SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
SATUAN ACARA PENYULUHAN SEKS BEBAS
seks bebas adalah prilaku yang didorong oleh hasrat seksual yang berasal dari
kematangan organ seksual,untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tetapi perilaku
tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-seks-bebas.html
Pokok bahasan : seks bebas
Sub Pokok Bahasan : penyebab seks bebas
Sasaran : Mahasiswa
Waktu : 7 menit
Tempat :
Hari / Tanggal :
Jumlah Sasaran :
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang seks bebas diharapkan
mahasiswa dapat mengetahui bahayanya seks bebas
B. Tujuan Khusus
1. Remaja dapat mengetahui pengertian dari seks bebas
2. Remaja dapat mengetahui penyebab terjadinya seks bebas
3. Remaja dapat mengetahui tanda dan gejala dari seks bebas
4. Remaja mengetahui akibat dari seks bebas
5. Remaja mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas
C. Media
Leaflet / Poster
1
D. Materi
Terlampir
E. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
Pembukaan
(2 menit)
- Mengucapkan salam
- Menyampaikan tujuan
- Menjawab salam
- Mendengarkan
Inti
(30 menit)
Isi materi penyuluhan
- Menjelaskan tentang
pengertian dari seks bebas
- Menjelaskan penyebab
terjadinya seks bebas
- Menjelaskan tentang
faktor-faktor seks bebas
- Menjelaskan akibat dari
seks bebas
- Menjelaskan tentang
bagaimana cara mencegah
terjadinya seks bebas
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Memperhatikan
- Mendengarkan
- Memperhatikan
Penutup
(3 menit)
- Tanya jawab
- Mengakhiri penyuluhan
- Salam
- Mengajukan pertanyaan
- Menjawab
- Menjawab salam
2
MATERI SEKS BEBAS
A. Pengertian Seks Bebas
Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang
didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas
jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan
sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Desmita (2005)
pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan
dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti
berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi
perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum
memiliki pengalaman tentang seksual.
Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup
kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang
bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan
oleh individu, terutama dorongan seks.
B. Penyebab Perilaku Seks Bebas
Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisaasanya di
sebabkan
1. Pengaruh lingkungan
2. Sosial budaya
3. Penghayatan keagamaan
4. Penerapan nilai-nilai
5. Faktor psikologis
6. Hingga faktor ekonomi.
3
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seks Bebas
1. Usia
Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk
melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini
adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas.
a. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama
Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung
untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada
hubungan seksualnya yang pertama.
b. Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin
terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang
terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada
meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan
dengan lawan jenis.
2. Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks
bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar.
3. Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja
yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam
hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk
memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang
mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
4. Orang tua
Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena
sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan
anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak
mengenai masalah seks.
4
5. Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan
standar teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi
lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang
demikian, serta apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya
aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya
sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok
teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang
berbeda, namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman
sebaya aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif
bahwa hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima, kedua,
teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama lainnya secara
langsung, baik melalui komunikasi diantara teman ataupun dengan
pasangan seksualnya.
6. Kebebasan
Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap
permisif dalam seks yang tinggi.
7. Daya tarik seksual
Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial
ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam
melakukan seks bebas.
8. Saudara kandung
Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan
tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama.
9. Gender
Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual
daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas
hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas.
10. Ketidakhadiran ayah
Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam
keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas
5
sebagai alat untuk menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada
remaja yang tumbuh dengan adanya ayah.
11. Ketidakhadiran orang tua
Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya
pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola
asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk
membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia
remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah
merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu
bekerja. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak
mereka kurang mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki
kebebasan yang terlalu besar.
12. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan
pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat,
sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga
kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
13. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya
penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang
dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto
kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang
sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa
yang dilihat atau didengarnya dari media massa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku
seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers
(teman sebaya).
6
D. Akibat Dari Sek Bebas
Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat seperti :
Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan
karena belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti
pasangan. Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular
seksual seperti gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis
maupun AIDS. PMS sering berakhir dengan penyakit komplikasi seperti
kemandulan atau infertilitas.
Gonorhoe dan Chlamydia
 Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang
terjangkit penyakit ini
 Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari
kemaluan pria. Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala
ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali
Herpes
 Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat
disembuhkan
 Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan
penderita penyakit ini
7
 Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi
lubang kecil dan berair
 Dalam 5-10 hari gejala hilang
 Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat
Infeksi Jamur
 Disebabkan oleh jamur
 Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang
tidak disunat
Syphilis
 disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah
berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
 luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih
tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit
 luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan
menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet
pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus
akan menyerang bagian tubuh lain
8
 shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin
HIV/AIDS
AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup
kita meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita
berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa
terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya.
 AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem
kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV
 Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat
melalui transfusi darah, jarum suntik, luka, maupun penularan
dari ibu ke bayi.(Wijayanto,2008).
9
E. Cara Mencegah Terjadinya Seks Bebas
1. Pahami dampak negatif seks bebas
Satu hal yang bisa membuat anda atau anak anda menjauhi seks bebas
adalah dengan memahami dampak negatifnya. Pahamilah bahwa seks
bebas bisa membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depan anda,
bahkan berujung kematian. Seks bebas bisa meningkatkan resiko
terjangkit AIDS, salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada
obatnya.
Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak yang
buruk. Kita akan seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan bersalah.
Hal ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya
diri, stress, bahkan depresi
2. Memberi batasan jam malam
Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks
bebas 80 persen terjadi setelah jam 9 malam. Memang, jika menilik
kehidupan malam yang erat kaitannya dengan diskotik, klub,pub, bahkan
prostitusi; seks bebas sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu tersebut.
Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara
psikologis kita menjadi lebih berani untuk mencoba hal-hal baru.
Setelah memahami fenomena ini, cobalah untuk membatasi jam-jam
malam anda. Jangan terlalu sering keluar malam, karena hal ini
memperbesar kemungkinan terjadinya seks bebas. Kehidupan malam juga
erat kaitannya dengan kriminalitas, drugs, dan penyakit.; oleh karena itu
tidak ada ruginya dihindari.
3. Memilih lingkungan yang positif
Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku
keseharian kita. Jika kita ingin menjauhkan diri sendiri atau anak-anak
kita dari seks bebas, masuklah ke dalam lingkungan yang kondusif.
Pilihlah tempat belajar seperti kampus atau sekolah yang memiliki disiplin
tinggi, berprestasi, dan membina murid-muridnya untuk tidak hanya
sekedar menjadi pandai, namun juga menjadi manusia yang baik.
10
Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan penting dalam
menentukan kebiasaan kita. Jika masuk ke dalam lingkungan yang
negatif, diperlukan usaha yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari hal-
hal negatif seperti seks bebas. Oleh karena itu, pastikan untuk sebisa
mungkin masuk ke lingkungan yang bagus.
4. Memantau pergaulan
Setelah faktor lingkungan, faktor selanjutnya yang harus dipantau
untuk mencegah seks bebas adalah pergaulan. Perhatikan dengan siapa
anak-anak anda bergaul. Perhatikan sikap teman-temannya, dan seberapa
besar sikapnya ikut berubah setelah bergaul dengan mereka. Jika anda
menyadari perilaku negatif mulai muncul pada anak-anak anda, jangan
ragu untuk langsung memberinya nasihat.
Pergaulan sangat berperan dalam mencegah seks bebas. Jika anda
masuk ke dalam kalangan yang rajin belajar, taat, dan agamis,
kemungkinan untuk terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam jauh
lebih besar. Oleh karena itu, jagalah baik-baik lingkungan pergaulan anda.
5. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak
Salah satu faktor penting yang sering dilupakan untuk mengurangi
risiko seks bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orangtua dan
anak. Berdasarkan penelitian, anak yang kurang diperhatikan dan
memiliki hubungan yang renggang dengan orangtuanya cenderung
terjerumus ke perilaku free sex. Begitu juga anak yang berasal dari
keluarga yang tidak harmonis.
Jika hubungan orangtua-anak terjaga dengan baik, akan lebih mudah
bagi anda untuk memantau dan mencegah sang anak masuk ke pergaulan
yang negatif. Jika anda perlu melakukan campur tangan dan menasihati
sang anak, ia pun akan lebih mudah menerima dan menuruti nasihat anda.
6. Pikirkan masa depan
Pola pikir yang harus anda tanamkan untuk mencegah diri sendiri atau
anak untuk melakukan seks bebas adalah dengan memikirkan masa depan.
Kembali pada poin nomor 10, anda harus lebih dahulu menyadari dampak
11
negatif dari seks bebas. Jangan sampai anda tergiur dengan kenikmatan
sesaat, namun pada akhirnya mengalami kesengsaraan dalam waktu yang
lama.
Bagi para remaja, poin ini harus ditanamkan dengan baik. Bayangkan
nasib mereka jika ternyata sudah harus menjadi orang tua, padahal masih
bersekolah dan belum mampu secara ekonomi. Ingatkan bahwa keluarga
mereka menaruh harapan pada para remaja tersebut untuk menjadi orang
yang sukses.
7. Menikah
Ditinjau dari segi sosial dan biologis, menikah adalah solusi yang
sangat tepat untuk menghindari seks bebas, tentu apabila anda sudah
memiliki tabungan yang cukup serta mampu membiayai hidup anda dan
pasangan. Dengan menikah, anda bebas melakukan hubungan seks
dengan suami/ istri anda tanpa khawatir mendapat cap negatif dari
masyarakat.
Jika anda melihat diri anda atau anak-anak anda sudah mapan secara
finansial dan kebutuhan untuk berhubungan badan tidak dapat lagi ditahan,
jangan tunda-tunda untuk menikah. Percayalah, dengan menikah anda
akan menjadi lebih bertanggung jawab, dan kehidupan anda akan terasa
lebih indah dilalui bersama orang yang anda cintai.
8. Mendekatkan diri kepada Tuhan
Jika penjelasan secara rasional masih dirasa kurang efektif untuk
menjauhkan diri dari seks bebas, cobalah untuk memahaminya dari sudut
pandang agama. Tidak ada agama apapun di dunia ini yang membolehkan
perilaku hubungan badan selain dengan suami istri. Jika anda orang yang
religius, cobalah untuk memahami berbagai ajaran agama untuk mencegah
berbagai perilaku negatif.
Agar lebih yakin, anda bisa mendengarkan ceramah-ceramah agama
atau meminta nasihat dari tokoh agama setempat. Perbanyaklah juga
beribadah, karena aktivitas ini bisa mendekatkan diri anda pada Tuhan dan
membuat anda lebih takut berbuat dosa.
12
9. Beraktivitas Positif
Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang
dilewatkan dalam lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk
mencegahnya anda perlu mengisi hari-hari anda atau anak anda dengan
hal-hal yang positif. Jangan biarkan ada terlalu banyak waktu kosong.
Cobalah untuk mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengikuti kursus,
belajar, memulai usaha baru, berbisnis, atau menciptakan berbagai karya.
Hal-hal positif tersebut juga membuat anda sibuk sehingga tidak
memiliki waktu untuk sekedar keluyuran atau nongkrong-nongkrong tidak
jelas. Selain terhindar dari hal-hal buruk, aktivitas positif juga sangat
bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian seseorang ke arah yang
lebih baik.
10. Memberi pendidikan seks yang benar
Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan
merupakan salah satu cara mencegah seks bebas paling penting. Ada
banyak kasus di mana pergaulan bebas terjadi karena ketidaktahuan
seseorang terhadap berbagai risiko seks bebas, seperti kehamilan dan
penyakit menular. Oleh karena itu, pastikan untuk memberi pendidikan
seks pada anak-anak anda begitu mereka memasuki usia remaja.

More Related Content

What's hot

Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaJoni Iswanto
 
Konsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanKonsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanJoni Iswanto
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aidsajibk
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitMoch Lutvie
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )Lutfi Imansari
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualMeironi Waimir
 
151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-ivaYulli Utami
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1HMRojali
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanRifka Marwani
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)mbanarti
 
Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasIntan Juniarti
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Andhika Pratama
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularLilik Sholeha
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansraysa hasdi
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Asyifa Robiatul adawiyah
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksualNajMah Usman
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Al-Ikhlas14
 

What's hot (20)

Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remajaMasalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan remaja
 
Konsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaanKonsep kesehatan perkotaan
Konsep kesehatan perkotaan
 
Power point hiv aids
Power point hiv aidsPower point hiv aids
Power point hiv aids
 
Konsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan SakitKonsep Sehat dan Sakit
Konsep Sehat dan Sakit
 
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
Mengenal HIV dan AIDS PPT (Materi PMR)
 
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
POWERPOINT KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA ( PPT KESPRO REMAJA )
 
Infeksi Menular Seksual
Infeksi Menular SeksualInfeksi Menular Seksual
Infeksi Menular Seksual
 
151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva151226855 pemeriksaan-iva
151226855 pemeriksaan-iva
 
Lansia
LansiaLansia
Lansia
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
MEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatanMEDIA Promosi kesehatan
MEDIA Promosi kesehatan
 
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual  (IMS)Infeksi Menular Seksual  (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
Promosi kesehatan
Promosi kesehatanPromosi kesehatan
Promosi kesehatan
 
Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitas
 
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
Kesehatan Reproduksi PPT (Materi PMR)
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Kegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilansKegiatan pokok surveilans
Kegiatan pokok surveilans
 
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Gangguannya)
 
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksualBAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular  Infeksi menular seksual
BAB 8 Epidemiologi Penyakit Menular Infeksi menular seksual
 
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
Isu etik, moral dan pengambilan keputusan dalam k.3.
 

Similar to JUDUL

Similar to JUDUL (20)

Pengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebasPengertian seks-bebas
Pengertian seks-bebas
 
Seks bebas
Seks bebasSeks bebas
Seks bebas
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
PENDIDIKAN SEKS BEBAS (1).pdf
PENDIDIKAN SEKS BEBAS  (1).pdfPENDIDIKAN SEKS BEBAS  (1).pdf
PENDIDIKAN SEKS BEBAS (1).pdf
 
M a k a l a h sex bebvas
M a k a l a h sex bebvasM a k a l a h sex bebvas
M a k a l a h sex bebvas
 
Sap seks bebas
Sap seks bebasSap seks bebas
Sap seks bebas
 
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBASPresentation TIK PERGAULAN BEBAS
Presentation TIK PERGAULAN BEBAS
 
seks bebas
seks bebasseks bebas
seks bebas
 
Aisy makalah
Aisy makalahAisy makalah
Aisy makalah
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remajaKarya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
Karya ilmiah pergaulan bebas di kalangan remaja
 
Bab 12
Bab 12Bab 12
Bab 12
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah seks bebas
Makalah seks bebasMakalah seks bebas
Makalah seks bebas
 
Seks bebas remaja
Seks bebas remajaSeks bebas remaja
Seks bebas remaja
 
Tugas presentation2
Tugas presentation2Tugas presentation2
Tugas presentation2
 
Seks bebas remaja
Seks bebas remajaSeks bebas remaja
Seks bebas remaja
 
TIK
TIKTIK
TIK
 
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan makalah konsep seksual - d3 keperawatan
makalah konsep seksual - d3 keperawatan
 
Pergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remajaPergaulan bebas dikalangan remaja
Pergaulan bebas dikalangan remaja
 

More from Warung Bidan

Makalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islamMakalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islamWarung Bidan
 
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagramMakalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagramWarung Bidan
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiWarung Bidan
 
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisMakalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisWarung Bidan
 
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienJenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienWarung Bidan
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaWarung Bidan
 
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Warung Bidan
 
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Warung Bidan
 
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannyaMasalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannyaWarung Bidan
 
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balitaSatuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balitaWarung Bidan
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiWarung Bidan
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneWarung Bidan
 
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudSatuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudWarung Bidan
 
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)Warung Bidan
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungWarung Bidan
 
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDSMAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDSWarung Bidan
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiWarung Bidan
 
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanKonsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanWarung Bidan
 
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Warung Bidan
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanWarung Bidan
 

More from Warung Bidan (20)

Makalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islamMakalah asi menurut pandangan agama islam
Makalah asi menurut pandangan agama islam
 
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagramMakalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
Makalah epidemiologi penyajian interpretasi data grafik atau diagram
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
 
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisMakalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
 
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasienJenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
Jenis jenis pemberian posisi tubuh pada pasien
 
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannyaMakalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
Makalah farmakologi efek samping obat dan cara pengatasannya
 
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
Pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus kebidanan dan pemeriksaan penunjang pada...
 
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
Makalah keterampilan dasar kebidanan keperawatan (kdk) tentang sterilisasi, d...
 
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannyaMasalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
Masalah kesehatan reproduksi dan cara penanggulangannya
 
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balitaSatuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
Satuan acara penyuluhan (sap) pemantauan tumbuh kembang bayi & balita
 
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayiLeaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap Pada bayi
 
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal HygieneSatuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Personal Hygiene
 
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iudSatuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
Satuan acara penyuluhan (sap) alat kontrasepsi iud
 
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
Makalah konsep dasar ketuban pecah dini (kpd)
 
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabungMakalah pandangan agama terhadap bayi tabung
Makalah pandangan agama terhadap bayi tabung
 
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDSMAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
MAKALAH PANDANGAN AGAMA TERHADAP KASUS AIDS
 
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus AborsiMakalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
Makalah Pandangan Agama Terhadap Kasus Aborsi
 
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilanKonsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
Konsep dasar kehamilan dan pemeriksaan kehamilan
 
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
Makalah konsep pengganti air susu ibu (pasi)
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatan
 

Recently uploaded

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaSABDA
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxssuser0239c1
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 TesalonikaMateri Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
Materi Kelas Online Ministry Learning Center - Bedah Kitab 1 Tesalonika
 
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptxMTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
MTK BAB 5 PENGOLAHAN DATA (Materi 2).pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

JUDUL

  • 1. SATUAN ACARA PENYULUHAN SEKS BEBAS seks bebas adalah prilaku yang didorong oleh hasrat seksual yang berasal dari kematangan organ seksual,untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tetapi perilaku tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Selengkapnya: http://warungbidan.blogspot.com/2017/09/satuan-acara-penyuluhan-seks-bebas.html Pokok bahasan : seks bebas Sub Pokok Bahasan : penyebab seks bebas Sasaran : Mahasiswa Waktu : 7 menit Tempat : Hari / Tanggal : Jumlah Sasaran : A. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang seks bebas diharapkan mahasiswa dapat mengetahui bahayanya seks bebas B. Tujuan Khusus 1. Remaja dapat mengetahui pengertian dari seks bebas 2. Remaja dapat mengetahui penyebab terjadinya seks bebas 3. Remaja dapat mengetahui tanda dan gejala dari seks bebas 4. Remaja mengetahui akibat dari seks bebas 5. Remaja mengetahui cara mencegah terjadinya seks bebas C. Media Leaflet / Poster
  • 2. 1 D. Materi Terlampir E. Metode Ceramah Tanya Jawab F. Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Pembukaan (2 menit) - Mengucapkan salam - Menyampaikan tujuan - Menjawab salam - Mendengarkan Inti (30 menit) Isi materi penyuluhan - Menjelaskan tentang pengertian dari seks bebas - Menjelaskan penyebab terjadinya seks bebas - Menjelaskan tentang faktor-faktor seks bebas - Menjelaskan akibat dari seks bebas - Menjelaskan tentang bagaimana cara mencegah terjadinya seks bebas - Mendengarkan - Mendengarkan - Memperhatikan - Mendengarkan - Memperhatikan Penutup (3 menit) - Tanya jawab - Mengakhiri penyuluhan - Salam - Mengajukan pertanyaan - Menjawab - Menjawab salam
  • 3. 2 MATERI SEKS BEBAS A. Pengertian Seks Bebas Pengertian seks bebas menurut Kartono (1977) merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam masyarakat. Menurut Desmita (2005) pengertian seks bebas adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual, seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual. Lindzey, 1993) bahwa terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi manusia, salah satunya adalah kebutuhan fisiologis mencakup kebutuhan dasar manusia dalam bertahan hidup, yaitu kebutuhan yang bersifat instinktif ini biasanya akan sukar untuk dikendalikan atau ditahan oleh individu, terutama dorongan seks. B. Penyebab Perilaku Seks Bebas Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam. Pemicunya bisaasanya di sebabkan 1. Pengaruh lingkungan 2. Sosial budaya 3. Penghayatan keagamaan 4. Penerapan nilai-nilai 5. Faktor psikologis 6. Hingga faktor ekonomi.
  • 4. 3 C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Seks Bebas 1. Usia Makin dewasa seseorang, makin besar kemungkinan remaja untuk melakukan hubungan seks bebas. Hal ini dikarenakan pada usia ini adalah potensial aktif bagi mereka untuk melakukan perilaku seks bebas. a. Usia yang muda saat berhubungan seksual pertama Semakin muda usia pada hubungan seksual yang pertama cenderung untuk lebih permisif daripada mereka yang lebih dewasa pada hubungan seksualnya yang pertama. b. Usia saat menstruasi pertama Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan dengan lawan jenis. 2. Pacar Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada remaja yang belum memiliki pacar. 3. Kencan yang lebih awal Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut. 4. Orang tua Orang tua sendiri, baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukkan pembicaraan mengenai seks dengan anak tidak terbuka pada anak, malah cenderung membuat jarak pada anak mengenai masalah seks.
  • 5. 4 5. Teman sebaya (peers group) Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman sebayanya sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda, namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara seksual, mereka menciptakan suatu standar normatif bahwa hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara teman ataupun dengan pasangan seksualnya. 6. Kebebasan Kebebasan sosial dan seksual yang tinggi berkorelasi dengan sikap permisif dalam seks yang tinggi. 7. Daya tarik seksual Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas. 8. Saudara kandung Remaja, secara khusus remaja puteri dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku saudara kandung dengan jenis kelamin yang sama. 9. Gender Remaja puteri cenderung bersikap permisif dalam hal seksual daripada remaja pria. Remaja puteri lebih menekankan pada kualitas hubungan yang sedang dijalin sebelum terjadinya seks bebas. 10. Ketidakhadiran ayah Remaja secara khusus yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga tanpa ayah lebih mungkin untuk mencari hubungan seks bebas
  • 6. 5 sebagai alat untuk menemukan afeksi dan persetujuan sosial daripada remaja yang tumbuh dengan adanya ayah. 11. Ketidakhadiran orang tua Jika ada remaja yang berperilaku seks bebas, itu hanya bebasnya pergaulan, dan mungkin penyebabnya dari faktor bimbingan dan pola asuh dari orangtua di rumah yang tidak peduli atau tidak terbuka untuk membicarakan masalah seks pada anaknya, padahal disaat ini dunia remaja semakin bebas. Pada keluarga yang berada di kota besar, sudah merupakan suatu pola kehidupan yang wajar di mana ayah dan ibu bekerja. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kehidupan anak-anak mereka kurang mendapatkan pengawasan orang tua dan memiliki kebebasan yang terlalu besar. 12. Kecenderungan pergaulan yang makin bebas Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria. 13. Penyebaran Informasi Melalui Media Massa Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab perilaku seks bebas adalah dari dalam keluarga, media massa, dan dari pengaruh peers (teman sebaya).
  • 7. 6 D. Akibat Dari Sek Bebas Resiko tertular penyakit menular seksual (PMS) meningkat seperti : Hubungan seksual pranikah, akan memicu terjadinya multipartner. Dan karena belum ada pasangan tetap maka akan cenderung berganti-ganti pasangan. Keadaan ini akan memperparah terjadinya penyakit menular seksual seperti gonorhoe, Chlamydia, Herpes, Infeksi Jamur, Syphilis maupun AIDS. PMS sering berakhir dengan penyakit komplikasi seperti kemandulan atau infertilitas. Gonorhoe dan Chlamydia  Disebabkan oleh bakteri. Infeksi dimulai beberapa hari sampai beberapa minggu setelah berhubungan intim dengan orang yang terjangkit penyakit ini  Pada pria, penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari kemaluan pria. Buang Air Kecil dapat terasa sakit. Gejala-gejala ini dapat terasa berat/tidak terasa sama sekali Herpes  Disebabkan oleh virus, dapat diobati, tetapi tidak dapat disembuhkan  Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini
  • 8. 7  Gejala awal muncul, seperti lecet yang kemudian terbuka menjadi lubang kecil dan berair  Dalam 5-10 hari gejala hilang  Virus menetap dalam tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat Infeksi Jamur  Disebabkan oleh jamur  Menyebabkan kegiatan berwarna merah dibawah kulit pria yang tidak disunat Syphilis  disebabkan oleh bakteri. Lesi muncul 3 minggu-3 bulan setelah berhubungan intim dengan penderita penyakit ini  luka terlihat seperti berlubang pada kulit dengan tepi yang lebih tinggi. Pada umumnya tidak terasa sakit  luka akan hilang setelah beberapa minggu, tetapi virus akan menetap padfa tubuhdan penyakit dapat muncul berupa lecet-lecet pada seluruh tubuh. Lecet-lecet ini akan hilang juga dan virus akan menyerang bagian tubuh lain
  • 9. 8  shypilis dapat disembuhkan pada tiap tahapabn dengan penicillin HIV/AIDS AIDS bisa membuat kehidupan kita tidak berguna, dan merusak hidup kita meskipun kita menghindarinya dengan kondom ketika kita berhubungan seks, ia masih tidak bisa dihindari. Setiap orang bisa terkena jika kita tidak mencoba menghindarinya.  AIDS merupakan kumpulan gejala akibat rusaknya sistem kekebalan tubuh. Diakibatkan oleh serangan virus HIV  Timbul karena sering berganti pasangan seksual. Juga dapat melalui transfusi darah, jarum suntik, luka, maupun penularan dari ibu ke bayi.(Wijayanto,2008).
  • 10. 9 E. Cara Mencegah Terjadinya Seks Bebas 1. Pahami dampak negatif seks bebas Satu hal yang bisa membuat anda atau anak anda menjauhi seks bebas adalah dengan memahami dampak negatifnya. Pahamilah bahwa seks bebas bisa membawa konsekuensi yang sangat fatal bagi masa depan anda, bahkan berujung kematian. Seks bebas bisa meningkatkan resiko terjangkit AIDS, salah satu penyakit yang hingga saat ini belum ada obatnya. Selain itu secara psikologis seks bebas juga membawa dampak yang buruk. Kita akan seolah-olah dihantui oleh perasaan berdosa dan bersalah. Hal ini dalam jangka panjang bisa mengakibatkan turunnya rasa percaya diri, stress, bahkan depresi 2. Memberi batasan jam malam Menurut penelitian sosiolog Universitas Cambridge, aktivitas seks bebas 80 persen terjadi setelah jam 9 malam. Memang, jika menilik kehidupan malam yang erat kaitannya dengan diskotik, klub,pub, bahkan prostitusi; seks bebas sangat mungkin terjadi pada waktu-waktu tersebut. Apalagi di malam hari suasana jauh lebih sejuk, sehingga secara psikologis kita menjadi lebih berani untuk mencoba hal-hal baru. Setelah memahami fenomena ini, cobalah untuk membatasi jam-jam malam anda. Jangan terlalu sering keluar malam, karena hal ini memperbesar kemungkinan terjadinya seks bebas. Kehidupan malam juga erat kaitannya dengan kriminalitas, drugs, dan penyakit.; oleh karena itu tidak ada ruginya dihindari. 3. Memilih lingkungan yang positif Lingkungan sangat berperan dalam membentuk karakter serta perilaku keseharian kita. Jika kita ingin menjauhkan diri sendiri atau anak-anak kita dari seks bebas, masuklah ke dalam lingkungan yang kondusif. Pilihlah tempat belajar seperti kampus atau sekolah yang memiliki disiplin tinggi, berprestasi, dan membina murid-muridnya untuk tidak hanya sekedar menjadi pandai, namun juga menjadi manusia yang baik.
  • 11. 10 Sekolah, kampus, dan tempat kerja sangat berperan penting dalam menentukan kebiasaan kita. Jika masuk ke dalam lingkungan yang negatif, diperlukan usaha yang lebih berat untuk menjauhkan diri dari hal- hal negatif seperti seks bebas. Oleh karena itu, pastikan untuk sebisa mungkin masuk ke lingkungan yang bagus. 4. Memantau pergaulan Setelah faktor lingkungan, faktor selanjutnya yang harus dipantau untuk mencegah seks bebas adalah pergaulan. Perhatikan dengan siapa anak-anak anda bergaul. Perhatikan sikap teman-temannya, dan seberapa besar sikapnya ikut berubah setelah bergaul dengan mereka. Jika anda menyadari perilaku negatif mulai muncul pada anak-anak anda, jangan ragu untuk langsung memberinya nasihat. Pergaulan sangat berperan dalam mencegah seks bebas. Jika anda masuk ke dalam kalangan yang rajin belajar, taat, dan agamis, kemungkinan untuk terhindar dari pengaruh negatif kehidupan malam jauh lebih besar. Oleh karena itu, jagalah baik-baik lingkungan pergaulan anda. 5. Menjalin hubungan akrab antara orang tua dan anak Salah satu faktor penting yang sering dilupakan untuk mengurangi risiko seks bebas adalah dengan cara menjaga hubungan baik orangtua dan anak. Berdasarkan penelitian, anak yang kurang diperhatikan dan memiliki hubungan yang renggang dengan orangtuanya cenderung terjerumus ke perilaku free sex. Begitu juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak harmonis. Jika hubungan orangtua-anak terjaga dengan baik, akan lebih mudah bagi anda untuk memantau dan mencegah sang anak masuk ke pergaulan yang negatif. Jika anda perlu melakukan campur tangan dan menasihati sang anak, ia pun akan lebih mudah menerima dan menuruti nasihat anda. 6. Pikirkan masa depan Pola pikir yang harus anda tanamkan untuk mencegah diri sendiri atau anak untuk melakukan seks bebas adalah dengan memikirkan masa depan. Kembali pada poin nomor 10, anda harus lebih dahulu menyadari dampak
  • 12. 11 negatif dari seks bebas. Jangan sampai anda tergiur dengan kenikmatan sesaat, namun pada akhirnya mengalami kesengsaraan dalam waktu yang lama. Bagi para remaja, poin ini harus ditanamkan dengan baik. Bayangkan nasib mereka jika ternyata sudah harus menjadi orang tua, padahal masih bersekolah dan belum mampu secara ekonomi. Ingatkan bahwa keluarga mereka menaruh harapan pada para remaja tersebut untuk menjadi orang yang sukses. 7. Menikah Ditinjau dari segi sosial dan biologis, menikah adalah solusi yang sangat tepat untuk menghindari seks bebas, tentu apabila anda sudah memiliki tabungan yang cukup serta mampu membiayai hidup anda dan pasangan. Dengan menikah, anda bebas melakukan hubungan seks dengan suami/ istri anda tanpa khawatir mendapat cap negatif dari masyarakat. Jika anda melihat diri anda atau anak-anak anda sudah mapan secara finansial dan kebutuhan untuk berhubungan badan tidak dapat lagi ditahan, jangan tunda-tunda untuk menikah. Percayalah, dengan menikah anda akan menjadi lebih bertanggung jawab, dan kehidupan anda akan terasa lebih indah dilalui bersama orang yang anda cintai. 8. Mendekatkan diri kepada Tuhan Jika penjelasan secara rasional masih dirasa kurang efektif untuk menjauhkan diri dari seks bebas, cobalah untuk memahaminya dari sudut pandang agama. Tidak ada agama apapun di dunia ini yang membolehkan perilaku hubungan badan selain dengan suami istri. Jika anda orang yang religius, cobalah untuk memahami berbagai ajaran agama untuk mencegah berbagai perilaku negatif. Agar lebih yakin, anda bisa mendengarkan ceramah-ceramah agama atau meminta nasihat dari tokoh agama setempat. Perbanyaklah juga beribadah, karena aktivitas ini bisa mendekatkan diri anda pada Tuhan dan membuat anda lebih takut berbuat dosa.
  • 13. 12 9. Beraktivitas Positif Perilaku seks bebas terjadi karena terlalu banyak waktu yang dilewatkan dalam lingkungan yang tidak sehat. Oleh karena itu, untuk mencegahnya anda perlu mengisi hari-hari anda atau anak anda dengan hal-hal yang positif. Jangan biarkan ada terlalu banyak waktu kosong. Cobalah untuk mengisi waktu-waktu tersebut dengan mengikuti kursus, belajar, memulai usaha baru, berbisnis, atau menciptakan berbagai karya. Hal-hal positif tersebut juga membuat anda sibuk sehingga tidak memiliki waktu untuk sekedar keluyuran atau nongkrong-nongkrong tidak jelas. Selain terhindar dari hal-hal buruk, aktivitas positif juga sangat bermanfaat untuk mengembangkan kepribadian seseorang ke arah yang lebih baik. 10. Memberi pendidikan seks yang benar Pendidikan seks adalah langkah yang tidak boleh dilupakan dan merupakan salah satu cara mencegah seks bebas paling penting. Ada banyak kasus di mana pergaulan bebas terjadi karena ketidaktahuan seseorang terhadap berbagai risiko seks bebas, seperti kehamilan dan penyakit menular. Oleh karena itu, pastikan untuk memberi pendidikan seks pada anak-anak anda begitu mereka memasuki usia remaja.