Teks tersebut membahas konsep dan teori etika bisnis. Ringkasannya adalah:
Teks tersebut membahas pengertian etika bisnis, kode etika perusahaan, dan langkah pengambilan keputusan yang etis dalam bisnis. Kode etika bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan dan membantu menghilangkan zona abu-abu dalam bisnis.
1. BUSINESS ETHIC AND GOOD GOVERNANCE
Tugas Minggu ke – 2
18 Maret 2019
Concepts and Theories of Business Ethics
DITTA AYU ANGGRAINI
55118110059
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hapzi Ali, Ir, MM, CMA, MPM
Pascasarjana Program Studi Magister Manajemen
UNIVERSUTAS MERCU BUANA
2019
2. EXECUTIVE SUMMARY
a. Pengertian Etika
Etika Menurut bahasa Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul
dari kebiasaan”‖. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas
yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika terbagi
menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan
nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Menurut Bertens : Nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang atau suatu
kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Menurut Sumaryono (1995) : Etika berkembang menjadi studi tentang manusia berdasarkan
kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai
manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu etika juga berkembang menjadi
studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan
melalui kehendak manusia.
Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian
perbuatan seseorang.
2. Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang dikatakan etis
apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.
3. Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan.
b. Kode Etika
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai & juga aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar & baik & apa yang tidak benar & tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa saja yang benar / salah, perbuatan apa
yang harus dilakukan & perbuatan apa yang harus dihindari.
Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan suatu bentuk aturan yang tertulis,
yang secara sistematik dengan sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada &
ketika dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi berbagai macam
tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik tersebut.
Tujuan kode etik yaitu supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya
kepada para pemakai atau para nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan dari yang tidak profesional.
3. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan yang naluriah,
yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa serta perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan
tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan karena suatu paksaan. Dengan demikian
tenaga profesional merasa jika dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan
rusak & yang rugi dia sendiri.
Kode etik sendiri disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing dari
profesi mempunyai kode etik tersendiri. Seperti misalnya kode etik guru, pustakawan,
dokter, pengacara dan sebagainya. Pelanggaran kode etik tidaklah diadili oleh pengadilan,
sebab melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Sebagai contohnya untuk
Ikatan Dokter Indonesia terdapat Kode Etik Kedokteran. Jika seorang dokter dianggap telah
melanggar kode etik tersebut, maka ia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Kedokteran
Indonesia, bukan diperiksa oleh pengadilan.
Kode etik ini menyangkut kebijakan etis perusahaan berhubungan dengan kesulitas yang bisa
timbul (dan mungkin dimasa lampau pernah timbul), seperti konflik kepentingan, hubungan
dengan pesaing dan pemasok, menerima hadiah, sumbangan kepada partai politik dan
sebagainya.
Manfaat kode etik perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika telah dijadikan sebagai
corporate culture. Dengan adanya kode etik, secara intern semua karyawan terikat dalam
standar etis yang sama, sehingga akan mengambil keputusan yang sama pula untuk kasus-
kasus yang sejenis. Sedangkan secara eksternal, para stakeholder lainnya seperti pemasok dan
konsumen memaklumi apa yang bisa diharapkan dari perusahaan. Reputasi yang baik di
bidang etika merupakan asset yang amat penting bagi suatu perusahaan.
2. Dapat membantu dalam menghilangkan grey area. Beberapa ambiguitas moral yang sering
merongrong kinerja perusahaan, dengan demikian dapat dihindarkan. Contohnya menerima
hadiah atau komisi, kesungguhan perusahaan dalam memberantas memakai tenaga kerja anak
di bawah umur, dan keterlibatan perusahaan dalam melindungi lingkungan hidup.
3. Kode etik dapat menjelaskan bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya.
4. Kode etik menyediakan bagi perusahaan dalam dunia bisnis untuk mengatur dirinya
sendiri, dengan demikian Negara tidak perlu ikut campur tangan.
c. Pendahuluan : Etika Bisnis
Arti etika dapat dibedakan dari sisi praktis dan refleksi. Etika sebagai praktis yaitu
sejauh mana nilai-nilai dan norma-norma moral diterapkan dan dilaksanakan dalam berbagai
aktivitas dan kegiatan sehari hari. Atau dapat juga di artikan sebagai apa yang dilakukan
sesuai dengan nilai dan moral. Etika sebagai praktis berarti moral atau moralitas: apa yang
4. harus dilakukan, tidak boleh dilakukan , pantas dilakukan dan sebagainya. Etika sebagai
refleksi adalah pemikiran moral, dimana kita berfikir tentang apa yang dilakukan lebih
spesifik yang harus dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika sebagai refleksi menyoroti
dan menilai baik buruknya perilaku orang. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
etika adalah cabang ilmu falsafat yang mempelajari baik buruknya perilaku manusia ( selaku
orang yang menjalankan aktivitas bisnis di perusahaan).
Etika bisnis dapat dijalankan pada tiga tingkat yaitu makro, meso dan mikro. Pada
tingkat makro, etika bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari system ekonomi sebagai
keseluruhan. Disini masalah etika disorot pada skala besar. Misalnya: masalah keadilan social
masyarakat, terutama berkaitan dengan kaum buruh; masalah utang Negara, kekayaan Negara
dan sebagainya. Pada tingkat madya (meso), etika bisnis menyelidiki masalah etis di bidang
organisasi dalam hal ini perusahaan, dan stakeholder yang berkaitan langsung dengan
aktivitas bisnis di perusahaan seperti lembaga konsumen, pemasok (supplier), investor,
pemerintah, lembaga sosial seperti sarikat pekerja, dan sebagainya. Sedangkakan pada tingkat
mikro, etika bisnis difokuskan pada individu dalam hubungannya dengan ekonomi dan bisnis.
Dalam hal ini dipelajari tentang tanggung jawab etis dari karyawan dan atasan, produsen dan
konsumen, pemasok dan investor.
d. Etika Bisnis Sebagai Pengambil Keputusan yang Etis
Langkah-langkah dalam pengambilan keputusan
1. Jelaskan apa yang kalian ketahui mengenai pengambilan keputusan ?
Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan
menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi
identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak
ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai
pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan
oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang
termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada
keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah
dibuat.
5. 4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap
suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif
dan tindakan.
Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam pengambilan keputusan ?
Menganalisis masalah : Mengenali masalah dari perbedaan hasil aktual dengan
hasil yang diharapkan, definisikan apa masalahnya.
Membuat asumsi : Secara struktural terletak di dalam / di luar tanggung jawab ?
Secara personal bersedia menerima resiko / tidak ? Tersedia sumber daya atau
tidak ? Masalahnya urgen / tidak ?
Membuat alternatif pemecahan masalah : Membuat beberapa alternatif pemecahan
masalah yang bersifat layak, efektif dan efisien
Mengevaluasi alternatif : Mengumpulkan data untuk mengevaluasi setiap alternatif,
menolak / menerima alternatif dari sudut kelayakan, efektifitas dan efisiensi setiap
alternatif
Memilih dan menerapkan alternatif : Pilih alternatif yang paling layak, efektif, dan
efisien. Lebih baik menerapkan alternatif yang kurang layak daripada di luar
kemampuan, lebih baik menerapkan alternatif yang kurang efektif daripada tidak
bertindak dan lebih baik menerapkan alternatif yang mahal daripada murah tak
bermutu
Mengevaluasi hasil : Selesai, jika sesuai harapan. Ulangi, jika belum sesuai.
e. Etika Bisnis Sebagai Integritas Pribadi dan Tanggung Jawab Sosial
Aspek lain dari perilaku etis yang layak disebutkan adalah fakta bahwa keadaan
sosial juga memiliki pengaruhi atas perilaku.
Seorang individu mungkin telah hati-hati berpikir situasi dan memutuskan apa
yang benar dan dapat termotivasi untuk bertindak sesuai norma, tapi konteks sosial
perusahaan atau sekitar individu dapat menciptakan hambatan serius untuk
melakukannya.
Sebagai individu, kita perlu justru menemukan perubahan bahwa lingkungan sosial
kita akan sangat memengaruhi berbagai pilihan yang terbuka untuk kita dan dapat
secara signifikan memengaruhi perilaku kita. Jika tidak orang baik bisa, dalam
keadaan yang salah, melakukan hal-hal buruk dan kurang termotivasi etis,dalam
situasi yang tepat, melakukan hal yang benar.
Para pemimpin bisnis kedepan memiliki tanggung jawab untuk lingkungan bisnis,
apa yang akan kita kemudian sebut sebagai budaya perusahaan, untuk mendorong
atau mencegah perilaku etis.
Kepemimpinan bisnis yang etis adalah keterampilan untuk membuat keadaan di
mana orang-orang baik mampu berbuat baik, dan orang jahat yang dicegah dari
melakukan perbuatan buruk.
6. Kasus Enron memberikan contoh. Sherron Watkins, seorang wakil presiden Enron,
tampaknya mengerti sepenuhnya korupsi dan penipuan dalam perusahaan, dan dia
mengambil beberapa langkah-langkah kecil untuk mengatasi masalah.
Tetapi ketika menjadi jelas bahwa bosnya mungkin melawan, dia mundur.
Arthur Andersen auditor terlibat. Ketika beberapa orang menyuarakan keprihatinan
tentang praktik akuntansi Enron, supervisor mereka menunjukkan bahwa $
100.000.000 pendapatan tahunan yang dihasilkan oleh akun Enron disediakan
alasan untuk mundur. Keputusan Titik yang mengikuti meneladankan PLI fi es
budaya hadir di Enron selama panas dari kejatuhannya.
Pada tingkat yang paling dasar, etika berkaitan dengan bagaimana kita bertindak
dan bagaimana kita hidup.
Etika melibatkan apa yang paling monumental setiap manusia dapat bertanya:
Bagaimana seharusnya kita hidup?
Etika dalam pengertian ini, praktis, yang berkaitan dengan bagaimana kita
bertindak, memilih, berperilaku, melakukan hal-hal lainnya.
Filsuf sering menekankan bahwa etika adalah normatif, dalam hal ini berkaitan
dengan penalaran kita tentang bagaimana kita harus bertindak.
Ilmu-ilmu sosial seperti psikologi dan sosiologi juga memeriksa pengambilan
keputusan manusia dan tindakan, tetapi ilmu ini deskriptif daripada normatif.
Mereka memberikan penjelasan tentang bagaimana dan mengapa orang bertindak
seperti yang mereka lakukan; sebagai disiplin normatif, etika berusaha bagaimana
dan mengapa orang harus bertindak, bukan bagaimana mereka bertindak.
f. Etika dan Hukum
Kaedah-kaedah pokok dari etika profesi dibidang Hukum (Kieser:1986):
Profesi di bidang hukum harus dihayati sebagai suatu pelayanan tanpa pamrih (dis
intrestedness) yaitu pertimbangan yang diambil adalah kepentingan klien dan
kepentingan umum.
Bukan kepentingan pribadi dari pengemban profesi, jika hal ini diabaikan maka
pelaksanaan profesi akan mengarah kepada kemanfaatan yang menjurus kepada
penyalahgunaan profesi sehingga akhirnya merugikan kliennya.
Pelayanan profesi dengan mendahulukan kepentingan klien, yang mengacu pada
kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai manusia yang membatasi sikap dan
tindakan.
Pengemban profesi harus berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan.
Pengemban profesi harus mengembangkan semangat solidaritas sesama rekan
seprofesi.
7. g. Etika Sebagai Alasan Praktis
Dalam bagian sebelumnya, etika digambarkan sebagai praktis dan normatif, yang
berkaitan dengan tindakan kita, pilihan, keputusan dan penalaran tentang bagaimana
kita harus bertindak.
Dalam hal ini, menjelaskan etika sebagai bagian dari alasan praktis, penalaran tentang
apa yang harus kita lakukan, dan membedakannya dari alasan teoritis, yaitu penalaran
tentang apa yang harus kita percaya.
Perspektif buku ini pada keputusan etis adalah pemahaman etika sebagai bagian dari
alasan praktis.
Alasan teoritis adalah mengejar kebenaran, yang merupakan standar tertinggi untuk
apa yang harus kita percaya.
Menurut tradisi ini, ilmu pengetahuan adalah wasit besar kebenaran.
Ilmu memberikan metode dan prosedur untuk menentukan apa yang benar.
Dengan demikian, metode ilmiah dapat dianggap sebagai jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan fundamental alasan teoritis: Apa yang harus kita percaya? Jadi timbul
pertanyaan, apakah ada metodologi yang sebanding atau prosedur untuk memutuskan
apa yang harus kita lakukan dan bagaimana kita harus bertindak?
Jawaban yang sederhana adalah bahwa tidak ada metodologi tunggal yang dapat di
setiap situasi memberikan satu jawaban jelas dan tegas untuk pertanyaan itu.
Tetapi ada pedoman yang dapat memberikan arah dan kriteria untuk keputusan-
keputusan yang lebih atau kurang wajar dan bertanggung jawab.
Tradisi dan teori-teori etika filosofis dapat dianggap hanya dengan cara ini. Selama
ribuan tahun berpikir tentang pertanyaan mendasar tentang bagaimana manusia harus
hidup, filsuf telah dikembangkan dan kembali didefinisikan berbagai pendekatan
untuk pertanyaan-pertanyaan ini.
Tradisi ini, atau apa yang sering disebut sebagai teori etika, menjelaskan dan
mempertahankan berbagai norma, standar, nilai-nilai, dan prinsip-prinsip yang
kontribusinya untuk pengambilan keputusan etis bertanggung jawab.
Teori etika yang menggunakan metodologi, untuk membantu memutuskan apa yang
harus dilakukan.
8. h. Etika Sebagai Tolok Ukur Perilaku
Etika berfungsi mengatur tingkah laku individu dan kelompok untuk memberikan
panduan bagi manusia agar berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moralitas, dan
sebagai refleksi pemikiran moral tentang apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan yang dapat dijalankan pada taraf populer maupun ilmiah.
Bisnis merupakan aktifitas yang dilakukan manusia untuk mendapatkan
keuntungan melalui kegiatan produktif yang dijalankan melalui organisasi formal
atau informal, yang termasuk kegiatan sosial dengan berbagai aspek yang
melingkupinya seperti aspek ekonomi, hukum dan moral.
Etika bisnis merupakan suatu standar moral yang diimplementasikan pada
institusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha-usaha yang ada pada organisasi
bisnis. Perilaku etis merupakan pedoman dari kebijakan-kebijakan tertulis, standar-
standar tidak tertulis, dan teladan dari pemimpin yang didasarkan pada domain
hukum, domain etika dan domain pilihan bebas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana
2. https://www.slideshare.net/levana412y/etika-bisnis-28982556
3.
Implementasi Etika dalam instansi tempat saya bekerja yaitu di Kementerian Kelautan dan
Perikanan
Dalam sebuah organisasi etika terbentuk dari budaya organisasi instansi melalui nilai-
nilai, kepercayaan, aturan-aturan dan norma-norma baik tertulis maupun tidak tertulis yang
diberlakukan atau diterapkan kepada seluruh pegawai di instansi tempat saya bekerja.
Saya bekerja di LPMUKP (Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan),
LPMUKP ini bertugas untuk menyalurkan modal usaha kepada para pelaku usaha dalam
sektor perikanan. Disini Kode Etik pegawai sangat penting untuk diterapkan karena
berhubungan langsung dengan pelaku-pelaku usaha perikanan di seluruh Indonesia. Maka
Etika di sini sangatlah di jaga, apabila melakukan pelanggaran-pelanggaran etika maka
berdampak negatif ke instansi langsung.
Etika bisnis di LPMUKP di buat agar menjadi instansi yang kokoh serta mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-reaction) yang tinggi, Dengan di mulai dari
perencanaan strategis, organisasi yang baik, sistem prosedur yang transparan di dukung oleh
budaya instansi pemerintah.