SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Disusun oleh Ester Emilia (2115130412)
Kelas 1B Semester 099

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2013
Apa yang dilakukan oleh orang-orang ketika mereka bersama? Ketika mereka
bermain, bertanding, menyatakan cinta, atau memacu mobil balapnya? Mereka saling
berbicara. Kita hidup dalam dunia kata-kata. Kita berbicara kepada teman, perkumpulan,
pasangan, atau kepada guru. Kita berbicara dengan bertemu muka atau telepon.
Kebanyakan orang melakukan tanggapan dengan berbicara. Alhasil, setiap masalah
dalam kehidupan kita tidak pernah lepas dari menggunakan kata-kata.
Penguasaan terhadap bahasa adalah suatu hal yang sangat penting melebihi
atribut apapun, serta apa yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya.
Untuk memahami kemanusiaan kita, orang harus memahami atau mengetahui bahasa
yang menjadikan kita sebagai manusia. Oleh karena itu, menurut kepercayaan ini kita
semua menjadi “manusia” karena kita setidak-tidaknya menguasai atau mengetahui
sebuah bahasa. Tetapi apakah bahasa itu?
Maka, jawaban dari pertanyaan diatas haruslah berkenaan dengan “sosok”
bahasa itu, bukan tentang fungsi atau lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh
Kridalaksana dan juga Djoko Kentjono “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter
yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi,
dan mengidentifikasikan diri”. Dapat dilihat diatas bahwa definisi bahasa menurut dua
pakar lebih ditekankan pada ciri bahasa itu sendiri. Kalau dibutiri akan didapatkan
beberapa ciri yang hakiki dari bahasa, salah satunya adalah bahasa sebagai sebuah
sistem.
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan seharihari dengan makna „cara‟ atau „aturan‟, seperti dalam kalimat “Kalau
tahu sistemnnya, tentu mudah mengerjakannya”. Dalam kaitan dengan
keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk
suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk
oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya dan
berhubungan secara fungsional. Sebagaimana yang telah dijelaskan
diatas tentang sistem, bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun
secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul
secara acak atau tak beraturan.
Untuk mendapat pengertian yang lebih baik, kita ambil contoh
yang konkret, yaitu sebuah sepeda. Sebuah sepeda dapat berfungsi
kalau unsur atau komponennya (roda, rantai, kemudi, dan sebagainya)
tersusun sesuai dengan pola atau tempatnya. Kalau komponennya
tidak terletak pada tempat yang seharusnya, meskipun secara
keseluran tampaknya utuh, maka sepeda itu tak dapat berfungsi
karena susunannya tidak membentuk sebuah sistem.
Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen
yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu yang
berulang, dan memebentuk suatu kesatuan, sehingga kalau salah
satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat
diramalkan (diduga) kehadirannya. Sebagai contoh bila kita
menemukan kalimat berikut
1)
2)

melompatlah kucing itu ke meja.
Kemudian kucing itu melompatlah ke meja.

Kita
secara
intuisi,
sebagai
penutur
bahasa
Indonesia, akan tahu bahwa deretan (1) adalah sebuah kalimat
bahasa Indonesia karena tersusun dengan benar menurut pola
aturan kaidah bahasa Indonesia. Sebaliknya, deretan (2) bukan
kalimat bahasa Indonesia yang baik karena tidak tersusun
menurut pola aturan atau sistem bahasa Indonesia.
Pola-pola sistem dapat kita pelajari. Karena itu kita
akan tahu kalau sudah kita pelajari, apakah suatu kalimat
adalah bahasa Indonesia yang benar atau tidak. Kita juga
bisa mengenali suatu kalimat bahasa Indonesia yang benar
atau tidak meskipun ada unsur yang ditaanggalkan.
Misalnya:
Ibu
a

mem...
b

seekor ......
c
d

Pada konstruksi (3) diatas unsur „b‟ dan „d‟
dihilangkan sebagian namun, sebagai penutur bahasa
Indonesia kita dapat memahami dari polanya, bahwa
konstruksi (3) itu adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia
yang baik. Kita juga dapat meramalkan bagian „b‟ yang
dihilangkan, pasti sebuah kata yang dimulai dengan
konsosnan /b/, mungkin beli, bakar, atau bunuh. Bagian „d‟
yang dihilangkan juga dapat diramalkan berupa nama
binatang, mungkin ikan, kucing, atau tikus.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat
sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya, bahasa
itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak,
secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa
itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari
sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat
disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem
morfologi subsistem sintaksis, dan subsistem semantik.
Subsistem bahasa, terutama subsistem fonologi,
subsistem morfologi, dan subsistem sintaksis tersususn
secara hierarkis (mempunyai susunan atau struktur). Ketiga
subsistem itu (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait
dengan subsistem semantik sedangkan subsistem leksikon
yang juga diliputi subsistem semantik berada diluar ketiga
subsistem struktural itu.
Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal
dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa.
Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi;
tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian
morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana
masuk dalam bidang kajian sintaksis. Tetapi perlu
dicatat, bahwa kata selain dikaji dalam morfologi juga
dikaji dalam sintaksis. Dalam morfologi, kata menjadi
satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis kata
menjadi satuan terkecil. Dalam kajian morfologi kata itu
dikaji secara struktur dan proses pembentukannya,
sedangkan dalam sintaksis dikaji sebagai unsur
pembentukan satuan sintaksis yang lebih besar.
Perlu dicatat pula, kajian linguistik itu sendiri dibagi
dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi, tataran
morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan
tataran leksikon. Tataran morfoloi sering digabung
dengan tataran sintaksis menjadi, yang disebut,
tataran gramatikal atau tata bahasa. Secara hierarki,
tataran bahasa itu dapat dibagankan menjadi seperti
berikut:
Wacana
Kalimat
Klausa

Sintaksis

Frase
Gramatikal

Kata

Morfem

Morfologi

Fonem
Fon

Fonologi
Penguasaan terhadap bahasa adalah hal yang sangat penting melebihi atribut
apapun. Tetapi apakah bahasa itu? Maka, jawaban dari pertanyaan diatas haruslah
berkenaan dengan “sosok” bahasa itu, bukan tentang fungsi atau lainnya. Seperti yang
dikemukakan oleh Kridalaksana dan juga Djoko Kentjono “Bahasa adalah sistem lambang
bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Dapat dilihat diatas bahwa definisi bahasa
menurut dua pakar lebih ditekankan pada ciri bahasa itu sendiri. Kalau dibutiri akan
didapatkan beberapa ciri yang hakiki dari bahasa, salah satunya adalah bahasa sebagai
sebuah sistem.
Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan makna
„cara‟ atau „aturan‟, dalam kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola
yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagaimana yang
telah dijelaskan diatas tentang sistem, bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponenkomponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu yang berulang, dan
memebentuk suatu kesatuan, sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul,
keseluruhan unsur itu dapat diramalkan (diduga) kehadirannya.
Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis.
Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara
acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan
sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat
disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi subsistem sintaksis, dan
subsistem semantik. Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran
linguistik atau tataran bahasa.
H.P, Achmad. Abdullah, Alek. 2012. Linguistik
Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta:
Rineka Cipta.
Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa
Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta: Diksi Insan
Mulya.

More Related Content

What's hot

Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakHamdan Husein Batubara
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuLinda Rosita
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4Wahyuda5
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuanAnang Dwi Purwanto
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaOki16
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPoetra Chebhungsu
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKTatimatus Solihah
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaShally Rahmawaty
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaBram Agus Leonardo
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiariskia_chandra
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaRizzty Mennelz
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikUwes Chaeruman
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaDeni Irawan
 

What's hot (20)

Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Makalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia bakuMakalah bahasa indonesia baku
Makalah bahasa indonesia baku
 
Laporan hasil wawancara kelompok 4
Laporan hasil wawancara   kelompok 4Laporan hasil wawancara   kelompok 4
Laporan hasil wawancara kelompok 4
 
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksisKesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
Kesalahan berbahasa pada tataran sintaksis
 
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuankarakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
karakteristik umum bahasa indonesia keilmuan
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Diksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasaDiksi dan gaya bahasa
Diksi dan gaya bahasa
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa IndonesiaMakalah Ragam Bahasa Indonesia
Makalah Ragam Bahasa Indonesia
 
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa IndonesiaMAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
MAKALAH_Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa IndonesiaKonsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa Indonesia
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa IndonesiaMakalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
Makalah bahasa indonesia Ejaan Bahasa Indonesia
 
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesiaMakalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
Makalah penggunaan bahasa gaul mempengaruhi eksistensi bahasa indonesia
 
Modul 4 ragam bahasa.
Modul 4   ragam bahasa.Modul 4   ragam bahasa.
Modul 4 ragam bahasa.
 
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa IndonesiaMakalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
Makalah Fonologi dan Morfologi dalam Bahasa Indonesia
 
Ciri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks AkademikCiri-ciri Teks Akademik
Ciri-ciri Teks Akademik
 
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasaSejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
Sejarah singkat, kedudukan, dan fungsi bahasa
 

Similar to Bahasa sebagai sistem

3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptxQurrotaAyuNeina
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Orangpintar Smartist
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxDivaSafitri7
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Imam Suwandi
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxssuserc83cb6
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi0027065801
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Definisi linguistik
Definisi linguistikDefinisi linguistik
Definisi linguistikmyraabdraof
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikRicky Subagya
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajarandibafauzia
 

Similar to Bahasa sebagai sistem (20)

Hakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
Hakikat, Fungsi dan Keunikan BahasaHakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
Hakikat, Fungsi dan Keunikan Bahasa
 
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
3. objek kajian, pengertian, dan fungsi bahasa.pptx
 
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
Bhs Sarana Berfkr Ilmiah (Edited) Mklh Filsafat Ilmu S2
 
Hakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docxHakikat Bahasa.docx
Hakikat Bahasa.docx
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2Linguistik umum 1,2
Linguistik umum 1,2
 
Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3Kajian linguistik-umum-bab-3
Kajian linguistik-umum-bab-3
 
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docxENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
ENNIE 2101201021 Linguistik Morofologi.docx
 
Morfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isiMorfologi 2 april-2019 isi
Morfologi 2 april-2019 isi
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Teks 1 hakikat bahasa
Teks  1 hakikat bahasaTeks  1 hakikat bahasa
Teks 1 hakikat bahasa
 
SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
Definisi linguistik
Definisi linguistikDefinisi linguistik
Definisi linguistik
 
Pengertian bahasa
Pengertian bahasaPengertian bahasa
Pengertian bahasa
 
C. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.UC. Linguistik umum P.U
C. Linguistik umum P.U
 
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori LinguistikKelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
Kelompok 2 Psikolinguistik - Teori-teori Linguistik
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
linguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakroniklinguistik sinkronik dan diakronik
linguistik sinkronik dan diakronik
 
Teori pembelajaran
Teori pembelajaranTeori pembelajaran
Teori pembelajaran
 

Recently uploaded

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Bahasa sebagai sistem

  • 1.
  • 2. Disusun oleh Ester Emilia (2115130412) Kelas 1B Semester 099 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGRI JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2013
  • 3. Apa yang dilakukan oleh orang-orang ketika mereka bersama? Ketika mereka bermain, bertanding, menyatakan cinta, atau memacu mobil balapnya? Mereka saling berbicara. Kita hidup dalam dunia kata-kata. Kita berbicara kepada teman, perkumpulan, pasangan, atau kepada guru. Kita berbicara dengan bertemu muka atau telepon. Kebanyakan orang melakukan tanggapan dengan berbicara. Alhasil, setiap masalah dalam kehidupan kita tidak pernah lepas dari menggunakan kata-kata. Penguasaan terhadap bahasa adalah suatu hal yang sangat penting melebihi atribut apapun, serta apa yang membedakan manusia dengan mahluk hidup lainnya. Untuk memahami kemanusiaan kita, orang harus memahami atau mengetahui bahasa yang menjadikan kita sebagai manusia. Oleh karena itu, menurut kepercayaan ini kita semua menjadi “manusia” karena kita setidak-tidaknya menguasai atau mengetahui sebuah bahasa. Tetapi apakah bahasa itu? Maka, jawaban dari pertanyaan diatas haruslah berkenaan dengan “sosok” bahasa itu, bukan tentang fungsi atau lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana dan juga Djoko Kentjono “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Dapat dilihat diatas bahwa definisi bahasa menurut dua pakar lebih ditekankan pada ciri bahasa itu sendiri. Kalau dibutiri akan didapatkan beberapa ciri yang hakiki dari bahasa, salah satunya adalah bahasa sebagai sebuah sistem.
  • 4. Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan seharihari dengan makna „cara‟ atau „aturan‟, seperti dalam kalimat “Kalau tahu sistemnnya, tentu mudah mengerjakannya”. Dalam kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sistem ini dibentuk oleh sejumlah unsur atau komponen yang satu dengan lainnya dan berhubungan secara fungsional. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tentang sistem, bahasa terdiri atas unsur-unsur yang tersusun secara teratur. Bahasa bukanlah sejumlah unsur yang terkumpul secara acak atau tak beraturan. Untuk mendapat pengertian yang lebih baik, kita ambil contoh yang konkret, yaitu sebuah sepeda. Sebuah sepeda dapat berfungsi kalau unsur atau komponennya (roda, rantai, kemudi, dan sebagainya) tersusun sesuai dengan pola atau tempatnya. Kalau komponennya tidak terletak pada tempat yang seharusnya, meskipun secara keseluran tampaknya utuh, maka sepeda itu tak dapat berfungsi karena susunannya tidak membentuk sebuah sistem.
  • 5. Bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponen-komponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu yang berulang, dan memebentuk suatu kesatuan, sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat diramalkan (diduga) kehadirannya. Sebagai contoh bila kita menemukan kalimat berikut 1) 2) melompatlah kucing itu ke meja. Kemudian kucing itu melompatlah ke meja. Kita secara intuisi, sebagai penutur bahasa Indonesia, akan tahu bahwa deretan (1) adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia karena tersusun dengan benar menurut pola aturan kaidah bahasa Indonesia. Sebaliknya, deretan (2) bukan kalimat bahasa Indonesia yang baik karena tidak tersusun menurut pola aturan atau sistem bahasa Indonesia.
  • 6. Pola-pola sistem dapat kita pelajari. Karena itu kita akan tahu kalau sudah kita pelajari, apakah suatu kalimat adalah bahasa Indonesia yang benar atau tidak. Kita juga bisa mengenali suatu kalimat bahasa Indonesia yang benar atau tidak meskipun ada unsur yang ditaanggalkan. Misalnya: Ibu a mem... b seekor ...... c d Pada konstruksi (3) diatas unsur „b‟ dan „d‟ dihilangkan sebagian namun, sebagai penutur bahasa Indonesia kita dapat memahami dari polanya, bahwa konstruksi (3) itu adalah sebuah kalimat bahasa Indonesia yang baik. Kita juga dapat meramalkan bagian „b‟ yang dihilangkan, pasti sebuah kata yang dimulai dengan konsosnan /b/, mungkin beli, bakar, atau bunuh. Bagian „d‟ yang dihilangkan juga dapat diramalkan berupa nama binatang, mungkin ikan, kucing, atau tikus.
  • 7. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Subsistem bahasa, terutama subsistem fonologi, subsistem morfologi, dan subsistem sintaksis tersususn secara hierarkis (mempunyai susunan atau struktur). Ketiga subsistem itu (fonologi, morfologi, dan sintaksis) terkait dengan subsistem semantik sedangkan subsistem leksikon yang juga diliputi subsistem semantik berada diluar ketiga subsistem struktural itu.
  • 8. Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa. Tataran fonem masuk dalam bidang kajian fonologi; tataran morfem dan kata masuk dalam bidang kajian morfologi; tataran frase, klausa, kalimat, dan wacana masuk dalam bidang kajian sintaksis. Tetapi perlu dicatat, bahwa kata selain dikaji dalam morfologi juga dikaji dalam sintaksis. Dalam morfologi, kata menjadi satuan terbesar, sedangkan dalam sintaksis kata menjadi satuan terkecil. Dalam kajian morfologi kata itu dikaji secara struktur dan proses pembentukannya, sedangkan dalam sintaksis dikaji sebagai unsur pembentukan satuan sintaksis yang lebih besar.
  • 9. Perlu dicatat pula, kajian linguistik itu sendiri dibagi dalam beberapa tataran, yaitu tataran fonologi, tataran morfologi, tataran sintaksis, tataran semantik, dan tataran leksikon. Tataran morfoloi sering digabung dengan tataran sintaksis menjadi, yang disebut, tataran gramatikal atau tata bahasa. Secara hierarki, tataran bahasa itu dapat dibagankan menjadi seperti berikut: Wacana Kalimat Klausa Sintaksis Frase Gramatikal Kata Morfem Morfologi Fonem Fon Fonologi
  • 10. Penguasaan terhadap bahasa adalah hal yang sangat penting melebihi atribut apapun. Tetapi apakah bahasa itu? Maka, jawaban dari pertanyaan diatas haruslah berkenaan dengan “sosok” bahasa itu, bukan tentang fungsi atau lainnya. Seperti yang dikemukakan oleh Kridalaksana dan juga Djoko Kentjono “Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri”. Dapat dilihat diatas bahwa definisi bahasa menurut dua pakar lebih ditekankan pada ciri bahasa itu sendiri. Kalau dibutiri akan didapatkan beberapa ciri yang hakiki dari bahasa, salah satunya adalah bahasa sebagai sebuah sistem. Kata sistem sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dengan makna „cara‟ atau „aturan‟, dalam kaitan dengan keilmuan, sistem berarti susunan teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas tentang sistem, bahasa terdiri dari unsur-unsur atau komponenkomponen yang secara teratur tersusun menurut pola tertentu yang berulang, dan memebentuk suatu kesatuan, sehingga kalau salah satu unsur saja tidak muncul, keseluruhan unsur itu dapat diramalkan (diduga) kehadirannya. Sebagai sebuah sistem, bahasa itu sekaligus bersifat sistematis dan sistemis. Dengan sistematis, artinya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola; tidak tersusun secara acak, secara sembarangan. Sedangkan sistemis, artinya, bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi terdiri juga dari sub-subsistem; atau sistem dibawahnya. Disini dapat disebutkan, antara lain, subsistem fonologi, subsistem morfologi subsistem sintaksis, dan subsistem semantik. Jenjang subsistem ini dalam linguistik dikenal dengan nama tataran linguistik atau tataran bahasa.
  • 11. H.P, Achmad. Abdullah, Alek. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Penerbit Erlangga. Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Finoza, Lamuddin. 2009. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa. Jakarta: Diksi Insan Mulya.