Dokumen tersebut membahas tentang perbedaan budaya antar masyarakat. Secara umum, budaya berbeda dalam hal bahasa, pakaian, makanan, persepsi waktu, hubungan sosial, nilai-nilai, dan proses berpikir. Budaya membentuk identitas suatu kelompok dan mengatur interaksi sosial anggotanya.
1. 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya,
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Psikologi Komunikasi Dakwah sesuai
dengan harapan. Serta solawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang senantiasa menuntun ke jalan yang benar yakni Islam. Penyusunan makalah ini sebagai
bentuk tugas utama bagi semua mahasiswa yang memasuki semester dua.
Didalam penyusunan makalah ini, saya mengambil tema "Bagaimana Perbedaan
Budaya”. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Saya menyadari bahwa
makalah yang saya susun masih jauh dari kata sempurna, karena pada hakikatnya manusia
adalah tempat dari kesalahan dan dosa. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat saya
harapkan untuk menyempurnakan makalah saya.
Yogyakarta, 17 Maret 2014
Meilina Firdayati
2. 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan.........................................................................................................3
A Latar Belakang.............................................................................................................3
BAB II Pembahasan.........................................................................................................4
How Cultur Differ............................................................................................................4
BAB III
A Kesimpulan...................................................................................................................9
B penutup........................................................................................................................10
Daftar Pustaka.................................................................................................................11
3. 3
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Perbedaan antar budaya, bukanlah suatu hal yang baru. Sejak awal peradaban,
ketika manusia pertama membentuk kelompok suku, hubungan antarbudaya terjadi setiap
kali orang – orang dari suku yang satu bertemu dengan anggota dari suku yang lain dan
mendapati bahwa mereka berbeda.Pada dasarnya manusia – manusia menciptakan budaya
atau lingkungan sosial mereka sebagai suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis
mereka. Kebiasaan – kebiasaa, praktik – praktik, dan radisi – tradisi untuk terus hidup dan
berkembang diwariskan oleh suatu generai ke generasi lainnya dalam suatu masyarakat
tertentu. Pada gilirannya kelompok atau ras tersebut tidak menyadari dari mana asal
warisan kebijaksanaan tersebut. Generasi – generasi berikutnya terkondisikan untuk
menerima kebenaran – kebenaran tersebut tentang kehidupan di sekitar mereka,
pantangan – pantangan dan nilai – nilai tertentu ditetapkan dan melalui banyak cara orang –
orang menerima penjelasan tentang perilaku yang dapat diterima untuk hidup dalam
masyarakat tersebut. Budaya mempengaruhi dan di pengaruhi oleh setiap fase aktivitas
manusia.
Individu – individu sangat cenderung menerima dan mempercayai apa yang
dikatakan budaya mereka. Kita di pengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat di
mana kita di besarkan dan tinggal, terlepas dari bagaimana validitas objek masukan dan
penanaman budaya ini pada diri kita. Kita cenderung mengabaikan atau menolak apanyang
bertentangan dengankebenaran kultur atau bertentangan dengan kepercayaan –
kepercayaan kita. Ini sering kali merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh di antara
anggota – anggota kelompok – kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan
– gagasan yang sudah mapan meghadapi tantangan. Masalah akan muncul bila suatu
budaya dan cara berpikirnya tertinggal di belakang penemuan – penemuan dan realitas –
realitas baru. Kemajuan – kemajuan ilmu teknologi, misalnya, telah jauh mendahului ajaran
– ajaran kultur masyarakat . ini merupakan salah satu efek sampingan akselerasi perubahan,
yang menimbulkan jurang budaya.
Manajer – manajer modern bekerja dalam lingkungan – lingkungan multibudaya, dan
perlu memahami apa yang terjadi dalam lingkungan tersebut serta mengembangkan
kemampuan untuk mengatasi masalah- masalah perbedaan budaya yang timbul. Dengan
demikian, prilaku mereka akan lebih sesuai, peka dan ajeg bila mereka berinteraksi dengan
kelompok manapun. Untuk mencapai tujuan itu, maka penting untuk mengetahui makna
budaya dan cara- cara menganalisis perwujudannya yang berbeda – beda.
4. 4
BAB II PEMBAHASAN
How cultur differ ( bagaimana perbedaan budayaan )
Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yng di
masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam kepuasan
pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar dintara mereka yang dapat
berkomunikasi Satu sama lainnya, karena mereka mempunyai kesamaan bahasa dan
mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama.1
Kebudayaan tentu saja berbeda dalam fareasi dan tujuan komunikasinya, perbedaan
itu mungkin saja datang dari kesan pertama tentang bahasa. Tentu saja kebudayaan itu
berbeda dalam hal pengucapan bahasa dan tuisannya. Faktanya, satu dari sekian banyak
teori yang sangat populer dalam komunikasi antar budaya, hipotesis tentang relativitas
bahasa, mengatakan bahwa bahasa yang kamu ucapkan itu mempengaruhi pikiranmu dan
tingkah lakumu dan karena kebudayaan itu sangat besar di dalam bahasanya kebudayaan
itu juga akan berbeda dalam hal berfikir dan bertingkah laku. 2
Budaya- budaya yang berbeda memiliki sistem- sistem nilai yang berbeda dan
karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Cara kita berkomunikasi sangat
bergantung pada budaya kita: bahasa, aturan dan norma kita masing- masing.
Inti penting dari budaya adalah pandangan yang bertujuan untuk mempermudah
hidup dengan mengajarkan orang- orang bagaimana cara beradaptasi dengan
lingkungannya . Fungsi budaya menurut Sowell: “ Budaya ada untuk melayani kebutuhan
vital dan praktis manusia untuk membentuk masyarakat juga untuk memelihara spesies,
menurunkan pengetahuan dan pengalaman berharga ke generasi berikutnya, untuk
menghemat biaya dan bahaya dari proses pembelajaran semuanya mulai dari kesalahan
kecil sampai proses coba – coba sampai kesalahan fatal.
Keanekaragaman budaya menjadi bumbu kehidupan bagi bangsa – bangsa di dunia.
Budaya membantu kita memahami wilayah planet atau ruang yang kita tempati. Budaya
memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi – solusi yang telah disiapkan untuk
memecahkan masalah – masalah, dengan menetapkan pola – pola hubungan, dan cara –
cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok. Banyak cara atau pendekatan yang
berlainan untuk menganalisis dan mengkategorikan suatu budaya agar budaya tersebut
lebih mudah dipahami.3 Aspek – aspek budaya yaitu:
1 Larry A. Samaovar dkk, komunikasi Lintas Budaya,Jakarta:2010,hlm27
2 Joseph A. Devito, Interpersonal Communication,Amerika: 2007, hlm 40
3 Dr. Deddy Mulyana,M.A. & Jalaluddin Rakhmat,M. Sc., Komunikasi Antar Budaya,Bandung: 2010,hlm 57 -63
5. 5
1 komunikasi dan bahasa
Sistem momunikasi, verbal dan nonverbal, membedakan suatu kelompok dari
kelompok lainnya. Terdapat banyak “ bahasa asing” di dunia. Sejumlah bangsa memiliki lima
belas atau lebih bahasa utama (dalam suatu kelompok bahasa terdapat dialek, aksen, logat,
jargon, dan ragam lainnya). Lebih jauh lagi, makna – makna yang di berikan kepada gerak –
gerik, misalnya sering berbeda secara kultural.
2 Pakaian dan Penampilan
Meliputi pakaian dan dandanan ( perhiasan ) luar, juga dekorasi tubuh yang
cenderung berbeda secara kultural. Kita mengetahui adanya kimono Jepang, penutup
kepala Afrika, payung Inggris, sarung Polynesia, dan ikat kepala Indian Amerika. Beberapa
suku bangsa mencorengi wajah – wajah mereka untuk bertempur, sementara sebagian
wanita menggunakan kosmetik untuk memperlihatkan kecantikan. Dalam sub kultur militer,
adat istiadat dan peraturan – peraturan menentukan pakaian harian, panjang rambut,
perlengkapan yang dipakai, dsb.
3 Makanan dan kebiasaan makanan
Cara memilih, menyiapkan, menyajikan dan memakan makanan sering berbeda
antara budaya yang satu denan yang lainnya. Orang – orang Amerika menyenangi daging
sapi, tapi daging sapi terlarang bagi orang – orang hindu, sedangkan makanan yang
terlarang bagi 0rang – orang Islam dan orang – orang Yahudi adalah daging babi, tapi daging
babi dimakan orang – orang Cina dan orang lainnya. Di kota – kota Metropolitan, restoran –
restoran sering menyediakan makanan – makanan nasional tertentu untuk memenuhi
selera budaya yang berlainan. Cara makan juga berbeda. Ada orang yang makan dengan
tangan saja, ada yang makan menggunakan sumpit, dan ada pula yang makan dengan
seperangkat alat makan yang lengkap.
4 Waktu dan kesadaran akan waktu
Kesadaran akan waktu berbeda antara budaya yang satu dengan budaya lainnya.
Sebagian orang tepat waktu dan sebagian orang lainnya merelatifkan waktu. Umumnya,
orang – orang Jerman tepat waktu, sedangkan orang – orang Amerika Latin lebih santai.
Musim – musim sepanjang tahun juga beraneka ragam secara kultural. Beberepa wilayah di
bumi menandai musim – musim tersebut dengan sebutan musim dingin, musim semi,
musim panas dan musim gugur, misalnya di Amerika serikat, namun beberapa wilayah
menandai musim – musim sepanjang tahun dengan sebutan musim hujan dan musim
kemarau, misalnya di wilayah Barat Laut.
6. 6
5 Penghargaan dan pengakuan
Suatu cara lain untuk mengamati suatu budaya adalah dengan memperhatikan cara
dan metode memberikan pujian bagi perbuatan – perbuatan baik dan berani, lama
pengabdian atau bentuk – bentuk lain penyelesaian tugas. Pengakuan bagi prajurit perang
adalah dengan membolehkan mereka mentato tubuh mereka. Dalam subkultur bisnis,
terdapat penghargaan – penghargaan untuk mengakui hak – hak istimewa kaum eksekutif
seperti pemberian jamuan makan mala. Dalam subkultur polisi, penghargaan ini bisa berupa
pemberian mendali. Golongan militer menunjukkan pangkat dan jabatan dengan strip, pita,
bintang jasa, dsb.
6 Hubungan – hubungan
Budaya juga mengatur hubungan – hubungan manusia dan hubungan – hubungan
organisasi berdasarkan usia, jenis kelamin, status, kekeluargaan, kekayaan, kakuasaan, dan
kebijaksanaan. Unit keluarga merupakan wujud paling umum hubungan manusia, dan
bentuknya bisa kecil dan bisa juga besar. Dalam suatu rumah tangga beragama Hindu, suatu
keluarga terdiri dari ayah, ibu, anak – anak, orangtua, paman – paman, bibi – bibi, dan
saudara – saudara sepupu. Sebenarnya letak ruangan seseorang dalam rumah – rumah
demikian juga bisa diatur sedemikian rupa, laki – laki berada di satu sisi rumah, dam wanita
– wanita di satu sisi lainnya. Di beberapa negri hubungan pernikahan yang lazim adalah
monogami, sedangkan di negri – negri lain mungkin poligami atau poliandri ( satu istri,
beberapa suami). Dalam budaya – budaya tertentu, orang yang harus di patuhi dalam
keluarga adalah lelaki yang mengepali keluarga, dan hubungan yang sudah tepat ini meluas
dari rumah ke masyarakat. Subkultur militer mempunyai suatu aturan hubungan yang klasik,
yakni berdasarkan kepangkatan, misalnya antara perwira – perwira dan tamtama- tamtama.
Bahkan saat di luar tugas pun, fasilitas – fasilitas rekreasi terpisah bagi orang – orang militer
yang berbeda panhkat tersebut. Formalisasi hubungan terlihat jelas dalam beberapa
subkultur agama dengan gelar – gelar seperti pendeta, guru, pastor, rabbi, kyai, dsb.
7 Nilai dan norma
Amerika adalah suatu negeri yang berada di pertengahan revolusi nilai. Disini orang –
orang sangat mendambakan nilai – nilai yang lebih tinggi, seperti kualitas kehidupan,
prestasi diri dan makna dalam pengalaman. Dalam beberapa budaya di kepulauan Pasifik,
orang yang stausnya lebih tinggi, diharapkan pula untuk memberikan lebih banyak barang
pribadinya. Berdasarkan sistem nilainya itu, suatu budaya menetapkan norma – norma
prilaku bagi masyarakat yang bersangkutan. Antropolog Ina Brown mengatakan, “ Orang –
orang dalam budaya- budaya yang berbeda mereka senang, berkepentingan, jengkel, atau
malu tentang hal – hal yang berbeda karena mereka mempersepsi situasi – situasi
berdasarkan premis – premis yang berbeda pula.” Sebagian dari adat istiadat ini berwujud
pemberian hadiah, upacara kelahiran, kematian dan pernikahan.
7. 7
8 Rasa diri dan ruang
Kenyamanan yang dimiliki orang dengan dirinya dapat diekspresikan secara berbeda
oleh budaya. Identitas diri dan penghargaan dapat diwujudkan dengan sikap yang
sederhana dalam suatu budaya, sementara dalam budaya lain ditunjukkan dengan prilaku
yang agresif. Dalam budaya – budaya tertentu rasa kebebasan dan kreativitas dibalas oleh
kerja sama dan konformitas kelompok. Di Amerika, memiliki rasa ruang yang membutuhkan
jarak lebih besar antara individu dengan individu – individu lainnya, sementara orang –
orang Amerika Latin dan Vietnam menginginkan jarak lebih dekat lagi. Beberapa budaya
sangat terstuktur dan formal, semestara budaya – budaya lain lebih lentur dan informal.
Setiap budaya mengesahkan diri dengan suatu cara yang unik.
9 Proses mental dan belajar
Antropologi Edward Hall berpendapat bahwa pikiran adalah budaya yang
terinternalisasikan, dan prosesnya berkenaan dengan bagaimana orang mengorganisasikan
dan memproses informasi. Kehidupan dalam suatu tempat tertentu menetapkan pahala dan
hukum – hukum untuk mempelajari atau tidak mempelajari informasi tertentu, dan ini
ditegaskan dan di perkuat oleh budaya disana. Maka orang – orang Jerman menekankan
logika, sedangkan orang – orang Jepang dan orang – orang Navaho menolak sistem Barat.
Logika bagi orang – orang Indian Hopi didasarkan pada pemeliharaan integritas sistem sosial
mereka dan semua hubungan yang berkaitan dengan hal itu. Beberapa budaya menyukai
berpikir abstrak dan konseptualisasi, sementara budaya – budaya lain lebih menyukai
menghapal di luar kepala dan belajar. Apa yang tampaknya universal adalah bahwa setiap
budaya mempunyai suatu proses berpukir, namun setiap budaya mewujudkan prosese
tersebut dengan cara yang berbeda.
10 Kepercayaan dan sikap
Misalnya budaya – budaya primitif mempunyai kepercayaan kepada makhluk –
makhluk spiritual yang kita sebut “animisme”. Dalam sejarah perkembangan manusia ada
suatu evolusi yang jelas dalam bidang spiritual manusia, hingga dewasa ini banyak orang
modern menggunakan istilah – istilah seperti “ kesadaran kosmik” untuk menunjukkan
kepercayaan mereka pada kekuatan – kekuatan transendal. Diantara dua ekstrem dalam
continuum spiritual ini, tradisi – tradisi religius dalam berbagai budaya secara di sadari atau
tidak di sadari mempengaruhi sikap – sikap kita terhadap kehidupan, kematian dan hidup
sesudah mati. Budaya Barat tampaknya sangat dipengaruhi oleh tradisi – tradisi Yahudi –
Kristen – Islam, sementara budaya – budaya Timur di pengaruhi oleh Budhisme,
Konfusianisme, Taoisme, dan Hinduisme.
8. 8
Agama, dalam batas – batas tertentu, mengekspresikan filsafat sekelompok orang tentang
faset – faset penting kehidupan. Agama di pengaruhi oleh budaya dan budaya di pengaruhi
oleh agama. Kedudukan wanita dalam suatu masyarakat sering merupakan perwujudan dari
kepercayaan – kepercayaan tersebut. Dalam beberapa masyarakat, wanita di perlakukan
sederajat dengan lelaki, dalam masyarakat – masyarakat lain wanita tuntuk pada lelaki dan
di perlakukan seperti barang. Sistem kepercayaan agama sekelompok orang agak
bergantung pada tingkat perkembangan kemanusiaan eraka. Sebagian agama sangat terikat
pada tingkat perkembangan pertanian, sementara banyak orang yang sudah mengenal
teknologi maju tampaknya semakin menjauhi agama, mengganti kepercayaan pada agama –
agama tradisional dengan kepercayaan pada ilmu pengetahuan.
Kesepuluh klasifikasi umum yang di uraikan di atas merupakan suatu model yang
sederhana untuk menilai suatu budaya tertentu. Model ini adalah suatu paradigma, atau
tatanan mental untuk mengevaluasi karakteristik – karakteristik utama budaya. Semua
aspek budaya itu saling berkaitan, dan mengubah suatu bagian berarti mengubah
seluruhnya. Kita harus memelihara budaya sekelompok orang sedemikian rupa sehingga kita
bisa lebih menghargai keindahan keanekaragaman dan kemampuan manusia.
9. 9
BAB III
A Kesimpulan
Kebudayaan merupakan elemen subjektif dan objektif yang dibuat manusia yng di
masa lalu meningkatkan kemungkinan untuk bertahan hidup dan berakibat dalam kepuasan
pelaku dalam ceruk ekologis, dan demikian tersebar dintara mereka yang dapat
berkomunikasi Satu sama lainnya, karena mereka mempunyai kesamaan bahasa dan
mereka hidup dalam waktu dan tempat yang sama.
Keanekaragaman budaya menjadi bumbu kehidupan bagi bangsa – bangsa di dunia.
Budaya membantu kita memahami wilayah planet atau ruang yang kita tempati. Budaya
memudahkan kehidupan dengan memberikan solusi – solusi yang telah disiapkan untuk
memecahkan masalah – masalah, dengan menetapkan pola – pola hubungan, dan cara –
cara memelihara kohesi dan konsensus kelompok. Banyak cara atau pendekatan yang
berlainan untuk menganalisis dan mengkategorikan suatu budaya agar budaya tersebut
lebih mudah dipahami. Aspek – aspek budaya yaitu:
1 komunikasi dan bahasa
2 Pakaian dan Penampilan
3 Makanan dan kebiasaan makanan
4 Waktu dan kesadaran akan waktu
5 Penghargaan dan pengakuan
6 Hubungan – hubungan
7 Nilai dan norma
8 Rasa diri dan ruang
9 Proses mental dan belajar
10 Kepercayaan dan sikap
10. 10
B Penutup
Alhamdulillahirobbil’alamin penulis panjatkan syukur kehadirat ALLAH S.W.T atas
berkat rahmat dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
sebagai salah satu syarat tugas mata kuliah Komunikasi Intra- Inter Personal tahun
pelajaran 2013/2014.
Dan tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak-pihak yang telah
membantu memberikan petunjuk dan bimbingan dalam menyusun makalah ini tanpa
ada rintangan dan hambatan.
Penulis juga menyadari bahwa sesungguhnya makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini, Semoga makalah yang sederhana ini bisa
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya. Amin.
11. 11
DAFTAR PUSTAKA
Devito, Joseph A. , Interpersonal Communication, Amerika: Pearson Education.
Samaovar, Larry A. Dkk, Komunikasi Lintas Budaya, Jakarta: Salemba Humanika.
Mulyana, Deddy & Rakhmat Jalaludin, Komunikasi Antarbudaya, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.