehidupan suami istri, melainkan pada pertalian darah atau ikatan keturunan dari sejumlah orang kerabat. Keluarga kerabat terdiri dari hubungan darah dari beberapa generasi yang mungkin berdiam pada satu rumah atau mungkin pula berdiam pada tempat lain yang berjauhan. “Kesatuan keluarga consanguine ini disebut juga sebagai extended family atau keluarga luas Fungsi Keluarga. 3.2. Macam-macam Fungsi Keluarga Beberapa fungsi keluarga diantaranya sebagai berikut: 1. Fungsi Pengaturan Keturunan Dalam masyarakat orang telah terbiasa dengan fakta bahwa kebutuhan seks dapat dipuaskan tanpa adanya prekreasi (mendapatkan anak) dengan berbagai cara, misalnya kontrasepsi, abortus, dan teknik lainnya. Meskipun sebagian masyarakat tidak membatasi kehidupan seks pada situasi perkawinan, tetapi semua masyarakat setuju bahwa keluarga akan menjamin reproduksi. Karena fungsi reproduksi ini merupakan hakikat untuk kelangsungan hidup manusia dan sebagai dasar kehidupan sosial manusia dan bukan hanya sekadar kebutuhan biologis saja. Fungsi ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan sosial, misalnya dapat melanjutkan keturunan, dapat mewariskan harta kekayaan, serta pemeliharaan pada hari tuanya. Pada umumnya masyarakat mengatakan bahwa perkawinan tanpa menghasilkan anak merupakan suatu kemalangan karena dapat menimbulkan hal-hal yang negatif. Bahkan ada yang berpendapat bahwa semakin banyak anak semakin banyak mendapatkan rezeki, terutama hal ini dianut oleh orang-orang Cina dan dihubungkan dengan keagamaan, karena semakin banyak anak semakin banyak yang memuja arwah nenek moyangnya. 1. Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan Fungsi ini untuk mendidik anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya. Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai sarana-sarananya. Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian
  • 4. seseorang itu diletakkan pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu. 1. Fungsi Ekonomi atau Unit Produksi Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya. Jadi, keluarga bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini dapat menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama. Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem hubungan kerja. Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga sebagai kepala dalam bekerja. Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat dipandang sebagai teman sekerja yang sedikit, banyak juga dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan dalam kerja sama. Fungsi ini jarang sekali terlihat pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang atau hilang sama sekali. 1. Fungsi Pelindung Fungsi ini adalah melindungi seluruh anggota keluarga dari berbagai bahaya yang dialami oleh suatu keluarga. Dengan adanya negara, maka fungsi ini banyak diambil alih oleh instansi negara. 1. Fungsi Penentuan Status Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa. Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga, misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua adat, sesepuh, dan lainnya. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya. 1. Fungsi Pemeliharaan Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang
  • 5. makin modern dan kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo. 1. Fungsi Afeksi Salah satu kebutuhan dasar manusia adalah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicintai. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa kenakalan yang serius adalah salah satu ciri khas dari anak yang sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang. Di sisi lain, ketiadaan afeksi juga akan menggerogoti kemampuan seorang bayi untuk bertahan hidup. C. Individu, Keluarga, dan Masyarakat 4.1. Pengertian Keluarga Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta yaitu “kulawarga” “ras” dan “warga” yang berarti anggota adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan. Ada beberapa jenis keluarga, yakni: keluarga inti yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak, keluarga conjugal yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan anak-anak mereka, di mana terdapat interaksi dengan kerabat dari salah satu atau dua pihak orang tua. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis keturunan di atas keluarga aslinya. Keluarga luas ini meliputi hubungan antara paman, bibi, keluarga kakek, dan keluarga nenek. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
  • 6. sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. 4.2. Pengertian Masyarakat Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktana, dan masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan bersama. 4.3. Golongan Masyarakat o Masyarakat Majemuk Dalam masyarakat majemuk manapun, mereka yang tergolong sebagai minoritas selalu didiskriminasi. Ada yang didiskriminasi secara legal dan formal, seperti yang terjadi di negara Afrika Selatan sebelum direformasi atau pada jaman penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang di Indonesia. Dan, ada yang didiskriminasi secara sosial dan budaya dalam bentuk kebijakan pemerintah nasional dan pemerintah setempat seperti yang terjadi di Indonesia dewasa ini. Dalam tulisan singkat ini akan ditunjukkan bahwa perjuangan hak-hak minoritas hanya mungkin berhasil jika masyarakat majemuk Indonesia kita perjuangkan untuk dirubah menjadi masyarakat multikultural. Karena dalam masyarakat multikultural itulah, hak-hak untuk berbeda diakui dan dihargai. Tulisan ini akan dimulai dengan penjelasan mengenai apa itu masyarakat Indonesia majemuk, yang seringkali salah diidentifikasi oleh para ahli dan orang awam sebagai masyarakat multikultural. Uraian berikutnya adalah mengenai dengan penjelasan mengenai apa itu golongan minoritas dalam
  • 7. kaitan atau pertentangannya dengan golongan dominan, dan disusul dengan penjelasan mengenai multikulturalisme. Tulisan akan diakhiri dengan saran mengenai bagaimana memperjuangkan hak-hak minoritas di Indonesia. o Masyarakat Majemuk Indonesia Masyarakat majemuk terbentuk dari dipersatukannya masyarakat-masyarakat suku bangsa oleh sistem nasional, yang biasanya dilakukan secara paksa (by force) menjadi sebuah bangsa dalam wadah negara. Sebelum Perang Dunia kedua, masyarakat-masyarakat negara jajahan adalah contoh dari masyarakat majemuk. Sedangkan setelah Perang Dunia kedua contoh-contoh dari masyarakat majemuk antara lain, Indonesia, Malaysia, Afrika Selatan, dan Suriname. Ciri-ciri yang menyolok dan kritikal dari masyarakat majemuk adalah hubungan antara sistem nasional atau pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa, dan hubungan di antara masyarakat suku bangsa yang dipersatukan oleh sistem nasional. Dalam perspektif hubungan kekuatan, sistem nasional atau pemerintahan nasional adalah yang dominan dan masyarakat-masyarakat suku bangsa adalah minoritas. Hubungan antara pemerintah nasional dengan masyarakat suku bangsa dalam masyarakat jajahan selalu diperantarai oleh golongan perantara, yang posisi ini di Hindia Belanda dipegang oleh golongan Cina, Arab, dan Timur Asing lainnya untuk kepentingan pasar. Sedangkan para sultan dan raja atau para bangsawan yang disukung oleh para birokrat (priyayi) digunakan untuk kepentingan pemerintahan dan penguasaan. Atau dipercayakan kepada para bangsawan dan priyayi untuk kelompok-kelompok suku bangsa yang digolongkan sebagai terbelakang atau primitif. Dalam masyarakat majemuk dengan demikian ada perbedaan-perbedaan sosial, budaya, dan politik yang dikukuhkan sebagai hukum ataupun sebagai konvensi sosial yang membedakan mereka yang tergolong sebagai dominan yang menjadi lawan dari yang minoritas. Dalam masyarakat Hindia Belanda, pemerintah nasional atau penjajah mempunyai kekutan iliter dan polisi yang dibarengi dengan kekuatan hukum untuk memaksakan kepentingan-kepentingannya, yaitu mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia. Dalam struktur hubungan kekuatan yang berlaku secara nasional, dalalm penjajahan hindia Belanda terdapat golongan yang paling dominan yang berada pada lapisan teratas, yaitu orang Belanda dan orang kulit putih, disusul oleh orang Cina, Arab, dan Timur asing lainnya, dan kemuian yang terbawah adalah mereka yang tergolong pribumi. Mereka yang tergolong pribumi digolongkan lagi menjadi yang tergolong telah mengenal peradaban dan mereka yang belum mengenal peradaban atau yang masih primitif. Dalam struktur yang berlaku nasional ini terdapat struktur-struktur hubungan kekuatan dominan-minoritas yang bervariasi sesuai konteks-konteks hubungan dan kepentingan yang berlaku. Dalam masa pendudukan Jepang di Indonesia, pemerintah penjajahan Jepang yang merupakan pemerintahan militer telah memposisikan diri sebagai kekuatan memaksa yang maha besar dalam segala bidang kehidupan masyarakat suku bangsa yang dijajahnya. Dengan kerakusannya yang luar biasa, seluruh wilayah jajahan Jepang di Indonesia dieksploitasi secara habis habisan baik yang berupa sumber daya alam fisik maupun sumber daya
  • 8. manusianya (ingat Romusha), yang merupakan kelompok minoritas dalam perspektif penjajahan Jepang. Warga masyarakat Hindia Belanda yang kemudian menjadi warga penjajahan Jepang menyadari pentingnya memerdekakan diri dari penjajahan Jepang yang amat menyengsarakan mereka, kemerdekaan diri pada tanggal 17 Agustus 1945, dipimpin oleh Soekarno-Hatta. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, yang disemangati oleh Sumpah Pemuda tahun 1928, sebetulnya merupakan terbentuknya sebuah bangsa dalam sebuah negara yaitu Indonesia tanpa ada unsur paksaan. Pada tahun-tahun penguasaan dan pemantapan kekuasaan pemerintah nasional barulah muncul sejumlah pemberontakan kesukubangsaan-keyakinan keagamaan terhadap pemerintah nasional atau pemerintah pusat, seperti yang dilakukakn oleh DI/TII di jawa Barat, DI/TII di Sulawesi Selatan, RMS, PRRI di Sumatera Barat dan Sumatera Selatan, Permesta di Sulawesi Utara, dan berbagai pemberontakan dan upaya memisahkan diri dari Republik Indonesia akhir-akhir ini sebagaimana yang terjadi di Aceh, di Riau, dan di Papua, yang harus diredam secara militer. Begitu juga dengan kerusuhan berdarah antar suku bangsa yang terjadi di kabupaten Sambas, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, dan Maluku yang harus diredam secara paksa. Kesemuanya ini menunjukkan adanya pemantapan pemersatuan negara Indonesia secara paksa, yang disebabkan oleh adanya pertentangan antara sistem nasional dengan masyarakat suku bangsa dan konflik di antara masyarakat-masyarakat suku bangsa dan keyakinan keagamaan yang berbeda di Indonesia. 4.4. Perbedaan antara Kelompok Masyarakat Non Industri dan Industri 1. Masyarakat Non Industri Kita telah tahu secara garis besar bahwa, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group). a. Kelompok primer Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain :keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain sebagainya. b. Kelompok sekunder Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
  • 9. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan, keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah: Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91). Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi. 1. Masyarakat Industri Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190). Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu. Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme. D. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat 5.5. Makna Individu Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
  • 10. dalam satuan yang lebih kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung. 5.6. Makna Keluarga Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi. Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk. 5.7. Makna Masyarakat Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut. Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala-gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat. 5.8. Hubungan antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat Aspek individu, keluarga, masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut. E. Urbanisasi 6.1. Pengertian Urbanisasi Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan
  • 11. kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk, Bedanya Migrasi penduduk lebih bermakna perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara atau tidak menetap. Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya. 1. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi - Kehidupan kota yang lebih modern - Sarana dan prasarana kota lebih lengkap - Lapangan pekerjaan di kota yang lebih luas - Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas 1. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi - Lahan pertanian semakin sempit - Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya - Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa - Terbatasnya sarana dan prasarana di desa 1. Keuntungan Urbanisasi - Memoderenisasikan warga desa - Menambah pengetahuan warga desa - Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah - Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
  • 12. 6.2. Proses Terjadinya Urbanisasi Pertama, pemerintah berkeinginan untuk sesegera mungkin meningkatkan proporsi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini berkaitan dengan kenyataan bahwa meningkatnya penduduk daerah perkotaan akan berkaitan erat dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi negara. Data memperlihatkan bahwa suatu negara atau daerah dengan tingkat perekonomian yang lebih tinggi, juga memiliki tingkat urbanisasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya. Negara-negara industri pada umumnya memiliki tingkat urbanisasi di atas 75 persen. Bandingkan dengan negara berkembang yang sekarang ini. Tingkat urbanisasinya masih sekitar 35 persen sampai dengan 40 persen saja. Kedua, terjadinya tingkat urbanisasi yang berlebihan, atau tidak terkendali, dapat menimbulkan berbagai permasalahan pada penduduk itu sendiri. Ukuran terkendali atau tidaknya proses urbanisasi biasanya dikenal dengan ukuran primacy rate, yang kurang lebih diartikan sebagai kekuatan daya tarik kota terbesar pada suatu negara atau wilayah terhadap kota-kota di sekitarnya. Makin besar tingkat primacy menunjukkan keadaan yang kurang baik dalam proses urbanisasi. Sayangnya data mutahir mengenai primacy rate di Indonesia tidak tersedia.
  • 13. BAB III PENUTUP 7.1. Kesimpulan Individu mempunyai peranan penting dalam sebuah lingkungan memikirkan sebuah jalan keluar dalam memenuhi semua keinginan yang dia mau dengan cara apa pun semua ia lakukan untuk memnuhi keinginan hasratnya, di dalam bersosialisai kita juga tidak boleh memikirkan kepentingan diri kita sendiri karena dengannya ada sifat seperti itu lah yang akan meembuat suatu lingkungan ada konflik. Manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kelebihan serta kelemahannya. Mempunyai suatu keluarga yang harmonis dan juga dipenuhi akan rasa cinta dan kasih sayang tentu dambaan para umat kaum manusia di dunia ini, akan tetapi semua itu sudah tidak akan lengkap lagi bila tidak dibersamakan dengan interaksi sesama manusia keterkaitan terhadap lingkungan sangat lah penting di karenakan demi perkembangan pola pikir kita dan juga anggota keluarga. Kalau kita hanya berkeluarga saja tidak berbaur dengan orang lain maka tidak akan mungkin apa bila kalau keluarga kita sedang membutuhkan orang lain tidak ada yang membantu karena orang lain pun tidak akan tahu bila kita sedang mengalami sebuah cobaan, seandainya kita berbaur dan juga peduli terhadap orang lain maka tidak akan memungkinkan bila masyarakat akan membantu kesusahan kita dengan kemampuan yang ia bisa, masyarakat di sini juga amat sangat penting dikarenakan apa bila di suatu linkungan kita tidak mempunyai nilai kemasyarakatan yang amat peduli terhadap sesama manusia yang berada di lingkungan susah unuk mewujudkan semua itu. Kumpulan dari orang-orang tersebut harus ada yang mengatur untuk menjalanjan suatu organisai dengan kepemimpinan yang handal dan juga wajib ditiru bagi masyarakat lainnya, dengan ada semua itu maka mungkin perubahan pola pikir manusia akan berubah untuk menciptakan lingkungan yang berdasarkan niali kebersamaan, persahabatan, dan juga tali persaudaraan. SUMBER : http://ginadamar.wordpress.com/2012/10/23/tugas- ilmu-sosial-dasar-iii-pertumbuhan- individu/