Dokumen tersebut membahas tentang konsep mutu dan pengantar akreditasi puskesmas dan FKTP. Terdapat penjelasan mengenai tim fasilitator, konsep dasar mutu seperti client centered care, akses, kualitas, dan keselamatan pasien. Juga dijelaskan berbagai perspektif mutu, manajemen mutu, standar mutu, prinsip-prinsip mutu, serta risiko yang mungkin terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan terkait dengan keselam
4. Pengertian mutu
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan
(Crosby, 1984)
Mutu adalah memenuhi bahkan melebihi kebutuhan dan keinginan
pelanggan melalui perbaikan sluruh proses secara berkelanjutan
(Zimmerman)
Donabedian: Tidak dapat dibuat satu definisi ttg mutu
Donabedian mengusulkan definisi sbb:
The absolutist definition: the possibility of benefit and harm to health as valued
by practitioner, with no attention to cost
Defisini absolut: kemungkinan terjadinya manfaat atau cedera terhadap kesehatan
sebagaimana dinilai oleh praktisi kesehatan tanpa mempertimbangkan biaya
The individualized definition: the patient’s expectations of benefit and/or harm
and other undesired consequences
Defisini individual: ekspektasi pasien terhadap manfaat dan/atau terjadinya cedera dan
konsekuensi yang tidak diharapkan
The social definition: the cost of care, the benefit/harm continuum, distribution of
health care as valued by the population in general
Definisi sosial: biaya pelayanan, manfaat atau cedera yang terjadi sepanjang proses
pelayanan, distribusi pelayanan kesehatan sebagaimana dinilai oleh masyarakat secara
umum.
5. Mutu (Kemenkes)
Mutu pelayanan kesehatan adalah
kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan
kesehatan, yang disatu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien (pengguna) sesuai
dengan tingkat kepuasan rata-rata
penduduk, serta dipihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai
dengan standar dan kode etik
profesi yang telah ditetapkan
6. Perspektif mutu
Mutu dapat ditinjau dari berbagai
perspektif yang berbeda:
baik dari perspekstif penerima pelayanan
kesehatan,
profesi tenaga pelaksana pelayanan
kesehatan
pengelola program/sarana kesehatan,
penyandang dana,
pembuat dan pelaksana kebijakan
pelayanan kesehatan
7. Manajemen mutu
Manajemen Mutu (Quality Management) adalah
seluruh aktivitas kegiatan fungsi manajemen dari
kebijakan, tugas dan tanggung jawab yang
dituangkan dalam bentuk:
perencanaan mutu (quality planning),
kendali mutu (quality control)/jaminan
mutu (quality assurance) dan
peningkatan mutu (quality improvement) ,serta
kendali biaya dalam satu sistem mutu.
10. Trilogy Juran
Quality planning
Quality control
Quality improvement
Juran menjelaskan bahwa agar pelayanan kita
bermutu, maka mutu perlu direncanakan,
dikendalikan, dan secara berkelanjutan ditingkatkan
atau disempurnakan
11. Standar mutu
(Donabedian)
Standar struktur
Standar proses
Standar outcome
Menurut Donabedian: perlu dilakukan standardisasi agar pelayanan
yang kita berikan bermutu. Standar meliputi: standar struktur/input,
standar proses, dan standar outcome/hasil
12. 14 Prinsip Deming
1. Peningkatan mutu merupakan tujuan yang secarakonsisten
hendak dicapai
2. Menerapkan filosofi mutu
3. Mengurangi ketergantungan pada pengawasan
4. Hentikan pendapat bahwa “harga membawa nama”
5. Peningkatan yang berkesinambungan sistem pelayanan dan
produksi
6. Pendidikan dan pelatihan karyawan
7. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen thd mutu
8. Menghilangkan rasa takut dalam iklim kerja
9. Menghilangkan barier antar unit kerja
10. Membatasi slogan
11. Mengurangi penekanan pada angka pencapaian target
12. Menghilangkan hambatan thd kepuasan kerja
13. Merencanakan dan melaksanakan program diklat yang
membangun
14. Melaksanakan proses perubahan
13. 14 langkah Crosby
1. Komitmen manajerial
2. Pembentukan Kelompok Kerja Mutu
3. Pengukuran
4. Penetapan biaya mutu
5. Kembangkan kesadaran akan mutu
6. Lakukan tindakan koreksi
7. Perencanaan cacat nihil (zero defect)
8. Pendidikan dan pelatihan
9. Penetapan hari bebas cacat (zero defect)
10. Penetapan tujuan yang jelas
11. Hilangkan penyebab terjadinya penyimpangan
12. Penghargaan
13. Pembentukan dewan mutu
14. Lakukan sebagai kegiatan yang berkesinambungan
16. 8 Prinsip dasar peningkatan
mutu
Pusat perhatian pada pelanggan
(client centered)
Kepemimpinan
Keterlibatan personil
Pendekatan proses
Pendekatan sistem untuk
pengelolaan
Peningkatan berkesinambungan
Pembuatan keputusan
berdasarkan fakta
Hubungan saling
menguntungkan dengan rekanan
19. Penyebab masalah mutu:
Variasi Proses
Proses tidak diukur dg baik
1
Proses tidak dimonitor dg baik
2
Proses tidak dikendalikan dg baik
3
Proses tidak dipelihara dg baik
4
Proses tidak disempurnakan
5
Proses tidak didokumentasi dg baik
6
25. Pengertian Patient Safety
Keselamatan pasien (patient safety) :
reduksi dan meminimalkan
tindakan yang tidak aman
dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang
terbaik untuk mencapai luaran klinis
yang optimum. (The Canadian Patient
Safety Dictionary, October 2003)
26. Source – The Philadelphia Inquirer
Crisis In Health Care
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
27. Medical Errors Cost U.S. $8.8 Billion,
result in 238,337 potentially preventable
deaths,
according to HealthGrades Study
Top-Performing Hospitals have 43
Percent Lower Incidence Rate
Compared with Poorest Performers
Studi di Amerika 2004 – 2006:
28. Wayne Jowett, Kehilangan Nyawa
Akibat Dokter Salah Suntik ..!
Wayne meninggal dunia di “Queen’s Medical Center”, Nottingham,
Inggris, tepat pukul 8 pagi, setelah obat kemoterapi “Vincristine”
yang seharusnya disuntikkan i.v, oleh dokter disuntikkan intrathecal.
Yang seharusnya disuntikkan intrathecal adalah cytosine
Dr. Feda Mulhem dikenai hukuman 8 bulan penjara atas
pembunuhan tak direncanakan --ditambah 10 bulan penjara atas
tuduhan lainnya, menyebabkan kematian pada pasien muda,
Wayne Jowett.
BBC, Kamis, 02 Oktober 2003, 8:22 WIB
Slide: Dwiprahasto, Iwan, 2009
31. Risiko yang mungkin terjadi pada sarana
pelayanan kesehatan
(McCaffrey & Hagg-Rickert, Risk Management Handbook, pp 100-104, 2004)
Risiko yang terkait dengan pelayanan pasien
Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga klinis
Risiko yang mungkin dialami oleh tenaga kesehatan
yang lain
Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
Risiko financial
Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan
penggunaan kendaraan/alat transportasi, misalnya
ambulans, vans, sepeda motor dsb)
32. Risiko pada saat akses ke faskes
Akses
Kegagalan
melakukan akses
Keterlambatan akses
Salah
menuju/memilih
tempat pelayanan
33. Risiko pada saat pendaftaran
Pendaftaran
Kekeliruan identitas rekam
medis
Rekam medis tidak ditemukan,
dibuatkan rekam medis baru,
Kartu identitas tertukar,
Rekam medis tertukar
34. Risiko pada saat pengkajian dan
penyusunan rencana asuhan
Pengkajian
&
Penyusunan
Rencana asuhan
Salah diagnosis
Salah baca hasil pem
Penunjang
Salah interpertasi hasil
Salah menyusun rencana
terapi
35. Risiko pada
Tindakan dan
Pemberian
obat
Pelaksanaan asuhan tidak sesuai
rencana asuhan
Kekeliruan dalam melakukan tindakan
medik/keperawatan
Kekeliruan dalam menyediakan diit
Kekeliruan dalam penulisan resep,
penyediaan obat, pemberian obat yang
tidak perlu, tidak memberikan obat
yang diperlukan, peracikan obat,
informasi ttg obat, dsb
Pemberian pelayanan yang tidak bersih,
Pemberian terapi yang tidak dimonitor
39. Keselamatan Pasien di
Sarana Pelayanan
Kesehatan:
Upaya upaya yang dirancang untuk:
mencegah terjadinya “adverse
outcomes/events” (hasil/kejadian yang tidak
diharapkan, yang disebaBkan bukan oleh
kondisi pasien) sebagai akibat “tindakan
yang tidak aman”
atau “kondisi laten”
40. Beberapa definisi
Adverse event (Kejadian tidak diharapkan=KTD):
injury caused by medical management rather than by
the underlying condition of the patient
Kejadian Tidak Cedera (KTC)
Near miss (Kejadian nyaris cedera=KNC): suatu
kejadian atau situasi yang sebenarnya dapat
menimbulkan kecelakaan, trauma atau penyakit tetapi
belum terjadi karena secara kebetulan diketahui atau
upaya pencegahan segera dilakukan
Kondisi Potensial Cedera (KPC): suatu keadaan yang
mempunyai potensi menimbulkan cedera
41. Penyebab terjadinya
kejadian tidak diharapkan (KTD=Adverse event)
Tindakan yang tidak aman (unsafe act):
Human error:
Slips: error sebagai akibat kurang/teralihnya perhatian atau salah
persepsi)
Lapses: error yang terkait dengan kegagalan memori lupa/tdk
ingat)
Mistakes: Kesalahan yang terkait dengan proses mental dalam
assessment informasi yang tersedia, kesalahan dalam
merencanakan asuhan, kesalahan dalam menetapkan tujuan,
kesalahan dalam mengambil keputusan klinis
Violation (pelanggaran)
Sabotage (sabotase) (Reason, 1997)
42. Kondisi laten (latent condition):
Sistem yang kurang tertata yang menjadi predisposisi
terjadinya error
Sumber daya yang tidak memenuhi persyaratan
(Reason, 1997)
44. Situasi/kondisi yang memudahkan
terjadi medical error
Tekanan waktu
Lingkungan kerja yang tidak menentu
Beban kerja yang tinggi
Menghadapi situasi, alat, kasus yang belum pernah
sebelumnya
Kesibukan yang tinggi shg kurang istirahat
Tuntutan kecepatan dlm menangani kasus setiap saat
Petunjuk yang meragukan/tidak tepat
Terlalu percaya diri
Komunikasi yang tidak memadai
Lingkungan kerja dg stress tinggi
45. Error dapat terjadi dalam
bentuk tindakan:
Melakukan yang semestinya tidak
dilakukan (commission)
atau
Tidak melakukan yang semestinya
dilakukan (omission)
46. Proses manajemen risiko
Menetapkan lingkup
Manajemen risiko
Identifikasi risiko
Analisis risiko
Evaluasi risiko
Tindakan/treatment
terhadap
risiko
Komunikasi
dan
Konsultasi
pd
stakeholders
Monitoring,
audit
dan
Tinjauan
(review)
Dukungan
internal
Kajian risiko (risk assessment)
tdk
ya
47. Health care regulation
(Nihal Hafez, 1997)
SUATU AKSI SOSIAL YANG
DILAKUKAN (OLEH PEMERINTAH)
UNTUK MEMPENGARUHI SECARA
LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG
TERHADAP PERILAKU DAN FUNGSI
TENAGA KESEHATAN DAN/ATAU
ORGANISASI KESEHATAN
47
49. 49
Proses Pelaksana Sasaran evaluasi Komponen
persyaratan
Standard
Akreditasi
(sukarela), contoh:
akreditasi RS, yan
med dasar
Lembaga yang
diakui, biasanya
LSM
Organisasi atau
sebagian fungsi
organisasi
Kepatuhan pada
standar, on-site
evaluation, kepatuhan
tsb tidak diharuskan
oleh hukum
Standar maksimal
yang dapat dicapai
untuk memacu
perbaikan mutu yang
kontinyu
Lisensi (wajib):
lisensi tenaga
kesehatan, lisensi
fasilitas pelayanan
Pemerintah atau
konsil
Individu atau
organisasi
Bagian dari regulasi
untuk menjamin
kompetensi minimum
Bagian dari regulasi
untuk menjamin
standar minimal suatu
fasilitas pelayanan
Standar minimal untuk
melindungi pasien,
menjamin keamanan,
dan meminimalkan
resiko
Sertifikasi
(sukarela/wajib):
sertifikasi ATLS,
sertifikasi
tehnologi
kesehatan,
sertifikasi berbagai
pusat di RS
Lembaga yang
diberi kewenangan,
pemerintah, atau
LSM
Individu/organisasi Evaluasi persyaratan
yang ditetapkan,
pendidikan/pelatihan
tambahan, dan
kompetensi di bidang
tertentu
Menunjukkan bahwa
organisasi
mempunyai
pelayanan, tehnologi
atau kapasitas khusus
Standar lembaga
(misalnya ISO) untuk
mengevaluasi
kepatuhan terhadap
spesifikasi rancangan
lembaga
50. Definisi Akreditasi
ISQua (2001) :Accreditation is a public recognition by a
national healthcare accreditation body of the achievement
of its accreditation standards by a healthcare
organisation, demonstrated through an independent
external peer assessment of that organisation’s level of
performance in relation to the standards.
Akreditasi adalah pengakuan oleh public melalui lembaga
akreditasi pelayanan kesehatan nasional pada suatu
organisasi pelayanan kesehatan atas tingkat pencapaian
terhadap standar akreditasi yang diwujudkan melalui
penilaian eksternal oleh peer secara independen thd
tingkat kinerja terkait dengan standar tsb.
51. AKREDITASI MERUPAKAN
SALAH SATU BENTUK
AUDIT EKSTERNAL
UNTUK MENILAI SISTEM
PELAYANAN DAN SISTEM
MUTU APAKAH SUDAH
SESUAI DENGAN STANDAR
YG DITETAPKAN
53. AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA
Definisi:
Pengakuan terhadap Puskesmas, klinik pratama, praktik dokter dan
praktik dokter gigi yang diberikan oleh lembaga independen
penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri setelah dinilai
bahwa fasilitas kesehatan tingkat pertama itu memenuhi standar
pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah ditetapkan
untuk meningkatkan mutu pelayanan secara berkesinambungan.
53
54. PUSKESMAS
Instrumen
Akreditasi
KONSEP DASAR AKREDITASI PUSKESMAS
Badan Akreditasi
Survei Akreditasi Puskesmas
SERTIFIKAT
1
2
5
4
3
6
Memenuhi / Menerapkan / Comply
UU 29 / 2004 : Praktik Kedokteran
UU 36 / 2009 : Kesehatan
PP. 65/ 2005 : P edoman dan Penerapan SPM
Permenkes 741/2008 : SPM Bid. Kes Kab/kota
Kep menkes 128/2004, : Kebijakan Dasar PKM
Kep menkes 374/2009 : SKN 2009
STANDAR
Dimodifikasi dari Nico A. Lumenta
UU 29/2004 : PRAKTIK KEDOKTERN
UU 36/2009 : KESEHATAN
PP 65/2005 : PEDOMAN DAN PENERAPAN SPM
PERPRES 72/2012 : SKN
PERMENKES 741/2008 : SPM Bid KES Kab/Kota
KEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
UU 29/2004 : PRAKTIK KEDOKTERAN
UU 36/2009 : KESEHATAN
PP 65/2005 : PEDOMAN & PENERAPAN SPM
PERPRES 72/2012 : SKN
PERPRES 12/ 2013 : JKN
PERMENKES 741/2008 : SPM BID. KES
KEPMENKES 128/2004 : KEBIJAKAN DASAR PKM
KONSEP DASAR AKREDITASI FASYANKES PRIMER
UU RI No. 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
UU RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
UU RI No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
UU RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan ;
Perpres N0 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015 -2019
Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada
JKN
Permenkes No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
Permnekes No. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Kepmenkes HK.02.02/52/2015 tentang Renstra Kemenkes 2015 -
2019
55. BAGI DINKES PROV & KAB/KOTA :
Sebagai WAHANA PEMBINAAN peningkatan mutu kinerja melalui
perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen, sistem
manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan klinis, serta
penerapan manajemen risiko
BAGI BPJS KESEHATAN :
Sebagai syarat recredensialing FKTP
BAGI FKTP :
1. Memberikan keunggulan kompetitif
2. Menjamin pelayanan kesehatan primer yang berkualitas .
3. Meningkatkan pendidikan pada staf
4. Meningkatkan pengelolaan risiko
5. Membangun dan meningkatkan kerja tim antar staf
6. Meningkatkan reliabilitas dalam pelayanan, ketertiban pendokumentasian, dan konsistensi dalam bekerja
7. Meningkatkan keamanan dalam bekerja.
BAGI MASYARAKAT ( PENGGUNA JASA)
1. Memperkuat kepercayaan masyarakat
2. Adanya Jaminan Kualitas
MANFAAT AKREDITASI FKTP
55
58. Standar akreditasi puskesmas disusun dalam
9 bab, dengan 776 elemen penilaian (EP):
Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP) dengan 59 EP
Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas (KMP) dengan 121
EP
Bab III. Peningkatan Mutu dan Manajemen Risiko (PMMR) dengan 32 EP
Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran
(UKMBS) dengan 53 EP
Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM) dengan 101 EP
Bab VI. Sasaran Kinerja UKM (SKUKM) dengan 29 EP
Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) dengan 151 EP
Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK) dengan 172 EP
Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
dengan 58 EP
59. 4 Bab standar akreditasi klinik
(TOTAL 503 EP)
Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Klinik (KMK) : 122 EP
Bab II Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP) : 151 EP
Bab III Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK): 172 EP
Bab IV Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) : 58 EP
60. Standar akreditasi Praktik
Dokter Mandiri (234 EP)
Bab I Kepemimpinan dan Manajemen Praktik Mandiri
(KMPM) dengan 73 EP
Bab II Layanan Klinis dan Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien (LKPM) dengan 161 EP
62. 1. BAB I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
Standar
1.1. Analisis Kebutuhan Masyarakat dan Perencanaan Puskesmas
Kebutuhan masyarakat akan pelayanan Puskesmas diidentifikasi dan tercermin dalam Upaya Puskesmas. Peluang
untuk pengembangan dan peningkatan pelayanan diidentifikasi dan dituangkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan.
Kriteria 1.1.1
Di Puskesmas ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk
mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat akan pelayanan Puskesmas yang dituangkan dalam
perencanaan.
Maksud dan Tujuan:
Pukesmas sebagai penyedia pelayanan kesehatan dasar perlu menetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi
masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya dengan
mendapatkan masukan dari masyarakat melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Penilaian kebutuhan masyarakat dilakukan dengan melakukan pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan sektor terkait
dan kegiatan survei mawas diri, serta memerhatikan data surveilans untuk kemudian dilakukan analisis kesehatan komunitas
(community health analysis) yang menjadi bahan untuk penyusunan rencana Puskesmas.
Rencana Puskesmas …..dst
Elemen Penilaian:
1. Ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan berdasarkan prioritas
2. Tersedia informasi tentang jenis pelayanan dan jadwal pelayanan.
3. Ada upaya untuk menjalin komunikasi dengan masyarakat.
4. Ada Informasi tentang kebutuhan dan harapan masyarakat yang dikumpulkan melalui survey atau kegiatan lainnya.
5. Ada perencanaan Puskesmas yang disusun berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat dengan melibatkan masyarakat dan
sektor terkait yang bersifat komprehensif, meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
6. Pimpinan Puskesmas, Penanggungjawab, dan Pelaksana Kegiatan menyelaraskan antara kebutuhan dan harapan
masyarakat dengan visi, misi, fungsi dan tugas pokok Puskesmas
63. Bab I
Persyaratan Umum Klinik
Standar
1.1. Persyaratan Pendirian dan Perijinan Klinik
Klinik harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan dan ruang, prasarana, peralatan, dan ketenagaan.
Persyaratan Lokasi
Kriteria
1.1.1. Lokasi pendirian Klinik harus sesuai dengan tata ruang daerah
Maksud dan Tujuan:
Pendirian Klinik perlu memperhatikan tata ruang daerah dan kebutuhan pelayanan sesuai rasio ketersediaan pelayanan
kesehatan dengan jumlah penduduk.
Analisis yang mempertimbangan tata ruang daerah dan rasio ketersediaan pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk
dituangkan dalam rencana strategik Klinik atau rencana pembangunan Klinik
Elemen Penilaian:
1. Dilakukan analisis terhadap pendirian Klinik yang mempertimbangkan tata ruang daerah dan rasio jumlah penduduk dan
ketersediaan pelayanan kesehatan
2. Pendirian Klinik mempertimbangkan tata ruang daerah
3. Pendirian Klinik mempertimbangkan rasio jumlah penduduk dan ketersediaan pelayanan kesehatan
4. Klinik memiliki perijinan yang berlaku
64. Cara penilaian
Tiap pembuktian pada elemen diberikan nilai:
0 = jika belum ada sama sekali atau baru
sebagian kecil ada ( 0% – 20 %)
5 = jika sebagian besar sudah
dilaksanakan (20 – 79 %)
10 = jika sudah dilaksanakan (80 – 100 %)
65. Skor total untuk tiap kriteria =
jumlah skor semua elemen pada tiap kriteria x 100 %
jumlah elemen pd tiap kriteria x 10
Skor total untuk tiap bab=
jumlah skor semua elemen pada tiap bab x 100 %
jumlah elemen pd tiap bab x 10
66. Pelaksanaan survei
Periksa dokumen yang menjadi regulasi: dokumen eksternal
dan internal
Telusur:
Wawancara:
Pimpinan puskesmas
Penanggung jawab program
Staf puskesmas
Lintas sektor
Masyarakat
Pasien, keluarga pasien
Observasi:
Pelaksanaan kegiatan
Dokumen sebagai bukti pelaksanaan kegiatan (rekaman/records)
67. Kegiatan Pokok
bahasan
penugasan Waktu Jumla
h NS
Nama NS
Workshop
I
Standard an
instrumen
SA,
penyusunan
dokumen
Mei 3 Tjahjono
Soenoe
Lina
Workshop
II
Pembahasan
hasil SA dan
rencana tindak
lanjut
Tindak lanjut
SA:
Kelengkapan
dokumen
Perbaikan
system
Juni 2 Tjahjono
Soenoe
Workshop
III
Progress
tindak lanjut
SA
Implementasi
perbaikan
Juli akhir 2 Djemingin
Lina
Workshop
IV
Progress
perbaikan
system dan
implementasi
Perbaikan
sesuai hasil
workshop
September/Oktobe
r
2 Tjahjono
Soenoe
Workshop
V
SA pra
akreditasi
Perbaikan
hasil SA pra
akreditasi,
persiapan
akreditasi
Oktober/November 2 Djemingin
Soenoe
68. Agenda Pembahasan Standar
dan Instrumen
Linatih akan dibagi dalam 3 kelas:
Kelas A : Manajemen puskesmas (dr. Soenoe J Mkes MMR)
Kelas B : Upaya Puskesmas (Djemingin P, Mkes)
Kelas C : Pelayanan Klinis (dr. Tjahjono)
Pembahasan terinci tiap Bab, Standar, Kriteria, dan Elemen
Penilaian (oleh Fasilitator)
Penugasan diskusi:
Esensi dari tiap Bab
Dokumen yang perlu dilihat dalam waktu 2 jam kegiatan survey
Butir-butir inti dari tiap Bab
Daftar Pertanyaan yang akan digunakan sebagai pemandu pada
saat survey