SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Imunologi rongga mulut
Didin Erma Indahyani
FKG Universitas Jember
Imunologi
Ilmu yang mempelajari mekanisme tubuh dalam
mengenali dan menolak substansi asing
Tubuh akan mempertahankan diri atau
mencegah infeksi masuk
Ada 2 mekanisme :
1. Imunitas alami (innate imune/non spesifik)
2. Imunitas adatif (spesifik)
Imunitas alami/innate immune
• Tidak spesifik
• Didasarkan pada fagositosis
-organisme uniseluler, fagositosis dilakukan
oleh dirinya sendiri,
-multiseluler ada unit khusus untuk fagositosis
• Melibatkan pertahanan fisik (kulit, mukosa)
Macam sistem imun alami
1. Barier ekternal
 kulit dan mukosa membran, mekanismenya:
• sekresi laktat dan unsaturated fatty acid
dalam keringat,
• sekresi sebase pada kulit
• Lisosim dalam air mata, saliva dan cairan
krevikular gingival dalam mulut.
2. Faktor-faktor humoral
 Lisosim, enzim yang bisa memotong tulang
punggung proteoglikan pada dinding sel bakteri
 Laktoferin, yaitu protein yang mengandung iron
• mempengaruhi bakteri dengan cara mengikat
iron bebas dalam darah, maupun cairan sekresi
eksternal yang diperlukan untuk pertumbuhan
bakteri
• ditemukan dalam ASI, sedikit di cairan semilunal,
saliva, cairan krevikular gingival, sekresi gastrik.
Komplemen, merupakan system yang
melibatkan kurang lebih 20 serum protein
dalam aksinya.
• Prinsip kerjanya adalah sebagai media
terjadinya reaksi inflamasi akut dan kemudian
mengeliminasi mikroorganisme yang
menginvasi.
Interferon (IFN) merupakan kelompok protein
yang terlibat dalam pertahanan melawan
infeksi virus.
3. Faktor-faktor selular
Bila bakteri telah melewati barier pertama
Prinsipnya fagositosis
Dua sel yang berperan (microphage dan
macrophage)
Tipe sel lain adalah natural killer (NK cell). Sel
ini terutama terlibat dalam infeksi oleh virus
dan tumor.
Microphage
• Merupakan polymorphonuclear neutrophil (PMN),
• PMN adalah sel darah putih, yang tidak mempunyai
kemampuan untuk membelah diri (end cell)
• masa hidupnya sangat pendek, 6-7 jam bersirkulasi
dalam jaringan, dan total masa hidupnya adalah 2 hari
• Kurang lebih 8 x 107 PMN diproduksi permenit
• Mereka bermigrasi dari bloodstream untuk merespon
adanya signal dan dalam inflamasi akut
Macrophage
• Makrofag berasal dari monosit dan menetap
dijaringan yang dikenal juga dengan
retikuloendothelial system atau berinfiltrasi di
jaringan sebagai bagian dari inflamasi kronis.
• Masa hidup lama, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun tergantung dari lingkungannya.
• Bila dijaringan disebut histosit , di lung disebut
alveolar makrofag, kupffer cell dalam liver,
mesangial cell dalam kidney, microgial cell dalam
brain atau sebagai osteoklas dalam tulang.
4. Fagositosis
 Leukosit manusia mampu menelan beberapa bakteri, dikenal
fagositosis.
 Proses fagositosis ada tiga tahap
- attachment,
- ingestion,
- killing and digestion.
 Mekanisme
• bakteri atau partikel melekat dulu pada membran fagosit.
• Bakteri ditelan, tergantung pada energi yang berasal dari glikolisis.
(Proses ini sangat penting di daerah yang tidak atau sedikit
mempunyai oksigen, abses dan sulkus gingival)
• Partikel atau bakteri yang telah ditelan (ditutupi ) oleh membran
fagosit, membentuk vakuol fagositik atau disebut phagosom.
• sekali terbentuk fagosom, maka bakteri dengan sangat cepat
dikelilingi oleh granula sitoplasmik yang akan melepaskan
kandungannya dalam fagosom.
Imunitas adatif
Fungsi utama system imun ini adalah untuk
memperkuat, langsung dan mempertinggi
fagositosis
ada komponen :
a. Humoral, terdiri dari antibodi. Antibodi
merupakan molekul yang diproduksi untuk
merespon antigen. Antigen merupakan
substansi yang akan mendapatkan respon
antibodi.
b. Komponen seluler terutama terdiri dari limfosit
dan sel-sel monosit/makrofag lineage.
Ada dua tipe utama limfosit yaitu sel B dan sel T
a. Sel T diproses oleh timus dan bertanggung jawab
untuk 1) cell-mediated immunity, 2) T cell cytotoxic
(contoh melawan infeksi virus), 3) immunoregulation.
b. Sel B terutama bertanggung jawab untuk produksi
antibodi tapi dalam beberapa situasi diperlukan
membantu sel T.
Pertemuan pertama kali antigen dan sel imun adatif
adalah sel monosit atau makrofag yang disebut
sebagai antigen presenting cell (APC).
Ada beberapa sel APC yaitu sel dendritik dalam jaringan
limfoid, sel langerhans dalam kulit dan mukosa.
Tanda-tanda imunitas adatif
1. Memory (mampu mengenali benda asing bila
menyerang lagi), sehingga gagal terinfeksi kembali
untuk kedua kalinya)
2. specificity (setiap benda asing mempunyai bentuk
yang berbeda, maka bentuk pertahanannya juga
berbeda untuk tiap peristiwa infekai)
3. Tolerance /adatif (kemampuan untuk mengenal
dirinya sendiri dan tidak bereaksi melawannya)
Kegagalan membedakan dirinya sendiri dengan benda
asing dan melawan dirinya sendiri disebut dengan
autoimun.
Imunitas rongga mulut
Faktor-faktor yang bertanggung jawab dalam
system pertahanan rongga mulut
• keutuhan mukosa,
• saliva,
• cairan sulkus gingival
• komponen kekebalan humoral dan selular.
Mukosa
Protective barrier mukosa:
• Keutuhan mukosa
• Lapisan keratin (bibir, pipi, dasar mulut dan
langit-langit lunak tidak dilapisi keratin)
• Lapisan granular,
• Epitel,
• Selaput basal epitel
• Lamina propia (terdapat sel limfoid)
Lapisan mukosa dalam saluran
pencernaan
• Terdapat modifikasi sel-sel epitel dalam saluran cerna
yaitu follicle associated epithelial cell (FAE) dan Peyer’s
patches disebut dengan M cell
• Fungsi FAE mentransport makromolekul dari lumen ke
jaringan dibawahnya
• Fungsi M cell mengikat mikroorganisme kemudian
mengendositosis dan transitosis.
• FAE dan M cell sangat penting dalam menentukan
efektifitas respon imun mukosa.
• sel epitel mukosa juga mampu untuk
mempresentasikan antigen melalui CD8+ T cell dan
sebagai antigen presenting cell (APC).
Payer’s Patches
Jaringan limfoid
Anatomi dan fungsi jaringan limfoid
1. Tonsil (palatum dan lingual), merupakan satu-satunya
masa limfoid intra oral dengan struktur klasik folikel
limfoid, terdiri dari sel B dan sel T perifolikuler. Antigen
berpenetrasi langsung melalui epitel yang
menyelubungi karena tidak ada limfatik aferen.
2. Sel plasma dan limfosit dari kelenjar saliva ditemukan
enam kelenjar saliva mayor dan sejumlah kelenjar
minor dibawah mukosa mulut. Kelenjar tersebut
menghasilkan IgA yang langsung disekresikan pada
permukaaan gigi, gusi dan mulut.
3 Kumpulan sel plasma, limfosit, makrofag dan
neutrofil dalam gingival mempunyai arti
penting pada tahap kekebalan terhadap plak
gigi.
4.Sel-sel limfoid submukosa, berproliferasi
apabila garis pertahanan primer pada mukosa
gagal. Jaringan limfoid saliva, dilibatkan dalam
sintesis IgA sekretori dan perlindungan
terhadap infeksi di dalam kelenjar saliva
Saliva
Komponen-komponen imunitas saliva
1. IgA sekretori adalah immunoglobulin yang
paling penting dalam saliva
• fungsi IgA sekretori adalah tahan terhadap
proteolitik dari immunoglobulin lainnya dan
mencegah perlekatan bakteri pada
permukaan mukosa.
Struktur dan fungsi saliva
1. Lisosim
• Lisosim saliva berasal dari glandula salivarius mayor dan
minor, sel fagosit maupun cairan krevikular gingival
• Pada glandula salivarius mayor, lisosim disintesa pada
lapisan epitel yang mengelilingi duktus intralobular
• Lisosim lebih banyak berasal dari glandula
submandibularis maupun sublingualis dibandingkan
glandula parotis.
• Saliva mengandung pula sel leukosit (sel makrofag,
monosit dan limfosit maupun sel polimorphonuklear)
yang berasal dari lidah ataupun cairan gingival. Oleh
karena sifat saliva yang hipotonik, banyak sel leukosit yang
lisis, sehingga melepaskan kandungan lisosim ke dalam
cairan saliva.
Fungsi lisosim adalah sebagai berikut
• Aktivitas muramidase, yaitu lisosim mampu
menghidrolisa ikatan β (1-4) antara asam N-
asetil muramik dan N-asetilglukosamin pada
lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri, yang
mengakibatkan terjadinya lisis bakteri.
• Bakteri gram negative lebih resisten terhadap
lisosim karena dinding luarnya terdapat
lipopolisakarida yang tidak mudah ditembus
lisosim., (Staphylococus aureus, Basilus sereus
, Streptococus piogenus )
• Aktivitas bakterial autolysin tergantung pada
kationik. Oleh karena lisosim merupakan
kationik, lisosim dapat merusak mambran
bakteri dan mengaktifkan mekanisme
bakterial autolisis karena aktivasi muramidase
dan autolysin.
• Menyebabkan agregrasi bakteri
• Mencegah perlekatan bakteri pada
permukaan gigi
• Mencegah penggunaan glukosa oleh bakteri,
sehingga mencegah produksi asam
• Memecah rantai Streptokokus
2. Sistem Peroksidase Saliva (SPS)
• Sumber utama SPS ialah glandula salivarius
dan sel lekosit.
• SPS dari glandula salivarius disebut salivary
peroksidase, sedangkan SPS yang berasal dari
lekosit disebut mieloperoksidase.
• Salivari peroksidase manusia disebut pula
laktoperoksidase karena kesamaanya dengan
laktoperoksidase susu sapi.
Macam peroksidase
• Salivari peroksidase (SP), diproduksi oleh sel
asinar glandula parotis maupun
submandibula.
Pada manusia, SP multiform. Bentuk
monomer SP mempunyai berat molekul 78 kd,
pH basa 8-10. Melekat pada permukaan gigi,
sediment saliva maupun bakteri S mutans.
• Mieloperoksidase (MS), diproduksi oleh sel
leukosit, berasal dari sel lekosit dan kemudian
dikeluarkan ke dalam rongga mulut melalui
cairan gingival.
Aktivitas antimikrobial SPS, dilakukan oleh
komponen SPS yaitu SP, MS, hydrogen
peroksid (H2O2) dan ion thiosianat (SCN-).
Pada pH netral, aktivitas antimikrobial SPS
dilakukan oleh ion hipothiosianat (OSCN-),
yang menghasilkan HOSCN-
HOSCN- mudah menembus dinding sel
bakteri, dan menyerang komponennya
Fungsi peroksidase saliva
• Aktivitas antimicrobial
• Melindungi sel dari efek toksik hydrogen
peroksida
• Melindungi dari efek bakterisidal hydrogen
peroksida
• Melindungi asam sialik dari dekarboksilase
oksidatif oleh hydrogen peroksida
• Inaktivasi komponen mutagenik dan karsinogenik
3. Laktoferin (LF)
• adalah glikoprotein, BM 76 kd, mengikat besi.
Glikoprotein ini dikeluarkan oleh sel serosa dan
glandula salivarius minor, juga pada airmata dan
ASI.
• Di rongga mulut, sumber penting LF ialah cairan
gingival. Sel PMN sangat kaya LF. LF dari cairan
gingival mungkin berasal dari aktivitas fagositosis
ataupun rusaknya sel PMN ini. Oleh karena itu
level LF saliva sangat tergantung pada influks sel
PMN ke dalam rongga mulut.
• Fungsi utama LF adalah mengikat ion besi,
sehingga LF mampu menurunkan level ion
besi yang merupakan bahan esensial untuk
metabolisme mikroorganisme pathogen
• Bakteriosit terhadap S mutans secara in-vitro
dengan suhu optimum 37o C.
4. Salivari aglutinin
• Kandungan aglutinin dalam saliva mengakibatkan
interaksi dengan bakteri menghasilkan agregrasi
bakteri (membentuk endapan bakteri) yang
mudah dibersihkan oleh saliva dan kemudian
tertelan.
• Komponen tersebut adalah
- Glikoprotein dengan berat molekul tinggi
- Salivary IgA
- Lisosim β2-mikroglobulin (β2m)
- Fibronektin (FN)
5. Proline rich protein (PRP)
• PRP adalah protein kaya prolin, merupakan
sekelompok kompleks protein yang mampu
menghambat presipitasi spontan garam
kalsium –fosfat.
• Protein ini dengan cepat akan terabsorbsi dari
saliva ke permukaan hidroksiapatit.
Diperkirakan absorbsi ini menghambat
pertumbuhan kristal garam kalsium
6. Protein antimicrobial anionic
• Saliva mengandung 4 macam protein anionik
yang dapat menghambat pertumbuhan S.
mutans.
• Berat molekul protein ini adalah 14-17
kilodalton.
• Pada orang yang bebas karies protein ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri. Pada
penderita karies, justru merupakan
penyumbang nitrogen bagi pertumbuhan S.
mutans.
7. Faktor saliva yang mendorong pH/ mendorong glikolisis.
• Saliva mengandung substansi yang mampu
meningkatkan pH yaitu sialin.
• Sialin merupakan tetrapeptida yaitu glisin-glisin-
L-lisin-L-arginin.
• Sialin berfungsi pula untuk mendorong glikolisis,
karena peningkatan pH diikuti dengan
peningkatan glikolisis.
• Selain sialin saliva juga mengandung urea yang
juga berfungsi seperti sialin. Urea akan dipecah
oleh enzim urease menjadi ammonia dan
karbondioksida, yang akan meningkatkan pH
pada lingkungan asam
Struktur dan fungsi lemak saliva
1. Lipid glandula saliva mayor
• glandula salivarius submandibular dan parotid
mengandung 8-10 mg lipid/100 ml saliva.
• Lipid saliva terdiri dari :
- Lipidetral (asam lemak bebas, kolesterol, kolesterol
ester dan monogliserida, digliserida, trigliserida).
- Glikolipid (glikoseroglukolipida, gliserosphingolipida
sederhana)
- Fosfolipid (fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin,
sphingomyelin)
2. Lipid glandula salivarius minor
• berasal dari glandula saliva labialis
mengandung 42.4 mg lipid/100 ml saliva
• Kandungan lipid ini sama seperti pada
glandula salivarius mayor, yaitu terdiri dari
lipid netral, glikolipid dan fosfolipida.
• Selain itu mengandung glikosphingolipid yang
terdiri dari glukosilseramid dan
laktosilseramid.
Fungsi lipid
• Perantara substansi lipofilik untuk menembus mukosa
mulut
• Mengganggu interaksi kalsium dengan protein
• Lipofosfatidilkolin dapat mempengaruhi aktivitas enzim
glukosiltransferase bakteri kariogenik, seperti S.
mutans.
• Menstabilkan ikatan hidropobik antara bakteri dengan
jaringan mulut
• Mucin mengontrol perlekatan dan agregrasi bakteri
mulut.
• Dalam pelikel lipid memelihara sifat kohesi plak bakteri
Konsentrasi Lipid
• Total berat kering pelikel pada individu yang
resisten karies terdapat 22,1± 4 % lipid.
• Pada individu yang rentan terhadap karies
pelikelnya mengandung 23,7 ± 6,3 % lipid.
• Pada plak gigi penderita yang tahan terhadap
karies 8,7 mg/100 mg plak, sedang pada individu
yang rentan karies adalah 15,7 mg/100 mg plak
gigi.
• Dalam kalkulus adalah 10,2% berat kering
kalkulus yang terdiri dari lipid netral 61,2%,
glikolipid 28% dan fosfolipid 10,2%.
Hormon saliva
• Peran belum diketahui dengan pasti.
• Konsentrasi hormon saliva dapat menunjukan
konsentrasi hormon plasma serum
• Hormon-hormon tersebut yaitu hormon
steroid (estrogen, progestins, androgen,
kortikosteroid), hormon nonsteroid
(khoriongonadotrophin (β-HCG),
karsinoembriogenik antigen (CEA),
gonadotropin dan prolaktin serta tirosin)
Imunologi Mulut

More Related Content

What's hot

3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2asih gahayu
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiPSPDG-UNUD
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawahhasril hasanuddin
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut wayan sugiritama
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalMellaniCindera
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiPSPDG-UNUD
 
Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut PSPDG-UNUD
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalBudionno Abdulloh
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)devita nuryco
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi PSPDG-UNUD
 

What's hot (20)

Tugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorialTugas laporan tutorial
Tugas laporan tutorial
 
3.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi23.pertumbuhan gigi2
3.pertumbuhan gigi2
 
Proses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang GigiProses Tumbuh Kembang Gigi
Proses Tumbuh Kembang Gigi
 
Patogenesis nekrosis pulpa
Patogenesis nekrosis pulpaPatogenesis nekrosis pulpa
Patogenesis nekrosis pulpa
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut Histologi Rongga Mulut
Histologi Rongga Mulut
 
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faalSistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
Sistem pengunyahan, sistem penelanan, dan faal
 
Amalgam
Amalgam Amalgam
Amalgam
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Histologi Gigi
Histologi Gigi Histologi Gigi
Histologi Gigi
 

Viewers also liked

BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi Konsonan
BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi KonsonanBMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi Konsonan
BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi KonsonanPihin Hassanal
 
24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkinIrahmal Irahmal
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESdewisetiyana52
 
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Indian dental academy
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganiswahyuniSRK
 
Thermoregulation control of body temperature
Thermoregulation control of body temperatureThermoregulation control of body temperature
Thermoregulation control of body temperatureAhmad Fauzan
 
Oral Cavity - The divisions and Boundaries
Oral Cavity - The divisions and BoundariesOral Cavity - The divisions and Boundaries
Oral Cavity - The divisions and BoundariesOHupdates
 
Histology of oral mucous membrane and gingiva
Histology of oral mucous membrane and gingivaHistology of oral mucous membrane and gingiva
Histology of oral mucous membrane and gingivaVinay Kadavakolanu
 
Body Temperature Regulation
Body Temperature RegulationBody Temperature Regulation
Body Temperature RegulationRodolfo Rafael
 

Viewers also liked (13)

FLORA NORMAL
FLORA NORMALFLORA NORMAL
FLORA NORMAL
 
BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi Konsonan
BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi KonsonanBMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi Konsonan
BMMB3013 Proses Penghasilan Bunyi Konsonan
 
24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin24025699 limfoma-hodgkin
24025699 limfoma-hodgkin
 
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNESLaporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
Laporan Praktikum Supravital Epithelium Mukosa Mulut@Lab. Bio UNNES
 
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
Benig tumors of jaw/certified fixed orthodontic courses by Indian dental acad...
 
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkunganFlora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
Flora normal serta hubungan hospes dan lingkungan
 
Oral Cavity
Oral CavityOral Cavity
Oral Cavity
 
Thermoregulation control of body temperature
Thermoregulation control of body temperatureThermoregulation control of body temperature
Thermoregulation control of body temperature
 
Oral Cavity - The divisions and Boundaries
Oral Cavity - The divisions and BoundariesOral Cavity - The divisions and Boundaries
Oral Cavity - The divisions and Boundaries
 
The oral cavity
The oral cavityThe oral cavity
The oral cavity
 
Histology of oral mucous membrane and gingiva
Histology of oral mucous membrane and gingivaHistology of oral mucous membrane and gingiva
Histology of oral mucous membrane and gingiva
 
Oral Mucosa
Oral MucosaOral Mucosa
Oral Mucosa
 
Body Temperature Regulation
Body Temperature RegulationBody Temperature Regulation
Body Temperature Regulation
 

Similar to Imunologi Mulut

3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.pptssuser297c991
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxherlinaina2
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxAgusMahendra13
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalanAhmad Ali
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxavita12
 
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptx
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptxBAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptx
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptxranibenawa1
 
sistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhsistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhmarisamizani25
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhSMAN 2 Indramayu
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxGerlhyReynaldoWaworu
 
2. sistem imunologi
2. sistem imunologi2. sistem imunologi
2. sistem imunologiDalia Novi
 
Sistem imun xi ipa 2014
Sistem imun xi ipa 2014Sistem imun xi ipa 2014
Sistem imun xi ipa 2014Hanik Robiah
 
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxTUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxZiazahbia
 
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptxAyu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptxAyuPuspita79
 

Similar to Imunologi Mulut (20)

3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
 
Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus
Staphylococcus aureus
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive (1).pptx
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
 
Sistem kekebalan
Sistem kekebalanSistem kekebalan
Sistem kekebalan
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7Sistem imun kel 7
Sistem imun kel 7
 
Sistem imun
Sistem imunSistem imun
Sistem imun
 
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptx
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptxBAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptx
BAHAN AJAR MATERI IMUNOLOGI DASAR fix.pptx
 
sistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuhsistem pertahanan tubuh
sistem pertahanan tubuh
 
Ppt
Ppt Ppt
Ppt
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
 
2. sistem imunologi
2. sistem imunologi2. sistem imunologi
2. sistem imunologi
 
Sistem imun xi ipa 2014
Sistem imun xi ipa 2014Sistem imun xi ipa 2014
Sistem imun xi ipa 2014
 
BIOLOGI "Sistem Imunitas"
BIOLOGI "Sistem Imunitas"BIOLOGI "Sistem Imunitas"
BIOLOGI "Sistem Imunitas"
 
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptxTUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
 
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptxAyu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
Ayu Puspita_12 IPA 2_Imun & Pertahanan Nonspesifik_SMT 4.pptx
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 

Imunologi Mulut

  • 1. Imunologi rongga mulut Didin Erma Indahyani FKG Universitas Jember
  • 2. Imunologi Ilmu yang mempelajari mekanisme tubuh dalam mengenali dan menolak substansi asing Tubuh akan mempertahankan diri atau mencegah infeksi masuk Ada 2 mekanisme : 1. Imunitas alami (innate imune/non spesifik) 2. Imunitas adatif (spesifik)
  • 3. Imunitas alami/innate immune • Tidak spesifik • Didasarkan pada fagositosis -organisme uniseluler, fagositosis dilakukan oleh dirinya sendiri, -multiseluler ada unit khusus untuk fagositosis • Melibatkan pertahanan fisik (kulit, mukosa)
  • 4. Macam sistem imun alami 1. Barier ekternal  kulit dan mukosa membran, mekanismenya: • sekresi laktat dan unsaturated fatty acid dalam keringat, • sekresi sebase pada kulit • Lisosim dalam air mata, saliva dan cairan krevikular gingival dalam mulut.
  • 5. 2. Faktor-faktor humoral  Lisosim, enzim yang bisa memotong tulang punggung proteoglikan pada dinding sel bakteri  Laktoferin, yaitu protein yang mengandung iron • mempengaruhi bakteri dengan cara mengikat iron bebas dalam darah, maupun cairan sekresi eksternal yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri • ditemukan dalam ASI, sedikit di cairan semilunal, saliva, cairan krevikular gingival, sekresi gastrik.
  • 6. Komplemen, merupakan system yang melibatkan kurang lebih 20 serum protein dalam aksinya. • Prinsip kerjanya adalah sebagai media terjadinya reaksi inflamasi akut dan kemudian mengeliminasi mikroorganisme yang menginvasi. Interferon (IFN) merupakan kelompok protein yang terlibat dalam pertahanan melawan infeksi virus.
  • 7. 3. Faktor-faktor selular Bila bakteri telah melewati barier pertama Prinsipnya fagositosis Dua sel yang berperan (microphage dan macrophage) Tipe sel lain adalah natural killer (NK cell). Sel ini terutama terlibat dalam infeksi oleh virus dan tumor.
  • 8. Microphage • Merupakan polymorphonuclear neutrophil (PMN), • PMN adalah sel darah putih, yang tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri (end cell) • masa hidupnya sangat pendek, 6-7 jam bersirkulasi dalam jaringan, dan total masa hidupnya adalah 2 hari • Kurang lebih 8 x 107 PMN diproduksi permenit • Mereka bermigrasi dari bloodstream untuk merespon adanya signal dan dalam inflamasi akut
  • 9.
  • 10. Macrophage • Makrofag berasal dari monosit dan menetap dijaringan yang dikenal juga dengan retikuloendothelial system atau berinfiltrasi di jaringan sebagai bagian dari inflamasi kronis. • Masa hidup lama, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun tergantung dari lingkungannya. • Bila dijaringan disebut histosit , di lung disebut alveolar makrofag, kupffer cell dalam liver, mesangial cell dalam kidney, microgial cell dalam brain atau sebagai osteoklas dalam tulang.
  • 11.
  • 12. 4. Fagositosis  Leukosit manusia mampu menelan beberapa bakteri, dikenal fagositosis.  Proses fagositosis ada tiga tahap - attachment, - ingestion, - killing and digestion.  Mekanisme • bakteri atau partikel melekat dulu pada membran fagosit. • Bakteri ditelan, tergantung pada energi yang berasal dari glikolisis. (Proses ini sangat penting di daerah yang tidak atau sedikit mempunyai oksigen, abses dan sulkus gingival) • Partikel atau bakteri yang telah ditelan (ditutupi ) oleh membran fagosit, membentuk vakuol fagositik atau disebut phagosom. • sekali terbentuk fagosom, maka bakteri dengan sangat cepat dikelilingi oleh granula sitoplasmik yang akan melepaskan kandungannya dalam fagosom.
  • 13. Imunitas adatif Fungsi utama system imun ini adalah untuk memperkuat, langsung dan mempertinggi fagositosis ada komponen : a. Humoral, terdiri dari antibodi. Antibodi merupakan molekul yang diproduksi untuk merespon antigen. Antigen merupakan substansi yang akan mendapatkan respon antibodi. b. Komponen seluler terutama terdiri dari limfosit dan sel-sel monosit/makrofag lineage.
  • 14. Ada dua tipe utama limfosit yaitu sel B dan sel T a. Sel T diproses oleh timus dan bertanggung jawab untuk 1) cell-mediated immunity, 2) T cell cytotoxic (contoh melawan infeksi virus), 3) immunoregulation. b. Sel B terutama bertanggung jawab untuk produksi antibodi tapi dalam beberapa situasi diperlukan membantu sel T. Pertemuan pertama kali antigen dan sel imun adatif adalah sel monosit atau makrofag yang disebut sebagai antigen presenting cell (APC). Ada beberapa sel APC yaitu sel dendritik dalam jaringan limfoid, sel langerhans dalam kulit dan mukosa.
  • 15. Tanda-tanda imunitas adatif 1. Memory (mampu mengenali benda asing bila menyerang lagi), sehingga gagal terinfeksi kembali untuk kedua kalinya) 2. specificity (setiap benda asing mempunyai bentuk yang berbeda, maka bentuk pertahanannya juga berbeda untuk tiap peristiwa infekai) 3. Tolerance /adatif (kemampuan untuk mengenal dirinya sendiri dan tidak bereaksi melawannya) Kegagalan membedakan dirinya sendiri dengan benda asing dan melawan dirinya sendiri disebut dengan autoimun.
  • 16. Imunitas rongga mulut Faktor-faktor yang bertanggung jawab dalam system pertahanan rongga mulut • keutuhan mukosa, • saliva, • cairan sulkus gingival • komponen kekebalan humoral dan selular.
  • 17. Mukosa Protective barrier mukosa: • Keutuhan mukosa • Lapisan keratin (bibir, pipi, dasar mulut dan langit-langit lunak tidak dilapisi keratin) • Lapisan granular, • Epitel, • Selaput basal epitel • Lamina propia (terdapat sel limfoid)
  • 18.
  • 19. Lapisan mukosa dalam saluran pencernaan • Terdapat modifikasi sel-sel epitel dalam saluran cerna yaitu follicle associated epithelial cell (FAE) dan Peyer’s patches disebut dengan M cell • Fungsi FAE mentransport makromolekul dari lumen ke jaringan dibawahnya • Fungsi M cell mengikat mikroorganisme kemudian mengendositosis dan transitosis. • FAE dan M cell sangat penting dalam menentukan efektifitas respon imun mukosa. • sel epitel mukosa juga mampu untuk mempresentasikan antigen melalui CD8+ T cell dan sebagai antigen presenting cell (APC).
  • 21. Jaringan limfoid Anatomi dan fungsi jaringan limfoid 1. Tonsil (palatum dan lingual), merupakan satu-satunya masa limfoid intra oral dengan struktur klasik folikel limfoid, terdiri dari sel B dan sel T perifolikuler. Antigen berpenetrasi langsung melalui epitel yang menyelubungi karena tidak ada limfatik aferen. 2. Sel plasma dan limfosit dari kelenjar saliva ditemukan enam kelenjar saliva mayor dan sejumlah kelenjar minor dibawah mukosa mulut. Kelenjar tersebut menghasilkan IgA yang langsung disekresikan pada permukaaan gigi, gusi dan mulut.
  • 22. 3 Kumpulan sel plasma, limfosit, makrofag dan neutrofil dalam gingival mempunyai arti penting pada tahap kekebalan terhadap plak gigi. 4.Sel-sel limfoid submukosa, berproliferasi apabila garis pertahanan primer pada mukosa gagal. Jaringan limfoid saliva, dilibatkan dalam sintesis IgA sekretori dan perlindungan terhadap infeksi di dalam kelenjar saliva
  • 23. Saliva Komponen-komponen imunitas saliva 1. IgA sekretori adalah immunoglobulin yang paling penting dalam saliva • fungsi IgA sekretori adalah tahan terhadap proteolitik dari immunoglobulin lainnya dan mencegah perlekatan bakteri pada permukaan mukosa.
  • 24. Struktur dan fungsi saliva 1. Lisosim • Lisosim saliva berasal dari glandula salivarius mayor dan minor, sel fagosit maupun cairan krevikular gingival • Pada glandula salivarius mayor, lisosim disintesa pada lapisan epitel yang mengelilingi duktus intralobular • Lisosim lebih banyak berasal dari glandula submandibularis maupun sublingualis dibandingkan glandula parotis. • Saliva mengandung pula sel leukosit (sel makrofag, monosit dan limfosit maupun sel polimorphonuklear) yang berasal dari lidah ataupun cairan gingival. Oleh karena sifat saliva yang hipotonik, banyak sel leukosit yang lisis, sehingga melepaskan kandungan lisosim ke dalam cairan saliva.
  • 25. Fungsi lisosim adalah sebagai berikut • Aktivitas muramidase, yaitu lisosim mampu menghidrolisa ikatan β (1-4) antara asam N- asetil muramik dan N-asetilglukosamin pada lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri, yang mengakibatkan terjadinya lisis bakteri. • Bakteri gram negative lebih resisten terhadap lisosim karena dinding luarnya terdapat lipopolisakarida yang tidak mudah ditembus lisosim., (Staphylococus aureus, Basilus sereus , Streptococus piogenus )
  • 26.
  • 27. • Aktivitas bakterial autolysin tergantung pada kationik. Oleh karena lisosim merupakan kationik, lisosim dapat merusak mambran bakteri dan mengaktifkan mekanisme bakterial autolisis karena aktivasi muramidase dan autolysin. • Menyebabkan agregrasi bakteri • Mencegah perlekatan bakteri pada permukaan gigi • Mencegah penggunaan glukosa oleh bakteri, sehingga mencegah produksi asam • Memecah rantai Streptokokus
  • 28. 2. Sistem Peroksidase Saliva (SPS) • Sumber utama SPS ialah glandula salivarius dan sel lekosit. • SPS dari glandula salivarius disebut salivary peroksidase, sedangkan SPS yang berasal dari lekosit disebut mieloperoksidase. • Salivari peroksidase manusia disebut pula laktoperoksidase karena kesamaanya dengan laktoperoksidase susu sapi.
  • 29. Macam peroksidase • Salivari peroksidase (SP), diproduksi oleh sel asinar glandula parotis maupun submandibula. Pada manusia, SP multiform. Bentuk monomer SP mempunyai berat molekul 78 kd, pH basa 8-10. Melekat pada permukaan gigi, sediment saliva maupun bakteri S mutans. • Mieloperoksidase (MS), diproduksi oleh sel leukosit, berasal dari sel lekosit dan kemudian dikeluarkan ke dalam rongga mulut melalui cairan gingival.
  • 30. Aktivitas antimikrobial SPS, dilakukan oleh komponen SPS yaitu SP, MS, hydrogen peroksid (H2O2) dan ion thiosianat (SCN-). Pada pH netral, aktivitas antimikrobial SPS dilakukan oleh ion hipothiosianat (OSCN-), yang menghasilkan HOSCN- HOSCN- mudah menembus dinding sel bakteri, dan menyerang komponennya
  • 31. Fungsi peroksidase saliva • Aktivitas antimicrobial • Melindungi sel dari efek toksik hydrogen peroksida • Melindungi dari efek bakterisidal hydrogen peroksida • Melindungi asam sialik dari dekarboksilase oksidatif oleh hydrogen peroksida • Inaktivasi komponen mutagenik dan karsinogenik
  • 32. 3. Laktoferin (LF) • adalah glikoprotein, BM 76 kd, mengikat besi. Glikoprotein ini dikeluarkan oleh sel serosa dan glandula salivarius minor, juga pada airmata dan ASI. • Di rongga mulut, sumber penting LF ialah cairan gingival. Sel PMN sangat kaya LF. LF dari cairan gingival mungkin berasal dari aktivitas fagositosis ataupun rusaknya sel PMN ini. Oleh karena itu level LF saliva sangat tergantung pada influks sel PMN ke dalam rongga mulut.
  • 33. • Fungsi utama LF adalah mengikat ion besi, sehingga LF mampu menurunkan level ion besi yang merupakan bahan esensial untuk metabolisme mikroorganisme pathogen • Bakteriosit terhadap S mutans secara in-vitro dengan suhu optimum 37o C.
  • 34. 4. Salivari aglutinin • Kandungan aglutinin dalam saliva mengakibatkan interaksi dengan bakteri menghasilkan agregrasi bakteri (membentuk endapan bakteri) yang mudah dibersihkan oleh saliva dan kemudian tertelan. • Komponen tersebut adalah - Glikoprotein dengan berat molekul tinggi - Salivary IgA - Lisosim β2-mikroglobulin (β2m) - Fibronektin (FN)
  • 35. 5. Proline rich protein (PRP) • PRP adalah protein kaya prolin, merupakan sekelompok kompleks protein yang mampu menghambat presipitasi spontan garam kalsium –fosfat. • Protein ini dengan cepat akan terabsorbsi dari saliva ke permukaan hidroksiapatit. Diperkirakan absorbsi ini menghambat pertumbuhan kristal garam kalsium
  • 36. 6. Protein antimicrobial anionic • Saliva mengandung 4 macam protein anionik yang dapat menghambat pertumbuhan S. mutans. • Berat molekul protein ini adalah 14-17 kilodalton. • Pada orang yang bebas karies protein ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Pada penderita karies, justru merupakan penyumbang nitrogen bagi pertumbuhan S. mutans.
  • 37. 7. Faktor saliva yang mendorong pH/ mendorong glikolisis. • Saliva mengandung substansi yang mampu meningkatkan pH yaitu sialin. • Sialin merupakan tetrapeptida yaitu glisin-glisin- L-lisin-L-arginin. • Sialin berfungsi pula untuk mendorong glikolisis, karena peningkatan pH diikuti dengan peningkatan glikolisis. • Selain sialin saliva juga mengandung urea yang juga berfungsi seperti sialin. Urea akan dipecah oleh enzim urease menjadi ammonia dan karbondioksida, yang akan meningkatkan pH pada lingkungan asam
  • 38. Struktur dan fungsi lemak saliva 1. Lipid glandula saliva mayor • glandula salivarius submandibular dan parotid mengandung 8-10 mg lipid/100 ml saliva. • Lipid saliva terdiri dari : - Lipidetral (asam lemak bebas, kolesterol, kolesterol ester dan monogliserida, digliserida, trigliserida). - Glikolipid (glikoseroglukolipida, gliserosphingolipida sederhana) - Fosfolipid (fosfatidilkolin, fosfatidiletanolamin, sphingomyelin)
  • 39. 2. Lipid glandula salivarius minor • berasal dari glandula saliva labialis mengandung 42.4 mg lipid/100 ml saliva • Kandungan lipid ini sama seperti pada glandula salivarius mayor, yaitu terdiri dari lipid netral, glikolipid dan fosfolipida. • Selain itu mengandung glikosphingolipid yang terdiri dari glukosilseramid dan laktosilseramid.
  • 40. Fungsi lipid • Perantara substansi lipofilik untuk menembus mukosa mulut • Mengganggu interaksi kalsium dengan protein • Lipofosfatidilkolin dapat mempengaruhi aktivitas enzim glukosiltransferase bakteri kariogenik, seperti S. mutans. • Menstabilkan ikatan hidropobik antara bakteri dengan jaringan mulut • Mucin mengontrol perlekatan dan agregrasi bakteri mulut. • Dalam pelikel lipid memelihara sifat kohesi plak bakteri
  • 41. Konsentrasi Lipid • Total berat kering pelikel pada individu yang resisten karies terdapat 22,1± 4 % lipid. • Pada individu yang rentan terhadap karies pelikelnya mengandung 23,7 ± 6,3 % lipid. • Pada plak gigi penderita yang tahan terhadap karies 8,7 mg/100 mg plak, sedang pada individu yang rentan karies adalah 15,7 mg/100 mg plak gigi. • Dalam kalkulus adalah 10,2% berat kering kalkulus yang terdiri dari lipid netral 61,2%, glikolipid 28% dan fosfolipid 10,2%.
  • 42. Hormon saliva • Peran belum diketahui dengan pasti. • Konsentrasi hormon saliva dapat menunjukan konsentrasi hormon plasma serum • Hormon-hormon tersebut yaitu hormon steroid (estrogen, progestins, androgen, kortikosteroid), hormon nonsteroid (khoriongonadotrophin (β-HCG), karsinoembriogenik antigen (CEA), gonadotropin dan prolaktin serta tirosin)