2. Definisi manajemen risiko
Definisi bahaya, risiko, penilaian risiko, analisa risiko
Jenis-jenis bahaya & metode identifikasi bahaya
Metode analisa risiko (matrik risiko)
Prinsip dalam pengendalian risiko di tempat kerja
MANAJEMEN RISIKO
3.
4. HAZARD (BAHAYA)
sumber atau keadaan yang berpotensi terhadap
terjadinya kerugian dalam bentuk cidera atau
penyakit akibat kerja, kerusakan harta benda,
kerusakan lingkungan atau kombinasi dari
keduanya
5. Kombinasi dari kemungkinan terjadinya suatu kejadian yang
berbahaya atau paparan dan keparahan dari cidera atau sakit
yang disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.
Mempunyai 2 dimensi/parameter yaitu
Probability/Likelihood/Frequency/Kemungkinan dan
Severity/Consequences/Keparahan/Impact
Risiko = Likelihood x Consequences
Risiko = Probability x Impact
Risiko = Frequency x Severity
Risiko = Kemungkinan x Keparahan
Risiko = Prob x Hazard x Konsentrasi x lama
Risiko/Risk
6. Kegiatan analisa suatu risiko dengan cara menentukan
besarnya kemungkinan/probability dan tingkat keparahan
dari akibat/consequences suatu risiko
Analisa Risiko/Risk Analysis
Penilaian suatu risiko dengan cara membandingkannya
terhadap tingkat/besaran/level risiko yang telah ditetapkan
Penilaian Risiko/Risk
Assessment
7. Penerapan secara sistematis dari kebijakan
manajemen, prosedur dan akitivitas dalam kegiatan
identifikasi bahaya, analisa, penilaian, penanganan
dan pemantauan serta review risiko
Manajemen Risiko
11. SIAPA YANG MELAKUKAN PENILAIAN
RISIKO ?
• Dapat dilakukan oleh manager/supervisor/ahli K3 di perusahaanybs.
• Dapat dilakukan oleh pihak ketiga.
• Memahami MSDS/Label/informasi tempat kerja.
• Kualifikasi yang melakukan:
– Memahami peraturan-peraturanK3
– Memiliki keahlian di bidang K3
15. HSE Risk
• Kegiatan perusahaan mengandung risiko yang yang
berkaitan dengan K3 dan Lingkungan seperti
kecelakaan, kebakaran, pencemaran lingkungan dan
kerusakan.
• Risiko K3 dan Lingkungan dapat terjadi baik dari
internal maupun eksternal operasi perusahaan.
16. BENCANA INDUSTRI
KEMATIAN : 28 ORANG (HARI LIBUR)
KERUSAKAN : US $ 232 JUTA
KONTAMINASI RADIUS 4 KM2
KERUGIAN : US $ 1 JUTA
KEMATIAN : 500 ORANG
KERUSAKAN : US $ 20 JUTA
KEMATIAN : 4000 ORANG
KERUGIAN : US $ 500 JUTA
KEMATIAN : 31 ORANG (LANGSUNG)
KONTAMINASI RADIOKATIF (>US $ 2000 JUTA
KEMATIAN : 167 ORANG
KERUSAKAN : US $ 1 MILYAR
DAMPAK LINGKUNGAN
KERUGIAN : >US $ 1 MILYAR
KEMATIAN : 23 ORANG
KERUSAKAN : US $ 750 JUTA
INSIDEN KERUGIAN
SUMBER : - Guidelines for Technical Management of Chemical Process Safety, CCPS, 1989, hal 3
- Safety Cases, Butterworths, 1989, hal 6.
1. FLIXBOROUGH, UK 1974
LEDAKAN AWAN UAP (CYCLOHEXANE)
2. SEVESO, ITALIA - 1976
BOCORAN BAHAN BERACUN (DIOXIN)
3. MEXICO CITY, MEXICO - 1984
LEDAKAN LPG (BLEVE)
4. BHOPAL, INDIA - 1984
BOCORAN MIC (METHYL ISOCYANATE)
5. CHERNOBYL, EX USSR - 1986
BOCORAN RADIASI NUKLIR / KEBAKARAN
6. PIPER ALPHA, SCOTLAND - 1988
KEBAKARAN & LEDAKAN
7. VALDES, ALASKA - 1989
PENCEMARAN MINYAK (EXXON)
8. HOUSTON, USA - 1989
LEDAKAN POLYETHYLENE (PHILIPS 66)
17. • Kebakaran Tanki Cilacap (1995)
• Kecelakaan/kebakaran kapal Tampomas
• Kebakaran Pertokoan Ramayana
• Kebakaran Gedung Sarinah
• Kebakaran Gedung Bank Indonesia
• Kecelakaan Jembatan Layang Grogol
• Kecelakaan Kereta Api di Bintaro
• Kecelakaan kabel PLN Selat Madura
• Ledakan reaktor di LNG Bontang
• Kecelakaan KA Cirebon
• Ledakan Pabrik Kimia PT Petrowida-Gresik
• Lapindo Brantas Sidoardjo
Kecelakaan di Indonesia
18. Some Recent Major Losses
• March 05 : BP Refinery – Texas
• Losses : 15 dead, 70-100 injured,
property damage still unknown
• Vapour cloud explosion
19. Occupancy – Raw Materials
Gas Pipeline Supply (31/07/04)
– Recent failure in Belgium
– 15 dead, 120 injured
– Significant Third-party
exposure damage
20. BHOPAL
(SAFETY CASE)
TERJADI PADA 3 DESEMBER 1984 DI PABRIK PESTISIDA UNION CARBIDE (UCIL) DI
BHOPAL INDIA.
AIR YANG MASUK TANKI PENYIMPAN METHYL ISOCYANATE (MIC)
MENYEBABKAN TERJADINYA REAKSI EKSOTERMIS.
KARENA SARANA KESELAMATAN YANG ADA DALAM KEADAAN TIDAK
BERFUNGSI SEMUA, MAKA UAP MIC MERAMBAT KELUAR BATAS PABRIK DAN
BERGERAK KEDAERAH PEMUKIMAN DI SELATAN PABRIK.
MIC INI SANGAT REAKTIF TERHADAP AIR, SEHINGGA SAAT BERSENTUHAN DENGAN
MATA, HIDUNG DAN PARU-PARU DAPAT MENGAKIBATKAN SELAPUT LENDIR
TERBAKAR.
KEJADIAN INI TELAH MENELAN KORBAN JIWA SEKITAR 4000 ORANG
DAN MENCIDERAI HAMPIR 500.000 ORANG.
UNION CARBIDE MEMBAYAR GANTI RUGI SEKITAR US$ 470 JUTA.
24. Why Safety Risk Management
• Risk Management merupakan inti atau sasaran utama dari
setiap program K3 dalam perusahaan.
• Risk Management merupakan persyaratan dalam sistem
manajemen K3
– SMK3
– ISO 45001
– OSHA
– ILO dll
25. Manfaat Risk Management
• Pemenuhan perundangan
• Mencegah kerugian finansial
• Meningkatkan nilai saham
• Menekan gangguan bisnis
• Memelihara kelangsungan usaha
27. How Manage Safety Risk??
• Risiko dapat dihindarkan atau dikelola dengan
menerapkan risk management dan program
keselamatan dan kesehatan kerja yang baik
• Safety bertujuan untuk mencegah dan
mengurangi risiko dari setiap kegiatan operasi
perusahaan
33. Sebelum pelaksanaan manajemen risiko, organisasi perlu
melakukan beberapa persiapan antara lain;
Ruang lingkup kegiatan manajemen risiko
rutin/non rutin (mis : redesain, perbaikan)
aktifitas oleh personil internal &/ eksternal
fasilitas (oleh internal/eksternal)
Personil yang terlibat
Standar dalam penentuan kriteria risiko
Prosedur dan dokumentasi terkait, seperti:
prosedur manajemen risiko & komunikasi
daftar bahaya dan risiko (risk register)
form rencana/program pengendalian
PERSIAPAN
35. Identifikasi Sumber Risiko/Bahaya
• Identifikasi Bahaya adalah suatu proses kajian kualitatif untuk mengetahui
adanya potensi bahaya dari suatu peralatan, proses, lingkungan kerja, material,
atau kegiatan kerja.
• Identifikasi Bahaya merupakan landasan dari langkah pencegahan kecelakaan
yang disebabkan adanya tindakan tidak aman (unsaf act) dan kondisi tidak
aman (unsafe condition)
• Merupakan bagian dari Risk Assessment atau Risk Management Process.
· Menentukan prioritas dalam penanganan K3.
38. • Bahaya Kimia adalah jenis bahaya yang bersumber dari senyawa atau
unsur kimia. Di alam terdapat ribuan jenis bahan kimia, baik berupa
unsur murni maupun dalam bentuk ikatan dengan bahan lainnya.
• Menurut standar NFPA setiap bahan kimia diklasifikasikan atas 3
aspek yaitu
• Bahaya terhadap Kesehatan (Health Hazards),
• sifat mudah menyala (flamability)
• sifat reaktifnya (reactivity)
• NFPA memberikan indeks dari angka 0-4 untuk setiap klasifikasi suatu
sifat bahaya diatas. Untuk bahan dengan indeks Health Hazards = 0
berarti tidak berbahaya dan aman bagi manusia, sedangkan bahan
dengan indeks 4 sangat berbahaya.
Bahaya Kimia
39. • Bahaya Mekanik yaitu potensi bahaya yang berasal dari pergerakan peralatan
atau mesin seperti gerakan berputar, berayun, gesekan, menumbuk dan lain-
lain.
• Bahaya mekanik dapat diakibatkan penggunaan mesin dan peralatan mekanik
yang menggunakan berbagai jenis tenaga penggerak seperti penggerak uap,
angin (pneumatik), listrik atau air.
• Diakibatkan energi kinetik yang terdapat dalam suatu sistem atau alat misalnya
tabung bertekanan yang dapat mengakibatkan terjadinya overpressure dan
peledakan.
Bahaya Mekanik
40. • Listrik merupakan sumber energi yang sangat diperlukan bagi kegiatan manusia
pada saat ini, namun dilain pihak listrik juga merupakan sumber potensi bahaya yang
dapat menimbulkan kecelakaan.
• Bahaya yang dapat ditimbulkan oleh energi listrik antara lain:
- Bahaya sengatan/kejutan listrik (electric shock)
- Bahaya hubungan singkat (Short circuit)
- Bahaya petir
- Listrik Statis
Bahaya Listrik
41. BAHAYA LISTRIK
Hubungan singkat (short circuit)
Kebakaran (fire & explosion)
Sengatan Listrik (Electric Shock)
Electric Static
Petir (lightning)
42. • Bahaya Statik yaitu bahaya yang disebabkan oleh benda atau
peralatan kerja yang tidak bergerak atau bersifat statik seperti
bangunan, lantai, jalan, tangga, konstruksi pipa, bords dan lain-
lain.
• Kecelakaan dapat terjadi karena kondisi lingkungan kerja yang
tidak baik, seperti terjatuh dari lantai yang tinggi karena tidak
adanya pagar pengaman, kondisi jalan yang berlubang atau tidak
ada penutup, tenggelam di sungai atau jalan berlumpur dan faktor
lainnya.
Bahaya Statik
44. • Bahaya Biologi merupakan sumber bahaya yang berasal
dari unsur biologi yang terdapat di lingkungan kerja dan
dapat mengakibatkan cedera pada manusia.
• Bahaya ini dapat berasal dari flora atau fauna di
lingkungan kerja seperti mikrobiologik, tumbuhan
beracun atau berduri dan binatang berbisa atau buas.
Bahaya Biologi
45. Sumber Bahaya
• Pelaksana pekerjaan (Manusia)
• Peralatan yang digunakan
• Prosedur pekerjaan
• Lingkungan Tempat Kerja
• Energi yang terlibat
46. Tradisional – Tunggu sampai kecelakaan terjadi
Belajar dari pengalaman orang lain
Prediksi Bahaya sebelum ada kejadian
Teknik Identifikasi Bahaya
47. Teknik Tradisionil
• Menunggu sampai ada kecelakaan baru
melakukan penyelidikan mencari faktor
penyebab.
• Bersifat pasif
• Kerugian telah terjadi baru ada tindakan
• Tidak efektif
48. Belajar dari Kecelakaan
• Belajar dari pengalaman yang menimpa orang
lain baru mengambil tindakan pencegahan.
• Tidak efektif, karena tidak semua kejadian dan
kondisi ada referensinya.
• Terlambat karena kecelakaan telah terjadi
walaupun menimpa orang lain.
49. Teknik Proaktif
• Mencari penyebab kecelakaan sebelum terjadi
• Lebih befektif karena kecelakaan dapat dicegah
sebelum kejadian.
• Bersifat proaktif dan lebih murah
• Bersifat terencana dan terarah menuju perbaikan
berkesinambungan
50. Teknik Pro-aktif
• Checklist
• Preliminary Hazards Analysis
• What If
• Fault tree Analysis
• Event Tree Analysis
• Hazops
• Failure Mode and Effect Analysis
• Layer of Protection Analysis (LOPA)
• dll
51. Checklist merupakan daftar pertanyaan yang dibuat untuk memastikan bahwa
secara standard atau persyaratan minimum telah terpenuhi sehingga risiko dari
bahaya yang ada dapat dikurangi.
Pertanyaan dalam checklist dibuat dengan melihat persyaratan standard, code
practices atau expect judgment untuk terciptanya desain atau operasi yang aman.
Kelebihan :
Checklist ini merupakan identifikasi yang mudah dilakukan bahkan oleh pemula,
yang penting standard dan code practices tersedia.
Kelemahan :
Karena ini hanya daftar pertanyaan maka hasil identifikasinya bahayanya tidak
mendalam.
Checklist
52. No.
Pertanyaan Ya/tidak
1. Apakah kondisi lantai dalam bersih dan tidak
licin?
2. Apakah penerangan cukup dan kondisi baik
3. Apakah jalan-jalan aman dan tidak terhalang
4. Apakah ventilasi mencukupi dan terpelihara?
5. Apakah semua peralatan listrik dalam kondisi
baik dan aman?
6. Apakah alat pemadam tersedia dan kondisi
baik?
7. Apakah semua alat kantor dalam kondisi baik
dan aman
Checklist
53. • Fault Tree Analysis atau analisis pohon kegagalan merupakan metode analisis
yang sifatnya deduktif, dimulai dengan perumusan kejadian yang tidak
diinginkan misalnya ledakan atau kebakaran sebagai kejadian puncak (top
event). Selanjutnya disususn suatu pohon logika ke arah bawah untuk
menyatakan semua rangkaian penyebab dari kejadian.
• Dalam identifikasi ini dimulai dengan membuat kejadian (event) yang tidak
diinginkan sebagai kejadian puncak (top event). Dari top event ini diuraikan
apa saja yang dapat menyebabkan top event itu terjadi, bila diperlukan semua
kondisi ada baru dapat terjadi maka digunakan pintu dan (and gate) tapi bila
ada salah satu bisa terjadi maka digunakan pintu atau (or gate).
Fault tree analysis
54. Kelebihan :
• Dari FTA ini kita akan tahu apa saja hal-hal yang dapat menyebabkan
suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi. Hasilnya sangat sistematik
sehingga kita dapat dengan mudah hal apa yang perlu dihindari agar
kecelakan tidak terjadi.
Kelemahan :
• Tidak semua semua kejadian dapat dibuat FTA dengan baik atau secara
detail, karena keterbatasan pengetahuan. Untuk kejadian yang
diakibatkan adanya reaksi kimia mungkin akan mudah menggunakan FTA
ini.
Fault tree analysis
55. • Adalah suatu teknik identifikasi bahaya secara sistematis terhadap
suatu kegiatan dengan menggunakan kata dasar What if…
• Teknik identifikasi yang sederhana dan bermanfaat karena
memiliki beberapa kelebihan :
• Sangat efektif diaplikasikan pada berbagai kegiatan seperti
industri, jasa, penerbangan, angkutan, konstruksi dan lain-lain.
• Sebagai tahap awal untuk melaksanakan analisa secara
mendalam menggunakan teknik-teknik lainnya
What - If Analysis
56. Teknik analisa What If dilaksanakan melalui pemeriksaan secara sistematis terhadap
suatu unit proses atau operasi dengan mengajukan pertanyaan yang dimulai dengan
kata “ What if…..?”, “What if the raw material is the wrong concentration….?
Lingkup pemeriksaan dapat mencakup bangunan, sistem pembangkit tenaga, bahan
baku, produk, tangki, pabrik dan setersusnya
Agar hasil analisanya lengkap, maka dibutuhkan tim yang paham akan unit proses
/operasi yang dianalisa.
What - If Analysis
57. What - If Analysis
LEMBAR KERJA ANALISIS & IDENTIFIKASI BAHAYA DENGAN
Aanalisa “What If”
58. • Hazard and operability study merupakan teknik identifikasi bahaya dengan
mempelajari atau mengamati bahaya bahaya yang mungkin terjadi bila suatu
kondisi atau kriteria operasi tidak sesuai dengan yang seharusnya, atau untuk
identifikasi penyimpangan dari tujuan rancangan proses. Dalam metoda ini
digunakan kata kunci yaitu
No, more, less, as well as, part of, reverse, other than
• Dengan diawali kata kunci tersebut dibuat prakiraan kondisi yang mungkin bisa
terjadi, dan melihat bahaya yang akan terjadi bila kondisinya seperti itu.
• Umumnya hazop dilaksanakan pada tahap preliminary engineering ketika gambar
desain telah ada atau bila ada perubahan dari suatu plant.
Hazards & Operability Study (HazOpS)
59. Mengidentifikasi semua deviasi dari maksud desain yang diharapkan
dapat bekerja, penyebabnya, dan semua bahaya serta masalah
operasi yang berkaitan dengan deviasi tersebut.
Menentukan perlu tidaknya suatu tindakan diambil guna
mengedalikan bahaya / masalah operasi, serta bagaimana cara
mengidentifikasi untuk mengatasi masalah tersebut.
Mengidentifikasi kasus dimana tidak dapat segera dibuat keputusan
secara cepat, dan memutuskan informasi serta tindakan apa yang
diperlukan segera.
Tujuan :
Hazards & Operability Study (HazOpS)
60. Kata Pandu / Parameter HAZOPS
In addition to design intent,
something else occurs
Parameter
Flow
Pressure
Temperature
Level
Kata Pandu
No
More/Less
As well as
Part Of
Reverse
Arti
Complete negation of the
design Intent
Quantitative increase or
Decrease
Qualitative decrease (Only
part of intent is achieved)
Logical opposite of the design
intent occurs
Phase
Other than Complete substitution
Hazards & Operability Study (HazOpS)
62. Mentabulasikan jenis kegagalan dari peralatan-
peralatan termasuk dampaknya terhadap
sistem atau instalasi
Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)
Tujuan :
Mengidentifikasi jenis kegagalan dari peralatan
tunggal dan sistem, serta akibat-akibat potensial
dari setiap jenis kegagalan pada suatu sistem atau
instalasi. Jenis analisa ini secara khusus
menghasilkan rekomendasi untuk peningkatan
keandalan peralatan, sehingga dapat
meningkatkan keselamatan proses.
64. Job Safety Analysis
Metode analisa bahaya / potensi bahaya pada
setiap langkah kerja atau prosedur kerja dan
menentukan rekomendasi perbaikan atau cara
pencegahan bahaya agar pekerjaan dapat
dilakukan dengan aman
65. Prioritas dari Job Safety Analysis
• Pekerjaan Baru
• Pekerjaan yang tidak rutin
• Potensi Keparahan
• Pernah terjadi Kecelakaan Parah/cacat
• Tingkat Kekerapan dari Kecelakaan
66. Job Safety Analysis-Flow Chart
Tentukan Pekerjaan
Yang akan dianalisa
Uraikan Pekerjaan Dalam
Langkah-langkah Kerja
Identifikasi bahaya pada
Setiap langkah kerja
Buat rekomendasi
Tindakan pencegahan
Komunikasi dan
Kaji ulang
Kontak dengan
Enerji tdk terkontrol
Analisa
perubahan
Strategi kontrol
Terhadap bahaya
Penyekat
Enerji
1
2
3
4
5
84. Tingkat Resiko
• Tingkat resiko sangat tinggi = 25
• Tingkat resiko tinggi = 16 s/d 20
• Tingkat resiko Substansial = 8 s/d 15
• Tingkat resiko Menengah = 6 s/d 3
• Tingkat resiko diterima = 1 s/d 2
85. • 25 sangat tinggi : kegiatan harus dihentikan dan perlu perhatian
manajemen puncak
• 16 s/d 20 tinggi : perlu perhatian manajemen puncak dan tindakan
perbaikan segera dilakukan
• 8 s/d 15 substansial : lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
keterlibatan manajemen puncak
• 3 s/d 6 menengah : tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
• < 2 rendah : resiko dapat diterima
Kriteria Resiko