Dokumen tersebut membahas analisis Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, dan Pengendalian Risiko (IBPR) yang digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan menilai tingkat risiko dari suatu pekerjaan serta mengendalikan risikonya."
3. IBPR atau HIRADC adalah sistem yang digunakan dalam
mengidentifikasi dan melakukan Analisis Potensi Bahaya dan
memberikan Penilaian Risiko tingkat bahaya dari suatu
pekerjaan, serta melakukan Pengendalian Risiko
IBPR atau HIRADC merupakan elemen penting dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja karena
berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan
pengendalian bahaya yang digunakan untuk menentukan
objektif dan rencana K3.
6. Prosedur identifikasi bahaya dan penilaian risiko sebaiknya
mempertimbangkan hal berikut :
1. Aktivitas rutin dan non rutin.
2. Aktivitas semua individu yang memiliki akses ke tempat kerja.
3. Perilaku kemampuan dan faktor manusia.
4. Identifikasi semua bahaya yang berasal dari luar tempat kerja
yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja bagi
tenaga kerja.
5. Bahaya yang ditimbulkan dari aktivitas pekerjaan.
6. Tersedia infrastruktur, peralatan dan material oleh perusahaan.
7. Perubahan atau rencana perubahan baik kegiatan maupun
materialnya.
8. Perubahan pada sistem manajemen K3 yang berdampak
terhadap operasi, aktivitas maupun prosesnya.
7. IDENTIFIKASI BAHAYA
Identifikasi bahaya merupakan upaya sistematis untuk mengetahui
potensi bahaya yang ada dilingkungan kerja.
Dengan mengetahui sifat dan karakteristik bahaya, maka dapat
lebih berhati-hati dan waspada dalam melakukan langkah-langkah
pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan, namun tidak semua
bahaya dapat dikenali dengan mudah.
1. Bahaya Fisika: temperatur, listrik, pencahayaan. dll
2. Bahaya Kimia: Debu, asap, gas, dll
3. Bahaya Biologi: virus, binatang/hewan
4. Bahaya Mekanis: gerakan mesin, titik jepit
5. Bahaya Ergonomis: Area terbatas, statis posture
6. Bahaya Lingkungan: cuaca, contour ekstreem
7. Bahaya Psikologis: Intimidasi, bullying, dll
Pengenalan Bahaya : pasif (pengalaman sendiri); semi Proaktif
(pengalaman orang lain); Proaktif (mempekirakan bahaya)
8. PENILAIAN RISIKO
Penilaian risiko digunakan untuk menentukan prioritas
pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan tersebut.
Penilaian dilakukan berbagai teknik, baik yang bersifat
kualitatif, semikuantitatif, dan kuantitatif.
Penilaian dilakukan sebagai langkah dalam menentukan
tingkat risiko yang ditinjau dari kemungkinan kejadian
(probabilitas) dan tingkat keparahan (severity) yang dapat
ditimbulkan
PROBABILITY DAN SEVERITY
Penetapan Tingkat Probability dan Tingkat
Severity tergantung dari kompleksitas aktivitas
yang terjadi
9. PROBABILITY atau tingkat kemungkinan
1. Jarang Terjadi sekali dalam 3 bulan
2. Mungkin Terjadi atau kadang-kadang dapat terjadi
sewaktu waktu , sekali dalam 1-2 bulan
3. Sering Terjadi 1 kali dalam sebulan
SEVERITY : Suatu Cidera atau sakit/penyakit yang
disebabkan oleh Kejadian atau Paparan
Salah satu penetapan tingkat severity yang
dipertimbangkan yaitu penggunaan 3 Tingkat:
1. Ringan diobati oleh obat2an yang ada di P3K atau
nilai kerugiannya dibawah 2-5 juta
2. Sedang butuh perawatan Rumah sakit setelah
diobati dengan P3K atau nilai kerugiannya 5-10 juta,
ada kehillangan waktu kerja
3. Berat cidera berat sampai fatality (kematian) atau
nilai kerugiannya lebih dari 10-20 juta
12. PENGENDALIAN RISIKO
Pengendalian risiko dilakukan terhadap potensi
bahaya yang sudah di identifikasi dengan
mempertimbangkan peringkat risiko untuk
menentukan prioritas dan cara pengendaliannya.
Dalam menentukan pengendalian harus
mempertimbangkan hierarki pengendalian mulai
dari eliminasi, substitusi, rekayasa teknis,
administratif, dan penyediaan alat keselamatan
sesuai dengan kondisi organisasi, ketersediaan
biaya, biaya personil, faktor manusia dan lingkungan.
13. Untuk mengendalikan risiko atau pencegahan kecelakaan,
kegiatannya meliputi 2 hal saja.
Melakukan pengendalian:
1) Terhadap bahaya – diturunkan tingkat bahayanya
2) Terhadap keterpaparan pada bahaya – mentraining
karyawan yang mengerjakan
Pengendalian risiko merupakan langkah menentukan
dalam keseluruhan manajemen resiko. Berdasarkan
hasil analisis dan evaluasi risiko dapat ditentukan
apakah suatu risiko dapat diterima atau tidak. Jika
risiko dapat diterima, maka tidak diperlukan langkah
pengendalian lebih lanjut
Penetapan Acceptables Risk
14.
15. HIRARKI PENGEDALIAN RISIKO
Eliminasi
Eliminasi sumber bahaya Tempat
kerja/
pekerjaan
aman
mengurangi
bahaya
(Elimination)
Substitusi
Substitusi alat/mesin/bahan
(Subtitution)
Teknik
(Engineering)
Modifikasi atau perancangan
alat/mesin/tempat kerja yang lebih
aman
Administratif
(Administrative)
Prosedur, aturan, pelatihan, durasi
kerja, tanda bahaya, rambu, poster,
label
Tenaga kerja
aman
mengurangi
paparan
APD
(PPE)
Alat pelindung diri tenaga kerja
16.
17. Alur Penyusunan IBPR
1. Identifikasi aktivitas pekerjaan dan sub aktivitas
Pekerjaan
2. Identifikasi TipeAktivitas Pekerjaan Rutin, non Rutin
3. Identifikasi Bahaya
4. Identifikasi Risiko
5. Penilaian Tingkat Risiko Awal (Optional)
6. Pengendalian Risiko Existing
7. Penilaian Risiko Aktual (setelah ada pengendalian risiko
yang telah dilakukan
8. Pengendalian Risiko Tambahan pengendalian di luar
Acceptable Risk