3. Outline
Latar Belakang
Tujuan dan Manfaat Workshop
Standar Penerapan
Istilah dan Definisi
Persyaratan Manajemen Risiko (HIRADC)
Proses Manajemen Risiko (HIRADC)
4. Latar Belakang Workshop
GAP Analysis SMK3 --> 45,47 %
Set-Up Sistem Manajemen K3
Belum dilakukan Manajemen Risiko (HIRADC)
secara menyeluruh
HSE Internal Training Program
5. Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Meningkatkan pemahaman mengenai proses
Manajemen Risiko (HIRADC) dan persyaratannya
Perencanaan dan Pelaksanaan Proses Manajemen
Risiko (HIRADC) yang efektif
Menurunkan seluruh tingkat risiko sampai level
yang dapat diterima (Acceptable Risk)
6. Standar Penerapan
Undang-Undang RI No.1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja
Permenaker No.5/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3). (Lampiran I Pedoman Penerapan SMK3,
Klausa 2.1 Perencanaan Identifikasi Bahaya,
Penilaian dan Pengendalian Risiko)
OHSAS 18001 : 2007 clause 4.3.1.Hazard
Identification, Risk Assesment and Determining
Control (HIRADC)
9. JENIS-JENIS BAHAYA :
1.Bahaya Fisik ( Physical Hazard)
2.Bahaya Kimia (Chemical Hazard)
3.Bahaya Biologi (Biological Hazard)
4.Bahaya Psikososial (Psychosocial Hazards)
ISTILAH DAN DEFINISI
10. ISTILAH DAN DEFINISI
A.Bahaya Fisik (Physical Hazard) :
Permukaan licin dan tidak rata.
Bekerja di ketinggian.
Kejatuhan benda dari atas.
Terjepit, terlilit dan terbakar
Bahaya transportasi.
Kebakaran dan ledakan.
Energi berbahaya seperti listrik, radiasi,
kebisingan atau getaran.
Temperatur yang tidak nyaman.
11. ISTILAH DAN DEFINISI
Physical – Ergonomic :
Posisi duduk salah.
Pergerakan yang sama terus menerus.
Desain yang kurang baik.
Tata ruang yang kurang baik.
Membungkuk berlebihan.
Cara mengangkat tidak tepat.
Desain peralatan yang kurang baik
Environmental – Ergonomic :
Penerangan yang kurang.
Ventilasi yang kurang.
Pengontrolan temperatur yang kurang baik.
Pengaturan kelembaban yang kurang baik.
12. ISTILAH DAN DEFINISI
B.Bahaya Kimia (Chemical Hazard) :
Menghirup uap, gas atau partikel bahan
kimia berbahaya
Kontak dengan bahan kimia berbahaya.
Tertelan bahan kimia berbahaya.
Bahan kimia Eksplosif, Flammable, Korosif
dan Toksik.
13. ISTILAH DAN DEFINISI
C.Bahaya Biologi (Biological Hazard) :
Serangan virus atau bakteri.
Tertular virus atau bakteri.
Sengatan binatang.
Gigitan binatang berbisa
14. ISTILAH DAN DEFINISI
D.Bahaya Psikososial (Psychosocial Hazard) :
Beban kerja yang berlebihan.
Komunikasi yang kurang.
Kekerasan fisik di tempat kerja.
Pelecehan dan intimidasi.
Jam kerja yang tidak sesuai.
18. ISTILAH DAN DEFINISI
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
LOSSES
INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES
(Penyebab langsung)
BASIC
CAUSES
Sebab dasar
LACK OF
CONTROL
(LEMAHNYA
KONTROL)
19. ISTILAH DAN DEFINISI
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
(Occupational Diseases) adalah
penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan atau lingkungan
kerja (Permenaker No. Per.
01/Men/1981).
Penyakit Akibat Kerja (PAK)
(Occupational Diseases) adalah
penyakit yang diderita sebagai
akibat pemajanan terhadap
faktor-faktor yang timbul dari
kegiatan pekerjaan (ILO,1996).
20. ISTILAH DAN DEFINISI
Identifikasi Bahaya :
Proses mengenali bahwa suatu bahaya eksis dan
menentukan karakteristiknya.
OHSAS 18000:2007 - definisi 3.6
21. ISTILAH DAN DEFINISI
Analisa Risiko :
Proses evaluasi resiko yang muncul dari suatu
bahaya, dengan mempertimbangkan bentuk
pengendalian yang ada, dan memutuskan
apakah resiko dapat diterima atau tidak.
OHSAS 18000:2007 - definisi 3.22
22. ISTILAH DAN DEFINISI
Acceptable Risk :
Resiko yang telah dikurangi ke tingkat yang
dapat ditoleransi oleh organisasi, dengan
mempertimbangkan persyaratan peraturan
perundangan K3 dan kebijakan K3.
OHSAS 18000:2007 - definisi 3.1
23. ISTILAH DAN DEFINISI
Sistem Manajemen K3 :
Bagian dari suatu sistem manajemen
organisasi (3.17) yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan
K3 (3.16) organisasi dan mengelola risiko-
risiko K3 (3.21) organisasi.
CATATAN 1: suatu sistem manajemen merupakan sekumpulan elemen-elemen yang
saling terkait yang digunakan untuk menetapkan kebijakan dan tujuan dan untuk
mencapai tujuan tersebut
CATATAN 2: Suatu sistem manajemen termasuk struktur organisasi, aktivitas
perencanaan (termasuk, misalnya, penilaian risiko dan penetapan tujuan), tanggung
jawab, praktek, prosedur (3.19), proses dan sumber daya
CATATAN 3: Diadopsi dari ISO 14001:2004, 3.8
OHSAS 18001:2007 - definisi 3.13
25. ISTILAH DAN DEFINISI
Manejemen Risiko :
Penerapan secara
sistematis dari kebijakan
manajemen, prosedur dan
aktivitas dalam kegiatan
Identifikasi Bahaya,
Penilaian Resiko,
Penanganan, Pemantauan
Resiko serta peninjauan
Resiko.
26. ALUR MANAJEMEN RISIKO (HIRADC)
Identify Hazard
Assess Potential
Risk
Risk Evaluation
Determine Risk
Level
Register Risk
Is Risk acceptable
?
Develop Action
Plan/PROGRAM
Determine Control
to Reduce Risk
Maintain By Routine Procedures
YES
NO
A2
Implement
Program &
Control
28. Persyaratan HIRADC
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko mencakup :
Aktivitas rutin dan tidak rutin
Aktivitas seluruh personel di ke tempat kerja
Perilaku, kemampuan dan faktor-faktor manusia
Bahaya-bahaya yang timbul dari luar tempat
kerja
Bahaya-bahaya yang terjadi di sekitar tempat
kerja
Prasarana, peralatan dan material di tempat
kerja.
29. Perubahan-perubahan di dalam organisasi.
Modifikasi sistem manajemen K3.
Adanya kewajiban perundangan yang relevan
terkait.
Rancangan area-area kerja, proses-proses,
instalasi-instalasi, mesin/peralatan dan
prosedur operasional.
Persyaratan HIRADC
30. Manfaat Manajemen Risiko
1.Bahan Pelatihan :
Karyawan baru
Instruksi sebelum bekerja
2.Alat bantu dalam penyelidikan kecelakaan.
3.Menghilangkan atau mengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja
4.Menetapkan standar kinerja (Prosedur dan
Instruksi Kerja)
31. A.Metoda Identifikasi Bahaya :
1.Berjalan mengelilingi area kerja.
2.Wawancara dengan pekerja.
3.Histori dan analisa kegagalan.
4.Data kecelakaan dan penyakit akibat
kerja.
5.Brainstorming.
Identifikasi Bahaya
32. B.IDENTIFIKASI BAHAYA HARUS MEMPERHATIKAN :
1.Bagaimana cidera dapat terjadi ?
2.Apa yang akan terjadi jika saya lakukan ?
3.Seberapa parah akibat yang terjadi ?
C.ALAT IDENTIFIKASI BAHAYA :
JSA, FTA, ETA, WHAT IF, HAZOP, FMEA dll.
Identifikasi Bahaya
41. Nilai kemungkinan dari kejadian / dampak
NILAI DESKRIPSI
PENJELASAN KUALITATIF
(POTENSIAL)
FREKUENSI
(AKTUAL)
1 Terjadi
Jarang (Rare)
Mungkin hanya akan terjadi pada
kondisi yang luar biasa
Peristiwa yang mungkin
terjadi minimal 1 kali /
beberapa tahun
2
Kemungkinan
Kecil Terjadi
(Unlikely)
Dapat terjadi suatu saat Peristiwa yang mungkin
terjadi minimal 1 kali / tahun
3 Mungkin Terjadi
(Possible)
Mungkin terjadi suatu saat Peristiwa atau kejadian yang
mungkin terjadi minimal 1
kali / bulan
4 Kemungkinan
Besar terjadi
(Likely)
Mungkin akan terjadi pada
berbagai keadaan
Peristiwa yang mungkin
terjadi minimal 1 kali /
minggu
5 Sering Terjadi
(Almost certain)
Diharapkan akan terjadi pada
berbagai keadaan
Peristiwa yang mungkin
terjadi minimal 1 kali / hari
42. Nilai severity dari suatu kejadian
NILAI DESKRIPSI
DAMPAK KESEHATAN DAN
KESELAMATAN
NILAI KERUGIAN PROPERTY
1
Tidak signifikan
(Insignificant)
1.Tidak ada cedera,
2.Tidak ada gangguan kesehatan
3.Tidak nyaman / ada keluhan.
Kerugian Property < Rp.50.000
2
Cidera Ringan
(Minor)
1.Perlu pengobatan P3K
2.Pertolongan medis/rawat jalan
3.Gangguan kesehatan temporer.
Kerugian Property
Rp.50.000 < x < Rp.100.000
3
Cidera Berat
(Medium)
1.Perlu rawat inap
2.Tidak bisa melanjutkan pekerjaan
3.Penyakit kronis menyerang
sebagian tubuh.
Kerugian Property
Rp.100.000 < x < Rp.500.000
4
Cacat tetap
(Major)
1.Cacat Permanen
2.Penyakit kronis berkepanjangan
menyerang seluruh tubuh
Kerugian Property
Rp.500.000 < x < Rp.50.00.000
5
Bencana
(Catastrophic)
1.Kematian
2.Penyakit kronis yang dapat
menyebabkan kematian.
Kerugian Property
> Rp.50.00.000 atau
mengakibatkan perusahaan
berhenti beroperasi / tutup.
43. Risk Level Description Risk Value Index Colour
I Sepele
(Trivial)
1-2
II Diterima
(Acceptable)
3-5
III Sedang
(Moderate)
6-9
IV Tinggi
(Substantial)
10-16
V Ekstrim
(Unacceptable)
>16
Risk Factor Value calculation: Risk = Likelihood x Severity
Tingkat Risiko
44. Tingkat Risiko Action Plan Penanggung Jawab
Trivial Tidak dibutuhkan tindak
lanjut
Karyawan
Acceptable Dalam waktu 1 tahun Supervisor/Section
Head
Moderate Dalam waktu 6 bulan Sub Dept. Head
Substantial Dalam waktu 3 bulan Dept.Head
Unacceptable Dalam waktu 1 bulan. Director
Tindak Lanjut
45. TINGKAT
RISIKO
ACTION
Trivial Tidak diperlukan tindakan dan kendalikan dengan cara yang sudah ada.
Acceptable Tidak memerlukan pengendalian tambahan, pengendalian diperlukan jika ada
peraturan perundangan yang belum dipenuhi dan kendalikan dengan
prosedur rutin yang sudah ada.
Moderate
Harus melakukan tindakan untuk menurunkan tingkat risiko dengan
memperhatikan ketentuan peratuan perundangan berlaku.
Substantial Resiko tidak dapat diterima. Pekerjaan sebaiknya tidak dilakukan sampai
tingkat risiko diturunkan dan membutuhkan perhatian level manajer
Penggunaan sumberdaya dapat dipertimbangkan untuk dialokasikan dalam
menurunkan risiko.
Unacceptable Resiko tidak dapat diterima. Pekerjaan tidak boleh dilakukan atau harus
dihentikan sampai tingkat risiko diturunkan dan membutuhkan perhatian
dari manajemen senior / dewan direksi.
Penggunaan sumberdaya wajib dialokasikan untuk menurunkan risiko.
Penentuan Pengendalian Risiko
46. Hal-hal yang harus dipertimbangan ketika
membuat action plan / program:
Action plan harus dibuat pada nilai risiko yang
Sedang, Tinggi dan Ekstrim (Unacceptable).
Action plan harus menggunakan prinsip
S.M.A.R.T
Tindak Lanjut / Program
49. 1. Eliminasi
Menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja.
1.Metoda yang paling efektif.
2.Hentikan proses kerja.
3.Biasanya susah untuk diaplikasikan dalam
pelaksanaan.
50. 2.Substitusi
Mengganti dengan bahan/proses yang lebih
aman. Prinsipnya tidak menghilangkan risiko
akan tetapi merubahnya. Contoh :
1.Mengganti bahan serbuk dengan pasta.
2.Proses menyapu diganti dengan vacum.
3.Mesin diesel diganti dengan mesin electric.
51. 3.Rekayasa Teknik
Melakukan modifikasi terhadap mesin, alat kerja
dan lingkungan kerja.
Contoh :
1.Pemasangan alat pelindung mesin (machine
guarding).
2.Pemasangan ventilasi (general ventilation).
3.Pemasangan alat sensor otomatis.
52. 4.Administratif
Merubah cara melakukan pekerjaan dengan cara
yang lebih baik
Contoh :
Pemisahan lokasi, pergantian shift, metode kerja,
rambu-rambu, ijin kerja (permitt), pembatasan
akses, LOTO dll
53. 5.Alat Pelindung Diri (APD)
Hanya digunakan jika teknik pengendalian lain
tidak memungkinkan untuk diaplikasikan.
Alternatif terakhir pencegahan.
Penyeleksian jenis dan kesesuaiannya.
Terdapat potensi muncul bahaya baru.
54. Manajemen Risiko yang telah dibuat
dikomunikasikan kepada seluruh karyawan dengan
cara :
1.Pelatihan
2.Briefing
3.Dipasang di area kerja atau dituangkan dalam
prosedur.
Komunikasi dan Konsultasi
55. Untuk mengetahui efektifitas Manajemen Risiko,
maka perlu dilakukan monitor dan review secara
berkala. Bentuk monitor dan review bisa dalam
bentuk :
1.Inspeksi
2.Audit
3.Analisa Statistik Kecelakaan
Monitor dan Tinjau Ulang
56. Summary
Latar Belakang
Tujuan dan Manfaat Workshop
Standar Penerapan :
a. UU No.1/1970 Keselamatan Kerja
b. Permenaker No.5/1996 SMK3, klausa 2.1
c. OHSAS 18001 : 2007 Klausa 4.3.1
57. Summary
Istilah dan Definisi :
a.Bahaya
b.Risiko
c.Manajemen Risiko
d.Kecelakaan
e.Penyakit akibat kerja
f.Identifikasi bahaya
g.Analisa Risiko
h.Sistem Manajemen K3
i.Acceptable Risk
59. Workshop
Membuat contoh Risk Management --> ( 10 menit )
Presentasi group --> (5 menit)
Next Step :
Melakukan identifikasi di area kerja masing-masing :
1.Draft --> Target 15 April 2016
2.Review Lapangan --> Target 16 - 30 April 2016