Komunikasi efektif SBAR digunakan untuk melaporkan kondisi pasien secara akurat dan lengkap antara perawat, bidan, dan dokter. Format SBAR terdiri dari Situation, Background, Assessment, dan Recommendation yang digunakan untuk melaporkan identitas pasien, diagnosa, masalah kesehatan, dan rekomendasi tindakan. Prosedur komunikasi SBAR mencakup pencatatan dan verifikasi laporan serta instruksi dokter untuk meningkatkan keselamatan
1. No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
004/SPO/KKP/RSPP/VIII/2019 02 1 / 4
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
Standar
Prosedur
Operasional
Tanggal Terbit: 26 Agustus
2019
Ditetapkan oleh:
Direktur,
dr. Kurniawan Iskandarsyah, SpJP (K), FIHA
Pengertian Proses komunikasi untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi
pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis antar dokter, perawat
dan bidan melalui telepon yang dilakukan secara akurat, lengkap,
dimengerti, tidak duplikasi dan tepat sehingga dapat mengurangi
kesalahan dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.
Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan komunikasi efektif (SBAR).
Kebijakan Rumah sakit mengembangkan pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan komunikasi efektif.
2. No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
004/SPO/KKP/RSPP/VIII/2019 02 2 / 4
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
Prosedur A. Komunikasi SBAR via telepon antara Perawat / Bidan / Dokter
DPJP)
1. Sebelum menelepon, Perawat / Bidan / Dokter Umum telah
melakukan, anamnesa (pengkajian), pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang serta membaca rekam medis pasien.
2. Perawat / Bidan / Dokter Umum menulis hal-hal yang akan
dilaporkan di formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi
menggunakan format SBAR.
3. Perawat / Bidan / Dokter Umum menyiapkan Rekam Medis
pasien di dekat pesawat telepon lengkap dengan data-data yang
akan dilaporkan.
4. Laporkan kondisi pasien dengan menggunakan prinsip
komunikasi SBAR. a. Situation
Sebutkan identitas perawat / bidan / dokter umum dan
ruang rawat / unit RS tempat bertugas, dan sebutkan nama
lengkap pasien, umur, ruang rawat, serta masalah utama
pasien saat ini (misalnya: sesak nafas, nyeri dada, badan
panas, dan lain-lain).
b. Background
Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai
kebutuhan:
1) Status Kardiovaskuler (nyeri dada, tekanan darah,
EKG, dan sebagainya)
2) Status Respirasi (frekuensi pernapasan, SPO2,
Analisis Gas Darah, dan sebagainya)
3. No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
004/SPO/KKP/RSPP/VIII/2019 02 3 / 4
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
3) Status Gastro-Intestinal (nyeri perut, muntah,
perdarahan, dan sebagainya)
4) Status Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dan
sebagainya)
5) Hasil laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya
c. Assesment
Sebutkan problem pasien tersebut:
1) Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna,
dan sebagainya)
2) Problem Gastro-Intestinal (perdarahan massif dan
syok, dan sebagainya)
d. Recommendation
Rekomendasi: (pilih sesuai kebutuhan) 1)
Saya meminta dokter untuk:
a) Memindahkan pasien ke ICU?
b) Segera datang melihat pasien?
c) Mewakilkan dokter lain untuk datang?
d) Konsultasi ke dokter lain?
2) Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan:
a) Foto Rontgen?
b) Pemeriksaan Analisa Gas Darah?
c) Pemeriksaan EKG?
d) Pemberian Oksigenasi?
e) Beta2 antagonis nebulizer?
3) Apabila ada perubahan terapi kemudian tanyakan :
a) Seberapa sering diperlukan pemeriksaan tanda
vital
b) Bila respon terapi tidak ada kapan harus
menghubungi dokter lagi?
4) Konfirmasi :
a) Saya telah mengerti rencana tindakan pasien
b) Apa yang harus saya lakukan sebelum dokter
sampai disini?
5. Perawat / Bidan / Dokter Umum mencatat (writing down) semua
instruksi dari dokter pada formulir catatan terintegrasi dalam
rekam medik pasien:
a. Tanggal dan jam pesan diterima
b. Dosis obat yang akan diberikan dan waktu pemberian
4. No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
004/SPO/KKP/RSPP/VIII/2019 02 4 / 4
KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR
harus spesifik untuk menghindari salah penafsiran/ hasil
test kritis yang dilaporkan.
6. Perawat / Bidan / Dokter Umum memastikan bahwa instruksi
yang diberikan telah sesuai dengan cara mengulang dan
membacakan kembali (repeat back dan read back) ke DPJP
untuk konfirmasi kebenaran pesan yang telah dituliskan dan hal-
hal yang telah diinstruksikan oleh DPJP dilanjutkan dengan
membubuhkan cap verifikasi.
7. Perawat / Bidan / Dokter Umum mendokumentasikan secara
lengkap instruksi dokter pada formulir catatan perkembangan
pasien terintegrasi dan memberikan paraf serta nama jelas yang
melapor, dan nama dokter yang memberikan pesan/ instruksi.
8. Dokter / DPJP yang menerima laporan harus melihat dan
memberikan paraf, nama jelas, tanggal dan jam verifikasi pada
kolom yang tersedia di formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi pada saat:
a. Untuk dokter jaga: pada saat pergantian shift atau
selambat-lambatnya dlm waktu 1 x 24 jam
b. Untuk DPJP: pada saat visite pertama kali atau
selambatlambatnya dalam waktu1 x 24 jam
9. Apabila DPJP (yang menerima laporan) berhalangan (cuti, sakit)
maka yang melakukan verifikasi menandatangani catatan pesan
yang ditulis - penerima pesan adalah dokter pengganti yang
ditunjuk oleh DPJP tersebut dalam waktu 1 x 24 jam.
10. Penulisan/ pendokumentasian pelaporan komunikasi SBAR ke
dokter oleh petugas rawat jalan (Perawat / Bidan / Dokter Umum)
di formulir catatan keperawatan di status pasien yang
bersangkutan.
11. Penulisan/ pendokumentasian pelaporan komunikasi SBAR ke
dokter oleh petugas IGD (Perawat / Bidan / Dokter Umum) di
formulir pengkajian IGD status pasien yang bersangkutan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat jalan
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Perawatan Intensif
4. SMF