1. Implementasi Infection
Control Risk Assesment
(ICRA) di FKTP
Endi Suyatno, S. Kep., Ns., M. Kep
Disampaikan dalam Workshop PPI seri
Lafkespri 11 Agustus 2022
3. HH
APD
Limbah
Lingkungan
Peralatan Perawatan Ps
Penanganan Linen
Kes. Karyawan
Penempatan Pasien
Etika batuk
Penyuntikan yang aman
Praktil lumbal punksi
Airborne
Droplet
Contact
Menerapkan
Bundles of
HAIs
Audit
ICRA
IPCN/KOORD PPI/
TIM PPI
Komite PPI
Tim PPI
IPCN/Koor PPI
PPRA
HAIs
VAP, IAD
IDO, ISK
Masalah Mortalitas
Morbiditas
Biaya
Tuntutan
hukum
PENDAHULUAN
4. Pencegahan dan
pengendalian infeksi di
rumah sakit dan
fasilitas pelayanan
kesehatan
upaya kegiatan untuk
meminimalkan atau
mencegah terjadinya infeksi
pada pasien, petugas,
pengunjung dan masyarakat
sekitar rumah sakit.
Pengendalian infeksi harus
dilaksanakan oleh semua
rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan
lainnya
PMK 27 TAHUN 2017
Salah satu program Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi (PPI)
adalah kegiatan menilai risiko
Infeksi (ICRA).
PENDAHULUAN
5. Infection Control Risk Assessment (ICRA) adalah suatu kegiatan
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan rumah sakit untuk
menilai dan mengontrol risiko infeksi di rumah sakit yang
dilakukan per unit bagian/instalasi di rumah sakit.
Infection Control Risk Assessment (ICRA) merupakan suatu
sistem pencegahan pengendalian infeksi yang terukur dengan
melihat kontinuitas dan probabilitas aplikasi program
LATAR BELAKANG
6. PENGERTIAN
Menurut definisi APIC (Association for Professionals In Infection Control and
Epidemiology), ICRA merupakan suatu perencanaan proses dan bernilai penting
dalam menetapkan program dan pengembangan kontrol infeksi
ICRA merupakan bagian proses perencanaan pencegahan dan kontrol infeksi,
sarana untuk mengembangkan perencanaan, pola bersama menyusun
perencanaan, menjaga fokus surveilans dan aktivitas program lainnya, serta
melaksanakan program pertemuan reguler dan upaya pendanaan (Lardo, 2016).
7. Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan,
baik kejadian yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan
dan suatu yang rentan melalui proses yang logis, dengan memprioritaskan area
yang akan di perbaiki berdasarkan dampak yang akan di timbulkan baik aktual
maupun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan ataupun service yang
diberikan
Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yang dihadapi,
kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko.
Harus dilakukan oleh seluruh staf dan semua pihak yg terlibat termasuk pasien
dan publik
RISK ASSESMENT
8. TUJUAN ICRA
1. Tercapainya perlindungan terhadap pasien, petugas dan
pengunjung rumah sakit dari risiko infeksi.
2. Tersusunnya data identifikasi dan grading risiko infeksi di rumah
sakit.
3. Tersedianya acuan penerapan langkah-langkah penilaian risiko
infeksi di rumah sakit.
4. Tersedianya rencana program pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi di seluruh area rumah sakit
11. The risk assessment and management flowchart
Source: Australian Guidelines for the Prevention and Control of Infections in Health
Care (NHMRC 2010) - Adapted
BAGAIMANA MELAKUKAN ICRA
12. 1. Bentuk tim untuk melakukan penilaian risiko.
2. Identifikasi faktor risiko potensial di setiap kategori berikut:
Komunitas dan populasi dilayani
Berpotensi terkena infeksi spesifik
Praktik pengobatan dan perawatan
Pembersihan, desinfeksi, dan penanganan instrumen dan perangkat medis
Lingkungan perawatan
Manajemen darurat
Orang lain yang diidentifikasi oleh organisasi
PROSES PENILAIAN RISIKO
13. 3. Menilai setiap faktor risiko potensial berdasarkan hal-hal berikut:
a. Probabilitas kejadian / kondisi yang terjadi ditentukan dengan mengevaluasi risiko dari
potensi ancaman yang sebenarnya terjadi Informasi mengenai data historis, data surveilans
infeksi, ruang lingkup layanan yang disediakan oleh fasilitas, dan lingkungan area
sekitarnya.
b. Potensi dampak kejadia / kondisi terhadap pasien dan personel, ditentukan dengan
mengevaluasi potensi pasien sakit, cedera, infeksi, kematian, kebutuhan masuk ke fasilitas
rawat inap; potensi penyakit personel, cedera, infeksi, kekurangan; berpotensi
memengaruhi kemampuan organisasi untuk berfungsi / tetap terbuka; dan tingkat
dampak klinis dan finansial.
c. Kesiapan organisasi untuk menghadapi kejadian / kondisi ditentukan dengan
mempertimbangkan kebijakan dan prosedur yang sudah ada, pengalaman dan
tanggapan staf terhadap situasi aktual, serta layanan dan peralatan yang tersedia.
PROSES PENILAIAN RISIKO
14. 4. Setelah skor risiko ditetapkan dalam tiga kelompok penilaian, jumlahkan
jumlah di setiap kelompok untuk memberikan tingkat risiko numerik
untuk setiap peristiwa / kondisi.
5. Rangking acara / kondisi dari skor tertinggi hingga terendah dalam tabel
yang tersedia. Pilih risiko dengan skor tertinggi sebagai focus prioritas
untuk mengembangkan
CATATAN: Beberapa acara / ketentuan dengan skor lebih rendah dapat
dipilih karena merupakan persyaratan akreditasi atau peraturan.
PROSES PENILAIAN RISIKO
15. Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas (Change, likelihood) dari suatu
kejadian yang tidak diinginkan dan tingkat keparahan / besarnya dampak
dari kejadian tersebut
Risk Matrix Grading
16. SKOR RISIKO =
Nilai Probabilitas X Nilai Risiko/Dampak X Nilai Sistem yang ada
Program Prioritas Berdasarkan Nilai Terbesar
17. Sering digunakan
Untuk memetakan risiko terhadap probabilitas, dampak dan sistem yg ada
Risk Matrik efektif
Mudah digunakan dan dimengerti
Mempunyai deskripsi detail dan definitif
Menerangkan bagaimana risiko dapat di mitigasi pada tingkat yang bisa
ditolerir
RISK MATRIX GRADING
18. • Probability / Kemungkinan terjadi
• Impact atau Dampak
• Current Systems / Sistem kelanjuan
• Item tambahan boleh ditambahkan jika diperlukan
FORM PENGKAJIAN RISIKO
19. TK Risk Deskripsi Kejadian
1 Never Tidak pernah
2 Rare Jarang (Frekuensi 1-2 x /tahun)
3 Maybe Kadang (Frekuensi 3- 4 x/tahun)
4 likely Agak sering (Frekuensi 4-6 x/tahun)
5 Expect it Sering (Frekuensi > 6 – 12 x /tahun
20. TK
RIKS
Deskripsi Dampak
1 Minimal clinical • Tidak ada cedera
2 Moderate clinical • Cedera ringan , mis luka lecet
• Dapat diatasi dng P3K
3 Prolonged length of
stay
• Cedera sedang, mis : luka robek
• Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis atau intelektual
(reversibel. Tdk berhubungan dng penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang perawatan
4 Temporer loss of
function
• Cedera luas/berat, mis : cacat, lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/ psikologis atau intelektual
(ireversibel), tdk berhubungan dng penyakit
5 Katatropik Kematian yg tdk berhubungan dng perjalanan penyakit
21. TK RIKS Deskripsi Kegiatan
1 Solid Peraturan ada, fasilitas ada, dilaksanakan
2 Good Peraturan ada, fasilitas ada, tidak selalu
dilaksanakan
3 Fair Peraturan ada, fasilitas ada, tidak dilaksanakan
4 Poor Peraturan ada, fasilitas tidak ada, tidak
dilaksanakan
5 None Tidak ada peraturan
22.
23. No Jenis
Kelompok risiko
Skor Prioritas
1 Rendahnya kepatuhan
kebersihan tangan
100 1
2 Kurangnya Kepatuhan
menggunakan APD pada saat
Pembersihan alat
64 2
3 Belum Tersedia pintu penerimaan
barang kotor dengan
pendistribusian barang steril
64 3
PRIORITAS RENCANA TINDAK LANJUT
24. No Kegiatan Tujuan Intervensi Penanggung
jawab
Waktu Hasil yang
diharapkan
1 Rendanya
kepatuhan
kebersihan tangan
Tercapianya
kepatuhan
kebersihan
tangan menjadi
80% dalam satu
tahun
• Edukasi ulang
• Menyediakan sarana
kebersihan tangan
• Melakkan audit
kepatuhan
• Mendesiminasi hasil
audit kebersihan tangan
Komite PPI Satu bulan Kepatuhan
kebersihan
tangan 80%
tercapai
2 Meningkatkan
Kepatuhan
menggunakan APD
pada saat
Pembersihan alat
Tercapainya
Kepatuhan
Menggunakan
APD pada saat
Pembersihan
alat
Sosialisasi kembali
pentingnya
Menggunakan APD saat
Pembersihan alat
Komite PPI Satu bulan Kepatuhan
Penggunaan
APD mencapai
100 %
26. Pembongkaran,
Renovasi &
Bangunan/konstruksi,
di FKTP
Merupakan sumber
infeksi
Pemaparan
terhadap debu dan
kotoran konstruksi,
kebisingan, getaran,
kotoran dan bahaya
lain
bahaya potensial
terhadap fungsi
paru-paru
Keamanan staf
serta pengunjung
ICRA
PENDAHULUAN
27. Penilaian risiko pengendalian infeksi untuk
pembongkaran, konstruksi/bangunan, renovasi
gedung di rumah sakit
Indenfitikasi kelompok risiko
pasien
Proyek untuk menetapkan
kelas/tingkat infeksi
Tindak pengendalian infeksi
berdasarkan tingkat/kelas
infeksi dan monitoring
pelaksanaan
Matrix pengendalian infeksi
antara kelompok risiko pasien
dengan type kontruksi kegiatan
Identifikasi tipe/jenis
konstruksi kegiatan proyek
dengan kriteria
28. Infection Control Risk Assessment (ICRA) renovasi
dan bangunan adalah suatu proses
terdokumentasi yang dilakukan sebelum
memulai kegiatan pemeliharaan, perbaikan,
pembongkaran, konstruksi, maupun renovasi
untuk mengetahui risiko dan dampaknya
terhadap kualitas udara dengan
mempertimbangkan potensi pajanan pada
pasien, (PMK 27 tahun 2017)
ICRA renovasi dan bangunan merupakan suatu
pengkajian multidisiplin, yang prosesnya
didokumentasikan untuk mengidentifikasi
secara proaktif dan mengurangi risiko dari
infeksi yang bisa terjadi selama kegiatan
konstruksi. (APIC report, 2000)
PENGERTIAN
29. Mengapa perlu ICRA Renovasi & Bangunan ??
Meminimalisasi risiko infeksi FKTP (HAIs) pada pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar yang mungkin
bisa terjadi selama renovasi dan bangunan akibat dari
penyebaran jamur, bakteri di udara dengan debu atau
aerosol dan air.
01
Memonitor penyebaran debu dari komponen bangunan
selama renovasi di FKTP
02
30. Hal-hal Yang Perlu di Perhatikan
Asbestos
5 aspek utama yang harus menjadi pertimbangan
02
01 03 04 05
Akses
pekerja
Keamanan dan
kenyamanan
pasien, petugas,
pengunjung dan
masy sekitar FKTP
Perlindungan
terhadap
peralatan di
FKTP
Pengendalian debu dan
infeksi, karena partikel
debu mengandung jamur
(missal: Aspergillus spp.)
yang dapat
menyebabkan infeksi
Aspergillosis
32. 1. Pra Renovasi & Bangunan
Sebelum renovasi & membangun ada rapat
koordinasi antara bagian Tehnik, Tim/Koordinator
PPI, K3 dan Unit Sanitasi dan vendor
Tim/Koordinator PPI melakukan pengkajian risiko
dan membuat izin renovasi
Sebelum pelaksanaan renovasi dan pembangunan
Tim/Koordinator PPI, K3 dan Unit Sanitasi
Lingkungan memberikan edukasi kepada pihak
perencana dan pelaksana proyek.
38. Langkah Ke-3 :
Menentukan Level/Kelas ICRA Renovasi & Bangunan
Ditentukan berdasarkan tabel antara Tipe Aktivitas Konstruksi dan Kelompok Pasien Berisiko
Kelompok Pasien Berisiko Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D
Risiko Rendah I II II III/IV
Risiko Sedang I II III IV
Risiko Tinggi I II III/IV IV
Risiko Sangat Tinggi II III/IV III/IV IV
Note: Infection Control approval will be required when the Construction Activity and Risk Level indicate that Class
III or Class IV control procedures are necessary.
45. 2. Intra Renovasi & Bangunan
Selama dalam proses renovasi & bangunan, Tim pengawas proyek
(Bagian Tehnik, Tim/Koordinator PPIRS, K3 dan Unit Sanitasi Lingkungan)
melakukan monitoring terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai surat
kesepakatan bersama.
Selama proses renovasi & pembangunan pelaksana proyek wajib
mengenakan APD sesuai K3
48. 3. Post Renovasi & Pembangunan
1
• Lakukan General Cleaning sebelum ruangan diijinkan untuk
digunakan oleh pasien (Sanitasi & Tim/Koordinator PPI)
2
• Lakukan pemeriksaan kultur ruangan berdasarkan kelompok risiko
(Sanitasi & Tim/Koordinator PPI)
3
• Maintenan fungsi alat-alat yang ada (Bag Teknik)
4
• Lakukan evaluasi dengan menggunakan formulir ceklist post
kontruksi (Tim/Koordinator KPPI & K3)
49. Jumlah Mikroorganisme Tindakan
0-2 CFU / m3 ruang sudah dapat dipakai
> 2-4 CFU / m3 lakukan pembersihan ulang dan dilakukan
tes ulang
> 4-10 CFU / m3 menyelidiki, lakukan pembersihan ulang dan
dilakukan tes ulang
Kriteria Hasil Pemeriksaan Kultur Jamur Udara
50. ChecklistPost-Konstruksi
Tangga/jam Survey
Lokasi renovasi
Koordinator Proyek
Kegiatan YA Tdk Ket
A. Penyelesaian Proyek
1) Pembersihan debu dari udara dengan sistem penyedotan pipa/vacum
2) Pembersihan zona konstruksi sebelum memindahkan barrier konstruksi .
3) Pemeriksaan jamur dan lumut. Bila ditemukan lakukan pembersihan.
4) Verifikasi parameter ventilasi pada area baru sesuai kebutuhan.
5) Jangan menerima apabila terdapat kekurangan ventilasi terutama di daerah perawatan
khusus.
6) Bersihkan atau ganti filter sesuai prosedur penyedotan debu.
7) Pindahkan barrier dan bersihkan daerah dari semua debu yang dihasilkan selama
pekerjaan / proyek.
8) Pastikan bahwa keseimbangan tekanan udara di kamar operasi dan lingkungan
sekitarnya dapat dicapai sebelum ruangan digunakan.
9) Kondisi ruang sesuai indikasi terutama di kamar operasi dan lingkungan sekitarnya,
pastikan bahwa spesifikasi teknis sesuai yang disyaratkan.
B. Apakah system berikut ini diuji dan berfungsi baik?
1) Alarm kebakaran – lepaskan penutup detektor & lakukan pengujian dr panel kontrol
2) Sprinkler/Penyemprot air - terhubung ke saluran utama dan betekanan cukup
3) Listrik – pengujian switch/tombol dan pengontrolan
4) Sumber air buka, dan cek suhu
5) Gas Medis
6) Limbah – hilangkan sumbatan
7) Pemasangan filter, menghilangkan penyumbatan, uji keseimbangan tekanan
Formulir Post Renovasi & Bangunan
52. • ICRA Program harus ditinjau & diidentifikasi setidaknya setiap tahun
Memperioritaskan risiko :
Tidak membuat semuanya menjadi prioritas
Jangan menggunakan beberapa jenis tools untuk diprioritaskan
Lakukan pendokumentasian prioritas risiko dan diseleksi secara rasional
• Pengendalian dan sistem monitoring secara menyeluruh pada setiap proses renovasi dan bangunan
sangat dibutuhkan untuk meyakinkan bahwa perencanaan pre renovasi dan bangunan sudah
efektif.
• Hasil evaluasi juga harus selalu dikomunikasikan antara anggota tim melalui rapat koordinasi
(KPPIRS, K3RS, Kesling, Bag. Teknik, Unit/Dept, dan Vendor)
KESIMPULAN