SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara dengan status negara berkembang,
Indonesia juga merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4
setelah Cina, Amerika, dan India. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki jumlah
pulau yang sangat banyak, lebih dari 15.000 pulau kecil dan 5 pulau besar yang
terhampar dari sabang sampai merauke. Dengan jumlah penduduk yang besar dan
juga jumlah pulau yang sangat banyak, memungkinkan terjadinya perbedaan
diberbagai bidang, mulai dari agama, suku, ras, dan bahasa.Hal tersebut dianggap
wajar, karena setiap golongan memiliki pendapat dan juga pandangan yang berbeda-
beda. Dampak dari perbedaan tersebut beragam, mulai dari yang positif hingga
dampak negatif yang berakibat pada tejadinya konflik. Konflik yang
berkepanjangan dapat mengakibatkan perpecahan dan juga disintegrasi bangsa yang
berbuntut pada dendam turun-temurun tanpa pernah ada solusinya. Selain konflik,
permasalahan-permasalahan yang terjadi diIndonesia juga semakin beragam dan
semakin berkembang disetiap tahunnya, hingga menjadi pusat perhatian dari semua
kalangan.
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan
berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Dalam arti ini keberagaman bukan sekedar keberagaman suku, ras, ataupun agama,
melainkan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan, termasuk di dalamnya adalah
kelompok-kelompok subkultur.
2
Oleh karena itu, sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia memiliki
Pancasila sebagai sebuah pegangan dalam bertindak untuk menyikapi perbedaan-
perbedaan yang ada dalam multikulturalisme.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Multikulturalisme ?
2. Apa saja jenis-jenis Multikulturalisme itu ?
3. Bagaimanakah sejarah dari Multikulturalisme ?
4. Bagaimana hubungan Multikulturalisme dengan Demokrasi dan HAM ?
5. Apa saja kasus-kasus Multikulturalisme di Indonesia ?
6. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah multikulturalisme ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya makalah ini sebagai berikut :
1. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai pemahaman akan
pengertian multikulturalisme;
2. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai bagaimana cara
menyikapi perbedaan – perbedaan yang sering kali menjadi pemicu
konflik;
3. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai bagaimana cara
mengatasi konflik – konflik dalam multikulturalisme;
4. memberikan pemahaman kepada Pembaca agar terus menjaga persatuan
dan kesatuan ditengah keberagaman.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Multikulturalisme
Multikulturalisme Berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang
budaya), Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan
pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan
kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan
berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat
menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut.
Adapun pengertian menurut para ahli :
 1Multikulturalisme adalah pandangan hidup yang mengedepankan
kebersamaan atas asas berbedaan, baik perbedaan agama, politik, sampai
dengan perbedaan suku bangsa.
 2Multikulturalisme meliputi pemahaman, apresiasi dan penilaian budaya
seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang
lain.
Multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam
kesederajatan. Multikulturalisme lahir dari benih-benih konsep yang sama dengan
demokrasi, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip etika dan
moral egaliter sosial-politik. Lahirnya paham multikulturalisme berlatarbelakang
kebutuhan akan pengakuan (the need of recognition) terhadap kemajemukan
budaya, yang menjadi realitas sehari-hari banyak bangsa, termasuk Indonesia.
1Azyumardi Azra, Pengertian Multikulturalisme, (2007).
2 Lawrence Blum, Pengertian Multikulturalisme, (2007).
4
Pengertian masyarakat multikultural :
 3Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih
komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan
memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.
 4Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa jenis
kumunitas budaya dengan semua manfaat, dengan sedikit perbedaan dalam
konsepsi dunia, sistem makna, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat
istiadat dan kebiasaan.
2.2 Jenis-Jenis Multikulturalisme
1) Multikulturalisme Isolasionis
Multikulturalisme isolasionis mengacu kepada masyarakat dimana berbagai
kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam
interaksi satu sama lain. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat
yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari
masyarakat lain umumnya.
Contoh :
 Masyarakat yang ada pada sistem "millet" di Turki Usmani.
 Masyarakat Amish di USA.
 Masyarakat Baduy di Banten.
 Suku Mascho Piro yang hidup di Taman Nasional Manu, tenggara Peru.
 Suku Korowai, mereka tinggal di Papua New Guinea dan budaya
mereka masih tetap terisolasi dari peradaban modern.
3J.S Furnival, Pengertian Mayarakat Multikulturalisme, (2002).
4Parekh, Pengertian Mayarakat Multikultural, (1997).
5
2) Multikulturalisme Akomodatif
Multikulturalisme akomodatif yakni masyarakat plural yang memiliki kultur
atau budaya dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi
tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat kaum
multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang,
hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kutural dan memberikan
kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan
mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak
menantang kultur dominan. Tipe masyarakat multikulturalisme akomodatif ini
dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa negara eropa lainnya.
Contoh :
 Di negara Inggris membantu integrasi para imigran dan kaum minoritas,
menghilangkan berbagai halangan terhadap keikutsertaan mereka dalam
kehidupan bernegara.
 Perancis menerapkan izin waktu bagi para umat Muslim untuk shalat dan
beribadah di saat waktu kerja.
 Banyaknya negara – negara di Eropa sudah menerapkan label “Halal”
pada makanan yang mereka jual, sehingga membantu masyarakat umat
Muslim dalam memilih makanan.
 Di negara Indonesia yang masyarakatnya mayoritas umat bergama Islam,
tapi dalam membentuk undang – undang sesuai atau tidak menganggu
hak dan kewajiban dari pemeluk agama lain.
 Di negara – negara Eropa, pemerintahnya sudah mulai menerapkan
kurikulum pendidikan agama Islam ke setiap sekolah yang membutuhkan.
Serta mengizinkan pendirian sekolah – sekolah Islam.
3) Multikulturalisme Otonomis
Multukulturalisme otonomis yakni masyarakat plural dimana kelompok-
kelompk kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan
budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik
6
yang secara kolektif bisa diterima. Fokus pokok kelompok ini adalah untuk
mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan
kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan
berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok dapat eksis
sebagai mitra yang sejajar.
Contoh :
 Kaum zionis Yahudi yang menolak keberadaan kamu palestina.
 Negara Indonesia yang kaum mayoritasnya menginginkan negara dengan
tegaknya syariat Islam.
 Negara Belanda melarang pembangunan menara – menara masjid.
 Di Swiss pemerintah melarang penggunaan Hijab dan Cadar bagi
masyarakatnya.
 Negara Indonesia di sebagian besar wilayahnya, masing – masing
pemerintah melarang penjualan dan bukanya rumah makan selama bulan
puasa. Padahal banyak juga masyarakat yang tidak menjalankan puasa.
4) Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif
Multikulturalisme kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana
kelompok-kelompok kultural tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural
otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan
dan menegaskan perspektif mereka.
Contoh :
 Nelson Mandela salah satu tokoh yang menolak politik kulit hitam atau
“APARTHEID” yang membuat orang kulit hitam menjadi warga kelas
bawah.
 Gus Dur mantan presiden Indonesia yang memperjuangkan hak warga
kaum Tioghoa untuk merayakan hari raya Imlek.
 Pendeta Martin Luther King, Jr., Ph.D. M enentang diskriminasi terhadap
orang-orang kulit hitam.
7
 Hj. Rangkayo Rasuna Said, ia memperjuangkan adanya persamaan hak
antara pria dan wanita.
 Prof. Dr. Nurcholish Madjid biasa dipanggil Cak Nur mendukung konsep
kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut
dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang
disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih.
5) Multikulturalisme Kosmopolitan
Multikulturalisme kosmopolitan yakni dimana masyarakat plural berusaha
menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah
masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terkait pada budaya tertentu, dan
sebaliknya secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen interkultural
dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Sebagian
besar pendukung multikulturalisme jenis ini ialah kelompok liberal yang
memiliki kecenderungan postmodern, memandang seluruh budaya sebagai
resources yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas.
Contoh :
 Masyarakat yang ada di negara Amerika Serikat, sebagian besar
masyarakatnya yang terdiri berbagai macam suku bangsa sudah mulai
meninggalkan budaya ke-sukuan. Justru timbul budaya multicultural
baru yaitu, : Haloween, Thanksgiving dan lain – lain.
 Di negara Singapura yang mayoritas penduduknya dari pendatang,
memunculkan budaya oriental dalam kehidupan masyarakatnya.
 Di negara Perancis, ada sebuah kawasan pantai dimana para
pengunjungnya diperbolehkan bebas untuk telanjang atau tidak
mengenakan pakaian.
 Di negara Amerika Serikat dan Eropa sudah banyak masyarakatnya dapat
tinggal satu rumah pria dan wanita walaupun belum terikat status
pernikahan yang sah.
8
2.3 Sejarah Multikulturalisme
Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi
yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal
abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara
normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan
homogenitas yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu,
asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih
kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga
tercipta sebuah kebudayaan baru. Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan
resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di
Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar
anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara
elit. Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Inggris
dan Perancis, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan
multikulturalisme.
Latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural:
1. Bentuk wilayah : negara kepulauan
Terjadi isolasi geografis yang menyebabkan terjadinya kemajemukan
suku bangsa atau kemajemukan budaya.
2. Keadaan geografis
Letak yang strategis di antara dua samudra dan dua benua. Orang asing
masuk ke Indonesia, dengan penjajahan dan perdagangan, terjadi
kemajemukan agama.
3. Perbedaan cuaca dan struktur tanah
Perbedaan cuaca dan struktur tanah menyebabkan terjadinya
kemajemukan mata pencaharian.
9
Pengaruh terbentuknya masyarakat multikultural terhadap Kehidupan
masyarakat :
1. Konflik
Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap munculnya potensi konflik
horizontal. Begitu banyak konflik yang terjadi akibat kemajemukan di
masyarakat.
2. Munculnya sikap primordialisme
Yaitu paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir,
baik mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di
dalam lingkungan pertamanya.
3. Munculnya sikap etnosentrisme.
Yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan
kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang
meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
4. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem.
Sikap yang sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu
kelompok. Sementara ekstrem adalah sikap fanatik, sangat keras dan
teguh. Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat kelompok
sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar kelompoknya.
5. Politik Aliran
Ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam
suatu negara. Contohnya adalah partai Islam dan partai Kristen
10
2.4 Multikulturalisme, Demokrasi, dan HAM
Cita-cita mewujudkan demokrasi hampir selalu menyinggung agama dan
keragaman budaya, karena demokrasi tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa
menempatkan agama secara benar dan memberikan apresiasi terhadap keragaman
budaya. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain
secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik,
jender, bahasa, ataupun agama.
Ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantian untuk
menggambarkan masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa, dan budaya yang
berbeda, yakni pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural
(multicultural). Ketiga ekspresi itu sesungguhnya tidak merepresentasikan hal yang
sama, walaupun semuanya mengacu kepada adanya “ketidaktunggalan”. Konsep
pluralitas mengandaikan adanya “hal-hal yang lebih dari satu” (many); keragaman
menunjukkan bahwa keberadaan yang “lebih dari satu” itu berbeda-beda, heterogen,
dan bahkan tak dapat disamakan. Pada abad ke-20, kemajemukan menjadi syarat
demokrasi. Serba tunggal, misalnya, satu ideologi, satu partai politik, satu calon
pemimpin, dianggap sebagai bentuk pemaksaan dari negara.
Dibandingkan dua konsep terdahulu, multikulturalisme sebenarnya relatif
baru. Menurut Bhikhu Parekh (Gurpreet Mahajan, Democracy, Difference and
Justice, 1998), baru sekitar 1970-an gerakan multikultural muncul pertama kali di
Kanada dan Australia, kemudian di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya.
Secara konseptual terdapat perbedaan signifikan antara pluralitas, keragaman, dan
multikultural. Apabila pluralitas sekadar merepresentasikan adanya kemajemukan
(yang lebih dari satu), multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan
segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang publik.
Multikulturalisme menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman.
Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup;
sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas komunitas itu diperlakukan sama.
11
Di sinilah konsep multikulturalisme memberikan kontribusi nyata terhadap
agenda demokratisasi dan nondiskriminasi. Perhatian yang besar terhadap equalitas
(persamaan) dan nondiskriminasi kaum minoritas telah menghubungkan
multikulturalisme dengan demokrasi. Kita tahu, secara historis, demokratisasi
terjadi melalui perjuangan berbagai unsur masyarakat melawan sumber-sumber
diskriminasi sosial. Manusia dilahirkan merdeka dan memiliki hak-hak yang sama.
Tidak ada diskriminasi yang didasarkan pada kelas, jender, ras, atau minoritas
agama dalam domain publik. Sebaliknya, setiap individu harus diperlakukan sebagai
warga dengan hak-hak dan kewenangan yang sama. Sebagai alternatif atas
penolakan terhadap diskriminasi, multikulturalisme memberikan nilai positif
terhadap keragaman kultural. Konsekuensi lebih lanjut adalah kesediaan untuk
memberikan apresiasi konstruktif terhadap segala bentuk tradisi budaya, termasuk
agama.
2.5 HAM dan Multikulturalisme
Prinsip-prinsip HAM telah secara jelas mengukuhkan nilai-nilai inklusi, baik
terkait dengan klas sosial, golongan, warna kulit, kepercayaan dan agama, tradisi,
dan sebagainya. Prinsip-prinsip HAM dengan demikian secara normatif mendorong
umat manusia di muka bumi untuk mengakui kemajemukan atau pluralitas. Prinsip
inalienable, universalitas, non diskriminasi, kesederajatan, martabat manusia
dengan sendirinya mengakui dan mengakomodir keberagaman. Sementara itu,
prinsip tanggungg jawab negara menegaskan pentingnya negara pihak (state
parties) menjamin bahwa pluralisme menjadi prinsip nilai yang memungkinkan
kemajemukan atau pluralitas itu dapat hidup subur tanpa harus terjadi pelanggaran-
pelanggaran hak asasi manusia. Di sinilah relevansi antara HAM dengan pluralisme
dan multikulturalisme. Selalu ada ancaman terjadinya pelanggaran HAM, jika
kemajemukan atau realitas multikultur sebagai realitas sosiologis-politik tidak
diikuti dengan pluralisme dan multikulturalisme sebagai prinsip moral etis yang
(harus) tumbuh dan berkembang di masyarakat.
12
Akibat dari berkembangnya kekuasaan yang bersifat multipolar di
Indonesia, kepatuhan kepada konsensus nasional akan terus merosot dan potensi
konflik horisontal bisa berkembang menjadi konflik aktual mengikuti
perkembangan faktor pemicu yang bersifat lokal, dan kadang-kadang bersifat
sepele. Jika situasinya sudah demikian, konflik dan kekerasan yang terjadi bisa
meluas. Pelanggaran HAM akan marak dimana-mana.
Untuk mencegah situasi berkembang ke arah konflik dan kekerasan,
pemerintah sebenarnya telah diberi mandat/kewajiban oleh undang-undang.
Undang-undang No. 39/1999 mengenai HAM. menyebutkan :
“Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati,melindungi,
menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang-
undang ini, peraturan perundang-undangan lain dan hukum internasional
tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia”
(Pasal 71).
Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana diatur pasal 71,
meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan negara, dan bidang lain. (Pasal
72)
Sayangnya, sampai sejauh ini, pemerintah nampak melakukan pembiaran
dan tak melakukan pencegahan atas maraknya berbagai pusat kekuasaan politik
di masyarakat yang berbasis etno nasionalisme maupun primordialisme,
khususnya agama.
2.6 Multikulturalisme di Indonesia
Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat
keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai
keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita
13
mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup
dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir
tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton),
maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki
makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat
mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.
Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan
akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas.
Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau
tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari
masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu
sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat
banyak dan beraneka ragam.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena:
a) Faktor geografis dan kondisi iklim
Faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu
masyarakat. Maka dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis
dan iklim yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam
masyarakat (multikultural).
b) Pengaruh budaya asing
Mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural,
karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing
kemungkinan akan terpengaruh mindset mereka.
14
c) Keanekaragaman Suku Bangsa
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan
budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah
keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan berkembang di
berbagai tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa
jadinya apabila masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter,
adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain.
d) Keanekaragaman Agama
Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra
dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi
munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung
oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi
sasaran pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah
terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak
interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam
bentuk pengaruh agama dan kebudayaan. Selain melakukan aktivitas
perdagangan, para saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan
menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi setelah bangsa Barat juga
masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan
berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda.
Kerukunan antarumat beragama menjadi idam-idaman hampir semua
orang, karena tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan.
e) Keanekaragaman Ras
Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak
bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.
15
Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain-
lain. Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya.
Ciri-ciri masyarakat multikultural :
a) Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam-
macam suku, ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya
pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut primordial. Contohnya, di
Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari
daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka
memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya.
b) Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya
adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami
kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena
kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen
tertentu.
c) Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya
perlu adanya suatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan
kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam
suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan keputusan.
d) Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya
terdiri dari berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing.
Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat,
kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi.
e) Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya
jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali
terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara
16
paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan
lama.
f) Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam
masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada
ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu
kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan
kepentingan suku atau rasnya.
Jenis-jenis konflik yang timbul dalam keberagaman :
1) Konflik antar-suku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan
suku yang lain.
Contoh : konflik antara suku Dayak dan suku Madura yang terjadi di
Sampit, konflik antara suku-suku kecil di Papua.
2) Konflik antar-agama, yaitu pertentangan antara kelompok yang
memiliki keyakinan atau agama berbeda
Contoh : konflik masyarakat Ambon pemeluk Islam dengan masyarakat
Ambon pemeluk Kristen.
3) Konflik antar-ras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras
yang lain.
4) Konflik antar-golongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau
golongan dalam masyarakat.
Contoh : konflik antar pendukung partai Demokrat dengan simpatisan
PDIP.
17
Contoh penyebab masalah keberagaman di Indonesia :
1) Perbedaan yang ada salah dipahami dan salah disikapi, dan tidak dilihat
dan ditanggapi secara positif serta tidak dikelola dengan baik dalam
konteks kemajemukan.
2) Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya
agamanyalah yang paling benar, mau “menang sendiri”, tidak mau
menghargai, mengakui dan menerima keberadaan serta kebenaran
agama dan umat beragama yang lain.
3) Umat beragama yang fanatik (secara negatif) dan yang terlibat dalam
konflik ataupun yang menciptakan konflik adalah orang-orang yang pada
dasarnya kurang memahami makna dan fungsi secara benar.
Solusi akan masalah keberagaman di Indonesia :
Pancasila merupakan solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut
karena Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah
rasionalitas kita sebagai bangsa majemuk, multi agama, multi bahasa, multi
budaya, dan multi ras, yang bergambar dalam Bhineka Tunggal Ika. Kebinekaan
Indonesia harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah
kebhinekaan yang bermartabat. Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai yang
digunakan bangsa Indonesia sebagai landasan serta motivasi atas segala perbuatan
baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Nilai-nilai
tersebut selalu dapat memberikan solusi atas masalah yang terjadi dalam negara
Indonesia khususnya masalah kemajemukan, seperti saling menghormati, saling
menghargai martabat setiap manusia, mengutamakan sikap persatuan dan kesatuan,
selalu bersikap toleransi, saling menghargai pendapat satu dengan yang lainnya,
mengutamakan kebersamaan untuk persatuan.
18
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesadaran akan adanya keberagaman budaya disebut sebagai kehidupan
multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya sampai disitu. Bahwa suatu
keharusan agar setiap kesadaran akan adanya keberagaman, ditingkatkan lagi
menjadi apresiasi secara positif. Pemahaman ini yang disebut sebagai
multikulturalisme. Multikulturalisme (multiculturalisme)-meskipun berkaitan dan
sering disamakan-adalah kecenderungan yang berbeda dengan pluralisme.
Multikulturalisme adalah sebuah relasi pluralitas yang di dalamnya terdapat
problem minoritas vs mayoritas, yang di dalamnya ada perjuangan eksistensial bagi
pengakuan, persamaan, kesetaraan, dan keadilan.
Multikulturalisme ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia untung
tetap bersatu di tengah keberagaman. Masyarakat dituntut untuk saling menghargai
dan harus mampu bekerjasama dengan baik agar persatuan dan kesatuan pun tetap
terjalin.
3.2 Saran
Adapun tujuan disusunnya makalah ini sebagai berikut :
 Bagi masyarakat Indonesia, yang harus selalu bersikap toleransi demi
berlangsungnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
 Penulis menganggap bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
mendidik dan memotivasi sangat Penulis harapkan demi perbaikan
masalah selanjutnya.
19
DAFTAR PUSTAKA
M.S, Bambang Budiono. 2012. Hak Asasi dan Multikulturalisme. http://bambud_fisip-
fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64127-makalah%20umum
hak%20asasi%20manusia%20dan%20multikulturalisme.html. Diakses pada tanggal 8 April
2017 pada pukul 21:57.
Sirry, Mun’im Agama, Demokrasi, dan Multikulturalisme.
http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=1792&coid=4&caid=9&gid=1
Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:30.
Multikulturalisme. https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme
Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:17.
Sejarah Multikulturalisme. https://artypribadi.wordpress.com/2013/09/13/sejarah-
multikulturalisme/
Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:26.
Ajeeng, Nuraini. 2013. Multikulturalisme.
https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/01/06/multikulturalisme/
Diakses pada tanggal 21 Mei 2017 pada pukul 19:26.
20

More Related Content

What's hot

Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaArief Anzarullah
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuhanafieminence
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaDeni Irawan
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasiofirman afriansyah
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiCici Cweety
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanzahfath06
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualUwes Chaeruman
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanRico Afrinando
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaanPastime.net
 

What's hot (20)

Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
MULTIKULTURALISME
MULTIKULTURALISMEMULTIKULTURALISME
MULTIKULTURALISME
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Makalah pola hidup sehat
Makalah pola hidup sehatMakalah pola hidup sehat
Makalah pola hidup sehat
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Ppt multikultur
Ppt multikulturPpt multikultur
Ppt multikultur
 
Presentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragamaPresentasi kerukunan antar umat beragama
Presentasi kerukunan antar umat beragama
 
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilakuFaktor faktor yang mempengaruhi perilaku
Faktor faktor yang mempengaruhi perilaku
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasioContoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
Contoh nominal,ordinal,interval,dan rasio
 
Makalah multikulturalisme
Makalah multikulturalismeMakalah multikulturalisme
Makalah multikulturalisme
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Makalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap GlobalisasiMakalah Lengkap Globalisasi
Makalah Lengkap Globalisasi
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Islam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaanIslam dan kebudayaan
Islam dan kebudayaan
 
Contoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel KonseptualContoh Artikel Konseptual
Contoh Artikel Konseptual
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 

Similar to Multikulturalisme Indonesia

Masyarakat multikultural disusun atas tiga kata
Masyarakat multikultural disusun atas tiga kataMasyarakat multikultural disusun atas tiga kata
Masyarakat multikultural disusun atas tiga kataMuR- MuRya-
 
Kelas xi iis
Kelas xi iisKelas xi iis
Kelas xi iisNurliza24
 
Kelas xi iis copy
Kelas xi iis   copyKelas xi iis   copy
Kelas xi iis copyNurliza24
 
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Raja Matridi Aeksalo
 
Masyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalMasyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalDimas Ariyanto
 
keanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budayakeanekaragaman Budaya
keanekaragaman BudayaDini Saputri
 
Bicara Multikulturalisme, Bicara Kompromi
Bicara Multikulturalisme, Bicara KompromiBicara Multikulturalisme, Bicara Kompromi
Bicara Multikulturalisme, Bicara KompromiAlif Fauzan
 
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bMasyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bResti Muliani
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Nahdalia Andani
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)MY WORLD
 

Similar to Multikulturalisme Indonesia (20)

Kliping multikulturalisme dan multikultural
Kliping multikulturalisme dan multikulturalKliping multikulturalisme dan multikultural
Kliping multikulturalisme dan multikultural
 
Multikulturalisme
MultikulturalismeMultikulturalisme
Multikulturalisme
 
Multi kulturalisme
Multi kulturalismeMulti kulturalisme
Multi kulturalisme
 
Masyarakat multikultural disusun atas tiga kata
Masyarakat multikultural disusun atas tiga kataMasyarakat multikultural disusun atas tiga kata
Masyarakat multikultural disusun atas tiga kata
 
Kelas xi iis
Kelas xi iisKelas xi iis
Kelas xi iis
 
Kelas xi iis copy
Kelas xi iis   copyKelas xi iis   copy
Kelas xi iis copy
 
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
Pluralism and National Integration (Sistem Sosial Budaya Indonesia)
 
Masyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalMasyarakat Multikultural
Masyarakat Multikultural
 
keanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budayakeanekaragaman Budaya
keanekaragaman Budaya
 
Multikulturalisme
MultikulturalismeMultikulturalisme
Multikulturalisme
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Bicara Multikulturalisme, Bicara Kompromi
Bicara Multikulturalisme, Bicara KompromiBicara Multikulturalisme, Bicara Kompromi
Bicara Multikulturalisme, Bicara Kompromi
 
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4bMasyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
Masyarakat Multikultural " Resti Muliani/ 1113015000003/4b
 
Sosiologi multikultur
Sosiologi multikulturSosiologi multikultur
Sosiologi multikultur
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
Makalah multikultural
Makalah multikulturalMakalah multikultural
Makalah multikultural
 
Remidi bu haka
Remidi bu hakaRemidi bu haka
Remidi bu haka
 
Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme Peta konsep multikulturalisme
Peta konsep multikulturalisme
 
Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)Sosiologi (masyarakat multikultural)
Sosiologi (masyarakat multikultural)
 
Budaya konteks multikultural
Budaya konteks multikulturalBudaya konteks multikultural
Budaya konteks multikultural
 

More from Juwita Yulianto

Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaJuwita Yulianto
 
The comparison between western and eastern culture
The comparison between western and eastern cultureThe comparison between western and eastern culture
The comparison between western and eastern cultureJuwita Yulianto
 
The minister's black veil analysis
The minister's black veil analysisThe minister's black veil analysis
The minister's black veil analysisJuwita Yulianto
 
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISH
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISHHISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISH
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISHJuwita Yulianto
 
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARA
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARAINTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARA
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARAJuwita Yulianto
 
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAPSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAJuwita Yulianto
 

More from Juwita Yulianto (16)

Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusiaMakalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
Makalah psikologi humanistik memandang hakikat manusia
 
The comparison between western and eastern culture
The comparison between western and eastern cultureThe comparison between western and eastern culture
The comparison between western and eastern culture
 
Psikologi humanistik
Psikologi humanistikPsikologi humanistik
Psikologi humanistik
 
The minister's black veil analysis
The minister's black veil analysisThe minister's black veil analysis
The minister's black veil analysis
 
Makalah Leadership
Makalah LeadershipMakalah Leadership
Makalah Leadership
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
CERPEN
CERPENCERPEN
CERPEN
 
KOTA TUA
 KOTA TUA KOTA TUA
KOTA TUA
 
PHONOLOGY
PHONOLOGYPHONOLOGY
PHONOLOGY
 
MORPHOLOGY
MORPHOLOGYMORPHOLOGY
MORPHOLOGY
 
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISH
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISHHISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISH
HISTORICAL OF LINGUISTIC AND HISTORICAL OF ENGLISH
 
LEADERSHIP
LEADERSHIPLEADERSHIP
LEADERSHIP
 
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARA
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARAINTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARA
INTOLERANSI BERAGAMA DI KOREA UTARA
 
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMAPSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
PSIKOLOGI MANUSIA DALAM BERAGAMA
 
CULTURAL CONFLICT
CULTURAL CONFLICTCULTURAL CONFLICT
CULTURAL CONFLICT
 
KARYA ILMIAH
KARYA ILMIAHKARYA ILMIAH
KARYA ILMIAH
 

Recently uploaded

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 

Recently uploaded (20)

Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 

Multikulturalisme Indonesia

  • 1. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara dengan status negara berkembang, Indonesia juga merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke 4 setelah Cina, Amerika, dan India. Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki jumlah pulau yang sangat banyak, lebih dari 15.000 pulau kecil dan 5 pulau besar yang terhampar dari sabang sampai merauke. Dengan jumlah penduduk yang besar dan juga jumlah pulau yang sangat banyak, memungkinkan terjadinya perbedaan diberbagai bidang, mulai dari agama, suku, ras, dan bahasa.Hal tersebut dianggap wajar, karena setiap golongan memiliki pendapat dan juga pandangan yang berbeda- beda. Dampak dari perbedaan tersebut beragam, mulai dari yang positif hingga dampak negatif yang berakibat pada tejadinya konflik. Konflik yang berkepanjangan dapat mengakibatkan perpecahan dan juga disintegrasi bangsa yang berbuntut pada dendam turun-temurun tanpa pernah ada solusinya. Selain konflik, permasalahan-permasalahan yang terjadi diIndonesia juga semakin beragam dan semakin berkembang disetiap tahunnya, hingga menjadi pusat perhatian dari semua kalangan. Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat. Dalam arti ini keberagaman bukan sekedar keberagaman suku, ras, ataupun agama, melainkan keberagaman bentuk-bentuk kehidupan, termasuk di dalamnya adalah kelompok-kelompok subkultur.
  • 2. 2 Oleh karena itu, sebagai bangsa yang majemuk, bangsa Indonesia memiliki Pancasila sebagai sebuah pegangan dalam bertindak untuk menyikapi perbedaan- perbedaan yang ada dalam multikulturalisme. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah yang dimaksud dengan Multikulturalisme ? 2. Apa saja jenis-jenis Multikulturalisme itu ? 3. Bagaimanakah sejarah dari Multikulturalisme ? 4. Bagaimana hubungan Multikulturalisme dengan Demokrasi dan HAM ? 5. Apa saja kasus-kasus Multikulturalisme di Indonesia ? 6. Bagaimana solusi untuk mengatasi masalah multikulturalisme ? 1.3 Tujuan Adapun tujuan disusunnya makalah ini sebagai berikut : 1. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai pemahaman akan pengertian multikulturalisme; 2. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai bagaimana cara menyikapi perbedaan – perbedaan yang sering kali menjadi pemicu konflik; 3. memberikan pemahaman kepada Pembaca mengenai bagaimana cara mengatasi konflik – konflik dalam multikulturalisme; 4. memberikan pemahaman kepada Pembaca agar terus menjaga persatuan dan kesatuan ditengah keberagaman.
  • 3. 3 BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Multikulturalisme Multikulturalisme Berasal dari kata multi (plural) dan kultural (tentang budaya), Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka anut. Adapun pengertian menurut para ahli :  1Multikulturalisme adalah pandangan hidup yang mengedepankan kebersamaan atas asas berbedaan, baik perbedaan agama, politik, sampai dengan perbedaan suku bangsa.  2Multikulturalisme meliputi pemahaman, apresiasi dan penilaian budaya seseorang, serta penghormatan dan keingintahuan tentang budaya etnis orang lain. Multikulturalisme menekankan keanekaragaman kebudayaan dalam kesederajatan. Multikulturalisme lahir dari benih-benih konsep yang sama dengan demokrasi, supremasi hukum, hak asasi manusia, dan prinsip-prinsip etika dan moral egaliter sosial-politik. Lahirnya paham multikulturalisme berlatarbelakang kebutuhan akan pengakuan (the need of recognition) terhadap kemajemukan budaya, yang menjadi realitas sehari-hari banyak bangsa, termasuk Indonesia. 1Azyumardi Azra, Pengertian Multikulturalisme, (2007). 2 Lawrence Blum, Pengertian Multikulturalisme, (2007).
  • 4. 4 Pengertian masyarakat multikultural :  3Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih komunitas (kelompok) yang secara kultural dan ekonomi terfragmentasi dan memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain.  4Masyarakat multikultural adalah masyarakat yang terdiri dari beberapa jenis kumunitas budaya dengan semua manfaat, dengan sedikit perbedaan dalam konsepsi dunia, sistem makna, nilai, bentuk organisasi sosial, sejarah, adat istiadat dan kebiasaan. 2.2 Jenis-Jenis Multikulturalisme 1) Multikulturalisme Isolasionis Multikulturalisme isolasionis mengacu kepada masyarakat dimana berbagai kelompok kultural menjalankan hidup secara otonom dan terlibat dalam interaksi satu sama lain. Kelompok ini menerima keragaman, tetapi pada saat yang sama berusaha mempertahankan budaya mereka secara terpisah dari masyarakat lain umumnya. Contoh :  Masyarakat yang ada pada sistem "millet" di Turki Usmani.  Masyarakat Amish di USA.  Masyarakat Baduy di Banten.  Suku Mascho Piro yang hidup di Taman Nasional Manu, tenggara Peru.  Suku Korowai, mereka tinggal di Papua New Guinea dan budaya mereka masih tetap terisolasi dari peradaban modern. 3J.S Furnival, Pengertian Mayarakat Multikulturalisme, (2002). 4Parekh, Pengertian Mayarakat Multikultural, (1997).
  • 5. 5 2) Multikulturalisme Akomodatif Multikulturalisme akomodatif yakni masyarakat plural yang memiliki kultur atau budaya dominan yang membuat penyesuaian dan akomodasi-akomodasi tertentu bagi kebutuhan kultural kaum minoritas. Masyarakat kaum multikultural akomodatif merumuskan dan menerapkan undang-undang, hukum, dan ketentuan-ketentuan yang sensitif secara kutural dan memberikan kebebasan kepada kaum minoritas untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka; sebaliknya kaum minoritas tidak menantang kultur dominan. Tipe masyarakat multikulturalisme akomodatif ini dapat ditemukan di Inggris, Prancis, dan beberapa negara eropa lainnya. Contoh :  Di negara Inggris membantu integrasi para imigran dan kaum minoritas, menghilangkan berbagai halangan terhadap keikutsertaan mereka dalam kehidupan bernegara.  Perancis menerapkan izin waktu bagi para umat Muslim untuk shalat dan beribadah di saat waktu kerja.  Banyaknya negara – negara di Eropa sudah menerapkan label “Halal” pada makanan yang mereka jual, sehingga membantu masyarakat umat Muslim dalam memilih makanan.  Di negara Indonesia yang masyarakatnya mayoritas umat bergama Islam, tapi dalam membentuk undang – undang sesuai atau tidak menganggu hak dan kewajiban dari pemeluk agama lain.  Di negara – negara Eropa, pemerintahnya sudah mulai menerapkan kurikulum pendidikan agama Islam ke setiap sekolah yang membutuhkan. Serta mengizinkan pendirian sekolah – sekolah Islam. 3) Multikulturalisme Otonomis Multukulturalisme otonomis yakni masyarakat plural dimana kelompok- kelompk kultural utama berusaha mewujudkan kesetaraan (equality) dengan budaya dominan dan menginginkan kehidupan otonom dalam kerangka politik
  • 6. 6 yang secara kolektif bisa diterima. Fokus pokok kelompok ini adalah untuk mempertahankan cara hidup mereka, yang memiliki hak yang sama dengan kelompok dominan; mereka menantang kelompok kultural dominan dan berusaha menciptakan suatu masyarakat dimana semua kelompok dapat eksis sebagai mitra yang sejajar. Contoh :  Kaum zionis Yahudi yang menolak keberadaan kamu palestina.  Negara Indonesia yang kaum mayoritasnya menginginkan negara dengan tegaknya syariat Islam.  Negara Belanda melarang pembangunan menara – menara masjid.  Di Swiss pemerintah melarang penggunaan Hijab dan Cadar bagi masyarakatnya.  Negara Indonesia di sebagian besar wilayahnya, masing – masing pemerintah melarang penjualan dan bukanya rumah makan selama bulan puasa. Padahal banyak juga masyarakat yang tidak menjalankan puasa. 4) Multikulturalisme Kritikal atau Interaktif Multikulturalisme kritikal atau interaktif yakni masyarakat plural dimana kelompok-kelompok kultural tidak terlalu fokus dengan kehidupan kultural otonom, tetapi lebih menuntut penciptaan kultur kolektif yang mencerminkan dan menegaskan perspektif mereka. Contoh :  Nelson Mandela salah satu tokoh yang menolak politik kulit hitam atau “APARTHEID” yang membuat orang kulit hitam menjadi warga kelas bawah.  Gus Dur mantan presiden Indonesia yang memperjuangkan hak warga kaum Tioghoa untuk merayakan hari raya Imlek.  Pendeta Martin Luther King, Jr., Ph.D. M enentang diskriminasi terhadap orang-orang kulit hitam.
  • 7. 7  Hj. Rangkayo Rasuna Said, ia memperjuangkan adanya persamaan hak antara pria dan wanita.  Prof. Dr. Nurcholish Madjid biasa dipanggil Cak Nur mendukung konsep kebebasan dalam beragama, namun bebas dalam konsep Cak Nur tersebut dimaksudkan sebagai kebebasan dalam menjalankan agama tertentu yang disertai dengan tanggung jawab penuh atas apa yang dipilih. 5) Multikulturalisme Kosmopolitan Multikulturalisme kosmopolitan yakni dimana masyarakat plural berusaha menghapuskan batas-batas kultural sama sekali untuk menciptakan sebuah masyarakat dimana setiap individu tidak lagi terkait pada budaya tertentu, dan sebaliknya secara bebas terlibat dalam eksperimen-eksperimen interkultural dan sekaligus mengembangkan kehidupan kultural masing-masing. Sebagian besar pendukung multikulturalisme jenis ini ialah kelompok liberal yang memiliki kecenderungan postmodern, memandang seluruh budaya sebagai resources yang dapat mereka pilih dan ambil secara bebas. Contoh :  Masyarakat yang ada di negara Amerika Serikat, sebagian besar masyarakatnya yang terdiri berbagai macam suku bangsa sudah mulai meninggalkan budaya ke-sukuan. Justru timbul budaya multicultural baru yaitu, : Haloween, Thanksgiving dan lain – lain.  Di negara Singapura yang mayoritas penduduknya dari pendatang, memunculkan budaya oriental dalam kehidupan masyarakatnya.  Di negara Perancis, ada sebuah kawasan pantai dimana para pengunjungnya diperbolehkan bebas untuk telanjang atau tidak mengenakan pakaian.  Di negara Amerika Serikat dan Eropa sudah banyak masyarakatnya dapat tinggal satu rumah pria dan wanita walaupun belum terikat status pernikahan yang sah.
  • 8. 8 2.3 Sejarah Multikulturalisme Multikulturalisme bertentangan dengan monokulturalisme dan asimilasi yang telah menjadi norma dalam paradigma negara-bangsa (nation-state) sejak awal abad ke-19. Monokulturalisme menghendaki adanya kesatuan budaya secara normatif (istilah 'monokultural' juga dapat digunakan untuk menggambarkan homogenitas yang belum terwujud (pre-existing homogeneity). Sementara itu, asimilasi adalah timbulnya keinginan untuk bersatu antara dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dengan cara mengurangi perbedaan-perbedaan sehingga tercipta sebuah kebudayaan baru. Multikulturalisme mulai dijadikan kebijakan resmi di negara berbahasa-Inggris (English-speaking countries), yang dimulai di Afrika pada tahun 1999. Kebijakan ini kemudian diadopsi oleh sebagian besar anggota Uni Eropa, sebagai kebijakan resmi, dan sebagai konsensus sosial di antara elit. Namun beberapa tahun belakangan, sejumlah negara Eropa, terutama Inggris dan Perancis, mulai mengubah kebijakan mereka ke arah kebijakan multikulturalisme. Latar belakang terbentuknya masyarakat multikultural: 1. Bentuk wilayah : negara kepulauan Terjadi isolasi geografis yang menyebabkan terjadinya kemajemukan suku bangsa atau kemajemukan budaya. 2. Keadaan geografis Letak yang strategis di antara dua samudra dan dua benua. Orang asing masuk ke Indonesia, dengan penjajahan dan perdagangan, terjadi kemajemukan agama. 3. Perbedaan cuaca dan struktur tanah Perbedaan cuaca dan struktur tanah menyebabkan terjadinya kemajemukan mata pencaharian.
  • 9. 9 Pengaruh terbentuknya masyarakat multikultural terhadap Kehidupan masyarakat : 1. Konflik Kondisi kemajemukan berpengaruh terhadap munculnya potensi konflik horizontal. Begitu banyak konflik yang terjadi akibat kemajemukan di masyarakat. 2. Munculnya sikap primordialisme Yaitu paham yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak lahir, baik mengenai tradisi, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya. 3. Munculnya sikap etnosentrisme. Yaitu sikap atau pandangan yang berpangkal pada masyarakat dan kebudayaan sendiri, biasanya disertai dengan sikap dan pandangan yang meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain. 4. Munculnya sikap fanatik dan ekstrem. Sikap yang sangat kuat meyakini ajaran atau mendukung suatu kelompok. Sementara ekstrem adalah sikap fanatik, sangat keras dan teguh. Seorang ekstremis menganggap bahwa hanya pendapat kelompok sendirilah yang benar dan menolak pendapat dari luar kelompoknya. 5. Politik Aliran Ideologi nonformal yang dianut oleh anggota organisasi politik dalam suatu negara. Contohnya adalah partai Islam dan partai Kristen
  • 10. 10 2.4 Multikulturalisme, Demokrasi, dan HAM Cita-cita mewujudkan demokrasi hampir selalu menyinggung agama dan keragaman budaya, karena demokrasi tidak mungkin bisa diwujudkan tanpa menempatkan agama secara benar dan memberikan apresiasi terhadap keragaman budaya. Inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok lain secara sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, jender, bahasa, ataupun agama. Ada tiga istilah yang kerap digunakan secara bergantian untuk menggambarkan masyarakat yang terdiri dari agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda, yakni pluralitas (plurality), keragaman (diversity), dan multikultural (multicultural). Ketiga ekspresi itu sesungguhnya tidak merepresentasikan hal yang sama, walaupun semuanya mengacu kepada adanya “ketidaktunggalan”. Konsep pluralitas mengandaikan adanya “hal-hal yang lebih dari satu” (many); keragaman menunjukkan bahwa keberadaan yang “lebih dari satu” itu berbeda-beda, heterogen, dan bahkan tak dapat disamakan. Pada abad ke-20, kemajemukan menjadi syarat demokrasi. Serba tunggal, misalnya, satu ideologi, satu partai politik, satu calon pemimpin, dianggap sebagai bentuk pemaksaan dari negara. Dibandingkan dua konsep terdahulu, multikulturalisme sebenarnya relatif baru. Menurut Bhikhu Parekh (Gurpreet Mahajan, Democracy, Difference and Justice, 1998), baru sekitar 1970-an gerakan multikultural muncul pertama kali di Kanada dan Australia, kemudian di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan lainnya. Secara konseptual terdapat perbedaan signifikan antara pluralitas, keragaman, dan multikultural. Apabila pluralitas sekadar merepresentasikan adanya kemajemukan (yang lebih dari satu), multikulturalisme memberikan penegasan bahwa dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di dalam ruang publik. Multikulturalisme menjadi semacam respons kebijakan baru terhadap keragaman. Dengan kata lain, adanya komunitas-komunitas yang berbeda saja tidak cukup; sebab yang terpenting adalah bahwa komunitas komunitas itu diperlakukan sama.
  • 11. 11 Di sinilah konsep multikulturalisme memberikan kontribusi nyata terhadap agenda demokratisasi dan nondiskriminasi. Perhatian yang besar terhadap equalitas (persamaan) dan nondiskriminasi kaum minoritas telah menghubungkan multikulturalisme dengan demokrasi. Kita tahu, secara historis, demokratisasi terjadi melalui perjuangan berbagai unsur masyarakat melawan sumber-sumber diskriminasi sosial. Manusia dilahirkan merdeka dan memiliki hak-hak yang sama. Tidak ada diskriminasi yang didasarkan pada kelas, jender, ras, atau minoritas agama dalam domain publik. Sebaliknya, setiap individu harus diperlakukan sebagai warga dengan hak-hak dan kewenangan yang sama. Sebagai alternatif atas penolakan terhadap diskriminasi, multikulturalisme memberikan nilai positif terhadap keragaman kultural. Konsekuensi lebih lanjut adalah kesediaan untuk memberikan apresiasi konstruktif terhadap segala bentuk tradisi budaya, termasuk agama. 2.5 HAM dan Multikulturalisme Prinsip-prinsip HAM telah secara jelas mengukuhkan nilai-nilai inklusi, baik terkait dengan klas sosial, golongan, warna kulit, kepercayaan dan agama, tradisi, dan sebagainya. Prinsip-prinsip HAM dengan demikian secara normatif mendorong umat manusia di muka bumi untuk mengakui kemajemukan atau pluralitas. Prinsip inalienable, universalitas, non diskriminasi, kesederajatan, martabat manusia dengan sendirinya mengakui dan mengakomodir keberagaman. Sementara itu, prinsip tanggungg jawab negara menegaskan pentingnya negara pihak (state parties) menjamin bahwa pluralisme menjadi prinsip nilai yang memungkinkan kemajemukan atau pluralitas itu dapat hidup subur tanpa harus terjadi pelanggaran- pelanggaran hak asasi manusia. Di sinilah relevansi antara HAM dengan pluralisme dan multikulturalisme. Selalu ada ancaman terjadinya pelanggaran HAM, jika kemajemukan atau realitas multikultur sebagai realitas sosiologis-politik tidak diikuti dengan pluralisme dan multikulturalisme sebagai prinsip moral etis yang (harus) tumbuh dan berkembang di masyarakat.
  • 12. 12 Akibat dari berkembangnya kekuasaan yang bersifat multipolar di Indonesia, kepatuhan kepada konsensus nasional akan terus merosot dan potensi konflik horisontal bisa berkembang menjadi konflik aktual mengikuti perkembangan faktor pemicu yang bersifat lokal, dan kadang-kadang bersifat sepele. Jika situasinya sudah demikian, konflik dan kekerasan yang terjadi bisa meluas. Pelanggaran HAM akan marak dimana-mana. Untuk mencegah situasi berkembang ke arah konflik dan kekerasan, pemerintah sebenarnya telah diberi mandat/kewajiban oleh undang-undang. Undang-undang No. 39/1999 mengenai HAM. menyebutkan : “Pemerintah wajib dan bertanggung jawab menghormati,melindungi, menegakkan, dan memajukan hak asasi manusia yang diatur dalam undang- undang ini, peraturan perundang-undangan lain dan hukum internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara Republik Indonesia” (Pasal 71). Kewajiban dan tanggung jawab pemerintah sebagaimana diatur pasal 71, meliputi langkah implementasi yang efektif dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan negara, dan bidang lain. (Pasal 72) Sayangnya, sampai sejauh ini, pemerintah nampak melakukan pembiaran dan tak melakukan pencegahan atas maraknya berbagai pusat kekuasaan politik di masyarakat yang berbasis etno nasionalisme maupun primordialisme, khususnya agama. 2.6 Multikulturalisme di Indonesia Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural. Bila kita
  • 13. 13 mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu. Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena: a) Faktor geografis dan kondisi iklim Faktor ini sangat mempengaruhi apa dan bagaimana kebiasaan suatu masyarakat. Maka dalam suatu daerah yang memiliki kondisi geografis dan iklim yang berbeda maka akan terdapat perbedaan dalam masyarakat (multikultural). b) Pengaruh budaya asing Mengapa budaya asing menjadi penyebab terjadinya multikultural, karena masyarakat yang sudah mengetahui budaya-budaya asing kemungkinan akan terpengaruh mindset mereka.
  • 14. 14 c) Keanekaragaman Suku Bangsa Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa banyaknya. Yang menjadi sebab adalah keberadaan ratusan suku bangsa yang hidup dan berkembang di berbagai tempat di wilayah Indonesia. Kita bisa membayangkan apa jadinya apabila masing-masing suku bangsa itu mempunyai karakter, adat istiadat, bahasa, kebiasaan, dan lain-lain. d) Keanekaragaman Agama Letak kepulauan Nusantara pada posisi silang di antara dua samudra dan dua benua, jelas mempunyai pengaruh yang penting bagi munculnya keanekaragaman masyarakat dan budaya. Dengan didukung oleh potensi sumber alam yang melimpah, maka Indonesia menjadi sasaran pelayaran dan perdagangan dunia. Apalagi di dalamnya telah terbentuk jaringan perdagangan dan pelayaran antarpulau. Dampak interaksi dengan bangsa-bangsa lain itu adalah masuknya beragam bentuk pengaruh agama dan kebudayaan. Selain melakukan aktivitas perdagangan, para saudagar Islam, Hindu, Buddha, juga membawa dan menyebarkan ajaran agamanya. Apalagi setelah bangsa Barat juga masuk dan terlibat di dalamnya. Agama-agama besar pun muncul dan berkembang di Indonesia, dengan jumlah penganut yang berbeda-beda. Kerukunan antarumat beragama menjadi idam-idaman hampir semua orang, karena tidak satu agama pun yang mengajarkan permusuhan. e) Keanekaragaman Ras Salah satu dampak terbukanya letak geografis Indonesia, banyak bangsa luar yang bisa masuk dan berinteraksi dengan bangsa Indonesia.
  • 15. 15 Misalnya, keturunan Arab, India, Persia, Cina, Hadramaut, dan lain- lain. Dengan sejarah, kita bisa merunut bagaimana asal usulnya. Ciri-ciri masyarakat multikultural : a) Terjadi segmentasi, yaitu masyarakat yang terbentuk oleh bermacam- macam suku, ras, dll tapi masih memiliki pemisah. Yang biasanya pemisah itu adalah suatu konsep yang disebut primordial. Contohnya, di Jakarta terdiri dari berbagai suku dan ras, baik itu suku dan ras dari daerah dalam negeri maupun luar negeri, dalam kenyataannya mereka memiliki segmen berupa ikatan primordial kedaerahaannya. b) Memilki struktur dalam lembaga yang non komplementer, maksudnya adalah dalam masyarakat majemuk suatu lembaga akam mengalami kesulitan dalam menjalankan atau mengatur masyarakatnya alias karena kurang lengkapnya persatuan yang terpisah oleh segmen-segmen tertentu. c) Konsensus rendah, maksudnya adalah dalam kelembagaan pastinya perlu adanya suatu kebijakan dan keputusan. Keputusan berdasarkan kesepakatan bersama itulah yang dimaksud konsensus, berarti dalam suatu masyarakat majemuk sulit sekali dalam pengambilan keputusan. d) Relatif potensi ada konflik, dalam suatu masyarakat majemuk pastinya terdiri dari berbagai macam suku adat dan kebiasaan masing-masing. Dalam teorinya semakin banyak perbedaan dalam suatu masyarakat, kemungkinan akan terjadinya konflik itu sangatlah tinggi. e) Integrasi dapat tumbuh dengan paksaan, seperti yang sudah saya jelaskan di atas, bahwa dalam masyarakat multikultural itu susah sekali terjadi pengintegrasian, maka jalan alternatifnya adalah dengan cara
  • 16. 16 paksaan, walaupun dengan cara seperti ini integrasi itu tidak bertahan lama. f) Adanya dominasi politik terhadap kelompok lain, karena dalam masyarakat multikultural terdapat segmen-segmen yang berakibat pada ingroup fiiling tinggi maka bila suaru ras atau suku memiliki suatu kekuasaan atas masyarakat itu maka dia akan mengedapankan kepentingan suku atau rasnya. Jenis-jenis konflik yang timbul dalam keberagaman : 1) Konflik antar-suku, yaitu pertentangan antara suku yang satu dengan suku yang lain. Contoh : konflik antara suku Dayak dan suku Madura yang terjadi di Sampit, konflik antara suku-suku kecil di Papua. 2) Konflik antar-agama, yaitu pertentangan antara kelompok yang memiliki keyakinan atau agama berbeda Contoh : konflik masyarakat Ambon pemeluk Islam dengan masyarakat Ambon pemeluk Kristen. 3) Konflik antar-ras, yaitu pertentangan antara ras yang satu dengan ras yang lain. 4) Konflik antar-golongan, yaitu pertentangan antara kelompok atau golongan dalam masyarakat. Contoh : konflik antar pendukung partai Demokrat dengan simpatisan PDIP.
  • 17. 17 Contoh penyebab masalah keberagaman di Indonesia : 1) Perbedaan yang ada salah dipahami dan salah disikapi, dan tidak dilihat dan ditanggapi secara positif serta tidak dikelola dengan baik dalam konteks kemajemukan. 2) Fanatisme yang salah. Penganut agama tertentu menganggap hanya agamanyalah yang paling benar, mau “menang sendiri”, tidak mau menghargai, mengakui dan menerima keberadaan serta kebenaran agama dan umat beragama yang lain. 3) Umat beragama yang fanatik (secara negatif) dan yang terlibat dalam konflik ataupun yang menciptakan konflik adalah orang-orang yang pada dasarnya kurang memahami makna dan fungsi secara benar. Solusi akan masalah keberagaman di Indonesia : Pancasila merupakan solusi bagi permasalahan-permasalahan tersebut karena Pancasila yang digali dan dirumuskan para pendiri bangsa ini adalah sebuah rasionalitas kita sebagai bangsa majemuk, multi agama, multi bahasa, multi budaya, dan multi ras, yang bergambar dalam Bhineka Tunggal Ika. Kebinekaan Indonesia harus dijaga sebaik mungkin. Kebhinekaan yang kita inginkan adalah kebhinekaan yang bermartabat. Di dalam pancasila terdapat nilai-nilai yang digunakan bangsa Indonesia sebagai landasan serta motivasi atas segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan kenegaraan. Nilai-nilai tersebut selalu dapat memberikan solusi atas masalah yang terjadi dalam negara Indonesia khususnya masalah kemajemukan, seperti saling menghormati, saling menghargai martabat setiap manusia, mengutamakan sikap persatuan dan kesatuan, selalu bersikap toleransi, saling menghargai pendapat satu dengan yang lainnya, mengutamakan kebersamaan untuk persatuan.
  • 18. 18 BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesadaran akan adanya keberagaman budaya disebut sebagai kehidupan multikultural. Akan tetapi tentu, tidak cukup hanya sampai disitu. Bahwa suatu keharusan agar setiap kesadaran akan adanya keberagaman, ditingkatkan lagi menjadi apresiasi secara positif. Pemahaman ini yang disebut sebagai multikulturalisme. Multikulturalisme (multiculturalisme)-meskipun berkaitan dan sering disamakan-adalah kecenderungan yang berbeda dengan pluralisme. Multikulturalisme adalah sebuah relasi pluralitas yang di dalamnya terdapat problem minoritas vs mayoritas, yang di dalamnya ada perjuangan eksistensial bagi pengakuan, persamaan, kesetaraan, dan keadilan. Multikulturalisme ini menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia untung tetap bersatu di tengah keberagaman. Masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan harus mampu bekerjasama dengan baik agar persatuan dan kesatuan pun tetap terjalin. 3.2 Saran Adapun tujuan disusunnya makalah ini sebagai berikut :  Bagi masyarakat Indonesia, yang harus selalu bersikap toleransi demi berlangsungnya persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.  Penulis menganggap bahwa penyusunan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat mendidik dan memotivasi sangat Penulis harapkan demi perbaikan masalah selanjutnya.
  • 19. 19 DAFTAR PUSTAKA M.S, Bambang Budiono. 2012. Hak Asasi dan Multikulturalisme. http://bambud_fisip- fisip.web.unair.ac.id/artikel_detail-64127-makalah%20umum hak%20asasi%20manusia%20dan%20multikulturalisme.html. Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 21:57. Sirry, Mun’im Agama, Demokrasi, dan Multikulturalisme. http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=1792&coid=4&caid=9&gid=1 Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:30. Multikulturalisme. https://id.wikipedia.org/wiki/Multikulturalisme Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:17. Sejarah Multikulturalisme. https://artypribadi.wordpress.com/2013/09/13/sejarah- multikulturalisme/ Diakses pada tanggal 8 April 2017 pada pukul 22:26. Ajeeng, Nuraini. 2013. Multikulturalisme. https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/01/06/multikulturalisme/ Diakses pada tanggal 21 Mei 2017 pada pukul 19:26.
  • 20. 20