2. Manajemen Risiko
Definisi Risiko
Risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, mmbahayakan) dari suatu
perbuatan atau tindakan penyimpangan negatif dari hasil yang diinginkan atau diharapkan.
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman , suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk penilaian
risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Manajemen risiko juga bisa diartikan sebagai proses
pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang dapat mengancam
kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan. Fokus manajemen risiko ini adalah mengenal pasti risiko
dan mengambil tindakan yang tepat terhadap risiko, yang tujuannya adalah secara terus menerus
menciptakan atau menambah nilai maksimum kepada semua kegiatan organisasi atau mengelola risiko.
Pengelolan akan berjalan baik apabila diketahui besar kecilnya risiko yang akan menjadi prioritas dalam
menetapkan kebijakan pengelolaan risiko.
3. Risiko berhubungan dengan ketidakpastian. Ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak
tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat
berakibat menguntungkan atau merugikan.menurut Wideman, ketidak pastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity), sedangkan ketidak pastian
yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan istilah risiko (Risk). Secara umum risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yang akan datang yang melibatkan perubahan seperti
perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat) selain itu melibatkan pilihan dan ketidakpastian bahwa
pilihan itu akan dilakukan.
4. Strategi yang dapat diambil adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negative risiko, dan menampung sebagian atau konsekuensi risiko
tertentu. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-
beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh
masyarakat.
Dalam perkembangannya Risiko-risiko yang dibahas dalam manajemen risiko dapat diklasifikasi
menjadi
•Risiko Operasional
•Risiko Hazard
•Risiko Finansial
•Risiko Strategik
Hal ini menimbulkan ide untuk menerapkan pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi Korporasi
(Enterprise Risk Management).
Manajemen Risiko dimulai dari proses identifikasi risiko, penilaian risiko, mitigasi,monitoring dan
evaluasi.
5. Alasan kenapa perlu adanya manajemen risiko sebagai contoh dalam bidang agroindustry adalah
pengolah hasil produk pertanian dalam bentuk:
•Produk setengah jadi (pengalengan, sayur)
•Produk akhir (Sirup markisa)
•Hasil pertanian segar (ikan beku, sayur organic)
•Saprodi pertanian(pupuk, pestisida)
•Alat pertanian (traktor, jaringan irigasi)
Permasalahannnya adalah dihadapkannya Risk dan Uncertainty dalam penyediaan bahan baku yang
sifatnya musiman sehingga perlu manajemen.
Hal-hal yang dapat menimbulkan risiko yaitu:
Hal-hal external sampai hal internal
Manajer puncak sampai cleaning service
Aset berwujud (tangible assets) sampai asset tidak berwujud (intangible assets)
Aktivitas inti (core business) sampai aktivitas pendukung (supporting unit)
6. Risiko yang dapat terjadi setiap saat
•Masalah SDM dapat muncul setiap saat
•Transaksi terjadi 24 jam sehari
•Reputasi organisasi sangat sulit dibangun tetapi sangat mudah hancur
•Investor sangat sulit membangun kepercayaan tetapi sangat mudah meninggalkan
•Teknologi berkembang begitu pesat, sehingga mempercepat usangnya aset organisasi
Risiko yang berpotensi merugikan adalah:
1.Berdampak langsung
•Wan prestasi pelanggan
•Kehilangan, kerusakan atau kebakaran alat operasi
2.Berdampak dalam waktu dekat
•Kematian personal inti
•Rusaknya system informasi
3.Berdampak jangka panjang
•Menurunnya reputasi organisasi
•Menurunnya etos kerja karyawan
7. Risiko dari sudut pandang penyebab
1.Resiko operasional yaitu risiko karena factor-faktor non keuangan, contohnya manusia, teknologi, dan
alam
2.Resiko Finansial yaitu risiko karena factor-faktor keuangan seperti harga, tingkat bunga, mata uang
asing
3.Resiko Strategi yaitu risiko karena kurang optimalnya strategi erusahaan yang dibuat.
Risiko dari sudut pandang akibat
1.Risiko Murni yaitu kejadian berakibat hanya merugikan saja dan tidak memungkinkan adanya
keuntungan , contoh risiko kebakaran.
2.Risiko Spekulatif yaitu risiko yang tidak saja memungkinkan terjadinya kerugian tetapi juga
memungkinkan terjadinya keuntungan, contohnya investasi.
8. Fungsi Manajemen Risiko:
1.Menetapkan kebijakan dan strategi manajemen risiko
2.Membangun budaya sadar risiko di dalam organisasi melalui pendidikan yang memadai.
3.Menetapkan kebijakan risiko internal dan struktur pada unit usaha.
4.Pengkoordinasian berbagai macam kegiatan fungsional yang memberikan nasihat tentang masalah-
masalah manajemen risijo dalam organisasi.
5.Membangun proses cepat tanggap risiko, meliputi penyusunan program kontingensi dan kesinambungan
bisnis.
3 tipe pelaku usaha berkaitan dengan resiko, yaitu:
Risk Taker (Optimis) adalah Orang yang berani namun spekulatif dalam mengambil keputusan degan
mengukur risiko secara intuitif saja.
Risk Neutral (Netral) adalah sikap terhadap risiko dimana investor memilih dengan tingkat return yang
lebih tinggi terlepas dari risikonya.
Risk Avoider (Pesimis) adalah orang yang tidak senang menghadapi risiko bahkan cenderung
menghindari risiko
9. Tahapan Manajemen Risiko:
1.Identifikasi Risiko
Tahap ini merupakan tahap awal dari manajemen risiko, dimana tahap ini mengidentifikasi apa saja risiko
yang dihadapi oleh perusahaan. Langkah pertama dalam mengidentifikasi risiko adalah melakukan analisis
pihak yang berkepentingan (stakeholders). Langkah kedua dapat menggunakan 7S dari McKenzie yaitu:
shared value, strategy, structure, staff, skill, sistem, dan style. Metode yang digunakan pada identifikasi risiko
yaitu:
• Analisis data historis
Menggunakan berbagai informasi dan data yang tersedia dalam perusahaan mengenai segala sesuatu yang
oernah terjadi, contoh: data kepegawaian, dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko kehilangan
karyawan yang penting.
• Pengamatan dan survei
Melakukan investigasi atau pencarian data langsung di tempat kejadian, contoh dengan mengamati proses
produksi dapat diketahui bahwa perusahaan menghadapi resiko lampu mati.
• Pengacuan (benchmarking)
Mencari informasi tentang resiko di tempat atau perusahaan lain. Contohnya dari berita di media massa dapat
diketahui bahwa escalator beresiko menyebabkan anak-anak terjepit.
• Pendapat ahli
Mencari informasi dari ahli di bidang resiko tertentu. Contohnya dari bertanya pada dokter, dapat diketahui
bahwa orang dengan tingkat kolesterol tinggi beresiko kena penyakit jantung.
10. 2.Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu kuantitatif dan kualitatif. Kuantitas risiko menyangkut
berapa banyak nilai atau eksposur yang rentan terhadap risiko. Sedangkan kualitatif menyangkut
kemungkinan suatu risiko muncul, semakin tinggi kemungkinan risiko terjadi maka semakin tinggi pula
risikonya.
3.Pengendalian Risiko
Fungsi monitor dan pengendalian risiko yaitu:
• Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan
rencana.
• Manajemen juga perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko cukup efektif.
• Risiko itu sendiri berkembang, monitor dan pengendalian bertujuan untuk memantau perkembangan
terhadap kecenderungan berubahnya profil risiko.
Perubahan ini berdampak pada pergeseran peta risiko yang otomatis pada perubahan prioritas risiko.
11. Pengendalian Risiko (risk control) adalah suatu tindakan untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian.
Pengedalian risiko dapat dijalankan dengan metode berikut ini:
Menghindari resiko
Mengurangi keparahan risiko
Analisis kerugian
Evaluasi kelayakan ekonomis
Pemindahan resiko ke pihak lain yang lebih aman.
Pembiayaan resiko ke perusahaan lain
Kriteria kondisi pengambilan keputusan:
1. Kondisi Certainty
Jika semua informasi yang dioerlukan untuk membuat keputusan diketajui secara sempurna dan tidak
berubah
2. Kondisi Conflict
Jika kepetingan dua/lebih pengambil keputusan berada dalam pertarungan aktif diantara kedua belah pihak,
sementara keputusabn certainty, risk, dan uncertainty yang aktif hanya pengambil keputusan.
3. Kondisi Risk
Jika informasi sempurna tidak tersedia, tetapi seluruh peristiwa yang akan terjadi beserta probabilitasnya
diketahui.
4. Kondisi Uncertainty
Jika seluruh informasi yang mungkin terjadi diketahui tetapi tanpa mengetahui probabilitasnya masing-
masing.