2. DEFENISI
KEHILANGAN adalah kenyataan/situasi yang
mungkin terjadi dimana sesuatu yang dihadapi,
dinilai terjadi perubahan, tidak lagi
memungkinkan ada atau pergi/hilang.
Dapat dikatakan juga sebagai suatu kondisi
dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada sesuatu yang dulunya ada
(Wilkinson, 2005).
3. DEFENISI
BERDUKA adalah respon fisik dan psikologis
yang terpola spesifik pada individu yang
mengalami kehilangan. Respon/reaksi normal,
karena melalui proses berduka individu mampu
memutus ikatan dengan benda/orang yang
terpisah dan berikatan dengan benda/orang
baru.
Berduka bisa mencakup aspek fisik/psikologis,
kognitif dan perilaku
4. Berduka : reaksi terhadap kehilangan yang
merupakan respon emosional yang normal.
Berduka Proses memecahkan masalah
Normal terkait kematian.
Menentukan kesehatan jiwa individu, karena
memberi kesempatan individu untuk melakukan
koping terhadap kehilangan secara bertahap sehingga
dapat menerima kehilangan
5. KARAKTERISTIK BERDUKA
MENURUT BURGERS DAN
LAZARE (1976)
1. Berduka yang menunjukkan reaksi syok dan
ketidakyakinan.
2. Berduka yang menunjukkan perasaan sedih
dan hampa bila teringat tentang kehilangan
orang yang disayangi.
3. Berduka yang menunjukkan perasaan tidak
nyaman dan sering disertai dengan menangis,
serta keluhan-keluhan sesak pada dada, rasa
tercekik, nafas pendek.
4. Mengenang almarhum terus menerus
5. Memperoleh pengalaman perasaan berduka.
6. Cenderung menjadi mudah tersinggung dan
marah.
6. 6 (ENAM) TINGKATAN BERDUKA
1. Syok
2. Tidak yakin
3. Mengembangkan kesadaran diri
4. Restitusi
5. Mengatasi kehilangan
6. Idealisasi dan hasil
7. PROSES BERDUKA:
• Fase awal
Dimulai dengan adanya kehilangan spt kematian.
Berlangsung beberapa minggu
Reaksi : syok, tidak yakin atau tidak percaya
perasan dingin, perasaan kebal (mati
rasa) dan bingung
Berakhir setelah beberapa hari
Kembali berduka berlebihan
Menangis dan ketakutan
8. LANJUTAN……
Fase Pertengahan
Dimulai : kira-kira 3 minggu sesudah
kematian
Berakhir : kurang lebih 1 tahun
Pola tingkah laku yang ditunjukan:
a. Perilaku obsesi, meliputi : pengulangan
pikiran tentang peristiwa kematian.
b. Suatu pencarian arti dari kematian
9. LANJUTAN….
Fase Pemulihan
Terjadi sesudah kurang lebih satu tahun.
Individu memutuskan untuk tdk
mengenang masa lalu.
Meningkat partisipasi
pada kegiatan sosial
10. KEHILANGAN
Kehilangan : suatu keadaan ketika individu berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada atau dimiliki,
baik sebagian atau keseluruhan.
Dapat terjadi : tiba-tiba atau bertahap
Proses berduka yang disebabkan oleh kehilangan :
1. Penyangkalan (denial)
2. Marah (anger)
3. Tawar menawar (bargaining)
4. Depresi
5. Penerimaan (acceptance)
11. LANJUTAN……
Tahap Penyangkalan
Reaksi: Terkejut, tidak percaya, merasa terpukul,
menyangkal pernyataan kehilangan.
Kadang berhalusinasi (seolah-olah masih melihat
atau mendengar suara orang tsb)
Reaksi fisik : keletihan, kelemahan, wajah pucat, mual,
diare,sesak nafas, detak jantung cepat,
menangis, gelisah
12. LANJUTAN…..
Tahap Marah
Individu mulai sadar dengan kenyataan kehilangan.
Menunjukkan perasaan marah meningkat yang
diproyeksikan pada orang tertentu atau yang ada
dilingkungannya.
Reaksi fisik : wajah merah, nadi cepat, gelisah,
susah tidur, tangan mengepal.
14. LANJUTAN……
Tahap Depresi:
Reaksi : menarik diri, tidak mau bicara, putus asa.
Reaksi fisik: menolak makan, susah tidur, letih,
libido menurun.
Tahap Penerimaan :
Reorganisasi perasaan kehilangan
Gambaran objek atau orang yang hilang mulai dilepas
perlahan, perhatian dialihkan pada objek baru
15. SUMBER GANGGUAN ATAU
KEHILANGAN
Eksternal:
Pikiran, sikap, tindakan yang tidak sesuai
dengan nilai individu,keyakinan atau
moral dan konflik interpersonal yang
mengancam konsistensi individu, harga
diri,rasa aman
Internal :
Kematian orang yang disayangi,
penghentian kerja (PHK), penyakit atau
kehilangan tubuh tertentu
16. JENIS KEHILANGAN
Kehilangan orang bermakna, mis: akibat
kematian atau dipenjara
Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial,
mis: menderita penyakit, amputasi,
kehilangan pendapat, kehilangan
perasaan tt diri, kehilangan pekerjaan,
kehilangan kedudukan, kehilangan
kemampuan seksual
Kehilangan milik pribadi
(mis: uang,perhiasan)
17. FAKTOR PREDISPOSISI
Genetik
Riwayat keluarga depresi sulit mengembangkan
sikap optimistik dalam menghadapi permasalahan.
Kesehatan fisik
Keadaan fisik sehat cenderung mampu
mengatasi stress
Kesehatan mental
Indiv gg jiwa dg riwayat depresi merasa masa depan
suram peka dg situasi kehilangan
Pengalaman kehilangan masa lalu
Kehilangan masa kanak-kanak mempengaruhi
kemampuan menghadapi kehilangan dimasa dewasa.
18. FAKTOR PRESIPITASI
Stres dari perasaan kehilangan:
Stres nyata atau Imajinasi
Kehilangan bersifat bio-psiko-sosial
Kehilangan kesehatan, kehilangan harga diri,
kehilangan pekerjaan,kehilangan peran dalam
keluarga, kehilangan posisi di masyarakat.
19. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Mengkaji pasien dan angg kelg berduka
menentukan tingkat berduka
2. Mengkaji gejala klinis berduka: sesak di dada,
nafas pendek, berkeluh kesah, perasaan penuh
diperut, kehilangan kekuatan otot, distres
perasaan yg hebat.
3. Kaji karakteristik berduka, kaji respon fisiologis,
respon tubuh terhadap kehilangan (reaksi stress)
4. Faktor yg mempengaruhi reaksi stress : umur, culture,
keyakinan spiritual, peran seks, status sosek.
5. Faktor predisposisi
6. Faktor presipitasi dan mekanisme koping.
21. INTERVENSI
KEPERAWATAN
Tujuan: Pasien dapat melalui proses berduka secara normal
dan sehat
Prinsip :
a. Tahap Penyangkalan: (memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaan)
1) Dorong pasien mengungkapkan perasaan duka
2) Tingkatkan kesadaran pasien scr bertahap, siap mental
3) Dengarkan pasien dengan penuh pengertian, jangan
menghukum atau menghakimi
4) Jelaskan bahwa sikap pasien wajar terjadi
22. INTERVENSI
KEPERAWATAN
5) Beri dukungan nonverbal : memegang
tangan,
menepuk bahu
6) Jawab pertanyaan pasien dgn bahasa
sederhana, jelas dan singkat.
7) Amati respon pasien selama bicara
8) Tingkatkan kesadaran pasien scr
bertahap
23. LANJUTAN
b. Tahap marah
1) Beri dorongan dan kesempatan pasien
mengungkapkan rasa marahnya
secara verbal
2) Dengarkan dgn empaty, jangan
memberi respon yang mencela
3) Bantu klien memanfaatkan sumber-
sumber pendukung
24. LANJUTAN
c. Tahap Tawar menawar
Bantu pasien mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
1) Amati perilaku klien
2) Diskusikan bersama pasien ttg
perasaan
3) Tingkatkan HD pasien
4) Cegah tindakan merusak diri
25. LANJUTAN
d. Tahap Depresi (mengidentifikasi tk depresi, resiko merusak
diri dan membantu pasien mengurangi rasa bersalah)
1) Amati perilaku pasien
2) Diskusikan bersama pasien mengenai perasaan
3) Cegah tindakan merusak diri
4) Hargai perasaan pasien
5) Bantu pasien mengidentifikasi dukungan positif
yang terkait dengan kenyataan
6) Beri kesempatan pasien menungkapkan
perasaannya bila perlu biarkan ia menangis sambil
tetap didampingi
7) Bahas pikiran yang selalu timbul bersama pasien
26. LANJUTAN
e. Tahap Penerimaan
(membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa
dielakkan)
1) Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien scr
teratur
2) Bantu pasien/kelg berbagi rasa, karena
biasanya setiap anggota kelg tdk berada pada
tahap yg sama pada saat bersamaan
27. Tujuan tindakan keperawatan: Keluarga dapat merawat
pasien yang berduka
Tindakan keperawatan:
1. Mengenal masalah berduka pada pasien
2. Menjelaskan pada keluarga tentang cara merawat
pasien dengan berduka berkepanjangan
3. Mempraktekkan pada keluarga cara merawat pasien
dengan berduka berkepanjangan
4. Mengevaluasi kemampuan pasien yang berduka
5. Melakukan rujukan
TINDAKAN KEPERAWATAN
KELUARGA
28. CONTOH KASUS
KASUS
Seorang ibu rumah tangga, Ny.M baru saja ditinggal pergi suaminya yang
meninggal secara tiba-tiba. Setelah ditinggalkan, Keluarga mengatakan
klien mengalami gangguan dalam menjalankan perannya sebagai ibu
semenjak suaminya meninggal karena jatuh dari lantai 5 bangunan tempat
dia bekerja. Menurut kesaksian ada seseorang yang melihat sosok Tn. A
yang melompat dr gedung. Keluarga mengatakan bahwa 1 minggu yll Ny.M
minta cerai pada Tn.A. Klien mengungkapkan bahwa dirinya merasa
hampa dalam hidupnya dan mengatakan bahwa dirinya yang berdosa atas
meninggalnya suami. Ketika diamati, Pasien terlihat berbicara dengan
nada marah,dan membentak, kadang2 terlihat melamun walaupun
bersama orang lain.
29. Bagaimana langkah menyusun askep ?
Pengkajian
• Data Subyektif
(diungkapkan secara verbal oleh pasien/ orang terdekat/keluarga)
• Data Obyektif
( melalui hal2 yg bisa diamati/diobservasi)
Tentukan Keypoint
30. ANALISA DATA
DS:
Keluarga mengatakan klien mengalami gangguan
dalam menjalankan perannya sebagai ibu. Klien
mengungkapkan bahwa dirinya merasa hampa dalam
hidupnya dan mengatakan bahwa dirinya yang
berdosa atas meninggalnya suami.
DO:
Pasien terlihat berbicara dengan nada marah,dan
membentak, kadang2 terlihat melamun walaupun
bersama orang lain.
31. PENENTUAN DIAGNOSA
- Lihat pada domain (ada 13 domain) dan kelas taksonomi II
- Lihat uraian dari kelas pada domain (hal. 431-443)
- Pada domain 9.koping/toleransi stress kelas 2. respons koping, terdapat
diagnosis yg disetujui untuk masalah berduka
Ex. 00172 Risiko duka cita terganggu
00136 Duka cita
- Buka hal.pada diagnosa yang dicari
Ex. Duka cita
- Lihat definisi : ( jika sesuai, lanjutkan ke batasan karakteristik)
memenuhi batasan karakteristik yang diangkat sebagai masalah
keperawatan lihat etiologi pada faktor yang berhubungan, tentukan
etiologi yang sesuai.
32. PROBLEM :
Duka cita terganggu
ETIOLOGI :
Kematian orang terdekat secara tiba-tiba
NOC
- Buka NOC dibagian Belakang (hal.595-609)
- Cari àGrieving,,(hal.601)
Grieving
anticipatory,466
dysfunctional,477
- Buka hal. Tersebut,,
- Cek definisi,,
Extended, unsuccessful use of intellectual
and emotional responses by which individuals,
families, comunnities attempt to work through the
process of modifying self concept based upon the
perception of loss.
33. Jika cocok pilih di sugested outcomes (outcome yg disarankan)
atau additional associated outcomes
- Buka untuk masing2 outcome yg dipilih
- Ex. Grief Resolution
• Cek definisinya,,
Grief resolution: adjusment to actual impending loss
Indikatorà skor:not at all(1), to aslight extent(2), to a
moderate extent (3), to a great extent (4), to a very great
extent (5)
• Skor dipilih sesuai dengan pencapaian/target yg ingin
dicapai
• Ex. Express feelings about loss
Klien mampu mengekspresikan perasaan
kehilangan pada tingkat sedang
NIC
-Buka NIC hal. Belakang (hal.718-739)
Carià Grieving,, (hal 727)
Grieving
anticipatory,634
dysfunctional,534-635
34. Buka hal.tersebut
- Cek definisi,,
Grieving, Dysfunctional : Extended, unsuccessful
use of intellectual and emotional responses by which
individuals, families, comunnities attempt to work through
the process of modifying self concept based upon the
perception of loss.
Cocok-> pilih di suggested nursing interventions
for problem resolution atau additional optional
interventions
- Buka untuk masing2 intervensi yg dipilih
- Ex.Grief work facilitation
- Cek definisinya, Grief work facilitation :
Assistance with the resolution of a significant
loss
- Tentukan aktivitasnya.
- Ex. Identify the loss
Mengidentifikasi kehilangan yang dialami klien
35. No
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
Implementasi
Tanda tangan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .....×24 jam
diharapkan....
Dengan KH :
- -
Label
- (Intervensi)
-
- - (Implementasi)
- -
Ttd
No
Dx
Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Intervensi (NIC)
36. Duka cita terganggu b.d kehilangan orang terdekat secara
tiba-tiba
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam
diharapkan klien
dapat melakukan penyesuaian dengan kehilangan yg
terjadi dengan KH :
- Klien mampu mengekspresikan perasaan kehilangan
- dst
Grief work facilitation
- (Identify the loss) Identifikasi kehilangan
yang dialami klien
- dst