SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
PENGERTIAN KONSELING LINTAS SOSIAL DAN HAKIKAT RAGAM
BUDAYA DALAM KONSELING LINTAS SOSIAL
Makalah disusun untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah Konseling Lintas Sosial
Disusun Oleh:
Risnawati (1815058)
Sarah Bela Rahmadona (1815062)
Ulan Dari (1815075)
Yongki (1815081)
DosenPengampu
Wahyudi, M.A
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti kita ketahui bahwa Indonesia didiami oleh ratusan juta manusia
yang tersebar di berbagai pulau, yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan
budaya, tradisi, serta adat-istiadatnya yang berbeda. Mulai dari yang paling
primitif sampai ke yang sudah modern. Kebhinekaan atau keberagaman yang ada
di antara suku-suku bangsa Indonesia memperlihatkan perbedaan unsur-unsur
sosial dan budaya dalam tingkat yang tidak sama. Dalam kehidupan sekelompok
manusia dengan jumlah yang cukup besar dan hidup dalam suatu wilayah yang
cukup besar tentunya hampir dapat dipastikan terdapat perbedaan-perbedaan
dalam unsur-unsur sosial budaya yang mewarnai kehidupan mereka.
Beragam permasalahan yang dihadapi individu baik ringan atau berat ada
baiknya agar tidak dibiarkan menumpuk di dalam pikiran. Karena, mengabaikan
masalah hingga akhirnya tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat
menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu dan mengancam kesehatan fisik
dan mental. Agar permasalahan dan konflik tidak berkepanjangan maka diperlukan
konseling. Terlebih bila orang-orang yang bermasalah terdiri dari latar belakang
yang berbeda-beda, baik berbeda budaya, adat istiadatnya, sifatnya dan
karakternya, disinilah konselor harus paham dan mempelajari budaya dan adat
istiadat dari masing-masing orang yang bermasalah tersebut.
Lebih-lebih yang dihadapi konselor adalah orang-orang yang berasal dari
latar belakang sosial berbeda, maka diperlukan konseling lintas sosial dan budaya.
Konseling ini diperlukan karena beberapa alsan alasan diantaranya adanya
kecenderungan budaya global dan transformasi budaya. Oleh karena itu, konseling
lintas sosial sangat menarik untuk digali lebih jauh agar dapat berguna juga dengan
keilmuan yang memiliki relevansi dengan hal ini.
2
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan mengenai pengertian konseling lintas sosial?
2. Jelaskan mengenai hakikat ragam budaya dalam konseling lintas sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian konseling lintas sosial
2. Untuk mengetahui hakikat ragam budaya dalam konseling lintas sosial
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Konseling Lintas Sosial
Manusia selalu disebut sebagai makhluk sosial karena manusia
membutuhkan dan tergantung pada hubungan atau interaksi dengan manusia
lainnya. Hal ini tentu adalah fitrah dari manusia. Salah satu dimensi kemanusiaan
adalah dimensi kesosialan. Dimana manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri
melainkan selalu berkelompok guna menjamin keselamatan, perkembangan,
maupun keturunan. Dalam kehidupan kelompok itu, manusia harus
mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing
individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan-
ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan
hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup
para pendukungnya.1
Istilah sosial itu sendiri berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu socius,
yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu
kemasyarakatan dan dalam arti sempit yaitu mendahulukan kepentingan bersama
atau masyarakat. Sedangkan konseling bahasa Latin consilium artinya dengan
atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dan dalam
bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari kata sellan yang berarti
menyerahkan atau menyampaikan.
Adapun arti dari konseling lintas sosial adalah konseling yang melibatkan
konselor dan klien yang berasal dari latar belakang sosial atau budaya yang
berbeda dengan tujuan mengatasi masalah klien dengan cara membelajarkan dan
memberdayakan klien. Untuk memperoleh pemahaman dan pencapain tujuan
dalam konseling, faktor utama yang mempengaruhi yaitu bahasa merupakan alat
1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2008), hlm. 169.
4
yang sangat penting. Bila terjadi kesulitan dalam mengkomunikasikan apa yang
diinginkan dan dirasakan oleh klien, dan kesulitan menangkap makna ungkapan
pikiran dan perasaan klien oleh konselor, maka akan terjadi hambatan
dalam proses konseling.2
Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian
konseling lintas sosial atau budaya, diantaranya:
1. Von-Tress (1988), menyatakan bahwa konseling lintas sosial adalah
konseling ketika konselor dan kliennya berbeda secara sosial dan budaya oleh
karena secara sosialisasi berbeda dalam memperoleh budaya, sub-budaya,
rasial-etnis, atau lingkungan sosial ekonominya.
2. American psychological Association (APA) menggambarkan konseling lintas
sosial atau budaya sebagai hubungan konseling dimana dua atau lebih peserta
berbeda berkennaan dengan latar belakang budaya, nilai-nilai, dan gaya hidup.
3. Pedersen (1988) mempertimbangkan konseling lintas sosial sebagai suatu
situasi dimana dua orang atau lebih dengan cara yang berbeda dalam
memandang lingkungan sosial mereka yang dibawa bersama dalam suatu
hubungan yang bersifat membantu.
4. Sue et al (1982) mengemukakan bahwa konseling lintas budaya meliputi
situasi ketika : a. konselor dan klien adalah individu minoritas tetapi dari
kelompok minoritas yang berbeda, b. konselor adalah seorang minoritas tetapi
konseli bukan atau sebaliknya, dan c. konselor dan konseli sesuai rasnya dan
secara etnis serupa, namun memiliki keanggotaan kelompok budaya berbeda
misalnya variabel jenis kelamin, orientasi seksual, faktor sosial-ekonomi,
orientasi religius, atau usia.3
Penerapan konseling lintas budaya mengharuskan konselor peka dan
tanggap terhadap adanya keragaman budaya dan adanya perbedaan budaya antar
2 Aderson J. Donna dan Ann Craston-Gingras. 1991. “Sensitizing Counselors and
Educators to Multicultural Issues : An Interactive Approach”. Journal of Counseling and
Development. 1991. Vol. 70.
3 Ibid., Vol. 70.
5
kelompok klien yang satu dengan kelompok klien lainnya, dan antara konselor
sendiri dengan kliennya. Konselor harus sadar akan implikasi diversitas budaya
terhadap proses konseling. Budaya yang dianut sangat mungkin menimbulkan
masalah dalam interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Masalah bisa
muncul akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sangat mungkin masalah
terjadi dalam kaitannya dengan unsur-unsur kebudayaan, yaitu budaya yang
dianut oleh individu, budaya yang ada di lingkungan individu, serta tuntutan-
tuntutan budaya lain yang ada di sekitar individu. Terdapat tiga unsur pokok
dalam konseling lintas sosial, yaitu:
1. Individu adalah penting dan khas,
2. Konselor membawa nilai-nilai yang berasal dari lingkungan budayanya,
3. Klien yang datang menemui konselor juga membawa seperangkat nilai dan
sikap yang mencerminkan budayanya.4
Pederson mengemukakan 5 macam sumber hambatan yang mungkin
timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu :
1. Perbedaan bahasa,
2. Komunikasi non-verbal,
3. Stereotipe (menyamaratakan sifat-sifat individu),
4. Kecendrungan menilai,
5. Kecemasan.5
B. Hakikat Ragam Budaya dalam Konseling Lintas Sosial
1. Kebudayaan
Secara etimologis, kata budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang
berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
4 Suwarni, “Memahami Perbedaan Sebagai Sarana Konseling Lintas Budaya”. Jurnal
Bimbingan dan Konseling. Vol 7 , Juni 2016, Hlm. 126-127.
5 Ibid., hlm. 129.
6
bersangkutan dengan budi atau akal. Para peneliti seperti Margaret Mead, Ruth
Benedict, dan lain sebagainya mendefiniskan budaya sebagai sekumpulan
sikap, nilai, keyakinan dan perilaku yang dimiliki bersama oleh sekelompok
orang, yang dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat
bahasa atau beberapa sarana komunikasi lain.6 Adapun karakteristik budaya
antara lain:
1. Budaya itu dipelajari. Maksudnya adalah ketika anda akan siap untuk
mengenali bagaimana anda belajar untuk mengenali pengajaran.
Contohnya adalah seorang gadis Jepang yang menghadiri upacara
minum teh sebagai bentuk bahwa ia sedang belajar tentang kesabaran,
disiplin diri, dan ritual dalam waktu bersamaan.
2. Budaya itu dibagikan. Karakteristik yang pertama, cara menyebarkan
budaya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti karya seni,
cerita, dan lainnya, tetapi elemen kunci dari budaya itu harus dibagikan
diantara anggota satu budaya. Anggota dari suatu budaya dapat
membagikan identitas budaya mereka yang umum dan nantinya
identitas budaya ini menghasilkan situasi dimana anggota dari tiap
budaya mengenal mereka sendiri dan tradisi budayanya adalah berbeda
dari orang lain.
3. Budaya itu diturunkan dari generasi ke generasi. Budaya itu dibagikan,
seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, jika suatu budaya
ingin dipertahankan maka harus dipastikan bahwa budaya tersebut tak
hanya dibagikan tetapi harus diturunkan kepada generasi yang akan
datang.
4. Budaya itu didasarkan pada simbol. Simbol budaya dapat dalam bentuk
gerakan, pakaian, objek, bendera, ikon keagamaan, dan sebagainya.
6 Diana Ariswanti Trinigtyas, Konseling Lintas Budaya, (Magetan: CV. AE MEDIA
GRAFIKA, 2019), hlm. 2.
7
Aspek simbolis yang terpenting dari budaya adalah bahasa (dalam
penggunaan kata untuk mewakili benda atau pandangan). Melalui
bahasa, kita dapat belajardari pengalaman yang dibagikan.
5. Budaya itu dinamis. Walaupun budaya itu kuat dan stabil, budaya tidak
pernah statis. Budaya tidak berubah pada level tertentu dan hanya
berubah dari permukaan saja.
6. Budaya itu sistem yang terintegrasi. Budaya harus diajarkan sebagai
kesatuan utuhdan berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Ketika
kita memandang budaya sebagai sistem yang terintegrasi, kita dapat
mulai melihat bagaimana sifat budaya tertentu cocok terkait dengan
seluruh sistem.7
2. Hakikat Budaya dalam Konseling Lintas Sosial
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memicu perkembangan
peradaban manusia yang berdampak pada mobilitas penduduk, modal, nilai
dan ideologi dan sebagainya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Akibatnya,
terciptalah beragam budaya. Pada dasarnya, keragaman budaya ini pada
kondisi normal dapat menumbuhkan keharmonisan hidup, namun dalam
kondisi bermasalah dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi dan
penyesuaian antar budaya.8
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, budaya itu sendiri memiliki
arti sebagai tingkah laku, pola-pola keyakinan dan semua produk dari
kelompok manusia tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Yang mana produk tersebut adalah hasil dari interaksi antara kelompok
manusia dengan lingkungan mereka setelah sekian
lama. Sedangkan konseling itu sendiri memiliki arti suatu proses untuk
membantu individu dalam mengatasi hambatan-hambatan perkembangan
7 Ibid., hlm. 10-18.
8 Ibid., hlm. 52.
8
dirinya, dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi
yang dimilikinya,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu.9
Dan lintas sosial atau budaya adalah memahami keragaman
sosial/budaya yang ada didunia sekaligus dampaknya tersebut terhadap
kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Terdapatnya
perbedaan dalam latar belakang budaya biasa mengenal nilai-nilai, gaya hidup,
keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Dalam mendefenisikan konseling
lintas soaial, kita tidak dapat terlepas dari istilah konseling dan sosial
budaya. Dalam konseling ada 4 elemen pokok, yaitu:
1. Adanya hubungan
2. Adanya 2 individu atau lebih
3. Adanya proses
4. Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
Sedangkan dalam sosial budaya ada 3 elemen, yaitu:
1. Merupakan produk budidaya manusia
2. Menentukan ciri seseorang
3. Manusia tidak akan bisa dipisahkan dari budayanya.
Jadi dapat dipahami bahwa adanya keragaman budaya pada hakikatnya
merupakan realitas hidup yang tidak dapat dipungkiri dan mempengaruhi
perilaku individu dan seluruh aktivitas manusia. Termasuk di dalamnya adalah
aktivitas konseling. Karena itu, dalam melakukan konseling, sangat penting
untuk mempertimbangkan budaya yang ada. 10
Dalam konseling lintas sosial terlibat konselor dan klien yang bearsal
dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Karena itu proses
konseling sangat rawan oleh terjadinya bias-bias budaya pada pihak konselor
yang mengakibatkan konseling tidak berjalan dengan efektif. Agar berjalan
9 Ibid., hlm. 51.
10 Ibid., hlm. 57.
9
efektif, maka konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan
melepaskan diri dari bias-bias budaya, dan memiliki keterampilan-
keterampilan yang responsif secara kultural.11
Dan pada hakikatnya, konseling lintas sosial akan dapat terjadi jika
antara konselor dan klien memiliki perbedaan. Antara konselor dan klien pasti
mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan itu biasanya
mengenai nilai-nilai, keyakinan, perilaku, dan lain sebagainya. Perbedaan ini
muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda.
Contohnya konseling lintas sosial akan dapat terjadi jika konselor kulit putih
memberikan layanan konseling kepada klien kulit hitam atau konselor orang
Batak memberikan layanan kepada orang yang berasal dari Ambon.12
11 Ridwan Syahran, “Konseling Lintas Budaya dalam Kepekaan Budaya Kalili”.
Jurnal konseling dan psikoedukasi. Vol 2 , Juni 2017, Hlm. 82.
12 Ibid., hlm. 59.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah sosial itu sendiri berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu socius,
yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu
kemasyarakatan dan dalam arti sempit yaitu mendahulukan kepentingan bersama
atau masyarakat. Sedangkan konseling bahasa Latin consilium artinya dengan atau
bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dan dalam bahasa
Anglo Saxon istilah konseling berasal dari kata sellan yang berarti menyerahkan
atau menyampaikan.
Adapun arti dari konseling lintas sosial adalah konseling yang melibatkan
konselor dan klien yang berasal dari latar belakang sosial atau budaya yang
berbeda dengan tujuan mengatasi masalah klien dengan cara membelajarkan dan
memberdayakan klien. Oleh karena itu, keragaman budaya pada hakikatnya
merupakan realitas hidup yang tidak dapat dipungkiri dan mempengaruhi perilaku
individu dan seluruh aktivitas manusia. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas
konseling. Karena itu, dalam melakukan konseling, sangat penting untuk
mempertimbangkan budaya yang ada.
B. Saran
Dengan makalah ini kami mengharapkan adanya penambahan
pengetahuan dalam bidang Konseling Lintas Sosial. Apabila ada kekurangan
ataupun salah dalam penulisan, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun agar dapat menyusun dengan lebih baik lagi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Donna, Aderson J. dan Ann Craston-Gingras. 1991. Sensitizing Counselors and
Educators to Multicultural Issues : An Interactive Approach. Journal of
Counseling and Development. 1991. Vol. 70
Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta
Suwarni. Memahami Perbedaan Sebagai Sarana Konseling Lintas Budaya. Jurnal
Bimbingan dan Konseling. Vol 7 , Juni 2016
Syahran, Ridwan. Konseling Lintas Budaya dalam Kepekaan Budaya Kalili. Jurnal
konseling dan psikoedukasi. Vol 2 , Juni 2017
Trinigtyas, Diana Ariswanti. 2019. Konseling Lintas Budaya. Magetan: CV. AE
MEDIA GRAFIKA

More Related Content

What's hot

Meningkatkan Komunikasi Antara Budaya
Meningkatkan Komunikasi Antara BudayaMeningkatkan Komunikasi Antara Budaya
Meningkatkan Komunikasi Antara BudayaCongkak Group
 
Tugas komunikasi antarbudaya
Tugas komunikasi antarbudayaTugas komunikasi antarbudaya
Tugas komunikasi antarbudayaDwi Fusti Pertiwi
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Alfin Fajar
 
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)PAKLONG CIKGU
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiputiandinis
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)Diana Amelia Bagti
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)Diana Amelia Bagti
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication Ratih Aini
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptAskaria Jonison
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayadanishEPratiwi
 
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam PembangunanFungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam PembangunanMuhammad Rafie Akbar
 
Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaKomunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaRatih Aini
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)Diana Amelia Bagti
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderDiana Amelia Bagti
 
Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar BudayaKomunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar Budayabimantorokshr
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatAnissatul Mukhoiriyah
 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaDiana Amelia Bagti
 

What's hot (20)

Meningkatkan Komunikasi Antara Budaya
Meningkatkan Komunikasi Antara BudayaMeningkatkan Komunikasi Antara Budaya
Meningkatkan Komunikasi Antara Budaya
 
Tugas komunikasi antarbudaya
Tugas komunikasi antarbudayaTugas komunikasi antarbudaya
Tugas komunikasi antarbudaya
 
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan. Manusia,keragaman dan kesederajatan.
Manusia,keragaman dan kesederajatan.
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya
 
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)
Kajian sosial (Budaya dan Masyarakat)
 
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasiKomunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
Komunikasi antarbudaya dan komunikasi organisasi
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
 
Intercultural communication
Intercultural communication Intercultural communication
Intercultural communication
 
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.pptMANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESEDERAJATAN.ppt
 
Komunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budayaKomunikasi lintas budaya
Komunikasi lintas budaya
 
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam PembangunanFungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan
Fungsi dan Peran Keragaman Sosial Budaya dalam Pembangunan
 
Komunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudayaKomunikasi antarbudaya
Komunikasi antarbudaya
 
Konseling lintas budaya
Konseling  lintas budayaKonseling  lintas budaya
Konseling lintas budaya
 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
 
Makalah multikulturalisme
Makalah multikulturalismeMakalah multikulturalisme
Makalah multikulturalisme
 
Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar BudayaKomunikasi Antar Budaya
Komunikasi Antar Budaya
 
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi MasyarakatMultikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
Multikulturalisme di Indonesia dan Pengaruhnya Bagi Masyarakat
 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
 

Similar to KONSELING LINTAS BUDAYA

Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdf
Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdfMakalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdf
Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdfAgusRiyadi58
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptxRayhandBoys24
 
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANPERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANardeliatriyaniPutri
 
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaBagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaRatih Aini
 
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni  ppt (12140310971).pptxmuhammad syafroni  ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptxTEDIRAMADANI
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibdnewskiem
 
Ppt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologiPpt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologiar_
 
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxJurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxRayyanIrsyad
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanOkta-Shi Sama
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnikDhani Ahmad
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatMuchammad Susanto
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxsatria fitrio
 

Similar to KONSELING LINTAS BUDAYA (20)

Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdf
Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdfMakalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdf
Makalah KEL 1_KONSELING LINTAS BUDAYA DULU, KINI, DAN NANTI_X7D.pdf
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx
3faf36b4-9517-4792-97bf-bf299ee8d90f.pptx
 
Tugas ISBD
Tugas ISBDTugas ISBD
Tugas ISBD
 
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHANPERBEDAAN  KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
PERBEDAAN KARAKTER DALAM BERINTERAKSI SOSIAL YANG MENYEBABKAN PERPECAHAN
 
Bagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budayaBagaimana perbedaan budaya
Bagaimana perbedaan budaya
 
Makalah multikulturalisme
Makalah multikulturalismeMakalah multikulturalisme
Makalah multikulturalisme
 
Budaya konteks multikultural
Budaya konteks multikulturalBudaya konteks multikultural
Budaya konteks multikultural
 
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni  ppt (12140310971).pptxmuhammad syafroni  ppt (12140310971).pptx
muhammad syafroni ppt (12140310971).pptx
 
Tuesday
TuesdayTuesday
Tuesday
 
Makalah ibd
Makalah ibdMakalah ibd
Makalah ibd
 
Ppt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologiPpt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologi
 
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docxJurnal Antropologi Komunikasi.docx
Jurnal Antropologi Komunikasi.docx
 
Komunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatanKomunikasi keperawatan
Komunikasi keperawatan
 
lintas budaya (Dahlia).pptx
lintas budaya (Dahlia).pptxlintas budaya (Dahlia).pptx
lintas budaya (Dahlia).pptx
 
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnikBab 1 :  konsep konsep asas hubungan etnik
Bab 1 : konsep konsep asas hubungan etnik
 
Individu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakatIndividu, keluarga dan masyarakat
Individu, keluarga dan masyarakat
 
TENTANG Moderasi Beragama
TENTANG Moderasi BeragamaTENTANG Moderasi Beragama
TENTANG Moderasi Beragama
 
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptxKOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA 4.pptx
 
Budaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikanBudaya konteks pendidikan
Budaya konteks pendidikan
 

Recently uploaded

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

KONSELING LINTAS BUDAYA

  • 1. PENGERTIAN KONSELING LINTAS SOSIAL DAN HAKIKAT RAGAM BUDAYA DALAM KONSELING LINTAS SOSIAL Makalah disusun untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Konseling Lintas Sosial Disusun Oleh: Risnawati (1815058) Sarah Bela Rahmadona (1815062) Ulan Dari (1815075) Yongki (1815081) DosenPengampu Wahyudi, M.A PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG 2019
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti kita ketahui bahwa Indonesia didiami oleh ratusan juta manusia yang tersebar di berbagai pulau, yang terdiri atas ratusan suku bangsa dengan budaya, tradisi, serta adat-istiadatnya yang berbeda. Mulai dari yang paling primitif sampai ke yang sudah modern. Kebhinekaan atau keberagaman yang ada di antara suku-suku bangsa Indonesia memperlihatkan perbedaan unsur-unsur sosial dan budaya dalam tingkat yang tidak sama. Dalam kehidupan sekelompok manusia dengan jumlah yang cukup besar dan hidup dalam suatu wilayah yang cukup besar tentunya hampir dapat dipastikan terdapat perbedaan-perbedaan dalam unsur-unsur sosial budaya yang mewarnai kehidupan mereka. Beragam permasalahan yang dihadapi individu baik ringan atau berat ada baiknya agar tidak dibiarkan menumpuk di dalam pikiran. Karena, mengabaikan masalah hingga akhirnya tidak mendapatkan penanganan yang tepat dapat menimbulkan tekanan yang sangat mengganggu dan mengancam kesehatan fisik dan mental. Agar permasalahan dan konflik tidak berkepanjangan maka diperlukan konseling. Terlebih bila orang-orang yang bermasalah terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda, baik berbeda budaya, adat istiadatnya, sifatnya dan karakternya, disinilah konselor harus paham dan mempelajari budaya dan adat istiadat dari masing-masing orang yang bermasalah tersebut. Lebih-lebih yang dihadapi konselor adalah orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial berbeda, maka diperlukan konseling lintas sosial dan budaya. Konseling ini diperlukan karena beberapa alsan alasan diantaranya adanya kecenderungan budaya global dan transformasi budaya. Oleh karena itu, konseling lintas sosial sangat menarik untuk digali lebih jauh agar dapat berguna juga dengan keilmuan yang memiliki relevansi dengan hal ini.
  • 3. 2 B. Rumusan Masalah 1. Jelaskan mengenai pengertian konseling lintas sosial? 2. Jelaskan mengenai hakikat ragam budaya dalam konseling lintas sosial? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian konseling lintas sosial 2. Untuk mengetahui hakikat ragam budaya dalam konseling lintas sosial
  • 4. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Konseling Lintas Sosial Manusia selalu disebut sebagai makhluk sosial karena manusia membutuhkan dan tergantung pada hubungan atau interaksi dengan manusia lainnya. Hal ini tentu adalah fitrah dari manusia. Salah satu dimensi kemanusiaan adalah dimensi kesosialan. Dimana manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri melainkan selalu berkelompok guna menjamin keselamatan, perkembangan, maupun keturunan. Dalam kehidupan kelompok itu, manusia harus mengembangkan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing individu sebagai anggota demi ketertiban pergaulan sosial mereka. Ketentuan- ketentuan itu biasanya berupa perangkat nilai, norma sosial maupun pandangan hidup yang terpadu dalam sistem budaya yang berfungsi sebagai rujukan hidup para pendukungnya.1 Istilah sosial itu sendiri berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit yaitu mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Sedangkan konseling bahasa Latin consilium artinya dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dan dalam bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari kata sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. Adapun arti dari konseling lintas sosial adalah konseling yang melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang sosial atau budaya yang berbeda dengan tujuan mengatasi masalah klien dengan cara membelajarkan dan memberdayakan klien. Untuk memperoleh pemahaman dan pencapain tujuan dalam konseling, faktor utama yang mempengaruhi yaitu bahasa merupakan alat 1 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 169.
  • 5. 4 yang sangat penting. Bila terjadi kesulitan dalam mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan dirasakan oleh klien, dan kesulitan menangkap makna ungkapan pikiran dan perasaan klien oleh konselor, maka akan terjadi hambatan dalam proses konseling.2 Beberapa ahli juga mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian konseling lintas sosial atau budaya, diantaranya: 1. Von-Tress (1988), menyatakan bahwa konseling lintas sosial adalah konseling ketika konselor dan kliennya berbeda secara sosial dan budaya oleh karena secara sosialisasi berbeda dalam memperoleh budaya, sub-budaya, rasial-etnis, atau lingkungan sosial ekonominya. 2. American psychological Association (APA) menggambarkan konseling lintas sosial atau budaya sebagai hubungan konseling dimana dua atau lebih peserta berbeda berkennaan dengan latar belakang budaya, nilai-nilai, dan gaya hidup. 3. Pedersen (1988) mempertimbangkan konseling lintas sosial sebagai suatu situasi dimana dua orang atau lebih dengan cara yang berbeda dalam memandang lingkungan sosial mereka yang dibawa bersama dalam suatu hubungan yang bersifat membantu. 4. Sue et al (1982) mengemukakan bahwa konseling lintas budaya meliputi situasi ketika : a. konselor dan klien adalah individu minoritas tetapi dari kelompok minoritas yang berbeda, b. konselor adalah seorang minoritas tetapi konseli bukan atau sebaliknya, dan c. konselor dan konseli sesuai rasnya dan secara etnis serupa, namun memiliki keanggotaan kelompok budaya berbeda misalnya variabel jenis kelamin, orientasi seksual, faktor sosial-ekonomi, orientasi religius, atau usia.3 Penerapan konseling lintas budaya mengharuskan konselor peka dan tanggap terhadap adanya keragaman budaya dan adanya perbedaan budaya antar 2 Aderson J. Donna dan Ann Craston-Gingras. 1991. “Sensitizing Counselors and Educators to Multicultural Issues : An Interactive Approach”. Journal of Counseling and Development. 1991. Vol. 70. 3 Ibid., Vol. 70.
  • 6. 5 kelompok klien yang satu dengan kelompok klien lainnya, dan antara konselor sendiri dengan kliennya. Konselor harus sadar akan implikasi diversitas budaya terhadap proses konseling. Budaya yang dianut sangat mungkin menimbulkan masalah dalam interaksi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Masalah bisa muncul akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sangat mungkin masalah terjadi dalam kaitannya dengan unsur-unsur kebudayaan, yaitu budaya yang dianut oleh individu, budaya yang ada di lingkungan individu, serta tuntutan- tuntutan budaya lain yang ada di sekitar individu. Terdapat tiga unsur pokok dalam konseling lintas sosial, yaitu: 1. Individu adalah penting dan khas, 2. Konselor membawa nilai-nilai yang berasal dari lingkungan budayanya, 3. Klien yang datang menemui konselor juga membawa seperangkat nilai dan sikap yang mencerminkan budayanya.4 Pederson mengemukakan 5 macam sumber hambatan yang mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu : 1. Perbedaan bahasa, 2. Komunikasi non-verbal, 3. Stereotipe (menyamaratakan sifat-sifat individu), 4. Kecendrungan menilai, 5. Kecemasan.5 B. Hakikat Ragam Budaya dalam Konseling Lintas Sosial 1. Kebudayaan Secara etimologis, kata budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sehingga kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang 4 Suwarni, “Memahami Perbedaan Sebagai Sarana Konseling Lintas Budaya”. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 7 , Juni 2016, Hlm. 126-127. 5 Ibid., hlm. 129.
  • 7. 6 bersangkutan dengan budi atau akal. Para peneliti seperti Margaret Mead, Ruth Benedict, dan lain sebagainya mendefiniskan budaya sebagai sekumpulan sikap, nilai, keyakinan dan perilaku yang dimiliki bersama oleh sekelompok orang, yang dikomunikasikan dari satu generasi ke generasi berikutnya lewat bahasa atau beberapa sarana komunikasi lain.6 Adapun karakteristik budaya antara lain: 1. Budaya itu dipelajari. Maksudnya adalah ketika anda akan siap untuk mengenali bagaimana anda belajar untuk mengenali pengajaran. Contohnya adalah seorang gadis Jepang yang menghadiri upacara minum teh sebagai bentuk bahwa ia sedang belajar tentang kesabaran, disiplin diri, dan ritual dalam waktu bersamaan. 2. Budaya itu dibagikan. Karakteristik yang pertama, cara menyebarkan budaya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk seperti karya seni, cerita, dan lainnya, tetapi elemen kunci dari budaya itu harus dibagikan diantara anggota satu budaya. Anggota dari suatu budaya dapat membagikan identitas budaya mereka yang umum dan nantinya identitas budaya ini menghasilkan situasi dimana anggota dari tiap budaya mengenal mereka sendiri dan tradisi budayanya adalah berbeda dari orang lain. 3. Budaya itu diturunkan dari generasi ke generasi. Budaya itu dibagikan, seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Namun, jika suatu budaya ingin dipertahankan maka harus dipastikan bahwa budaya tersebut tak hanya dibagikan tetapi harus diturunkan kepada generasi yang akan datang. 4. Budaya itu didasarkan pada simbol. Simbol budaya dapat dalam bentuk gerakan, pakaian, objek, bendera, ikon keagamaan, dan sebagainya. 6 Diana Ariswanti Trinigtyas, Konseling Lintas Budaya, (Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA, 2019), hlm. 2.
  • 8. 7 Aspek simbolis yang terpenting dari budaya adalah bahasa (dalam penggunaan kata untuk mewakili benda atau pandangan). Melalui bahasa, kita dapat belajardari pengalaman yang dibagikan. 5. Budaya itu dinamis. Walaupun budaya itu kuat dan stabil, budaya tidak pernah statis. Budaya tidak berubah pada level tertentu dan hanya berubah dari permukaan saja. 6. Budaya itu sistem yang terintegrasi. Budaya harus diajarkan sebagai kesatuan utuhdan berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Ketika kita memandang budaya sebagai sistem yang terintegrasi, kita dapat mulai melihat bagaimana sifat budaya tertentu cocok terkait dengan seluruh sistem.7 2. Hakikat Budaya dalam Konseling Lintas Sosial Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memicu perkembangan peradaban manusia yang berdampak pada mobilitas penduduk, modal, nilai dan ideologi dan sebagainya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Akibatnya, terciptalah beragam budaya. Pada dasarnya, keragaman budaya ini pada kondisi normal dapat menumbuhkan keharmonisan hidup, namun dalam kondisi bermasalah dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi dan penyesuaian antar budaya.8 Seperti yang sudah kita ketahui bersama, budaya itu sendiri memiliki arti sebagai tingkah laku, pola-pola keyakinan dan semua produk dari kelompok manusia tertentu yang diturunkan dari generasi ke generasi. Yang mana produk tersebut adalah hasil dari interaksi antara kelompok manusia dengan lingkungan mereka setelah sekian lama. Sedangkan konseling itu sendiri memiliki arti suatu proses untuk membantu individu dalam mengatasi hambatan-hambatan perkembangan 7 Ibid., hlm. 10-18. 8 Ibid., hlm. 52.
  • 9. 8 dirinya, dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu.9 Dan lintas sosial atau budaya adalah memahami keragaman sosial/budaya yang ada didunia sekaligus dampaknya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Terdapatnya perbedaan dalam latar belakang budaya biasa mengenal nilai-nilai, gaya hidup, keyakinan, perilaku dan lain sebagainya. Dalam mendefenisikan konseling lintas soaial, kita tidak dapat terlepas dari istilah konseling dan sosial budaya. Dalam konseling ada 4 elemen pokok, yaitu: 1. Adanya hubungan 2. Adanya 2 individu atau lebih 3. Adanya proses 4. Membantu individu dalam memecahkan masalah dan membuat keputusan. Sedangkan dalam sosial budaya ada 3 elemen, yaitu: 1. Merupakan produk budidaya manusia 2. Menentukan ciri seseorang 3. Manusia tidak akan bisa dipisahkan dari budayanya. Jadi dapat dipahami bahwa adanya keragaman budaya pada hakikatnya merupakan realitas hidup yang tidak dapat dipungkiri dan mempengaruhi perilaku individu dan seluruh aktivitas manusia. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas konseling. Karena itu, dalam melakukan konseling, sangat penting untuk mempertimbangkan budaya yang ada. 10 Dalam konseling lintas sosial terlibat konselor dan klien yang bearsal dari latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Karena itu proses konseling sangat rawan oleh terjadinya bias-bias budaya pada pihak konselor yang mengakibatkan konseling tidak berjalan dengan efektif. Agar berjalan 9 Ibid., hlm. 51. 10 Ibid., hlm. 57.
  • 10. 9 efektif, maka konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri dari bias-bias budaya, dan memiliki keterampilan- keterampilan yang responsif secara kultural.11 Dan pada hakikatnya, konseling lintas sosial akan dapat terjadi jika antara konselor dan klien memiliki perbedaan. Antara konselor dan klien pasti mempunyai perbedaan budaya yang sangat mendasar. Perbedaan itu biasanya mengenai nilai-nilai, keyakinan, perilaku, dan lain sebagainya. Perbedaan ini muncul karena antara konselor dan klien berasal dari budaya yang berbeda. Contohnya konseling lintas sosial akan dapat terjadi jika konselor kulit putih memberikan layanan konseling kepada klien kulit hitam atau konselor orang Batak memberikan layanan kepada orang yang berasal dari Ambon.12 11 Ridwan Syahran, “Konseling Lintas Budaya dalam Kepekaan Budaya Kalili”. Jurnal konseling dan psikoedukasi. Vol 2 , Juni 2017, Hlm. 82. 12 Ibid., hlm. 59.
  • 11. 10 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Istilah sosial itu sendiri berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit yaitu mendahulukan kepentingan bersama atau masyarakat. Sedangkan konseling bahasa Latin consilium artinya dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami. Dan dalam bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari kata sellan yang berarti menyerahkan atau menyampaikan. Adapun arti dari konseling lintas sosial adalah konseling yang melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar belakang sosial atau budaya yang berbeda dengan tujuan mengatasi masalah klien dengan cara membelajarkan dan memberdayakan klien. Oleh karena itu, keragaman budaya pada hakikatnya merupakan realitas hidup yang tidak dapat dipungkiri dan mempengaruhi perilaku individu dan seluruh aktivitas manusia. Termasuk di dalamnya adalah aktivitas konseling. Karena itu, dalam melakukan konseling, sangat penting untuk mempertimbangkan budaya yang ada. B. Saran Dengan makalah ini kami mengharapkan adanya penambahan pengetahuan dalam bidang Konseling Lintas Sosial. Apabila ada kekurangan ataupun salah dalam penulisan, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat menyusun dengan lebih baik lagi.
  • 12. 11 DAFTAR PUSTAKA Donna, Aderson J. dan Ann Craston-Gingras. 1991. Sensitizing Counselors and Educators to Multicultural Issues : An Interactive Approach. Journal of Counseling and Development. 1991. Vol. 70 Prayitno dan Erman Amti. 2008. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Suwarni. Memahami Perbedaan Sebagai Sarana Konseling Lintas Budaya. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol 7 , Juni 2016 Syahran, Ridwan. Konseling Lintas Budaya dalam Kepekaan Budaya Kalili. Jurnal konseling dan psikoedukasi. Vol 2 , Juni 2017 Trinigtyas, Diana Ariswanti. 2019. Konseling Lintas Budaya. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA