2. HSE/SMK3
Sistem Manajemen
Keselamatan, Kesehatan dan
Keamanan Lingkungan
Identifikasi Bahaya
Konsep Identifikasi Potensi
Bahaya di Tempat Kerja
APD/PPE
Alat Pelindung Diri/Personal
Protective Equipment
ERP
Emergency ResponsePlan
Referensi
Peraturan Terkait/Dokumen
Pendukung
2
3. Definisi
Bagiandari sistem manajemen perusahaansecara keseluruhan
dalam rangka pengendalian Bahaya dan Risiko yang berkaitan
dengankegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.
-PP No. 50 Tahun 2012-
Maksud dan Tujuan
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur dan
terintegrasi;
2. Mencegahdan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja,
dan/atau serikat pekerja; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorongproduktivitas.
3
SMK3
ApaItuSMK3?
1
Review: Bahaya & Risiko
• Bahaya, merupakansumber (aktivitas & situasi)
yang dapat berpotensi menimbulkan cidera
(kecelakaankerja) dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).
Contoh: Fisik, Kimia, Biologi, Ergonomi, Psikososial.
• Risiko, merupakan kemungkinan terjadinya suatu
dampak/konsekuensi akibat dari suatu bahaya.
Contoh:
• Unsafe Condition (Kondisi Tidak Aman)
Bahaya: Lantai basahdan licin
Risiko: Terpeleset dan terjatuh
• Unsafe Action
Bahaya: Menggunakan HP sambil berjalan
Risiko: Menabrak/ditabrak orang/dinding/benda
lain
4. 4
IDENTIFIKASIBAHAYA
KonsepIdentifikasiBahaya
2
Definisi
Merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya ancamanbahaya di
tempat kerja dari beberapa faktor risiko
keselamatan dan kesehatan seperti faktor
fisika, kima, biologi, ergonomi dan psikologi
pada pekerja.
Manfaat Identifikasi
1. Mengurangi risiko kecelakaan.
2. Memberi pemahamanbagi pekerja mengenai
potensi bahaya dari aktivitas perusahaan.
3. Sebagai dasar untuk menentukanstrategi
pencegahandan pengamanan yang tepat dan
efektif.
4. Memberikan informasi yang terdokumentasi
mengenani sumber bahaya yang ada dalam
perusahaan kepada semua pihak khususnya
pemilik kepentingan.
Sasaran
1. Meningkatkan dan mempertajam naluri kewaspadaan karyawan
terhadap potensi bahaya di lingkungan kerja.
2. Meningkatkan cara berpikir yang sistimatis dari karyawan dalam
mengendalikan bahaya.
3. Melibatkan karyawan dalam pencegahankecelakaan.
4. Mendukung manajemendalam upaya mengurangi angka kecelakaan.
Teknik Identifikasi
1. Metode Pasif, bahaya dikenali dengan mudahketika kita mengalami
sendiri.
2.Metode Semi-Proaktif, mengenali bahaya dengan belajar dari
pengalaman orang lain.
3.Metode Proaktif, bersifat preventif dengan rutin memberikan
awareness kepada semuapekerja dan bersifat continuous
improvement.
Kenali
Evaluasi
Rencanakan
Laksanakan
Monitor
5. 5
Accident & Incident
Accident, kejadian yang merupakanhasil dari serangkaian
kejadian yang tidak direncanakan/tidak diinginkan/tak
terkendalikan/tak terduga yang dapat "menimbulkan segala
bentuk kerugian" berupamateri maupun non materi baik yang
menimpa diri manusia, benda fisik berupa kekayaan atau aset,
lingkungan hidup, hinggamasyarakat luas.
Incident, mirip dengan accident, namun bedanya adalah incident
tidak disertai dengankerugian. Yang termasuk kedalam kategori
incident adalah nearmiss, dan kejadian-kejadian berbahaya.
Bagaimana Cara Melapor?
1. Pelaporan awal bisa dilakukan secaraverbal menggunakan alat komunikasi atau
komunikasi langsung.
2. Accident/Incident dilaporkan kepada HSE Department dengan kesepakatan
batas waktu pelaporan. (Contoh: 1 x 24jam)
3. Pelapor kemudianmengisi formulir laporan accident/incident.
4. HSE Department membantu pelapor dalam membuatlaporan accident/incident
dan berkoordinasi denganDepartment terkait untuk menindaklanjuti laporan.
Penanganan Pelaporan Investigasi
Laporan Investigasi
1. Menemukan fakta terkait accident/incident yang terjadi.
2. Menemukan urutan terjadinya accident/incident.
3. Analisakecelakaan (penyebab langsung, penyebab tidak langsung, faktor lain).
4. Rekomendasi.
Penanganan
1. Dilakukan sesuai prosedurtanggap daruratyang telah
ditentukan.
2. Menggunakan peralatanyang memadai meskipun dalam
kondisi yang darurat.
3. Lakukan pemasangan tanda bahaya disekitar area terjadinya
accident/incident.
IDENTIFIKASIBAHAYA
Accident&IncidentReporting
2
6. 6
APD/PPE
HierarkiPengendalianBahaya
3
Hierarki Pengendalian Bahaya
1. Eliminasi, pengendalian risiko K3 untuk mengeliminir atau menghilangkan
suatu bahaya.
2. Subtitusi, mengganti suatu alat/mesin/barang yang memiliki bahaya dengan
yang tidak memiliki bahaya.
3. Rekayasa Engineering, merekayasa suatu alat atau bahan dengan tujuan
mengendalikan bahayanya.
4. Administrasi, terkait dengan prosesnon teknis/dokumentasi/administrasi
dalam suatu pekerjaandengan tujuan menghilangkan bahaya.
5. APD, adalah mandatory/wajib digunakan. APD berfungsi untuk mengurangi
keparahandari dampak bahaya dan sebagai upaya terakhir dari pengendalian
bahaya, jika pengandalihan bahaya diatasnya tidak berfungsi dengan baik.
Eliminasi
Substitusi
Rekayasa Engineering
Administrasi
APD
Kehandalan
&
Proteksi
Menurunkan
Probabilitas
Menurunkan
Keparahan
ELIMINASI SUBTITUSII REKAYASA ENGINEERING ADMINISTRASI APD
7. 7
APD/PPE
AlatPelindungDiri/PersonalProtectiveEquipment
3
Definisi
• Seperangkat alat yang digunakan oleh tenaga kerja untuk melindungi
seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinanadanya potensi
bahaya/kecelakaan kerja.
• APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenagakerja
apabila upaya pengendalian yang lain tidak berfungsi dengan baik.
Metode Penentuan APD
• Melalui pengamatan operasi, proses, dan jenis material yang dipakai.
• Telaah data-data kecelakaandan penyakit.
• Belajar dari pengalaman industri sejenis lainnya.
• Bila ada perubahan proses, mesin, dan material.
• Peraturanperundangan.
Kriteria Penentuan APD
• Hazard/bahaya telah diidentifikasi.
• APDyang dipakai sesuai dengan hazard yang dituju/akan dikendalikan.
• Adanya bukti bahwa APD dipatuhi penggunaannya.
9. 9
EmergencyResponsePLan
KonsepDasarERP
4
Definisi & Tahapan
Serangkaiankegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Beberapa hal yang menjadi dasar munculnya ERP, yaitu:
1. Letak geografis dan kondisi geologi menyebabkan Indonesia menjadi negara
yang rawan bencana.
2. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengtektonik besaryaitu
lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik.
3. Bencana adalahsesuatu yang tidak diharapkan dan menyebabkan kerugian.
4. Bencana muncul dengan tiba-tiba tanpa ada rencana (plan) sebelumnya.
5. Tetapi kita dapat mengantisipasi terjadinya bencana dengan“Emergency
Response Plan” atau “Rencana Tanggap Darurat”.
Pra-Bencana
(Kesiagaan &
Peringatan Dini)
Saat Bencana
(Tanggap Darurdat)
Pasca Bencana
(Rehabiltasi &
Rekonstruksi)
Langkah Menyusun ERP
1. Mitigasi → Kajian awal yang dilakukan untuk mengeliminasi atau menurunkan
derajat resiko jangka panjangterhadap manusia atau harta benda yang
diakibatkan oleh bencana.
2. Preparedness(Kesiapsiagaan) → Kegiatan yang dilakukan lebih lanjut
berdasarkan hasil mitigasi, yang mencakup pengembangan kemampuan
personil, penyiapanprasarana, fasilitas dan sistem emergency.
3. Response (Kesigapan) → Kemampuan penanggulangan saat terjadi bencana.
4. Recovery (Pemulihan) → Kegiatan jangka pendekuntuk melakukan pemulihan
setelah terjadi bencana.
UPAYA KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT BENCANA
1. Memahami bahaya di sekitar kita.
Memahai sistem peringatan dini setempat. 2.
3. Mengetahui rute evakuasi dan rencana pengungsian.
Terampil mengevaluasi situasi & inisiatif melindungi diri. 4.
5. Memiliki rencana antisipasi dan latihan mempraktikannya.
Mengurangi dampak bahaya melalui upayamitigasi. 6.
7. Ikut dalam pelatihan kesiapsiagaan tanggap darurat.
10. 10
EmergencyResponsePLan
StrukturEmergencyResponsePlan
4
Ketua
Kepala Bagian
(HR/GA)
Koor. Regu
Damkar
Koor. Regu
P3K
Koor. Regu
Evakuasi
Koor. Regu
Keamanan
Koor. Regu
Logistik
Koor. Regu
Komunikasi Internal
Koor Regu
Komunikasi Eks.
Koor. Regu
Transportasi
Wakil
(Ahli K3 Umum)
FATALITY SERIOUS MODERATE
Dalam keadaanseperti ini menandakan bahwa
ada sebuah peringatan. Yang mana ada
larangan untuk menyentuh atau bahkan
merubahsesuatu sampai pihak yang
berpengalaman atau polisi tiba di lokasi.
Untuk kasus kecelakaanserius ini, para orang
atau bahkan pihak medis sangat berpengaruh
dan bertanggungjawab dalam mengevakuasi
berbagai dampak yang ditimbulkan.
Pada kasus kecelakaan ini, orang yang berada
di tempat kerja dapat bertanggung jawab atau
saling membantu dalam keadaandarurat.
Apabila ada yang terluka dapat diberikan
sebuah pertolonganpertama.
CONTOH STRUKUR EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP)
JENIS EMERGENCY RESPONSE PLAN
11. 11
Reference
PeraturanTerkait/DokumenPendukung
5
Peraturan
• Undang-Undang No. 1 Tahun 1970
Tentang “Keselamatan Kerja”
• Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
Tentang “Ketenagakerjaan”
• Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
Tentang “Penerapan Sistem Manajemen KeselamatanDan KesehatanKerja”
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. 8
Tentang “Alat Pelindung Diri”
• Undang-Undang No. 24 Tahun 2007
Tentang “PenanggulanganBencana”
• Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021
Tentang “Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup”
ISO/OHSAS
• ISO 9001:2015
Quality Management System
• ISO 14001:2015
Environmental Management System
• ISO 45001:2018
Occupational Health & Safety Management System