SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
281
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN
PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD
IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X
Supriyadi1
, Ahmad Nalhadi2
, Abu Rizaal 3
1)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
21)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
31)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten
E-mail: supriyadimti@gmail.com 1), irqi02@gmail.com 2), aburizaal-mncc@msn.com 3)
ABSTRAKS
Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya
pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh
tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan atau
proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan
tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah terjadinya
bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui sumber bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan
menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan penilaian risiko K3. Pengambilan
data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC (Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control), kemudian akan dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian
risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian ini adalah hasil risk
assessment teridentifikasi 70 resiko dari 52 bahaya dari 5 proses tindakan perawatan dan perbaikan yang di
klasifikasikan risiko rendah 16 %, sedang 54 %, tinggi 27% dan extrim 3%. Pengendalian risiko untuk terkena
sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat
dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan
terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan
pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan
makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian
alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan
menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan
rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail
Kata Kunci: Risiko, Keselamatan Kerja, Identifikasi Bahaya dan HIRARC.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap lingkungan kerja mengandung potensi
bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya
pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi
kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi
karena adanya risiko keselamatan dan kesehatan
kerja (K3). Secara garis besar penyebab kecelakaan
kerja disebebkan oleh faktor-faktor, yaitu tindakan
orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja
(unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan
atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe
condition).
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan
identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta
pengendalian untuk mencegah dan mengurangi
potensi terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan
mencapai tujuan program K3 yaitu zero accident
sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan dan
pihak-pihak terkait.
Kelancaran kegiatan operasional dan kesiapan
alat, fasilitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya
adalah salah satu tugas utama departemen
maintenance untuk menjaga tingkat kesiapan alat
dan fasilitas serta infastuktur agar dapat beroperasi
secara lancar sesuai yang dikehendaki oleh karena
itu tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur
menjadi peran utama
Gambar 1. Tinjauan Incident dan Accident
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
282
Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat
berpotensi terjadi kecelakan kerja karena (unsafe
action) atau pun (unsafe condition), dengan
melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta
pengendalianya dengan metode JSA (Job Safety
Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan
kerja. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA
(Job Safety Analysis) adalah Identifikasi bahaya
yang berhubungan dengan setiap langkah dari
pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan
kerja serta menentukan bagaimana untuk mengontrol
bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan metode
JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat
menganalisa risiko dan menilai bahaya risiko atau
risk assessment yang ada dalam tindakan perbaikan
dan perawatan infastuktur di PT X
Metode HIRARC (Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control) adalah serangkaian
proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam
aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang
diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan
dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang
terjadi di perusahaan, dan menghindari serta
minimalisir risiko dengan cara yang tepat dengan
menghindari dan mengurangi risiko terjadinya
kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam
melakukan proses kegiatan perbaikan dan perawatan
sehingga prosesnya menjadi aman. Identifikasi
bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya
merupakan bagian dari sistem manajemen risiko
yang merupakan dasar dari SMK3 sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terdiri dari identifikasi bahaya (hazard
identification), penilaian risiko (risk assessment) dan
pengendalian risiko (risk control)
Tujuan dari penelitian adalah untuk mangetahui
tingkat bahaya dan risiko K3 pada tindakan
perbaikan dan perawatan dengan metode HIRARC
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control) dan melakukan pencegahan dan
pengendalian kecelakaan kerja dapat memberikan
alternatif perbaikan manajemen K3.
1.2 Tinjauan Pustaka
Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur. Salah satu tujuan K3 adalah untuk
mencapai Zero Accident. (Ramli. 2010.)
Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya
mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya
kecelakaan yang tidak diinginkan secara
komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu
kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3
berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di
tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi
peusahaan (Ramli, 2010). Implementasi K3 dimulai
dengan perencanaan yan baik dimulai dengan
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian
risiko HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment, and Risk Control). Penilaian risiko
menurut standard AS/NZS 4360, kemungkinan atau
Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang
jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi
setiap saat.
HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah
merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan
langsung dengan upaya pencegahan dan
pengendalian bahaya di samping itu HIRARC
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk
Control) juga merupakan bagian dari “Risk
Management” yang harus dilakukan di seluruh
aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan
organisasi yang mengandung potensi bahaya dan
menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi
bahaya adalah landasan dari program pencegahan
kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa
mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan
sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko
tidak dapat dijalankan
Berikut ini merupakan langkah-langka
manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC
(Suma’mur, 1986):
1. Hazard Identification
Proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja
dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua
bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan.
2. Risk Assesment
Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya
bahaya di tempat kerja.
3. Risk Control
Suatu proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengendalikan semua
kemungkinan bahaya ditempat kerja serta
melakukan peninjauan ulang secara terus
menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan
mereka telah aman
Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi
bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya
risiko yang dimaksudkan untuk menentukan
besarnya risiko dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadi dan besar akibat yang
ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat diditentukan
peringkat nilai risiko sehingga dapat di lakukan
penilaian risiko yang memiliki dampak penting
terhadap perusahaan dan risiko tidak penting.
Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkaan
dengan kriteria yang telah ditetapkan atau baku dan
norma yang berlaku untuk menetukan apakah risiko
tersebut penting atau tidak penting, jika penting
harus dikelola atau ditangani dengan baik. Kendali
(kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah
tindakan-tindakan yang diambil untuk
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
283
meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan
kerja melalui eliminasi, subtitusi engineering control
warning system administrative control dan alat
pelindung diri
Berikut ini matrik yang digunakan untuk
penilaian dalam jurnal penyusunan HIRARC
(Irawan, Panjaitan dan Bendatu 2015)
Tabel 1 Skala “Probability” Pada Standard
AS/NZS 4360
Tingkat Kriteria Penjelasan
1
Insignifican
(tidak
bermakna)
Tidak ada kerugian,
material sangat kecil
2 Minor (kecil)
Cidera ringan
memerlukan perawatan
p2k3 langsung dapat
ditangani di lokasi
kejadian, kerugian
material sedang
3
Moderate
(sedang)
Hilang hari kerja,
memerlukan perawatan
medis, kerugian material
cukup besar.
4 Major (besar)
Cidera mengakibatkan
cacat atau hilang fungsi
tubuh secara total
kerugian material besar
5
Catastrophic
(bencana)
Menyebabkan bencana
material sangat besar
Tabel 2. Skala “Severity” Pada Standard AS/NZS
4360
Tingkat Kriteria Penjelasan
1
Insignifican
(tidak
bermakna)
Tidak ada kerugian
material sangat kecil
2
Minor
(kecil)
Cidera ringan
memerlukan perawatan
p2k3 langsung dapat
ditangani di lokasi
kejadian kerugian material
sedang
3
Moderate
(sedang)
Hilang hari kerja,
memerlukan perawatan
medis, kerugian material
cukup besar.
4
Major
(besar)
Cidera mengakibatkan
cacat atau hilang fungsi
tubuh secara total
kerugian material besar
5
Catastrophic
(bencana)
Menyebabkan bencana
material sangat besar
Tabel 3. Skala “Risk Matrik” Pada Standard
AS/NZS 4360
Kemungkinan
Konsekuensi
1 2 3 4 5
5 H H E E E
4 M H E E E
3 L M H E E
2 L L M H E
1 L L M H H
Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar
untuk melakukan risk control. Kendali (kontrol)
terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan
yang diambil untuk meminimalisir atau
mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui
eliminasi, subtitusi engginering control warning
system administrative control dan alat pelindung diri
1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif. Menurut Nurbuko (2005),
metode deskriptif yaitu memberikan gambaran
secara jelas suatu masalah dan keadaan berdasarkan
data-data yang sebenarnya, sehingga hanya
merupakan pengungkapan suatu fakta dan data yang
diperoleh serta digunakan sebagai bahan penulisan.
Analisis pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah pengamatan lapangan dan
analisis dokumen dengan metode HIRARC (Hazard
Identification Risk Assessment and Risk Control)
dengan tahapan mengidentifikasi bahaya dan menilai
risiko serta pengendalianya kemudian dilakukan
analisis risk rating untuk mengetahui tingkat risiko
yang ada.
2. PEMBAHASAN
Pengolahan data akan dilakukan dengan metode
HIRARC yang terdiri dari hazard identification, risk
assessment, dan risk control. Potensi penurunan risk
rating akan dibuat setelah pembuatan risk control.
Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target
dari hasil risk control.
2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)
Proses identifikasi bahaya adalah proses lanjutan
dari identifikasi kegiatan, pada proses identifikasi
bahaya akan dilakukan penjabaran resiko dari setiap
kegiatan yang sudah diidentifikasi.
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian
ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu:
pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat
pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta
pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian,
pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan
mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan
mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
284
dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan
infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan
perbuatan yang mengarah pada tindakan yang
mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan
potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya
perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang
salah atau tidak semestinya, pemakaian alat
pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain
yang terjadi dilingkungan kerja. Konsultasi dengan
karyawan yang berpengalaman adalah salah satu hal
yang paling mudah dan efektif dalam proses
pengidentifikasian bahaya di tempat kerja, karyawan
tersebut lebih tahu apa saja yang dapat dilakukan
dengan cara yang salah dan mereka tahu alasan
kenapa, berdasarkan pengalaman kerja mereka
sebelumnya.
Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian
ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu:
pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat
pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta
pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian,
pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan
mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan
mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan
dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan
infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan
perbuatan yang mengarah pada tindakan yang
mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan
potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya
perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang
salah atau tidak semestinya, pemakaian alat
pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain
yang terjadi dilingkungan kerja. Contoh hasil dari
hazard identification dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Risiko K3
No Proses Potensi Bahaya Risiko
1 Pengelasan A.Terkena asap las
- Manusia
- Lingkungan
- Asset
B. Percikan api las
- Manusia
- Lingkungan
- Asset
C. Radiasi sinar las
- Manusia
- Lingkungan
- Asset
D.Tersengat arus
listrik
- Manusia
- Lingkungan
- Asset
E. Hubugan arus
Ganguan pernafasan
-
-
Cedera anggota badan
Kebakaran/kerusakan
asset
Ganguan penglihatan
-
-
Cedera anggota
badan/kematian
-
-
pendek
- Manusia
- Lingkungan
- Asset
Cedera anggota badan
-
Kebakaran/ledakan
2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment)
Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi
bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya
risiko yang dimaksudkan untuk menentukan
besarnya risiko dengan mempertimbangkan
kemungkinan terjadi dan besar akibat yang
ditimbulkan. Penelitian resiko (risk assessment)
mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko
(risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk
evaluation). Kedua tahap ini sangat penting karena
akan menentukan langkah dan strategi pengendalian
risiko.
Parameter yang digunakan untuk melakukan
penilaian resiko adalah likelihood dan severity.
Likelihood adalah probabilitas terjadinya kecelakaan
kerja. Parameter pengukuran likelihood yang
digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa
sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu
kecelakaan kerja. Risk rating menggambarkan
seberapa besar dampak dari potensi bahaya yang
diidentifikasi yang kemudian akan dilihat dengan
bantuan tabel risk matrix. Contoh dari risk
assessment pada Tabel 5.
Tabel 5. Penilaian Resiko Pengelasan
Percikanapilas
TerhadapManusia .Cederaanggotabadan 2 2 4 Sedang
TerhadapLingkungan
TerhadapAsset Kebakaran/Kerusakanasset 4 3 12 Ekstrim
Nilai
Signfikan
Resiko
1 Pengelasan
No Proses PotensiBahaya Risiko S P
Hasil Penilaian berdasarkan risk assessment
terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan
infrastuktur. Penilaian risiko ditujukan untuk
menyusun prioritas penanganan bahaya yang sudah
diidentifikasi. Tindakan kontrol dimulai dari bahaya
yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih
rendah tingkat bahayanya. Nilai risiko yang ada
dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur
untuk sebagian besar jenis kegiatan risiko bahanya
sedang 54%, terdapat juga risiko tinggi 27%, rendah
16% dan extrim 3% Prioritas risiko yang perlu
dilakukan adalah meniminalisir risiko yang ada,
dengan cara rekayasa engineering/modifikasi,
training, instruksi kerja dan pemakaian alat
pelindung diri yang sesuai.
Persentase hasil risk assessment dapat dilihat
Gambar 2 melihat tingkat risiko pada kegiatan
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
285
proses tindakan perbaikan dan perawatan
infarstuktur penting maka perlu dilakukan risk
control atau pengendalian untuk meminimalisir
tingkat risiko yang ada.
Gambar 2. Persentase Risiko
2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control)
Risk control bertujuan untuk meminimalkan
tingkat risiko dari potensi bahaya yang ada. Contoh
dari risk control dapat dilihat pada Tabel 6
Tabel 6. Risk Control
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau
menurunkan tingkat risiko agar menjadi rendah
yaitu:
Untuk terkena sengatan listrik pada saat
menghidupkan panel operasional, tindakan
pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan
dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan
sarung tangan kulit. Hal ini sesuai dengan UU No. 1
Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja,
yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Per.
03/MEN/1998 tentang cara pelaporan dan
pemeriksaan kecelakaan serta pemasangan instalasi
listrik telah sesuai dengan Kepmenaker.
75/MEN/2002 tentang pemberlakuan (SNI) standard
nasional Indonesia nomor 04-0225-2000 mengenai
persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000)
dan membuat intruksi kerja pemasangan atau
instalasi di tempat kerja.
Untuk iritasi karena percikan dan terserap ke
dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena
menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan
pengendalian/pengurangan risiko dengan
menggunakan APD (googles, masker) MSDS
material, serta larangan makan dan minum di tempat
kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. Tahun 1970
pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban
bila memasuki tempat kerja dan Kepmenaker.
333/MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan
penyakit akibat kerja dan Kepmenaker.
187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia
berbahaya serta PP No. 18 tahun 1999 revisi PP
101/2014 di pengendalian sampah B3 padat/non
organik, dan IK Waste Management di tempat kerja
serta di lakukan sosialisai dan pelatihan pengunaan
APD yang benar dan penanganan bahan kimia .
Untuk kebakaran, tindakan pengendalian resiko
dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam
kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker
No. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan
dab pemeliharaan APAR, dan Kep. 186/MEN/1999
tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja. PerMenaker Per 02/Men/1983 tentang
Penetapan sistem permit to work meliputi:
Penentuan sistem proteksi dari proses pengelasan
dan. Kesiapan peralatan penanganan kondisi darurat
serta melalukan sosialisasi dan pelatihan tanggap
darurat
Untuk kebisingan, tindakan pengendalian yang
dilakukan dengan menggunakan APD berupa eur
plug dan noise monitoring. Hal ini telah sesuai
dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 13 tentang
keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki
tempat kerja dan Kep. 51/MEN/1999 tentang nilai
ambang batas (NAB) faktor fisika di tempat kerja.
Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan
pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan
APD yaitu safety belt dan body harness pada saat
bekerja di tempat ketinggian serta melakukan
rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan
hand rail. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1
tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
3. KESIMPULAN
Hasil identifikasi terdapat 52 bahaya risiko dari 5
proses kegiatan dan risk assessment terdapat 70
risiko bahaya dalam tindakan perawatan. Kontrol
dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi
kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya
sehingga prosesnya menjadi aman. Nilai risiko
tindakan perawatan dan perbaikan infastuktur untuk
risiko bahaya rendah 16% sedang 54%, terdapat
risiko tinggi 27%, dan extrim 3%.
Percikan api
las
Terhadap
Manusia
. Cedera
anggota
badan
Sedang 4 Alat Pelindung
Diri(sarung
tangan las, Masker
Las dan helmet
PerMankerTrans
No:
08/MEN/VII/201
0
Terhadap Lingkungan
Terhadap
Asset
Kebakaran/
Kerusakan
asset
Ekstrim 6,7 Penetapan sistem
permit to work
meliputi:
Penentuan sistem
proteksidari
proses pengelasan
dan Kesiapan
peralatan
penanganan
kondisidarurat
PerMenaker
Per02/Men/1983
Pengendalian
Signfikan
Resiko
Pengelasan
Rencana
Pengendalian
Legal&Other
Requiremet
Proses
Potensi
Bahaya
Risiko
Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3
Serang, 12 Desember 2015
286
Pengendalian resiko yang diusulkan antara lain
adalah untuk terkena sengatan listrik pada saat
menghidupkan panel operasional, tindakan
pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan
dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan
sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan
terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan
pernafasan karena menghirup gas/uap dapat
dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko
dengan menggunakan APD (googles, masker)
MSDS material, serta larangan makan dan minum di
tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian
resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat
pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari
ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan
dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan
body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian
serta melakukan rekayasa engineering atau
modifikasi pemasangan hand rail
PUSTAKA
Irawan, S, Panjaitan, T, WS, & Bendatu, L, M,
2015. Penyusunan Hazard Identification Risk
Assessment and Risk Control (HIRARC) di PT.
X, Jurnal Titra, Vol. 3 (1): 15-18.
Mangkunegara, A. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Narbuko, A. 2005 Metodologi Penelitian. Jakarta :
Bumi Aksara.
Peraturan Menteri No. PER-05/MEN/1996 tentang
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja Jakarta: Departemen Tenaga Kerja.
Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta:
PT. Dian Rakyat
Standard Australia License. 1999. AS/NZS
4360:1999 Risk managementin Security Risk
Analysis, Brisbane: ISMCPI
Suma’mur, PK. 1986. Keselamatan Kerja dan
Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
Wijaya, A, Panjaitan, WS & Palit, H,C, Evaluasi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan
Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand
Indonesia, Jurnal Titra, Vol 3(1); 29-34.

More Related Content

What's hot

Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Dony Bagus Kharisma Putra
 
Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3Macan Sumatra
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambanganIpung Noor
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Kanaidi ken
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptdennisjuntak
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-daruratAgus Witono
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3Ainur
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Yoga Firmansyah
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3UNESA
 
Perencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratPerencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratHerry Prakoso
 
BBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxBBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxDian Bastian
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt Winarso Arso
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaSyaifi Al-Mahfudzi
 

What's hot (20)

Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
Materi Seminar Nasional K3 (Pak Tonny H. Gultom ) - BBS dan Observasi perilak...
 
Safety induction
Safety inductionSafety induction
Safety induction
 
Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3Statistik dan analisa k3
Statistik dan analisa k3
 
K3 pertambangan
K3 pertambanganK3 pertambangan
K3 pertambangan
 
Dasar k3
Dasar k3Dasar k3
Dasar k3
 
investigasi kecelakaan
investigasi kecelakaaninvestigasi kecelakaan
investigasi kecelakaan
 
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)_ Materi Training "MANAJEMEN PERSONALIA"
 
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.pptidentifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
identifikasi-bahaya-dan-penilaian-risiko.ppt
 
Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3Manajemen risiko k3
Manajemen risiko k3
 
190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat190371290 tanggap-darurat
190371290 tanggap-darurat
 
Hirarki pengendalian bahaya
Hirarki pengendalian bahayaHirarki pengendalian bahaya
Hirarki pengendalian bahaya
 
SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3SMK3 & P2K3
SMK3 & P2K3
 
Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014Emergency response plan latest april 2014
Emergency response plan latest april 2014
 
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
PPT Manajemen Quality Control: K3 dan SMK3
 
Perencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap DaruratPerencanaan Tanggap Darurat
Perencanaan Tanggap Darurat
 
BBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxBBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptx
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 
1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt 1. keselamatan kerja.ppt
1. keselamatan kerja.ppt
 
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahayaMateri k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
Materi k3 prosedur keselamatan kerja dan simbol bahaya
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 

Viewers also liked

Viewers also liked (12)

Pertemuan 4
Pertemuan 4Pertemuan 4
Pertemuan 4
 
K3 Kelistrikan Industri
K3 Kelistrikan IndustriK3 Kelistrikan Industri
K3 Kelistrikan Industri
 
Shock listrik
Shock listrikShock listrik
Shock listrik
 
Sejarah listrik
Sejarah listrikSejarah listrik
Sejarah listrik
 
Buku k3 a5
Buku k3 a5Buku k3 a5
Buku k3 a5
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Teknik pemenfaatan tenaga listrik
Teknik pemenfaatan tenaga listrikTeknik pemenfaatan tenaga listrik
Teknik pemenfaatan tenaga listrik
 
Pengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 ListrikPengawasan K3 Listrik
Pengawasan K3 Listrik
 
Teknik listrik industri jilid 1
Teknik listrik industri jilid 1Teknik listrik industri jilid 1
Teknik listrik industri jilid 1
 
Keselamatan laboratorium
Keselamatan laboratorium Keselamatan laboratorium
Keselamatan laboratorium
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
 
Generator report pada ak3 listrik
Generator report pada ak3 listrikGenerator report pada ak3 listrik
Generator report pada ak3 listrik
 

Similar to K3 PERAWATAN

HIRARC_Malay.pdf
HIRARC_Malay.pdfHIRARC_Malay.pdf
HIRARC_Malay.pdfmuzamil29
 
IBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfIBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfryananda3
 
Manajemen risiko
Manajemen risiko Manajemen risiko
Manajemen risiko Senju VII
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdfnagaganas1
 
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdf
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdfmenerapkan sistem manajemen risiko k3.pdf
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdfAchmadDwitamaKarisma
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen RisikoAl Marson
 
Management Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxManagement Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxGintarWardoyo
 
4. Manajemen Risiko.pptx
4. Manajemen Risiko.pptx4. Manajemen Risiko.pptx
4. Manajemen Risiko.pptxaipipihsopiah
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptimamdiani
 
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdf
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdfK3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdf
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdfDeborahSuharjo
 
Presentation Manrisk 2020.pdf
Presentation Manrisk 2020.pdfPresentation Manrisk 2020.pdf
Presentation Manrisk 2020.pdffahrizazulkarnaen
 
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptxEmySumartini
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Randy Susmitawan
 
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptx
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptxHirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptx
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptxbedjo2
 
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptx
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptxKONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptx
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptxlilik85
 

Similar to K3 PERAWATAN (20)

HIRARC_Malay.pdf
HIRARC_Malay.pdfHIRARC_Malay.pdf
HIRARC_Malay.pdf
 
IBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdfIBPR-2023.pdf
IBPR-2023.pdf
 
Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel   Risk assessment bengkel
Risk assessment bengkel
 
Manajemen risiko
Manajemen risiko Manajemen risiko
Manajemen risiko
 
Pembahasan
PembahasanPembahasan
Pembahasan
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
 
56 220-1-pb
56 220-1-pb56 220-1-pb
56 220-1-pb
 
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdf
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdfmenerapkan sistem manajemen risiko k3.pdf
menerapkan sistem manajemen risiko k3.pdf
 
vm_gl_hirarc.pdf
vm_gl_hirarc.pdfvm_gl_hirarc.pdf
vm_gl_hirarc.pdf
 
Manajemen Risiko
Manajemen RisikoManajemen Risiko
Manajemen Risiko
 
Management Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptxManagement Resiko RS.pptx
Management Resiko RS.pptx
 
4. Manajemen Risiko.pptx
4. Manajemen Risiko.pptx4. Manajemen Risiko.pptx
4. Manajemen Risiko.pptx
 
Job Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.pptJob Safety Analysis.ppt
Job Safety Analysis.ppt
 
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdf
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdfK3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdf
K3 DAN MANAJEMEN RISIKO 2022-converted.pdf
 
Presentation Manrisk 2020.pdf
Presentation Manrisk 2020.pdfPresentation Manrisk 2020.pdf
Presentation Manrisk 2020.pdf
 
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
8.1 Manajemen Manajemen Manajemen Risiko.pptx
 
117.ppt
117.ppt117.ppt
117.ppt
 
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
Teknik identifikasi-bahaya-rev-1-0
 
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptx
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptxHirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptx
Hirarki Pengendalian Kontrol (Kel3).pptx
 
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptx
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptxKONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptx
KONSEP dan ALAT MANAJEMEN RISIKO_JULI 2022_ LENGKAP.pptx
 

Recently uploaded

Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 

Recently uploaded (10)

Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 

K3 PERAWATAN

  • 1. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 281 IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO K3 PADA TINDAKAN PERAWATAN & PERBAIKAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESMENT RISK CONTROL) PADA PT. X Supriyadi1 , Ahmad Nalhadi2 , Abu Rizaal 3 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya 21) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya 31) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten E-mail: supriyadimti@gmail.com 1), irqi02@gmail.com 2), aburizaal-mncc@msn.com 3) ABSTRAKS Setiap lingkungan atau tempat kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja disebabkan oleh tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Tujuan dari penelitian adalah mencegah terjadinya bahaya risiko K3 terhadap tindakan perawatan, dan mengetahui sumber bahaya keselamatan dan kesehatan kerja dalam tindakan perawatan dan perbaikan dalam sistem yang diterapkan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif yang mendeskripsikan terkait identifikasi dan penilaian risiko K3. Pengambilan data mengenai identifikasi dan penilaian risiko dianalisa dengan HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control), kemudian akan dievaluasi dan ditentukan upaya perbaikan dan pengendalian risiko bahaya di tempat kerja sehingga tempat kerja menjadi aman. Hasil penelitian ini adalah hasil risk assessment teridentifikasi 70 resiko dari 52 bahaya dari 5 proses tindakan perawatan dan perbaikan yang di klasifikasikan risiko rendah 16 %, sedang 54 %, tinggi 27% dan extrim 3%. Pengendalian risiko untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail Kata Kunci: Risiko, Keselamatan Kerja, Identifikasi Bahaya dan HIRARC. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lingkungan kerja mengandung potensi bahaya yang tinggi sehingga diperlukan suatu upaya pencegahan dan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena adanya risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Secara garis besar penyebab kecelakaan kerja disebebkan oleh faktor-faktor, yaitu tindakan orang yang tidak mematuhi keselamatan kerja (unsafe action) dan keadaan-keadaan lingkungan atau proses dan sistem yang tidak aman (unsafe condition). Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengendalian untuk mencegah dan mengurangi potensi terjadinya kecelakaan kerja agar perusahaan mencapai tujuan program K3 yaitu zero accident sesuai apa yang diinginkan oleh perusahaan dan pihak-pihak terkait. Kelancaran kegiatan operasional dan kesiapan alat, fasilitas dalam melaksanakan tugas-tugasnya adalah salah satu tugas utama departemen maintenance untuk menjaga tingkat kesiapan alat dan fasilitas serta infastuktur agar dapat beroperasi secara lancar sesuai yang dikehendaki oleh karena itu tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur menjadi peran utama Gambar 1. Tinjauan Incident dan Accident
  • 2. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 282 Tindakan proses perbaikan dan perawatan dapat berpotensi terjadi kecelakan kerja karena (unsafe action) atau pun (unsafe condition), dengan melakukan identifikasi bahaya dan risiko serta pengendalianya dengan metode JSA (Job Safety Analysis) dapat mengurangi terjadinya kecelakaan kerja. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA (Job Safety Analysis) adalah Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja serta menentukan bagaimana untuk mengontrol bahayanya tetapi dalam hal ini kekurangan metode JSA (Job Safety Analysis) adalah tidak dapat menganalisa risiko dan menilai bahaya risiko atau risk assessment yang ada dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur di PT X Metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) adalah serangkaian proses identifikasi bahaya yang terjadi dalam aktivitas rutin maupun non rutin di perusahaan yang diharapkan dapat dilakukan usaha untuk pencegahan dan pengurangan terjadinya kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan, dan menghindari serta minimalisir risiko dengan cara yang tepat dengan menghindari dan mengurangi risiko terjadinya kecelakaan kerja serta pengendaliannya dalam melakukan proses kegiatan perbaikan dan perawatan sehingga prosesnya menjadi aman. Identifikasi bahaya serta penilaian risiko dan pengendaliannya merupakan bagian dari sistem manajemen risiko yang merupakan dasar dari SMK3 sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terdiri dari identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko (risk control) Tujuan dari penelitian adalah untuk mangetahui tingkat bahaya dan risiko K3 pada tindakan perbaikan dan perawatan dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dan melakukan pencegahan dan pengendalian kecelakaan kerja dapat memberikan alternatif perbaikan manajemen K3. 1.2 Tinjauan Pustaka Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur. Salah satu tujuan K3 adalah untuk mencapai Zero Accident. (Ramli. 2010.) Manajemen risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Manajemen risiko K3 berkaitan dengan bahaya dan risiko yang ada di tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi peusahaan (Ramli, 2010). Implementasi K3 dimulai dengan perencanaan yan baik dimulai dengan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control). Penilaian risiko menurut standard AS/NZS 4360, kemungkinan atau Likelihood diberi rentang antara suatu risiko yang jarang terjadi sampai dengan risiko yang terjadi setiap saat. HIRARC menurut OHSAS 18001 adalah merupakan elemen pokok dalam sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya pencegahan dan pengendalian bahaya di samping itu HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) juga merupakan bagian dari “Risk Management” yang harus dilakukan di seluruh aktivitas organisasi untuk menetukan kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan dampak serius terhadap keselamatan dan kesehatan kerja (Ramli, 2010). Identifikasi bahaya adalah landasan dari program pencegahan kecelelakaan atau pengendalian risiko. Tanpa mengenal bahaya maka tidak dapat ditentukan sehingga upaya pencegahan dan pengendalian risiko tidak dapat dijalankan Berikut ini merupakan langkah-langka manajemen resiko dengan menggunakan HIRARC (Suma’mur, 1986): 1. Hazard Identification Proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan. 2. Risk Assesment Suatu proses penilaian risiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja. 3. Risk Control Suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Dari hasil analisa dapat diditentukan peringkat nilai risiko sehingga dapat di lakukan penilaian risiko yang memiliki dampak penting terhadap perusahaan dan risiko tidak penting. Hasil analisa risiko dievaluasi dan dibandingkaan dengan kriteria yang telah ditetapkan atau baku dan norma yang berlaku untuk menetukan apakah risiko tersebut penting atau tidak penting, jika penting harus dikelola atau ditangani dengan baik. Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan-tindakan yang diambil untuk
  • 3. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 283 meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi engineering control warning system administrative control dan alat pelindung diri Berikut ini matrik yang digunakan untuk penilaian dalam jurnal penyusunan HIRARC (Irawan, Panjaitan dan Bendatu 2015) Tabel 1 Skala “Probability” Pada Standard AS/NZS 4360 Tingkat Kriteria Penjelasan 1 Insignifican (tidak bermakna) Tidak ada kerugian, material sangat kecil 2 Minor (kecil) Cidera ringan memerlukan perawatan p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian, kerugian material sedang 3 Moderate (sedang) Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian material cukup besar. 4 Major (besar) Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar 5 Catastrophic (bencana) Menyebabkan bencana material sangat besar Tabel 2. Skala “Severity” Pada Standard AS/NZS 4360 Tingkat Kriteria Penjelasan 1 Insignifican (tidak bermakna) Tidak ada kerugian material sangat kecil 2 Minor (kecil) Cidera ringan memerlukan perawatan p2k3 langsung dapat ditangani di lokasi kejadian kerugian material sedang 3 Moderate (sedang) Hilang hari kerja, memerlukan perawatan medis, kerugian material cukup besar. 4 Major (besar) Cidera mengakibatkan cacat atau hilang fungsi tubuh secara total kerugian material besar 5 Catastrophic (bencana) Menyebabkan bencana material sangat besar Tabel 3. Skala “Risk Matrik” Pada Standard AS/NZS 4360 Kemungkinan Konsekuensi 1 2 3 4 5 5 H H E E E 4 M H E E E 3 L M H E E 2 L L M H E 1 L L M H H Hasil dari risk assessment akan dijadikan dasar untuk melakukan risk control. Kendali (kontrol) terhadap bahaya di lingkungan kerja adalah tindakan yang diambil untuk meminimalisir atau mengeliminasi risiko kecelakaan kerja melalui eliminasi, subtitusi engginering control warning system administrative control dan alat pelindung diri 1.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Menurut Nurbuko (2005), metode deskriptif yaitu memberikan gambaran secara jelas suatu masalah dan keadaan berdasarkan data-data yang sebenarnya, sehingga hanya merupakan pengungkapan suatu fakta dan data yang diperoleh serta digunakan sebagai bahan penulisan. Analisis pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan lapangan dan analisis dokumen dengan metode HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control) dengan tahapan mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko serta pengendalianya kemudian dilakukan analisis risk rating untuk mengetahui tingkat risiko yang ada. 2. PEMBAHASAN Pengolahan data akan dilakukan dengan metode HIRARC yang terdiri dari hazard identification, risk assessment, dan risk control. Potensi penurunan risk rating akan dibuat setelah pembuatan risk control. Potensi penurunan dibuat sebagai acuan atau target dari hasil risk control. 2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) Proses identifikasi bahaya adalah proses lanjutan dari identifikasi kegiatan, pada proses identifikasi bahaya akan dilakukan penjabaran resiko dari setiap kegiatan yang sudah diidentifikasi. Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu: pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian, pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan
  • 4. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 284 dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian alat pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja. Konsultasi dengan karyawan yang berpengalaman adalah salah satu hal yang paling mudah dan efektif dalam proses pengidentifikasian bahaya di tempat kerja, karyawan tersebut lebih tahu apa saja yang dapat dilakukan dengan cara yang salah dan mereka tahu alasan kenapa, berdasarkan pengalaman kerja mereka sebelumnya. Adapun bagian-bagian yang terdapat pada bagian ini kegiatan atau aktivitas yang dilakukan yaitu: pekerjaan panas yang di dalamnya terdapat pengelasan, pengerindaan, pemotongan, serta pengeboran. Pekerjaan dingin bekerja di ketinggian, pengecatan perbaikan intalasi pipa, perbaikan mesin/pompa sera perbaikan listrik, civil dan mechanic. Pada bagian ini kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan perawatan. Tindakan perawatan infrastuktur paling banyak adanya kecelakaan dan perbuatan yang mengarah pada tindakan yang mengandung bahaya kerja selalu diikuti dengan potensi terjadinya kecelakaan kerja akibat kurangnya perhatian manusia, cara penggunaan peralatan yang salah atau tidak semestinya, pemakaian alat pelindung diri yang kurang baik dan kesalahan lain yang terjadi dilingkungan kerja. Contoh hasil dari hazard identification dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Identifikasi Bahaya dan Risiko K3 No Proses Potensi Bahaya Risiko 1 Pengelasan A.Terkena asap las - Manusia - Lingkungan - Asset B. Percikan api las - Manusia - Lingkungan - Asset C. Radiasi sinar las - Manusia - Lingkungan - Asset D.Tersengat arus listrik - Manusia - Lingkungan - Asset E. Hubugan arus Ganguan pernafasan - - Cedera anggota badan Kebakaran/kerusakan asset Ganguan penglihatan - - Cedera anggota badan/kematian - - pendek - Manusia - Lingkungan - Asset Cedera anggota badan - Kebakaran/ledakan 2.2 Penilaian Resiko (Risk Assessment) Penilaian potensi bahaya yang diidentifikasi bahaya risiko melalui analisa dan evaluasi bahaya risiko yang dimaksudkan untuk menentukan besarnya risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan terjadi dan besar akibat yang ditimbulkan. Penelitian resiko (risk assessment) mencakup dua tahap proses yaitu menganalisa resiko (risk analysis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Kedua tahap ini sangat penting karena akan menentukan langkah dan strategi pengendalian risiko. Parameter yang digunakan untuk melakukan penilaian resiko adalah likelihood dan severity. Likelihood adalah probabilitas terjadinya kecelakaan kerja. Parameter pengukuran likelihood yang digunakan dalam penelitian ini adalah seberapa sering terjadinya kegiatan yang dapat memicu kecelakaan kerja. Risk rating menggambarkan seberapa besar dampak dari potensi bahaya yang diidentifikasi yang kemudian akan dilihat dengan bantuan tabel risk matrix. Contoh dari risk assessment pada Tabel 5. Tabel 5. Penilaian Resiko Pengelasan Percikanapilas TerhadapManusia .Cederaanggotabadan 2 2 4 Sedang TerhadapLingkungan TerhadapAsset Kebakaran/Kerusakanasset 4 3 12 Ekstrim Nilai Signfikan Resiko 1 Pengelasan No Proses PotensiBahaya Risiko S P Hasil Penilaian berdasarkan risk assessment terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan infrastuktur. Penilaian risiko ditujukan untuk menyusun prioritas penanganan bahaya yang sudah diidentifikasi. Tindakan kontrol dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya. Nilai risiko yang ada dalam tindakan perbaikan dan perawatan infastuktur untuk sebagian besar jenis kegiatan risiko bahanya sedang 54%, terdapat juga risiko tinggi 27%, rendah 16% dan extrim 3% Prioritas risiko yang perlu dilakukan adalah meniminalisir risiko yang ada, dengan cara rekayasa engineering/modifikasi, training, instruksi kerja dan pemakaian alat pelindung diri yang sesuai. Persentase hasil risk assessment dapat dilihat Gambar 2 melihat tingkat risiko pada kegiatan
  • 5. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 285 proses tindakan perbaikan dan perawatan infarstuktur penting maka perlu dilakukan risk control atau pengendalian untuk meminimalisir tingkat risiko yang ada. Gambar 2. Persentase Risiko 2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control) Risk control bertujuan untuk meminimalkan tingkat risiko dari potensi bahaya yang ada. Contoh dari risk control dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 6. Risk Control Upaya yang dilakukan untuk mengurangi atau menurunkan tingkat risiko agar menjadi rendah yaitu: Untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit. Hal ini sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Per. 03/MEN/1998 tentang cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan serta pemasangan instalasi listrik telah sesuai dengan Kepmenaker. 75/MEN/2002 tentang pemberlakuan (SNI) standard nasional Indonesia nomor 04-0225-2000 mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000) dan membuat intruksi kerja pemasangan atau instalasi di tempat kerja. Untuk iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja. Hal ini sesuai dengan UU No. Tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Kepmenaker. 333/MEN/1989 tentang diagnosis dan pelaporan penyakit akibat kerja dan Kepmenaker. 187/MEN/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya serta PP No. 18 tahun 1999 revisi PP 101/2014 di pengendalian sampah B3 padat/non organik, dan IK Waste Management di tempat kerja serta di lakukan sosialisai dan pelatihan pengunaan APD yang benar dan penanganan bahan kimia . Untuk kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, Permenaker No. 04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dab pemeliharaan APAR, dan Kep. 186/MEN/1999 tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja. PerMenaker Per 02/Men/1983 tentang Penetapan sistem permit to work meliputi: Penentuan sistem proteksi dari proses pengelasan dan. Kesiapan peralatan penanganan kondisi darurat serta melalukan sosialisasi dan pelatihan tanggap darurat Untuk kebisingan, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD berupa eur plug dan noise monitoring. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 pasal 13 tentang keselamatan kerja, yaitu kewajiban bila memasuki tempat kerja dan Kep. 51/MEN/1999 tentang nilai ambang batas (NAB) faktor fisika di tempat kerja. Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail. Hal ini telah sesuai dengan UU No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja. 3. KESIMPULAN Hasil identifikasi terdapat 52 bahaya risiko dari 5 proses kegiatan dan risk assessment terdapat 70 risiko bahaya dalam tindakan perawatan. Kontrol dimulai dari bahaya yang mempunyai risiko tinggi kemudian yang lebih rendah tingkat bahayanya sehingga prosesnya menjadi aman. Nilai risiko tindakan perawatan dan perbaikan infastuktur untuk risiko bahaya rendah 16% sedang 54%, terdapat risiko tinggi 27%, dan extrim 3%. Percikan api las Terhadap Manusia . Cedera anggota badan Sedang 4 Alat Pelindung Diri(sarung tangan las, Masker Las dan helmet PerMankerTrans No: 08/MEN/VII/201 0 Terhadap Lingkungan Terhadap Asset Kebakaran/ Kerusakan asset Ekstrim 6,7 Penetapan sistem permit to work meliputi: Penentuan sistem proteksidari proses pengelasan dan Kesiapan peralatan penanganan kondisidarurat PerMenaker Per02/Men/1983 Pengendalian Signfikan Resiko Pengelasan Rencana Pengendalian Legal&Other Requiremet Proses Potensi Bahaya Risiko
  • 6. Seminar Nasional Riset Terapan 2015 | SENASSET 2015 ISBN: 978-602-73672-0-3 Serang, 12 Desember 2015 286 Pengendalian resiko yang diusulkan antara lain adalah untuk terkena sengatan listrik pada saat menghidupkan panel operasional, tindakan pengendalian/penurunan risiko dapat dilakukan dengan penggunaan APD seperti safety shoes dan sarung tangan kulit, iritasi karena percikan dan terserap ke dalam mata dan kulit, gangguan pernafasan karena menghirup gas/uap dapat dilakukan tindakan pengendalian/pengurangan risiko dengan menggunakan APD (googles, masker) MSDS material, serta larangan makan dan minum di tempat kerja, kebakaran, tindakan pengendalian resiko dapat dilakukan yaitu penyedian alat pemadam kebakaran dan Untuk jatuh dari ketinggian, tindakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan APD yaitu safety belt dan body harness pada saat bekerja di tempat ketinggian serta melakukan rekayasa engineering atau modifikasi pemasangan hand rail PUSTAKA Irawan, S, Panjaitan, T, WS, & Bendatu, L, M, 2015. Penyusunan Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) di PT. X, Jurnal Titra, Vol. 3 (1): 15-18. Mangkunegara, A. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Narbuko, A. 2005 Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Peraturan Menteri No. PER-05/MEN/1996 tentang Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja Jakarta: Departemen Tenaga Kerja. Ramli, S. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: PT. Dian Rakyat Standard Australia License. 1999. AS/NZS 4360:1999 Risk managementin Security Risk Analysis, Brisbane: ISMCPI Suma’mur, PK. 1986. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko Gunung Agung. Wijaya, A, Panjaitan, WS & Palit, H,C, Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen Pokphand Indonesia, Jurnal Titra, Vol 3(1); 29-34.